BAB I PENDAHULUAN. yang tinggal di desa lebih menghargai sungai. Penghargaan itu antara lain dicirikan

dokumen-dokumen yang mirip
BAB V KESIMPULAN DAN SARAN

NOMOR : U-287 TAHUN Bismillahirohmanirohimi. Komisi Fatwa Majelis Ulama Indonesia, setelah : MENIMBANG :

Pakaian bersih rapih indah

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB. I PENDAHULUAN. A.Latar Belakang Permasalahan. menerima ilmu kemudian menyebarkannya. Kaum muslimin (pria) wajib

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. masyarakatnya, terutama pada kaum perempuan. Sebagian besar kaum perempuan

BAB V PEMBAHASAN. mahasiswi Fakultas Ekonomi dan Bisnis Islam sebagai mahasiswa aktif tahun

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Penelitian

2016 REPRESENTASI SENSUALITAS PEREMPUAN DALAM IKLAN

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia merupakan salah satu negara dengan mayoritas penduduk muslim.

BAB I PENDAHULUAN. laku serta keadaan hidup pada umumnya (Daradjat, 1989). Pendapat tersebut

BAB IV ANALISIS HUKUM ISLAM TERHADAP SEWA JASA HAIR EXTENSION DI BE YOUNG SALON

ISLAM RAMAH DAN MULIAKAN PEREMPUAN. Oleh: DUSKI SAMAD. Dekan Fakultas Tarbiyah dan Keguruan IAIN Imam Bonjol

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang

BAB III MENGENAL SURAT AL-NUR AYAT bumi. Di dalamnya cahaya disebutkan dengan pengaruh-pengaruh dan

VARIASI JILBAB DI KALANGAN MAHASISWI FAKULTAS HUKUM UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SURAKARTA DALAM PERSPEKTIF HUKUM ISLAM

1 1 I 2. 3 I II. Zuhair bin Harb mengabarkan kepadaku dan Jarir juga mengabarkannya dari Suhail, dari Ayahnya, dari ayah Hurairah berkata :

BAB I PENDAHULUAN. penutup aurat wanita kini sedang ramai dipergunakan sebagai trend center dunia

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. manusia. Sebagian besar penghuni planet bumi kita dengan berbagai latar

BAB I PENDAHULUAN. aurat atau dikenal dengan istilah hijab. Di Indonesia, istilah jilbab lebih

BAB IV PERSFEKTIF HUKUM ISLAM TERHADAP KEBIASAAN MASYARAKAT KECAMATAN LINGGA BAYU MEMBUKA AURAT DI PEMANDIAN UMUM

TINJAUAN PUSTAKA. kita berpikir, merasa, maupun mengindera, baik diperoleh secara sengaja. maupun tidak sengaja (Susanto, 2011).

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. hidup tanpa bantuan orang lain untuk melakukan hubungan atau interaksi dan

BAB I PENDAHULUAN. masalah pergaulan ini tapi hanya dampak secara riel yang menjadi akibat dari

BAB I PENDAHULUAN. Islam agama yang sempurna, yang diturunkan oleh Allah SWT kepada. Nabi Muhammad SAW yang memiliki sekumpulan aturan.

BAB I PENDAHULUAN. Persaingan yang terjadi akan memaksa produsen untuk beradu dalam menciptakan

MACAM-MACAM MAHRAM 1. MAHRAM KARENA NASAB Allah berfirman:

BAB I PENDAHULUAN. Kemiskinan merupakan problematika terbesar dalam kehidupan. Sebab

BAB I PENDAHULUAN. seorang individu. Masa ini merupakan masa transisi dari kanak-kanak ke masa

BAB I PENDAHULUAN. lain walaupun hanya satu ayat.sebagaimana hadist Rosullulah Ballighu anni. sendiri, keluarga dan lingkungan sosial tempat tinggal.

BAB I PENDAHULUAN. ekonomi bagi suatu masyarakat yang diilhami oleh nilai-nilai islam. Ekonomi

ALASAN MEREKA YANG ENGGAN BERJILBAB

BAB I PENDAHULUAN. Tuhan Allah tidak hanya menciptakan laki-laki saja atau perempuan saja, tetapi lakilaki dan perempuan.

BAB I PENDAHULUAN. Artinya : Dan segala sesuatu kami ciptakan berpasang-pasangan supaya kamu mengingat kebesaran Allah. (Q.S.Adz-Dzariyat: 49).

BAB 1 PENDAHULUAN. Qanun merupakan Peraturan Perundang-undangan sejenis Peraturan

BAB I PENDAHULUAN. penting dari hidup manusia yang mempunyai fungsi lebih yaitu sebagai etika

PENGANTAR SISTEM PERGAULAN ISLAM. Suplemen Mata Kuliah Ahwal Syakhsiyyah

BAB III TINJAUAN UMUM TENTANG MANDI. Menurut bahasa yaitu al-ghasl atau al-ghusl (الغ س ل-الغ س ل) yang berarti

Tak Mau Berjilbab, Alasan dan Jawaban

TRADISI PINGIT PENGANTIN MENJELANG AKAD NIKAH DI DESA URUNG KAMPUNG DALAM KECAMATAN KUNDUR UTARA DALAM PERSPEKTIF HUKUM ISLAM SKRIPSI

- Meniti Jalan Keindahan 121. Daftar Pustaka 130

Nasihat Untuk Muslimah

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Latar Belakang Obyek

BAB I PENDAHULUAN. tetapi juga aspek muamalah, khususnya ekonomi Islam.Al-Quran secara tegas. Allah SWT berfirman dalam al-quran yang berbunyi :

BAB I PENDAHULUAN. dengan mengikuti perkembangan fashion. Fashion dianggap dapat membawa

BAB I PENDAHULUAN. Perekonomian merupakan bagian dari kehidupan manusia, dalam. berdasarkan Al-Quran Al Karimdan As-Sunnah Nabawiyah.

BAB I PENDAHULUAN. diwajibkan bagi perempuan untuk menjaga fitrahnya. Berhijab adalah. Sebagaimana kewajiban berhijab dalam Al-Qur'an Q.

ASAL MUASAL JILBAB. Sahih Bukhari 4, Number 148:

PEMAKAI BUSANA MUSLIMAH DAN AKHLAK PESERTA DIDIK SMP NEGERI 1 GUNUNG TERANG TULANG BAWANG BARAT TESIS Diajukan Kepada Program Pascasarjana

BAB I PENDAHULUAN. yang tidak sesuai dengan norma-norma yang ada. 1. diamanatkan dalam Undang-Undang Dasar

BAB I PENDAHULUAN. bagi kemajuan suatu bangsa. Masa anak-anak disebut-sebut sebagai masa. yang panjang dalam rentang kehidupan.

PENGIRIMAN TENAGA KERJA WANITA (TKW) KE LUAR NEGERI

BAB I PENDAHULUAN. publik, baik di lingkungan pemerintah maupun di lingkungan swasta.

BAB I PENDAHULUAN. (komprehensif) dan abadi ( universal) bagi seluruh umat manusia. Al Quran

BAB I PENDAHULUAN. manusia dan manusia. Salah satu yang diatur oleh Al-qur an dan Hadist adalah

PENGARUH PERNIKAHAN DINI TERHADAP PEMBENTUKAN KELUARGA SAKINAH DI KECAMATAN JENU KABUPATEN TUBAN BAB I PENDAHULUAN

BAB 5 DISKUSI, KESIMPULAN, DAN SARAN

BAB I PENDAHULUAN. dan keadaan, mengangkat dan menghilangkan segala beban umat. Hukum

Nasehat dan Teguran. Kepada Setiap Wanita Yang Meremehkan Hijab. Penyusun : Muhammad Mushthafa Abdullah al-khathib. Terjemah : Hidayat Mustafid, MA

A. Latar Belakang Masalah

BAB III METODE PENELITIAN. Dalam penelitian ini menggunakan jenis penelitian Deskriptif Kualitatif

BAB l PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Melalui upaya pendidikan Islam, nilai-nilai yang terkandung dalam ajaran Islam dapat

BAB I PENDAHULUAN. dan menganggap penting semua kerja yang produktif. 1 Pada setiap prilaku

MENTELU DI DESA SUMBEREJO KECAMATAN LAMONGAN

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Penelitian. Sejak dasawarsa 1970'an, fenomena kebangkitan Islam

Bahaya Zina dan Sebab Pengantarnya

BAB I PENDAHULUAN. berusaha dan berdo a ( ikhtiar). Setiap manusia dalam kehidupannya dituntut

BAB I PENDAHULUAN. mendapatkan harta agar seseorang dapat memenuhi kebutuhannya, menikmati

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Siti Alifah Bezlina,2013

BAB I PENDAHULUAN. yaitu kecantikan ragawi dan juga inner beauty atau kecantikan dari dalam.

KONSEP MENUTUP AURAT DALAM AL-QUR AN SURAT AL-NŪR AYAT DAN IMPLEMENTASINYA DALAM PENDIDIKAN ISLAM

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Jumlah perempuan muslimah yang telah menggunakan jilbab saat

BAB I PENDAHULUAN. berfungsi sebagai perhiasan dan kecantikan bagi yang mengenakannya secara

pertahun yang semakin meningkat dari tahun ke tahun. 2 pertumbuhan ekonomi terutama di Indonesia. Sektor perikanan merupakan hal

BAB IV ANALISIS KONSEP MENUTUP AURAT DALAM AL-QUR AN SURAT AL-NŪR AYAT DAN IMPLEMENTASINYA DALAM PENDIDIKAN ISLAM

BAB I PENDAHULUAN. Kecamatan Kampar ini dahulunya mereka berdagang di Pasar Usang.

Fatwa Pornografi dan Pornoaksi Thursday, 13 April 2006

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilakukan di Desa Lereng Kecamatan Kuok Kabupaten

III METODOLOGI PENELITIAN

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. seluruh umat Muslim di dunia. Dalam ibadah yang disyariatkan Allah kepada

BAB I PENDAHULUAN. masalah ini disebabkan, salah satu tolok ukur kemajuan suatu negara adalah dari

BAB I PENDAHULUAN. kegiatan bisnis, dan hal tersebut juga diatur dalam Al-Qur an. Konsep Al- dunia, tetapi juga menyangkut urusan akhirat.

Fashion dalam perspektif Pendidikan Agama Islam

BAB IV ANALISIS PESAN RELIGIUS FOTOGRAFI HIJAB ISLAMI PUTRI HIJAB LAMPUNG

BAB I PENDAHULUAN. ekonomi harus diperhatikan keserasianya, keselarasan, serta keseimbangan 1.

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB I PENDAHULUAN. ajaran Islam sangat mementingkan pemeliharaan terhadap lima hal, yaitu

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Konteks Masalah

POLIGAMI DIBAWAH TANGAN DAN DAMPAKNYA TERHADAP TANGGUNG JAWAB SUAMI PADA KELUARGA DI DESA SUKA MULYA KECAMATAN BANGKINANG KABUPATEN KAMPAR SKRIPSI

BAB I PENDAHULUAN. 1 Yevis Marty Oesman, Sukses Mengelola Marketting mix, CRM,

BAB I PENDAHULUAN. pertanggung jawabannya di akhirat kelak. memperoleh dan memanfaatkan sumber daya yang memiliki nilai ekonomis

BAB I PENDAHULUAN. hubungan biologis antara laki-laki dan perempuan untuk meneruskan keturunan. Hal

BAB I PENDAHULUAN. Setiap manusia mempunyai kepentingan yang berbeda-beda, maka. satu dengan lainnya dalam berbagai kepentingan. 1

1223/2 LATIH TUBI PENDIDIKAN ISLAM 2004 SET 5

Munakahat ZULKIFLI, MA

BAB III METODE PENELITIAN. kualitatif, di mana dalam pelaksanaan dilakukan secara alamiah, apa adanya,

BAB I PENDAHULUAN. busana yang ketat dan menonjolkan lekuk tubuhnya. istilah jilboobs baru muncul belakangan ini.

BAB I PENDAHULUAN. orang lain. Dan dengan meninggalnya seseorang tersebut, maka terjadi proses

BAB I PENDAHULUAN. suatu kelompok dan kemampuan manusia dalam hidup berkelompok ini dinamakan zoon

POPULARITAS HIJAB STYLE

Transkripsi:

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Ruang pemukiman pada dasarnya merupakan pencerminan budaya masyarakat setempat, dimana antara satu wilayah dengan wilayah lain dapat berbeda. Mereka yang tinggal di desa lebih menghargai sungai. Penghargaan itu antara lain dicirikan oleh posisi rumah yang mereka bangun di sekitar sungai. Di berbagai desa yang belum tersentuh industrialisasi, rumah-rumah biasanya dibangun menghadap ke sungai, dengan jamban ada di belakang atau samping rumah. Dengan posisi jamban di bagian belakang rumah, praktis tempat pelepasan limbah itu lebih dekat ke badan sungai. Kodrat sebagai manusia memiliki pengetahuan dan daya nalar yang terbatas. Keterbatasan itu memaksa manusia untuk mengakui dan menerima hal-hal yang di luar jangkauannya. Atas dasar keterbatasan itu lahirlah agama yang dikatakan sebagai ekspresi ketidakmampuan manusia untuk menangkap atau menerangkan dengan akal pikiran gejala-gejala yang ada di alam. Pada sisi yang lain, agama juga bisa muncul akibat adanya krisis-krisis yang membuat gelisah dalam kehidupan manusia. Ia ingin kegelisahan itu hilang dan menemukan agama sebagai jawabannya. Karena itu James Martineau mengartikan agama sebagai keyakinan dalam hati terhadap kekuatan maha dahsyat yang mengatur alam semesta. 1 1 Jalaluddin Rahmat, Psikologi Agama, (Bandung: Mizan, 2005), Cet ke 2, h. 21 1 1

Kebiasaan mandi dan mencuci dan buang air di sungai merupakan kebiasaan yang telah dilakukan masyarakat di Nusantara ini sejak dahulu. Tulisan dari Achmad Sunjaya dalam artikelnya yang berjudul Mandi dari Masa ke Masa mengatakan bahwa pada abad ke-17 orang Asia lebih dahulu memiliki kebiasaan mandi dengan menggunakan air mengalir dibandingkan orang Eropa yang antipati dengan kebiasaan itu. Orang Asia telah memanfaatkan sungai sebagai tempat untuk membersihkan tubuh. Oleh karena itu mereka senang tinggal di tepi aliran sungai. Jika tidak ada sungai, orang menuangkan seember air sumur di kepala mereka. Cara mandi seperti ini cenderung melarutkan bakteri tubuh bagian bawah menjauh dari kepala. Praktik ini lebih aman dibandingkan dengan mandi di dalam bak yang sama untuk semua anggota keluarga. Sungai menjadi tempat aktifitas membersihkan diri dan pakaian selain airnya digunakan sebagai irigasi ataupun untuk air minum pada masa dulu. 2 Ada sebuah sungai di Desa Koto Tuo, aliran sungai ini dimulai dari kawasan hutan lindung, melewati PLTA Koto Panjang, masayarakat setempat menyebut sungai ini dengan nama Kampar yang sehari-hari disebut juga dengan Kampau. Aliran sungai Kampar ini melewat beberapa daerah Kuok, Bangkinang dan lainnya. Dulu sungai ini berfungsi sekali bagi masyarakat di desa Koto Tuo, sebab sungai ini berfungsi sebagai tempat mandi, mencuci, dan kakus (MCK). Sungai ini baik Pagi, Siang dan Sore hari selalu dikunjungi, sebab dahulu pada awal pindah di 2 http://baltyra.com/2012/03/07/mandi-dan-mencuci-di-sungai-semakin-menghilang/, Akses tanggal 7 Juni 2012 2

lokasi ini sumur di desa Koto Tuo ditetapkan satu sumur tiga rumah, ada yang epat rumah satu sumur, dan ada yang satu sumur dua rumah. 3 Jadi semenjak sumur mulai dikonsumsi oleh masyarakat Desa Koto Tuo disitulah masyarakat Desa Koto Tuo mendi, mencuci pakaian, mencuci piring, untuk mengambil air minum. Dan kemudian sumur mulai berangsur-angsur susah mendapatkan air untuk segala aktifitas sehari-hari. Di samping itu, walaupun ada sungai untuk bisa mendapatkan air lagi, tetapi masyarakat Desa Koto Tuo sulit untuk pergi kesungai karena sungai jauh dari rumah masyarakat. 4 Dan berkembangnya teknologi dan kemajuan ilmu pengetahuan manusia, sungai dan sumur yang biasanya menjadi tempat segala aktivitas masyarakat di Desa Koto Tuo, pada awal tahun 1991 masyarakat Desa Koto Tuo mendapatkan bantuan dari Pemerintah Kabupaten Kampar untuk membuat penampungan air, dan sumber airnya dari Sungai Kamapar. Tempat penampungan air ini digunakan oleh masyarakat Desa Koto Tuo untuk tempat mandi, mencuci, dan air minum. 5 Untuk Mengisi penampungan air ini yang dinamakan PAM airnya diambil dari Sungai Kampar dengan cara mengalirkan airnya melalui pipa yang ditempatkan kedalam sungai Kampar dan air mengalir melalui pipa tersebut ke tempat penampungan air PAM yang dibangun oleh Pemerintahan Kabupaten Kampar. 3 Syeifuddin, (Kepala Desa Koto Tuo), wawancar, Desa Koto Tuo, tanggal 30 Mei 2012 4 http://nafriandi-naf.blogspot.com/2010/02/keberadaan-sungai-rutopang-di-desa.html, Akses tanggal 7 Juni 2012 5 Zen Habibi, (Kepala Dusun I Koto Nansabar), wawancara, Desa Koto Tuo, Tanggal 6 Juni 2012 3

Penampungan air PAM pada awalnya merupankan tempat pengambilan air minum saja, dan dimanfaatkan juga untuk mandi, mencuci dan sebagainya oleh masyarakat Desa Koto Tuo. Pemerintah Kabupaten Kampar membangun sumur dalam 3 (tiga) rumah 1 (satu) sumur, dan dalam dua rumah satu sumur, dan bahkan dalam empat rumah satu sumur, karena air sumur sulit untuk didapatkan. Maka masyarakat Desa Koto Tuo menggunakan air PAM untuk tempat mandi, mencuci dan lain sebagainya. Dan yang mandi di sana adalah masyarakat Desa Koto Tuo baik lakilaki dan perempuan. 6 Pada dasarnya tempat mandi tersebut tidak didinding, diatap, namun penampungan air PAM tersebut terletak di depan rumah-rumah masyarakat Desa Koto Tuo. Namun demikian pembatas antara perempun dan laki-laki adalah tempat penampung air PAM saja, dan pakainnya saat mandi kalau yang laki-laki memakai hawai, sedangkan yang perempuan memakai kain sarung untuk menutup badan mereka sampai batas leher. Sedangkan cara mengambil air untuk mandi tersebut dengan menggunakan gayung (timba) langsung kepenampungan air PAM. 7 Tradisi mandi satu lokasi di Desa Koto Tuo ini tentu berkaitan dengan aurat bagi laki-laki dan wanita. Masalah aurat wanita merupakan batas-batas yang ditentukan dalam kehidupan sehari-hari. aurat dalam kehidupan akan berhubungan pula dengan seorang diri di tempat tertutup atau di dalam gelap, di hadapan muhrim, bersama perempuan muslim, bersama perempuan bukan Islam dan akhirnya di 6 Fachrudin, (Imam Masjid Al -Hikmah Koto Tuo), wawancara, Desa Koto Tuo,Tanggal 7 Juni 2012 7 Syarifah Nur, (Masyarakat), wawancara, Desa Koto Tuo, Tanggal 8 Juni 2012 4

hadapan lelaki bukan muhrim. Dalam al-quran Allah SWT Firman pada Surat an- Nuur: 5

Artinya; Katakanlah kepada wanita yang beriman: Hendaklah mereka menahan pandangannya, dan kemaluannya, dan janganlah mereka menampakkan perhiasannya, kecuali yang (biasa) nampak dari padanya. dan hendaklah mereka menutupkan kain kudung kedadanya, dan janganlah menampakkan perhiasannya kecuali kepada suami mereka, atau ayah mereka, atau ayah suami mereka, atau putera-putera mereka, atau putera-putera suami mereka, atau Saudara-saudara laki-laki mereka, atau putera-putera saudara lelaki mereka, atau putera-putera saudara perempuan mereka, atau wanitawanita islam, atau budak- budak yang mereka miliki, atau pelayan-pelayan lakilaki yang tidak mempunyai keinginan (terhadap wanita) atau anak -anak yang belum mengerti tentang aurat wanita. dan janganlah mereka memukulkan kakinyua agar diketahui perhiasan yang mereka sembunyikan. dan bertaubatlah kamu sekalian kepada Allah, Hai orang-orang yang beriman supaya kamu beruntung. 8 (Q.S. an-nuur: 31) Islam memberikan aturan tentang aurat perempuan yang boleh dilihat dalam hubungan antara laki-laki dan perempuan yang bukan mahram. Aurat perempuan adalah seluruh badan atau tubuh kecuali muka dan telapak tangan. Hal ini telah dijelaskan Allah SWT dalam Firmannya surat al-ahzab berikut ini; 8 Depertemen Agama RI, Al-Qur an Terjemahan, (Jakarta: Yayasan Penyelenggaraan Terjemahan Al-Qur an, 1987), hal. 397 6

Artinya; Hai nabi, Katakanlah kepada isteri-isterimu, anak-anak perempuanmu dan isteri-isteri orang mukmin: Hendaklah mereka mengulurkan jilbabnya ke seluruh tubuh mereka. yang demikian itu supaya mereka lebih mudah untuk dikenal, Karena itu mereka tidak di ganggu. dan Allah adalah Maha Pengampun lagi Maha Penyayang. 9 (Q.S. al-ahzab: 59) Dari ayat al-qur an di atas aurat mempunyai dua pengertian. Pertama pengertian khusus, yaitu kemaluan dan yang berkaitan secara fisik. Kedua, pengertian umum, yaitu apa saja yang dilihat kurang menyenangkan kalau dilihat oleh orang lain, baik yang bersifat fisik maupun moral. Dan tradisi mandi antara perampuan dan laki-laki satu lokasi di masyarakat Desa Koto Tuo itu sudah menjadi kebiasaan. Berdasarkan fenomena-fenomena di atas penulis tertarik untuk mengangkatnya menjadi sebuah penelitian yang berjudul: Mandi Satu Lokasi Antara Laki-Laki Dan Perempuan menurut Menurut Hukum Islam (Studi Kasus Desa Koto Tuo Kecamatan XIII Kampar Kabupaten Kampar). B. Alasan Pemilihan Judul Adapun alasan memelih judul ini adalah sebagai berikut: 9 Depertemen Agama RI, Ibid 7

1. Menurut penulis masalah ini sangat menarik untuk diteliti, karena mandi satu lokasi di Desa Koto Tuo. Telah menjadi kebiasaan penduduk hal seperti itu tidak dibenarkan dalam Islam. 2. Tradisi tersebut terjadi ditempat kediaman penulis, yang penduduknya 100% Islam, penulis akan lebih mudah melaksanakan penelitian. C. Batasan Masalah Batasan masalah dalam penelitian ini adalah Mandi Satu lokasi Antara Laki- Laki Dan Perempuan Menurut Hukum Islam (Studi Kasus Desa Koto Tuo Kecamatan XIII Kota Kampar Kabupaten Kampar, penulis membatasi penelitian ini terhadap orang yang melakukan mandi pada satu lokasi di tempat penampungan air PAM di Desa Koto Tuo. D. Rumusan Masalah Yang menjadi rumusan masalah dalam penelitian ini adalah 1. Bagaimana tradisi mandi satu lokasi antara laki-laki dan perempuan Desa Koto Tuo Kecamatan XIII Koto Kampar Kabupaten Kampar? 2. Bagaimana Analisa hukum Islam terhadap tradisi mandi satu lokasi antara lakilaki dan perempuan di Desa Koto Tuo Kecamatan XIII Koto Kampar? E. Tujuan dan Kegunaan Penelitian 1. Tujuan Penelitian Yang menjadi tujuan penelitian ini adalah: 8

a. Untuk mengetahui tradisi mandi satu lokasi antara laki-laki dan perempuan Desa Koto Tuo Kecamatan XIII Koto Kampar Kabupaten Kampar. b. Untuk mengetahui latar belakang dan dampak mandi satu lokasi antara laki-laki dan perempuan c. Untuk mengetahui Analisa hukum Islam terhadap tradisi mandi satu lokasi antara laki-laki dan perempuan di Desa Koto Tuo Kecamatan XIII Koto Kampar. 2. Kegunaan Penelitian a. Penelitian ini diharapkan dapat untuk menambah pengetahuan, juga sebagai informasi terhadap umat Islam khususnya Mandi Satu Lokasi Antara Laki-Laki Dan Perempuan. b. Sebagai salah satu syarat dalam menyelesaikan studi pada Fakultas Syari ah dan Ilmu Hukum, juga diharapkan sebagai bahan rujukan kepustakaan serta pengembangan cakrawala pemikiran bagi penulis. F. Metode Penelitian a. Lokasi Penelitian Penelitian ini adalah penelitian lapangan yang dilakukan di Desa Koto Tuo Kecamatan XIII Kampar Kabupaten Kampar. b. Subjek dan Objek Penelitian a. Subjek Penelitian 9

Yang menjadi subjek dalam penelitian ini adalah masyarakat Desa Koto Tuo Kecamatan XIII Koto Kampar b. Objek Penelitian Yang menjadi objek dari penelitian ini adalah mandi satu lokasi antara lakilaki dan perempuan di Desa Koto Tuo Kecamatan XIII Koto Kampar c. Populasi dan Sampel Masyarakat Desa Koto Tuo menggunakan PAM sebagai tempat mandi jumlah mereka 150 orang. Dengan demikian populasinya berjumlah 150 orang. Untuk menentukan sampel penelitian ini, peneliti menggunakan tekhnik random sampling, yaitu mengambil sampel secara acak. Dari jumlah populasi tersebut, peneliti menetapkan sampel penelitian 30% dari jumlah populasi, jadi sampel penelitian ini 45 orang. 10 d. Sumber Data Dalam penelitian ini data yang dipergunakan meliputi data primer dan data sekunder dikumpulkan: a. Data Primer Adalah data yang diperoleh dari lapangan atau tempat penelitian berupa hasil obsevasi, wawancara, dan angket yang diberikan kepada responden dan tokoh-tokoh masyarakat. b. Data Sekunder 10 Riduwan, Belajar Mudah Penelitian untuk Guru-Karyawan dan Peneliti Pemula, (Bandung: Alfabeta, 2005), h. 65 10

Data yang diperoleh dari buku-buku, buletin dan artikel-artikel dan pendapat para ahli yang kaitannya dengan penelitian ini. G. Teknik Pengumpulan Data Data yang dikumpulkan sesuai dengan sifat penelitian yaitu lapangan dan perpustakaan, dengan demikian untuk memperoleh data lapangan, maka penulis menggunakan beberapa teknik: a. Observasi Adalah suatu metode pengumpulan data melalui pengamatan langsung terhadap masalah yang terjadi dilapangan yang merupakan data primer. b. Wawancara Yaitu suatu metode pengumpulan data yang dilakukan dengan tanya jawab yang dilakukan oleh peneliti kepada tokoh-tokoh masyarakat. c. Angket (kuesioner) Yaitu suatu metode pengumpulan data yang dilakukan dengan membuat daftar pertanyaan yang diajukan kepada sampel penelitian yang telah ditetapkan untuk menjawab permasalahan yang diteliti. H. Analisa Data Analisa Data Deskriptif Kualitatif yaitu metode analisa data dengan cara mengklasifikasikan data-data berdasarkan persamaan jenis dari data-data tersebut dan diuraikan sehingga diperoleh suatu gambaran yang utuh. Adapun 11

data tersebut akan ditabulasikan kedalam bentuk tabel-tabel berdasarkan frekuensi dari permasalahan. Kemudian diuraikan berdasarkan persentasenya masing-masing. I. Metode Penulisan Dalam penulisan penelitian ini menggunakan metode sebagai berikut: a. Deduktif Yaitu penulis menggunakan kaedah-kaedah atau pendapat yang bersifat umum dan diambil kesimpulan secara khusus. b. Induktif Yaitu penulis mengunakan fakta-fakta atau gejala-gejala yang bersifat khusus dan diambil kesimpulan yang bersifat umum. c. Deskriptif Yaitu metode penulisan dengan jalan menggunakan data-data yang diperlukan apa adanya, dan dapat disusun menurut yang diperlukan dalam penelitian. J. Sistematika Penulisan Untuk memudahkan bagi pembaca dalam menganalisa dan memahami hasil dari penelitian ini, maka dibuatlah satu sistematika penulisan yang dibagi atas beberapa bab sebagai berikut: 12

Bab I : Merupakan bab pendahuluan yang terdiri dari Latar Belakang Masalah, Batasan Masalah, Perumusan Masalah, Tujuan dan Kegunaan Penelitian, Metode Penulisan, dan Sistematika penulisan. Bab II : Gambaran umum tentang Lokasi Penelitian Desa Koto Tuo, Geografis, Demografis, ekonomi, pendidikan dan adat istiadat Bab III : Tinjauan umum tentang Mandi, Pengertian Mandi yang bersih, Macammacam Mandi, Aurat waktu Mandi. Adab ketika mandi Bab IV: Berisikan tentang tradisi mandi satu lokasi antara laki-laki dan perempuan Desa Koto Tuo Kecamatan XIII Koto Kampar Kabupaten Kampar. Dampak positif/negatif mandi satu lokasi pada masyarakat Desa Koto Tuo Kecamatan XIII Koto Kampar Kabupaten Kampar menurut Hukum Islam terhadap tradisi mandi satu lokasi di Desa Koto Tuo. Dan Analisa hukum Islam terhadap tradisi mandi satu lokasi antara laki-laki dan perempuan di Desa Koto Tuo Kecamatan XIII Koto Kampar. Bab V : merupakan bab penutup yang terdiri dari Kesimpulan dan Saran 13