EVALUASI PENERAPAN TEKNOLOGI INFORMASI PADA DINAS KELAUTAN DAN PERIKANAN PROVINSI SUMATERA SELATAN MENGGUNAKAN PENDEKATAN FRAMEWORK COBIT VERSI 5.

dokumen-dokumen yang mirip
PENDAHULUAN Dengan seiring pesatnya perkembangan Teknologi Informasi yang terjadi sekarang ini khususnya di negara kita Indonesia. Teknologi tidak lag

1 BAB I PENDAHULUAN. penting bagi hampir semua organisasi perusahaan karena dipercaya dapat

1. Pendahuluan 2. Kajian Pustaka

TATA KELOLA TEKNOLOGI INFORMASI PADA DOMAIN PO (PLAN AND ORGANIZE) MENGGUNAKAN FRAMEWORK COBIT 4.1 (STUDI KASUS DI RENTAL MOBIL PT.

ANALISIS TINGKAT KEMATANGAN (MATURITY LEVEL) TEKNOLOGI INFORMASI PADA PUSTAKA MENGGUNAKAN COBIT 4.1

Cobit memiliki 4 Cakupan Domain : 1. Perencanaan dan Organisasi (Plan and organise)

Bab II Tinjauan Pustaka

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

BAB VIII Control Objective for Information and related Technology (COBIT)

Mengenal COBIT: Framework untuk Tata Kelola TI

Bab I Pendahuluan. I.1 Latar Belakang

AUDIT TATA KELOLA TEKNOLOGI INFORMASI PADA COMPUTER PLUS DENGAN MENGGUNAKAN COBIT 4.1

Tulisan ini bersumber dari : WikiPedia dan penulis mencoba menambahkan

BEST PRACTICES ITG di Perusahaan. Titien S. Sukamto

AUDIT SISTEM INFORMASI GRUP ASESMEN EKONOMI DAN KEUANGAN BANK INDONESIA WILAYAH IV DITINJAU DARI IT GOAL 7 MENGGUNAKAN STANDAR COBIT 4.

Fikri Aditya Tri Andikaputra, Ana Hadiana

AUDIT MANAJEMEN TEKNOLOGI INFORMASI DENGAN MENGGUNAKAN COBIT 4.1 PADA SISTEM TRANSAKSI KEUANGAN

STUDI PENERAPAN IT GOVERNANCE UNTUK MENUNJANG IMPLEMENTASI APLIKASI PENJUALAN DI PT MDP SALES

PENILAIAN TATA KELOLA TEKNOLOGI INFORMASI PADA APLIKASI CSBO DENGAN MENGGUNAKAN FRAMEWORK COBIT 4.0

PENGUKURAN TINGKAT MATURITY TATA KELOLA SISTEM INFORMASI RUMAH SAKIT DENGAN MENGGUNAKAN FRAMEWORK COBIT VERSI 4.1 (Studi Kasus : Rumah Sakit A )

BAB I PENDAHULUAN. Salah satu aktivitas penunjang yang cukup penting pada PT sebagai

1. Pendahuluan Teknologi Informasi saat ini menjadi bagian yang tak terpisahkan dan terintegrasi dengan tujuan bisnis organisasi. Bagaimana teknologi

PENGUKURAN MANAJEMEN SUMBER DAYA TI DENGAN MENGGUNAKAN METODE COBIT PADA PT.PUPUK SRIWIJAYA PALEMBANG

Taryana Suryana. M.Kom

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

RAHMADINI DARWAS. Program Magister Sistem Informasi Akuntansi Jakarta 2010, Universitas Gunadarma Abstrak

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Sistem Informasi merupakan kumpulan elemen-elemen/sumberdaya dan

BAB I PENDAHULUAN. I.1. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Perguruan Tinggi (PT) merupakan institusi yang memberikan pelayanan

Audit dan Analisis Sistem Informasi Bagian Produksi Perusahaan Manufaktur Menggunakan Framework COBIT 4.1

ANALISIS TINGKAT KEMATANGAN SISTEM INFORMASI PERPUSTAKAAN DI STIKES SURYA GLOBAL YOGYAKARTA

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang. Dewasa ini, perkembangan perangkat keras begitu pesat, seiring

ANALISIS TATA KELOLA TI PADA INNOVATION CENTER (IC) STMIK AMIKOM YOGYAKARTA MENGGUNAKAN MODEL 6 MATURITY ATTRIBUTE

Bab I Pendahuluan I. 1 Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN. Pada saat sekarang ini operasional bisnis dijalankan dengan. dukungan teknologi informasi. Dengan semakin berkembangnya teknologi

COBIT dalam Kaitannya dengan Trust Framework

PENGUKURAN KINERJA TEKNOLOGI INFORMASI PADA SISTEM INFORMASI AKADEMIK JURUSAN DI UNIVERSITAS GUNADARMA DENGAN MENGGUNAKAN KERANGKA KERJA COBIT 4.

Jurnal Sistem Informasi Dan Bisnis Cerdas (SIBC) Vol. 10, No. 2. Agustus 2017

BAB I PENDAHULUAN. Audit sistem informasi ini memiliki tujuan untuk menciptakan Good

COBIT (Control Objectives for Information and Related Technology)

PENILAIAN KESELARASAN ANTARA TUJUAN BISNIS DAN TEKNOLOGI INFORMASI DI PT SARANA LUAS MAJU KIMIA

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah

Dr. Imam Subaweh, SE., MM., Ak., CA

PENGUKURAN TINGKAT KEMATANGAN PADA PENDUKUNG JARINGAN SITU DENGAN MENGGUNAKAN FRAMEWORK COBIT 4.1

BAB II LANDASAN TEORI

BABl. Pesatnya perkembangan teknologi, sehingga perkembangan sistem informasi

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

pelaksanaan aktifitas dan fungsi pengolahan data pada Sistem Informasi Akademik (SIAKAD) di STMIK Catur Sakti Kendari. Untuk mengoptimalkan

BAB II LANDASAN TEORI. audit keamanan informasi. Framework yang digunakan pada penelitian ini yaitu

BAB I PENDAHULUAN. Pada era ini perguruan tinggi sangat berperan penting dalam. merupakan tempat dimana mahasiswa dapat menimba ilmu dan tempat untuk

AUDIT SISTEM INFORMASI PADA RUMAH SAKIT UMUM DAERAH BANYUMAS MENGGUNAKAN FRAMEWORK COBIT 4.1 ABSTRAK

PENGUKURAN TINGKAT KEMATANGAN SIPMB MENGGUNAKAN MATURITY MODEL PROSES MENGELOLA DATA (DS11)

* Keywords: Governance, Information Technology Infrastructure, COBIT

ANALISIS TATA KELOLA TEKNOLOGI INFORMASI PADA BAGIAN LOGISTIK PERGURUAN TINGGI (STUDI KASUS: UKSW SALATIGA)

BAB II LANDASAN TEORI

I. BAB I PENDAHULUAN I.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. perkembangan yang begitu pesat. Sistem informasi dan teknologi turut

TINGKAT KEMATANGAN TATA KELOLA TEKNOLOGI INFORMASI UNIVERSITAS XYZ DOMAIN MONITOR AND EVALUATE (ME) FRAMEWORK COBIT 4.0

PENGUKURAN MATURITY LEVEL PADA AL-IRSYAD AL- ISLAMIYYAH UNTUK MEMPERBAIKI KINERJA KEUANGAN DAN PELANGGAN MENGGUNAKAN KERANGKA KERJA COBIT 4.

BAB III METODE PENELITIAN. Langkah pelaksanaan audit sistem informasi berdasarkan best practice

MENGUKUR TINGKAT KESELARASAN TI BERDASARKAN PERSPEKTIF KEUANGAN MENGGUNAKAN FRAMEWORK COBIT 4.1 (Studi Kasus: PT. Bess Finance Surabaya)

EVALUASI SISTEM INFORMASI MANAJEMEN KEPEGAWAIAN (SIMPEG) MENGGUNAKAN FRAMEWORK COBIT 4.1 (Studi Kasus : Kementerian Agama Kantor Kota Pekanbaru)

BAB I PENDAHULUAN. umum TNI AL. Merupakan bagian dari Puspom TNI yang berperan

MODEL PENILAIAN KAPABILITAS PROSES OPTIMASI RESIKO TI BERDASARKAN COBIT 5

BAB I PENDAHULUAN. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. pada bidang teknologi sistem informasi dan manajemen. Dua ilmu yang

Dosen : Lily Wulandari

Gambar I.1 Contribution of IT to the Business Sumber : (ITGI, 2011)

Manajemen Informatika, Fakultas Teknik, Universitas Trunojoyo Madura Telp

Pengukuran Tingkat Kematangan Teknologi Informasi Menggunakan Cobit 4.1 Pada Universitas Jenderal Achmad Yani

AUDIT SISTEM INFORMASI PERPUSTAKAAN MENGGUNAKAN DOMAIN ACQUIRE AND IMPLEMENT BERBASIS COBIT 4.1 PADA PERPUSTAKAAN DI PERGURUAN TINGGI SWASTA SURABAYA

BAB III METODE PENELITIAN. Pada Bab III akan dilakukan pembahasan dimulai dengan profil

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah

Pendahuluan Tinjauan Pustaka

REKOMENDASI PENGEMBANGAN IT GOVERNANCE

Irman Hariman., 2 Purna Riawan 2

Audit Tata Kelola Teknologi Informasi Menggunakan COBIT 4.1 Pada PTPN VII Unit Usaha Betung

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang. Dili Institute of Technology (DIT) adalah salah satu perguruan tinggi swasta

Tingkat Kematangan Teknologi Informasi Menggunakan Framework COBIT pada Layanan Teknologi Informasi (Studi Kasus : STIE MDP)

ANALISIS PENGUKURAN TATA KELOLA TEKNOLOGI DAN SISTEM INFORMASI DENGAN FRAMEWORK COBIT VERSI 4.0 STUDI KASUS PT. SEMESTA TEKNOLOGI PRATAMA

Developing IT Governance Through Establishment of R,G,S for The Integrated MIS (Studi Kasus : Institut Teknologi Bandung)

BAB II LANDASAN TEORI

AUDIT SISTEM INFORMASI PADA DIGILIB UNIVERSITAS XYZ MENGGUNAKAN KERANGKA KERJA COBIT 4.0

BAB 2 LANDASAN TEORI. komponen. Melalui pendekatan prosedur, sistem dapat didefinisikan sebagai

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

Analisa Nilai Maturitas Dan Tata Kelola Teknologi Informasi Menggunakan Model COBIT Versi 4.1 (Studi Kasus BOB PT.Bumi Siak Pusako- Pertamina Hulu)

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Pemanfaatan teknologi informasi (TI) saat ini tidak dapat diabaikan, karena

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

Mengukur Resource Management Terhadap Sistem Informasi Penjualan Store pada MDP IT Superstore Palembang

PERANCANGAN TATA KELOLA TEKNOLOGI INFORMASI PADA PROSES MANAJEMEN PROYEK TI MENGGUNAKAN COBIT 4.1 (STUDI KASUS PUSDATA KEMENTERIAN PEKERJAAN UMUM)

BAB III METODOLOGI. Dalam penyusunan thesis ini kerangka berpikir yang akan digunakan adalah untuk

AUDIT SISTEM INFORMASI MENGGUNAKAN FRAMEWORK COBIT 4.1 PADA E-LEARNING UNISNU JEPARA

11-12 Struktur, Proses dan Mekanisme Tata Kelola Teknologi Informasi

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang

TATA KELOLA TEKNOLOGI INFORMASI

BAB II LANDASAN TEORI

PENGGUNAAN FRAMEWORK COBIT UNTUK MENILAI TATA KELOLA TI DI DINAS PPKAD PROV.KEP.BANGKA BELITUNG Wishnu Aribowo 1), Lili Indah 2)

Framework Penyusunan Tata Kelola TI

Riska Puspita Sari 1, Aryo Nugroho,ST,S.Kom., MT 2, Immah Inayati,S.Kom., M.Kom., M.BA 3. Abstrak

Transkripsi:

EVALUASI PENERAPAN TEKNOLOGI INFORMASI PADA DINAS KELAUTAN DAN PERIKANAN PROVINSI SUMATERA SELATAN MENGGUNAKAN PENDEKATAN FRAMEWORK COBIT VERSI 5.0 PROPOSAL PENELITIAN Diajukan guna melakukan penelitian skripsi OLEH: CANDRA SAPUTRA 08142113 PROGRAM STUDI TEKNIK INFORMATIKA FAKULTAS ILMU KOMPUTER UNIVERSITAS BINA DARMA PALEMBANG TAHUN 2013

2

3

4

5 PROPOSAL PENELITIAN EVALUASI PENERAPAN TEKNOLOGI INFORMASI PADA DINAS KELAUTAN DAN PERIKANAN PROVINSI SUMATERA SELATAN MENGGUNAKAN PENDEKATAN FRAMEWORK COBIT VERSI 5.0 I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Di era globalisasi saat ini, kebutuhan akan informasi sangat penting. Apalagi informasi tersebut disertai dengan kecepatan, ketepatan, dan keakuratan informasi yang diterima menjadi tuntutan utama. Pengelolaan sistem informasi yang cepat dan tepat akan sangat membantu suatu instansi pemerintah ataupun swasta dalam mencapai target tujuannya. Pesatnya perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi khususnya dibidang teknologi internet sangat berperan dalam berbagai aspek kehidupan. Tata kelola teknologi informasi mempunyai banyak sekali tools, salah satunya adalah COBIT. Control objective for information and related technology, disingkat COBIT merupakan suatu panduan standar praktik manajemen teknologi informasi. Standar COBIT dikeluarkan oleh IT Governance Institute yang merupakan bagian dari ISACA. COBIT memiliki 4 cakupan domain yaitu, perencanaan dan organisasi (plan and organise), pengadaan dan implementasi (acquire and implement), Pengantaran dan dukungan (deliver and support), Pengawasan dan evaluasi (monitor and evaluate). COBIT Framework menyediakan ukuran, indicator, proses dan kumpulan praktik terbaik untuk membantu instansi lebih optimal dari pengolahan teknologi 1

6 informasi dan mengembangkan terhadap pengendalian terhadap menejemen teknologi informasi yang pantas untuk suatu organisasi. Dengan demikian instansi akan merasa bahwa investasi teknologi informasi mereka membawa keuntungan maksimal bagi proses kinerja mereka. Dinas Kelauatan dan Perikanan Sumatera Selatan merupakan salah satu dinas yang ada pada pemerintahan Provinsi Sumatera Selatan. Penerapan teknologi informasi pada Dinas Kelauatan dan Perikanan Sumatera Selatan sudah digunakan yaitu dengan adanya website Dinas Kelauatan dan Perikanan Sumatera Selatan yang beralamat http://www.dkp.sumselprov.go.id/. Permasalahan dari adanya website tersebut, terdapatnya kelemahan-kelemahan seperti bentuk yang sederhana sehingga menimbulkan kesan yang kurang menarik, kurang optimal informasi yang didapatkan oleh masyarakat karena belum adanya informasi khusus tentang kelauatan dan perikanan di Provinsi Sumatera Selatan. Solusi dari permasalahan diatas masih memiliki beberapa kelemahankelemahan dan berdasarkan atas kelemahan-kelemahan yang telah diuraikan pada bagian sebelumnya diatas, dengan diterapkannya metode COBIT diharapkan kinerja website dapat lebih baik dan terorganisir sehingga tujuan untuk meningkatkan efisiensi dan efektivitas pembelajaran pada peserta didik dengan memanfaatkan teknologi informasi dan komunikasi serta media komunikasi dapat tercapai juga dapat memberikan kontribusi bagi dinas. Dengan COBIT, diharapkan penggunaan website sesuai dengan kebutuhan pengguna dan dapat menghasilkan kerja yang efisien dan efektif serta membuat

7 penggunaan dan pengelolaannya mempertimbangkan integrasi dimana hardware, software dan perangkat manusia membangun integrasi. Berdasarkan uraian-uraian di atas maka ditentukan permasalahan sebagai bahan penelitian untuk proposal. Adapun judul yang dipilih yaitu Evaluasi Penerapan Teknologi Informasi Pada Dinas Kelauatan dan Perikanan Sumatera Selatan Menggunakan Pendekatan Framework Cobit Versi 5.0. 1.2 Rumusan Masalah Berdasarkan latar belakang yang telah diuraikan, merumuskan masalah yaitu Bagaimana mengevaluasi penerapan teknologi informasi pada Dinas Kelauatan dan Perikanan Sumatera Selatan menggunakan pendekatan framework cobit versi 5.0?. 1.3 Batasan Masalah Agar pembahasan lebih terarah, maka membatasi permasalahan pada mengevaluasi penerapan teknologi informasi pada Dinas Kelauatan dan Perikanan Sumatera Selatan menggunakan pendekatan framework cobit versi 5.0 hanya pada website Dinas Kelauatan dan Perikanan Sumatera Selatan. 1.4 Tujuan dan Manfaat Penelitian 1.4.1 Tujuan Penelitian Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengevaluasi penerapan teknologi informasi pada Dinas Kelauatan dan Perikanan Sumatera Selatan menggunakan pendekatan framework cobit versi 5.0.

8 1.4.2 Manfaat Penelitian Adapun manfaat dari penelitian ini adalah sebagai berikut : 1. Bagi Dinas Diharapkan dengan tersedianya mengevaluasi penerapan teknologi informasi pada Dinas Kelauatan dan Perikanan Sumatera Selatan menggunakan pendekatan framework cobit versi 5.0 untuk mengetahui informasi tata kelola teknologi informasi yang baik. 2. Menjadi sumber pembelajaran untuk mengembangkan Ilmu Pengetahuan dan Teknologi di bidang Komputer yang telah diterima selama mengikuti perkuliahan di Universitas Bina Darma Palembang.

9 II. TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Landasan Teori 2.1.1 IT Governance IT Governanace memiliki peran yang penting dalam memberikan keunggulan dalam persaingan di dunia usaha. Pada awalnya, IT Governance hanya berkembang di sektor swasta. Namun, semakin pesatnya perkembangan teknologi saat ini, maka sektor publik pun dituntut untuk dapat memberikan pelayanan yang maksimal bagi pengguna jasanya. IT Governance mengintegrasikan dan menginstitusikan praktek yang baik untuk memastikan bahwa TI mendukung tujuan usaha. IT Governance memungkinkan perusahaan untuk mengambil keuntungan penuh dari informasinya, sehingga memaksimalkan keuntungan, memanfaatkan peluang dan mendapatkan keuntungan kompetitif. Dengan adanya tata kelola yang baik, diharapkan TI yang ada mampu memnuhi tujuan organisasi. TI juga dikelola oleh good and best practice yang memastikan bahwa informasi dan teknologi yang ada mendukung proses bisnisnya, sumber daya yang ada digunakan dengan tanggung jawab dan risiko yang telah dikendalikan dengan tepat. (Windari, 2011:3). 2.1.2 Computer Auditing Computer auditor bisa merupakan bagian dari internal auditor atau auditor independen. Auditor independen melakukan pengujian pengendalian dan pengujian substantif dalam rangka memperoleh bukti yang cukup untuk mendukung pendapatnya atas kewajaran laporan keuangan yang diperiksa. Internal auditor juga menjalankan pengujian yang sama dalam rangka menguji

10 efektivitas pengendalian internal dan memperbaiki apabila dijumpai ketidakefektifan. Komputer mempunyai peran dalam melaksanakan berbagai pengujian. (Christiawan, 2009:10). Macam-macam skenario dapat digunakan untuk mengorganisasi teknikteknik auditing komputer. Pengauditan dapat dilakukan dengan tiga pendekatan yaitu auditing around the computer, auditing through the computer dan auditing with the computer. (Christiawan, 2009:10-12). 1. Auditing Around The Computer Auditing around the computer dilakukan dengan memeriksa dan merekonsiliasi input dengan output yang dihasilkan oleh komputer. Komputer hanya dianggap sebagai mesin pembukuan dan auditor tidak memeriksa bagaimana sebuah informasi diproses oleh komputer. 2. Auditing Through The Computer Auditing through the computer berarti auditor menganggap komputer dan program-program yang ada didalamnya sebagai target audit. Target berarti bahwa auditor berfokus pada komputer dan program-programnya secara langsung sebagai pengganti pemeriksaan terhadap hasil dari proses komputer seperti printout atau files. Titik tekan auditor adalah pemeriksaan pada operating system software dan application program software. 3. Auditing With The Computer Auditing with the computer memberlakukan komputer dan programprogramnya sebagai alat auditor untuk melakukan audit. Komputer dipakai

11 sebagai alat untuk pengambilan sample, untuk scan terhadap piutang dan menyiapkan surat konfirmasi. Pendekatan through dan arround kadang-kadang digunakan dalam kombinasi. Auditor memeriksa dengan through dan arround komputer atau menggunakan kombinasi dari pendekatan-pendekatan ini adalah sebuah fungsi dari banyak hal. Diantaranya adalah efisiensi biaya dari pendekatan yang ada, keuntungan yang dicapai, tersedianya komputer dan programnya, tersedianya jejak audit dan dokumen pendukungnya serta kompetensi auditor dibidang komputer. Masalah berikutnya yang harus dipecahkan oleh auditor adalah masalah kapan auditing dilaksanakan, pada saat proses berjalan atau pada saat proses sudah selesai. Auditing pada proses yang sedang berjalan berarti auditing dilakukan pada saat proses sedang berjalan. Hal ini berarti informasi dikumpulkan dan prosedur audit dilakukan pada saat program sedang berjalan. Auditing pada saat proses sudah selesai berarti auditing dilakukan pada saat proses sudah selesai. Prosedur ini biasanya dilakukan dengan mencetak hasil sebuah program aplikasi. Masalah lain yang harus dijawab juga adalah dimana auditing akan dilakukan, pada fase proses atau pada hasil proses. Auditing pada fase proses berkaitan dengan menilai resiko pengendalian yang meliputi penilaian pengendalian umum dan pengendalian aplikasi. Auditing pada hasil proses berkaitan dengan pengumpulan bukti yang cukup dengan penekanan pada saldo masing-masing akun. Masalah terakhir yang harus dijawab adalah penentuan

12 bagian yang akan diaudit. Bagian yang diaudit bisa berupa program, files atau systems. 2.1.3 Audit Teknologi Informasi Audit Teknologi Informasi adalah bentuk pengawasan dan pengendalian dari infrastruktur teknologi informasi secara menyeluruh. Audit teknologi informasi ini dapat berjalan bersama-sama dengan audit finansial dan audit internal, atau dengan kegiatan pengawasan dan evaluasi lain yang sejenis. Pada mulanya istilah ini dikenal dengan audit pemrosesan data elektronik, dan sekarang audit teknologi informasi secara umum merupakan proses pengumpulan dan evaluasi dari semua kegiatan sistem informasi dalam perusahaan itu. Istilah lain dari audit teknologi informasi adalah audit komputer yang banyak dipakai untuk menentukan apakah aset sistem informasi perusahaan itu telah bekerja secara efektif, dan integratif dalam mencapai target organisasinya. Ada beberapa aspek yang diperiksa pada audit TI : audit secara keseluruhan menyangkut efektifitas, efisiensi, availability system, reliability, contidentiality dan integrity, serta aspek security. Selanjutnya adalah audit atas proses, modifikasi program, audit atas sumber data dan data file. Di dalam audit TI, aspek yang harus diperhatikan adalah pengendalian internal. Dimana dibedakan menjadi 2 kategori yaitu pengendalian aplikasi (application control) dan pengendalian umum (general control). Pengendalian umum bertujuan untuk membuat kerangka pengendalian menyeluruh atas aktivitas TI dan untuk memberikan tingkat keyakinan yang memadai bahwa tujuan pengendalian internal secara keseluruhan dapat tercapai. Pengendalian umum

13 menjamin integritas data yang terdapat dalam sistem computer sekaligus meyakinkan integritas program atau aplikasi yang digunakan untuk melakukan pemrosesan data. Sedangkan pengendalian aplikasi yang efektif akan menjamin kelengkapan dan keakurasian input, proses, output. Dalam audit terhadap aplikasi, biasanya pemeriksaan atas pengendalian umum juga dilakukan mengingat pengendalan umum memiliki kontribusi efektivitas dan pengendalianpengendalian aplikasi. (Windari, 2011:4). 2.1.4 Auditor Auditor adalah orang yang pekerjaannya atau tugasnya mengudit, pemeriksaan pembukuan tentang keuangan, pengujian efektifitas keluar masuknya uang dan penilaian kewajaran laporan yang dihasilkan. (Ahmad, 2006:69). Auditor adalah pemeriksa atau seseorang yang memiliki kualifikasi tertentu dalam melakukan audit atas laporan keuangan dan kegiatan suatu perusahaan atau organisasi. (Arief, 2008:3). Dari dua pendapat diatas maka dapat disimpulkan bahwa auditor adalah seseorang yang memiliki kualifikasi tertentu dalam melakukan audit atas laporan keuangan. 2.1.5 Auditee Auditee adalah orang yang diaudit oleh auditor sedangkan orang yang melakukan audit, kedua pihak itu memegang peran penting dalam keberhasilan audit ISO di perusahaan. Oleh karenanya, jika kegiatan audit internal mau sukses, auditor dan auditee wajib saling membantu. (Arief, 2008:1).

14 Auditee adalah pihak yang diperiksa atau pihak yang diaudit oleh auditor, auditee mempunyai tanggung jawab menyiapkan personel terkait untuk memberikan informasi mengenai lingkup yang diaudit, menunjuk personil yang bertanggung jawab mendampingi Auditor selama pelaksanaan audit. (Nasution, 2003:3). Dari dua pendapat diatas maka dapat disimpulkan bahwa audite adalah orang yang diaudit oleh auditor mempunyai tanggung jawab menyiapkan personel terkait untuk memberikan informasi mengenai lingkup yang diaudit, menunjuk personil yang bertanggung jawab mendampingi Auditor selama pelaksanaan audit. Website adalah keseluruhan kumpulan halaman web dan informasi seperti gambar-gambar, suara, file video dan lain-lain yang disediakan bagi pengguna dalam sebuah web server. (Sudarmo, 2006:492). Dari dua pendapat diatas website dapat disimpulkan sekumpulan halaman web milik seseorang atau suatu perusahaan dikumpulkan dan diletakan dalam sebuah situs web, yang umumnya bagian dari suatu nama domain (domain name) atau sub domain di internet. 2.1.6 Cobit Menurut IT Governance Institute COBIT (Control Objective for Information and Related Technology) adalah sekumpulan dokumentasi best practices untuk IT Governance yang dapat membantu auditor, manajemen, dan pengguna (user) untuk menjembatani gap antara resiko bisnis, kebutuhan kontrol dan permasalahan teknis.

15 COBIT berorientasi pada bagaimana menghubungkan tujuan bisnis dengan tujuan TI, menyediakan metric dan maturity model untuk mengukur pencapaiannya, dan mengidentifikasi tanggung jawab terkait bisnis dan pemilik proses TI. Penilaian capability process berdasarkan maturity model COBIT merupakan bagian penting dari implementasi IT Governance setelah mengidentifikasi proses kritis TI dan pengendaliannya, maturity modeling memungkinkan gap teridentifikasi dan ditujukan pada manajemen. Dengan mengetahui gap tersebut maka selanjutnya rencana kerja dapat dikembangkan untuk membawa proses ini sampai dengan sasaran capability level yang diharapkan. Dengan demikian, COBIT mendukung pengelolaan TI dengan menyediakan kerangka untuk memastikan bahwa, TI berjalan dengan bisnis, TI memungkinkan bisnis dan memakismalkan keuntungan, sumber daya TI digunakan secara bertanggung jawab dan risiko TI dikelola dengan tepat. (Windari, 2011:5). 2.1.6.1 Kerangka kerja Framework Cobit 4.1 Kerangka kerja framework COBIT 4.1 yang memberikan model referensi proses untuk dapat mengamati dan mengelola aktivitas TI, serta kerangka kerja untuk mengukur dan memonitor kinerja TI, berkomunikasi dengan penyedia layanan dan memadukan praktek-praktek manajemen terbaik. Sebuah model proses mendorong kepemilikan prses, memungkinkantanggung jawab dan akuntabilitas untuk didefinisikan. (Windari, 2011:5).

16 Sumber : http://www.counterpoint.co.za/pages/cobit.htm Gambar 1 Framework Cobit 4.1 Secara keseluruhan kerangka kerja COBIT dengan model proses COBIT terdiri dari 4 domain dan 34 proses yaitu : 1. Planning and Organizing (PO), domain ini mencakup level strategis dan taktis, dan konsennya pada identifikasi cara TI yang dapat menambah pencapaian terbaik tujuan-tujuan bisnis. 2. Acquisition and Implementation (AI), solusi TI yang perlu diidentifikasikan, dikembangkan atau diperlukan, serta diimplementasikan dan diintegrasikan dalam proses bisnis.selain itu perubahan sistem dan pemeliharaannya dilindungi untuk memastikan solusi TI memenuhi tujuan bisnis. 3. Deliver and Support (DS), domain ini menyangkut pencapaian aktual dari layanan yang diperlukan dengan menyusun operasi tradisional terhadap keamanan dan aspek kontinuitas sampai pada pelatihan. Domain ini

17 termasuk data aktual melalui system aplikasi, yang sering diklasifikasikan dalam pengendalian aplikasi. 4. Monitor and Evaluate (ME), semua proses TI perlu dinilai secara teratur atas suatu waktu untuk kualitas dan pemenuhan kebutuhan pengendalian. Domain ini mengarahkan kesalahan manajemen pada proses pengendalian organisasi dan penjaminan independen yang disediakan oleh audit internal dan eksternal atau diperoleh dari sumber alternatif. Sumber : http://blogs.itb.ac.id/djadja/tag/cobit/ Gambar 2 Framework Cobit 4.1 Versi Bahasa Indonesia 2.1.6.2 Maturity Model Maturity model merupakan alat ukur untuk mengetahui kondisi proses IT yang digunakan pada saat sekarang oleh suatu organisasi. Kemudian dapat

18 digunakan untuk mengendalikan dan memonitor proses IT untuk meyakinkan pencapaian tujuan-tujuan kinerja proses IT. Dalam pembuatan Maturity model ini digunakan kuisoner yang dibuat berdasarkan COBIT untuk prosesproses yang terdapat pada Control proces yang telah ditentukan sebelumnya. Responden akan memilih tingkat pengelolaan yang sangat sesuai dengan kondisi saat ini Maturity model terdiri dari pengembangan metode penilaian sehingga suatu organisasi dapat menilai dirinya dari keadaan non-existent sampai keadaan optimized (0-5). Untuk setiap proses IT, terdapat suatu skala ukuran bertahap, berdasarkan rating 0-Non Existent, 1-Initial, 2-Repeatable, 3- Defined, 4- Managed, dan 5-Optimized. Pendekatan ini diambil berdasarkan maturity model software engineering institute. Terhadap tingkatan dalam model ini dikembangkan untuk tiap 34 proses COBIT. (Windari, 2011:5). 2.2 Penelitian Sebelumnya Falahah, 2006. PERENCANAAN TATA KELOLA TEKNOLOGI INFORMASI BERDASARKAN FRAMEWORK COBIT (STUDI KASUS PADA DIREKTORAT METROLOGI). Tatakelola Teknologi Informasi (TI) merupakan salah satu aspek penting dari tatakelola perusahaan secara keseluruhan. Pengelolaan TI yang baik akan menjamin efisiensi dan pencapaian kualitas layanan yang baik bagi tujuan bisnis perusahaan. Penerapan tata kelola ini harus direncanakan dengan baik agar dapat diimplementasikan sesuai dengan kondisi dan kemampuan perusahaan. Salah satu kerangka kerja tatakelola TI adalah CobiT. Dalam dokumentasi resminya CobiT juga disertai dengan serangkaian pedoman seperti pedoman manajemen dan pedoman implementasi.

19 Pedoman implementasi menyediakan serangkaian alat dan tahapan untuk mengimplementasikan tatakelola berdasarkan kerangka kerja CobiT yang meliputi elemen pengukuran kerja, daftar factor keberhasilan kritis dan pengukuran tingkat kematangan (maturity). Semua alat tersebut dirancang untuk mendukung keberhasilan implementasi tata kelola pada berbagai obyek pengendalian (control objective) di bidang TI. Windari, 2011. AUDIT TEKNOLOGI INFORMASI MENGGUNAKAN COBIT (Control Objective for Information an Related Technology) UNTUK MENGETAHUI KINERJA AKUNTANSI BERBASIS TEKNOLOGI INFORMASI PADA PT. SALIM IVOMAS PRATAMA, Tbk. kerangka kerja COBIT dan model kematangan (Maturity Model) adalah bahwa kinerja Akuntansi Berbasis Teknologi Informasi PT.SALIM IVOMAS PRATAMA,Tbk telah dimanage dan dikelola dengan baik dengan level kematangan empat (manage and measurement) rata-rata nilai 3,78.

20 III. METODOLOGI PENELITIAN 3.1 Waktu Penelitian Penelitian mengevaluasi penerapan teknologi informasi pada Dinas Kelauatan dan Perikanan Sumatera Selatan menggunakan pendekatan framework cobit versi 5., yang akan dilakukan mulai bulan Maret 2013 sampai dengan Agustus 2013. 3.2 Alat dan Bahan Penelitian Adapun alat alat yang digunakan dalam penelitian ini adalah : 1. Processor Intel Core 2 Duo 2. RAM 1 GB, Hardisk 80 GB 3. Monitor SVGA Color 4. CDRW Room 52 x,printer 5. Keyboard, Mouse 6. Microsoft Windows XP atau sesuai dengan kebutuhan 7. Microsoft Word XP 3.3 Metode Pengumpulan Data Dalam melakukan penelitian untuk mendapatkan data dan informasi, maka metode yang digunakan dalam proses pengumpulan data dilakukan sebagai berikut : 1. Metode Observasi Dalam hal ini yang akan dilakukan adalah melihat serta mempelajari permasalahan tentang mengevaluasi penerapan teknologi informasi pada

21 Dinas Kelauatan dan Perikanan Sumatera Selatan menggunakan pendekatan framework cobit versi 5. 2. Metode Studi Pustaka Metode yang dilakukan adalah dengan cara mancari bahan yang mendukung dalam pendefinisian masalah melalui buku-buku, internet, yang erat kaitannya dengan objek permasalahan. 3.4 Metode Pengembangan Perangkat Lunak Menurut Sarno (2009:28), tahapan pelaksanaan audit sistem informasi meliputi: 1. Penentuan ruang lingkup dan tujuan audit sistem informasi. Balanced scorecard memetakan 17 tujuan bisnis dan 28 tujuan teknologi informasi berdasarkan standar COBIT ke dalam empat perspektif kinerja, yaitu: perspektif keuangan, perspektif pelanggan, perspektif proses bisnis/internal serta perspektif pembelajaran dan pertumbuhan. Perspektif proses bisnis/internal Balanced Scorecard mencakup 6 tujuan bisnis dan 17 tujuan teknologi informasi. Berdasarkan hasil survei ITGI, pemetaan tujuan bisnis dan tujuan teknologi informasi dari perspektif proses bisnis/internal Balanced Scorecard melibatkan 2 tujuan bisnis dan 4 tujuan teknologi informasi yang mencakup 12 control objective. 2. Pengumpulan bukti. Survei pendahuluan dilakukan sebelum pelaksanaan audit. Beberapa hal yang dapat dilakukan dalam survei pendahuluan ini adalah:

22 a. Wawancara untuk mengetahui proses bisnis yang ada di perusahaan. b. Observasi untuk pemrosesan dan pengkonfirmasian hasil dari wawancara serta identifikasi dokumen-dokumen yang perlu untuk analisis lebih lanjut. c. Pengumpulan bukti pendukung melalui penentuan data-data yang diaudit sesuai dengan kriteria dan tujuan audit pada Dinas Kelauatan dan Perikanan Sumatera Selatan. 3. Pelaksanaan uji kepatutan. Setelah bukti-bukti terkumpul, selanjutnya dilakukan pelaksanaan audit. Dalam pelaksanaan audit, peneliti melakukan pengujian kepatutan (compliance test) proses teknologi informasi yang sedang berlangsung dengan menggunakan alat bantu kartas kerja audit. Pertanyaan dalam kertas kerja diturunkan berdasarkan standar COBIT. Masing-masing pertanyaan diberi bobot sesuai dengan tingkat kepentingan dan ruang lingkup Dinas Kelauatan dan Perikanan Sumatera Selatan. Pembobotan dalam penelitian ini menggunakan nilai kualitatif, yaitu: sangat penting, penting, cukup penting dan kurang penting. 4. Perhitungan Nilai Maturity Level Maturity Level merupakan representasi kedewasaan proses teknologi informasi yang berlangsung di perusahaan (dalam bentuk nilai/angka). Nilai maturity level secara keseluruhan didapatkan dari pengindentifikasian dari tiap-tiap maturity level pada semua control objective yang terlibat.

23 5. Penyusunan Temuan Penyusunan temuan dilakukan dengan mengevaluasi hasil audit yang didapatkan untuk mengembangkan opini audit. Temuan yang dihasilkan memuat fakta-fakta yang ada, baik berupa hal yang positif maupun negatif. Opini-opini berdasarkan hasil temuan tersebut digunakan sebagai landasan penyusunan rekomendasi hasil audit. Rekomendasi yang disusun oleh auditor dikomunikasikan kepada pihak manajemen yang berkepentingan untuk mendapatkan kesepakatan hasil audit. Setelah diperoleh kesepakatan, langkah selanjutnya adalah penyusunan rekomendasi hasil audit. 6. Penyusunan Rekomendasi Penyusunan rekomendasi didasarkan pada hasil temuan pada pelaksanaan audit teknologi informasi. Rekomendasi berguna untuk perbaikan proses teknologi informasi pada suatu organisasi. Dengan demikian, hasil dari audit teknologi informasi akan berupa: temuan (findings) berdasarkan uji kepatutan yang dilaksanakan, tingkat kedewasaan (maturity level) tiap proses teknologi informasi yang diaudit, kesimpulan dari uji kepatutan dan rekomendasi yang mengarah kepada perbaikan proses yang mengacu pada peningkatan level kedewasaan. Dari hasil audit teknologi informasi tersebut, akan diketahui sejauh mana tujuan teknologi informasi dapat merepresentasikan tujuan bisnis Dinas Kelauatan dan Perikanan Sumatera Selatan dan dapat digunakan sebagai acuan untuk meningkatkan keselarasan antara tujuan teknologi informasi dan tujuan bisnis organisasi.