EVALUASI PELAYANAN KEFARMASIAN DALAM PENDISTRIBUSIAN SEDIAAN FARMASI DI INSTALASI FARMASI RSUP PROF. Dr. R. D. KANDOU MANADO

dokumen-dokumen yang mirip
INTISARI GAMBARAN SISTEM DISTRIBUSI OBAT UNIT DOSE DISPENSING DI DEPO TULIP RSUD ULIN BANJARMASIN

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Rumah Sakit dr. Raden Soedjati Soemodiardjo merupakan rumah sakit umum milik pemerintah daerah Kabupaten

EVALUASI PENYIMPANAN DAN PENDISTRIBUSIAN OBAT DI GUDANG FARMASI PSUP PROF. DR. R.D. KANDOU MANADO

BAB II TINJAUAN UMUM RUMAH SAKIT. Rumah sakit adalah salah satu sarana kesehatan tempat menyelenggarakan

BAB II TINJAUAN UMUM RUMAH SAKIT. Rumah sakit adalah salah satu sarana kesehatan tempat menyelenggarakan upaya

BAB I PENDAHULUAN I.1 Latar Belakang

EVALUASI PENYIMPANAN DAN PENDISTRIBUSIAN OBAT DI INSTALASI FARMASI RUMAH SAKIT SILOAM MANADO

BAB II TINJAUAN UMUM RUMAH SAKIT DAN INSTALASI FARMASI RUMAH SAKIT. Rumah sakit merupakan suatu unit yang mempunyai organisasi teratur,

BAB II TINJAUAN UMUM RUMAH SAKIT DAN INSTALASI FARMASI RUMAH SAKIT 2.1 Rumah Sakit

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Kesehatan merupakan hak asasi manusia dan salah satu unsur

Analisis Sistem Distribusi Obat di Instalasi Farmasi Rawat Inap Jogja International Hospital

BAB II TINJAUAN UMUM RUMAH SAKIT. institusi pelayanan kesehatan yang menyelenggarakan pelayanan kesehatan

BAB II TINJAUAN UMUM RUMAH SAKIT. upaya kesehatan dengan memfungsikan berbagai kesatuan personel terlatih dan

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

Tin Herniyani, SE, MM

Permenkes Nomor 3 tahun 2015 PEREDARAN, PENYIMPANAN, PEMUSNAHAN, DAN PELAPORAN

BAB II TINJAUAN UMUM RUMAH SAKIT. Menurut Undang-Undang RI Nomor 44 tahun 2009, rumah sakit adalah

BAB II TINJAUAN UMUM RUMAH SAKIT. upaya kesehatan dengan memfungsikan berbagai kesatuan personel terlatih dan

BAB 1 PENDAHULUAN. pelayanan kesehatan kepada masyarakat dan memiliki peran sangat strategis dalam

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. atau penyaluran obat, pengelolaan obat, pelayanan obat atas resep dokter,

BAB I PENDAHULUAN. sarana pelayanan kefarmasian oleh apoteker (Menkes, RI., 2014). tenaga teknis kefarmasian (Presiden, RI., 2009).

BAB II TINJAUAN UMUM RUMAH SAKIT. Rumah sakit adalah salah satu dari sarana kesehatan tempat

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

2017, No Indonesia Nomor 5062); 3. Undang-Undang Nomor 36 Tahun 2009 tentang Kesehatan (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2009 Nomor 144

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

KOMITE FARMASI DAN TERAPI. DRA. NURMINDA S MSi, APT

BAB II TINJAUAN UMUM RUMAH SAKIT. Rumah sakit adalah salah satu dari sarana kesehatan tempat

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

ANALISIS KEPUASAN PASIEN RAWAT JALAN DALAM PELAYANAN KEFARMASIAN DI INSTALASI FARMASI RSUP PROF. Dr. R. D. KANDOU MANADO

BAB II LANDASAN TEORI A. TINJAUAN PUSTAKA. dibantu oleh beberapa orang apoteker yang memenuhi persyaratan peraturan

EVALUASI PENYIMPANAN DAN PENDISTRIBUSIAN OBAT DI GUDANG INSTALASI FARMASI RUMAH SAKIT ADVENT MANADO

EVALUASI PERENCANAAN DAN PENGADAAN OBAT DI INSTALASI FARMASI RSUP PROF. DR. R. D. KANDOU MANADO BERDASARKAN ANALISIS ABC-VEN

ejournal Keperawatan (e-kp) Volume 3 Nomor 2 Mei 2015

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

SISTEM DISTRIBUSI PERBEKALAN FARMASI. Heru Sasongko, S.Farm., Apt.

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN. Indonesia nomor 36 tahun 2014, tentang Kesehatan, adalah. setiap orang yang mengabdikan diri dalam bidang kesehatan 1

EVALUASI PENYIMPANAN DAN DISTRIBUSI OBAT PSIKOTROPIKA DI RUMAH SAKIT JIWA PROF. DR. V. L. RATUMBUYSANG MANADO

Kata kunci : Kualitas pelayanan, Instalasi Farmasi, GAP, RSUD Ratu Zalecha Martapura

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

BAB I. PENDAHULUAN. Masalah kesehatan telah menjadi kebutuhan pokok bagi masyarakat saat ini.

BAB 1 PENDAHULUAN. dengan perkembangan teknologi kedokteran. Apapun teknologi kedokterannya

TINGKAT KEPUASAN PASIEN RAWAT JALAN TERHADAP KUALITAS PELAYANAN DI APOTEK INSTALASI FARMASI RUMAH SAKIT UMUM DAERAH SRAGEN SKRIPSI

BAB II TINJAUAN UMUM RUMAH SAKIT. karateristik tersendiri yang dipengaruhi oleh perkembangan ilmu pengetahuan

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN UMUM RUMAH SAKIT DAN INSTALASI FARMASI RUMAH SAKIT. pelayanan kesehatan perorangan secara paripurna yang menyediakan pelayanan

BAB I PENDAHULUAN. melaksanakan tugasnya pada pedoman organisasi rumah sakit umum menjelaskan

GAMBARAN EVALUASI KESESUAIAN PENGELOLAAN OBAT MEMINIMALKAN YANG KADALUARSA DI INSTALASI FARMASI RUMAH SAKIT DR.H

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

2 Republik Indonesia Tahun 2008 Nomor 59, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4844); 3. Undang-Undang Nomor 35 Tahun 2009 tentang Narkot

BAB I PENDAHULUAN. upaya kesehatan. Upaya kesehatan adalah setiap kegiatan untuk memelihara dan

Evaluasi Penerapan Standar Pelayanan Kefarmasian di Puskesmas Kabupaten Magelang Berdasarkan Permenkes RI No.74 tahun 2016

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

ANALISIS TINGKAT KEPUASAN PASIEN RAWAT JALAN TERHADAP KUALITAS PELAYANAN INFORMASI OBAT APOTEK INSTALASI FARMASI RUMAH SAKIT UMUM DAERAH

BAB I PENDAHULUAN. diantaranya yang dinilai mempunyai peranan cukup penting adalah penyelenggara

PEDOMAN PENGORGANISASIAN INSTALASI FARMASI STRUKTUR ORGANISASI INSTALASI FARMASI... JAKARTA. Apoteker/D3Farmasi/Asisten Apoteker

BAB II TINJAUAN UMUM RUMAH SAKIT. rumah sakit. Rumah sakit adalah suatu organisasi yang kompleks, menggunakan

Natural Science: Journal of Science and Technology ISSN-p : Vol 6(2) : (Agustus 2017) ISSN-e :

HUBUNGAN ANTARA PELAYANAN DOKTER DENGAN KEPUASAN PASIEN DI INSTALASI RAWAT INAP A BADAN LAYANAN UMUM RUMAH SAKIT UMUM PUSAT PROF. DR. R. D. DR. R.

LAPORAN PRAKTEK KERJA PROFESI. di RSUP ADAM MALIK MEDAN

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

TINGKAT KEPATUHAN DOKTER DALAM MENULISKAN RESEP PASIEN RAWAT JALAN BERDASARKAN FORMULARIUM DI RUMAH SAKIT BIOMEDIKA PERIODE JANUARI-MARET TAHUN 2016

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

Stabat dalam rangka pembinaan Puskesmas. BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Pusat Kesehatan Masyarakat yang disingkat puskesmas adalah unit

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 51 TAHUN 2009 TENTANG PEKERJAAN KEFARMASIAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

TINGKAT KEPUASAN PASIEN RAWAT JALAN TERHADAP KUALITAS PELAYANAN DI APOTEK INSTALASI FARMASI RUMAH SAKIT ISLAM AMAL SEHAT SRAGEN SKRIPSI

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 51 TAHUN 2009 TENTANG PEKERJAAN KEFARMASIAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA. jenis, jumlah dan harga perbekalan farmasi yang sesuai dengan kebutuhan dan

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

BAB II TINJAUAN UMUM RUMAH SAKIT. tempat pencegahan dan penyembuhan penyakit, peningkatan dan pemulihan

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. pelanggan terbagi menjadi dua jenis, yaitu: fungsi atau pemakaian suatu produk. atribut yang bersifat tidak berwujud.

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. 1. Pengelolaan Obat dan Perbekalan Farmasi Rumah Sakit. karena ketidakefisienan akan memberikan dampak negatif terhadap rumah

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 51 TAHUN 2009 TENTANG PEKERJAAN KEFARMASIAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA. Manajemen adalah suatu proses tahapan kegiatan yang terdiri atas

BAB I PENDAHULUAN. perbekalan kesehatan adalah pelayanan obat dan perbekalan kesehatan

BAB 1 PENDAHULUAN. Penggunaan obat yang tidak rasional sering dijumpai dalam praktek sehari-hari.

BAB 1 PENDAHULUAN. Pharmaceutical care atau asuhan kefarmasian merupakan bentuk optimalisasi peran yang

LAPORAN PRAKTEK KERJA PROFESI APOTEKER DI RSUP DR. SARDJITO YOGYAKARTA BAB I PENDAHULUAN

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang

LAPORAN PRAKTIK KERJA PROFESI FARMASI RUMAH SAKIT. Rumah Sakit Umum Pusat H. Adam Malik Medan

HUBUNGAN ANTARA WAKTU TUNGGU PELAYANAN RESEP DENGAN KEPUASAN PASIEN DI APOTEK PELENGKAP KIMIA FARMA BLU PROF. DR. R.D.

BAB I PENDAHULUAN. kesejahteraan, pemerintah telah menetapkan pola dasar pembangunan yaitu. pembangunan mutu sumberdayamanusia(sdm) di berbagai

SURAT KEPUTUSAN DIREKTUR NO. / SK / RSPB / / 2017

*Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Sam Ratulangi

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Praktek Kerja Profesi di Rumah Sakit

LAPORAN PRAKTEK KERJA PROFESI APOTEKER DI RUMAH SAKIT BETHESDA YOGYAKARTA BAB I PENDAHULUAN

BAB I BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

PERANAN APOTEKER DALAM PEMBERIAN INFORMASI OBAT DI INSTALASI FARMASI RUMAH SAKIT UMUM DAERAH HAJI ANDI SULTHAN DAENG RADJA KABUPATEN BULUKUMBA

Transkripsi:

EVALUASI PELAYANAN KEFARMASIAN DALAM PENDISTRIBUSIAN SEDIAAN FARMASI DI INSTALASI FARMASI RSUP PROF. Dr. R. D. KANDOU MANADO Krista R. Burhanuddin 1), Heedy tjitrosantoso 1), Paulina V. Y. Yamlean 1) 1) Program Studi Farmasi, FMIPA Universitas Sam Ratulangi ABSTRACT Hospital Pharmacy Installations is responsible for the delivery of pharmaceutical preparations. The distribution system is the delivery process requested by the pharmaceutical physicians for a particular patient, from the hospital pharmacy installation to the area where the patient was treated. The purpose of this study was to evaluate the pharmacy services and its suitability in order to distribute the pharmaceutical preparations according to Permenkes No. 58 of 2014 in the pharmacy installation of Prof. DR. R. D Kandou Manado Hospital. By using saturated sampling techniques against all the depots inpatient pharmacy staff as samples and with the interview to the head of the pharmacy installation and the person in charge of the room. This study stated that the pharmaceutical distribution system, which applied in the installation of Hospital Pharmacy was the individual prescription systems and dosage units systems, and in accordance to Permenkes No. 58 of 2014 on Hospital Pharmaceutical Services. Keywords: Pharmaceutical Services, Distribution of Pharmaceutical Preparation, Installation Pharmacy ABSTRAK Instalasi farmasi Rumah Sakit bertanggung jawab dalam penyerahan sediaan farmasi. Sistem Distribusi merupakan proses penyerahan sediaan farmasi yang diminta dokter dari Instalasi Farmasi Rumah Sakit untuk penderita tertentu sampai ke daerah tempat penderita dirawat. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengevaluasi pelayanan kefarmasian dan kesesuaian pelayanan kefarmasian dalam pendistribusian sediaan farmasi menurut Permenkes RI No. 58 Tahun 2014 di Instalasi Farmasi RSUP Prof. DR. R. D. Kandou Manado. Menggunakan teknik sampling jenuh dengan seluruh tenaga farmasi depo rawat inap sebagai sampel dan wawancara kepada kepala Instalasi Farmasi dan penanggungjawab ruangan. Hasil penelitian menyatakan bahwa Sistem distribusi sediaan farmasi yang diterapkan di Instalasi Farmasi Rumah Sakit adalah sistem distribusi resep perorangan dan sistem dosis unit, dan telah sesuai Permenkes RI No. 58 Tahun 2014 tentang Pelayanan Kefarmasian Rumah Sakit. Kata Kunci: Pelayanan Kefarmasian, Pendistribusian Sediaan Farmasi, Instalasi Farmasi 313

PENDAHULUAN Kesehatan merupakan hak asasi manusia dan salah satu unsur kesejahteraan yang harus diwujudkan sesuai dengan cita-cita bangsa Indonesia sebagaimana dimaksud dalam Pancasila dan Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia tahun 1945, sehingga masyarakat berhak memperoleh pelayanan kesehatan secara adil, merata dan bermutu yang menjangkau seluruh masyarakat Indonesia (Anonim, 2004). Menurut Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor 58 Tahun 2014, bahwa untuk meningkatkan mutu pelayanan kefarmasian di Rumah Sakit yang berorientasi kepada keselamatan pasien, diperlukan suatu standar yang dapat digunakan sebagai acuan dalam pelayanan kefarmasian. Pelayanan merupakan suatu tindakan dan perlakuan atau cara melayani orang untuk memenuhi apa yang menjadi kebutuhan dan keinginan. Pelayanan dalam kefarmasian harus memiliki standar yang menjadi tolak ukur yang dipergunakan sebagai pedoman bagi tenaga kesehatan untuk menyelenggarakan pelayanan kefarmasian dan sebagai bentuk pertanggungjawaban kepada pasien yang berkaitan dengan sediaan farmasi dengan maksud mencapai hasil yang pasti dalam meningkatkan mutu kehidupan pasien (Anonim, 2014). Instalasi Farmasi Rumah Sakit adalah unit pelaksana fungsional yang menyelenggarakan seluruh kegiatan pelayanan kefarmasian di Rumah Sakit. Seperti diketahui pekerjaan kefarmasian adalah pembuatan, termasuk pengendalian mutu sediaan farmasi, pengadaan, penyimpanan dan distribusi obat, pengelolaan obat, pelayanan obat atas resep dokter, pelayanan informasi obat, serta pengembangan obat, bahan obat, dan obat tradisional (Siregar,2004). Salah satu tahap dalam proses penggunaan obat adalah penyerahan sediaan obat dari Instalasi Farmasi rumah sakit sampai kepada penderita untuk digunakan. Proses penyerahan sediaan obat yang diminta dokter dari Instalasi Farmasi rumah sakit untuk penderita tertentu sampai ke daerah tempat penderita dirawat disebut pendistribusian obat (Siregar, 2004). Instalasi Farmasi rumah sakit bertanggung jawab pada penggunaan obat yang aman dan efektif di rumah sakit secara keseluruhan. Tanggung jawab ini termasuk seleksi, pengadaan, penyimpanan, penyiapanobat untuk konsumsi, dan distribusi obat ke unit perawatan penderita. Instalasi Farmasi RSUP Prof. Dr. R. D. Kandou Manado merupakan salah satu unit pelaksana fungsional yang menunjang pelayanan medis dan berperan dalam pelayanan farmasi rumah sakit, pengelolaan sediaan farmasi, alat kesehatan, bahan medis habis pakai, dan farmasi klinik. Instalasi Farmasi RSUP Prof. Dr. R. D. Kandou Manado dituntut untuk dapat mendukung dan melaksanakan visi dan misi rumah sakit yaitu menjadikan Rumah Sakit Pendidikan dan Pelayanan Rujukan Nasional yang unggul di Indonesia Timur Tahun 2019, serta meningkatkan sarana dan prasarana rumah sakit. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengevaluasi pelayanan kefarmasian dalam pendistribusian sediaan farmasi di Instalasi Farmasi RSUP Prof. Dr. R. D. Kandou Manado. METODE PENELITIAN Jenis Penelitian 314

Jenis penelitian ini berupa survei deskriptif dengan pendekatan kualitatif, artinya penetilian yang berusaha mendeskripsikan dan menginterpretasi kondisi atau hubungan yang ada, pendapat yang sedang tumbuh, proses yang sedang berlangsung, akibat yang terjadi, atau kecenderungan yang sedang berkembang (Nasir, 2011). Populasi dan Sampel Penelitian Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh tenaga farmasi depo rawat inap Instalasi Farmasi di RSUP Prof. Dr. R. D. Kandou Manado. Sampel pada penelitian ini adalah apoteker dan asisten apoteker sebanyak 26 orang yang diambil dari populasi ditenaga farmasi Instalasi Farmasi RSUP Prof. Dr. R. D. Kandou Manado. Teknik pengambilan sampel menggunakan teknik sampling jenuh, artinya teknik penentuan sampel bila semua anggota populasi digunakan sebagai sampel. Hal ini sering dilakukan bila jumlah populasi relatif kecil, kurang dari 30 orang. Istilah lain sampel jenuh adalah sensus, dimana semua anggota populasi dijadikan sampel (Sugiono, 2010). Teknik Pengumpulan Data Teknik pengumpulan data untuk penelitian ini dilakukan dengan Jenis Kelamin Pendidikan menggunakan teknik Wawancara (Interview). Wawancara merupakan metode pengumpulan data dengan melakukan proses interaksi dan komunikasi untuk memperoleh keterangan atau data yang diperlukan mengenai aktivitas fungsi instalasi farmasi RSUP Prof. Dr. R. D. Kandou Manado, yaitu dengan mengajukan pertanyaan yang berhubungan dengan pendistribusian sediaan farmasi. Hal ini dilakukan dengan cara tanya jawab secara langsung kepada narasumber, yaitu kepala dan staf instalasi farmasi RSUP Prof. Dr. R. D. Kandou Manado. Data yang diperoleh berupa hasil jawaban dari setiap pertanyaan pada saat wawancara. Analisis Data Analisis data dilakukan dengan teknik analisis data kualitatif. Data kualitatif adalah data yang berbentuk nonangka, seperti kalimat-kalimat, rekaman suara, hasil wawancara atau catatan laporan (Sugiono, 2005). Hasil dan Pembahasan Evaluasi Pelayanan Kefarmasian Tabel 1. Distribusi frekuensi Berdasarkan Data Demografi Data Demografi Frekuensi Presentase (%) Laki-laki 7 26,92 Perempuan 19 73.07 SMA / SAA 2 7,69 D-3 12 46,15 S-1 3 11,53 Profesi 9 34,61 315

Lama Bekerja Berdasarkan demografi diatas jumlah tenaga farmasi di instalasi farmasi sebanyak 7 orang laki-laki (26,92%) dan 19 orang perempuan (73,07%). Sebagian besar tenaga farmasi berpendidikan D3 sebanyak 12 orang (46,15%), Profesi sebanyak 9 orang (34,61%), S1 sebanyak 3orang (11,53%), dan SMA/SAA sebanyak < 1 Tahun 9 34,61 1 5 Tahun 9 34,61 6 10 Tahun 3 11,53 11 15 Tahun 2 7,69 16 20 Tahun 2 7,69 > 25 tahun 1 3,84 2 orang (7,69%). Lamanya bekerja untuk < 1 tahun sebanyak 9 orang (34,61%), 1 5 tahun sebanyak 9 orang (34,61%), 6 10 tahun sebanyak 3 orang (11,53%), 11 15 tahun sebanyak 2 orang (7,69%), 16 20 tahun sebanyak 2 orang (7,69%), dan > 25 tahun 1 orang (3,84%). Tabel 2. Hasil data survei di Instalasi Farmasi RSUP Prof. Dr. R. D. Kanodu Manado Berdasarkan Ketentuan dalam Standar Pelayanan Kefarmasian Rumah Sakit No. Variabel Evaluasi Hasil Presentase Evaluasi Jumlah (%) Ya Tidak Keterangan 1 Pendistribusian sediaan farmasi di ruang rawat inap disiapkan oleh Instalasi Farmasi. 26 0 26 100 2 Pendistribusian sediaan farmasi di ruang rawat inap dikelola oleh Instalasi Farmasi. 24 2 26 92,31 3 Sediaan farmasi yang disimpan di ruang rawat harus dalam jenis dan jumlah yang sangat dibutuhkan 24 2 26 92,31 4 Dalam kondisi sementara diantara tidak ada petugas farmasi yang mengelola (diatas jam kerja) maka pendistribusiannya didelegasikan kepada 18 8 26 69,23 316

penanggung jawab ruangan 5 Setiap hari dilakukan serah terima kembali pengelolaan obat floor stock 6 Serah terima kembali pengelolaan obat floor stock kepada petugas farmasi oleh penanggung jawab ruangan 7 Disediakan informasi, peringatan, dan kemungkinan interaksi obat pada setiap jenis obat yang disediakan di floor stock 8 Informasi, peringatan, dan kemungkinan interaksi obat pada setiap jenis obat yang dilakukan oleh Apoteker 9 Perbekalan farmasi didistribusikan kepada setiap unit perawatan secara langsung 10 Pendistribusian sediaan farmasi berdasarkan resep perorangan diterima oleh pasien rawat jalan dan rawat inap 11 Sistem UDD (Unit Dose Dispensing) adalah metode yang dikoordinasikan oleh Instalasi farmasi 12 Sistem UDD (Unit Dose Dispensing) mendistribusikan obat untuk pemakaian 24 jam 16 10 26 61,53 18 8 26 69,23 13 13 26 50 22 4 26 84,61 23 3 26 88,46 17 9 26 65,38 25 1 26 96,15 19 7 26 73,07 317

13 Dalam pendistribusian UDD (Unit Dose Dispensing) diteliti terlebih dahulu oleh Apoteker 18 8 26 69,23 14 Dalam sistem floor stock, tidak semua jenis obat yang dibutuhkan oleh penderita 22 4 26 84,61 15 Sistem Distribusi di Rumah Sakit diterapkan secara Sentralisasi dan Desentralisasi 7 19 26 26,92 Keterangan: Hasil evaluasi merupakan penerapan pendistribusian di Instalasi Farmasi. Berdasarkan data survei, sebanyak 24 orang menyatakan bahwa sediaan farmasi yang disimpan diruang rawat harus dalam jumlah yang sangat dibutuhkan atau terbatas, dan 2 orang menyatakan bahwa sediaan farmasi yang disimpan diruang rawat dalam jumlah yang tidak terbatas. Hal ini dikarenakan Instalasi Farmasi belum menerapkan sistem floor stock melainkan Trolley Emergency, sehingga sediaan farmasi yang disimpan diruang rawat hanya jenis dan jumlah yang terbatas atau sangat dibutuhkan seperti cairan dasar. Sebanyak 16 orang menyatakan bahwa setiap hari dilakukan serah terima kembali pengelolaan obat floor stock, dan 10 orang menyatakan tidak. 18 orang menyatakan bahwa serah terima kembali pengelolaan obat floor stock kepada penanggung jawab ruangan dan 8 orang menyatakan bahwa serah terima kembali pengelolaan obat floor stock kepada bukan penanggung jawab ruangan. Berdasarkan pada penjelasan sebelumnya, sistem yang diterapkan di Instalasi Farmasi Rumah Sakit adalah Trolley Emergency sehingga serah terima kembali pengelolaan obat Trolley Emergency dilakukan setiap hari oleh penanggung jawab ruangan. Sebanyak 13 orang menyatakan bahwa tersedianya informasi, peringatan, dan kemungkinan interaksi obat pada setiap jenis obat yang disediakan di floor stock dan 13 orang menyatakan tidak. Sebanyak 22 orang menyatakan bahwa Apoteker memberikan informasi, peringatan dan kemungkinan interaksi obat pada setiap jenis obat yang disediakan dan 4 orang menyatakan tidak. Pada sistem Trolley Emergency tidak diperlukan adanya informasi, peringatan dan kemungkinan interaksi obat hal ini disebakan karena jenis obat yang disediakan hanya dalam bentuk cairan dasar. Berdasarkan data survei, 17 orang menyatakan bahwa pendistribusian sediaan farmasi berdasarkan resep perorangan diterima oleh pasien rawat inap dan 9 orang menyatakan bahwa resep perorangan diterima oleh pasien rawat inap dan rawat jalan. Sebanyak 25 orang menyatakan sistem UDD (Unit Dose Dispensing) adalah metode yang dikoordinasikan oleh Instalasi Farmasi, dan 1 orang menyatakan 318

bukan dikoordinasikan oleh Instalasi Farmasi. Sistem UDD (Unit Dose Dispensing) mendistribusikan obat untuk pemakaian 24 jam dinyatakan oleh 19 orang dan 7 orang menyatakan kurang dari 24 jam. Sistem distribusi obat dosis unit adalah metode dispensing dan pengendalian obat yang dikoordinasikan instalasi farmasi rumah sakit dalam Rumah Sakit, dimana obat dikemas dalam kemasan unit tunggal, didispensing dalam bentuk siap konsumsi, dan untuk kebanyakan obat tidak lebih dari 24 jam persediaan dosis, dihantarkan ke atau tersedia pada ruang perawatan penderita pada setiap waktu (Siregar, 2004). Sebanyak 18 orang menyatakan dalam sistem UDD (Unit Dose Dispensing) perbekalan farmasi diteliti terlebih dahulu oleh apoteker, sedangkan 8 orang menyatakan keduanya, artinya perbekalan farmasi dalam sistem UDD dapat dilakukan oleh apoteker maupun asisten apoteker. Dimana peran tenaga farmasi memberi informasi yang berkaitan dengan penggunaan/ pemakaian obat yang diserahkan kepada pasien (Anonim, 2002) Berdasarkan hasil data survei dan wawancara yang telah dilakukan, maka dapat dilihat bahwa instalasi farmasi rumah sakit berupaya dengan baik untuk meningkatkan mutu pelayanan kefarmasian terhadap pasien dimana pendistribusian sediaan farmasi di ruang rawat inap disiapkan dan dikelola oleh instalasi farmasi. Terdapat perbedaan antara data survei dengan data wawancara dimana dalam data survei ada beberapa orang menyatakan bahwa adanya penerapan sistem distribusi floor stock pada depo rawat inap, namun pada kenyataannya setelah dilakukan wawancara kepada beberapa orang penanggung jawab ruangan, mereka menyatakan bahwa untuk sistem distribusi floor stock tidak mereka terapkan, melainkan menerapkan Trolley Emergency. Trolley Emergency merupakan alat yang digunakan untuk membawa segala macam perlengkapan emergency untuk pasien termasuk sediaan farmasi berupa cairan dasar. Oleh sebab itu, informasi, peringatan dan kemungkinan interaksi obat tidak disediakan. Untuk sistem floor stock, saat ini belum dapat diterapkan karena sesuai pelayanan kefarmasian dalam Permenkes terdapat perbedaan antara UDD dan floor stock. Karena floor stock tingkat usahanya lebih tinggi dalam arti perawat dan farmasi harus bekerja sama, karena dalam sistem floor stock sediaan farmasi di tangani oleh perawat ketika apotek tutup, namun dulu instalasi farmasi pernah menerapkan sistem floor stock khususnya di UGD. Tetapi mengalami kendala karena belum adanya alur yang pasti yang menjadi batasanbatasan mana yang menjadi tanggung jawab farmasi dan mana yang menjadi tanggung jawab perawat. Kesesuaian Pelayanan Kefarmasian Tabel 3. Distribusi Obat di Instalasi Farmasi RSUP Prof. Dr. R. D. Kandou Manado Dengan Ketentuan Dalam Standar Pelayanan Kefarmasian Rumah Sakit Permenkes No. 58 Tahun 2014. No Standar Pelayanan Rumah Sakit Ya Hasil Tidak Keterangan 319

1 Metode Sentralisasi 2 Metode Desentralisasi 3 Metode Resep Perorangan 4 Metode Sistem Floor stock 5 Metode Sistem UDD Instalasi farmasi RSUP Prof. Dr. R. D. Kandou Manado bertanggung jawab pada penggunaan obat di rumah sakit. Salah satu tanggung jawab instalasi farmasi yaitu pendistribusian sediaan farmasi ke ruang rawat penderita. Sistem distribusi obat rumah sakit adalah tatanan jaringan sarana, personel, prosedur dan jaminan mutu yang serasi, terpadu, dan berorientasi penderita dalam kegiatan penyampaian sediaan obat beserta informasinya kepada penderita. Sistem distribusi yang diterapkan di instalasi farmasi rumah sakit yaitu secara sentralisasi dan desentralisasi, yang artinya untuk pagi hari diterapkan sistem desentralisasi karena semua depo rawat inap dibuka untuk melakukan pelayanan kefarmasian, sedangkan pada sore dan malam hari hanya 2 apotek yang digunakan yaitu UGD dan depo rawat jalan yang hanya terpusat di apotek tersebut. Sistem distribusi obat untuk pasien rawat inap, berdasarkan hasil survei dan wawancara menggunakan sistem resep perorangan dan UDD (Unit Dose Dispensing). Sistem UDD adalah metode dispensing dan pengendalian obat yang dikoordinasikan instalasi farmasi rumah sakit dalam rumah sakit, dimana obat dikemas dalam kemasan unit tunggal, didispensing dalam bentuk siap konsumsi, dan untuk kebanyakan obat tidak lebih dari 24 jam persediaan dosis, dihantarkan ke/atau tersedia pada ruang perawatan penderita pada setiap waktu (Siregar, 2003). KESIMPULAN Berdasarkan hasil yang diperoleh dapat disimpulkan bahwa pelayanan kefarmasian di instalasi farmasi RSUP Prof. Dr. R. D. Kandou Manado menerapkan sistem distribusi resep perorangan dan sistem distribusi UDD (Unit Dose dispensing), dimana obat dikemas dalam kemasan unit tunggal, didispensing dalam bentuk siap konsumsi, dan untuk kebanyakan obat tidak lebih dari 24 jam persediaan dosis diantar ke ruang perawatan penderita pada setiap waktu. Pendistribusian sediaan farmasi di Instalasi Farmasi RSUP Prof. Dr. R. D. Kandou Manado telah sesuai dengan Standar Pelayanan Kefarmasian di Rumah Sakit berdasarkan Permenkes No. 58 Tahun 2014. SARAN Penelitian ini dapat dijadikan bahan pertimbangan bagi Instalasi Farmasi RSUP Prof. Dr. R. D. Kandou Manado untuk meningkatkan pelayanan kefarmasian di Rumah Sakit. Penelitian ini juga sebaiknya dapat menjadi pengetahuan tenaga farmasi di Instalasi Farmasi Farmasi RSUP Prof. Dr. R. D. Kandou Manado mengenai 320

sistem distribusi yang sedang diterapkan di Rumah Sakit. DAFTAR PUSTAKA Anonim. 2004. No. 1197 Tentang Standar Pelayanan Farmasi Rumah Sakit. Kementrian Kesehatan Republik Indonesia, Jakarta. Anonim. 2009. No. 44 Tentang Kesehatan. Presiden Republik Indonesia, Jakarta. Anonim. 2014. No. 58 Tentang Standar Pelayanan Kefarmasian Di Rumah Sakit. Menteri Kesehatan Republik Indonesia, Jakarta Kemenkes RI. 2004. Standar Pelayanan Rumah Sakit. Menteri Keseharan RI, Jakarta Kemenkes RI. 2010. Direktorat Jenderal Bina Kefarmasian dan Alat Kesehatan. Bakti Husada, Jakarta Nasir, Abd., dkk. 2011. Buku Ajar: Metodologi Penelitian Kesehatan. Nuha Medika, Yogyakarta. Siregar, Ch.J. P., dan Amalia, L., 2003. Farmasi Rumah Sakit, Teori dan Penerapan. Penerbit Buku Kedokteran EGC, Jakarta. Siregar, Ch.J. P., dan Amalia, L., 2004. Farmasi Rumah Sakit, Teori dan Penerapan. Penerbit Buku Kedokteran EGC, Jakarta. Sugiono, 2005. Metode Penelitian Bisnis. Alfabeta, Jakarta Sugiono, 2010. Statistika untuk Penelitian. Alfabeta, Bandung 321