KOMBINASI RESISTANCE EXERCISE

dokumen-dokumen yang mirip
BAB I PENDAHULUAN. pencapain pembangunan di Indonesia. Peningkatan UHH ditentukan oleh

INTERVENSI BALANCE STRATEGY EXERCISE

BAB I PENDAHULUAN. dan anggota gerak bawah. Yang masing-masing anggota gerak terdiri atas

INTERVENSI FOUR SQUARE STEP

BAB I PENDHULUAN. tubuh ketika ditempatkan dalam berbagai posisi (Delito, 2003). Menurut Depkes

ABSTRAK KOMBINASI FOOT MUSCLE STRENGTHENING

BAB I PENDAHULUAN. termasuk pula kebanyakan orang indonesia. Remaja pun juga begitu. mereka tidak segan- segan melakukan banyak kegiatan ekstra selain

BAB I PENDAHULUAN. fungsional untuk menjadikan manusia menjadi berkualitas dan berguna

ABSTRAK PENGARUH HIGH INTENSITY CIRCUIT TRAINING (HICT) TERHADAP KEKUATAN OTOT LENGAN DAN TUNGKAI PADA PRIA DEWASA MUDA

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang

Sport and Fitness Journal ISSN: X Volume 5, No.3, September 2017: 85-92

Keyword : Elderly Balance, strengthening exercise, coordination exercise.

PEMBERIAN OTAGO HOME EXERCISE PROGRAMME LEBIH BAIK DALAM MENGURANGI RISIKO JATUH DARIPADA BALANCE STRATEGY EXERCISE PADA LANSIA DI TABANAN

PENGARUH DURASI STATIC STRETCHING OTOT HAMSTRING TERHADAP PENINGKATAN EKSTENSI SENDI LUTUT PADA LANJUT USIA DI POSYANDU SERANGAN DESA BLULUKAN

BAB I PENDAHULUAN. tubuh baik pada kondisi diam maupun bergerak (Depkes,1996). Klasifikasi

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. dipengaruhi oleh tugas, kepribadian, dan lingkungan, seperti bekerja, olahraga,

BAB I PENDAHULUAN. lingkup perkantoran biasanya sudah dilengkapi dengan fasilitas-fasilitas serta

KOMBINASI HALF SQUAT EXERCISE

BAB I PENDAHULUAN. lanjut yang dilalui dalam proses kehidupan pada setiap manusia yang. kebanyakan orang awam yang umum bahwa secara fisik dan fungsi

PENAMBAHAN SHAKING MASSAGE

INTERVENSI DYNAMIC REVERSALS

PERKEMBANGAN USIA MEMBERIKAN GAMBARAN KEKUATAN OTOT PUNGGUNG PADA ORANG DEWASA USIA TAHUN

KOMBINASI FOOT MUSCLE STRENGTHENING

PENGARUH PEDAL EXERCISE

BAB VI PEMBAHASAN. mahasiswa usia tahun dengan kurang aktivitas fisik. Mahasiswa usia tahun pada prodi D-IV Fisioterapi seluruhnya

SKRIPSI AUTO STRETCHING

BAB I PENDAHULUAN. Manusia adalah makhluk yang dinamis, dimana pada hakekatnya selalu

PERBEDAAN PENGARUH LATIHAN PENGUATAN OTOT QUADRISEP DENGAN OTOT DORSAL DAN PLANTAR FLEKSOR TERHADAP PENINGKATAN KESEIMBANGAN DINAMIS LANSIA

SKRIPSI. Oleh: Yuni Novianti Marin Marpaung NIM KEMENTERIAN PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN PROGRAM STUDI FISIOTERAPI FAKULTAS KEDOKTERAN

FENOMENA BALANCE EXERCISE UNTUK MENINGKATKAN KESEIMBANGAN POSTURAL LANJUT USIA

BAB I PENDAHULUAN. Selama masa awal anak-anak, seorang anak mengalami peningkatan yang

PERBEDAAN ANTARA KESEIMBANGAN TUBUH SEBELUM DAN SESUDAH SENAM PILATES PADA WANITA USIA MUDA

SKRIPSI PERBEDAAN LATIHAN PLIOMETRIK DEPTH JUMP DAN JUMP TO BOX TERHADAP PENINGKATAN KECEPATAN LARI PADA PEMAIN SEPAK BOLA DI SMA N 1 MANGGIS

BAB I PENDAHULUAN. Manusia setiap hari melakukan gerakan untuk melakukan suatu tujuan

BAB I PENDAHULUAN. rutinitas yang padat dan sangat jarang melakukan aktifitas olahraga akan. penyakit termasuk salah satunya adalah penyakit stroke.

PENINGKATAN KECEPATAN JALAN DAN KESEIMBANGAN USIA LANJUT MENGGUNAKAN MODEL AQUATIC EXERCISE DAN LAND EXERCISE THERAPY

SKRIPSI PENGARUH LATIHAN BEBAN TERHADAP PENINGKATAN MASSA OTOT PECTORALIS MAYOR DAN BICEPS PADA USIA REMAJA DAN DEWASA GDE RABI RAHINA SOETHAMA

I G P Ngurah Adi Santika*, I P G. Adiatmika**, Susy Purnawati***

PERBEDAAN EFEKTIVITAS LATIHAN HEXAGON DRILL DAN ZIG-ZAG RUN

SKRIPSI PELATIHAN TARI GALANG BULAN MENINGKATKAN KEBUGARAN FISIK PADA PELAJAR SMP DI YAYASAN PERGURUAN KRISTEN HARAPAN DENPASAR

PERBEDAAN PILATES EXERCISES

PEMBERIAN TEKNIK RELAKSASI PERNAFASAN PADA TERAPI LATIHAN PASIF MENURUNKAN INTENSITAS NYERI PADA PASIEN LUKA BAKAR DERAJAT II DI RSUP SANGLAH DENPASAR

ABSTRAK. Kata kunci : sindroma myofascial, otot upper trapezius, cryotherapy, ischemic compression technique, myofascial release technique

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang. Untuk mendapatkan kekuatan fisik serta kesehatan tubuh selain

PERBEDAAN INTERVENSI MUSCLE ENERGY TECHNIQUE DAN INFRARED

PENAMBAHAN ISOMETRIK HAMSTRING MENINGKATKAN PANJANG LANGKAH PASIEN PEREMPUAN DENGAN OSTEOARTRITIS LUTUT

PENGARUH GAZE STABILITY EXERCISE TERHADAP KESEIMBANGAN LANJUT USIA

BAB I PENDAHULUAN. kesehatan, jumlah lansia di Indonesia mengalami peningkatan. Pada tahun

BAB VI PEMBAHASAN. Penelitian ini merupakan penelitian eksperimental bertujuan untuk

PENGARUH PEMBERIAN CORE STABILITY EXERCISE UNTUK PENINGKATAN KESEIMBANGAN DINAMIK PADA PEMAIN SEPAK BOLA PUTRA MAOSPATI DI KABUPATEN MAGETAN

BAB I PENDAHULUAN. merupakan satu kesatuan dari tulang, sendi, otot dan saraf. Anggota gerak ini

HUBUNGAN ANTARA FORWARD HEAD POSTURE (FHP) DENGAN KESEIMBANGAN PADA LANJUT USIA

BAB 1 PENDAHULUAN. sangat cepat. Setiap detik terdapat dua orang yang berulang tahun ke-60 di dunia,

BAB I PENDAHULUAN. Lanjut usia adalah seseorang yang telah mencapai usia 60 tahun ke atas

Keywords: Dynamic stretching, static stretching, flexibility PENDAHULUAN

Dwi Rosella Komalasari 1, Ali Ahyar Ridha 2

BAB I PENDAHULUAN. kegiatan rutin, hal tersebut menjadi suatu hal yang alamiah untuk memenuhi

PENGARUH LOMPAT TALI (ROPE JUMP) TERHADAP KESEIMBANGAN DINAMIS PADA ANAK DI SDN LOSARI 153 SURAKARTA

LEBIH BAIK DARIPADA LATIHAN SWISS BALL

DAN WILLIAM FLEXION EXERCISE

Bagian Biokimia Fakultas Kedokteran Universitas Udayana, Bali

BAB I PENDAHULUAN. mana jika kesehatan terganggu maka akan dapat mempengaruhi. kemampuan seseorang dalam melakukan aktifitas sehari-hari.

PENAMBAHAN ISOMETRIK HAMSTRING MENINGKATKAN PANJANG LANGKAH PASIEN PEREMPUAN DENGAN OSTEOARTRITIS LUTUT

PELATIHAN VISUAL CUE TRAINING

SKRIPSI NYOMAN HARRY NUGRAHA

BAB VI PEMBAHASAN. kelompok perlakuan, masing-masing kelompok berjumlah 30 orang.

BAB I PENDAHULUAN. Manusia sebagai mahluk hidup sama dengan mahluk hidup lainnya, pasti

PUBLIKASI ILMIAH. Disusun sebagai salah satu syarat menyelesaikan Program Studi Strata I pada Jurusan Fisioterapi Fakultas Ilmu Kesehatan.

Kata kunci: lansia, senam pivot, jalan kaki, rentang gerak sendi/ range of motion (ROM), sendi ekstremitas superior.

PERBEDAAN FUNGSI KOGNITIF SEBELUM DAN SESUDAH PELATIHAN SENAM LANSIA MENPORA PADA KELOMPOK LANSIA KEMUNING, BANYUMANIK, SEMARANG

BAB I PENDAHULUAN. memperhatikan kondisi kebugaran jasmani dan rohani. Dengan. sakit atau cidera pada saat beraktifitas. Maka dari itu untuk mencapai

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. 1. Gambaran Umum Sampel Penelitian. usia minimal 60 tahun yang telah memenuhi kriteria inklusi dan

PERBEDAAN AQUATIC EXERCISE THERAPY DAN SENAM AEROBIC LOW IMPACT DALAM MENINGKATKAN KESEIMBANGAN DINAMIS PADA LANSIA DI BANJAR DHARMA SANTI DENPASAR

PERBEDAAN PENGARUH BALANCE EXERCISE DAN SENAM LANSIA TERHADAP PENINGKATAN KESEIMBANGAN LANSIA DI POSYANDU LANSIA WIRALESTARI XI WIROBRAJAN

SKRIPSI. Skripsi ini diajukan sebagai Salah satu syarat untuk memperoleh gelar SARJANA FISIOTERAPI. Oleh: LIDIA VALENTIN NIM.

ABSTRAK PERBANDINGAN EFEK PEMBERIAN AIR MINERAL DAN AIR ISOTONIK TERHADAP ENDURANCE

ABSTRAK. I Wayan Suadnya Rumah Sakit Umum Daerah Buleleng

BAB I PENDAHULUAN. telah meningkatkan kualitas hidup manusia dan menjadikan rata-rata umur

BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG. Semakin banyak kemajuan dan terobosan-terobosan baru di segala

BAB I PENDAHULUAN. gangguan pada keseimbangan gaya berdiri (center of gravitiy) dikarenakan

BAB V PEMBAHASAN. sampel yang berasal dari warga yang berada di daerah Pasarkamis- Tangerang. Sampel pada penelitian ini dengan kondisi penurunan

BAB I PENDAHULUAN. pengetahuan, dan tingkat pendapatan semakin meningkat. Salah satu penanda

Journal of Sport Sciences and Fitness

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

PENGARUH LATIHAN JALAN TANDEM (TANDEM STANCE) TERHADAP PENINGKATAN KESEIMBANGAN UNTUK MENGURANGI RISIKO JATUH PADA LANJUT USIA

BAB I PENDAHULUAN. untuk dapat berinteraksi atau beradaptasi dengan lingkungan. Hal ini merupakan

BAB I PENDAHULUAN. berpengaruh pada peningkatan usia harapan hidup di Indonesia. Lansia

BAB I PENDAHULUAN. Kesehatan adalah keadaan sehat, baik secara fisik, mental, spiritual

PENAMBAHAN BALLISTIC STRETCHING

ABSTRAK PERBANDINGAN EFEK KONSUMSI AKUADES DAN MINUMAN ISOTONIK TERHADAP FREKUENSI DENYUT NADI PADA PRIA DEWASA SETELAH TES LARI 12 MENIT

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Kemajuan yang terjadi dalam bidang kesehatan, meningkatnya kondisi

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

PERBANDINGAN INTERVENSI AUTO STRETCHING

SKRIPSI PENGARUH LATIHAN ROM AKTIF ASISTIF SPRING GRIP TERHADAP KEKUATAN OTOT EKSTREMITAS ATAS PADA PASIEN STROKE ISKEMIK

Kata kunci: Berjalan santai selama 30 menit, kewaspadaan, laki-laki dewasa muda

PENGARUH PENAMBAHAN LATIHAN CORE STABILITY PADA LATIHAN SQUAT JUMP TERHADAP PENINGKATAN POWER OTOT TUNGKAI

BAB I PENDAHULUAN. hingga orang tua menyukai olahraga ini, cabang olahraga yang berbentuk

ECCENTRIC EXERCISE LEBIH BAIK MENURUNKAN RASA NYERI PADA TENNIS ELBOW DIBANDINGKAN DENGAN TERAPI ULTRASOUND (US) DAN STRETCHING ABSTRAK

BAB I PENDAHULUAN. dan mobilisasi yang baik, tidak ada keluhan dan keterbatasan gerak terutama

Transkripsi:

KOMBINASI RESISTANCE EXERCISE DAN STRETCHING LEBIH MENINGKATKAN KESEIMBANGAN STATIS DIBANDINGKAN STRETCHING PADA LANSIA DI DESA BLIMBINGSARI, KECAMATAN MELAYA, KABUPATEN JEMBRANA, BALI 1 Bagus Naibaho, 2 Ari Wibawa, 3 Agung Wiwiek Indrayani 1. Program Studi Fisioterapi Fakultas Kedokteran Universitas Udayana Denpasar 2. Program Studi Fisioterapi Fakultas Kedokteran Universitas Udayana Denpasar 3. Bagian Farmakologi Fakultas Kedokteran Universitas Udayana Denpasar ABSTRAK Bertambahnya usia dapat menyebabkan penurunan pada kemampuan fungsi tubuh yakni kelemahan pada sistem muskuloskeletal bagian ekstremitas bawah dan gangguan pada sistem sensoris yang berdampak pada gangguan keseimbangan. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui kombinasi resistance exercise dan stretching terhadap peningkatan keseimbangan statis pada lansia. Penelitian ini menggunakan metode eksperimental dengan rancangan pre test and post test group design. Sampel penelitian dibagi menjadi 2 kelompok lansia yang dibagi secara acak untuk ditetapkan menjadi kelompok perlakuan (n=12) dan kelompok kontrol (n=12). Kelompok perlakuan diberikan resistance exercise dan stretching, dan kelompok kontrol diberikan stretching. Pengukuran keseimbangan statis dilakukan sebelum dan sesudah pemberian latihan selama 4 minggu dengan One-Legged Stance Test (OLST). Hasil penelitian didapatkan p=0,000 (p<0,05) untuk kelompok perlakuan dengan beda rerata 5.58 1,50 dan p=0,000 (p<0,05) untuk kelompok kontrol dengan beda rerata 4.00 1.47. Hasil tersebut menunjukkan berarti ada perbedaan bermakna pada peningkatan keseimbangan statis pada setiap kelompok. Dari uji beda selisih kelompok perlakuan dengan kelompok kontrol menggunakan independent t-test didapatkan hasil p=0,007 (p<0,05). Simpulan penelitian ini adalah kombinasi resistance exercise dan stretching lebih meningkatkan keseimbangan statis dibandingkan stretching. Kata kunci: keseimbangan statis, lansia, resistance exercise, stretching COMBINATION OF RESISTANCE EXERCISE AND STRETCHING MORE EFFECTIVE TO IMPROVE STATIC BALANCE COMPARE WITH STRETCHING IN ELDERLY AT BLIMBINGSARI VILLAGE, MELAYA DISTRICT, JEMBRANA REGENCY, BALI ABSTRACT Age-related changes characterized by decrease of body function including the weakness of musculoskeletal system at lower extremities and disturbances of sensory system which affect human balance. The aim of this study was to investigate the combined effects of resistance exercise and stretching on static balance improvement among elderly. Experimental research has been performed with the design of pre-test and post-test group design. Samples were randomly assigned to an experimental (n=12) or control group (n=12). The experimental group performed stretching and resistance exercises, and the control group performed stretching exercises only. Static balance was measured before and after the 4-week intervention, the participants experimental and control group were evaluated using the One-Legged Stance Test (OLST). The result obtained p=0,000 (p<0,05) for experimental group with mean 5.58 1,50 and p=0,000 for control group with mean 4.00 1.47. The result means that in each group were significantly improved static balance. From the independent t-test obtained p=0,007 (p<0,05). It can be concluded that the combination of resistance exercise and stretching more effective to improve static balance compare with stretching. Keywords: static balance, elderly, resistance exercise, stretching 1

PENDAHULUAN Proses menjadi tua terjadi pada setiap orang yang ditandai dengan adanya perubahan neuromuskular, somatosensoris, vestibular, dan sistem visual yang berkaitan dengan sedentary lifestyles (1). Studi menunjukkan bahwa, bertambahnya usia dapat berpengaruh terhadap penurunan keseimbangan (2). Keseimbangan terjadi apabila adanya integrasi dan koordinasi yang kompleks melalui sistem multiple tubuh seperti vestibular, visual, auditori, motorik dan level yang tinggi dari sistem premotorik. Informasi dari sistem sensoris diintepretasikan pada sistem saraf pusat (SSP) yang berasal dari internal body schema. Respon dari internal body schema diformulasikan dan sinergi otot postural diaktifkan untuk pergerakan kepala, mata, dada, dan pergerakan tungkai bawah untuk menopang stabilitas postur. Keseimbangan diperlukan tidak hanya untuk menopang stabilitas postural tetapi juga untuk memastikan mobilitas yang aman dalam hubungannya dengan aktivitas sehari-hari, seperti berdiri ketika mengerjakan sesuatu, kemudian bangkit dari kursi, jalan dan duduk kembali (3). Gangguan keseimbangan dapat berupa gambaran dari patologi, seperti gangguan neurologikal, penurunan sensoris atau kelemahan otot (3). Gangguan keseimbangan juga akan berdampak padanya jatuh dan telah diketahui bahwa peningkatan usia berhubungan dengan insiden jatuh (4). Jatuh merupakan masalah yang sering terjadi pada lansia karena menyebabkan terjadinya morbiditas dan mortalitas (4,5). Jatuh pada lansia dapat menyebabkan kecelakaan yang parah seperti fraktur, traumatic brain injury, atau bahkan kematian (4). Hal ini juga dapat menyebabkan efek negatif pada kondisi fisik, psikologikal, dan status sosioekonomi (6). Insiden jatuh pada populasi lansia yang tinggal dirumah meningkat sesuai dengan pertambahan usia yakni 28% 35% pada lansia dengan usia lebih dari 65 tahun dan 32% 42% dengan usia diatas 75 tahun (6). Sepertiga dari jumlah lansia diatas usia 65 tahun pernah mengalami jatuh dan setengah dari jumlah lansia yang berusia diatas lebih dari 80 tahun dilaporkan mengalami jatuh (4,7). Lansia dengan riwayat yang pernah jatuh sebelumnya mempunyai resiko jatuh lebih besar untuk terjadinya jatuh kembali. Diperkirakan sekitar 30% dari lansia yang pernah jatuh mengalami cedera yang memerlukan perhatian medis dan 10%nya mengalami fraktur (6). Faktor resiko lain yang dapat menyebabkan jatuh selain penambahan usia dan riwayat jatuh sebelumnya adalah arthritis, gangguan kognitif, depresi, gangguan berjalan, stroke, pengaruh obat-obatan, kelemahan otot ekstremitas bawah serta gangguan sensoris (4,8). Lemahnya otot-otot ektremitas bawah dan gangguan sensoris berpengaruh terhadap keseimbangan. Dalam hal ini diperlukan suatu latihan untuk meningkatkan keseimbangan dan mencegah terjadinya jatuh pada lansia yakni, lowerextremity resistance exercise dan stretching. Stretching atau peregangan merupakan suatu teknik yang memaksa musculotendinous dalam memanjangkan strukturnya. Tujuan dari stretching adalah untuk meningkatkan 2

range of motion (ROM), mengurangi kekakuan atau nyeri, serta persiapan dalam menjalankan aktivitas. Stretching secara umum dapat dicapai melalui latihan yang memanjangkan posisi otot dalam jangka waktu yang ditentukan (9). Hubungan stretching terhadap sistem muskuloskeletal berkaitan erat dengan fleksibilitas otot, serta dapat meningkatkan mobilitas pada jaringan lunak yang erat kaitannya terhadap kontrol postural atau keseimbangan (10). Resistance exercise atau latihan tahanan adalah bentuk latihan dari strengthening exercise yang bersifat aktif baik berupa dinamis maupun statis yang mengontraksikan otot dengan menahan kekuatan yang diberikan secara manual ataupun mekanikal. Resistance exercise merupakan unsur penting dalam program rehabilitasi untuk seseorang yang mengalami gangguan fungsional dan komponen integral serta berpotensi untuk meningkatkan kemampuan kerja motorik, dan mencegah atau mengurangi resiko penyakit dan cedera (10,11). METODE PENELITIAN Rancangan Penelitian Rancangan penelitian ini bersifat eksperimental dengan rancangan randomized pre and post test with control group design. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui peningkatan keseimbangan statis dengan kombinasi resistance exercise dan stretching dibandingkan stretching. Populasi dan Sampel Populasi penelitian ini adalah lansia di Desa Blimbingsari, Kecamatan Melaya, 3 Kabupaten Jembrana, Bali. Penelitian ini dilakukan selama 4 minggu yakni pada bulan Mei Juni 2014. Kriteria sampel dalam penelitian ini adalah lansia dengan nilai keseimbangan statis yang rendah sesuai dengan pengukuran One-Legged Stance Test (OLST) dan berusia 60-69 tahun, mempunyai fungsi visual dan vestibular yang baik, mampu berjalan mandiri tanpa keterbatasan fungsional, serta tidak mengalami gangguan sistem saraf pusat dan tepi, kanker atau tumor pada tulang dan otot, osteomyelitis, fraktur, masalah kardiovaskular, osteoporosis, dan artritis. Besar sampel yang ditetapkan pada penelitian ini berjumlah 24 orang yang kemudian dibagi menjadi 2 kelompok (n=12) secara acak yakni kelompok ekperimental dan kelompok kontrol. Kelompok eksperimental menerapkan resistance exercise dan stretching dan kelompok kontrol menerapkan stretching saja. Resistance exercise yang digunakan adalah mekanikal resistance exercise dengan elastic band. Pemberian resistance exercise yang diterapkan pada penelitian ini adalah ekstensi knee, ekstensi hip, fleksi hip, dan abduksi hip. Pemberian stretching yang diterapkan adalah kelompok otot quadriceps, hamstring, adductor hip, dan fleksor hip. Intensitas yang diberikan bersifat ringan dan diterapkan selama 3 kali seminggu. Instrumen Penelitian Elastic band atau pita elastis adalah mekanikal resistance exercise yang bersifat isotonik yang membantu dalam pelaksanaan resistance exercise pada penelitian ini (12).

Elastic band baik digunakan pada program rehabilitasi khususnya pada lansia. Elastic band yang digunakan bermerek Kettler yang berwarna merah muda dengan tingkat tahanan yang rendah. One-Legged Stance Test (OLST) adalah pengukuran keseimbangan statis atau stabilitas postural yang merupakan metode efektif dalam mengetahui gangguan keseimbangan statis pada lansia (8,13). OLST dilakukan dengan mengangkat satu tungkai dan membentuk sudut 90 o fleksi knee. Apabila lansia mampu menahan selama 30 detik maka keseimbangan sangat baik (13,14). Dalam menganalisis data yang diperoleh, maka peneliti menggunakan uji statistik dengan aplikasi SPSS versi 16.0 antara lain: Paired sample t-test untuk mengetahui peningkatan keseimbangan statis sebelum dan sesudah intervensi pada kedua kelompok dan independent t-test untuk mengetahui perbedaan peningkatan keseimbangan statis pada kedua kelompok. HASIL Dari hasil pengukuran data, maka didapatkan distribusi data sampel sebagai berikut. Jenis Kelamin (Pria/Wanita) Tabel 1. Distribusi Data Sampel Eksperimental 6/6 5/7 Kontrol Usia 64,17±3,271 65,67±3,143 Berdasarkan tabel 1. didapatkan bahwa kelompok eksperimental terdiri atas 6 laki-laki dan 6 wanita dengan rerata usia 64,17±3,271 tahun, sedangkan kelompok 4 kontrol terdiri atas 5 laki-laki dan 7 wanita dengan rerata usia 65,67±3,143 tahun. Tabel 2. Beda Rerata Peningkatan Keseimbangan Statis Pada Lansia Sebelum dan Setelah Perlakuan Kelompok Sebelum Perlakuan (detik) Setelah Perlakuan (detik) Eksperimental 10,75 16.33 Kontrol 9,83 13.83 Beda Rerata 5.58 1,50 4.00 1.47 P 0,000 0,000 Tabel 2. memperlihatkan perbedaan rerata peningkatan keseimbangan statis pada lansia sebelum dan setelah perlakuan pada kedua kelompok dengan menggunakan paired sample t-test. Pada masing-masing kelompok diperoleh nilai p=0,000 (P<0.05) yang berarti bahwa ada perbedaan yang bermakna dari peningkatan keseimbangan statis pada lansia. Tabel 3. Selisih Peningkatan Keseimbangan Statis pada Lansia Sebelum Perlakuan Sesudah Perlakuan Selisih Kelompok Rerata ± SD P Eksperimental 10.75 ± 1.485 Kontrol 9.83 ± 1.946 Eksperimental 16.33 ± 1.614 Kontrol 13.83 ± 1.946 Eksperimental 5.50 ± 1.508 Kontrol 3.83 ± 1.193 0,208 0,002 0,007 Tabel 3. menunjukkan uji perbandingan rerata peningkatan keseimbangan statis pada lansia sebelum dan setelah perlakuan dengan menggunakan independent t-test dan diperoleh nilai selisih p=0,007 (p<0,05) yang berarti ada perbedaan bermakna pada hasil penelitian

terhadap kelompok eksperimental dan kelompok kontrol. DISKUSI Karakteristik Sampel Karakteristik sampel pada penelitian ini yaitu pada kelompok 1 subjek yang berjenis kelamin laki-laki sebanyak 6 orang (50,0%) dan berjenis kelamin perempuan sebanyak 6 orang (50,0%), sedangkan pada kelompok 2 subjek yang berjenis kelamin laki-laki sebanyak 5 orang (41,7%) dan perempuan sebanyak 7 orang (58,3%). Dilihat dari usia subjek, kelompok perlakuan 1 memiliki rerata usia 64,17±3,271 tahun dan kelompok 2 memiliki rerata usia 65.67±3,143 tahun. Menurut Tuunainen et al. (2013) penambahan usia seseorang berpengaruh terhadap penurunan fungsi keseimbangan dan hal ini mulai terjadi pada usia 60 tahun baik pada pria maupun wanita (15). Pada penelitian yang dilakukan oleh Yu et al. (2013) yang menyatakan bahwa terjadinya penurunan kemampuan dalam menjaga keseimbangan pada lansia diakibatkan karena lemahnya kekuatan otot-otot, gangguan koordinasi, fleksibilitas atau proprioseptif (11). Penelitian tersebut juga dinyatakan pada penelitian Tuunainen et al. (2013) yang menyebutkan bahwa prevalensi lansia dengan kelemahan otot pada ekstremitas bawah mencapai 48%, yang berarti hampir setengah dari lansia mengalami kelemahan otot pada ektremitas bawah (15). 5 Stretching Meningkatkan Keseimbangan Statis pada Lansia Pada tabel 2. kelompok kontrol yakni pemberian stretching meningkatkan keseimbangan statis pada lansia dengan nilai p=0,000 (P<0,005). Efek peningkatan keseimbangan statis ini terjadi karena stretching dapat meningkatkan ROM pada sendi dan fleksibilitas pada otot (10,12,16 18). Efek neurofisiologi stretching terhadap keseimbangan melibatkan stimulasi dari mekanoreseptor yang memberikan informasi ke SSP mengenai perpanjangan dan ketegangan muskulotendinous. Mekanoreseptor meliputi muscle spindle dan Golgi Tendon Organ (GTO). Aktivitas muscle spindle dan GTO bekerja sebagai pelindung selama otot berkontraksi (12). Muscle spindle merupakan organ sensori terbesar pada otot dan berpengaruh terhadap kecepatan dan mempertahankan kondisi otot. Fungsi utama dari muscle spindle adalah menerima dan menyampaikan perubahan perpanjangan otot dan perubahan percepatan panjang otot. GTO merupakan organ sensori yang terletak di dekat persimpangan muskulotendinous serat otot ekstrafusal. Fungsi GTO adalah untuk memantau perubahan dalam ketegangan unit otot-tendon (10). Ketika terjadi stretching, muscle spindle merasakan adanya peningkatan pada ketegangan otot yang kemudian menyampaikan informasi ke SSP. Kemudian impuls kembali ke muscle spindle dari spinal cord sehingga menyebabkan refleks kontraksi pada otot (12). Sebaliknya, karena GTO memonitor ketegangan dalam serat otot pada saat stretching, sehingga memiliki dampak penghambat pada ketegangan di unit otot-tendon, terutama jika

kekuatan peregangan yang berkepanjangan. Efek ini disebut inhibisi autogenik (10). Selanjutnya, informasi itu dikirimkan ke SSP sehingga menyebabkan refleks relaksasi pada otot (12). Muscle spindle dan GTO merupakan informasi proprioseptor yang dominan dalam mempertahankan keseimbangan. Apabila stretching diterapkan sebagai bagian dari latihan, akan merangsang reseptor prioprioseptor pada kontrol keseimbangan sehingga sistem somatosensoris dapat beradaptasi dalam mempertahankan keseimbangan melalui peningkatan fleksibilitas otot dan ROM. Kombinasi Resistance exercise dan Stretching Meningkatkan Keseimbangan Statis pada Lansia Pada tabel 2. kelompok eksperimental yakni pemberian resistance exercise dan stretching meningkatkan keseimbangan statis pada lansia dengan nilai p=0,000 (p<0,05). Efek pemberian resistance exercise terhadap keseimbangan statis dapat meningkatkan performa otot seperti strength, power, dan endurance (10). Peningkatan performa otot disebabkan karena adaptasi fisiologi dari resistance exercise. Adaptasi fisiologi resistance exercise terhadap keseimbangan mencakup adaptasi neurologis dan adaptasi otot skeletal. Adaptasi neurologis dari resistance exercise disebabkan karena resistance exercise dapat mempengaruhi efisiensi sistem neuromuskular dengan meningkatkan rekrut motor unit. Motor unit didefinisikan sebagai saraf motorik, dan semua serabut otot tersebut diinervasi oleh saraf motorik. Satu saraf motorik menginervasi lebih dari 100 serabut otot. Kekuatan kontraksi suatu 6 otot secara langsung berkaitan dengan jumlah serabut otot yang terlibat. Semakin besar jumlah motor unit yang direkrut (semakin besar pula jumlah serabut otot yang direkrut) untuk melakukan pekerjaan, semakin kuat kontraksi otot yang terlibat. Semakin banyak serabut otot yang diinervasi oleh saraf motorik, semakin besar pula power dan kekuatan otot tersebut (12). Penelitian yang dilakukan oleh Joshua et al. (2014) dengan memberikan latihan resistance pada lansia terhadap peningkatan keseimbangan dapat mempengaruhi adaptasi neurologis dari saraf motorik. Pada keseimbangan, sistem neuromuskular mengatur koordinasi motorik pada tubuh melalui SSP yang melaksanakan gerak postural (10,20). Apabila pemberian resistance exercise diterapkan maka dapat merangsang kerja sistem neuromuskular yang dapat meningkatkan keseimbangan melalui perekrutan motor unit terhadap kontrol postural. Adaptasi otot skeletal dari resistane exercise dapat menyebabkan peningkatan pada ukuran otot. Peningkatan massa otot dikenal dengan hipertrofi. Hipertrofi merupakan meningkatnya ukuran serabut otot yang disebabkan karena meningkatnya volume myofibrillar. Terjadinya hipertrofi juga berpengaruh terhadap peningkatan kekuatan otot, power dan endurance (10,12). Hal ini menjelaskan bahwa pemberian resistance exercise dapat meningkatkan performa otot.yang mencakup kekuatan otot, power dan endurance. Penambahan stretching pada resistance exercise dapat meningkatkan keseimbangan statis, hal ini dikarenakan karena kombinasi dari kedua latihan sudah

mencapai aspek dalam meningkatkan keseimbangan. Hal ini sesuai menurut Guccione et al., (2012) yang mengatakan bahwa penurunan keseimbangan yang diakibatkan karena penambahan usia terjadi karena adanya penurunan pada kekuatan otot, endurance, power, fleksibilitas, dan ROM. Efek stretching terhadap keseimbangan yakni meningkatkan ROM dan fleksibilitas otot, sedangkan resistance exercise meningkatkan performa otot yakni kekuatan otot, endurance, dan power (20). Kombinasi Resistance exercise dan Stretching Lebih Meningkatkan Keseimbangan Statis dibandingkan Stretching pada Lansia Pada tabel 3. Selisih peningkatan keseimbangan statis pada kedua kelompok didapatkan p=0,007 (P<0,05). Hal tersebut menunjukkan bahwa latihan resistance exercise dan stretching lebih meningkatkan keseimbangan dibandingkan stretching pada lansia. Menurut penelitian yang dilakukan Yu et al. (2013) yang berjudul Effects of Resistance exercise Using Thera-band on Balance of Elderly Adults: A Randomized Controlled Trial yang menunjukkan bahwa resistance exercise dan stretching lebih meningkatkan keseimbangan dibandingkan stretching (11). Dalam hal ini, pemberian stretching saja tidak cukup dalam meningkatkan keseimbangan, karena stretching merangsang reseptor seperti muscle spindle dan GTO untuk terjadinya peningkatan fleksibilitas otot dan ROM pada sendi. Peningkatan fleksibilitas dan ROM pada sendi merupakan salah satu aspek yang menunjang untuk mempertahankan kontrol postural. Akan tetapi, proses penambahan usia mengalami penurunan pada fungsi 7 sistem muskuloskeletal, salah satunya yakni lemahnya otot ekstremitas bawah dalam menunjang kontrol keseimbangan yang mencakup kekuatan otot, power, endurance, fleksibilitas, dan ROM (10). Hal ini menjelaskan bahwa perlu dilakukannya latihan tambahan yakni resistance exercise sebagai latihan penguatan terhadap otot-otot yang lemah pada ekstremitas bawah untuk menunjang performa otot dalam kontrol keseimbangan yang lebih baik pada lansia (20). SIMPULAN DAN SARAN Simpulan Berdasarkan analisis penelitian yang telah dilakukan dan pembahasan dapat disimpulkan bahwa : 1. Stretching dapat meningkatkan keseimbangan statis pada lansia. 2. Kombinasi resistance exercise dan stretching dapat meningkatkan keseimbangan statis pada lansia. 3. Kombinasi resistance exercise dan stretching lebih meningkatkan keseimbangan statis pada lansia. Saran Beberapa saran yang dapat diajukan berdasarkan temuan dan kajian dalam penelitian ini adalah : 1. Diharapkan hasil penelitian ini dapat menjadi acuan bagi rekan-rekan fisioterapis dalam meningkatkan keseimbangan pada lansia dengan gangguan keseimbangan. 2. Penelitian ini dapat dijadikan dasar penelitian untuk penelitian fisioterapi yang lebih komprehensif.

3. Diharapkan pada penelitian ini dapat dilanjutkan dengan menambah variabel-variabel yang diteliti, seperti tinggi badan dan berat badan, beragam jenis latihan untuk meningkatkan keseimbangan statis sehingga didapatkan hasil yang lebih akurat dalam meningkatkan keseimbangan statis. DAFTAR PUSTAKA 1. Alfieri FM, Riberto M, Abril-Carreres A, Boldó-Alcaine M, Rusca-Castellet E, Garreta-Figuera R, & Battistella L,. Effectiveness of an exercise program on postural control in frail older adults. Clin Interv Aging. 2012 Jan;7:593 8. 2. Bouillon LE, Baker JL. Dynamic Balance Differences as Measured by the Star Excursion Balance Test Between Adult-aged and Middle-aged Women. Sport Health. 2011;3(5):466 9. 3. Mancini M, Horak FB. The Relevance of Clinical Balance Assessment Tools to Differentiate Balance Deficits. Eur J Phys Rehabil Med. 2010;46(2):239 48. 4. Cho KH, Bok SK, Kim Y-J, Hwang SL. Effect of Lower Limb Strength on Falls and Balance of the Elderly. Ann Rehabil Med. 2012;36(3):386 93. 5. Azidah AK, Hasniza H, Zunaina E. Prevalence of Falls and Its Associated Factors among Elderly Diabetes in a Tertiary Center, Malaysia. Curr Gerontol Geriatr Res. 2012;1 5. 6. Kuptniratsaikul V, Praditsuwan R, Assantachai P, Ploypetch T, Udompunturak S, Pooliam J. Effectiveness of Simple Balancing Training Program in Elderly Patients With History of Frequent Falls. Clin Interv Aging. 2011;6:111 7. 8 7. Buracchio TJ, Mattek NC, Dodge HH, Hayes TL, Pavel M, Howieson DB, et al. Executive function predicts risk of falls in older adults without balance impairment. BMC Geriatr. BioMed Central Ltd; 2011;11:74. 8. Sibley KM, Straus SE, Inness EL, Salbach NM, Jaglal SB. Clinical balance assessment: perceptions of commonlyused standardized measures and current practices among physiotherapists in Ontario, Canada. Implementation Science; 2013 Jan;8:33. 9. Armiger P, Martyn M. Stretching for Functional Flexibility. Baltimore: Lippincott Williams & Wilkins; 2010. pp. 3-10 10. Kisner C, Colby LA. Therapeutic Exercise. 5th ed. Philadelphia: F.A. Davis Company; 2007. pp. 65-272 11. Yu W, An C, Kang H. Effects of Resistance exercise Using Thera-band on Balance of Elderly Adults : A Randomized Controlled Trial. J Phys Ther Sci. 2013;25:1471 3. 12. Higgins M. Therapeutic Exercise: From Theory to Practice. Philadelphia: F.A. Davis Company; 2011. pp. 79-155 13. Lewis C, Shaw K. One-Legged (Single Limb) Stance Test. Geriatr Funct. 2006;17(6):10. 14. Fenderson CB, Ling WK. Neuro Notes: Clinical Pocket Guide. Philadelphia: F.A. Davis Company; 2009. p. 39 15. Tuunainen E, Rasku J, Jäntti P, Moisio- Vilenius P, Mäkinen E, Toppila E, et al. Postural Stability and Quality of Life After Guided and Self-Training Among Older Adults Residing in An Institutional Setting. Clin Interv Aging. 2013;3(8):1237 46. 16. Page P. Current Concepts in Muscle Stretching for Exercise and

Rehabilitation. Int J Sports Phys Ther. 2012;7(1):109 19. 17. Lim K-I, Nam H-C, Jung K-S. Effects on Hamstring Muscle Extensibility, Muscle Activity, and Balance of Different Stretching Techniques. J Phys Ther Sci. 2014 Feb;26(2):209 13. 18. Stathokostas L, Little RMD, Vandervoort AA, Paterson DH. Flexibility Training and Functional Ability in Older Adults: A SystematicReview. J Aging Res. 2012 Jan;2012:1 30. 19. Joshua AM, D Souza V, Unnikrishnan B, Mithra P, Kamath A, Acharya V, et al. Effectiveness of Progressive Resistance Strength Training Versus Traditional Balance Exercise in Improving Balance Among the Elderly - A Randomised Controlled Trial. J Clin Diagnostic Res. 2014 Mar [cited 2014 Jun 3];8(3):98 102. 20. Guccione AA, Wong RA, Avers D. Geriatric Physical Therapy. 3rd ed. Missouri: Elsevier Mosby; 2012. pp. 331-353. 9