BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Murabahah merupakan produk utama lembaga pembiayaan yang paling mendominasi dalam kegiatan pembiayaan berdasarkan prinsip syariah. Hal ini dapat dilihat pada grafik pembiayaan berdasarkan prinsip syariah tahun 2013, sumber pembiayaan dengan nilai terbesar dalam perbankan syariah adalah dari piutang murabahah, yaitu dengan nilai sebesar Rp 20,59 triliun atau sekitar 92,09% dari total pembiayaan syariah, sementara untuk kegiatan Ijarah Muntahiyah Bittamlikhanya sebesar Rp1,58 triliun atau 7,06% dan Ijarah sebesar Rp0,19 triliun atau 0,86% (grafik no 1). Kemudian analisis untuk pertumbuhan jenis pembiayaan berdasarkan prinsip syariah tahun 2009-2013 diperoleh hasil bahwa jumlah pembiayaan bank syariah dengan indikator pembiayaan murabahah terus menunjukkan peningkatan untuk setiap tahunnya serta memiliki nilai terbesar dibandingkan sumber pembiayaan lainnya yaitu musyarakah, mudharabah, ijarah, dan pendanaan lain berbasis syariah (grafik no 2). (Grafik terlampir) Dalam penerapannya, Murabahah dan transaksinya telah diatur dalam Pernyataan Standar Akuntansi Keuangan (PSAK) nomor 102. Hal-hal yang tercantum dalam PSAK no 102, antara lain: (a) Tujuan,yang mencangkup tentang pengakuan, pengukuran, penyajian, dan pengungkapan transaksi murabahah.; (b) Ruang lingkup, yaitu mencangkup tentang pihak-pihak yang melakukan transaksi murabahah dengan lembaga keuangan syariah dan 1
2 koperasi syariah; (c) Karateristik, yaitu tentang transaksi murabahah berdasarkan jenisnya (pesanan dan tanpa pesanan) dan berdasarkan sifatnya (mengikat dan tidak mengikat); (d) Pengakuan dan pengukuran, yaitu tentang bagaimana perlakuan akuntansi murabahah untuk penjual dan pembeli; (e) Penyajian dan pengungkapan, yaitu bagaimana transaksi murabahah disajikan dan diungkapkan dalam laporan keuangan syariah. Pembiayaan merupakan bagian yang memiliki andil tingginya tingkat penyaluran dana bank syariah. Pertumbuhan bisnis perbankan syariah selalu menunjukkan kinerja positif, dapat dilihat dari penghimpunan dana yang selalu meningkat setiap tahunnya dan meningkat sangat pesat di tahun 2009 dengan pertumbuhan sebesar 41,84% (Djatmiko dan Rachman, 2015). Pembiayaan murabahah sampai saat ini masih merupakan pembiayaan yang dominan bagi perbankan syariah di dunia, tetapi banyak kritikan dilontarkan pada bank syariah dalam masalah penetapan margin keuntungan. Hal ini dikarenakan produk pembiayaan murabahah merupakan produk yang mirip dengan produk pembiayaan kredit berbunga flat pada bank konvensional, PT Bank Muamalat Indonesia, Tbk merupakan salah satu bank syariah di Indonesia yang menjalankan konsep murabahah berdasarkan PSAK No.102 yaitu akad jual beli, barang dengan menyatakan harga perolehan dan keuntungan (margin) yang disepakati oleh penjual dan pembeli (Purwanti, 2013).Terkait dengan lembaga keuangan syariah, saat ini di Indonesia terdapat banyak lembaga keuangan mikro, seperti koperasi syariah yang semakin menunjukkan eksistensinya. Seperti halnya bank syariah, kegiatan
3 kopersi syariah adalah melakukan penghimpunan (prinsip wadiah dan murabahah ) dan penyaluran dana (prinsip bagi hasil, jual beli dan ijarah ) kepada masyarakat (Dhaniati, 2012). Pembahasan pada penelitian ini akan berfokus tentang lembaga pembiayaan, yaitu pada koperasi syariah. Koperasi Agro Niaga Indonesia (KANINDO) Syariah Jatim didirikan pertama kali pada bulan September tahun 1998 oleh beberapa aktifis gerakan koperasi, LSM dan tokoh masyarakat yang peduli dengan pemberdayaan ekonomi masyarakat. Kemudian dalam mengarahkan program-program pengembangan organisasi dan usaha untuk mewujudkan kesejahteraan bersama, Koperasi Agro Niaga Indonesia (KANINDO) Syariah Jawa Timur memegang teguh dua pilar dalam program pengembangan SDM (Sumber Daya Manusia), dua pilar itu adalah idealisme dan profesionalisme. Idealisme adalah upaya dalam berekonomi (bermuamalat) sesuai dengan perintah Allah dengan tidak melanggara larangan-nya. Sementara itu, profesionalisme adalah upaya bersungguh-sungguh menjalankan fungsi khalifah (pemimpin) untuk memakmurkan perekonomian dan kesejahteraan masyarakat..berdasarkan data statistik yang diterbitkan oleh Otoritas Jasa Keuangan (OJK), bahwa perusahaan pembiayaan ini mendominasi pangsa pasar industri lembaga pembiayaan yaitu dengan nilai 95% untuk perusahaan pembiayaan, 3% untuk perusahaan modal ventura, dan 2% untuk perusahaan pembiayaan infrastruktur. Untuk itu perlu adanya kajian yang membahas tentang lembaga pembiayaan, terutama tentang transaksi murabahah yang
4 sekarang ini juga sedang diminati oleh masyarakat dalam memenuhi kebutuhan kebutuhan hidupnya. Kemudian alasan dipilihnya KANINDO Syariah JATIM sebagi objek penelitian karena KANINDO Syariah JATIM merupakan lembaga pembiayaan yang mendominasi di kota Malang. Selain itu melihat kesesuaian dengan Firman Allah tentang bagaimana seharusnya kita sebagi khalifah menjalankan kegiatan muamalahnya. Hal ini tertuang dalam (Al Quran An-Nisa' ayat 29) yang berbunyi : ی ا ی ھ اال ذ ی ن ا م ن وا لا تا ك لوا ا م و ال ك م ب ی ن ك م ب ا ل ب اط ل ا لا أن ت ك ون ت ج ار ة ع ن ت ر اض م ن كم و لا ت قتلواأنفسكم إناالله كانبكم رحیما Artinya: Wahai orang-orang yang beriman, janganlah kamu memakan harta kamu di antara kamu dengan jalan yang bathil kecuali dengan jalan perniagaan yang berdasarkan kerelaan di antara kamu. Dan janganlah kamu membunuh diri kamu, sesungguhnya Allah Maha Penyayang Kepadamu.. Berdasarkan uraian di atas, penulis tertarik untuk meneliti ANALISIS PENERAPAN PSAK NO. 102 UNTUK PEMBIAYAAN MURABAHAH PADA KANINDO SYARIAH JATIM. B. Rumusan Masalah. Berdasarkan latar belakang di atas, maka dalam penelitian ini peneliti merumuskan masalah yang diajukan adalah: 1. Bagaimana perlakuan akuntansi murabahah pada Kanindo Syariah Jatim? 2. Apakah penerapan perlakuan akuntansi syariah pembiayaan murabahah pada Kanindo Syariah Jatim telah sesuai dengan PSAK No. 102?
5 C. Tujuan Dan Manfaat Penelitian 1. Tujuan Penelitian Sesuai dengan rumusan masalah, tujuan yang ingin dicapai dalam penelitian ini adalah: a. Untuk mendeskripsikan bagaimana perlakuan akuntansi pembiayaan Murabahah pada Kanindo Syariah Jatim. b. Untuk menganalisis kesesuaian perlakuan akuntansi Murabahah dengan PSAK 102. 2. Manfaat Penelitian Dengan dilakukannya penelitian ini diharapkan dapat memberi manfaat: a. Bagi Manajemen Kanindo Syariah Jatim, penelitian ini diharapkan dapat menjadi referensi tambahan atau pendukung dalam pembelajaran kegiatan akuntansi di Lembaga Keuangan Syariah (Koperasi Syariah). Sehingga dengan penerapan akuntansi yang tepat dapat mendorong masyarakat dan anggota koperasi untuk melakukan transaksi, dan digunakan sebagai bahan pemikiran dalam menyusun rencana, strategi dan kebijakan untuk menarik anggota koperasi. b. Bagi Mahasiswa Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Muhammadiyah Malang dan untuk peneliti selanjutnya, hasil penelitian ini dapat dijadikan sebagai bahan referensi bagi penelitian berikutnya.