BAB V KESIMPULAN DAN SARAN. Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan mengenai apakah makna

dokumen-dokumen yang mirip
ABSTRAK. Kata kunci: Tàijíquán, wŭshù, IPA, Tripitaka, idiografi. iii

BAB III METODE PENELITIAN. Permasalah penelitian yang ingin dijabarkan disini adalah mengenai

BAB VI PENUTUP. A. Konsep Seni dan Pengalaman Nilai Estetis Parker

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

KURIKULUM PROGRAM STUDI PSIKOLOGI PENDIDIKAN JENJANG MAGISTER (S2) SEKOLAH PASCASARJANA UNIVERSITAS PENDIDIKAN INDONESIA

BAB I PENDAHULUAN. belajar kepada siswa melalui proses pembelajaran yang baik.

MEMBANGUN ILMU PENGETAHUAN DENGAN KECERDASAN EMOSI DAN SPIRITUAL

Standard Guru Penjas Nasional (Rumusan BSNP)

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB II PENDEKATAN PSIKOLOGI TENTANG MEMAKNAI HIDUP. spontan diresponi dengan berbagai cara, dengan tujuan agar diri tetap terjaga.

Fenomenologi Intuitif Carl Rogers: Psikolog (Aliran Humanisme) D. Tiala (pengampu kuliah Psikoterapi dan Konseling Lintas Budaya)

Siti Zahara Nasution, S.Kp, MNS 22/04/09

Dasar-Dasar Perilaku Manusia O L E H M U N A E R A W A T I, S. P S I, M. S I

BAB VI PENUTUP. A. Kesimpulan. Adapun kesimpulan tersebut terdapat dalam poin-poin berikut:

BAB I PENDAHULUAN. seperti marsombuh sihol dan rondang bittang serta bahasa (Jonris Purba,

TEORISASI DAN STRATEGI PENDIDIKAN ISLAM Oleh : Fahrudin

KISI-KISI SOAL UJI KOMPETENSI GURU TAHUN 2011

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

Gereja di dalam Dunia Dewasa Ini

BAB I PENDAHULUAN. Manusia dalam hidupnya mengalami suatu proses perkembangan. Ia

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB VI PENUTUP. A. Kesimpulan

PERSPEKTIF FILSAFAT PENDIDIKAN TERHADAP PSIKOLOGI PENDIDIKAN HUMANISTIK

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan merupakan pembelajaran pengetahuan, keterampilan, dan

BAB V PENUTUP. A. Simpulan

EKSISTENSIALISME (1) Eksistensialisme:

BAB IV ANALISIS. Berdasarkan data yang telah disajikan berkenan dengan persepsi psikolog

Modul ke: Materi Penutup. Fakultas PSIKOLOGI. Cathrin, M.Phil. Program Studi Psikologi

Pengaruh kepramukaan dan bimbingan orang tua terhadap kepribadian siswa kelas I SMK Negeri 3 Surakarta tahun ajaran 2005/2006. Oleh : Rini Rahmawati

BAB I PENDAHULUAN. orang merupakan perpaduan di antara tipe-tipe tersebut.

MENYANGKAL TUHAN KARENA KEJAHATAN DAN PENDERITAAN? Ikhtiar-Filsafati Menjawab Masalah Teodise M. Subhi-Ibrahim

BAB I PENDAHULUAN. kelompok atau lapisan sosial di dalam masyarakat. Kebudayaan ini merupakan suatu cara

BAB 1 PENDAHULUAN. daya manusia merupakan prasyarat mutlak untuk mencapai tujuan pembangunan. Salah satu

BAB I PENDAHULUAN. dikaruniai berbagai kelebihan dibandingkan dengan ciptaan lainnya. Karunia itu

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. kehidupan manusia yang paling unik, penuh dinamika, sekaligus penuh tantangan

Dalam rangka meningkatkan kompetensi profesional, guru seni harus memiliki kemampuan menulis ilmiah (academic writing)

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Konteks penelitian. Pendidikan jasmani, olahraga, dan kesehatan pada dasarnya merupakan

Filsafat Manusia. Manusia Sebagai Persona. Cathrin, M.Phil. Modul ke: 05Fakultas PSIKOLOGI. Program Studi Psikologi

BAB III METODE PENELITIAN

BAB I PENDAHULUAN. Universitas Sumatera Utara

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

II.TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Bioregion

BAB I PENDAHULUAN. kembar identik pun masih dapat dibedakan melalui sifat-sifat non-fisik yang

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. dapat saja terganggu, sebagai akibat dari gangguan dalam pendengaran dan

A. Dari segi metodologi:

BAB III METODE PENELITIAN

BAB II TINJAUAN PUSTAKA KONSEP DAN PENDEKATAN

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

AGAMA dan PERUBAHAN SOSIAL. Oleh : Erna Karim

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

TUGAS AKHIR KULIAH PENDIDIKAN PANCASILA SEMESTER GANJIL T.A. 2011/2012. Hilangnya Rasa Nasionalisme Remaja Berimbas Kehancuran Bangsa

Culture and Treatment of Abnormal Behavior

BAB I PENDAHULUAN. kehidupan suatu bangsa. Pendidikan itu sendiri adalah usaha sadar dan terencana

BAB IV. PENUTUP. Universitas Indonesia. Estetika sebagai..., Wahyu Akomadin, FIB UI,

UKDW BAB I PENDAHULUAN

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

I. PENDAHULUAN. Bangsa Indonesia dikenal dengan keanekaragaman suku bangsa dan berbagai

PENDEKATAN PENELITIAN (Strategi Penelitian) KUALITATIF

Kepribadian. Oleh : Tine A. Wulandari, S.I.Kom.

BAB I PENDAHULUAN. Manusia sebagai mahluk religius (homo religious), manusia memiliki

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia mengenakan jilbab atau kerudung sudah menjadi sesuatu yang

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

PENDIDIKAN LUAR KELAS SEBAGAI KURIKULUM PENJAS

7. Mata Pelajaran Pendidikan Agama Kristen untuk Sekolah Menengah Atas (SMA)/Sekolah Menengah Kejuruan (SMK)

Nama Mata Kuliah. Modul ke: Filsafat Manusia. Fakultas Fakultas Psikologi. Masyhar MA. Program Studi Program Studi.

BAB I PENDAHULUAN. memperoleh penyelesaian yang lebih baik. Walaupun demikian, masih banyak

PARADIGMA POSITIVISTIK DALAM PENELITIAN SOSIAL

BAB I PENDAHULUAN. potensi yang dimilikinya. Pendidikan atau paedagogie berarti bimbingan atau

BAB V PENUTUP A. Kesimpulan Berdasarkan uraian dari bab demi bab yang telah peneliti kemukakan diatas, maka peneliti bisa mengambil beberapa

ALAM PIKIRAN MANUSIA DAN PERKEMBANGANNYA

BAB II KAJIAN PUSTAKA. a. Pengertian Kebermaknaan Hidup

TINJAUAN MATA KULIAH...

BAB I PENDAHULUAN. I.1 Latar Belakang Masalah

BAB 1 PENDAHULUAN. Konstruksi identitas jender, Putu Wisudantari Parthami, 1 FPsi UI, Universitas Indonesia

PENINGKATAN PEMAHAMAN PANCASILA DALAM DUNIA PENDIDIKAN. Kurangnya pemahaman nilai luhur Pancasila saat ini menjadi salah satu hal

BAB I PENDAHULUAN. kemajuan, baik dalam aspek fisik-motorik, intelek, sosial-emosi maupun sikap

NATURALISME (1) Naturalisme 'natura' Materialisme

BAB I PENDAHULUAN. plural. Pluralitas masyarakat tampak dalam bentuk keberagaman suku, etnik,

BAB V KESIMPULAN, IMPLIKASI, DAN SARAN. Temuan dan ulasan yang telah disajikan dalam Bab IV, berkenaan dengan

BAB VI KESIMPULAN. Pada dasarnya Keraton Yogyakarta dibangun berdasarkan. kosmologi Jawa, yang meletakkan keseimbangan dan keselarasan

BAB VI PENUTUP. 1. Ihwal Keberbakatan (Cerdas Istimewa-Berbakat Istimewa) di Kalangan Siswa MAN 1 dan SMAN 3 Jombang Jombang.

BAB V PENUTUP Pengantar

Layanan Bimbingan dan Konseling Berbasis Gender

2015 TARI KREASI DOGDOG LOJOR DI SANGGAR MUTIARA PAWESTRI PELABUHAN RATU KABUPATEN SUKABUMI

BAB III METODE PENELITIAN. penelitian tersebut maka digunakan metodologi penelitian sebagai berikut:

PENDEKATAN ILMIAH PENDIDIKAN AGAMA ISLAM MADRASAH IBTIDAIYAH (Studi Analisis Desain Strategi Pendidikan Agama Islam)

PENDIDIKAN PANCASILA Pertemuan I : Pengantar Materi dan Silabus Pendidikan Pancasila NOVIA KENCANA, S.IP, MPA

Menurut penerbitnya, buku Studying Christian Spirituality ini adalah

Model-model Bimbingan

juga sangat mendukung sekali untuk terciptanya sebuah produk alas kaki yang indah dan menarik (wawancara dengan H. Otang Suherman, 10 Oktober 2012).

BAB I PENDAHULUAN. pendidikan yang tepat bagi anak sejak masa usia dini. aspek perkembangan kecerdasan intelektual, emosional, dan spiritual mengalami

BAB 1 PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Defri Mulyana, 2013

22. KOMPETENSI INTI DAN KOMPETENSI DASAR PENDIDIKAN JASMANI, OLAHRAGA, DAN KESEHATAN SMP/MTs

BAB I PENDAHULUAN. dapat menunjukkan bakat di lingkungan masyarakat. Pendidikan diarahkan

Yulia Ayriz, Ph. D. Dr. Rita Eka izzaty, M. Si.

Sigit Sanyata

BAB V KESIMPULAN DAN REKOMENDASI

BAB I PENDAHULUAN. dibicarakan di media cetak maupun elektronik. Tindik atau body piercing

Transkripsi:

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN 5.1 KESIMPULAN Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan mengenai apakah makna TJQ gaya-chen bagi seorang master TJQ dan bagaimana pemaknaan TJQ tersebut berimplikasi dalam pembentukan diri maupun eksistensinya, peneliti menarik beberapa kesimpulan: 1. Pemaknaan seseorang terhadap suatu hal tidak terlepas dari konteks dan latar belakang yang membentuk dirinya, yaitu identitas diri, latar belakang etnis, didikan orang tua dan keluarga, latar belakang historis, tradisi adat-budaya, filsafat kehidupan, pengaruh sosial dan ekonomi, serta tempat (dunia) hidup seseorang, baik secara demografis, politik, maupun era/masa. 2. Pemaknaan seorang manusia terhadap suatu fenomena kehidupan tidak terlepas dari persepsi pengalaman-tubuhnya, karena hanya melalui tubuhnya sendiri (dengan panca-indera) seorang manusia dapat melihat, mendengar, menyentuh, mencium, dan mengecap pelbagai hal yang muncul dalam segenap kehidupannya dan kemudian memaknakannya secara personal. 3. Pemaknaan pengalaman melalui tubuh menjadi pemaknaan yang berdimensi biologis, psikologis, sosial, dan spiritual bagi seorang 432

433 manusia sebagai seorang individu yang unik dan khas, sebagai seorang pribadi yang memiliki peran-diri dalam komunitas sosial, dan sebagai makhluk spiritual yang menyadari eksistensi dirinya sebagai ciptaan yang memiliki akal budi dan hati nurani. 4. Pemaknaan setiap manusia bersifat idiografik (unik, khas, dan subjektif); berkat karunia dan talenta dari Sang Pencipta yang membentuk manusia dengan pelbagai keunikan diri, baik secara lahiriah maupun batiniah. 5. Dalam kesadaran mengenai konsep nature and nurture, hereditas dan lingkungan; destiny/fate and free-will/free choice, dapat dipahami bahwa pelbagai keragaman aspek pemaknaan seseorang pun merupakan suatu konstelasi dari keseluruhan makna dan nilai yang diperoleh/diciptakannya sepanjang tahap-tahap kehidupan manusia itu sendiri. 6. Penggunaan metode fenomenologi, khususnya IPA (Interpretative Phenomenological Analysis) adalah untuk melihat bagaimana peneliti menginterpretasikan (para) subjek atau partisipan yang menginterpretasikan pengalamannya yang dia anggap signifikan (bermakna); bukan untuk menerangkan (erklären) atau membuktikan benar/salahnya suatu pemaknaan, melainkan untuk memahami (verstehen) pemaknaan pengalaman tersebut. 7. Diperlukan participant-centered approach untuk memahami pemaknaan manusia. Kesediaan seseorang (peneliti, konselor, psikolog, psikiater) untuk menutup mulut, melakukan epoche pada konsep/teori yang dia

434 ketahui, dan membuka telinga--mendengarkan interpretasi subjek/partisipan tanpa penghakiman--merupakan suatu bentuk penghargaan pada hakikat dan martabat manusia. 8. Suatu pemaknaan pada dasarnya akan selalu bersifat subjektif--baik bagi orang pertama (partisipan/subjek) sebagai agent of experience maupun bagi peneliti (yang berusaha melakukan penelitian se-objektif mungkin)--karena partisipan dan peneliti adalah sama-sama manusia; masing-masing dipengaruhi oleh latar belakang yang kontekstual dan integratif. 9. Pemaknaan yang sejati hanya dapat dipahami dan dirasakan oleh orang yang mengalaminya sendiri; sedangkan pemahaman manusia lain (seperti posisi peneliti dalam penelitian ini) hanyalah sebagai latar/screen level kedua. Peneliti memahami bahwa sedalam-dalamnya usaha peneliti untuk menginterpretasikan dan memahami interpretasi partisipan/subjek (dengan cara epoche), peneliti hanya dapat mendekati bagian luar/periferal dari pemahaman sejati subjek itu sendiri. 10. Eksistensi merupakan suatu ke-berada-an yang meng-ada (being) yang sungguh-hidup-menghidupi-hidupnya (living) dalam proses kemenjadi-an (becoming) seorang manusia yang memiliki akal budi dan hati nurani; terus berkembang hari demi hari dalam corak dan variasi yang unik dan khas bagi setiap kepribadian individu sepanjang proses kehidupan hingga akhir menjelang hayat. Oleh karena itu, tidak ada titik akhir dalam eksistensi seorang manusia selama dia masih bernafas di

435 muka bumi ini, karena apa yang telah menjadi kesimpulan pemaknaan hari ini akan menjadi awal pemaknaan esok hari. 5.2 SARAN Setelah melalui proses penelitian ini, peneliti mengajukan beberapa saran, baik bagi Subjek maupun bagi penelitian selanjutnya: Bagi Subjek: Hendaknya Subjek semakin memperdalam keimanan dan spiritualitas demi menemukan kekuatan dan damai sejahtera dalam menghadapi dan mengarungi amuk-badai kehidupan hingga akhir maut menjemput. Dalam proses dan situasi kehidupan yang terus berubah dan tidak dapat diprediksi, iman dan spiritualitas akan memegang peranan penting, terutama bagi Subjek yang memiliki kepercayaan pada Tuhan, Sang Pribadi Transenden Yang Mahakuasa. Dengan bersandar pada Sang Pribadi Transenden Yang Tak Tergoyahkan dalam kepercayaannya, Subjek akan memiliki kekuatan yang semakin teguh dalam menghadapi dan menjalani kehidupan yang penuh dengan guncangan dan perubahan.

436 Bagi penelitian selanjutnya: Penelitian TJQ yang memiliki dimensi biologis, psikologis, sosial, dan spiritual dengan pemaknaan eksistensial ini dapat menjadi model bagi perkembangan penelitian selanjutnya. Dapat dilakukan penelitian lanjutan dengan pendekatan aspek fisik (biologis) yang mengafirmasikan aspek-aspek psikis sebagai suatu intervensi dalam bentuk terapi, seperti penelitian yang meneliti aspek-aspek motorik dari gerakan fisik dalam pelbagai perkembangan tahap usia manusia (kanak-kanak, remaja, dewasa, dan lanjut-usia) dan pengaruhnya bagi kesehatan fisik, psikis, dan sosial sebagai bentuk terapi. Selain itu, dapat dilakukan penelitian dalam bidang psikologi pendidikan/pengajaran yang meneliti pemaknaan filosofis yang bersumber dari gerak fisik (seperti makna filosofis olahraga, seni beladiri, senam kesehatan, tarian tradisional) maupun prinsip-prinsip kehidupan (dari tradisi budaya atau kebijaksanaan lokal/indigenous) bagi pengembangan psikis, karakter, dan etika, pembentukan kurikulum dan ekstrakurikuler demi perkembangan kepribadian anak didik, membantu memahami perbedaan dan keunikan individu, serta pencarian metode mengajar yang efektif dalam kebutuhan-kebutuhan khusus/tertentu. Penelitian ini pun dapat menjadi model bagi penelitian eksistensial yang berpusat pada gerakan fisik (olahraga dan seni pertunjukan/performance art) dan bagaimana gerakan fisik tersebut berpengaruh pada aspek psikologis, kehidupan sosial, dan eksistensi. Juga dapat dilakukan penelitian psikologi olahraga, psikologi budaya, dan psikologi spiritual melalui pendekatan indigenous dan kontekstual (konteks kepribadian, etnis, kultural, demografis, sistem nilai kepercayaan/religi dan

437 spiritual) dengan metode-metode fenomenologis. Dalam bidang psikologi kesehatan dan psikoterapi, dapat dilakukan penelitian mengenai psikologi energi yang kini sedang berkembang dengan memanfaatkan sistem energi tubuh untuk memperbaiki kondisi pikiran, emosi, dan perilaku berbasiskan Traditional Chinese Medicine (TCM)--baik yang berpusat pada efek gerakan fisik dan pernafasan (senam kesehatan tradisional) maupun penekanan titik-titik accupressure dalam tubuh manusia sebagai bentuk terapi dalam dimensi biopsychosocial-spiritual.