, 2014 GAMBARAN PENGETAHUAN IBU TENTANG MANAJEMEN LAKTASI DI KAMPUNG KERAJAN DESA SUKAHAJI KECAMATAN CIASEM KABUPATEN SUBANG

dokumen-dokumen yang mirip
Jurnal Keperawatan, Volume X, No. 2, Oktober 2014 ISSN PENGETAHUAN IBU NIFAS TENTANG MANAJEMEN LAKTASI

HUBUNGAN TINGKAT PENGETAHUAN IBU TENTANG ASI EKSKLUSIF DENGAN PERILAKU PEMBERIAN ASI DI PUSKESMAS NGUTER

BAB I PENDAHULUAN. peningkatan kesehatan termasuk dalam hal gizi. Hal ini terbukti dari

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Shendy Dwiguna, 2013

BAB I PENDAHULUAN. kematian ibu (AKI), angka kematian bayi (AKB) dan angka kematian balita. jangkauan maupun kualitas pelayanan (Novia ika, 2011).

BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG MASALAH. Indonesia masih tergolong tinggi jika dibandingkan dengan negara-negara

BAB I PENDAHULUAN. parameter utama kesehatan anak. Hal ini sejalan dengan salah satu. (AKB) dinegara tetangga Malaysia berhasil mencapai 10 per 1000

ARIS SETYADI J

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB I PENDAHULUAN. tahunnya lebih dari satu milyar kasus gastroenteritis atau diare. Angka

BAB 1 PENDAHULUAN. kematian balita dalam kurun waktu 1990 hingga 2015 (WHO, 2015).

BAB I PENDAHULUAN. kandungan zat gizi yang cukup dan sesuai untuk kebutuhan bayi sehingga

BAB I PENDAHULUAN. bersifat alamiah. ASI mengandung berbagai zat gizi yang dibutuhkan dalam proses

BAB I PENDAHULUAN. obstetrik dan ginekologi di suatu wilayah adalah dengan melihat Angka

KELUARGA DENGAN SIKAP IBU DALAM MEMBERIKAN KOLOSTRUM DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS KECAMATAN KARTASURA

BAB I PENDAHULUAN. 11 bulan) per kelahiran hidup dalam kurun waktu satu tahun. AKB

ABSTRAK. meninggal sebanyak 49 bayi dan 9 bayi diantaranya meninggal disebabkan karena diare. 2 Masa pertumbuhan buah hati

BAB I PENDAHULUAN. penting yaitu memberikan air susu ibu kepada bayi segera dalam waktu 30

BAB 1 PENDAHULUAN. ASI Ekslusif pada bayinya (Laksono, 2010). Di daerah pedesaan, pada

BAB I PENDAHULUAN. masih tergolong tinggi, meskipun terjadi penurunan signifikan di beberapa

PENGARUH PENYULUHAN MP ASI TERHADAP TINGKAT PENGETAHUAN IBU DALAM PEMBERIAN MP ASI DI PUSKESMAS SAMIGALUH I

BAB V KESIMPULAN, IMPLIKASI, DAN REKOMENDASI HASIL PENELITIAN. Kesimpulan penelitian mengenai Pemanfaatan Hasil Belajar Ilmu Gizi

BAB I PENDAHULUAN. (AKB) atau Infant Mortality Rate (IMR). Angka Kematian Bayi tidak berdiri sendiri,

protein, natrium, klorida, dan besi untuk memenuhi kebutuhan bayi yang prematur.

BAB 1 PENDAHULUAN. salah satunya yaitu melalui promosi pemberian Air Susu Ibu (ASI) Eksklusif

BAB I PENDAHULUAN. World Health Organitation (WHO) dalam program Millenium Development

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Kebutuhan bayi akan zat gizi sangat tinggi untuk mempertahankan

BAB I PENDAHULUAN Millennium Develepment Goals (MDG s) Indonesia menargetkan

BAB I PENDAHULUAN. dan misi Program KB Nasional. Visi KB itu sendiri yaitu Norma Keluarga

BAB I PENDAHULUAN. meninggal. Selain itu, setiap jam seorang perempuan meninggal karena

BAB I PENDAHULUAN. dilanjutkan dengan makanan pendamping sampai usia 2 tahun. American

BAB I PENDAHULUAN. Pembangunan nasional yang berwawasan kesehatan perlu ditunjang. dengan meningkatkan kualitas sumber daya manusia dan masyarakat

BAB I PENDAHULUAN. mencerminkan keadaan derajat kesehatan di suatu masyarakat. Data. Survey Demografi dan Kesehatan Indonesia (SDKI) tahun 2007

BAB I PENDAHULUAN. tidak dapat terpenuhi. Namun masalah gizi bukan hanya berdampak pada

BAB I PENDAHULUAN. obstetri di Indonesia adalah sebesar 23 per Kelahiran Hidup (KH)

BAB 1 PENDAHULUAN. Eksklusif dan praktik menyusui selama 2 tahun. Pemberian ASI Eksklusif merupakan

MENARA Ilmu Vol. X Jilid 2 No.70 September 2016

BAB I PENDAHULUAN. penurunan tingkat kecerdasan. Pada bayi dan anak, kekurangan gizi akan menimbulkan

BAB I PENDAHULUAN. Angka Kematian Ibu (AKI) dan Angka Kematian Bayi (AKB). Jumlah AKI

BAB I PENDAHULUAN. merupakan salah satu target dalam Millenieum Develomment Goals (MDG s). utama pembangunan kesehatan (Kemenkes, 2009b).

BAB I PENDAHULUAN. Penyakit diare merupakan salah satu penyebab morbiditas dan. Secara nasional, target Sustainable Development Goals (SDGs) untuk

PENGARUH PENYULUHAN GIZI TERHADAP MOTIVASI IBU DALAM PEMBERIAN MENU SEIMBANG PADA BALITA DI PUSKESMAS SAMIGALUH I

BAB I PENDAHULUAN. bahwa terdapat perbedaan yang mencolok Angka Kematian Balita (AKB)

BAB I PENDAHULUAN. pertumbuhan dan perkembangan anak secara optimal serta melindungi anak dari

BAB I PENDAHULUAN. kesehatan yang setinggi-tingginya (Depkes, 2006). Menurut Badan Pusat Statistik (BPS), BKKBN, dan Depkes dalam

BAB I PENDAHULUAN. dan menurunnya prevalensi gizi kurang pada anak balita. World Health

BAB I PENDAHULUAN. perhatian serius yaitu mendapat nutrisi yang baik (Dinkes, 2007). Perwakilan UNICEF di Indonesia

BAB I PENDAHULUAN. secara eksklusif selama enam bulan pertama kehidupan (IDAI, 2008).

BAB I PENDAHULUAN. sampai pada rakyat jelata, bahkan dasar utama terletak pada kaum wanita, yaitu

BAB I PENDAHULUAN. yang terjadi saat hamil, bersalin atau dalam 42 hari setelah persalinan dengan

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia terdapat 7,7 juta balita yang terhambat pertumbuhannya. Dalam

GAMBARAN TINGKAT PENGETAHUAN IBU TENTANG ASI EKSKLUSIF DI DESA BUTUH KECAMATAN TENGARAN KABUPATEN SEMARANG

BAB I PENDAHULUAN. terbaik bagi bayi karena mengandung unsur-unsur gizi yang dibutuhkan oleh

HUBUNGAN ANTARA JARAK KELAHIRAN YANG DEKAT DENGAN TINGKAT PERKEMBANGAN ANAK USIA 1-3 TAHUN DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS ANDONG BOYOLALI

BAB I PENDAHULUAN. Ibu di negara ASEAN lainnya. Angka Kematian Ibu diketahui dari jumlah

BAB I PENDAHULUAN. kehamilan, setelah persalinan, dan masa menyusui bayi. Pada ibu bekerja

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. terbaik yang bersifat alamiah. Menurut World Health Organization (WHO),

BAB I PENDAHULUAN. dan minuman tambahan lain pada bayi berumur nol sampai enam bulan dan

BAB I PENDAHULUAN. merupakan pola menyusui yang dianjurkan (Suradi, 1995).

BAB I PENDAHULUAN. tujuan tersebut yaitu dengan pemberian Air Susu Ibu (ASI) sampai bayi

BAB I PENDAHULUAN. dunia, karena merupakan penyebab kesakitan dan kematian pada masa

HUBUNGAN ANTARA SIKAP IBU DENGAN PEMBERIAN ASI EKSKLUSIF DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS KEDAWUNG II SRAGEN

DAFTAR ISI PERNYATAAN...

BAB 1 PENDAHULUAN. Air Susu Ibu (ASI) Eksklusif adalah pemberian ASI tanpa makanan dan

BAB I PENDAHULUAN. Masalah gizi khususnya balita stunting dapat menghambat proses

BAB I PENDAHULUAN. panca indera manusia, yakni indera penglihatan, pendengaran, penciuman, rasa

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Masyarakat pekerja mempunyai peranan & kedudukan yang sangat

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

Oleh : NOVA ELOK MARDLIYANA

HUBUNGAN PENGETAHUAN IBU BAYI TENTANG POSYANDU DENGAN FREKUENSI KUNJUNGAN IBU DAN BAYI DI POSYANDU

BAB I PENDAHULUAN. KADARZI adalah suatu gerakan yang berhubungan dengan program. Kesehatan Keluarga dan Gizi (KKG), yang merupakan bagian dari Usaha

BAB I PENDAHULUAN. yang berbeda dari orang dewasa (Soetjiningsih, 2004). Gizi merupakan

GAMBARAN PENGETAHUAN IBU NIFAS NORMAL 1-3 HARI TENTANG PEMBERIAN KOLOSTRUM DI RUANG NIFAS DI RSUD DR. H. MOCH. ANSARI SALEH BANJARMASIN

BAB I PENDAHULUAN. harus diperhatikan oleh ibu. Salah satu pemenuhan kebutuhan gizi bayi ialah

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. perhatian serius pemerintah dan masyarakat, mengingat bahwa ASI sangat

BAB I PENDAHULUAN. Anak balita adalah anak yang berusia dibawah 5 tahun. Balita usia 1-5

121 Jurnal Penelitian Kesehatan Suara Forikes

BAB I PENDAHULUAN. kelahiran seseorang hingga berusia 18 atau 24 bulan. Masa-masa bayi adalah

PENGARUH IMPLEMENTASI 10 LANGKAH MENUJU KEBERHASILAN MENYUSUI TERHADAP PENGETAHUAN DAN SIKAP IBU DALAM PEMBERIAN ASI PADA BAYI USIA 0-3 BULAN

PENGARUH PELATIHAN PEMBERIAN MAKAN PADA BAYI DAN ANAK TERHADAP PENGETAHUAN KADER DI WILAYAH PUSKESMAS KLATEN TENGAH KABUPATEN KLATEN

BAB V KESIMPULAN, IMPLIKASI DAN REKOMENDASI HASIL PENELITIAN. Kesimpulan penelitian Manfaat Penyuluhan Gizi dalam Upaya Peningkatan

BAB I PENDAHULUAN. keseimbangan antara asupan makanan dan penggunaan zat gizi. Bila tubuh

HUBUNGAN PENGETAHUAN DAN SIKAP IBU BERSALIN DENGAN PELAKSANAAN INISIASI MENYUSUI DINI DIKAMAR BERSALIN PUSKESMAS PUTRI AYU KOTA JAMBI TAHUN 2013

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

GAMBARAN PENGETAHUAN IBU BAYI BALITA TENTANG MAKANAN PENDAMPING ASI (MP ASI) DI POSYANDU DEWI SRI I KATEGUHAN SAWIT BOYOLALI TAHUN 2016

BAB 1 PENDAHULUAN. Colostrum merupakan bagian dari ASI yang penting untuk diberikan pada

1

BAB I PENDAHULUAN. tertinggi dibandingkan dengan negara ASEAN lainnya (Prakarsa, 2013). meninggal selama atau setelah kehamilan dan persalinan.

EVALUASI MANAGEMEN LAKTASI IBU MUDA DI POSYANDU RAMBUTAN 5. Zuhrotul Eka Yulis Anggraeni*

BAB I PENDAHULUAN. melalui perbaikan perilaku masyarakat dalam pemberian makanan

PENDAHULUAN. United Nations International Children s Emergency Fund (UNICEF)

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. PBB termasuk Indonesia sepakat untuk menghadapi Deklarasi Millenium

BAB 1 PENDAHULUAN. kematian. Angka Kematian Ibu (AKI), Angka Kematian Bayi (AKB), dan Angka

Hubungan Pengetahuan, Pendidikan, Paritas dengan Pemberian ASI eksklusif di Puskesmas Bahu Kecamatan Malalayang Kota Manado

BAB I PENDAHULUAN. finansial dan pemerataan pelayanan kesehatan dalam pembangunan kesehatan

BAB I PENDAHULUAN. Secara global angka pemberian ASI eksklusif pada bayi 0-6 bulan masih

PENGETAHUAN IBU DALAM PEMENUHAN GIZI TERHADAP TUMBUH KEMBANG BALITA DI PUSKESMAS LAK-LAK KUTACANE ACEH TENGGARA

Transkripsi:

A. Latar Belakang Masalah BAB I PENDAHULUAN Jumlah penduduk Indonesia semakin meningkat, hal ini dapat dilihat dari semakin meningkatnya angka kelahiran bayi. Menurut (BKKBN, 2013), Angka Kelahiran Kasar (AKK) di Indonesia mengalami kenaikan dari 17.4 kelahiran per 1000 penduduk pada tahun 2000 menjadi 17.9 kelahiran per 1000 penduduk pada tahun 2010. Sedangkan Angka Kematian Bayi berusia di bawah satu tahun menurun dari 67.8 per 1000 kelahiran hidup pada tahun 1991 menjadi 32 per 1000 kelahiran hidup pada tahun 2012 (BKKBN, 2013). Di Indonesia Angka Kematian Bayi (AKB) masih tinggi jika dibandingkan dengan Negara ASEAN lainnya. AKB di Indonesia pada tahun 2012 adalah 32 per 1000 kelahiran hidup, namun angka tersebut masih tetap tinggi di bandingkan dengan Negara ASEAN seperti Singapura (3 per 1000 kelahiran ), Brunai Darussalam (8 per 1000 kelahiran), Malaysia (10 per 1000 kelahiran), dan Vietnam (12 per 1000 kelahiran). Sedangkan target AKB oleh Milenium Development Goals (MDG s) adalah 23 per 1000 kelahiran. Angka ini merupakan salah satu parameter utama kesehatan anak. Dari kematian bayi tersebut salah satunya terkait faktor gizi, dengan penyebabnya antara lain buruknya pemberian ASI. Gizi merupakan salah satu penentu kualitas sumber daya manusia, karena kurang gizi dapat menyebabkan gangguan kognitif, psikomotor dan sosial serta secara klinis akan terjadi gangguan pertumbuhan yang pada akhirnya menghasilkan Sumber Daya Manusia (SDM) yang tidak berkualitas serta akan meningkatkan angka kematian (Dinkes Surakarta, 2009). Dalam upaya menekan angka kematian pada bayi, perbaikan gizi merupakan salah satu upaya yang harus dilakukan. Pemerintah sendiri

memiliki program MDG s. Prevalensi kekurangan gizi pada balita harus mencapai target MDG s sebesar 15,5% pada tahun 2015. Sedangkan pada 1989 angkanya 31% dan tahun 2007 sebesar 28,4%. Pemerintah harus menurunkan prevalensi gizi kurang pada tahun 2015 menjadi setengah dari keadaan tahun 1989 (Menko Kesra, 2010). Untuk dapat mendukung kesuksesan program pemerintah tersebut, pelaksanaan manajemen laktasi sangat diperlukan. Manajemen Laktasi adalah tata laksana yang diperlukan untuk menunjang keberhasilan menyusui. Dalam pelaksanaannya terutama dimulai pada masa kehamilan, segera setelah melahirkan serta pada masa menyusui selanjutnya. Bila manajemen laktasi tidak terlaksana maka akan berdampak penurunan pemberian ASI sehingga bisa berdampak pada peningkatan angka gizi buruk dan gizi kurang yang beresiko pada peningkatan kematian bayi (Prasetyono, 2009). Pemberian ASI di Indonesia belum dilaksanakan sepenuhnya, untuk itu sangat diperlukan penyuluhan dari setiap tenaga kesehatan untuk meningkatkan perilaku ibu menyusui agar tetap menyusui bayinya. Berdasarkan hal tersebut, maka sangat penting bagi seorang ibu untuk memiliki pengetahuan yang cukup tentang bagaimana cara pemberian ASI yang baik dan benar atau seringkali disebut dengan Manajemen Laktasi. Pengetahuan merupakan hasil dari tahu, dan ini terjadi setelah orang melakukan penginderaan terhadap suatu objek tertentu melalui panca indra manusia yakni penglihatan, pendengaran, penciuman, rasa dan raba (Notoatmodjo, 2003). Laktasi adalah bagian terpadu dari proses reproduksi yang memberikan makanan bayi secara ideal dan alamiah serta merupakan dasar biologik dan psikologik yang dibutuhkan untuk pertumbuhan. Air Susu Ibu (ASI) merupakan makanan yang optimal bagi pertumbuhan neonatus(nugroho, 2011).

Manajemen laktasi adalah suatu upaya yang dilakukan oleh ibu, ayah dan keluarga untuk menunjang keberhasilan menyusui (Prasetyono, 2009). Pemberian ASI sangat penting bagi bayi. ASI adalah nutrisi terbaik untuk bayi, karena di dalam ASI terkandung zat gizi yang paling sesuai dengan kebutuhan anak. ASI steril dan aman dari pencemaran serta tersedia dalam suhu optimal sesuai dengan kebutuhan ASI. Bayi yang di beri ASI umumnya memiliki tingkat kecerdasan (IQ) 5 kali lebih tinggi dibandingkan dengan yang diberi susu formula (Subakti & Anggraeni, 2008). Oleh karena itu, setiap ibu harus memberikan ASI yang baik kepada bayinya dengan memperhatikan hal-hal kecil lainnya agar bayi mendapatkan asupan gizi yang optimal. Hasil dari sebuah penelitian didapat dari 371 orang ibu post partum yang menjadi responden diketahui bahwa responden dengan pengetahuan buruk tentang manajemen laktasi memiliki proporsi yang lebih besar yaitu 56,9% (Baihaki, dkk, 2013). Dari penelitian lain pada tahun 2011 di wilayah kerja Puskesmas Tompaso Kecamatan Tompaso tentang hubungan pengetahuan dan sikap Ibu tentang pemberian ASI ekslusif, masih ada sekitar 36,9 % yang memiliki pengetahuan kurang (Winly Wenas dkk, 2011). Dari hasil studi pendahuluan yang dilakukan di Kampung Kerajan Desa Sukahaji Kecamatan Ciasem Kabupaten Subang didapatkan jumlah ibu menyusui pada bulan maret 2014 sebanyak 96 orang. Peneliti memberikan kuisioner kepada 15 ibu menyusui dengan hasil 5 ibu berpengetahuan baik, 3 berpengetahuan cukup dan 7 memiliki pengetahuan kurang. Penelitian yang akan dilakukan menggunakan kuesioner yang diajukan kepada ibu menyusui di Kampung Kerajan Desa Sukahaji Kecamatan Ciasem, Kabupaten Subang. Berdasarkan uraian latar belakang di atas, penulis tertarik untuk melakukan penelitian mengenai Gambaran Pengetahuan Ibu Menyusui

Tentang Manajeman Laktasi di Kampung Kerajan Desa Sukahaji Kecamatan Ciasem, Kabupaten Subang. B. Identifikasi Masalah Manajemen Laktasi dapat berpengaruh terhadap kecukupan gizi, tingkat kesehatan dan kelangsungan hidup bayi. Berdasarkan data dari BKKBN (2013) Angka Kematian Bayi adalah 32 per 1000 kelahiran pada tahun 2012. Jika tidak di atasi, bisa jadi angka kematian bayi di Indonesia akan meningkat. Pemberian ASI menjadi sangat penting bagi bayi sebagai asupan makanan pada tahap awal kehidupan. Jika ASI tidak diberikan dengan baik, maka resiko kekurangan gizi dan kematian akan lebih tinggi. Dalam pemberian ASI, pengetahuan ibu tentang Manajemen Laktasi sangat penting. Saat ini, masih banyak ibu yang pengetahuan tentang manajemen laktasinya masih kurang padahal ini sangat penting demi terpenuhinya kecukupan gizi bayi dan mencegah terjadinya kematian bayi akibat ketidaktahuan ibu tentang manajemen laktasi. C. Rumusan Masalah Berdasarkan latar belakang dan identifikasi masalah di atas dapat di rumuskan masalah sebagai berikut: 1. Bagaimanakah gambaran pengetahuan Ibu tentang manajemen laktasi berdasarkan karakteristik usia di Kampung Kerajan Desa Sukahaji Kecamatan Ciasem Kabupaten Subang? 2. Bagaimanakah gambaran pengetahuan Ibu tentang manajemen laktasi berdasarkan karakteristik pendidikan di Kampung Kerajan Desa Sukahaji Kecamatan Ciasem Kabupaten Subang? 3. Bagaimanakah gambaran pengetahuan Ibu tentang manajemen laktasi berdasarkan karakteristik pekerjaan di Kampung Kerajan Desa Sukahaji Kecamatan Ciasem Kabupaten Subang?

4. Bagaimanakah gambaran pengetahuan Ibu tentang manajemen laktasi berdasarkan karakteristik pengalaman di Kampung Kerajan Desa Sukahaji Kecamatan Ciasem Kabupaten Subang? D. Tujuan Penelitian Sesuai dengan rumusan masalah, tujuan dari penelitian ini adalah sebagai berikut: 1. Untuk mengidentifikasi gambaran pengetahua Ibu tentang manajemen laktasi berdasarkan karakteristik usia di Kampung Kerajan Desa Sukahaji Kecamatan Ciasem Kabupaten Subang. 2. Untuk mengidentifikasi gambaran pengetahua Ibu tentang manajemen laktasi berdasarkan karakteristik pendidikan di Kampung Kerajan Desa Sukahaji Kecamatan Ciasem Kabupaten Subang. 3. Untuk mengidentifikasi gambaran pengetahua Ibu tentang manajemen laktasi berdasarkan karakteristik pekerjaan di Kampung Kerajan Desa Sukahaji Kecamatan Ciasem Kabupaten Subang. 4. Untuk mengidentifikasi gambaran pengetahua Ibu tentang manajemen laktasi berdasarkan karakteristik pengalaman di Kampung Kerajan Desa Sukahaji Kecamatan Ciasem Kabupaten Subang. E. Manfaat Penelitian 1. Manfaat Teoritis Dengan adanya penelitian ini diharapkan dapat memberikan sumbangan ilmiah bagi perkembangan ilmu keperawatan maternitas dan meningkatkan mutu pendidikan sebagai penyedia sumber pengetahuan khususnya tentang manajemen laktasi. Penelitian ini diharapkan dapat dijadikan acuan untuk penelitian selanjutnya terutama untuk meneliti faktor faktor yang mempengaruhi pengetahuan ibu tentang manajemen laktasi.

2. Manfaat Praktis a. Bagi Peneliti lain Dapat dijadikan sebagai data dasar dan referensi bagi penelitian terkait dengan gambaran pengetahuan ibu tentang manajemen laktasi. b. Bagi Tenaga Kesehatan di Kampung Kerajan Desa Sukahaji Kecamatan Ciasem Kabupaten Subang Hasil penelitian ini dapat dijadikan sebagai informasi tambahan bagi tenaga kesehatan khususnya perawat di Kampung Kerajan sebagai sumber informasi untuk mengidentifikasi gambaran pengetahuan ibu tentang manajemen laktasi untuk selanjutnya bisa diberi tindak lanjut seperti pembuatan program penyuluhan tentang Manajemen Laktasi. F. Struktur Organisasi Karya Tulis Ilmiah Dalam sistematika penulisan karya tulis ilmiah diantaranya adalah sebagai berikut: BAB I BAB II BAB III BAB IV BAB V Pendahuluan (Latar Belakang, Identifikasi masalah dan perumusan masalah, Tujuan, Manfaat dan Sistematika) Kajian Pustaka (Konsep Manajemen Laktasi) dan Kerangka Pemikiran Metode Penelitian (Lokasi dan Subjek Penelitian, Desain Penelitian, Metode Penelitian, Definisi Operasional, Instrumen Penelitian, Teknik Pengumpulan Data, Teknik Analisis Data) Hasil Penelitian dan Pembahasan Simpulan dan Saran