BAB I PENDAHULUAN. manusia yang berwawasan, hal ini tentu dilatarbelakangi oleh mutu Pendidikan. yang terus berkembang sesuai tuntutan zaman.

dokumen-dokumen yang mirip
BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Pendidikan merupakan lembaga utama yang memainkan peranan

BAB I PENDAHULUAN. baik secara fisik maupun mental dalam diri manusia. Sehingga dengan pendidikan

BAB I PENDAHULUAN. setiap warga negara berhak mendapatkan pendidikan. Kemudian dalam

BAB I PENDAHULUAN. sosial, sistem hukum yang tidak tebang pilih, pengayoman dan perlindungan keamanan, dan hak

BAB I PENDAHULUAN. membangun banyak ditentukan oleh kemajuan pendidikan. secara alamiah melalui pemaknaan individu terhadap pengalaman-pengalamannya

BAB I PENDAHULUAN. secara adil dan makmur, maka diperlukan suatu pendidikan. Hal ini. ditegaskan pada pembukaan Undang-Undang Dasar Tahun 1945 yang

BAB I PENDAHULUAN. ini sejalan dengan fungsi dan tujuan pendidikan yang tertuang dalam Undangundang. Sisdiknas No 20 tahun 2003 pasal 3:

BAB I PENDAHULUAN. kegiatan pendidikan di Sekolah atau lembaga pendidikan formal. Pada umumnya

BAB II KAJIAN TEORI. menekuni bidang bimbingan dan konseling. 2. 1) Pengertian Program Bimbingan Konseling

BAB I PENDAHULUAN. mempunyai kecenderungan rasa ingin tahu terhadap sesuatu. Semua itu terjadi

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan merupakan proses esensial untuk mencapai tujuan dan cita-cita pribadi

BAB I PENDAHULUAN. Sekolah adalah salah satu lembaga pendidikan formal sebagai tempat

BAB I PENDAHULUHAN. A. Latar Belakang Masalah. Pendidikan karakter merupakan pendidikan yang harus dikembangkan dan

BAB I PENDAHULUAN. tujuan untuk mengembangkan potensi peserta didik.

BAB I PENDAHULUAN. mempersiapkan peserta didik agar meraih cita-citanya dimasa yang akan

BAB I PENDAHULUAN. mengembangkan potensi anak didik sehingga menjadi orang yang dewasa fisik,

BAB 1 PENDAHULUAN. (SISDIKNAS) No. 20 Tahun 2003 yang terdapat pada bab 2 pasal 3 yang berbunyi:

BAB I PENDAHULUAN. mengembangkan potensinya. Hal ini didasarkan pada UU RI No 20 Tahun 2003 tentang

BAB I PENDAHULUAN. hidup (life skill atau life competency) yang sesuai dengan lingkungan kehidupan. dan kebutuhan peserta didik (Mulyasa, 2013:5).

BAB I PENDAHULUAN. social sebagai pedoman hidup. Dapat disimpulkan bahwa pendidikan

BAB I PENDAHULUAN. bermatabat dan dalam rangka mencerdaskan kehidupan bangsa, dan bertujuan untuk

BAB I PENDAHULUAN. merubah dirinya menjadi individu yang lebih baik. Pendidikan berperan

BAB I PENDAHULUAN. serta bertanggung jawab. Berdasarkan Undang-Undang Nomor 20 Tahun

BAB I PENDAHULUAN. Suroso Abdussalam, Arah & Asas Pendidikan Islam, Sukses Publising, Bekasi Barat, 2011, hlm. 38.

BAB I PENDAHULUAN. Pembinaan moral bagi siswa sangat penting untuk menunjang kreativitas. siswa dalam mengemban pendidikan di sekolah dan menumbuhkan

BAB I PENDAHULUAN. telah mengundang berbagai musibah dan bencana di negri ini. Musibah dan

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. pendidikan harus berlangsung secara berkelanjutan. Dari sinilah kemudian muncul istilah

BAB I PENDAHULUAN. didik dalam mengembangkan potensinya. Hal ini didasarkan pada UU RI No

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. membutuhkan sumber daya manusia yang dapat diandalkan. Pembangunan manusia

BAB I PENDAHULUAN. peserta didik. Meliputi pemahaman terhadap peserta didik, perancang dan

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan merupakan salah satu faktor yang mempengaruhi kemajuan suatu

BAB I PENDAHULUAN. dan pendidikan tinggi. Pengajaran sebagai aktivitas operasional pendidikan. dilaksanakan oleh tenaga pendidik dalam hal ini guru.

BAB I PENDAHULUAN. kuantitas hal tersebut dapat tercapai apabila peserta didik dapat. manusia indonesia seutuhnya melalui proses pendidikan.

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar belakang masalah. Manusia adalah makhluk yang paling mulia, karena manusia

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. potensi kreatif dan tanggung jawab kehidupan, termasuk tujuan pribadinya. 1

BAB I PENDAHULUAN. hidup yang mempengaruhi pertumbuhan dan perkembangan individu.

BAB I PENDAHULUAN. globalisasi seperti sekarang ini akan membawa dampak diberbagai bidang

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. sampai mencapai kedewasaan masing-masing adalah pendidikan. Pengalaman

BAB I PENDAHULUAN. manusia (SDM) yang berdaya tahan kuat dan perilaku yang handal. Kualitas. oleh sumber daya alamnya saja, melainkan SDM-nya juga.

BAB I PENDAHULUAN. Dalam era globalisasi dan informasi dituntut kemampuan ilmu. pengetahuan dan teknologi yang memadai. Untuk menuju pada kemajuan

BAB I PENDAHULUAN. Sebagai Negara yang berkembang dengan jumlah penduduk besar, wilayah

BAB I PENDAHULUAN. mengembangkan potensi dirinya untuk memiliki kekuatan spiritual. tertuang dalam sistem pendidikan yang dirumuskan dalam dasar-dasar

BAB I PENDAHULUAN. berbagai pihak sebagai alat ampuh untuk melakukan perubahan terhadap

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. dan Pembukaan UUD 1945 dilatarbelakangi oleh realita permasalahan kebangsaan

BAB I PENDAHULUAN. dalam banyak hal remaja sekarang dihadapkan pada lingkungan yang tidak. karena remaja adalah masa depan bangsa.

BAB I PENDAHULUAN. kedudukan yang sangat strategis dalam seluruh aspek kegiatan pendidikan.

BAB I PENDAHULUAN. dan pengembangan potensi ilmiah yang ada pada diri manusia secara. terjadi. Dalam rangka pembangunan manusia Indonesia seutuhnya,

pembelajaran agar peserta didik secara aktif mengembangkan potensi dirinya pendidikan merupakan usaha manusia, artinya manusialah yang

BAB 1 PENAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Pelayanan Bimbingan dan konseling merupakan bantuan yang memfasilitasi

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan adalah usaha yang dilakukan dengan sengaja dan sistematis

BAB I PENDAHULUAN. pengembangan kemampuan peserta didik untuk menolong diri sendiri dalam

I. PENDAHULUAN. individu. Pendidikan merupakan investasi bagi pembangunan sumber daya. aktif mengembangkan potensi dirinya untuk memiliki

BAB I PENDAHULUAN. hlm Wahjosumidjo, Kepemimpinan Kepala Sekolah, PT. Raja Grafindo Persada, Jakarta, 2003,

BAB I PENDAHULUAN. keluarga, masyarakat dengan pemerintah. 1 Dalam UU RI No. 20 Tahun 2003

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Dalam dunia pendidikan khususnya, pelajaran akuntansi sangat

BAB I PENDAHULUAN. Secara umum pendidikan mampu manghasilkan manusia sebagai individu dan

BAB I PENDAHULUAN. Kepribadiannya berlandaskan dengan nilai-nilai baik di dalam masyarakat maupun

BAB I PENDAHULUAN. Cet VIII, 2001, hlm M. Arifin, M. Ed, Filsafat Pendidikan Islam, Bumi Aksara, Jakarta, 1993, hlm. 17.

BAB I PENDAHULUAN. Adanya perbedaan individu ini merupakan faktor bawaan yang didukung oleh

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Penelitian. untuk memajukan kesejahteraan bangsa. Pendidikan adalah proses pembinaan

SKRIPSI. Untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan Guna Mencapai Derajat Sarjana S-1 Pendidikan Akuntansi. Disusun Oleh:

BAB I PENDAHULUAN. M. Ngalim Purwanto, Ilmu Pendidikan Teoritis dan Praktis, PT Remaja Rosdakarya, Bandung, 2009, hlm

BAB I PENDAHULUAN. yang tidak kalah pentingnya, termasuk di dalamnya belajar Pendidikan

BAB I PENDAHULUAN. Dalam perkembangannya istilah pendidikan atau paedagogie berarti

BAB I PENDAHULUAN. masa depan dengan segala potensi yang ada. Oleh karena itu hendaknya dikelola baik

BAB I PENDAHULUAN. memiliki peran penting dalam menghasilkan generasi muda yang berkualitas

BAB I PENDAHULUAN. Salah satu hal yang harus dimiliki masyarakat agar bisa bersaing adalah dengan

BAB I PENDAHULUAN. kependidikan yang berkaitan dengan lainnya, yaitu belajar ( learning) dan. konsep pembelajaran berakar pada pihak pendidik 1.

A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. persesuaian dengan perkataan khalq yang berarti kejadian, serta erat hubunganya

BAB I PENDAHULUAN. Mempelajari pendidikan Islam sangat penting bagi kehidupan setiap. muslim karena pendidikan merupakan suatu usaha yang membentuk

BAB I PENDAHULUAN. seperangkat ajaran tentang kehidupan manusia; ajaran itu dirumuskan berdasarkan

BAB I PENDAHULUAN. untuk membina kepribadiannya sesuai dengan nilai-nilai di dalam masyarakat dan

BAB I PENDAHULUAN. adalah bidang pendidikan. Pendidikan merupakan salah satu aspek terpenting

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pendidikan merupakan suatu kebutuhan pokok bagi manusia. Tanpa

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. sebagai manusia pertama, sebagaimana al-qur an menyatakan. berkembang sesuai dengan kondisi dan konteks lingkungannya.

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN BANJARNEGARA TAHUN 2013 NOMOR 23 SERI E

BAB I PENDAHULUAN. perlu dalam perkembangan zaman untuk menghadapi permasalahan-permasalah yang

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Dalam kehidupan suatu negara, pendidikan memiliki peran strategis dalam

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Hidup tidak bisa lepas dari pendidikan karena manusia diciptakan

BAB I PENDAHULUAN. kemampuan intelektual dan moralitas yang tinggi. manusia yang berkualitas dalam menghadapi era globalisasi.

BAB I PENDAHULUAN. Bab 2 Pasal 2 yakni mengembangkan kemampuan dan membentuk watak serta. dilaksanakan melalui wadah yang disebut dengan sekolah.

BAB I PENDAHULUAN. ini memiliki tugas dan tanggung jawabnya masing-masing dalam upaya

BAB I PENDAHULUAN. masyarakat yang semakin canggih ini diakibatkan oleh majunya dunia

BAB I PENDAHULUAN. pengetahuan dan teknologi adalah Sumber Daya Manusia (SDM) terutama pada. suatu organisasi atau instansi pemerintah maupun swasta.

BAB I PENDAHULUAN. pendidikan formal sekarang sudah merupakan bagian yang integral dan tidak

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pendidikan merupakan faktor yang sangat penting dan menentukan bagi

BAB I PENDAHULUAN. dapat mendorong dirinya untuk bersikap dan berperilaku baik terhadap

BAB I PENDAHULUAN. potensi peserta didik agar menjadi manusia yang beriman dan bertaqwa kepada

BAB I PENDAHULUAN. sumber daya manusia yang ditekankan pada upaya pengembangan aspek-aspek

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah dan Penegasan Judul. Bangsa Indonesia adalah bangsa yang sedang berkembang, maka pendidikan

BAB I PENDAHULUAN. pengalaman belajar dan merupakan tujuan pertumbuhan. Dengan demikian, tujuan

BAB I PENDAHULUAN. pengawasan orang tua terhadap kehidupan sosial anak, kondisi lingkungan anak

BAB I PENDAHULUAN. Implementasi Kurukulum 2013 Pada Pembelajaran PAI Dan Budi Pekerti

Transkripsi:

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pertumbuhan Ilmu Pengetahuan yang begitu cepat telah melahirkan manusia yang berwawasan, hal ini tentu dilatarbelakangi oleh mutu Pendidikan yang terus berkembang sesuai tuntutan zaman. Arifin dalam Tohirin, pendidikan bermakna bimbingan terhadap pertumbuhan rohani dan jasmani menurut ajaran Islam dengan hikmah mengarahkan, mengajarkan, melatih, mengasuh, dan mengawasi berlakunya semua ajaran Islam. 1 Dalam UU No. 20/ 2003 yaitu, pada (Pasal 1 Butir 1) tentang pendidikan di jelaskan sebagai berikut: Pendidikan adalah usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan suasana belajar dan proses pembelajaran agar peserta didik secara aktif mengembangkan potensi dirinya untuk memiliki kekuatan spiritual keagamaan, pengendalian diri, kepribadian, kecerdasan, akhlak mulia, dan keterampilan yang diperlukan dirinya, masyarakat, bangsa dan negara. 2 Suyadi mengemukakan bahwa pendidikan adalah upaya sadar dan terencana dalam proses pembimbingan dan pembelajaran bagi individu agar tumbuh berkembang menjadi manusia yang mandiri, bertanggung jawab, 1 Tohirin, (2007), Bimbingan dan Konseling di Sekolah dan Madrasah, Jakarta: PT Raja Grafindo Persada, h. 5. 2 Suhertina, (2008), Pengantar Bimbingan Konseling, dan Konseling Sekolah, Pekanbaru: Suska Press, h 1. 1

2 kreatif, berilmu, sehat dan berakhlah (berkarakter). 3 Terkait hal ini, Pendidikan merupakan tanggung jawab bersama antara orangtua dan pemerintah. Sehingga orangtua tidak boleh menganggap bahwa pendidikan anak hanyalah tanggung jawab sekolah saja. Bagaimanapun juga orangtua adalah pihak yang sangat berperan pada pendidikan anak atau siswa. Sebagaimana firman Allah SWT dalam Al Qur an Surat Al-Tahrim ayat 6 Berfirman: Artinya: Hai orang- orang yang beriman peliharalah dirimu dan keluargamu dari api neraka yang bahan bakarnya adalah manusia dan batu; penjaganya adalah malaikat- malaikat yang kasar, yang keras, yang tidak mendurhakai Allah terhadap apa yang diperintahkan-nya kepada mereka dan selalu mengerjakan apa yang diperintahkan. Diriwayatkan oleh Bukhari dari Abu Hurairah r.a. bahwa Rasulullah SAW bersabda, yang artinya : tidak ada seorangpun yang dilahirkan kecuali dalam keadaan fitrah (suci). Kedua orangtuanya lah ya ng menjadikannya sebagai orang Yahudi, atau Nasrani, atau Majusi. Rosdakarya, h4. 3 Suyadi, (2013), Strategi Pembelajaran Pendidikan Karakter, Bandung: PT Remaja

3 Pendidikan merupakan salah satu faktor yang tidak dapat dipisahkan dari kehidupan seseorang, baik dalam keluarga, masyarakat dan bangsa. Negara berkembang seperti Indonesia, sangat dipengaruhi oleh perkembangan dunia pendidikan. Kesuksesan dalam pembangunan tidak hanya dipengaruhi oleh kemampuan dibidang ekonomi tetapi juga kualitas sumber daya yang menjalankan proses pembangunan tersebut. Pendidikan bertujuan untuk mencerdaskan kehidupan bangsa sekaligus meningkatkan harkat dan martabat manusia. Melalui pendidikan itulah diharapkan dapat tercapai peningkatan kehidupan manusia kearah yang sempurna. Tujuan pendidikan nasional menurut UU No. 20 Tahun 2003 pasal 3 tentang Sistem Pendidikan Nasional bahwa: Pendidikan nasional berfungsi mengembangkan kemampuan dan membentuk watakserta peradaban bangsa yang bermartabat dalam rangka mencerdaskan kehidupan bangsa, bertujuan untuk berkembangnya potensi peserta didik agar menjadi manusia yang beriman dan bertaqwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, berakhlak mulia, sehat, berilmu, cakap, kreatif, mandiri dan menjadi warga Negara yang demokrasi serta bertaggung jawab. 4 Istilah problema/problematika berasal dari bahasa Inggris yaitu "problematic" yang artinya persoalan atau masalah. Sedangkan dalam bahasa Indonesia, problema berarti hal yang belum dapat dipecahkan; yang menimbulkan permasalahan. 5 Rahdzi dalam Anas Salahudin menjelaskan bahwa problematika bimbingan konseling bukan disebabkan faktor ekternal, tetapi pada dasarnya 4 Suhertina, Op Cit, h.2 5 http://infogurudankepalasekolah.blogspot.com/2013/04/pengertian-problematika-defisimenurut.htmldiaksespadatanggal 06 juni 2014.

4 bersumber dari faktor internal. Bimbingan konseling hingga kini masih dipandang sebalah mata oleh masyarakat. Pandangan ini timbul karena kurangnya profesionalitas dan dedikasi yang tinggi dari orang-orang menekuni bidang bimbingan konseling. 6 Program didefenisikan sebagai suatu unit atau kesatuan kegiatan yang merupakan realisasi atau implementasi dari suatu kebijakan, berlangsung dalam proses yang berkesinambungan dan terjadi dalam suatu organisasi yang melibatkan sekelompok orang. Ada tiga pengertian dalam menentukan program, yaitu: (1) realisasi a tau implementasi suatu kebijakan, (2) terjadi dalam waktu relatif lama-bukan kegiatan tunggal tetapi jamak berkesinambungan, dan (3) terjadi dalam organisasi yang melibatkan sekelompok orang. 7 Program adalah suatu unit atau kesatuan kegiatan maka program merupakan sebuah sistem, yaitu rangkaian kegiatan yang dilakukan bukan hanya satu kali tetapi berkesinambungan. 8 Program bimbingan konseling adalah keseluruhan yang mencakup kegiatan yang dilakukan oleh petugas BK di sekolah atau perguruan tinggi (Suharsimi Arikunto) 9. Menurut Prayitno dalam Amirah program bimbingan konseling adalah satuan besar atau kecil rencana kegiatan layanan dan kegiatan pendukung bimbingan konseling yang akan dilaksanakan pada periode tertentu. Unsur- 6 Anas Salahudin, (2010), Bimbingan dan Konseling, Bandung: CV Pustaka Setia, h 225. 7 Suharsimi Arikunto dan Cepi Safruddin Jabar, (2007), Evaluasi Program Pendidikan, Jakarta: Bumi Aksara, h 3. 8 Ibid, h 5. 9 Amirah Diniaty, (2012), Evaluasi Bimbingan dan Konseling, Pekanbaru: Zanafa Publishing, h.60.

5 unsur dalam program bimbingan konseling adalah; (1) kebutuhan siswa (2) jumlah siswa (3) bidang bimbingan (4) jenis layanan (5) kegiatan pendukung (6) volume kegiatan (7) frekuensi layanan (8) lama kegiatan (9) waktu kegiatan dan (10) kegiatan khusus. 10 Pendidikan karakter dalam program bimbingan konseling adalah pendidikan yang diberikan kepada peserta didik yang bertujuan untuk mengembangkan kompetensi peserta didik untuk menghasilkan lulusan yang berkarakter. Dalam kurikulum bimbingan konseling yang telah ditetapkan oleh ABKIN ada 10 standar kompetensi kemandirian peserta didik yaitu: landasan hidup religius, landasan perilaku etis, kematangan emosi, kematangan intelektual, kesadaran tanggung jawab sosial, kesadaran gender, pengembangan diri, perilaku kewirausahaan (kemandirian perilaku e konomis), wawasan dan kesiapan karier, kematangan hubungan dengan teman sebaya. 11 Pembinaan berasal dari kata bina yang mendapat walan pe- dan akhiran an, yang berarti bangun/bangunan. Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia, pembinaan berarti membina, memperbaharui, atau proses, perbuatan, cara membina, usaha tindakan, dan kegiatan yang dilakukan secara berdaya guna daan berhasil guna untuk memperoleh hasil yang lebih baik. 12 Dengan demikian, problematika program bimbingan konseling dalam membina karakter siswa adalah berbagai persoalan-persoalan yang dihadapi oleh guru pembimbing dalam melaksanakan rencana kegiatan layanan yang 10 Ibid 11 www.wordpress.com/2012/01/20/pendidikan-karakter-dalam-program-bimbingankonseling/ 12 http://www.onlinesyariah.com/2009/12/24/pengertian-pembinaan-mental/ diakses padatanggal 09 juni 2014

6 akan diberikan kepada peserta didiknya untuk membina dan mengembangkan karakter sehingga memperoleh hasil yang lebih baik. Sebelumnya Penulis telah mendatangi Sekolah Menengah Pertama Negeri 10 Pekanbaru yang beralamat di Jalan Dr. Soetomo No. 108 Kecamatan Lima Puluh Pekanbaru. Penulis mendapati disekolah tersebut telah diterapkan beberapa karakter pada Tahun Ajaran 2012-2013 yaitu: karakter religius, disiplin, jujur, peduli lingkungan, peduli sosial dan gemar membaca. Dari karakter tersebut penulis hanya meneliti dua karakter yaitu: karakter disiplin dan peduli sosial. Berdasarkan pengamatan awal (studi pendahuluan) penulis menemukan gejala-gejala sebagai berikut: 1. Didapati guru pembimbing dalam menyusun program BK yang memuat nilai-nilai karakter masih kurang mengorganisasi dan mengimplementasikannya. 2. Dalam penerapan program BK didapati guru pembimbing yang kurang mendesain program yang diberikannya, dimana para guru masih kurang dalam menggunakan konsep yang seharusnya yaitu kensep pedoman BK pola 17 plus. 3. Didapati guru pembimbing yang kurang mengevaluasi program BK yang diberikn kepada siswa, dimana dalam melakukan evaluasi ini pembimbing harus mengkaji program BK tersebut berdasarkan standar. Berdasarkan gejala-gejala diatas, penulis tertarik untuk melakukan penelitian dengan judul : Problematika Penerapan Program Bimbingan

7 Konseling dalam Membina Karakter Siswa di SMP Negeri 10 Pekanbaru. B. Penegasan Istilah Agar penelitian ini dapat dipahami dengan jelas sehingga tidak menimbulkan kesalah pahaman dalam penafsiran istilah-istilah dalam penelitian ini, maka penulis menjelaskan arti dari berbagai istilah yang ada sebagai berikut: 1. Problematika Problematika dari kata dasar problem yang berarti masalah, persoalan. Sedangkan problematika berarti hal yang menimbulkan masalah, hal yang belum terpecahkan masalahnya. 13 2. Penerapan Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI), pengertian penerapan adalah perbuatan menerapkan. Sedangkan menurut beberapa ahli berpendapat bahwa, penerapan adalah suatu perbuatan mempraktekkan suatu teori, metode, dan hal lain untuk mencapai tujuan tertentu dan untuk suatu kepentingan yang diinginkan oleh suatu kelompok atau golongan yang telah terencana dan tersusun sebelumnya. 14 3. Program Bimbingan Konseling 13 http://infogurudankepalasekolah.blogspot.com/2013/04/pengertian-problematika-defisimenurut.htmldiaksespadatanggal 06 juni 2014. 14 http://internetsebagaisumberbelajar.blogspot.com/2010/07/pengertian-penerapan.html diakses pada tanggal 2 mei 2014

8 Program adalah suatu unit atau kesatuan kegiatan maka program merupakan sebuah sistem, yaitu rangkaian kegiatan yang dilakukan bukan hanya satu kali tetapi berkesinambungan. 15 Program bimbingan konseling adalah keseluruhan yang mencakup kegiatan yang dilakukan oleh petugas BK di sekolah atau perguruan tinggi (Suharsimi Arikunto) 16. Dengan demikian program bimbingan konseling (BK) merupakan bagian yang terpadu dari keseluruhan program pendidikan di sekolah. Oleh karena itu, upaya guru membimbing maupun berbagai aspek yang terlingkup dalam program merupakan bagian yang tidak terpisahkan dari seluruh kegiatan yang diarahksan kepada pencapaian tujuan pendidikan di lembaga yang bersangkutan. 4. Pembinaan Karakter Pembinaan berasal dari kata bina yang mendapat awalan pe- dan akhiran an, yang berarti bangun/bangunan. Dalam kamus besar bahasa Indonesia, pembinaan berarti membina, memperbaharui, atau proses, perbuatan, cara membina, usaha tindakan, dan kegiatan yang dilakukan secara berdaya guna daan berhasil guna untuk memperoleh hasil yang lebih baik. 17 Dalam bahasa Indonesia karakter diartikan sebagai tabiat, sifatsifat kejiwaan, akhlak atau budi pekerti yang membedakan seseorang 15 Suharsimi Arikunto dan Cepi Safruddin Jabar, Loc Cit, h 5. 16 Amirah Diniaty, Loc.Cit, h.60. 17 http://www.onlinesyariah.com/2009/12/24/pengertian-pembinaan-mental/diakses padatanggal 09 juni 2014.

9 dengan yang lain. Arti karakter secara kebahasaan yang lain adalah huruf, angka, ruang atau simbol khusus yang dapat dimunculkan pada layar dengan papan ketik. Artinya, orang yang berkarakter adalah orang yang berkepribadian, berperilaku, bersifat, bertabiat, atau berwatak tertentu, dan watak tersebut yang membedakan dirinya dengan orang lain. 18 Dengan demikian karakter merupakan nilai-nilai universal perilaku manusia yang meliputi seluruh aktifitas kehidupan, baik yang berhubungan dengan Tuhan, diri sendiri, sesama manusia, maupun dengan lingkungan yang terwujud dalam pikiran, sikap, perkataan dan perbuatan, berdasarkan norma-norma agama, hukum, tata krama, budaya dan adat istiadat. 19 C. Permasalahan 1. Identifikasi Masalah Sesuai dengan latar belakang dan gejala-gejala yang telah penulis uraikan diatas, maka identifikasi masalahnya adalah sebagai berikut : a. Faktor-faktor yang mempengaruhi pembinaan karakter siswa di SMP Negeri 10 Pekanbaru. b. Pemahaman guru BK tentang penyusunan program bimbingan konseling di SMP Negeri 10 Pekanbaru. c. Pelaksanaan evaluasi program bimbingan konseling di SMP Negeri 10 Pekanbaru. Rosdakarya, h. 5. 19 Ibid 18 Suyadi, (2013), Strategi Pembelajaran Pendidikan Karakter, Bandung: PT Remaja

10 d. Penerapan program bimbingan konseling dalam membina karakter disiplin dan peduli sosial bagi siswa di SMP Negeri 10 pekanbaru. e. Problematika penerapan program bimbingan konseling dalam membina karakter disiplin dan peduli sosial bagi siswa di SMP Negeri 10 Pekanbaru. 2. Pembatasan Masalah Mengingat banyaknya permasalahan yang terjadi, seperti yang telah dikemukakan dalam identifikasi masalah dan mengenai banyaknya nilainilai karakter maka peneliti memfokuskan penelitian ini pada problematika penerapan program bimbingan konseling dalam membina karakter disiplin dan peduli sosial dan bagaimana penerapan program bimbingan konseling dalam membina karakter disiplin dan peduli sosial bagi siswa di SMP Negeri 10 Pekanbaru. 3. Rumusan Masalah Berdasarkan latar belakang, identifikasi masalah dan pembatasan masalah penelitian, maka masalah pokok dalam penelitian ini dirumuskan dalam bentuk pertanyaan sebagai berikut: a. Bagaimana penerapan program bimbingan konseling dalam membina karakter disiplin dan peduli sosial bagi siswa di SMP Negeri 10 Pekanbaru? b. Apa saja problematika penerapan program bimbingan konseling dalam membina karakter disiplin dan peduli sosial bagi siswa di SMP Negeri 10 Pekanbaru?

11

12 D. Tujuan dan Manfaat Penelitian 1. Tujuan Penelitian Berdasarkan sub fokus di atas, maka tujuan dari penelitian ini adalah sebagai berikut: a. Untuk mengetahui penerapan program bimbingan konseling dalam membina karakter disiplin dan peduli sosial bagi siswa SMP Negeri 10 Pekanbaru. b. Untuk mengetahui problematika dalam penerapan program bimbingan konseling dalam membina karakter disiplin dan peduli sosial bagi siswa di SMP Negeri 10 Pekanbaru. 2. Manfaat Penelitian a. Bagi guru pembimbing di SMP Negeri 10 Pekanbaru penelitian ini dapat dimanfaatkan sebagai bahan informasi agar lebih meningkatkan penerapan program bimbingan konseling dalam membina karakter siswa di sekolah tersebut. b. Untuk menambah pengetahuan dan wawasan peneliti dalam bidang bimbingan konseling khususnya pada penerapan program bimbingan konseling dalam membina karakter siswa. c. Secara toritis, untuk memberikan sumbangan karya ilmiah bagi perpustakaan UIN Suska Riau. d. Secara akademis, untuk memenuhi sebagian dari persyaratan dalam menyelesaikan perkuliahan program sarjana strata satu (S1) pada konsentrasi Bimbingan Konseling Jurusan Kependidikan Islam Fakultas

13 Tarbiyah dan Keguruan UIN Suska Riau sekaligus untuk memperoleh gelar Sarjana Pendidikan Islam (S.Pdi).