BAB IV UPAYA MENINGKATKAN KOMPETENSI PEDAGOGIK GURU PAI SMP MELALUI MANAJEMEN PENDIDIKAN DAN PELATIHAN DI BALAI DIKLAT KEAGAMAAN SEMARANG

dokumen-dokumen yang mirip
BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA MENTERI LINGKUNGAN HIDUP REPUBLIK INDONESIA,

PERATURAN MENTERI PERDAGANGAN REPUBLIK INDONESIA TENTANG

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA No.15, 2008 LEMBAGA ADMINISTRASI NEGARA. Akreditasi. Diklat. Pedoman. Pencabutan

PEDOMAN AKREDITASI Tahun 2003 Nomor 78, Tambahan. Nomor 4301); DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA 3. Undang-Undang Nomor 32 Tahun 2004

2017, No Mengingat : 1. Undang-Undang Nomor 39 Tahun 2008 tentang Kementerian Negara (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2008 Nomor 166,

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA LEMBAGA ADMINISTRASI NEGARA. Akreditasi. Pelatihan. Swasta. Penyelenggaraan. Pedoman. Pencabutan.

MENTERI RISET, TEKNOLOGI, DAN PENDIDIKAN TINGGI REPUBLIK INDONESIA

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA

PERATURAN MENTERI KELAUTAN DAN PERIKANAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR PER.48/MEN/2011 TENTANG

KEPUTUSAN KEPALA LEMBAGA ADMINISTRASI NEGARA NOMOR 193/XIII/10/6/2001 TENTANG PEDOMAN UMUM PENDIDIKAN DAN PELATIHAN JABATAN PEGAWAI NEGERI SIPIL

ARSIP NASIONAL REPUBLIK INDONESIA

Petunjuk Teknis Pelaksanaan In Service Learning 1 Tahun 2012

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA

2016, No Mengingat : 1. Undang-Undang Nomor 39 Tahun 2008 tentang Kementerian Negara (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2008 Nomor 166,

Paragraf 1 Kepala Sub Bagian Umum dan Kepegawaian

DENGAN RAHMATTUHAN YANG MAHAESA. KEPALABADAN PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN SERTA PENDIDlKAN DAN PELATIHANKEMENTERIAN AGAMA,

MENTERI PERTANIAN REPUBLIK INDONESIA. PERATURAN MENTERI PERTANIAN NOMOR: 101/Permentan/OT.140/10/2013 TENTANG ORGANISASI DAN TATA KERJA

PERATURAN MENTERI NEGARA LINGKUNGAN HIDUP NOMOR 26 TAHUN 2009 TENTANG PEDOMAN PENYELENGGARAAN PENDIDIKAN DAN PELATIHAN DI BIDANG LINGKUNGAN HIDUP

2016, No Mengingat : 1. Undang-Undang Nomor 35 Tahun 2009 tentang Narkotika (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2009 Nomor 143, Tambahan

- 1 - BAB I PENDAHULUAN

SURAT KEPUTUSAN MENTERI PERTANIAN NOMOR : 488/Kpts/OT.160/10/2003 TENTANG

DENGAN RAHMATTUHAN YANG MAHAESA. KEPALABADANPENELITIAN DAN PENGEMBANGAN DAN PENDIDlKAN DAN PELATIHANKEMENTERIANAGAMA,

BERITA DAERAH KOTA SEMARANG PERATURAN WALIKOTA SEMARANG

PERATURAN MENTERI PEKERJAAN UMUM NOMOR : 12/PRT/M/2007 TENTANG

KEPUTUSAN MENTERI PERTANIAN NOMOR : 390/Kpts/OT.130/6/2004 TENTANG

GUBERNUR PROVINSI DAERAH KHUSUS PERATURAN GUBERNUR PROVINSI DAERAH KHUSUS IBUKOTA JAKARTA NOMOR 46 TAHUN 2015 TENTANG

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA

c. Kepala Seksi Evaluasi dan Pelaporan; d. Kelompok Jabatan Fungsional.

KEPUTUSAN MENTERI PERTANIAN NOMOR : 391/Kpts/OT.130/6/2004 TENTANG

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA MENTERI KELAUTAN DAN PERIKANAN REPUBLIK INDONESIA,

2016, No Penggunaan Dana Alokasi Khusus Non Fisik Peningkatan Kapasitas Koperasi, Usaha Kecil dan Menengah. Mengingat : 1. Undang-Undang Nomor

PERATURAN MENTERI KELAUTAN DAN PERIKANAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR PER.09/MEN/2008 TENTANG

PERATURAN GUBERNUR KALIMANTAN SELATAN NOMOR 032 TAHUN 2014 TENTANG

PEMERINTAH KABUPATEN SELUMA

BUPATI BANYUMAS PERATURAN BUPATI BANYUMAS NOMOR 72 TAHUN 2008 TENTANG

> MENTERI KEHUTANAN REPUBLIK INDONESIA

BUPATI TOLITOLI PROVINSI SULAWESI TENGAH

MENTERI KOMUNIKASI DAN INFORMATIKA REPUBLIK INDONESIA PERATURAN MENTERI KOMUNIKASI DAN INFORMATIKA. NOMOR : 20/PER/M.K0MlNF0/ 4 / 2009 TENTANG

BAB II PERSIAPAN, PELAKSANAAN, DAN ANALISIS HASIL

KEPUTUSAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 20 TAHUN 1989 TENTANG LEMBAGA ADMINISTRASI NEGARA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA

PERATURAN KEPALA LEMBAGA ADMINISTRASI NEGARA NOMOR 5 TAHUN 2006 TENTANG

SURAT KEPUTUSAN MENTERI PERTANIAN NOMOR : 489/Kpts/OT.160/10/2003 TENTANG

BAB II KEGIATAN PPL A. Kegiatan PPL 1. Persiapan PPL

PERATURAN MENTERI LUAR NEGERI REPUBLIK INDONESIA NOMOR 09 TAHUN 2011 TENTANG UNIT LAYANAN PENGADAAN SECARA ELEKTRONIK KEMENTERIAN LUAR NEGERI

BUPATI BANYUMAS PERATURAN BUPATI BANYUMAS NOMOR 60 TAHUN 2008 TENTANG

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA

SALINAN PERATURAN MENTERI KEUANGAN NOMOR 52/PMK.01/2011 TENTANG ORGANISASI DAN TATA KERJA BALAI PENDIDIKAN DAN PELATIHAN KEPEMIMPINAN

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 14 TAHUN 1994 TENTANG PENDIDIKAN DAN PELATIHAN JABATAN PEGAWAI NEGERI SIPIL PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

Petunjuk Teknis Penyusunan Program Diklat Calon Kepala Sekolah/Madrasah

PERATURAN MENTERI PEKERJAAN UMUM NOMOR : 07/PRT/M/2007 TENTANG ORGANISASI DAN TATA KERJA BALAI RAWA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

PERATURAN MENTERI KEHUTANAN NOMOR : P.20/Menhut-II/2004 TENTANG PEDOMAN PENYELENGGARAAN PENDIDIKAN DAN PELATIHAN KEHUTANAN MENTERI KEHUTANAN,

2016, No mineral untuk mencapai persyaratan kompetensi teknis dan dapat dilaksanakan secara berjenjang; d. bahwa berdasarkan pertimbangan seba

PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA KEPALA BADAN PENGAWAS TENAGA NUKLIR,

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA

MEMUTUSKAN: BAB I KEDUDUKAN, TUGAS, DAN FUNGSI

PETUNJUK TEKNIS PELAKSANAAN IN-SERVICE LEARNING 2

BAB IV PENYAJIAN DATA DAN PEMBAHASAN. telah diperoleh dari hasil penelitian yang dilakukan di SMP N 1 Way Jepara

PERATURAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 54 TAHUN 2009 TENTANG UNIT KERJA PRESIDEN BIDANG PENGAWASAN DAN PENGENDALIAN PEMBANGUNAN

GUBERNUR JAWA TIMUR PERATURAN GUBERNUR JAWA TIMUR NOMOR 124 TAHUN 2008 TENTANG

BUPATI BANYUMAS PERATURAN BUPATI BANYUMAS NOMOR 92 TAHUN 2008 TENTANG

GUBERNUR JAWA TIMUR PERATURAN GUBERNUR JAWA TIMUR NOMOR 99 TAHUN 2016

PETUNJUK TEKNIS PELAKSANAAN IN-SERVICE LEARNING 1

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA GUBERNUR KALIMANTAN TENGAH,

PERATURAN DAERAH KABUPATEN KUTAI KARTANEGARA NOMOR 4 TAHUN 2004 T E N T A N G

PERATURAN KEPALA LEMBAGA ADMINISTRASI NEGARA NOMOR 4 TAHUN 2006 TENTANG

BAB II PERSIAPAN, PELAKSANAAN, DAN ANALISIS HASIL

I. PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG

BAB II KEGIATAN PPL. A. Kegiatan PPL. 1. Persiapan PPL

BUPATI PASURUAN PERATURAN BUPATI PASURUAN NOMOR 6 TAHUN 2015 TENTANG

PERATURAN MENTERI PEKERJAAN UMUM NOMOR : 34/PRT/M/2007 TENTANG PEMBINAAN JABATAN FUNGSIONAL DI LINGKUNGAN DEPARTEMEN PEKERJAAN UMUM

PERATURAN LEMBAGA PENGEMBANGAN JASA KONSTRUKSI NOMOR 06 TAHUN 2011 TENTANG

BAB II GAMBARAN UMUM Gambaran Umum Dinas Koperasi dan Usaha Mikro Kota Semarang

PERATURAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 54 TAHUN 2009 TENTANG UNIT KERJA PRESIDEN BIDANG PENGAWASAN DAN PENGENDALIAN PEMBANGUNAN

MENTERI RISET, TEKNOLOGI, DAN PENDIDIKAN TINGGI REPUBLIK INDONESIA

PERATURAN MENTERI PENDIDIKAN NASIONAL REPUBLIK INDONESIA NOMOR 14 TAHUN 2005 TENTANG

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 101 TAHUN 2000 TENTANG PENDIDIKAN DAN PELATIHAN JABATAN PEGAWAI NEGERI SIPIL PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA

BUPATI BANYUMAS PERATURAN BUPATI BANYUMAS NOMOR 81 TAHUN 2008 TENTANG

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

PEMBINAAN DAN PENGEMBANGAN PROFESI GURU BUKU

WALIKOTA BANJARBARU PERATURAN WALIKOTA BANJARBARU NOMOR 46 TAHUN 2008 TENTANG

BUPATI BANTUL PERATURAN BUPATI BANTUL NOMOR 60 TAHUN 2008 T E N T A N G RINCIAN TUGAS, FUNGSI DAN TATA KERJA BADAN KEPEGAWAIAN DAERAH KABUPATEN BANTUL

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA

No.1688, 2014 KEMENDIKBUD. Akademi Komunitas Negeri Aceh Barat. Pendirian. Organisasi. Tata Kerja.

BAB II PERSIAPAN, PELAKSANAAN, DAN ANALISIS HASIL

PEMERINTAH KABUPATEN LUMAJANG

- 1 - MENTERI DESA, PEMBANGUNAN DAERAH TERTINGGAL, DAN TRANSMIGRASI REPUBLIK INDONESIA

BUPATI BANYUMAS PERATURAN BUPATI BANYUMAS NOMOR 79 TAHUN 2008 TENTANG

KEPUTUSAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 143 TAHUN 1998 TENTANG BADAN ADMINISTRASI KEPEGAWAIAN NEGARA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 14 TAHUN 1994 TENTANG PENDIDIKAN DAN PELATIHAN JABATAN PEGAWAI NEGERI SIPIL PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

BAB V SIMPULAN DAN SARAN. pelatihan di BBPPK Lembang, dapat disimpulkan bahwa alur pengembangan

2017, No Mengingat : 1. Undang-Undang Nomor 5 Tahun 2014 tentang Aparatur Sipil Negara (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2014 Nomor 6,

PERATURAN KEPALA BADAN SAR NASIONAL NOMOR PK. 20 TAHUN 2012 TENTANG ORGANISASI DAN TATA KERJA BALAI PENDIDIKAN DAN PELATIHAN BADAN SAR NASIONAL

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 14 TAHUN 1994 TENTANG PENDIDIKAN DAN PELATIHAN JABATAN PEGAWAI NEGERI SIPIL PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

KEPALA LEMBAGA ADMINISTRASI NEGARA,

2013, No BAB I KEDUDUKAN, TUGAS, DAN FUNGSI Pasal 1 (1) Lembaga Administrasi Negara yang selanjutnya disebut LAN adalah lembaga pemerintah nonke

KEMENTERIAN KOPERASI DAN USAHA KECIL DAN MENENGAH REPUBLIK INDONESIA

2016, No Mengingat : 1. Undang-Undang Nomor 25 Tahun 1992 tentang Perkoperasian (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 1992 Nomor 116, Tamba

Transkripsi:

BAB IV UPAYA MENINGKATKAN KOMPETENSI PEDAGOGIK GURU PAI SMP MELALUI MANAJEMEN PENDIDIKAN DAN PELATIHAN DI BALAI DIKLAT KEAGAMAAN SEMARANG Setelah data-data tersusun mengenai optimalisasi manajemen pendidikan dan pelatihan kompetensi pedagogik Guru PAI SMP yang di selenggarakan oleh Balai Diklat Keagamaan Semarang, maka langkah selanjutnya adalah melakukan penganalisaan terhadap data-data tersebut. A. Perencanaan Perencanaan adalah penentuan dari apa yang harus dilakukan dan bagaimana melakukannya. Perencanaan merupakan langkah pertama dalam proses manajemen yang di lakukan oleh orang-orang yang mengatur semua unsur unsur organisasi. Keberhasilan perencanaan sangat menunjang keberhasilan kegiatan manajemen secara keseluruhan, oleh karena itu perencanaan harus di lakukan dengan sebaik-baiknya. Dalam perencanaan pendidikan dan pelatihan kompetensi pedagogik Guru PAI SMP ini, Balai Diklat Keagamaan Semarang mengadakan penentuan kebutuhan, penyusunan kurikulum, menetapkan widyaiswara, menetapkan peserta diklat, penyusunan anggaran biaya, penunjukan panitia dan pemanggilan peserta. Temuan yang terjadi pada waktu proses perencanaan diklat kompetensi pedagogik Guru PAI SMP yang di selenggarakan oleh balai diklat keagamaan semarang sudah bisa meningkatkan kompetensi pedagogik Guru PAI SMP, dapat dilihat beberapa wujudnya yaitu: Balai Diklat Keagamaan Semarang dalam kegiatan perencanaan senantiasa memperhatikan efektifitas dan efisiensi tindakan, hal ini tercermin dalam penentuan kebutuhan diklat senantiasa melakukan koordinasi penyusunan prioritas kebutuhan diklat dengan satuan organisasi dengan wilayah jawa tengah dan menyampaikan kepada Badan Litbang Agama dan Diklat Keagamaan, selanjutnya Badan 54

55 Litbang Agama dan Diklat Keagamaan mengadakan rapat konsultasi perencanaan program diklat guna menyusun prioritas kebutuhan diklat tersebut. Kemudian bersama biro kepegawaian, biro perencanaan, dan terkait Badan Litbang Agama dan Balai Diklat Keagamaan membahas usulan prioritas kebutuhan itu kemudian menjadi prioritas program diklat dan ditetapkan oleh Badan Litbang Agama dan Diklat Keagamaan, berdasarkan prioritas itu, Badan Litbang Agama dan Diklat Keagamaan berkoordinasi dengan satuan organisasi eselon 1 tingkat Guru PAI SMP. Dari serangkaian kegiatan tersebut akan di tentukan program diklat yang di butuhkan oleh guru PAI SMP. Sedangkan dalam penyusunan kurikulum, Balai Diklat Keagamaan semarang tidak sembarang dalam menentukan kurikulum yang akan di berikan oleh peserta diklat untuk meningkatkan kompetensi pedagogik Guru PAI SMP, ini tercermin dalam proses penyusunan kurikulum selalu melibatkan pengguna lulusan yakni pihak sekolah tempat Guru PAI SMP bekerja, panitia diklat, widiyaswara, peserta dan alumni serta tenaga ahli yang terkait. Metode yang digunakan pun ada bermacam-macam agar punya serta diklat tidak jenuh, diantaranya yaitu diskusi, praktek, study banding, simulasi, bermain peran, dan study kasus. Selanjutnya untuk meningkatkan kompetensi pedagogik guru PAI dalam menetapkan widiyaswara, Balai Diklat Keagamaan Semarang telah mengikuti aturan yang telah di tetapkan oleh pemerintah bahwasanya Balai Diklat Keagamaan Semarang menetapkan persyaratan widyaswara yaitu : a. Pejabat fungsional yaitu pejabat tinggi yang fungsional paling bertanggung jawab atas pelaksanaan kebijaksanaan pemerintah. b. Ahli, maksudnya seseorang ahli dalam suatu bidang pengetahuan teoritas atau para ahli baik yang diperlukan di diklat. Dengan adanya penetapan dan persyaratan bagi widyiaswara, di harapkan proses pembelajaran diklat akan berjalan dengan baik sesuai dengan standar yang telah di tetapkan.

56 Penulis melihat dalam persiapan diklat kompetensi pedagogik guru PAI SMP yang diselenggarakan oleh Balai Diklat Keagamaan Semarang, khususnya dalam penjabaran materi serta bahan-bahan referensi, Balai Diklat Keagamaan selalu berkoordinasi dengan badan litbang agama dan keagamaan departemen agama dan widyaswara juga ikut serta dalam penjabaran materi diklat. Dengan demikian materi yang di berikan untuk peserta sesuai dengan yang di harapkan dan memenuhi standar. Menurut penulis dalam kegiatan perencanaan diatas yang di selenggarakan oleh Balai Diklat Keagamaan Semarang telah tercermin system koordinasi yang baik dan telah membangun langkah-langkah sistematis dalam rangka pencapaian tujuan diklat. B. Pelaksanaan Pelaksanaan adalah kegiatan yang dilakukan oleh pimpinan untuk membimbing, menggerakkan, mengatur segala kegiatan yang telah di beri tugas dalam melaksanakan suatu kegiatan usaha. setelah semua direncanakan kemudian di bagi sesuai dengan job-job masing-masing, maka selanjutnya adalah melaksanakan apa yang di rencanakan. Beberapa temuan yang terjadi pada waktu proses pelaksanaan kompetensi pedagogik guru PAI SMP dengan di selenggarakan oleh balai diklat keagamaan semarang sudah bisa meningkatkan kompetensi pedagogik Guru PAI SMP, dapat di lihat beberapa wujudnya yaitu: Dalam pelaksanaan diklat kompetensi pedagogik Guru PAI SMP, Balai Diklat Keagamaan Semarang selalu mengikuti rencana program yang telah disusun dalam bentuk prosedur tetap, penyelenggaraan Diklat kompetensi pedagogik Guru PAI SMP. Hal ini jelas menunjukkan bahwa Balai Diklat Keagamaan Semarang dalam penyelenggaraan diklat telah melakukan system administrasi dengan baik, yakni pengelolaan langkahlangkah diklat secara sistematis dan terarah. Kemudian dari proses pembelajaran, pelaksanaan diklat kompetensi pedagogik Guru PAI SMP yang di selenggarakan oleh Balai diklat keagamaan

57 semarang dilakukan secara klasikal yaitu tatap muka dengan jumlah peserta 40 orang. Dengan menggunakan beberapa media yang dapat menunjang pembelajaran misalnya OHP dan LCD dengan adanya media yang canggih dapat meningkatkan kompetensi pedagogik dalam menggunakan media pembelajaran. Dilihat dari sisi lain, Balai Diklat Keagamaan Semarang dalam proses pelaksanaan diklat kompetensi pedagogik Guru PAI SMP yang mempunyai tujuan peningkatan kemampuan peserta diklat dalam melaksanakan tugasnya telah melaksanakan pola pembelajaran andagogi dengan baik. Widyaiswara menetapkan metode pembelajaran aktif agar peserta menerapkan metode tersebut di sekolah-sekolah mereka mengajar. Di antaranya yaitu: metode micro teaching dan studi banding. 1. Pengajaran Mikro (micro teaching) Micro teaching diwajibkan atas peserta diklat dalam waktu 15-20 menit secara bergantian. Sebelum pelaksanaan micro teaching ini peserta ditugaskan untuk membuat RPP dan silabus serta wajib menerapkan metode active learning, setelah selesai peserta diklat yang lainnya mengevaluasi. Menurut penulis, dengan adanya kegiatan tersebut peserta diklat akan lebih aktif dalam proses pembelajaran dan akan tahu apa kelemahan serta kelebihan peserta diklat dalam mengajar, biasanya di sekolah-sekolah mereka mengajar tanpa RPP dan silabus, dibuat apabila diperintah dan tidak dibuat sebelum mengajar. Pada kesempatan diklat ini semau peserta sebelum mengajar, diwajibkan membuat RPP dan silabus agar proses pembelajaran lebih terarah. Setelah selesai diklat ini diharapkan peserta diklat lebih rajin dan terampil dalam mengajar. 2. Studi Banding Sebelum diklat diakhiri, peserta diklat diajak mengunjungi lembaga pendidikan yang lebih maju untuk studi banding. Kegiatan ini dimaksudkan untuk mempelajari teori-teori dan menemukan hal-hal baru, ketrampilan yang baru yang bisa diterapkan di sekolah mereka nanti.

58 Menurut penulis, dengan adanya kegiatan studi banding ini akan lebih membuka cakrawala peserta tentang dunia luar yang lebih maju, mereka akan mendapatkan ilmu baru tentang segala hal yang berhubungan dengan dunia pendidikan, dari situ yang mereka dapatkan bisa diambil dari segi baiknya untuk diterapkan dalam sekolah mereka nanti. Setelah proses pelaksanaan diklat selesai, kegiatan selanjutnya adalah penyerahan sertifikat tanda menjalani diklat. sertifikat inipun tidak bisa di terima oleh setiap peserta yang dapat sertifikat yaitu: yang mengikuti 95% dari pelaksanaan diklat. Dengan demikian adanya ketentuan seperti itu peserta bersemangat mengikuti kegiatan-kegiatan selama di diklat. Dari keseluruhan proses pelaksanaan diklat kompetensi pedagogik guru PAI SMP yang diselenggarakan oleh diklat keagamaan semarang ini menurut penulis bahwa Balai Diklat Keagamaan Semarang dapat dikatakan telah mampu membangun system kerja sama, koordinasi, dan pembagian kerja yang baik. Hal ini dilihat besarnya setiap kegiatan pelaksanaan diklat kompetensi pedagogik Guru PAI SMP mulai pembukaan sampai pengembalian. C. Evaluasi Evaluasi dalam hal ini dilakukan dalam rangka mengatur kegiatan dan kelemahan sehingga pada akhirnya di buat dasar pijakan terhadap langkah dan kebijakan selanjutnya dalam pelaksanaan diklat kompetensi pedagogik Guru PAI SMP. Temuan yang diperoleh pada waktu proses evaluasi diklat kompetensi pedagogik Guru PAI SMP dapat dilihat wujudnya yaitu: Kegiatan evaluasi diklat kompetensi pedagogik Guru PAI SMP sudah bisa meningkatkan kompetensi pedagogik Guru PAI SMP dapat dilihat wujudnya yaitu Kegiatan evaluasi diklat kompetensi pedagogik Guru PAI SMP yang diselenggarakan oleh Balai Diklat Keagamaan Semarang dilaksanakan sebelum, selama dan setelah diklat. Tujuannya adalah untuk mengetahui sejauh mana kegiatan diklat telah mencapai tujuan.

59 Dilihat dari sasaran evaluasi diklat, di Balai Diklat Keagamaan telah mencakup keseluruhan komponen diklat yaitu peserta, panitia, dan widyaiswara,. penulis melihat evaluasi yang di lakukan terhadap peserta diklat dilaksanakan selama penyelenggaraan diklat oleh, dan widyaiswara, pengawas dan panitia diklat. Dalam pelaksanaan evaluasi terhadap peserta diklat, sebelum, selama dan sesudah diklat panitia, widyaswara, dan pengawas melakukan koordinasi satu sama lain. dengan demikian akan di ketahui perkembangan pengetahuan dari peserta diklat. Sedangkan evaluasi terhadap widyaiswara dilakukan oleh peserta diklat setiap kali widyaswara selesai menyampaikan materi diklat. ini di maksudkan agar widyaiswara apa kekurangan dan kelebihan widyaiswara dalam pembelajaran. Evaluasi terhadap panitia, di lakukan oleh tim monitoring dan juga peserta diklat, bertujuan agar pelayanan terhadap peserta dapat di tingkatkan. Setelah kegiatan Diklat berakhir. Balai Diklat Keagamaan Semarang melakukan evaluasi lanjutan atau sering disebut evaluasi dampak diklat kepada alumni diklat Guru PAI SMP 4 bulan setelah pelaksanaan diklat di instansi tempat guru PAI itu bekerja. Kegiatan ini dilakukan untuk mengetahui apakah peserta diklat menerapkan ilmu yang mereka peroleh di saat diklat, apabila tidak maka perlu mendapatkan supervisi. Menurut penulis, dengan adanya kegiatan evaluasi setelah pelaksanaan diklat ini sangat baik karena dengan adanya evaluasi dampak diklat ini Badan diklat akan tahu sejauh mana peserta diklat menerapkan ilmu / pengetahuan / ketrampilan yang mereka dapatkan pada saat diklat. Apabila peserta diklat tidak menerapkannya maka panitia akan memberikan supervisi, dengan cara peserta disuruh melihat panitia mengajar kemudian setelah itu bergantian peserta yang mengajar. Dengan adanya supervisi ini akan memberikan dampak yang baik bagi peserta, dengan begitu peserta akan tahu apa saja kekurangannya dalam mengajar. Akan tetapi dalam evaluasi dampak diklat ini masih ada kendala yaitu

60 tidak semua peserta diklat bisa dievaluasi dikarenakan kurangnya jumlah panitia, tempat bekerja peserta diklat yang jaraknya jauh-jauh dan terbatasnya waktu, sehingga hasil yang didapatkan kurang optimal. Menurut Penulis, dengan adanya system manajemen yang baik di Balai Diklat Keagamaan Semarang dapat menunjang kegiatan diklat meskipun demikian masih ada factor pendukung dan penghambat yang masih perlu jadi perhatian untuk perbaikan di masa yang akan datang. a. Faktor Pendukung - Jumlah widyaiswara yang cukup banyak dengan keahlian yang memadai memberikan efek positif terhadap penyelenggaraan diklat. - Asrama diklat di Balai diklat memudahkan dan memperlancar proses pelaksanaan diklat Guru PAI yang sedemikian padat. - Kematangan koordinasi panitia diklat dengan pihak-pihak lain menjadikan kegiatan diklat berjalan dengan baik dan tepat waktu. b. Faktor Penghambat Beberapa faktor penghambat kurang maksimalnya kegiatan diklat Guru PAI SMP yang diselenggarakan di Balai Diklat Keagamaan Semarang - Terbatasnya jumlah buku penunjang materi diklat guru PAI SMP menyebabkan penjelasan dan penugasan-penugasan tidak dilaksanakan secara maksimal. - Jumlah tenaga teknis dari Kasi Tenaga Teknis agama yang masih sedikit menyebabkan kurang optimalnya manajemen diklat Guru PAI SMP. - Belum maksimalnya koordinasi antara Balai Diklat Keagamaan Semarang dengan Kanwil Kementerian Agama dalam hal rekrutmen peserta diklat. - Belum maksimalnya sinkronisasi program antara Kanwil Kementerian Agama dan Balai Diklat Keagamaan Semarang. - Masih adanya peserta diklat yang tidak sesuai dengan jenis diklat.

61 Tentunya dalam pelaksanaan manajemen pendidikan dan pelatihan kompetensi pedagogik Guru PAI SMP yang diselenggarakan di Balai Diklat Keagamaan Semarang tidak semulus yang diperkirakan. Dengan adanya berbagai macam hambatan yang dihadapi Balai Diklat Keagamaan Semarang menjadi suatu keharusan untuk mengatasi masalah tersebut demi tercapainya tujuan diklat. Adapun selama ini Balai Diklat Keagamaan Semarang senantiasa melakukan koordinasi dengan Kanwil Kementerian Agama Jawa Tengah dan Yogyakarta serta berkonsultasi dengan lembaga-lembaga lain yakni Badan Litbang Agama dan Keagamaan Semarang, IAIN, UNDIP, dan UNNES. Menurut penulis, Balai Diklat Keagamaan jauh sebelum Diklat Kompetensi Pedagogik Guru PAI SMP perlu menyelesaikan terlebih dahulu program diklat dengan pihak kanwil Kementerian Agama dan dalam pelaksanaannya melibatkan pihak Kanwil Kementerian Agama dan Tim Badan Litbang Agama dan Diklat Keagamaan agar masingmasing pihak bisa mengetahui dan mengawasi program diklat kompetensi pedagogik guru PAI yang dilaksanakan.