BAB I PENDAHULUAN. saat ini adalah internet. Internet (interconnection networking) sendiri

dokumen-dokumen yang mirip
BAB I PENDAHULUAN. maju dan berkembang dengan pesatnya. Pertumbuhan internet yang dimulai

dan Hukum di Indonesia Cet 1, Pustaka Pelajar, Yogyakarta, 2005, hlm Ibid., hlm Ibid., hlm. 14.

BAB I PENDAHULUAN. kita dalam menjalankan aktifitas sehari-hari. Perkembangan ini membawa dampak

BAB 1 PENDAHULUAN. penting untuk dapat mempengaruhi pola perdagangan. Kemampuan

BAB III METODE PENELITIAN. Jenis penelitian yang digunakan dalam penelitian ini menggunakan satu macam

BAB I PENDAHULUAN. terbentuk dari jaringan-jaringan computer-komputer yang saling terkoneksi

BAB I PENDAHULUAN. kemudian diiringi juga dengan penyediaan produk-produk inovatif serta. pertumbuhan ekonomi nasional bangsa Indonesia.

BAB I PENDAHULUAN. Dalam dunia usaha yang memiliki persaingan usaha yang sangat ketat

BAB 1 PENDAHULUAN. 1 Universitas Indonesia. Bandung: PT. Citra Adiya Bakti, 2001, hal.vii-viii.

BAB I PENDAHULUAN. bisnis yang pesat. Berbagai informasi telah dapat disajikan dengan canggih

BAB I PENDAHULUAN. barter merupakan suatu sistem pertukaran antara barang dengan barang atau

BAB 1 PENDAHULUAN. Indonesia, (Jakarta: Kencana, 2006), hal. 51. Grafindo Persada, 2004), hal. 18. Tahun TLN No. 3790, Pasal 1 angka 2.

BAB III. METODE PENELITIAN

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. menyendiri tetapi manusia sebagai makhluk sosial tidak dapat hidup menyendiri.

BAB 1 PENDAHULUAN. itu ekonomi secara terus-menerus mengalami pertumbuhan dan perubahan. Manusia

III. METODE PENELITIAN

BAB I PENDAHULUAN. untuk memenuhi berbagai kebutuhan. Dalam perkembangannya tidak hanya orang yang

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia yang terdiri dari ribuan pulau kecil dan besar, perairan yang terdiri dari

BAB III METODE PENELITIAN. membandingkan dengan standar ukuran yang telah ditentukan. 1

BAB I PENDAHULUAN. aksesifitas penggunaan teknologi yang semakin inovatif mendukung kegiatan

BAB I PENDAHULUAN. mengubah perilaku masyarakat dan peradaban manusia secara global yang. sosial secara signifikan berlangsung semakin cepat.

BAB I P E N D A H U L U A N. pihak yang mengadakan perjanjian pengangkutan laut ini. Tetapi karena

BAB I PENDAHULUAN. ataupun pekerjaan. Baik pekerjaan yang diusahakan sendiri maupun bekerja pada orang lain.

BAB I PENDAHULUAN. pemesanan barang dikomunikasikan melalui internet, hampir semua barang

BAB I PENDAHULUAN. Amandemen Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945 yang telah

BAB I PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG

. METODE PENELITIAN. yang digunakan sebagai dasar ketentuan hukum untuk menganalisis tentang apakah

BAB I PENDAHULUAN. perindustrian dan perdagangan nasional telah menghasilkan berbagai variasi

BAB I PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG

BAB I PENDAHULUAN. menyentuh segala aspek kehidupan manusia. Komunikasi adalah sebuah proses

BAB I PENDAHULUAN. gamelan, maka dapat membeli dengan pengrajin atau penjual. gamelan tersebut dan kedua belah pihak sepakat untuk membuat surat

BAB I PENDAHULUAN. anggapan, uang adalah darah -nya perekonomian, karena dalam mekanisme

III. METODE PENELITIAN. beberapa gejala hukum tertentu, dengan jalan menganalisisnya. Selain itu, juga

BAB I PENDAHULUAN. musibah. Manusia dalam menjalankan kehidupannya selalu dihadapkan

METODE PENELITIAN. beberapa gejala hukum tertentu, dengan jalan menganalisisnya. 1

BAB I PENDAHULUAN. dituntut untuk serba efektif dan efisien dalam pemanfaatan waktu akibat tuntutan

BAB 1 PENDAHULUAN. Di era globalisasi saat ini kebutuhan masyarakat untuk kehidupan sehari-hari semakin

METODE PENELITIAN. sistematika, dan pemikiran tertentu, yang bertujuan untuk mempelajari satu atau

BAB I PENDAHULUAN. Istilah perjanjian baku berasal dari terjemahan bahasa Inggris, yaitu standard

BAB I PENDAHULUAN. langsung atau bertatap muka kini berubah menjadi konsep telemarketing yaitu

BAB I PENDAHULUAN. hidup untuk masyarakat dan dirinya dalam menampakkan jati diri.

I. PENDAHULUAN. (interconnection networking), yaitu suatu koneksi antar jaringan komputer.

BAB I PENDAHULUAN. pembangunan disegala bidang yang dilaksanakan secara terpadu dan terencana

BAB I PENDAHULUAN. mempengaruhi lahirnya bentuk-bentuk perbuatan hukum baru. 1

BAB I PENDAHULUAN. masyarakat menyebabkan bertambahnya populasi kendaraan pribadi yang merupakan faktor penunjang

BAB I PENDAHULUAN. bahwa Negara Indonesia adalah negara hukum, sejalan dengan ketentuan

BAB I PENDAHULUAN. bangsa sepanjang masa dalam mencapai sebesar-besar kemakmuran rakyat yang

III. METODE PENELITIAN

BAB 1 PENDAHULUAN. jurang kesenjangan digital (digital divide), yaitu keterisolasian dari perkembangan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pembangunan dan perkembangan perekonomian pada umumnya dan

BAB 1 PENDAHULUAN. hal. 2. diakses 06 September Universitas Indonesia

BAB I PENDAHULUAN. terbentuknya transparansi di berbagai bidang, terutama di bidang teknologi

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Permasalahan. Perkembangan dunia dewasa ini ditandai dengan arus globalisasi di segala

BAB I PENDAHULUAN. tangganya sendiri. Dalam menyelenggarakan urusan pemerintahan, pemerintah

BAB III METODE PENELITIAN. Jenis penelitian yang digunakan adalan penelitian normatif empiris. Penelitian

BAB I PENDAHULUAN. rangka peningkatan dan pemerataan kesejahteraan rakyat. 1 Bidang perumahan

PELAKSANAAN PERLINDUNGAN HUKUM TERHADAP KONSUMEN PENGGUNA LAYANAN JASA SPEEDY PADA PT TELKOM, Tbk CABANG PADANG SKRIPSI

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang. Perkembangan jaman telah membawa perubahan di berbagai

FAKULTAS HUKUM UNIVERSITAS ANDALAS PADANG

PENGENALAN DAN KONSEP E-COMMERCE

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Rumah Sepatu Shop merupakan sebuah toko sepatu yang menjual bermacam-macam

BAB I PENDAHULUAN. penting dalam kehidupan manusia.peranan itu makin menentukan sehubungan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Pertumbuhan dan perkembangan ekonomi di Indonesia tidak dapat di

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini menggunakan pendekatan yuridis normatif (normative legal

III. METODE PENELITIAN

BAB I PENDAHULUAN. bisnis baik dalam bentuk perorangan ( natural person ) ataupun dalam bentuk badan

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Perjanjian kerjasama berawal dari perbedaan kepentingan yang dicoba

BAB I PENDAHULUAN. memiliki tujuan sebagai badan yang dibentuk untuk melakukan upaya

BAB I PENDAHULUAN. yang memegang peranan penting dalam pembangunan. Teknologi. menyebabkan dunia menjadi tanpa batas (bordeless) dan menyebabkan

BAB I PENDAHULUAN. Koperasi merupakan salah satu bentuk badan usaha yang sesuai dengan. badan usaha penting dan bukan sebagai alternatif terakhir.

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Pengguna teknologi internet terus meningkat dari tahun ke tahun.

BAB I PENDAHULUAN. internet sebagai media baru, mendorong perubahan ini menjadi lebih maju.

BAB I PENDAHULUAN. memudahkan para pelanggannya (customer) melakukan transaksi perbankan

BAB I PENDAHULUAN. dinegara Indonesia. Semakin meningkat dan bervariasinya kebutuhan masyarakat menyebabkan

III. METODE PENELITIAN. mempelajari satu atau beberapa gejala hukum tertentu dengan jalan

BAB I PENDAHULUAN. kemerdekaan, perdamaian abadi dan keadilan sosial. Negara Indonesia adalah Negara hukum sebagaimana dirumuskan dalam

BAB I PENDAHULUAN. lembaga yang berperan sebagai perantara keuangan masyarakat (financial

BAB I PENDAHULUAN. iklan. Saat ini iklan telah berkembang menjadi suatu sistem komunikasi yang

BAB I PENDAHULUAN. KUHPerdata, ketentuan ini berbunyi Semua persetujuan yang dibuat secara sah berlaku

BAB III METODE PENELITIAN. ilmiah adalah proses analisa yang meliputi metode-metode penelitian untuk

BAB I PENDAHULUAN. sadar bahwa mereka selalu mengandalkan komputer disetiap pekerjaan serta tugastugas

BAB I PENDAHULUAN. kelangsungan hidup umat manusia. Hubungan manusia dengan tanah bukan hanya

BAB I PENDAHULUAN. perlindungan hukum antara konsumen dengan produsen. 1 Hal ini dapat dilihat dari

BAB III METODE PENELITIAN. adalah Penelitian Hukum Normatif (Legal Reasearch). Metode penelitian hukum

SKRIPSI PERLINDUNGAN HUKUM BAGI PEMAKAI LAYANAN OPERATOR SELULAR TELKOMSEL CABANG PADANG. Oleh : FADLI ZAINI DALIMUNTHE BP :

BAB I PENDAHULUAN. Persaingan perbankan dan situasi bisnis di pasar saat ini berubah sangat cepat. Kondisi

BAB 3 LANDASAN TEORI

III. METODE PENELITIAN. lazim digunakan untuk meneliti ketentuan-ketentuan hukum positif sebagaimana

I. PENDAHULUAN. Perkembangan teknologi informasi dan komunikasi (TIK) di Indonesia kian pesat,

III. METODE PENELITIAN. permasalahan-permasalahan yang timbul di dalam gejala bersangkutan. 73

BAB I PENDAHULUAN. adalah suatu globalisasi dunia. Fakta ketika batasan geografis yang membagi

BAB I PENDAHULUAN. tersendiri. Pelaksanaan jual beli atas tanah yang tidak sesuai dengan ketentuan Pasal

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia mempunyai tujuan bernegara yang dituangkan dalam alinea ke

BAB III METODE PENELITIAN

BAB 1 PENDAHULUAN. salah satu kebutuhan dasar manusia, sekaligus untuk meningkatkan mutu lingkungan

TANGGUNG JAWAB PELAKU USAHA WANPRESTASI DALAM TRANSAKSI E-COMMERCE

BAB I PENDAHULUAN. Manusia sebagai makhluk sosial membutuhkan manusia lainnya untuk dapat

BAB I PENDAHULUAN. Perkembangan dunia digital, khususnya internet saat ini sudah begitu

Transkripsi:

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Salah satu media informasi dan telekomunikasi sangat pesat berkembang saat ini adalah internet. Internet (interconnection networking) sendiri adalah jaringan komunikasi global yang terbuka dan menghubungkan jutaan bahkan milyaran jaringan komputer dengan berbagai tipe dan jenis, dengan menggunakan tipe komunikasi seperti telepon, satelit dan lain sebagainya. 1 Internet merupakan sarana yang paling mudah untuk mencari informasi yang diinginkan. Berbagai macam kebutuhan dapat dicari dan ditemukan melalui Internet. Berita dan beragam informasi juga dapat ditemukan di internet. Manfaat Internet sebagai suatu media informasi dan komunikasi elektronik diantaranya untuk berbagai kegiatan seperti mencari data, menjelajah (browsing), berita dan informasi, saling mengirim pesan melalui email, komunikasi melalui situs jejaring sosial, dan termasuk untuk perdagangan oleh para pelaku usaha. Kegiatan perdagangan dengan memanfaatkan media internet ini dikenal dengan istilah electronic commerce atau e-commerce. Electronik Commerce atau yang disingkat dengan E-Commerce adalah kegiatan-kegiatan bisnis yang menyangkut konsumen (consumers), manufaktur (manufaxtures), services providers dan pedagang perantara (intermediateries) dengan menggunakan jaringan-jaringan 1 Muchammad Zakaria, 2015, Pengertian, Fungsi, dan Manfaat Internet, diakses dari URL : http://www.nesabamedia.com, pada tanggal 29 Oktober 2015.

komputer (computer network) yaitu internet. 2 Kegiatan E-commerce dapat melibatkan transfer dana elektronik, pertukaran data elektronik, sistem manajemen inventori otomatis, dan sistem pengumpulan data otomatis. Dalam memasarkan produk barang/jasa oleh para pelaku usaha kini dapat memanfaatkan media internet. Dengan internet pelaku usaha dapat lebih mudah memasarkan produknya karena tidak perlu lagi memiliki ruangan yang besar, toko/lahan ataupun menyewa toko untuk ruang pamer (show room), dan juga staff operasional dalam jumlah besar sehingga lebih hemat biaya operasional. Jangkauan pemasaranpun jauh lebih luas, karena pelaku usaha dapat dihubungi oleh pelanggan dari seluruh dunia. Waktu operasional juga tidak terbatas, yakni 24 jam nonstop. Begitu juga dengan konsumen dimana kini konsumen tidak perlu lagi meluangkan waktu khusus untuk berbelanja ke luar rumah, tinggal klik maka barang yang diinginkan bisa datang ke rumah. Dalam setiap kegiatan perdagangan atau jual beli pasti akan berjumpa dengan transaksi. Transaksi dilakukan setelah adanya kesepakatan dari kedua belah pihak yang akan melakukan jual beli. Perbedaan antara transaksi e-commerce dengan transaksi pada perdagangan tradisional ialah dalam perdagangan tradisional perusahaan-perusahaan dan konsumen-konsumen melakukan transaksi melalui tatap muka secara langsung dan dengan menggunakan dokumen-dokumen dengan berbasis kertas. Sebaliknya, hubungan antara perusahaan dan konsumen yang terjadi di dalam lingkungan elektronik lebih berupa interaksi antara layar komputer 2 Abdul Halim Barkatullah dan Teguh Prasetyo, 2005, Bisnis E-Commerce, Pustaka Belajar, Yogyakarta, hlm. 10.

dan wajah (screen to face interaction). Interaksi seperti ini antara lain mencakup interaksi-interaksi yang dilakukan melalui PC, transaksi-transaksi melalui mesinmesin ATM, PDA (Personal Data Assistant) atau peralatan-peralatan elektronik lainnya, termasuk transaksi-transaksi yang dilakukan dengan menggunakan perangkat-perangkat aplikasi tanpa kabel atau perangkat-perangkat WAP(Wireless Application Protokol). 3 Transaksi seperti ini dilakukan secara elektronik. Transaksi elektronik dapat dilakukan setiap saat dengan cara mengakses sistem produk yang diinginkan dalam jaringan internet. Menurut Undang-Undang Nomor 11 Tahun 2008 Pasal 1 angka 2, transaksi elektronik adalah perbuatan hukum yang dilakukan dengan menggunakan Komputer, jaringan Komputer, dan/atau media elektronik lainnya. Dalam kamus Black s Law Dictionary Seventh Edition E-Commerce, transaksi E-Commerce didefinisikan sebagai pembelian dan penjualan barang dan jasa dengan menggunakan jasa konsumen online di internet. Namun didalam transaksi E- Commerce, yang dianggap sebagai konsumen adalah pengguna internet yang membeli barang/jasa melalui media internet itu sendiri. Dalam Undang-Undang Nomor. 8 Tahun 1999 tentang Perlindungan Konsumen Pasal 1, bahwa yang dimaksud dengan konsumen adalah setiap orang pemakai barang dan/atau jasa yang tersedia dalam masyarakat, baik bagi kepentingan diri sendiri, keluarga, orang lain maupun makhluk hidup lain dan tidak untuk diperdagangkan. Jadi dari beberapa rumusan di atas dapat diambil kesimpulan bahwa dalam transaksi yang terjadi 246. 3 H.M.Arsyad Sanusi, 2011, Hukum E-Commerce, Saswarna Printing, Jakarta, hlm. 245-

antara penjual dan pembeli melalui internet atau transaksi E-Commerce, ternyata internet hanyalah sebagai media atau fasilitas untuk melakukan transaksi jual beli yang selama ini dilakukan secara konvensional. Dalam transaksi E-Commerce, konsumen tidak dapat menyentuh barang yang akan dibelinya. Sebelum konsumen menerima penawaran yang diajukan produsen atau pemilik situs internet, biasanya dalam situs jaul beli online tersebut, si pemilik situs atau produsen mencantumkan suatu klausula baku yang dibuat sendiri oleh pemilik situs yang berisi pengaturan perjanjian jual beli yang mau tak mau harus disetujui oleh si konsumen jika ingin membeli produk barang dalam situs internet tersebut. Hal ini memberikan peluang pada pelaku usaha untuk mencantumkan ketentuan klausula baku dalam bentuk disclaimer tersebut untuk mengalihkan tanggung jawabnya. Disclaimer adalah suatu pernyataan atau klausula yang digunakan untuk membatasi hak dan kewajiban dari sebuah perikatan dan perbuatan hukum. 4 Disclaimer tidak memberikan perlindungan kepada konsumen, tetapi hanya memberikan perlindungan pada pelaku usaha itu sendiri. Pencantuman klausula baku dalam bentuk disclaimer ini seolah-olah menjadi kewajiban bagi pelaku usaha untuk mengalihkan tanggung jawabnya. Dengan adanya pencantuman disclaimer ini, menyebabkan penempatan posisi yang tidak seimbang antara pelaku usaha dan konsumen. Pelaku usaha dengan bebas dapat mengalihkan tanggung jawabnya yang bertujuan untuk memberikan perlindungan hukum bagi dirinya. Sedangkan 4 Diana Kusumasri, 2011, Status hukum pencantuman Disclaimer, diakses dari URL : http://www.hukum online.com, pada tanggal 08 November 2015.

konsumen dirugikan karena tidak dapat mengajukan klaim atau meminta pertanggungjawaban dari pelaku usaha yang menjual produk barangnya melalui internet tersebut. Di Indonesia pengaturan mengenai pencantuman disclaimer terkait dengan perjanjian E-Commerce yang dikaitkan juga dengan perlindungan terhadap konsumen belum diatur secara tegas. Ketentuan yang tidak jelas dan tegas ini menimbulkan ketidakpastian hukum dan risiko yang tinggi, misalnya kerugian biaya yang ditanggung oleh konsumen akibat kelalaian pihak produsen dalam pengiriman menjadi risiko yang harus diemban oleh konsumen, lalu juga karena tidak terlihatnya barang yang dibeli oleh konsumen serta tidak dapat dikembalikannya barang yang telah dibeli akibat tidak adanya pemahaman konsumen atas perjanjian baku yang ditawarkan oleh produsen dalam bentuk disclaimer tersebut. Ditambah lagi Undang-Undang No. 8 Tahun 1999 tentang Perlindungan Konsumen masih terbatas ruang lingkup berlakunya, yakni tidak berlaku di luar wilayah Negara Kesatuan Republik Indonesia. Hal-hal yang telah diuraikan di ataslah yang telah menimbulkan ketertarikan bagi penulis untuk mengetahui lebih lanjut pengaturan mengenai Pencantuman Disclaimer Dalam Situs Internet, yang diangkat dalam sebuah penulisan Karya Ilmiah dengan judul : PENCANTUMAN DISCLAIMER (PENOLAKAN TANGGUNG JAWAB) DALAM SITUS INTERNET DIKAITKAN DENGAN UNDANG-UNDANG NO. 8 TAHUN 1999 TENTANG PERLINDUNGAN KONSUMEN.

B. Rumusan Masalah Berdasarkan latar belakang sebagaimana yang telah diuraikan di atas, maka dapat dirumuskan permasalahan sebagai berikut: 1. Bagaimana pengaturan mengenai pencantuman disclaimer (penolakan tanggung jawab) dalam situs internet dikaitkan dengan Undang-Undang No. 8 Tahun 1999 tentang Perlindungan Konsumen? 2. Bagaimana bentuk perlindungan hukum berkaitan dengan pencantuman disclaimer dalam situs internet dikaitkan dengan Undang-Undang No. 8 Tahun 1999 tentang Perlindungan Konsumen? C. Tujuan Penelitian Setiap aktivitas yang dilakukan oleh seorang maupun sekelompok orang, tentunya akan memiliki suatu tujuan-tujuan yang hendak kita capai. Demikian juga halnya dalam penulisan suatu Karya Ilmiah ini. Adapun yang menjadi tujuan dari penulis dalam penulisan Karya Ilmiah ini, antara lain adalah : 1. Untuk mengetahui Bagaimana pengaturan mengenai pencantuman disclaimer (penolakan tanggung jawab) dalam situs internet dikaitkan dengan Undang-Undang No. 8 Tahun 1999 tentang Perlindungan Konsumen? 2. Untuk mengetahui Bagaimana bentuk perlindungan hukum berkaitan dengan pencantuman disclaimer dalam situs internet dikaitkan dengan Undang-Undang No. 8 Tahun 1999 tentang Perlindungan Konsumen?

D. Manfaat Penelitian Setelah menguraikan tujuan dari penulisan ini, penulis menemukan beberapa manfaat dalam pembahasan proposal ini, yaitu : 1. Manfaat teoritis a. Sebagai bahan masukkan bagi penulis/ mahasiswa/ dosen/ praktisi hukum maupun masyarakat dalam memahami ilmu pengetahuan hukum khususnya di bidang hukum perdata mengenai pengaturan dalam pencantuman disclaimer dalam situs internet; b. Sebagai bahan masukan bagi masyarakat tentang legalitas dan perlindungan hukum dalam transaksi jual beli secara online terkait dengan pencantuman disclaimer dalam situs jual beli online, sehingga masyarakat dapat melakukan transaksi jual beli secara online dengan aman; 2. Manfaat Praktis a. Melatih kemampuan dan keterampilan dalam penulisan karya ilmiah; b. Mengaplikasi ilmu yang diperoleh di bangku Perguruan Tinggi untuk kemajuan masyarakat dalam bidang hukum; E. Metode Penelitian Untuk mencapai tujuan dan manfaat penulisan sebagaimana yang telah ditetapkan, maka diperlukan suatu metode yang berfungsi sebagai pedoman dalam pelaksanaan penulisan. Metode yang penulis gunakan adalah: 1. Metode Pendekatan Masalah

Pendekatan masalah yang digunakan dalam penelitian ini adalah normatif, yaitu penelitian hukum yang dilakukan dengan cara meneliti bahan pustaka atau data sekunder. 5 Pada metode ini seringkali hukum dikonsepkan sebagai apa yang tertulis dalam peraturan perundang undangan (law in books) atau hukum dikonsepkan sebagai kaidah atau norma yang merupakan patokan atau pedoman berperilaku manusia yang dianggap pantas. 6 2. Sifat Penelitian Penelitian yang dilakukan adalah bersifat deskriptif yaitu penelitian yang mencoba menggambarkan hal-hal yang berkaitan pencantuman disclaimer dalam situs Internet dikaitkan dengan Undang-Undang No.8 Tahun 1999 tentang Perlindungan Konsumen. Hal-hal yang digambarkan itu adalah Bagaimana pengaturan mengenai pencantuman disclaimer (penolakan tanggung jawab) dalam situs internet dikaitkan dengan Undang-Undang No. 8 Tahun 1999 tentang Perlindungan Konsumen, serta Bagaimana bentuk perlindungan hukum berkaitan dengan pencantuman disclaimer dalam situs internet dikaitkan dengan Undang-Undang No. 8 Tahun 1999 tentang Perlindungan Konsumen? 3. Sumber dan Jenis Data 5 Soerjono Soekanto dan Sri Mamudji, 2003, Penelitian Hukum Normatif, PT. Raja Grafindo Persada, Jakarta, hlm.13. 6 Amiruddin dan Zainal Asikin, 2004, Pengantar Metode Penelitian Hukum, PT. Raja Grafindo Persada, Jakarta, hlm. 118.

Penelitian ini menggunakan data kepustakaan yang bersumber antara lain: a. Perpustaaan Universitas Andalas b. Perpustakaan Hukum Universitas Andalas c. Perpustakaan Pribadi Adapun jenis data yang dikumpulkan berupa data sekunder dengan bahan hukum : a. Bahan hukum primer Bahan hukum primer merupakan bahan-bahan hukum yang mengikat. 7 Bahan hukum primer yang digunakan dalam penelitian ini adalah: 1) Kitab Undang-Undang Hukum Perdata 2) Undang-Undang Nomor 8 Tahun 1999 tentang Perlindungan Konsumen 3) Undang-Undang Nomor 11 tahun 2008 tentang Informasi dan Transaksi Elektronik 4) Peraturan perundang undangan lainnya yang berhubungan penelitian. b. Bahan hukum sekunder Bahan hukum sekunder memberikan penjelasan mengenai bahan hukum primer. 8 Bahan hukum sekunder ini berupa semua 7 Ibid, hlm. 18. 8 Bambang Sunggono, 2010, Metodologi Penelitian Hukum, PT. Raja Grafindo Persada, Jakarta, hlm. 114.

publikasi tentang hukum yang bukan merupakan dokumendokumen resmi seperti buku-buku, majalah atau jurnal hukum, teori-teori atau pendapat sarjana, hasil penelitian hukum, hasil karya ilmiah dari kalangan hukum, dan sebagainya. 9 Bahan hukum sekunder yang digunakan adalah: 1) Buku Buku yang berkaitan dengan Disclaimer 2) Karya karya ilmiah yang berkaitan dengan Disclaimer c. Bahan hukum tersier Bahan hukum tersier yakni bahan-bahan yang memberi petunjuk maupun penjelasan terhadap bahan hukum primer dan bahan hukum sekunder. 10 Bahan hukum tersier ini berupa kamus hukum, kamus bahasa inggris, kamus bahasa Indonesia, ensiklopedia, dan sebagainya. 4. Teknik Pengumpulan Data Teknik pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini adalah: a. Studi Dokumen Studi dokumen merupakan langkah awal dari setiap penelitian hukum (baik normatif maupun sosiologis). Untuk itu dipelajari buku-buku, jurnal, dan dokumen-dokumen serta artikel yang dapat mendukung permasalahan yang dibahas. 9 Peter Mahmud Marzuki, 2011, Penelitian Hukum,Kencana Predana Media Group, Jakarta, hlm. 141. 10 Bambang Sunggono, Loc. Cit.,

b. Observasi Didalam kehidupan sehari-hari, manusia telah terbiasakan untuk melakukan pengamatan terhadap sesamanya. Dengan melakukan pengamatan-pengamatan tertentu, manusia juga dapat mempelajari gejala-gejala di sekitarnya yang pada suatu saat menjadi pusat perhatiannya. Sudah tentu bahwa sesuai dengan tujuannya, maka penggunaan pengamatan sebagai sarana pengumpulan data mengenai perilaku yang nyata. 5. Pengolahan dan Analisis Data a. Pengolahan Data dengan cara: Data yang digunakan atau yang telah dikumpulkan kemudian diolah 1) Editing Editing ini diperlukan untuk tahap kerapian data atau pembersihan data 2) Coding Penggunaan Coding untuk pemberian tanda-tanda atau kodekode tertentu terhadap masing-masing data, sehingga memudahkan penyusunan data. b. Analisis Data Metode yang digunakan dalam menganalisis data penelitian bersifat kualitatif, yaitu berdasarkan Peraturan Perundang-Undangan yang berlaku

dan pendapat para ahli. Selanjutnya disusun dalam bentuk uraian kalimat secara sistimatis. 11 F. Sistematika Penulisan Isi dari skripsi yang akan penulis buat terdiri atas empat bab dan tiap-tiap bab terdiri dari sub-sub bab. Bab-bab tersebut adalah : BAB I : PENDAHULUAN Pada bab ini memuat tentang latar belakang masalah, perumusan masalah, tujuan penelitian, manfaat penelitian, metode penelitian dan sistematika penulisan. BAB II : TINJAUAN PUSTAKA Pada bab ini memuat beberapa kajian antara lain: Gambaran umum tentang perjanjian, disclaimer, e-commerce, dan mengenai perlindungan konsumen. BAB II : HASIL DAN PEMBAHASAN Pada bab ini berisi tentang gambaran umum tentang pengaturan mengenai pencantuman disclaimer (penolakan tanggung jawab) dalam situs internet dikaitkan dengan Undang-Undang No. 8 Tahun 1999 tentang Perlindungan Konsumen, serta gambaran umum tentang bentuk perlindungan hukum berkaitan dengan pencantuman hlm.98. 11 Soejono Soekanto, 2008, Pengantar Penelitian Hukum, Universitas Indonesia, Jakarta,

disclaimer dalam situs internet dikaitkan dengan Undang-Undang No. 8 Tahun 1999 tentang Perlindungan Konsumen. BAB IV : PENUTUP Bab ini berisi kesimpulan dari objek permasalahan yang diteliti dan saran yang diberikan terhadap objek permasalahan yang diteliti.