ATURAN PEMILIHAN UMUM KETUA UMUM COMMUNITY OF SANTRI SCHOLARS OF MINISTRY OF RELIGIOUS AFFAIRS (CSSMoRA)

dokumen-dokumen yang mirip
UNDANG-UNDANG UNIVERSITAS NEGERI YOGYAKARTA NOMOR 3 TAHUN 2014 TENTANG PENYELENGGARA PEMILIHAN UMUM MAHASISWA

BAB I KETENTUAN UMUM PASAL 1 Dalam undang-undang ini yang dimaksud dengan:

PERATURAN PEMERINTAH PENGGANTI UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 1 TAHUN 2014 TENTANG PEMILIHAN GUBERNUR, BUPATI, DAN WALIKOTA

Keluarga Mahasiswa Fakultas Teknik UNDANG-UNDANG KMFT UGM Nomor 2 Tahun 2014 Tentang Pemilihan Umum Mahasiswa Fakultas Teknik Universitas Gadjah Mada

UNDANG-UNDANG NO 1 TAHUN 2016 DEMA UNS UNIVERSITAS SEBELAS MARET TENTANG PERUBAHAN ATAS UNDANG-UNDANG TENTANG PEMILIHAN UMUM MAHASISWA 2015

PEMERINTAH KABUPATEN BANGKA TENGAH

Dengan Rahmat Allah SWT Dewan Perwakilan Mahasiswa Fakultas Ekonomi, Universitas Negeri Semarang

PERATURAN PEMERINTAH PENGGANTI UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 1 TAHUN 2014 TENTANG PEMILIHAN GUBERNUR, BUPATI, DAN WALIKOTA

PERATURAN PEMILIHAN RAYA KELUARGA MAHASISWA FAKULTAS PSIKOLOGI UNIVERSITAS AIRLANGGA

PERATURAN PEMERINTAH PENGGANTI UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 1 TAHUN 2014 TENTANG PEMILIHAN GUBERNUR, BUPATI, DAN WALIKOTA

PERATURAN PEMERINTAH PENGGANTI UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 1 TAHUN 2014 TENTANG PEMILIHAN GUBERNUR, BUPATI, DAN WALIKOTA

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 15 TAHUN 2011 TENTANG PENYELENGGARA PEMILIHAN UMUM DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

LEMBARAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 15 TAHUN 2011 TENTANG PENYELENGGARA PEMILIHAN UMUM

UNDANG-UNDANG IKATAN KELUARGA MAHASISWA FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS UNIVERSITAS INDONESIA NOMOR 3 TAHUN 2017 TENTANG PEMILIHAN RAYA

MATERI TES TERTULIS DAN WAWANCARA PPK Materi test tulis : Pancasila dan UUD

LEMBARAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 15 TAHUN 2011 TENTANG PENYELENGGARA PEMILIHAN UMUM

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 22 TAHUN 2007 TENTANG PENYELENGGARA PEMILIHAN UMUM DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 22 TAHUN 2007 TENTANG PENYELENGGARA PEMILIHAN UMUM DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA

PERATURAN FAKULTAS EKONOMI NOMOR 4 TAHUN

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 22 TAHUN 2007 TENTANG PENYELENGGARA PEMILIHAN UMUM DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

PERATURAN KOMISI PEMILIHAN UMUM MAHASISWA UNIVERSITAS JEMBER NOMOR 2 TAHUN 2017 tentang PETUNJUK PELAKSANAAN PEMILIHAN UMUM RAYA

2008, No.59 2 c. bahwa dalam penyelenggaraan pemilihan kepala pemerintah daerah sebagaimana diatur dalam Undang-Undang Nomor 32 Tahun 2004 tentang Pem

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, Dengan Persetujuan Bersama

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 10 TAHUN 2008 TENTANG PEMILIHAN UMUM ANGGOTA DEWAN PERWAKILAN RAKYAT,

UNDANG- UNDANG KELUARGA MAHASISWA

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

RANCANGAN UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR TAHUN 2015 TENTANG

2008, No.2 2 d. bahwa Partai Politik merupakan sarana partisipasi politik masyarakat dalam mengembangkan kehidupan demokrasi untuk menjunjung tinggi k

BAB I KETENTUAN UMUM. Pasal 1

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN PACITAN NOMOR : 5 TAHUN : 2007

LEMBARAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA

Dengan Persetujuan Bersama BADAN PERWAKILAN MAHASISWA dan KETUA BEM KELUARGA MAHASISWA FAKULTAS PSIKOLOGI UNIVERSITAS PADJADJARAN

Penjelasan Atas Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 2 Tahun 2008 tentang Partai Politik I. Umum II. Pasal Demi Pasal...

PEMERINTAH KABUPATEN KETAPANG

UNDANG UNDANG KELUARGA BESAR MAHASISWA UNIVERSITAS LAMPUNG NOMOR 2 TAHUN 2012 TENTANG PENYELENGGARA PEMILIHAN RAYA MAHASISWA

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA KETUA KOMISI PEMILIHAN UMUM REPUBLIK INDONESIA,

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 12 TAHUN 2008 TENTANG PERUBAHAN KEDUA ATAS UNDANG-UNDANG NOMOR 32 TAHUN 2004 TENTANG PEMERINTAHAN DAERAH

BUPATI BARITO SELATAN PROVINSI KALIMANTAN TENGAH PERATURAN DAERAH KABUPATEN BARITO SELATAN NOMOR 7 TAHUN 2015 TENTANG TATA CARA PEMILIHAN KEPALA DESA

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA DEWAN PERWAKILAN MAHASISWA

RANCANGAN UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA TENTANG PERUBAHAN KEDUA ATAS UNDANG-UNDANG NOMOR 32 TAHUN 2004 TENTANG PEMERINTAHAN DAERAH

- 2 - MEMUTUSKAN: Menetapkan : PERATURAN KOMISI PEMILIHAN UMUM TENTANG PEMBENTUKAN DAN TATA KERJA PANITIA PEMILIHAN LUAR NEGERI DAN KELOMPOK PENYELENG

Memutuskan : Menetapkan : PERATURAN KOMISI PEMILIHAN UMUM MAHASISWA TENTANG PETUNJUK PELAKSANAAN PEMILIHAN UMUM MAHASISWA. BAB I KETENTUAN UMUM

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 22 TAHUN 2007 TENTANG PENYELENGGARA PEMILIHAN UMUM DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 12 TAHUN 2008 TENTANG PERUBAHAN KEDUA ATAS UNDANG-UNDANG NOMOR 32 TAHUN 2004 TENTANG PEMERINTAHAN DAERAH

SALINAN KOMISI PEMILIHAN UMUM KABUPATEN TUBAN KEPUTUSAN KOMISI PEMILIHAN UMUM KABUPATEN TUBAN. NOMOR : 11/Kpts/KPU Kab /2010 TENTANG

Presiden BEM REMA UPI.

Peraturan Senat Mahasiswa Universitas Diponegoro

PERATURAN DAERAH KABUPATEN LANDAK NOMOR 3 0TAHUN 2007 T E N T A N G TATACARA PEMILIHAN, PENCALONAN, PELANTIKAN DAN PEMBERHENTIAN KEPALA DESA

Lampiran I : KEPUTUSAN KOMISI PEMILIHAN UMUM KABUPATEN NGANJUK Nomor : 02/Kpts/KPU-Kab /2012 Tanggal : 7 Mei 2012

PEMERINTAH KABUPATEN LINGGA

SIDANG UMUM HIMPUNAN MAHASISWA TEKNIK INDUSTRI UNIVERSITAS TELKOM

4. Undang-Undang Nomor 6 Tahun 2014 tentang Desa (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2014 Nomor 7, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 7 TAHUN 2017 TENTANG PEMILIHAN UMUM DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

: Keputusan Rapat Pleno Komisi Pemilihan Umum pada tanggal 23 Januari 2013;

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

KETETAPAN BADAN PERWAKILAN MAHASISWA FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM UNIVERSITAS INDONESIA NOMOR 17/TAP/BPM FMIPA UI/X/2017.

- 2 - BAB I KETENTUAN UMUM

PEDOMAN TEKNIS PEMANTAU DAN TATA CARA PEMANTAUAN DALAM PEMILIHAN UMUM BUPATI DAN WAKIL BUPATI KABUPATEN NGANJUK TAHUN 2012

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 49 TAHUN 2008 TENTANG

PERATURAN DAERAH KABUPATEN TANJUNG JABUNG BARAT NOMOR 9 TAHUN 2001 TENTANG PEMBENTUKAN BADAN PERWAKILAN DESA

UNDANG UNDANG KELUARGA BESAR MAHASISWA UNIVERSITAS AHMAD DAHLAN NOMOR 3 TAHUN 2016 TENTANG PEMILIHAN UMUM MAHASISWA

PENJELASAN ATAS UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 12 TAHUN 2003 TENTANG

BUPATI KEPULAUAN MERANTI

UNIVERSITAS AHMAD DAHLAN DENGAN RAHMAT ALLAH YANG MAHA PENGASIH LAGI MAHA PENYAYANG DEWAN PERWAKILAN MAHASISWA UNIVERSITAS AHMAD DAHLAN

Berdasarkan Pasal 22E ayat (1) Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945, Pemilu dilaksanakan secara langsung, umum, bebas, rahasia,

2017, No d. bahwa Undang-Undang Nomor 42 Tahun 2008 tentang Pemilihan Umum Presiden dan Wakil Presiden, Undang- Undang Nomor 15 Tahun 2011 tent

BUPATI KOTABARU PROVINSI KALIMANTAN SELATAN PERATURAN DAERAH KABUPATEN KOTABARU NOMOR 07 TAHUN 2015 TENTANG BADAN PERMUSYAWARATAN DESA

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA

BADAN PENGAWAS PEMILIHAN UMUM REPUBLIK INDONESIA PERATURAN BADAN PENGAWAS PEMILIHAN UMUM REPUBLIK INDONESIA NOMOR 10 TAHUN 2012 TENTANG

PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

PERATURAN DAERAH KABUPATEN BANTUL NOMOR 03 TAHUN 2010 T E N T A N G

KETETAPAN BADAN PERWAKILAN MAHASISWA FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM UNIVERSITAS INDONESIA NOMOR 15/TAP/BPM FMIPA UI/X/2016 TENTANG

BUPATI PURBALINGGA PROVINSI JAWA TENGAH PERATURAN DAERAH KABUPATEN PURBALINGGA NOMOR 16 TAHUN 2015 TENTANG BADAN PERMUSYAWARATAN DESA

MAJELIS PERWAKILAN MAHASISWA

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 31 TAHUN 2002 TENTANG PARTAI POLITIK DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

BADAN PENGAWAS PEMILIHAN UMUM REPUBLIK INDONESIA

Pengantar. Purnomo S. Pringgodigdo

BUPATI SRAGEN PROVINSI JAWA TENGAH PERATURAN DAERAH KABUPATEN SRAGEN NOMOR 3 TAHUN 2016 TENTANG BADAN PERMUSYAWARATAN DESA

RANCANGAN UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA TENTANG PEMILIHAN UMUM DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

ANGGARAN DASAR IKATAN MAHASISWA FAKULTAS KESEHATAN MASYARAKAT UNIVERSITAS INDONESIA

RANCANGAN UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA TENTANG PEMILIHAN UMUM DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN PACITAN NOMOR : 6 TAHUN : 2007

AD/ART KM UGM PEMBUKAAN

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 1 TAHUN 2015 TENTANG

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 1 TAHUN 2015 TENTANG

BADAN PENGAWAS PEMILIHAN UMUM REPUBLIK INDONESIA PERATURAN BADAN PENGAWAS PEMILIHAN UMUM NOMOR 13 TAHUN 2008 TENTANG

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA KOMISI PEMILIHAN UMUM Pemilihan. Kepala Daerah. Pedoman.

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 10 TAHUN 2008 TENTANG

MAJELIS PERWAKILAN MAHASISWA

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN SUKOHARJO TAHUN 2006 NOMOR: 6

Transkripsi:

ATURAN PEMILIHAN UMUM KETUA UMUM COMMUNITY OF SANTRI SCHOLARS OF MINISTRY OF RELIGIOUS AFFAIRS (CSSMoRA) BAB I KETENTUAN UMUM Pasal 1 (1) Community Of Santri Scholars Of Ministry Of Religious Affairs yang selanjutnya disingkat CSSMoRA adalah oganisasi mahasiswa program beasiswa santri berprestrasi (PBSB). (2) Ketua Umum CSSMoRA adalah pimpinan tertinggi (3) Pemilihan Umum Ketua Umum CSSMoRA yang selanjutnya disingkat Pemilu Ketua Umum CSSMoRA adalah sarana kedaulatan mahasiswa PBSB dalam berdemokrasi di (4) Komisi Pemilihan Umum CSSMoRA yang selanjutnya disingkat sebagai KPU CSSMoRA adalah kepanitiaan yang berfungsi menyelenggarakan pemilu Ketua Umum (5) Bakal Calon Ketua Umum CSSMoRA adalah anggota aktif yang mendaftarkan diri kepada KPU (6) Calon Ketua Umum CSSMoRA adalah bakal calon ketua CSSMoRA yang telah lolos verifikasi KPU (7) Tempat pemungutan suara yang selanjutnya disingkat TPS adalah tempat pemilih memberikan suara pada hari pemungutan suara. (8) Pemilih adalah seluruh anggota aktif BAB II PENYELENGGARAAN PEMILU KETUA UMUM CSSMoRA Pasal 2 Pemilu CSSMoRA diselenggarakan 1 (satu) kali dalam 1 (satu) periode kepengurusan di seluruh CSSMoRA Perguruan Tinggi tempat anggota aktif CSSMoRA mengambil studi pada waktu yang telah ditentukan dalam rangka mewujudkan demokrasi di lingkungan BAB III ASAS PEMILU KETUA UMUM CSSMoRA Pasal 3 Penyelenggaraan Pemilu Ketua Umum CSSMoRA berdasar pada asas-asas berikut: a. Langsung, yaitu pemilih memberikan suaranya secara langsung pada saat pelaksanaan Pemilu Ketua Umum CSSMoRA; b. Umum, yaitu Pemilu Ketua Umum CSSMoRA bersifat terbuka dan memberikan kesempatan kepada seluruh pemilih untuk terlibat di dalamnya; c. Bebas, yaitu pemilih memiliki kebebasan untuk menggunakan hak memilih dan dipilihnya dalam Pemilu Ketua Umum CSSMoRA sesuai dengan aspirasi politiknya tanpa ada ikatan dan paksaan dari pihak manapun; d. Rahasia, yaitu pemilih yang menggunakan hak memilihnya Pemilu Ketua Umum CSSMoRA, dijamin kerahasiaannya dalam menyalurkan aspirasi politiknya; e. Jujur, yaitu Pemilu Ketua Umum CSSMoRA berlandaskan semangat kejujuran dengan menjunjung tinggi prinsip keterbukaan;

f. Adil, yaitu penyelenggaraan Pemilu Ketua Umum CSSMoRA berlandaskan semangat keadilan untuk memberikan kesempatan yang sama, tepat dan proporsional terhadap semua pemilih. BAB IV TUJUAN PEMILU KETUA UMUM CSSMoRA Pasal 4 Pemilu Ketua Umum CSSMoRA bertujuan untuk memilih Ketua Umum BAB V KPU CSSMoRA Pasal 5 Kedudukan (1) KPU CSSMoRA berkedudukan di tingkat nasional. (2) Kedudukan KPU CSSMoRA berada dibawah Badan Pengurus Harian (BPH) Pengurus Nasional Pasal 6 Tugas dan Wewenang Tugas dan Wewenang KPU CSSMoRA adalah: a. merencanakan dan mempersiapkan pelaksanaan Pemilu Ketua Umum CSSMoRA; b. membuat tahapan-tahapan pelaksanaan Pemilu Ketua Umum CSSMoRA; c. menyusun dan menetapkan petunjuk pelaksanaan Pemilu Ketua Umum CSSMoRA; d. menetapkan hal-hal yang dianggap perlu untuk penyelenggaraan Pemilu Ketua Umum CSSMoRA dengan mengacu kepada peraturan yang berlaku; e. mengkoordinasikan kegiatan Pemilu Ketua Umum CSSMoRA kepada Badan Pengurus Harian Pengurus Nasional CSSMoRA; f. mengumpulkan dan menyusun secara sistematis bahan-bahan serta hasil-hasil Pemilu Ketua Umum CSSMoRA; g. dapat membentuk tim khusus untuk membantu menjalankan tugas dan fungsrnya; h. menetapkan nama-nama Calon Ketua Umum CSSMoRA; i. menetapkan keseluruhan hasil Pemilu Ketua Umum CSSMoRA untuk semua anggota aktif CSSMoRA di masing-masing CSSMoRA Perguruan Tinggi; j. mensosialisasikan hal-hal yang berkenaan dengan Pemilu Ketua Umum CSSMoRA kepada pihak terkait; k. melaporkan kinerjanya secara tertulis kepada Badan Pengurus Harian Pengurus Nasional Pasal 7 Alih Fungsi Tugas Jika KPU CSSMoRA tidak dapat menjalankan tugas dan wewenangnya maka Badan Pengurus Harian Pengurus Nasional CSSMoRA dapat mengambil alih fungsinya dengan mekanisme yang ditentukan kemudian. Pasal 8 Kenggotaan (1) Anggota KPU CSSMoRA terdiri atas perwakilan dari tiap-tiap CSSMoRA Perguruan Tinggi sekurang-kurangnya dua orang.

(2) Struktur keanggotaan Ketua Umum CSSMoRA ditentukan oleh KPU Ketua Umum CSSMoRA itu sendiri dengan memperhatikan tugas dan wewenangnya. (3) Setiap anggota KPU CSSMoRA memiliki hak suara yang sama dalam pengambilan keputusan, dengan mekanisme penggunaan hak yang diatur dalam ketentuan tersendiri yang dibuat oleh KPU Ketua Umum (4) Keanggotaan KPU CSSMoRA akan hilang apabila: a. meninggal dunia; b. sudah tidak terdaftar sebagai anggota aktif CSSMoRA; c. mengundurkan diri; atau d. diberhentikan. BAB VI PEMBENTUKAN DAN PEMBUBARAN KPU CSSMoRA Pasal 9 Pembentukan (1) Setiap CSSMoRA Perguruan Tinggi mengirimkan 2 anggota aktif sebagai perwakilan untuk menjadi panitia KPU (2) Badan Pengurus Harian CSSMoRA Nasional membentuk panitia KPU berdasarkan anggota perwakilan seperti yang dimaksudkan dalam ayat 1. (3) Pembentukan panitia KPU sebagaimana yang dimaksud pada ayat 2 ditetapkan dengan surat keputusan yang dikeluarkan oleh Badan Pengurus Harian CSSMoRA Nasional dan disosialisasikan kepada perwakilan Pengurus CSSMoRA Perguruan Tinggi. Pasal 10 Pembubaran Masa kerja KPU CSSMoRA berakhir setelah mempertanggungiawabkan kinerjanya kepada Badan Pengurus Harian CSSMoRA Nasional dan secara otomatis dibubarkan. BAB VII PEMILU KETUA UMUM CSSMoRA Pasal 11 (1) Pemilu Ketua Umum CSSMoRA dilakukan dengan sistem 1 (satu) orang 1 (satu) suara. (2) Ketua Umum CSSMoRA ditetapkan berdasarkan hasil akumulasi keseluruhan suara pemilih pada setiap CSSMoRA Perguruan Tinggi. BAB VIII HAK MEMILIH DAN DIPILIH Pasal 12 Hak Memilih (1) Seluruh anggota aktif CSSMoRA berhak untuk memilih calon Ketua Umum (2) Setiap pemilih mempunyai 1 (satu) satu hak suara. Pasal 13 Hak Dipilih (1) Seluruh anggota aktif CSSMoRA berhak untuk dipilih jika telah terdaftar sebagai calon Ketua Umum (2) Setiap anggota aktif CSSMoRA yang berhak dipilih mempunyai hak dan kewajiban yang sama.

BAB IX PERSYARATAN BAKAL CALON KETUA UMUM CSSMoRA Pasal 14 Persyaratan Bakal Calon Ketua Umum CSSMoRA adalah: a. bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa yang dinyatakan secara tertulis; b. mahasiswa PBSB minimal tingkat 3 (tiga) yang dibuktikan dengan fotokopi KTM dan KRS terbaru; c. memiliki IPK minimal 3,0 (tiga koma nol); d. dapat membaca dan memahami kitab kuning dan dibuktikan dengan tes yang akan diselenggarakan oleh pihak terkait; e. memahami Catur Praseyta Santri Berprestasi yang dapat dibuktikan dengan sebuah esai dalam Bahasa lndonesia dengan tema yang ditentukan oleh KPU CSSMoRA; f. memiliki visi dan misi yang jelas dan dibuktikan dengan rencana program; g. telah mengikuti kegiatan pengaderan di CSSMoRA Perguruan Tinggi tempat mengambil studi yang dibuktikan oleh sertifikat kelulusan atau surat keterangan dari Ketua CSSMoRA Perguruan Tinggi yang bersangkutan; h. mendapatkan dukungan minimal sebanyak 8 (delapan) orang dari CSSMoRA Perguruan Tinggi lain dan 15 (lima belas) orang dari CSSMoRA Perguruan Tinggi tempat mengambil studi dan dibuktikan dengan lembar dukungan yang berisi nama, NIM, jurusan, tanda tangan, dan dilengkapi dengan fotokopi KTM; i. sehat jasmani yang dibuktikan dengan surat keterangan dokter; j. membuat surat pernyataan tidak akan menjabat sebagai ketua umum dalam organisasi manapun setelah terpilih menjadi Ketua Umum CSSMoRA, dan ditandatangani di atas materai Rp6.000,00 (enam ribu rupiah); k. tidak tercatat sebagai panitia KPU CSSMoRA; l. mematuhi segala peraturan CSSMoRA yang berlaku dan dinyatakan secara tertulis; m. menandatangani surat pernyataan tidak akan mengundurkan diri sebagai Calon Ketua Umum di atas materai Rp6.000,00 (enam ribu rupiah) yang disediakan oleh KPU. BAB X PENDAFTARAN DAN VERIFIKASI BAKAL CALON KETUA UMUM CSSMoRA Pasal 15 Pendaftaran (1) Waktu pendaftaran Bakal Calon Ketua Umum CSSMoRA ditetapkan oleh KPU (2) Bakal Calon Ketua Umum CSSMoRA mengisi formulir pendaftaran dan menyerahkan seluruh persyaratan yang ditetapkan oleh KPU CSSMoRA sesuai waktu yang ditetapkan. (3) Apabila sampai batas akhir waktu yang ditetapkan Bakal Calon Ketua Umum CSSMoRA kurang dari 2 (dua) orang, maka KPU CSSMoRA membuka kembali pendaftaran Bakal Calon Ketua Umum CSSMoRA dengan waktu yang ditentukan oleh KPU Pasal 16 Verifikasi (1) Waktu verifikasi Bakal Calon Ketua Umum CSSMoRA ditetapkan oleh KPU (2) Mekanisme verifikasi Calon Ketua Umum CSSMoRA ditetapkan oleh KPU

(3) Apabila Bakal Calon Ketua Umum CSSMoRA yang ditetapkan menjadi Calon Ketua Umum CSSMoRA berjumlah kurang dari 2 (dua) orang, maka KPU CSSMoRA membuka kembali pendaftaran Bakal Calon Ketua Umum CSSMoRA dengan waktu yang ditentukan oleh KPU BAB XI TIM SUKSES CALON KETUA UMUM CSSMoRA Pasal 17 (1) Tim sukses adalah sekelompok anggota CSSMoRA yang membantu Calon Ketua Umum CSSMoRA untuk memperoleh suara sebanyak-banyaknya. (2) Tim sukses dibentuk oleh Calon Ketua Umum (3) Jumlah anggota tim sukses tidak ditentukan. (4) Tim sukses harus terdaftar di KPU BAB XII KAMPANYE PEMILU KETUA UMUM CSSMoRA Pasal 18 Kampanye Pemilu Ketua Umum CSSMoRA adalah aktivitas Calon Ketua Umum CSSMoRA beserta tim suksesnya unhrk meyakinkan pemilih dengan menawarkan visi misi serta program-programnya dengan mematuhi aturan yang telah dibuat oleh KPU Pasal 19 (1) Dalam penyelenggaraan kampanye Pemilu Ketua Umum CSSMoRA, setiap anggota aktif CSSMoRA mempuryai kebebasan untuk menghadiri kampanye. (2) Etika dan peraturan kampanye diatur oleh KPU (3) Kampanye Pemilu Ketua Umum CSSMoRA antara lain berupa: a. kampanye lisan; b. kampanye tulisan; c. kampanye dalam bentuk lainnya yang disetujui oleh KPU Pasal 20 (1) Dalam kampanye Pemilu Ketua Umum CSSMoRA dilarang: a. Menggunakan atribut parpol atau ormas tertentu; b. Melibatkan pihak di luar CSSMoRA; c. Mengganggu aktivitas kampanye kandidat lain; d. Melakukan kampanye negatif dengan menghina SARA (Suku, Agama, Ras, dan Antar golongan); e. Mengancam untuk melakukan kekerasan atau menganjurkan menggunakan kekerasan; f. Melakukan tindakan-tindakan yang melanggar tata susila dan norma-norma yang berlaku di masyarakat; atau g. Menggunakan hal-hal yang melanggar tata susila dan norma-norma yang berlaku di masyarakat sebagai media kampanye. (2) Pelanggaran dan sanksi atas ketentuan mengenai larangan-larangan dalam pelaksanaan kampanye Pemilu diatur dan ditetapkan oleh Badan Pengurus Harian CSSMoRA Nasional.

BAB XIII DANA KAMPANYE PEMILU KETUA UMUM CSSMoRA Pasal 21 (1) Dana kampanye berasal dari: a. Calon Ketua Umum CSSMoRA; atau b. Sumbangan pihak lain yang halal dan tidak mengikat. (2) Realisasi anggaran dana kampanye calon Ketua Umum CSSMoRA disampaikan kepada KPU Ketua CSSMoRA paling lambat 4 (empat) hari setelah masa kampanye. BAB XIV MASA TENANG Pasal 22 (1) Masa tenang adalah waktu disaat tidak ada lagi kampanye dalam bentuk apapun. (2) Rentang masa tenang dimulai 1 (satu) hari setelah kampanye berakhir sampai batas waktu yang ditetapkan oleh KPU (3) Selama masa tenang seluruh rnedia kampanye tidak diperbolehkan untuk dipertunjukkan kembali. (4) Apabila pada masa tenang masih terdapat media kampanye 1(satu) atau beberapa, maka kandidat yang bersangkutan akan mendapatkan sanksi sesuai dengan ketetapan KPU BAB XV SAKSI PEMILU KETUA UMUM CSSMoRA Pasal 23 (1) Saksi adalah utusan Calon Ketua Umum CSSMoRA yang diperkuat dengan adanya mandat dari Calon Ketua Umum (2) Saksi boleh merangkap sebagai tim sukses dari Calon Ketua Umum CSSMoRA yang bersangkutan. (3) Saksi bertugas memantau proses pemungutan dan penghitungan suara. (4) Nama-nama saksi harus tercatat resmi di KPU CSSMoRA sebelum penyelenggaraan pemungutan suara. BAB XVI PEMUNGUTAN DAN PENGTIITUNGAN SUARA Pasal 24 Pemungutan Suara (1) Pemungutan suara untuk Pemilu Ketua Umum CSSMoRA dilaksanakan di seluruh TPS sesuai dengan waktu yang ditetapkan oleh KPU (2) Tata cara pemungutan suara dan teknis pengumpulan suara diatur sepenuhnya oleh KPU Pasal 25 Penghitungan Suara (1) Penghitungan suara dilakukan setelah pemungutan suara berakhir di TPS masing-masing CSSMoRA Perguruan Tinggi, dan langsung diakumulasikan.

(2) Saksi dapat mengajukan keberatan kepada KPU CSSMoRA jika terdapat hal-hal yang tidak sesuai dengan penilaiannya dan diperkuat oleh 2 (dua) orang saksi disertai bukti yang jelas. BAB XVII PENETAPAN PASANGAN CALON KETUA UMUM CSSMoRA TERPILIH Pasal 26 (1) Calon Ketua Umum CSSMoRA yang memperoleh suara lebih dari 50% (lima puluh persen) dari jumlah suara sah ditetapkan sebagai calon terpilih. (2) Apabila ketentuan sebagaimana yang dimaksud ayat 2 tidak terpenuhi, Calon Ketua CSSMoRA yang memperoleh suara lebih dari 30% (tiga puluh persen) dari jumlah suara sah, ditetapkan sebagai pasangan calon terpilih. (3) Pasangan calon terpilih ditetapkan dalam berita acara hasil Pemilu Ketua Umum CSSMoRA dan disampaikan pada semua pihak terkait. Pasal 27 Sumpah/Janji (1) Calon terpilih dilantik menjadi Ketua Umum CSSMoRA oleh Perwakilan dari Pengurus PD Pontren Kemenag RI. (2) Ketua Umum CSSMoRA terpilih berjanji dengan sungguh-sungguh di hadapan Musyawarah Nasional (3) Sumpah/janji Ketua Umum CSSMoRA disediakan oleh Badan Pengurus Harian CSSMoRA Nasional dan diketahui oleh perwakilan Pengurus PD Pontren Kemenag RI. BAB XVIII SOSIALISASI HASIL PEMILU Pasal 28 Pengumuman hasil Pemilu Ketua Umum CSSMoRA dilakukan oleh KPU CSSMoRA selambatlambatnya 1 (satu) minggu setelah ditetapkan. BAB XIX PENUTUP Pasal 29 Segala sesuatu yang belum diatur dalam aturan ini akan ditentukan kemudian dalam peraturan pelaksana yang ditetapkan oleh panitia pemilu.