BAB I PENDAHULUAN. merupakan salah satu pendapatan negara terbesar. Penghasilan negara adalah berasal

dokumen-dokumen yang mirip
BAB I PENDAHULUAN. bisnis dibangun dengan paradigma berbasis ekonomi atau single P (Profit).

BAB I PENDAHULUAN. Perubahan yang terjadi menjadikan masyarakat sebagai stakeholder semakin. kegiatan bisnisnya terhadap lingkungan dan sekitarnya.

BAB I PENDAHULUAN. (profit), tetapi juga bertanggung jawab kepada masyarakat (people) dan bumi

BAB I PENDAHULUAN. media pengungkapan (disclosure) maupun perangkat evaluasi dan monitoring

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Sebagai awal munculnya konsep pembangunan berkelanjutan adalah karena

BAB I PENDAHULUAN. Perusahaan atau dalam bahasa Inggris adalah enterprise terdiri dari satu

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. ekonomi atau single P (Profit). Pada paradigma single P (Profit), tujuan

BAB I PENDAHULUAN. dituntut untuk memerhatikan dua aspek penting selain keuntungan yang

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. menerbitkan sustainability report. Sustainability report mulai diterapkan

BAB I. Pada awalnya bisnis dibangun dengan paradigma single bottom line

BAB I PENDAHULUAN. Corporate Social Responsibility (CSR) merupakan kegiatan sosial yang dilakukan

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Ditengah perkembangan ekonomi yang semakin meningkat, hampir

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. Perkembangan kondisi ekonomi yang berubah pesat, memberikan

BAB I PENDAHULUAN. sosial perusahaan (Corporate Social Responsibility), tentang komitmen

BAB I PENDAHULUAN. Beberapa tahun terakhir Tanggung Jawab Sosial Perusahaan (CSR) dan

BAB 1 PENDAHULUAN. kepada berbagai pihak, diantaranya pihak investor dan kreditor. Investor dan

keuangan saja yang merupakan informasi wajib. Informasi mengenai kondisi perusahaan juga dapat didapatkan dari informasi yang diungkapkan secara

BAB I PENDAHULUAN. Menurut Guthrie dan Mathews (1985), kemajuan teknologi serta perubahan

BAB I PENDAHULUAN. Pertanggungjawaban Sosial Perusahaan (Corporate Social Responsibility (CSR)).

BAB I PENDAHULUAN. Jalal (2013) dalam tulisan artikelnya mengatakan bahwa tanggungjawab

BAB 1 PENDAHULUAN. sumber informasi penting yang dipakai oleh stakeholders untuk menilai

BAB 1 PENDAHULUAN. dikelola untuk menghasilkan barang atau jasa (output) kepada pelanggan

BAB I PENDAHULUAN. untuk mendapatkan sejumlah laba yang diinginkan. Dalam melakukan kegiatan

BAB I PENDAHULUAN. tingkat pertumbuhan pendapatan yang terdapat dalam laporan keuangan.

BAB I PENDAHULUAN. kepada stakeholders dan bondholders, yang secara langsung memberikan

BAB I PENDAHULUAN. menghadapi dampak globalisasi, kemajuan informasi teknologi, dan keterbukaan

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah

BAB 1 PENDAHULUAN. kontribusinya dalam kehidupan komunitas lokal sebagai rekanan dalam kehidupan

BAB I PENDAHULUAN. Dewasa ini, tanggung jawab sosial perusahaan atau yang lebih dikenal

BAB I PENDAHULUAN. Tata kelola perusahaan yang baik (Good Corporate Governance)

BAB 1 PENDAHULUAN. perkembangan industri di sebuah Negara.Perkembangan perusahaan manufaktur

1. PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. Semenjak runtuhnya pemerintahan Orde Baru, masyarakat semakin berani

BAB I PENDAHULUAN. mempertahankan keunggulan kompetitif (competitive advantage) bisnisnya agar

BAB 1 PENDAHULUAN. perusahaan tidak hanya bertanggungjawab kepada investor dan kreditor, tetapi juga

BAB I PENDAHULUAN. kesejahteraan pihak-pihak yang memiliki kepentingan di perusahaan tersebut. Pada

BAB 1 PENDAHULUAN. jawab sosial perusahaan (corporate social responsibility-csr) dimana perusahaan

BAB I PENDAHULUAN. Tanggung jawab sosial perusahaan atau yang lebih dikenal dengan corporate

BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN HIPOTESIS PENELITIAN

BAB I PENDAHULUAN. dipakai investor ketika menanamkan dananya pada suatu perusahaan dan juga para

BAB I PENDAHULUAN. masyarakat atau lingkungan sekitar (Hexa, 2008). Dewasa ini

BAB 1 PENDAHULUAN. Pada saat ini pelaksanaan Corporate Governance sangat diperlukan untuk

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. peran investor yang melakukan transaksi di lantai bursa. Investasi yang dilakukan

BAB 1 PENDAHULUAN. Corporate Social Responsibility (CSR) atau tanggung jawab sosial

BAB I PENDAHULUAN. bentuk tanggung jawab sosial perusahaan terhadap masyarakat.

BAB 1 PENDAHULUAN. adalah meningkatkan nilai perusahaan secara berkelanjutan (sustainable) dengan

BAB I PENDAHULUAN. belakangan ini banyak terjadi konflik industri, seperti kerusakan alam, banyaknya

BAB I PENDAHULUAN. dan negatif. Di satu sisi, perusahaan menyediakan barang dan jasa yang diperlukan oleh

BAB1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. saham atau pihak-pihak yang mempunyai kepentingan keuangan tetapi juga

pemerintah melalui peraturan daerah. Contoh kerugian jangka panjang adalah menurunnya tingkat kepercayaan perusahaan di mata masyarakat, menurunnya

17 BAB 1 PENDAHULUAN

BAB I PENDAHULUAN. yang sebesar-besarnya. Tujuan perusahaan yang kedua adalah ingin

BAB I PENDAHULUAN. sehingga setiap keputusan yang dibuat oleh institusi dan setiap tindakan yang

BAB I PENDAHULUAN. Corporate Social Responsibility (CSR) merupakan hal yang perlu. diperhatikan bagi perusahaan dewasa ini karena berkaitan dengan isu

BAB I PENDAHULUAN. kinerja keuangan perusahaan namun juga ingin mengetahui mengenai kinerja non

BAB I PENDAHULUAN. sah dari pihak-pihak yang memiliki klaim atas perusahaan. Para pihak ini tidak

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN. yang tidak sepadan (mismatched), tidak hati-hati (prudent), tidak

BAB 1 PENDAHULUAN. perusahaan merupakan tujuan yang dicapai untuk menarik stakeholders untuk

BAB I PENDAHULUAN. begitu halnya di Indonesia. Perdagangan bebas menempatkan lingkungan usaha

BAB I PENDAHULUAN. Community (AEC) atau Masyarakat Ekonomi ASEAN (MEA). Masyarakat Ekonomi ASEAN merupakan sebuah komunitas negaranegara

BAB 1 PENDAHULUAN. meningkatnya kesadaran dan kepekaan para stakeholders perusahaan, maka

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Pandangan dalam dunia usaha dimana perusahaan hanya bertujuan untuk

BAB I PENDAHULUAN. Perkembangan arus informasi di era globalisasi saat ini menyebabkan

BAB I PENDAHULUAN. Tanggung jawab sosial perusahaan atau Corporate Social Responsibility (CSR)

BAB I PENDAHULUAN. merupakan salah satu dari beberapa tanggung jawab perusahaan kepada

BAB I PENDAHULUAN. Kondisi iklim yang tidak menentu saat ini yang ditandai dengan global

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Nilai Perusahaan sangat penting dalam tingkat keberhasilan perusahaan,

BAB I PENDAHULUAN. bisa hanya berfokus kepada laba saja. Perusahaan dituntut untuk lebih

BAB I PENDAHULUAN. tanggung jawab yang berpijak pada single bottom line, yaitu nilai perusahaan


BAB I PENDAHULUAN. Kinerja perusahaan merupakan suatu gambaran tentang kondisi keuangan suatu

BAB I PENDAHULUAN. disebabkan hal-hal alamiah. Perubahan iklim ini menjadi perhatian dunia yang

BAB I PENDAHULUAN. Dengan adanya informasi yang lengkap, relevan, dan tepat waktu maka para

BAB I PENDAHULUAN. perusahaan. Kinerja perusahaan secara langsung ataupun tidak langsung

BAB I PENDAHULUAN. dalam memenangkan persaingan didalam dunia usaha adalah meningkatnya profit

BAB I PENDAHULUAN. baku yang digunakan oleh pabrik-pabrik berasal dari alam. Seiring dengan

BAB I PENDAHULUAN. perusahaan semata (single bottom line), melainkan juga beberapa aspek penting

BAB I PENDAHULUAN. negatif. Oleh karena kondisi itulah, perusahaan dituntut untuk semakin peduli

BAB I PENDAHULUAN. Salah satu alat yang digunakan oleh manajemen untuk melakukan

BAB I PENDAHULUAN. CSR (Corporate Social Responsibility) adalah suatu kepedulian organisasi bisnis

BAB V SIMPULAN, IMPLIKASI, KETERBATASAN DAN SARAN

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian

BAB I PENDAHULUAN. revolusi industri di Inggris ( ), menyebabkan pelaporan akuntansi lebih

BAB I PENDAHULUAN. udara kasus. ( 2015) Dengan memburuknya keadaan

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Dalam dunia industri yang sangat menuntut perbaikan berkelanjutan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah Sejarah perkembangan akuntansi yang berkembang pesat setelah terjadi

BAB 1 PENDAHULUAN. melakukan perluasan usaha agar dapat terus bertahan dan bersaing. Tujuan

BAB I PENDAHULUAN. berorientasi pada maksimalisasi laba telah berkurang. Menurut Elkington dalam

BAB I PENDAHULUAN. Dalam perkembangan ilmu ekonomi yang semakin pesat, persaingan antar

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB 1 PENDAHULUAN. perusahaan meningkat dalam hampir dua dekade belakangan ini, terlebih setelah

BAB I PENDAHULUAN. sekuritas dengan harapan memperoleh return yang optimal. Bagi investor dan calon

BAB 1 PENDAHULUAN. dipisahkan dengan masyarakat sebagai lingkungan eksternalnya. Kontribusi dan

Transkripsi:

BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG Perusahaan adalah organisasi bisnis yang melaksanakan kegiatan ekonominya untuk memajukan suatu ekonomi bangsa. Perusahaan mempunyai tujuan utama yaitu perusahaan akan memberikan dampak yang sangat besar terhadap kemajuan suatu negara dan pada akhirnya kemajuan suatu negara tersebut akan berdampak langsung pada kesejahteraan hidup masyarakat tanpa adanya hal yang merugikan masyarakat itu sendiri. Perusahaan mengemban peran yang sangat penting dalam pembangunan ekonomi, hal ini disebabkan oleh salah satu perilaku aktif penyumbang besarnya pendapatan nasional negara. Banyaknya perusahaan yang berhasil dalam melaksanakan bisnis dan tanggung jawabnya sebagai salah satu organisasi penyejahtera masyarakat, mampu meningkatkan nilai pembayaran pajak yang merupakan salah satu pendapatan negara terbesar. Penghasilan negara adalah berasal dari rakyatnya melalui pungutan pajak, dan atau dari hasil kekayaan alam yang ada di dalam negara itu (natural resource). Dua sumber itu merupakan sumber terpenting yang memberikan penghasilan kepada negara. Penghasilan tersebut digunakan untuk pembiayaan kepentingan umum yang akhirnya juga mencakup kepentingan pribadi individu seperti kesehatan rakyat, 1

2 pendidikan, kesejahteraan, dan sebagainya. Pungutan pajak merupakan penghasilan masyarakat yang kemudian dikembalikan lagi kepada masyarakat melalui pengeluaran-pengeluaran rutin dan pengeluaran-pengeluaran pembangunan, yang akhirnya digunakan untuk kepentingan seluruh masyakarat baik yang membayar pajak maupun tidak. Perusahaan memiliki kepentingan organisasi yang menjadi sorotan utama para pemegang saham. Oleh sebab itu perusahaan dituntut untuk lebih kreatif, efektif, inovatif dan efisien untuk dapat bersaing di dunia bisnis yang semakin berkembang pesat dalam mencapai kesejahteraan. Saat ini sudah terlalu banyak perusahaan yang ada di Indonesia melakukan tindakan dengan tidak mengindahkan lingkungan seperti melakukan pencemaran lingkungan. Perusahaan yang kerap kali melakukan tindakan penyelewengan adalah perusahaan yang hanya memikirkan keuntungan tanpa peduli akan aspek sosial dan lingkungan. Padahal, hal itu tidak cukup untuk menjunjung perusahaan dalam pembangunan ekonomi suatu negara ke depan.perusahaan diwajibkan untuk melakukan pertanggung jawaban sosial atau kerap kali disebut sebagai Corporate Social Responsibility, untuk melaporkan kepada pihak yang membutuhkan bahwa perusahaan telah melakukan aktivitas sosial yang seharusnya dilakukan. Beberapa tahun belakangan ini banyak sekali kasus pencemaran dan kerusakan lingkungan yang dilakukan oleh perusahaan-perusahaan yang tidak bertanggung jawab akan kesejahteraan masyarakat. Kasus yang sempat menghebohkan media berita Indonesia adalah kasus pembakaran lahan yang terjadi di

3 Aceh dan Riau. Seperti yang dilansir pada salah satu situs berita online www.voaindonesia.com (2014) kasus pembakaran lahan tersebut menyebabkan terganggunya proses pernapasan yang disebabkan oleh asap yang ditimbulkan. Pembakaran lahan gambut ini dilakukan adalah untuk dijadikan perkebunan kelapa sawit yang dilakukan oleh PT. Kallista Alam dengan pengerjaan aktivitas bisnisnya bertempat di Meulaboh, Aceh. Kasus berita yang dilakukan oleh perusahaan Kallista Alam tersebut tidak hanya merugikan masyarakat nasional, namun juga merugikan masyarakat international terutama negara-negara tetangga. Kasus lain yang merugikan masyarakat lain adalah kasus pencemaran limbah B3 (bahan berbahaya dan beracun) yang dilakukan oleh perusahaan Toyogiri Iron Steel bertempat di Bekasi. Seperti yang dilansir pada www.wartaone.co.id (2014) kasus ini disebabkan oleh penyimpanan bahan yang tidak dikelola baik dan menyebabkan kerusakan ekosistem lingkungan sekitar. Kerusakan lingkungan kerap sekali dilakukan oleh perusahaan demi kepentingan yang berpusat untuk perusahaan namun tidak untuk masyarakat. Kasus kerusakan lain hingga saat ini belum dapat teratasi dengan baik adalah kasus pencemaran lingkungan yang dilakukan oleh PT Lapindo Brantas tahun 2006. Terdapat kasus yang disebabkan oleh amuknya masyarakat Desa Lele, Sulawesi Tengah. Masyarakat desa tersebut membakar kantor perwakilan PT. International Nickel Indonesia, Tbk yang saat ini berganti nama menjadi PT. Vale Indonesia, Tbk. Perusahaan tersebut melarang masyarakat mengelola lahannya untuk pertanian dan

4 tidak memenuhi janji untuk merekrut masyarakat sebagai tenaga kerja (Christina, 2012). Kasus yang terjadi pada 30 Maret 2016 seperti berita yang dilansir pada www.mongabay.co.id (2016) terdapat perusahaan yang mencemari lingkungan permukiman di Jawa Timur. Perusahaan yang melakukan pencemaran tersebut adalah satu-satunya perusahaan pengolah limbah B3 yang ada di Jawa Timur. Perusahan tersebut adalah PT. Putra Restu Ibu Abadi (PT. PRIA). Indikasi pelanggaran izin pengolahan dan pemanfaatan limbah B3 ini, didasari beberapa hal. Misal, menimbun limbah B3 rumah sakit yang dicampur dengan limbah padat B3 lainnya dalam lubang yang kemudian dibangun jalan dan perluasan gudang. Ada juga penampungan limbah cair B3 tanpa pelapis kedap air, serta mempekerjakan masyarakat yang memilah limbah tanpa alat pelindung. Hal itu tentu saja memberi dampak yang sangatmerugikan, terutama kesehatan masyarakat di sekitar perusahaan.warga ada yang batuk, sesak nafas, gatal-gatal, dan panas tinggi, selain polusi suara yang berlangsung tiap malam. Beberapa kasus yang sudah dipaparkan tesebut harus menjadi pertimbangan sebuah perusahaan dalam pengambilan keputusan atas kepedulian sosial terhadap lingkungan. Kasus pelanggaran sosial yang dilakukan oleh perusahaan harus diatasi dengan segera. Apabila tidak diatasi dengan segera hal ini akan mengakibatkan pandangan atau citra buruk yang timbul di mata masyarakat terutama oleh para pemegang saham. Salah satu upaya terbaik yang dapat dilakukan pengobatan maupun pencegahan kasus, perusahaan haruslah melakukan tindakan pertanggung jawaban

5 sosial kepada lingkungan sekitar perusahaan. Kegiatan sosial tersebut dapat dijadikan sebagai bentuk kepedulian dalam melaksanakan tanggung jawab menjaga kelestarian lingkungan dan di sisi lain sebagai penciptaan legitimasi oleh masyarakat. Sudah seharusnya perusahaan Indonesia melakukan pertanggung jawaban yang diiringi dengan adanya transparansi pelaporan aktivitas sosial perusahaan. Tindakan transparansi akan memotivasi perusahaan untuk berupaya menjalankan usaha dengan baik guna meningkatkan kualitas hidup dan lingkungan yang dapat memberikan manfaat untuk perusahaan dan masyarakat Indonesia. Di sisi lain hal ini dapat menambah dan memperbaiki nilai perusahaan yang berdampak langsung dalam hubungan perusahaan dengan investor atau stakeholder. Hal ini melihat bahwa investor saat ini tertarik terhadap informasi tambahan yang dilaporkan dalam laporan tahunan perusahaan. Dengan ditetapkannya UU No 40 tahun 2007, perusahaan wajib melakukan kegiatan CSR, pada Undang-undang tersebut dinyatakan bahwa tanggungjawab sosial dan lingkungan merupakan komitmen Perseroan dalam meningkatkan kualitas kehidupan dan lingkungan. Untuk lebih lanjut, tanggungjawab sosial dan lingkungan dibahas di pasal 74. Pada pasal ini dijelaskan bahwa tanggungjawab sosial dan lingkungan sebagai biaya Perseroan yang pelaksanaannya dilakukan dengan memperhatikan kepatutan dan kewajaran. Selain itu dijelaskan pula sanksi bagi perseroan yang tidak melaksanakan kewajiban melaksanakan tanggungjawab sosial dan lingkungan. Ketentuan mengenai tanggungjawab sosial dan lingkungan diatur dalam Peraturan Pemerintah Nomor 47 tahun 2012. Dalam Peraturan Pemerintah ini

6 diatur mengenai: tanggungjawab sosial dan lingkungan yang dilakukan oleh perseroan, pelaksanaan tanggungjawab sosial dan lingkungan, tanggungjawab sosial dan lingkungan dilaksanakan berdasarkan rencana kerja tahunan, pelaksanaan tanggungjawab sosial dan lingkungan disusun dengan kepatutan dan kewajaran, pelaksanaan tanggungjawab sosial dan lingkungan wajib dimuat dalam laporan tahunan perseroan, penegasan pengaturan pengenaan sanksi perseroan yang tidak melaksanakan tanggungjawab sosial dan lingkungan, penghargaan bagi perseroan yang telah berperan dan melaksanakan tanggungjawab sosial dan lingkungan dapat diberikan oleh instansi yang berwenang. CSR atau sering disebut sebagai Corporate Social Responsibility adalah suatu bentuk tanggungjawab yang dilakukan secara voluntary atau sukarela. Apabila CSR ini dikembangkan secara intensif akan memberikan manfaat berkelanjutan karena salah satu faktor keberlangsungan masa depan perusahaan tergantung dari bagaimana CSR ini diterapkan pada perusahaan tersebut. Menurut Darwin (2008), strategi utama perusahaan bukan lagi dalam hal pelipat gandaan kekayaan yang dimiliki perusahaan, tetapi lebih difokuskan pada penciptaan kinerja perusahaan yang berkelanjutan. Hingga saat ini perusahaan di Indonesia masih berfokus pada pengungkapan laporan keuangan yang berkaitan dengan kinerja keuangan saja. Hal ini haruslah ada penambahan informasi lain yang diberikan oleh internal manajemen untuk menarik minat para investor dan stakeholder karena laporan yang hanya memuat kinerja keuangan saja sudah tidak lagi relevan (Imam dan Sekar, 2014). Menurut Dunphy, dkk (2000) kebutuhan para investor dan stakeholder akan informasi kinerja dari tahun

7 ke tahun terus meningkat, bukan hanya sekedar informasi keuangan melainkan juga informasi-informasi terkait tentang ekonomi, sosial, dan lingkungan. Informasi tersebut berhubungan sangat erat dengan pembangunan berkelanjutan atau sustainable development yang tidak hanya mengungkapankan pembangunan ekonomi dan sosial, tetapi juga meningkatkan derajat lingkungan hidup sosial. Pentingnya informasi tambahan yang sangat berdampak baik terhadap perusahaan, maka muncul laporan keberlanjutan atau yang kerap disebut sebagai Sustainability Report. Saat ini sustainability report semakin berkembang yang dibuktikan dengan munculnya The Global Reporting Initiative (GRI). Global Reporting Initiative (GRI) mendorong penerapan pelaporan keberlanjutan sebagai cara bagi perusahaan dan organisasi agar menjadi lebih berkelanjutan dan berkontribusi pada ekonomi global yang berkelanjutan. Misi GRI adalah untuk membuat pelaporan keberlanjutan menjadi praktik standar. Agar semua perusahaan dan organisasi dapat melaporkan kinerja dan dampak ekonomi, lingkungan, sosial, dan tata kelola mereka. GRI membuat Pedoman Pelaporan Keberlanjutan tidak berbayar. GRI adalah organisasi nirlaba internasional dengan struktur berbasis jaringan. Kegiatannya melibatkan ribuan tenaga professional dan organisasi dari beragam sektor, konstituen, dan wilayah (www.globalreporting.org). Laporan keberlanjutan yang disebut sebagai sustainability report, membantu para pemangku kepentingan atau disebut sebagai para stakeholders. Berpusat dari kalangan investor yang mulai tidak hanya mengandalkan laporan keuangan dari laporan neraca, laporan laba rugi, catatan atas laporan keuangan dan arus kas.

8 Laporan tersebut sudah menjadikan dasar para investor untuk mengambil keputusan investasi dalam setiap aktivitas bisnisnya. Meningkatnya pengungkapan pelaporan keberlanjutan suatu perusahaan sudah mulai meningkat setiap tahunnya dengan adanya ajang pengungkapan laporan keberlanjutan di Indonesia, yang disebut sebagai Indonesia Sustainability Reporting Award (ISRA). Saat ini telah terhitung perusahaan yang mendaftarkan laporan keberlanjutan dalam ajang ISRA pada tahun 2015 telah tercatat lebih dari 60 perusahaan di Indonesia yang mengungkapkan dan ikut berpartisipasi dalam ajang ISRA. Laporan keberlanjutan dapat dikatakan sebagai langkah perusahaan dalam pengukuran dan upaya pengungkapan perusahaan dalam pencapaian kinerja organisasi sebagai alat untuk memberikan informasi terkait adanya pengembangan perusaaan pada pihak eksternal. Sustainability report menggambarkan aspek ekonomi, lingkungan dan juga sosial. Pelaporan keberlanjutan ini merupakan logika dari konsep mekanisme Good Corporate Governance yang dimana prinsip dari GCG tersebut dinyatakan para pemangku kepentingan perlu memperhatikan upaya bagaimana untuk melangsungkan kehidupan perusahaan dalam jangka panjang. Adapun mekanisme dan struktur governance ini dapat mengurangi asimetri informasi. Apabila asimetri informasi dibiarkan terjadi, maka dapat menyebabkan terjadinya adverse selection, dengan konsekuensi perusahaan yang tidak melaksanakan praktik dan pengungkapan SustainabilityReport. Asimetri informasi merupakan suatu keadaan dimana manajer memiliki akses informasi atas prospek perusahaan yang tidak dimiliki oleh pihak luar perusahaan.

9 Penelitian yang akan dilakukan ini merupakan penelitian yang sangat penting untuk dilakukan. Penelitian ini mempunyai tujuan untuk menguji adakah pengaruh beberapa karakteristik perusahaan dalam pengungkapan laporan keberlanjutan yang belum begitu banyak diuji di Indonesia. Penelitian ini adalah penelitian kuantitatif yang masih sangat jarang dilakukan dan mengetahuiseberapa tingginya tingkat kualitas pengungkapan laporan keberlanjutan sebagai ukuran pengungkapan. Menurut catatan pada Reportof The Judges ISRA (2011), pengungkapan sustainability report di Indonesia di awali pada tahun 2005. Pada tahun 2005 hanya ada 2 perusahaan saja yang baru mengeluarkan sustainability report, namun dengan berjalannya waktu dan kebutuhan akan informasi sosial, ekonomi, dan lingkungan yang akuntabel dan transparan banyak perusahaan yang turut serta mempublikasikan ustainability report. Tabel berikut adalah data perusahaan yang menerbitkan sustainability yreport setiap tahunnya. Tabel 1.1 Perusahaan Yang Menerbitkan Sustainability Report, 2005-2015 Tahun Jumlah Perusahaan 2005 2 2006 5 2007 15

10 2008 20 2009 23 2010 25 2011 34 2012 40 2013 62 2014 63 2015 65 Sumber: Report of The Judges ISRA dan beberapa laporan yang telah diteliti Berdasarkan data tabel diatas dapat kita tarik kesimpulan bahwa setiap tahunnya perusahaan yang menerbitkan sustainability report terus meningkat. Hal ini dapat dikatakan bahwa minat perusahaan akan menerbitkan laporan keberlanjutan ini memberikan dampak positif yang sangat tinggi bagi kepentingan perusahaan untuk meningkatkan keuntungan sebagai tujuan perusahaan tersebut. Minat perusahaan akan kebutuhan informasi tambahan juga meningkat seiring diterapkannya kegiatan pertanggungjawaban sosial kepada lingkungan dan masyarakat, sehingga perusahaan dapat mengungkapkan kegiatan tersebut dalam bentuk laporan yang disebut sebagai sustainability report.

11 Terdapat analisis yang telah dilakukan oleh para peneliti sebelumnya bahwa terdapat perubahan paradigma tujuan perusahaan. Perubahan yang terjadi beberapa dekade tahun ini adalah bagaimana tujuan perusahaan perusahaan tersebut diungkapkan. Banyak perubahan pandangan berpikir dan salah satu perubahan tersebut yang telah terjadi adalah ideologi mengenai tujuan awal suatu perusahaan didirikan. Bermula dari pemikiran perusahaan berdiri untuk berupaya pada bagaimana perusahaan dapat meraih laba setinggi-tingginya. Namun paradigma itu telah menjadikan perusahaan mengabaikan lingkungan dan sosial dilingkungan sekitar dimana perusahaan tersebut berdiri. Orientasi perusahaan telah berubah menjadi tiga komponen yang sering disebut sebagai Triple-P Bottom Line yaitu profit, planet, and people. Meningkatnya berbagai kesadaran masyarakat terhadap dampak lingungan dan juga sosialnya menumbuhkan pemahaman atau ideologi baru tentang seberapa pentingnya kegiatan yang dilakukan untuk memenuhi tanggungjawab sosial atau Corporate Social Responsibility (CSR), terutama bagi perusahaan yang kegiatan ekonominya sangat bergantung pada alam dan lingkungan sekitar. Beberapa kegiatan CSR yang hendak dilakukan perusahaan akan menumbuhkan keuntungan. Diantaranya dapatmempertahankan dan mendongkrak reputasi atau brand image perusahaan kepada pihak luar maupun masyarakat, layak mendapatkan izin untuk beroperasi sehingga perusahaan dapat mereduksi risiko bisnis perusahaan, melebarkan jalannya perusahaan kepada beberapa sumber daya, memperluas jalannya perusahaan menuju pasar yang menjadi sasaran perusaaan dalam melakuan kegiatan

12 ekonominya, dapat mereduksi biaya, memperbaiki hubungan dengan para stakeholders maupun regulator, dan juga dapat meningkatkansemangat dan produktifitas seluruh karyawan perusahaan (Suryono, 2011). Kegiatan Corporate Social Responsibility merupakan upaya unuk mencapai pembangunan yang berkelanjutan. Pembangunan berkelanjutan perusahaan merupakan upaya perusahaan untuk memenuhi kebutuhan perusahaan dengan tidak menguangi kemampuan perushaan pada periode yang akan datang. Bukti implementasi sustainability development dapat dinyatalan dalam laporan keberlanjutan atau Sustainability Report. Investor menganggap bahwa laporan keberlanjutan dapat dikatakan sebagai alat kontrol oleh tingkatan pencapaian kinerja perusahaan dan sebagai media pertimbangan investor dalam pengambilan keputusan di perusahaan. Analisis laporan tahunan sering menganggap penting laporan keberlanjutan dalam penilaian mereka tentang kualitas manajemen dan efisiensi kinerja perusahaan. Dari hasil pernyataan dan uraian diatas peneliti termotivasi untuk melakukan penelitian ini. Berikut ada beberapa uraian tentang perbedaan penelitian ini dengan penelitian yang telah dilakukan sebelumnya. Penelitian ini merupakan pengembangan atau replikasi dari penelitian sebelumnya yaitu Putri (2013), Sari (2013), Idah (2013), Nasir dkk (2014), Aziz (2014), Pratama (2015) dan Aelia (2015) dengan perbedaan sebagai berikut : 1. Variabel yang digunakan dalam penelitian sebelumnya yaitu profitabilitas, leverage, governance commite, likuiditas, aktivitas, ukuran, komite audit,

13 dan dewan direksi. Pada penelitian ini penulis menambahkan dewan komisaris independen sebagai salah satu variabel independen dan memakai pengukuran ROE (Return on Equity) sebagai pengukur variabel profitabilitas. Peneliti juga mengurangi variabel yang akan ditelitihal ini dikarenakan beberapa variabel seperti komite audit, dewan direksi, likuiditas, governance committee dan aktivitas perusahaan merupakan variabel yang hasilnya selalu tidak berpengaruh dalam beberapa penelitian-penelitian yang dijadikan referensi oleh peneliti acuan. 2. Peneliti sebelumnya terdapat variabel ukuran komite audit, kepemilikan saham institutional, kepemilikan saham manajerial, dan kepemilikan saham terkonsentrasi. Sedangkan penelitian ini akan menghilangkan 3. variabel komite audit, kepemilikan saham terkonsentrasi, dan kepemilikan saham instituional dikarenakan variabel tersebut dalam hasil penelitiannya dinyatakan tidak berpengaruh. 4. Objek penelitian sebelumnya dilakukan pada perusahaan LQ45 dengan perusahaan yang di listing di Bursa Efek Indonesia (BEI). Pada penelitian sebelumnya peneliti mengambil objek penelitian pada perusahaan yang listing di BEI dengan periode 2010 2013. Sedangkan pada penelitian ini populasi atau objek penelitian akan mengambil laporan perusahaan yang ada di BEI dengan periode terbaru yaitu 2013-2015.

B. BATASAN MASALAH Batasan masalah yang terdapat pada penelitian ini akan diuraikan sebagai berikut : 1. Variabel independen yang akan diuji secara empiris terdapat lima variabel diantaranya adalah Profitabilitas, Ukuran Perusaaan, Dewan Komisaris Independen, leverage dan Kepemilikan Saham Manajerial. 2. Sampel yang akan diuji secara empiris dalam penelitian ini adalah perusahaan yang mengikuti Indonesian Sustainability Reporting Award (ISRA) dan mengeluarkan Laporan Keberlanjutan atau Sustainability Report berturut-berturut dari tahun 2013-2015 dan perusahaan yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia pada tahun 2013-2015. C. RUMUSAN MASALAH Berdasarkan latar diatas maka rumusan permasalahan yang akan diteliti dalam penelitian ini adalah sebagai berikut : 1. Apakah profitabilitas berpengaruh positif terhadappengungkapan sustainability report? 2. Apakah ukuran perusahaan berpengaruh positif terhadappengungkapan sustainability report? 3. Apakah dewan komisaris independen berpengaruh positif terhadappengungkapan sustainability report? 4. Apakah kepemilikan saham manajerial berpengaruh positif terhadap pengungkapan sustainability report?

5. Apakah leverage berpengaruh positif terhadappengungkapan sustainability report? D. TUJUAN PENELITIAN Sesuai dengan uraian rumusan permasalahan diatas, penelitian ini bertujuan untuk menganailisis : 1. Apakah profitabilitas berpengaruh positif terhadappengungkapan sustainability report? 2. Apakah ukuran perusahaan berpengaruh positif terhadappengungkapan sustainability report? 3. Apakah dewan komisaris independen berpengaruh positif terhadappengungkapan sustainability report? 4. Apakah kepemilikan saham manajerial berpengaruh positif terhadap pengungkapan sustainability report? 5. Apakah leverage berpengaruh positif terhadappengungkapan sustainability report? E. MANFAAT PENELITIAN 1. Manfaat Teoritis a. Penelitian ini diharapkan dapat memberikan informasi dan gambaran mengenai faktor faktor yang dapat mempengaruhi sustainability report.

b. Hasil penelitian ini diharapkan dapat member ilmu terutama pada focus Akuntansi Manajemen. Diharapkan pula penelitian ini menjadi bahan referensi dalam pengembangan praktik nilai perusahaan, sehingga dapat menjadi salah satu sarana pengembangan ilmu pengetahuan untuk peneliti selanjutnya. 2. Manfaat Praktis a. Bagi Pemerintah Diharapkan penelitian ini menjadi kemudahan bagi pemerintah dan pemangku kepentingan lainnya Stakeholders untuk melihat laporan keberlanjutan yang berisikan laporan kegiatan perusahaan dalam memenuhi kewajibannya kepada masyarakat terait dengan tanggung jawab sosial, lingkungan, dan politik yang baik. b. Bagi Perguruan Tinggi Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan pengetahuan bagi dunia pendidikan, khususnya Perguruan Tinggi. Selain itu, penelitian ini diharapkan dapat menjadikan referensi untuk penelitian selanjutnya khususnya dalam bidang pengungkapan Sustainability Reporting. c. Bagi Masyarakat Hasil penelitian ini diharapkan dapat bermanfaat dan menjadi sarana informasi bagi masyarakat, agar masyarakat dapat melihat

laporan keberlanjutan perusahaan mengenai tanggung jawabnya terhadap masyarakat. d. Bagi Pembaca Diharapkan dapat menambah wawasan dan pengetahuan pembaca serta dapat memberikan gambaran yang lebih jelas mengenai sustainability report e. Bagi Perusahaan Sebagai acuan para investor untuk mempertimbangkan aspek-aspek yang perlu di perhatikan dalam investasi dan pengambilan keputusan para investor terkait dengan jual beli saham maupun penanaman saham untuk perusahaan. Sehingga perusahaan mampu menjalankan aktivitas bisnisnya dengan jumlah investor yang menanamkan modalnya di perusahaan tersebut semakin meningkat. Penelitian ini juga membantu perusahaan sebagai referensi faktorfaktor yang dapat membuat pengungkapan laporan keberlanjutan semakin yang ditujukan oleh pihak luar semakin baik.