BAB 1 PENDAHULUAN. penyampaian pengetahuan, keterampilan, dan sikap kepada siswa, akan tetapi guru

dokumen-dokumen yang mirip
BAB I PENDAHULUAN. mengharuskan mampu melahirkan Sumber Daya Manusia (SDM) yang

BAB I PENDAHULUAN alinea ke 4 yaitu mencerdaskan kehidupan bangsa. Mencerdaskan kehidupan

BAB I PENDAHULUAN. pesan itu sendiri yang biasanya berupa materi pelajaran. Kadang-kadang

BAB I PENDAHULUAN. menentukan keberhasilan Kegiatan Belajar Mengajar (KBM), yang meliputi: guru,

I. PENDAHULUAN. Kemajuan Ilmu Pengetahuan dan Teknologi yang semakin pesat menuntut sumber

BAB I PENDAHULUAN. Sekolah sebagai lembaga pendidikan keberhasilannya ditentukan oleh

BAB I PENDAHULUAN. sekedar memberikan pengetahuan atau nilai-nilai atau melatihkan keterampilan.

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. yang akan dihadapi peserta didik dimasa yang akan datang. menyatakan bahwa pendidikan adalah usaha sadar yang terencana untuk

BAB I PENDAHULUAN. mengembangkan siswa secara optimal baik secara kognitif, afektif dan. kehidupan bangsa dan mengembangkan manusia seutuhnya.

BAB I PENDAHULUAN. pendidikan merupakan pondasi bagi kemajuan suatu bangsa. Pendidikan yang

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan merupakan proses pengembangan daya nalar, keterampilan, dan

I. PENDAHULUAN. Proses pembelajaran yang dilakukan oleh banyak tenaga pendidik saat ini

BAB I PENDAHULUAN. atau maju. Suatu Negara dikatakan maju apabila memiliki sumber daya manusia

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah

MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA MELALUI PEMBELAJARAN KOOPERATIVE TIPE TALKING STICK DAN KARTU ARISAN PADA KELAS XI IPS

PENINGKATAN PROSES DAN HASIL BELAJAR BIOLOGI PADA POKOK MATERI EKOSISTEM DENGAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE NHT

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. Berdasarkan Undang-Undang Republik Indonesia No. 20 tahun 2003 tentang Sistem

BAB I PENDAHULUAN. mendorong berbagai upaya dan perhatian seluruh lapisan masyarakat terhadap

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

I. PENDAHULUAN. Pendidikan merupakan kebutuhan dalam kehidupan manusia yang. memberikan bekal untuk menjalani kehidupan dan untuk menyiapkan

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Reiza Kusumowardhany, 2013

BAB I PENDAHULUAN. saja, melainkan membutuhkan waktu yang relatif panjang. Pendidikan

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. Dalam konteks penyelenggaraan ini, guru dengan sadar merencanakan kegiatan

BAB I PENDAHULUAN. Ilmu Pengetahuan Alam (IPA) merupakan ilmu pengetahuan yang

BAB I PENDAHULUAN. sesuai dengan konsep pendidikan sepanjang hayat (lifelong education) yang

BAB 1 PENDAHULUAN. seseorang individu agar bisa dan mampu hidup dengan baik di lingkungannya

BAB I PENDAHULUAN. salah satu bidang pembangunan yang dapat perhatian serius dari pemerintah.

BAB 1 PENDAHULUAN. permasalahan yang akan dihadapi. Selama ini proses pembelajaran PKn di

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah Menurut UU SISDIKNAS No.20 tahun 2003 Pendidikan adalah usaha sadar

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. formal maupun informal. Fakta seperti pada Tabel 1.1. Apabila ingin terlepas. manusia melalui meningkatkan mutu pendidikan.

I. PENDAHULUAN. kecerdasan, (2) pengetahuan, (3) kepribadian, (4) akhlak mulia, (5)

BAB I PENDAHULUAN. bagi pembangunan bangsa di suatu Negara dan mempunyai peran strategis

I.PENDAHULUAN. seutuhnya, sangatlah tepat. Konsep Pancasila sebagai pandangan hidup bangsa,

I. PENDAHULUAN. Kondisi pendidikan di Indonesia saat ini semakin hari kualitasnya makin

BAB I PENDAHULUAN. 1.1.Latarbelakang Masalah

1. PENDAHULUAN. dibahas dalam bab ini yaitu rumusan masalah, tujuan penelitian, kegunaan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. di Indonesia akan tetapi semua pihak, baik guru, orang tua, maupun siswa sendiri.

BAB I PENDAHULUAN. sekolah yang melibatkan guru sebagai pendidik dan siswa sebagai peserta didik,

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

I. PENDAHULUAN. Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP) menuntut perubahan. berlangsung sesuai dengan tujuan yang diharapkan (Trianto, 2007:3).

commit to user BAB I PENDAHULUAN

BAB I PENDAHULUAN. pada diri seseorang. Perubahan sebagai hasil dari proses belajar dapat

BAB I PENDAHULUAN. demi kelangsungan masa depannya. Demikian halnya dengan Indonesia menaruh

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. memikirkan dan membuat perencanaan secara seksama dalam meningkatkan

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. pada model pembelajaran yang di lakukan secara masal dan klasikal, dengan

I. PENDAHULUAN. Kegiatan belajar merupakan kegiatan yang paling pokok dalam proses. pendidikan di sekolah. Proses belajar menentukan berhasil tidaknya

PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE NUMBERED HEADS TOGETHER TERHADAP KEMAMPUAN BERPIKIR KRITIS SISWA

BAB I PENDAHULUAN. kelas, merupakan inti dari setiap lembaga pendidikan formal. Sekolah Menengah

I. PENDAHULUAN. ditumbuhkan dalam diri siswa SMA sesuai dengan taraf perkembangannya.

BAB I PENDAHULUAN. bermasyarakat, berbangsa dan bernegara. Hal tersebut tercantum pada Undang-

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. harus mampu menciptakan suasana belajar yang menyenangkan, menarik. berdampak positif dalam pencapaian hasil belajar yang optimal.

BAB I PENDAHULUAN. keberhasilan tujuan pendidikan. Tujuan pendidikan dapat dicapai dengan

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. Sekolah merupakan suatu lembaga yang didesain khusus untuk

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. sumber daya manusia dalam sebuah Negara. dikembangkan dalam semua aspek kehidupan. Karena itu negara harus

BAB I PENDAHULUAN. mempunyai empat kompetensi, yakni kompetensi pedagogik, kompetensi. aspek kompetensi pedagogik adalah guru mampu melakukan tindakan

BAB 1 PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG. Perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi semakin pesat,

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan diarahkan untuk menghasilkan manusia yang berkualitas,

Pembelajaran tipe giving question and getting answer dengan group resume

BAB I PENDAHULUAN. Universitas Pendidikan Indonesia repository.upi.edu perpustakaan.upi.edu

BAB I PENDAHULUAN. yang tidak menyenangkan, duduk berjam-jam dengan mencurahkan perhatian

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pendidikan merupakan salah satu usaha yang bertujuan untuk mencerdaskan

BAB I PENDAHULUAN. yang terpenting dalam meningkatkan kualitas maupun kompetensi manusia, agar

Surakarta. Keperluan korespondensi, telp: ,

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan adalah usaha untuk meningkatkan kualitas diri seseorang di

BAB I PENDAHULUAN. dalam kehidupan sehari hari. Pencapaian tujuan pendidikan ini bisa ditempuh

BAB I PENDAHULUAN. kehidupan manusia, di situ pasti ada pendidikan (Driyarkara dalam Karisma,

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian

BAB I PENDAHULUAN. dalam membentuk nilai, sikap, dan perilaku. Pendidikan akan membawa

EFEKTIVITAS METODE TUTOR SEBAYA TERHADAP HASIL BELAJAR BIOLOGI PADA SISWA KELAS XI SMA NEGERI 2 SRAGEN TAHUN AJARAN 2006/2007

BAB I PENDAHULUAN. tingkah laku pada diri pribadinya. Perubahan tingkah laku inilah yang

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Berdasarkan UU No. 20/2003 tentang sistem pendidikan nasional,

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. mengembangkan seluruh aspek pribadi siswa secara utuh. Menurut Undang-Undang Nomor 20 Tahun 2003 Pasal 1 Ayat (1) yang

BAB I PENDAHULUAN. Dasar, fungsi, dan tujuan pendidikan nasional di Indonesia telah ditetapkan

BAB I PENDAHULUAN. yang nantinya dapat memberikan hasil berupa perubahan pada diri siswa.

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

Hasil belajar biologi siswa ditinjau dari penggunaan berbagai metode mengajar dengan pendekatan discovery

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

I. PENDAHULUAN. Berdasarkan observasi dan wawancara dengan guru mata pelajaran kimia di

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Dalam aktivitas kehidupan sehari-hari, manusia hampir tidak pernah dapat

BAB I PENDAHULUAN. Ika Rostika, Pengaruh Penggunaan Model Cooperative Learning Melalui Metode Stad Terhadap Pemahaman Konsep Dasar Akuntasi

BAB I PENDAHULUAN. Banyak ahli mengemukakan bahwa pembelajaran merupakan implementasi

Transkripsi:

BAB 1 PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pembelajaran yang dilakukan antara guru dan siswa hendaknya mengacu pada peningkatan aktivitas dan partisipasi siswa. Guru tidak hanya melakukan kegiatan penyampaian pengetahuan, keterampilan, dan sikap kepada siswa, akan tetapi guru diharapkan mampu membawa siswa untuk aktif dalam berbagai bentuk belajar, berupa belajar penemuan, belajar mandiri, belajar kelompok, belajar memecahkan masalah, dan sebagainya. Hasil belajar siswa selain dipengaruhi oleh metode pembelajaran juga dipengaruhi oleh partisipasi siswa. Jika siswa aktif dan berpartisipasi dalam pembelajaran, maka tidak hanya aspek prestasi saja yang diraihnya namun ada aspek lain yang diperoleh yaitu aspek afektif dan aspek sosial. Belajar merupakan suatu usaha mengumpulkan informasi yang dilakukan secara sadar untuk memperoleh perubahan yang dapat diamati yang berupa perubahan tingkah laku, sikap kebiasaan, ilmu pengetahuan dan keterampilan, sebagai hasil interaksi siswa dengan lingkungannya (Slameto, 1995:37). Sedangkan pembelajaran adalah sesuatu yang dilakukan oleh siswa, bukan dibuat untuk siswa. Pembelajaran pada dasarnya merupakan upaya pendidik untuk membantu peserta didik melakukan kegiatan belajar. Tujuan pembelajaran adalah terwujudnya efisiensi dan efektivitas kegiatan belajar yang dilakukan peserta didik (Isjoni, 2007:5). 1

2 Berdasarkan hasil observasi wawancara dengan guru mata pelajaran biologi kelas X yaitu ibu Jajah, S.Si di SMAN 1 Cibatu kabupaten Purwakarta, diketahui bahwa SMAN 1 Cibatu menggunakan kurikulum KTSP dan guru biologi di sekolah tersebut lebih banyak menyampaikan materi dengan ceramah, sehingga hasil belajar siswa masih rendah bila siswa selalu belajar dengan menggunakan satu metode saja di kelas, siswa merasa jenuh ketika belajar dengan guru yang selalu menggunakan metode yang sama. Selain itu juga, hasil belajar siswa yang masih rendah terlihat dari sebagian besar siswa yang memperoleh nilai dibawah KKM yaitu dibawah Kriteria Ketuntasan Minimal dengan bobot nilai 80, siswa yang mencapai nilai KKM hanya 50% dari seluruhnya, hal tersebut dikarenakan guru kurang dalam pemakaian model pembelajaran. Sehingga perlu ada variasi model pembelajaran untuk meningkatkan hasil belajar siswa. Perkembangan model pembelajaran dari waktu ke waktu terus mengalami perubahan. Model pembelajaran perlu dipahami guru agar dapat melaksanakan pembelajaran secara efektif dalam meningkatkan hasil pembelajaran. Dalam penerapannya, model pembelajaran harus dilakukan sesuai dengan kebutuhan siswa karena masing-masing model pembelajaran memiliki tujuan, prinsip, dan tekanan utama yang berbeda-beda. Sejalan dengan pendekatan kontruktivisme dalam pembelajaran, salah satu model pembelajaran yang kini banyak mendapat respon adalah model pembelajaran kooperatif atau cooperative learning. Pada model cooperative learning siswa diberi kesempatan untuk berkomunikasi dan berinteraksi sosial dengan temannya untuk mencapai tujuan

3 pembelajaran, sementara guru bertindak sebagai motivator dan fasilitator aktivitas siswa. Artinya dalam pembelajaran ini kegiatan aktif dengan pengetahuan dibangun sendiri oleh siswa dan mereka bertanggung jawab atas hasil pembelajarannya (Isjoni, 2007:49). Menurut Anita Lie dalam Sukidin, Basrowi, & Suranto (2008:54), paradigma lama dimana guru memberikan pengetahuan kepada siswa yang pasif sudah tidak bisa dipertahankan lagi. Untuk itu guru perlu menyusun dan melaksanakan kegiatan pembelajaran berdasarkan pokok pemikiran, yaitu: (1) pengetahuan ditemukan, dibentuk, dan dikembangkan oleh siswa, (2) siswa membangun pengetahuan secara aktif, (3) Guru perlu mengembangkan kompetensi dan kemampuan siswa, (4) Pendidikan adalah interaksi pribadi diantara para siswa dan interaksi antara guru dan siswa. Model pembelajaran cooperative script dan talking stick diharapkan dapat mengatasi masalah tersebut, karena dalam model pembelajaran cooperative script dan talking stick mengaktifkan siswa melalui kelompok, sehingga melatih siswa berkomunikasi dan interaksi antar teman. Komunikasi dan interaksi antar siswa tersebut melatih kemampuan bertanya dan menerangkan. Dalam penelitian skripsi Asep Hidayatullah pada tahun 2011 dengan judul Penerapan Model Pembelajaran Cooperative Script Dalam Penguasaan Konsep Ekosistem pada Siswa SMA, hasil penelitian skripsinya menunjukkan bahwa penerapan model cooperative script dapat meningkatkan hasil belajar siswa.

4 Dalam penelitian skripsi Kasman pada tahun 2012 dengan judul Pengaruh Penerapan Metode Talking Stick Terhadap Hasil Belajar Materi Koloid Pada Siswa Kelas XI IPA SMA Negeri 2 Gorontalo, hasil penelitian skipsinya menunjukkan bahwa penerapan Metode Talking Stick Terhadap Hasil Belajar Materi Koloid dapat meningkatkan hasil belajar siswa. Berdasarkan penelitian yang dilakukan oleh kedua peneliti, keduanya menunjukkan peningkatan pada hasil belajar, oleh karena itu saya akan melakukan penelitian mengenai perbedaan model cooperative script dengan talking stick terhadap hasil belajar siswa. Berdasarkan hasil penelitian kedua orang tersebut, penulis tertarik untuk melakukan penelitian dengan judul Perbandingan Hasil Belajar Siswa Dengan Menggunakan Model Pembelajaran Cooperative Script Dan Talking Stick Pada Materi Ruang Lingkup Biologi. B. Identifikasi Masalah Dari latar belakang masalah diatas penulis dapat mengidentifikasi masalahnya sebagai berikut : 1. Hasil belajar siswa yang masih rendah, hal ini terlihat dari sebagian besar siswa yang memperoleh nilai dibawah KKM yaitu dibawah Kriteria Ketuntasan Minimal dengan bobot nilai 80, hal tersebut dikarenakan guru kurang dalam pemakaian model pembelajaran dan sebagian banyak guru tersebut mengajar dengan menggunakan metode ceramah.

5 2. Kurangnya suasana kelas yang aktif, dan gotong royong dalam melakukan kegiatan kelompok. 3. Kurangnya pemanfaatan model pembelajaran atau teknik pembelajaran. C. Rumusan Masalah dan Pembatasan Masalah 1. Rumusan Masalah Rumusan masalah dalam penelitian ini adalah: Apakah ada perbedaan hasil belajar siswa dengan menggunakan model pembelajaran cooperative script dengan talking stick? 2. Pembatasan Masalah Untuk membatasi masalah penelitian agar tidak terlampau luas dan kompleks, penulis membatasi masalah sebagai berikut: a. Materi yang akan dibahas pada penelitian ini yaitu materi ruang lingkup biologi. b. Parameter yang di ukur yaitu hasil belajar siswa yang meliputi jenjang kognitif yaitu Pengetahuan (C1), Pemahaman (C2), dan Penerapan (C3) dan Analisis (C4). c. Model pembelajaran yang digunakan pada penelitian ini yaitu model pembelajaran cooperative script dan talking stick. D. Tujuan Penelitian Tujuan yang hendak dicapai dalam penelitian ini adalah untuk mengetahui perbedaan hasil belajar siswa menggunakan model pembelajaran cooperative script dengan talking stick.

6 E. Manfaat Penelitian Dari penelitian ini diharapkan dapat memberikan manfaat sebagai berikut : 1. Bagi siswa yaitu siswa mendapatkan pengalaman yang baru dalam pembelajaran di sekolah dengan menggunakan model pembelajaran cooperative script dan talking stick. 2. Bagi guru yaitu dapat memberi masukkan untuk guru dalam memilih model pembelajaran dalam proses pembelajaran. 3. Bagi peneliti yaitu sebagai pengetahuan serta sebagai pengalaman mengajar menggunakan metode cooperative script dan talking stick.

7 F. Kerangka Pemikiran Kelas Eksperimen 1 Solusi Cooperative Script Permasalahan 1. Siswa kurang aktif di kelas. 2. Hasil belajar siswa masih rendah. 3. Kurangnya pemanfaatan model pembelajaran. Kelas Eksperimen 2 Solusi Talking Stick Keunggulan: 1. Memotivasi siswa. 2. Mendorong pemikiran siswa. 3. Meningkatkan keterampilan berdiskusi. Keunggulan: 1. Suasana kegembiraan tumbuh dalam proses pembelajaran. 2. Kerjasama antara sesama murid terwujud. Posttest Membandingkan Hasil Belajar Siswa Posttest Hasil Belajar Siswa Meningkat Gambar 1.1 Kerangka Pemikiran

8 Berdasarkan pengamatan di kelas, pembelajaran biologi terasa monoton dikarenakan guru biologi di sekolah tersebut lebih banyak menyampaikan materi dengan ceramah. Selain itu, hasil belajar siswa masih rendah bila siswa selalu belajar dengan menggunakan satu metode saja di dalam kelas, siswa merasa jenuh ketika belajar dengan guru yang selalu menggunakan metode yang sama. Selain itu juga, hasil belajar siswa yang masih rendah terlihat dari sebagian besar siswa yang memperoleh nilai dibawah KKM. Peran guru sangat penting dalam pembelajaran siswa di kelas. Guru harus menggunakan metode, model dan strategi pembelajaran yang tepat agar dapat meningkatkan hasil belajar siswa. Model pembelajaran cooperative script merupakan model yang mengatur pembelajaran dengan cara berpasangan, sehingga siswa memperoleh pengetahuan tidak melalui pemberitahuan, sebagian atau seluruhnya ditemukan sendiri oleh siswa. Dalam hal ini model pembelajaran cooperative script dapat digunakan untuk memberdayakan potensi siswa dalam mengaktualisasikan pengetahuan dan keterampilannya. Model pembelajaran talking stick merupakan model pembelajaran dengan cara berkelompok, sehingga siswa memperoleh pengetahuan tidak melalui pemberitahuan, sebagian atau seluruhnya ditemukan sendiri oleh siswa secara berdiskusi dengan kelompoknya. Dalam hal ini model pembelajaran talking stick dapat meningkatkan hasil belajar siswa, serta kerjasama antara sesama murid terwujud.

9 G. Asumsi dan Hipotesis Penelitian atau Pertanyaan Penelitian 1. Asumsi Asumsi pada penelitian ini adalah: Penggunaan model pembelajaran yang tepat dapat meningkatkan hasil belajar siswa. 2. Hipotesis Berdasarkan asumsi dan kerangka pemikiran di atas maka hipotesis penelitian ini adalah terdapat perbedaan hasil belajar siswa menggunakan model pembelajaran cooperative script dengan talking stick. H. Definisi Operasional Sehubungan dengan keterbatasan dan kemampuan penulis, untuk memperjelas judul proposal penelitian ini, maka perlu ditegaskan beberapa istilah sebagai berikut : 1. Hasil belajar adalah perubahan seseorang dari hasil proses pembelajaran yang meliputi jenjang kognitif yaitu Pengetahuan (C1), Pemahaman (C2), Aplikasi (C3) dan Analisis (C4). 2. Model Pembelajaran Kooperatif Model pembelajaran kooperatif atau disebut juga dengan pembelajaran gotongroyong merupakan sistem pembelajaran yang memberi kesempatan kepada siswa untuk bekerja sama dengan sesama siswa atau teman sebayanya dalam menyelesaikan tugas-tugas yang terstruktur. Para siswa diharapkan menjadi aktif, bertanggung jawab, kooperatif dan penuh kepedulian dengan teman kelompok.

10 Sehingga mereka bertanggung jawab sepenuhnya terhadap keberhasilan anggotanya guna mencapai keberhasilan kelompok. 3. Model pembelajaran cooperative script adalah model pembelajaran dimana siswa bekerja berpasangan dan secara lisan mengikhtisarkan bagian-bagian dari materi yang dipelajarinya dalam ruangan kelas. Dalam model pembelajaran ini, siswa diminta guru untuk bergiliran dalam menyampaikan materi secara lisan dibantu dengan teman pasangannya untuk mengetahui kekurangan dari pencapaian materi tersebut. 4. Model pembelajaran talking stick adalah model pembelajaran dengan menggunakan tongkat sebagai alat bantu guru, guru mengestafetkan tongkat tersebut kepada siswa secara bergiliran dan siswa yang memegang tongkat tersebut harus menjawab pertanyaan dari guru. I. Struktur Organisasi Skripsi Struktur organisasi skripsi terdiri dari lima bagian yang diuraikan dalam bab skripsi penelitian ini yaitu bab I pendahuluan, bab II kajian teoritis, bab III metode penelitian, bab IV hasil penelitian dan pembahasan, dan bab V simpulan dan saran. J. Sistematika Penulisan Skripsi 1. Bagian Pembuka Skripsi Bagian pembuka skripsi terdiri dari halaman sampul, halaman pengesahan, halaman moto dan persembahan, halaman pernyataan keaslian skripsi, kata pengantar, ucapan terima kasih, abstrak, daftar isi, daftar tabel, daftar gambar, dan daftar lampiran.

11 2. Bagian Isi skripsi a. Bab I Pendahuluan Bab I pendahuluan merupakan bagian awal isi skripsi yang membahas mengenai latar belakang masalah, identifikasi masalah, rumusan masalah, batasan masalah, tujuan penelitian, manfaat penelitian, kerangka pemikiran atau diagram atau skema paradigma penelitian, definisi operasional dan struktur organisasi skripsi. b. Bab II Kajian Teoritis Bab II kajian teoritis merupakan penjelasan tentang kajian teori yang berkaitan dengan variabel penelitian yang diteliti sebagai dasar dalam penyusunan laporan dan penjelasan materi yang akan diteliti. c. Bab III Metode Penelitian Bab III metode penelitian yang berisi penjelasan tentang metode atau cara kerja dalam penelitian, desain penelitian, populasi dan sampel, instrumen penelitian, prosedur penelitian, dan rancangan analisis data. d. Bab IV Hasil Penelitian dan Pembahasan Bab IV hasil penelitian dan pembahasan yang berisikan tentang deskripsi hasil dan temuan penelitian, serta pembahasan yang membahas tentang hasil dan temuan penelitian yang hasilnya sudah dikemukakan pada bab II. e. Bab V Simpulan dan Saran Bab V ini merupakan bab akhir atau bab penutup skripsi yang berisi kesimpulan dan saran dari peneliti.

12 3. Bagian Akhir Skripsi Bagian akhir skripsi ini terdiri dari daftar pustaka, lampiran-lampiran dan daftar riwayat hidup peneliti.