BAB I PENDAHULUAN. tersendiri.ada yang berhumor karena mempunyai selera humor dan ada pula yang

dokumen-dokumen yang mirip
BAB I PENDAHULUAN. sosialnya. Manusia berkomunikasi menggunakan bahasa. Bahasa merupakan

ANALISIS PENYIMPANGAN MAKSIM KERJASAMA DAN AKSIM KESOPANAN DALAM WACANA KARTUN PADA URAT KABAR KOMPAS (TINJAUAN PRAGMATIK)

BAB I PENDAHULUAN. peran yang cukup sentral dalam kehidupan sehari-hari, bahkan hampir semua

BAB I PENDAHULUAN. kaidah-kaidah yang mengatur tindakannya, penggunaan bahasanya, dan

BAB I PENDAHULUAN. menyampaikan isi pikiranya kepada orang lain. Bahasa memiliki komponen penting yaitu

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB I PENDAHULUAN. pendapat dari seorang penutur kepada mitra tutur. mengemukakan pendapat, yang perlu diperhatikan bukan hanya kebahasaan

KARAKTERISTIK HUMOR PADA BUKU HUMOR GELITIK KETEK PENGUASA KARYA C. SURYA KELANA: KAJIAN WACANA

Monolog/Dongeng PERTEMUAN KE-5. > Berbicara dalam kegiatan monolog/dongeng - Konsep monolog/dongeng - Persiapan monolog/dongeng

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang. Perkembangan industri perfilman di Indonesia mempunyai sisi kemajuan

BAB 1 PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Bahasa adalah sistem lambang atau simbol bunyi yang arbitrer berupa

BAB II KAJIAN TEORI. Gorontalo maupun di perputakaan fakultas Sastra dan Budaya maupun di internet.

SKRIPSI PENYIMPANGAN PRAGMATIK KARTUN OPINI DALAM BUKU DARI PRESIDEN KE PRESIDEN KARUT MARUT EKONOMI HARIAN & MINGGUAN KONTAN (2009)

ANALISIS ISI PESAN DALAM KARIKATUR DI INTERNET SEBAGAI KRITIK SOSIAL

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BERCERITA PADA ANAK SERI BACAAN ORANG TUA

BAB I PENDAHULUAN. dalam proses berpikir manusia. Tahap kelanjutan dari proses berpikir

BAB I PENDAHULUAN. Naluri manusia untuk mencari kesenangan, kegembiraan, dan hiburan sudah

BAB V PENUTUP. Punakawan merupakan tokoh dalam wayang yang merupakan bagian dari dunia

ANALISIS TINDAK TUTUR PADA WACANA STIKER PLESETAN

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB V SIMPULAN, IMPLIKASI, DAN SARAN

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Perkembangan film di Indonesia akhir-akhir ini membuat sikap

BAB I PENDAHULUAN. Bahasa merupakan kunci utama dalam berkomunikasi. Tanpa bahasa

BAB I PENDAHULUAN. sebagai media penyampaian informasinya. dipergunakan dalam wacana humor. Penggunaan bahasa yang biasa saja

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian

Cahaya, Kasih Sayang dan Kegembiraan Sepanjang Perjalanan

I. PENDAHULUAN. Patch Adam adalah film yang menceritakan tentang kisah nyata. perjalanan seorang dokter Amerika bernama Hunter Patch Adam.

BAB I PENDAHULUAN. Segala aktivitas kehidupan manusia menggunakan bahasa sebagai alat perantaranya.

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Kartun sebagai bentuk komunikasi grafis yang menggunakan

BAB I PENDAHULUAN. secara eksternal, yakni bagaimana satuan kebahasaan digunakan dalam

BAB I PENDAHULUAN. Menurut Soemardjo dan Saini K.M (1991:2) sastra merupakan karya fiktif

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

BAB 1 PENDAHULUAN. penelitian ini, batasan masalah, rumusan masalah, tujuan, manfaat dan definisi

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Masa usia dini merupakan periode emas (golden age) bagi perkembangan

BAB I PENDAHULUAN. menghasilkan kehidupan yang diwarnai oleh sikap, latar belakang dan

BAB I PENDAHULUAN. manusia atau masyarakat di suatu negara. Novel berperan sebagai aspirasi

BAB IV HASIL PENELITIAN

Oleh: Budhy Munawar-Rachman

BAB I PENDAHULUAN. budaya dan sejarah yang dimiliki masing-masing bangsa. Pada umumnya, cerita

IMPLIKATUR PERCAKAPAN DALAM KARIKATUR SUKRIBO HARIAN KOMPAS EDISI HARI MINGGU BULAN JANUARI FEBRUARI 2010

BAB I PENDAHULUAN Pada Bab I ini akan dideskripsikan tentang A) latar belakang masalah, B) rumusan masalah, C) tujuan, dan D) manfaat, yang terdiri


BAB I PENDAHULUAN. juga memberikan pengalaman dan gambaran dalam bermasyarakat.

bahasa indonesia Kelas X TEKS ANEKDOT K-13 SEMESTER 2, KELAS X SMA/MA/SMK/MAK KURIKULUM 2013

I. PENDAHULUAN. Keterampilan berbahasa mencakup empat komponen, yaitu menyimak/

VARIASI MAKNA PLESETAN PADA BUKU REPUBLIK PLESETAN KARYA KELIK SUMARYOTO. Naskah Publikasi. Untuk memenuhi sebagian persyaratan

BAB I PENDAHULUAN. (informative), mempengaruhi khalayak untuk membeli (persuading),

BAB I PENDAHULUAN. konstruksi yang lebih besar berdasarkan kaidah-kaidah sintaksis atau kalimat yang

BAB II GAMBARAN UMUM CERITA RAKYAT LUTUNG KASARUNG. lampau yang menjadi ciri khas setiap bangsa dengan kultur budaya dan

BAB I PENDAHULUAN. Kartun sebagai media komunikasi merupakan suatu gambar interpretatif. diciptakan dapat mudah dikenal dan dimengerti secara cepat.

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

: Perkembangbiakan Hewan dan Tumbuhan Sub tema 1 : Perkembangbiakan dan Daur Hidup Hewan

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Sastra bersumber dari kenyataan yang berupa fakta sosial bagi masyarakat sekaligus sebagai pembaca dapat

Hasil ketik ulang dari dokumen asli : (dokumen asli terlampir di bawah) VISTA No Pengarah Film Komedi yang Laris

Seni Menata Hati Dalam Bergaul

BAB I PENDAHULUAN. menyentuh jiwa pembaca karena di dalam karya sastra memuat cerita-cerita yang

5. Pilihlah salah satu dari pilihan di bawah ini yang merupakan KELEMAHAN anda! (Jawablah dengan sejujur-jujurnya)

BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG

2015 PENERAPAN METODE HYPNO-NLP (NEURO LINGUISTIC PROGRAMMING) DALAM MENGONVERSI TEKS ANEKDOT MENJADI TEKS PUISI

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Sastra pada hakikatnya memberikan banyak pengajaran, terutama dalam

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Ade Nur Eva, 2014 Wujud prinsip kerja sama wacana humor Pada buku watir (kajian pragmatik)

Membuka Diri Dalam Interaksi Sugiyatno. SPd Dosen BK FIP UNY

Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia (PBSI) FKIP Universitas Muria Kudus

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. bangsa. Melalui karya sastra manusia bisa mengetahui sejarah berbagai hal,

BAB II PENINGKATAN KEMAMPUAN BERMAIN PERAN MELALUI METODE KETERAMPILAN PROSES. Drama di teater adalah salah satu bentuk karya sastra, bedanya dengan

BAB I PENDAHULUAN. lainserta mau belajar untuk mengembangkan diri dari kekalahan tersebut.

SMP kelas 8 - BAHASA INDONESIA BAB 1. TEKS CERITA MORAL/FABELLatihan Soal 1.7

BAB I PENDAHULUAN. gejala individual yang bersifat psikologis dan keberlangsungan ditentukan oleh

BAB I PENDAHULUAN. merupakan sebuah hiburan yang garis besarnya untuk menghibur orang lain

BAB I PENDAHULUAN. bahasa.luxemburg dkk. (1989:23) mengatakan, Sastra dapat dipandang sebagai

B U N D A. Ibu Betapa aku mencintaimu Dari rahimu aku terlahir Dari setiap tetes darah Air mata Kesakitan Betapa besar pengorbananmu

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

Satu Dekade komunitas Ininnawa Makassar. Oleh : Sunardi Sunardi Senin, 15 Pebruari :20

BAB I PENDAHULUAN. kehidupan manusia sehari-hari (Djojosuroto, 2000:3). Persoalan yang menyangkut

Menafsir Makna Kartun Panji Koming di Surat Kabar Kompas pada 16 Oktober 2016

memiliki rating yang tinggi di google search dan viewer yang banyak

BAB I PENDAHULUAN. mengenalnya, walaupun dengan kadar pemahaman yang berbeda-beda. Secara

Kita akan pergi untuk madu. Ayo, Beruang Kecil! Kita akan pergi untuk madu dan aku tahu ke mana.

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Cerita fiksi merupakan suatu ciptaan imajinatif dari seorang pengarang

Untuk ayah.. Kisah Sedih.

BAB I PENDAHULUAN. perangkat lunak yang memungkinkan individu maupun komunitas untuk

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

PERTEMUAN SEPINTAS ARIFIN C NOER

MENDONGENG DI SEKOLAH Oleh: Eko Santosa

BAB I PENDAHULUAN. yang dilakukan tersebut akan mendapatkan informasi ataupun pengalaman

BAB V SIMPULAN DAN SARAN. Berdasarkan analisis karakterisasi dalam novel Ayahku (Bukan) Pembohong karya

BAB IV. Analisa. Melalui data pustaka, observasi, dan hasil wawancara didapatkan kesimpulan sebagai berikut :

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. membutuhkan bahasa sebagai sarana untuk berkomunikasi atau berinteraksi.

BAB IV ANALISIS DATA. dianalisis maka ada beberapa hal yang ditemukan yaitu : panca indra. Dalam iklan oreo versi oreo dan handphone ayah terdapat

BAB I PENDAHULUAN. mengekspresikan tulisanya baik lisan maupun tulisan dengan memanfaatkan

BAB I PENDAHULUAN. Selain itu, karya sastra memberikan manfaat kepada pengarang dan pembaca

Bab 2. Kegiatan. M e n u U t a m a. Peta Konsep. M e n u T a m b a h a n. Kegiatan. Memahami petunjuk dan cerita anak. Bercerita dan menanggapi

Nyai Ontosoroh. Heny Marwati. Anak-Anak Bumi Manusia 3

PDF created with pdffactory Pro trial version

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB II KAJIAN PUSTAKA, KONSEP, DAN LANDASAN TEORI. nilai-nilai moral terhadap cerita rakyat Deleng Pertektekkendengan menggunakan kajian

sastransa Jurnal Bahasa dan Sastra satransa.blogspot.com

Transkripsi:

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Permasalahan Setiap orang yang berhumor pasti memiliki tujuan dan latar belakang tersendiri.ada yang berhumor karena mempunyai selera humor dan ada pula yang berhumor karena dia seorang pelawak.komunikasi dalam humor berbentuk rangsangan yang cenderung secara spontan menimbulkan senyum dan tawa para penikmatnya. Menurut beberapa ahli, Humor timbul karena dalam diri kita ada pertentangan rasa ingin main-main, keseriusan, serta kegembiraan yang meledakledak dan kesedihan yang berlebihan (Hakim, 2002:1). Humor memiliki peranan yang cukup sentral dalam kehidupan manusia.humor tidak semata-mata sebagai hiburan untuk melepaskan beban psikologis penikmatnya, tetapi juga sebagai wahana kritik sosial terhadap segala bentuk ketimpangan yang terjadi di tengah masyarakat.dengan bentuk yang unik, ketimpangan-ketimpangan yang terjadi dalam masyarakat diungkap dengan bahasa yang humoris dan terkesan santai serta menggelitik pembaca ataupun pendengar. Dalam humor dibutuhkan kecerdasan kedua belah pihak, yaitu penutur dan lawan tutur. Penutur harus bisa menempatkan humornya pada saat yang tepat karena bila saatnya tidak tepat bisa jadi humor tersebut tidak saja tidak lucu, tetapi juga bisa menyakiti pihak lain. Lawan tutur harus bisa bersikap dewasa dalam menanggapi sebuah humor sebab bagaimanapun tajamnya kritikan dalam sebuah 1

humor, humor tetaplah humor. Hal ini diungkapkan juga oleh Ozkafaci dalam bukunya. Secara umum humor ialah segala rangsangan mental yang menyebabkan orang tertawa.cerita penghibur hati pada umumnya mengisahkan kejenakaan atau kelucuan akibat kecerdikan, kebodohan, kemalangan, dan keberuntungan tokoh utama. Kadang-kadang tokoh utama sangat bodoh dan tidak dapat menangkap maksud orang lain sehingga menimbulkan kesalahpahaman (Ozkafaci, 2001:2). Salah satutokoh humor yang terkenal, Nasruddin Hoja, adalah orang yang sangat lucu, cerdik, dan selalu memiliki cara untuk menjawab semua persoalan. Bahkan kini sekitar enam ratus tahun setelah ia meninggal, kita masih menertawakan dan mengingat trik-triknya, pikiran sehatnya, olok-oloknya, anekdotnya, kebijaksanaannya, dan kejujurannya. Kisah-kisah Nasruddin menggambarkan dirinya sebagai sosok yang multikarakter dan seakan tidak berzaman.setiap orang pada setiap zaman bisa mengidentifikasi Nasruddin dan kemudian tertawa lebar atau tersenyum simpul ketika menyimak kisah-kisahnya. Sampai sekarang kisah-kisah Nasruddin itu telah dibukukan sehingga pembaca dapat menikmati cerita humornya, seperti, 360 Cerita Jenaka Nasruddin Hoja (CJNH) karya Irwan Winardi, Surat ke Baghdad Nasruddin Hoja(SBNH): Parodi Sufi yang disusun oleh Mohammad Yasin Owadally dan diterjemahkan oleh Kustadi Suhandang, Hikmah Jenaka ala Nasruddin Hoja (HJNH), dan Tawa Membawa Hikmah Bersama Nasruddin Hoja (TMHBNH) yang keduanya disusun oleh Dwi Bagus M.B. Di dalam kisah humor Nasruddin, setiap orang dan kebiasaan masyarakat telah dikritik dan ditegurnya secara arif dan agamis. Tidak terkecuali, sindirannya ditujukan terhadap negara, agama, budaya atau adat kebiasaan.semua lelucon, 2

jiwa, dan kekurangan masyarakat yang diterima darinya menjadi bahan tertawaan banyak orang.memang, yang paling mencuat pertama kali ketika mendengar atau membaca kisah-kisah Nasruddin adalah kejenakaan yang mengundang tawa.tokoh ini seakan tidak pernah dirundung duka. Dia melihat unsur manusia dalam setiap aspek kehidupan sehari-hari dan menggunakan akalnya untuk membuat setiap orang sadar akan sisi lain suatu realitas. Karena itu, leluconnya tetap hidup sampai kini. Hal itu terlihat, misalnya, dalam sebuah cerita ketika Nasruddin berkunjung ke rumah seorang pejabat dalam rangka mencari dana untuk pembangunan masjid. Si pejabat yang saat itu sedang duduk di ambang jendela lantai atas segera menyelinap ke dalam setelah mengetahui kedatangan Nasruddin.Hal itu sempat terlihat oleh Nasruddin. Bilang sama Tuanmu, Mullah Nasruddin datang minta sumbangan kata Nasruddin kepada penjaga pintu gerbang.si penjaga masuk kemudian keluar lagi. Wah, Tuanku baru keluar, sayang sekali beliau tidak bisa menerimamu saat ini katanya. Nasruddin yang ketika itu sedikit kecewa menanggapi perkataan penjaga dengan tenang, Baiklah, tetapi katakan pada Tuanmu agar lain kali kalau keluar rumah jangan biarkan wajahnya tertinggal di jendela atas. Bisa-bisa dicuri orang. Di balik lelucon-leluconnya watak Nasruddin akan terpancar, kejenakaan dalam kisah-kisah Nasruddin hanyalah makna artifisial yang mudah diserap semua orang. Hal lebih esensial yang bisa diselami dari kisah-kisah Nasruddin adalah ungkapan-ungkapan moral yang menggelitik kesadaran kita dan mendorong arus kesadaran kita untuk mendapatkan pencerahan (enlightenment) yang lebih bermakna. 3

Hal itulah yang membuat peneliti tertarik untuk menganalisis wacana Nasruddin Hoja.Penelitian ini bertujuan untuk mendeskripsikan bentuk-bentuk tindak tutur pada satuan-satuan lingual yang khas yang digunakan Nasruddin Hoja.Kemudian, penulis ingin menunjukkan fungsi dan makna yang terkandung dalam wacana humor tersebut yang membuat efek kelucuan sekaligus kebijaksanaan yang khas dari sosok Nasruddin Hoja. B. Identifikasi Masalah Berdasarkan latar belakang di atas, identifikasi masalah yang dapat ditemukan adalah: 1. dalam wacana humor Nasaruddin Hoja terdapat satuan-satuan lingual yang khas yang termasuk ke dalam bentuk-bentuk tindak tutur, 2. wacana humor Nasaruddin Hoja memiliki fungsi tertentu, 3. wacana humor Nasaruddin Hoja memiliki pemaknaan yang khusus, 4. wacana humor Nasaruddin Hoja memiliki maksud tetentu, 5. wacana humor Nasaruddin Hoja memiliki tujuan tertentu, dan 6. terdapat aspek-aspek pragmatik yang digunakan Nasruddin untuk menimbulkan efek lucu. C. Pembatasan Masalah Pembatasan masalah dilakukan untuk mempermudah penulis dalam melakukan penelitian dan berfokus pada satu tujuan. Untuk menghindari kemungkinan yang dapat menghambat jalannya penelitian, karena masalah yang 4

terlalu luas, penelitian ini dibatasi pada satuan-satuan lingual yang khas, fungsi, dan makna yang terdapat pada beberapa wacana humor Nasruddin Hoja, adapun cerita yang dipilih oleh penulis yaitu Guna Sebuah Lampu (CJNH:24), Satu Sen Hilang(CJNH:25), Sekalian Saja (CJNH:34), Pertanyaan Tak Terjawab(CJNH:40), Penyelundup (CJNH:41), Kakiku yang Sebelah Kiri Belum Berwudhu (CJNH:42), Aku Bukan Pedagang Hari dan Bulan (CJNH:77), Nasruddin dan Orang-orang Buta (CJNH:86), Toko Serba Ada (CJNH:89), Timur Lenk di Akhirat (CJNH:102), Nasruddin Memanah (CJNH:108), Ayam Betina dan Ayam Jantan (CJNH:144), Apakah Kau Pernah Disusui Kambing? (CJNH:156), Naruddin dan Ayahnya (CJNH:195), Besok Suaranya Terdengar (CJNH:240), Saya Orang Miskin Juga (CJNH:261), Harmoni Buah-buahan(CJNH:274). D. Rumusan Masalah Berdasarkan uraian di atas, masalah dalam penelitian ini dirumuskan, seperti terlihat di bawah ini. 1. Bagaimana bentuk-bentuk tindak tutur pada satuan-satuan lingual yang khas yang digunakan dalam wacana humor Nasruddin Hoja? 2. Apa fungsi satuan-satuan lingual yang terdapat dalam wacana humor Nasaruddin Hoja? 3. Bagaimana makna satuan-satuan lingual yang terdapat dalam wacana humor Nasaruddin Hoja? 5

E. Tujuan Penulisan Berdasarkan rumusan masalah di atas, penelitian ini bertujuan untuk: 1. mendeskripsikan bentuk-bentuk lingual yang digunakan dalam wacana humor Nasruddin Hoja, 2. untuk memperoleh deskripsi yang memadai tentang fungsi satuan-satuan lingual yang terdapat dalam wacana humor Nasaruddin Hoja, 3. mendeskripsikan makna yang terdapat dalam wacana humor Nasaruddin Hoja. F. Manfaat Penelitian Penelitian ini diharapkan dapat memberikan tambahan pengetahuan, khususnya bagi para peneliti yang akan mengkaji bagaimana bentuk-bentuk tindak tutur yang digunakan Nasruddin dalam wacana humornya serta mengetahui fungsi dan makna yang terkandung di dalam wacana humornya. Selain itu, penelitian ini juga dapat bermanfaat bagi pembaca dan penikmat sastra sebagai bahan perbandingan dengan penelitian-penelitian lain yang telah ada sebelumnya khususnya dalam menganalisis aspek pragmatik humor. 6