BAB I PENDAHULUAN. sedangkan secara geografis Indonesia terletak di antara benua Asia dan Benua

dokumen-dokumen yang mirip
BAB I PENDAHULUAN. di danau dan lautan, air sungai yang bermuara di lautan akan mengalami

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia memiliki luas wilayah lebih dari 7,2 juta km 2 yang merupakan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah Indonesia merupakan negara kepulauan yang didominasi oleh perairan,

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia terkenal karena memiliki kekayaan yang melimpah dengan

BAB I PENDAHULUAN. memiliki jumlah pulau yang sangat banyak. Secara astronomis, Indonesia terletak

BAB I PENDAHULUAN. ekosistem lamun, ekosistem mangrove, serta ekosistem terumbu karang. Diantara

BAB I PENDAHULUAN. Plankton merupakan organisme renik yang hidup melayang-layang di air dan

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia merupakan negara kepulauan terbesar dengan jumlah pulaunya yang

BAB I PENDAHULUAN. kurang dari pulau dengan luasan km 2 yang terletak antara daratan Asia

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah Kehidupan bergantung kepada air dalam berbagai bentuk. Air merupakan

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. diperkirakan sekitar 25% aneka spesies di dunia berada di Indonesia. Indonesia

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia merupakan salah satu negara kepulauan terbesar di dunia yang

BAB I PENDAHULUAN. kekayaan jenis flora dan fauna yang sangat tinggi (Mega Biodiversity). Hal ini

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

BAB III METODE PENELITIAN

BAB I PENDAHULUAN. lebih besar dari luas daratan, oleh karena itu dikenal sebagai negara maritim. Total

BAB III METODE PENELITIAN

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1. LATAR BELAKANG

BAB I PENDAHULUAN. muka bumi ini oleh karena itu di dalam Al-Qur an menyebutkan bukan hanya

BAB III METODE PENELITIAN

BAB I PENDAHULUAN. memberikan kontribusi yang besar dalam penyediaan pangan bagi masyarakat Indonesia.

memiliki kemampuan untuk berpindah tempat secara cepat (motil), sehingga pelecypoda sangat mudah untuk ditangkap (Mason, 1993).

BAB I PENDAHULUAN. Salah satu hutan mangrove yang berada di perairan pesisir Jawa Barat terletak

BAB III METODE PENELITIAN

BAB 1 PENDAHULUAN. mempunyai panjang garis pantai lebih kurang 114 km yang membentang

BAB I PENDAHULUAN. memberikan beberapa kontribusi penting bagi masyarakat Indonesia. sumber daya alam dan dapat dijadikan laboratorium alam.

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB I PENDAHULUAN. keanekaragaman hayati membuat laut Indonesia dijuluki Marine Mega-

BAB I PENDAHULUAN. Lovejoy (1980). Pada awalnya istilah ini digunakan untuk menyebutkan jumlah

BAB I PENDAHULUAN. kekayaan dari hasil laut yang dimiliki sangat luar biasa, ini bisa dibuktikan

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia termasuk kedalam negara kepulauan yang memiliki garis

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. yaitu mendapatkan makanan, suhu yang tepat untuk hidup, atau mendapatkan

PERATURAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 121 TAHUN 2012 TENTANG REHABILITASI WILAYAH PESISIR DAN PULAU-PULAU KECIL

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, Menimbang : bahwa untuk melaksanakan ketentuan Pasal 33 ayat (2)

BAB I PENDAHULUAN. 1.1.Latar Belakang Masalah

I. PENDAHULUAN. yang tinggi dan memiliki ekosistem terumbu karang beserta hewan-hewan laut

BAB III METODE PENELITIAN

TINJAUAN PUSTAKA. hubungan bebas dengan laut terbuka dan menerima masukan air tawar dari

1. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. lain: waduk, danau, kolam, telaga, rawa, belik, dan lain lain (Wibowo, 2008).

BAB 1 PENDAHULUAN. Pantai Nanganiki merupakan salah satu pantai yang terletak di Desa

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia merupakan Negara kepulauan terbesar di dunia yang terdiri

PANTAI BAB III METODE PENELITIAN

BAB I PENDAHULUAN. dari buah pulau (28 pulau besar dan pulau kecil) dengan

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Gastropoda atau dikenal sebagai siput merupakan salah satu kelas dari filum

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

I. PENDAHULUAN km dengan luas perairan pantai yang mencapai 5,8 km 2 dari 3,1 juta km 2

KEANEKARAGAMAN JENIS ECHINODERMATA PADA BERBAGAI MACAM SUBSTRAT PASIR, LAMUN DAN KARANG DI PERAIRAN PANTAI SINDANGKERTACIPATUJAH TASIKMALAYA

BAB I PENDAHULUAN. Sidoarjo dan 6 kota yaitu Batu, Malang, Blitar, Kediri, Mojokerto, dan Surabaya

BAB I PENDAHULUAN. (Barus, 1996). Indonesia sebagai negara kepulauan yang terdiri dari pulau

TINJAUAN PUSTAKA. Estuari oleh sejumlah peneliti disebut-kan sebagai area paling produktif,

I. PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. batas pasang surut air disebut tumbuhan mangrove.

ES R K I R P I S P I S SI S S I TEM

I. PENDAHULUAN. maka lautan merupakan satu-satunya tempat kumpulan organisme yang sangat. besar di planet bumi (Resosoedarmo, dkk, 1990).

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang s

BAB I PENDAHULUAN. Ekosistemnya. Pasal 21 Ayat (2). Republik Indonesia. 1

II. TINJAUAN PUSTAKA. Indonesia sebagai negara kepulauan terletak diantara samudera Pasifik dan

BAB I PENDAHULUAN. memiliki tingkat keanekaragaman flora dan fauna yang tinggi sehingga disebut

BAB III METODE PENELITIAN

TINJAUAN PUSTAKA. tahapan dalam stadia hidupnya (larva, juwana, dewasa). Estuari merupakan

BAB I PENDAHULUAN. tumbuhannya bertoleransi terhadap salinitas (Kusmana, 2003). Hutan mangrove

KEANEKARAGAMAN JENIS OPHIUROIDEA DI ZONA INTERTIDAL PANTAI BAMA TAMAN NASIONAL BALURAN SKRIPSI. oleh Indrianita Wardani NIM

1. PENDAHULUAN. Indonesia merupakan negara yang dua per tiga luasnya ditutupi oleh laut

KEANEKARAGAMAN JENIS ASTEROIDEA DI ZONA INTERTIDAL PANTAI BAMA TAMAN NASIONAL BALURAN SKRIPSI. Oleh Rahel Desi Anggorowati NIM

BAB I PENDAHULUAN. Karena berada di dekat pantai, mangrove sering juga disebut hutan pantai, hutan

PENDAHULUAN. terluas di dunia. Hutan mangrove umumnya terdapat di seluruh pantai Indonesia

BAB I PENDAHULUAN. pemenuhan kebutuhan pangan, keperluan rumah tangga dan industri. Ekosistem pesisir dan laut

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. permukaan dan mengalir secara terus menerus pada arah tertentu. Air sungai. (Sosrodarsono et al., 1994 ; Dhahiyat, 2013).

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah

Analisis Kesesuaian Lahan Wilayah Pesisir Kota Makassar Untuk Keperluan Budidaya

BAB 1 PENDAHULUAN. memiliki pulau dengan garis pantai sepanjang ± km dan luas

TINJAUAN PUSTAKA. satuan dengan kisaran 0 3.Tingkat keanekaragaman akan tinggi jika nilai H

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

I. Pendahuluan 1.1 Latar Belakang

I. PENDAHULUAN. sepanjang khatulistiwa dan km dari utara ke selatan. Luas negara Indonesia

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. tumbuh, makroalga tersebut memerlukan substrat untuk tempat menempel/hidup

BAB III METODE PENELITIAN. Jenis penelitian yang digunakan adalah penelitian deskriptif. Metode

2.2. Struktur Komunitas

BAB 1 PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Habitat air tawar dapat dibagi menjadi dua jenis, yaitu perairan

1BAB I PENDAHULUAN. memiliki garis pantai sepanjang km (Cappenberg, dkk, 2006). Menurut

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan pada bulan Oktober sampai Desember 2013.

BAB I PENDAHULUAN. fauna yang hidup di habitat darat dan air laut, antara batas air pasang dan surut.

BAB I PENDAHULUAN. ekonomis, ekologis, maupun biologis. Fungsi fisiknya yaitu sistem perakaran

TINJAUAN PUSTAKA. A. Mangrove. kemudian menjadi pelindung daratan dan gelombang laut yang besar. Sungai

BAB V PEMBAHASAN. hari dengan batas 1 minggu yang dimulai dari tanggal Juli 2014 dan

BAB I PENDAHULUAN. tingkat genetika (Saptasari, 2007). Indonesia merupakan negara dengan

sedangkan sisanya berupa massa air daratan ( air payau dan air tawar ). sehingga sinar matahari dapat menembus kedalam air.

I. PENDAHULUAN. sehingga menghasilkan komunitas yang khas (Pritchard, 1967).

Transkripsi:

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Secara geografis Indonesia membentang 6 0 LU 11 0 LS dan 95 0-141 0 BT, sedangkan secara geografis Indonesia terletak di antara benua Asia dan Benua Australia serta di antara Samudra Hindia dan Samudra Pasifik. Terdiri dari pulaupulau besar dan kecil yang jumlahnya kurang lebih 17.548 pulau, dengan panjang garis pantai 81.000 km, yang merupakan kepulauan terbesar di dunia. (Surtikanti, 2009, h. 74). Dengan wilayah laut dan pantai yang luas, Indonesia memiliki kekayaan yang beranekaragam jenisnya. Hal tersebut dapat dibuktikan dengan banyak ditemukannya berbagai jenis flora dan fauna yang ada di dalamnya. Dengan luas lautan lebih dari dua pertiga luas wilayahnya, Indonesia memiliki banyak pantai yang di dalamnya terdapat beranekaragam jenis kekayaan laut termasuk di dalamnya adalah biota laut. Selain luas laut dan pantai yang besar, Indonesia juga banyak memiliki sungai-sungai besar dan bagian hilir setiap sungai akan bermuara di lautan, akibatnya terjadinya percampuran antara air laut dan air sungai menjadi suatu lokasi yang dinamakan Estuari. Estuari adalah daerah transisi antara air sungai dan air laut. Air laut mengalir ke daerah Estuari pada kondisi pasang naik dan kembali ke laut pada kondisi surut. (Campbell et, al,. 2010, h. 342) 1

2 Estuari merupakan tempat pertemuan air tawar dan air asin, sehingga Estuari memiliki kekhasan berupa perairan semi tertutup yang terdapat di hilir sungai dan masih berhubungan dengan air laut sehingga memungkinkan terjadinya pertemuan antara air tawar yang berasal dari sungai dan air asin yang berasal dari air laut. Perairan Estuari merupakan jenis perairan yang memiliki karakteristik yang khas, dan memiliki variasi yang tinggi jika dilihat dari faktor fisik, kimia, biologis, dan habitat hewan yang ada di dalamnya. Hewan atau organisme yang mendiami perairan Estuari memiliki kemampuan osmoregulasi yang unik karena mampu menyesuaikan dengan lingkungan Estuari yang dapat berubah yang dipengaruhi oleh pasang surut air laut. Hampir setiap daerah di Indonesia memiliki pantai termasuk Jawa Barat, di Jawa Barat sendiri ada beberapa pantai yang cukup terkenal seperti Pantai Pangandaran, Pantai Ujung Genteng maupun Pantai Pelabuhan Ratu yang berada di Kabupaten Sukabumi. Kabupaten Tasikmalaya sendiri memiliki Pantai tepatnya 74 Km dari arah selatan pusat kota Tasikmalaya yaitu Pantai Cipatujah yang banyak menyimpan kekayaan laut baik hewan laut maupun tumbuhan yang menyangga ekosistem di dalamnya. Pantai Sindangkerta secara koordinat terletak 7 46,043'S 108 4,463'E dan bisa ditempuh kurang lebih selama 4 jam perjalanan dari pusat kota Tasikmalaya. Pantai Sindangkerta merupakan Pantai landai dengan hamparan pasir putih yang mempunyai taman laut dengan luas 20 Ha, taman laut di pantai ini berupa Taman Lengsar atau Taman Datar, karena terdapat karang yang datar dan cukup luas yang akan jelas terlihat apabila permukaan laut sedang surut, di taman laut ini kita bisa menemukan beberapa spesies laut kecil bahkan di

3 Pantai ini kita dapat menemui penyu hijau (Cheloniamydas) yang langka, selain sebagai tempat rekreasi Pantai Sindangkerta juga sangat cocok untuk melakukan penelitian biota laut (Disparbud, 2011). Tidak jauh dari lokasi pantai Sindangkerta tersebut terdapat perairan Estuari yang berbatasan langsung dengan Pantai Sindangkerta Kecamatan Cipatujah Kabupaten Tasikmalaya. Walaupun masih di dalam satu lokasi namun kedua tempat tersebut tentunya memiliki ciri khas faktor lingkungan yang berbeda antara zona Litoral Pantai dan lingkungan Estuari Sindangkerta Kecamatan Cipatujah Kabupaten Tasikmalaya. Sehingga dengan kekhasan tersebut tentunya masing-masing tempat memiliki biota laut yang berbeda khususnya pada kelas Gastropoda. Dengan pantai yang masih alami, Pantai Sindangkerta banyak dikunjungi oleh wisatawan khususnya oleh wisatawan yang ingin mempelajari kajian-kajian ekologi laut, dengan hamparan batu karangnya yang menjorok hampir ke tengah lautan menjadi tempat biota-biota laut untuk hidup dan juga memudahkan wisatawan untuk mempelajari kajian ekologi di saat laut sedang surut. Zona yang paling banyak biota hidup adalah zona Litoral, zona Litoral yaitu daerah Pantai yang terletak di antara pasang tertinggi dan surut terendah, daerah ini mewakili daerah peralihan dari kondisi lautan ke kondisi daratan. Daerah ini merupakan zona yang melimpah dengan kehidupan (Nybakken, 1992, h. 35). Salah satu hewan yang mendiami zona Litoral Pantai Sindangkerta Kecamatan Cipatujah yaitu jenis Gastropoda, karena sifat Mollusca terutama

4 Gastropoda cenderung menetap menyebabkan hewan tersebut menerima setiap perubahan lingkungannya (Pramudji dalam Hartoni & Agussalim: 2013). Gastropoda merupakan komponen yang penting dalam rantai makanan di dalam ekosistem, dimana Gastropoda merupakan hewan dasar pemakan detritus (detritus feeder) dan serasah dari daun lamun yang jatuh dan mensirkulasi zat-zat yang tersuspensi di dalam air guna mendapatkan makanan (Hitalessy, 2015, h. 65). Kebanyakan Gastropoda hidup di laut dan perairan tawar, namun beberapa Gastropoda telah beradaptasi di kehidupan darat, termasuk bekicot dan siput (Campbell, 2008, h. 251). Gastropoda yang berasal dari famili Neritidae hidup pada perairan laut (zona litoral), perairan payau, dan perairan tawar. Sepanjang pesisir, Neritidae umumnya bersifat herbivora dan biasanya pada pertengahan hingga permukaan zona intertidal dan diketahui hidup berkoloni. Neritidae pada umunya euryhaline; spesies dari genus Nerita kebanyakan berasosisasi dengan lingkungan laut, sedangkan spesies dari Neritina dan Clithon lebih suka tinggal pada perairan payau (Estuari) dan air tawar (Tan Siong dan Clements, 2008, h. 481) Informasi mengenai pola distribusi dan kelimpahan hewan famili Neritidae (Kelas Gastropoda) yang berada di zona Litoral dan lingkungan Estuari Kecamatan Cipatujah Kabupaten Tasikmalaya yang masih sangat minim dan adanya informasi perbedaan tempat hidup hewan famili Neritidae menjadi salah satu acuan untuk melakukan penelitian ini, berdasarkan latar belakang tersebut dilakukan penelitian PERBANDINGAN POLA DISTRIBUSI DAN

5 KELIMPAHAN FAMILI NERITIDAE (KELAS GASTROPODA) ANTARA ZONA LITORAL DENGAN ESTUARI CIPATIREMAN CIPATUJAH KABUPATEN TASIKMALAYA B. Identifikasi Masalah Berdasarkan latar belakang masalah di atas, maka dapat diidentifikasi masalah yaitu: 1. Belum adanya informasi data penelitian mengenai pola distribusi dan kelimpahan Famili Neritidae (Kelas Gastropoda) di Zona Litoral dengan lingkungan Estuari Cipatireman Cipatujah Kabupaten Tasikmalaya. 2. Perlunya informasi dan data penelitian ilmiah mengenai pola distribusi dan kelimpahan Famili Neritidae (Kelas Gastropoda) di Zona Litoral dengan lingkungan Estuari Cipatireman Cipatujah Kabupaten Tasikmalaya. 3. Perlunya informasi dan data penelitian ilmiah mengenai faktor lingkungan di Zona Litoral dengan lingkungan Estuari Cipatireman Cipatujah Kabupaten Tasikmalaya. C. Rumusan Masalah Berdasarkan latar belakang yang telah dikemukakan, maka rumusan masalah yang akan diungkap dalam penelitian ini adalah sebagai berikut: Bagaimana perbandingan pola distribusi dan kelimpahan Famili Neritidae (Kelas Gastropoda) antara zona Litoral dengan Estuari Cipatireman Cipatujah Kabupaten Tasikmalaya?

6 Untuk lebih memperjelas rumusan masalah tersebut, kemudian dirinci menjadi pertanyaan-pertanyan penelitian sebagai berikut: a. Bagaimana pola distribusi dan kelimpahan Famili Neritidae (Kelas Gastropoda) di zona Litoral Pantai Sindangkerta Cipatujah Kabupaten Tasikmalaya? b. Bagaimana pola distribusi dan kelimpahan Famili Neritidae (Kelas Gastropoda) di Estuari Cipatireman Cipatujah Kabupaten Tasikmalaya? D. Batasan Masalah Agar permasalahan dalam penelitian ini tidak meluas dan lebih terarah pada pokok permasalahan, maka masalah yang akan teliti perlu dibatasi. Sesuai dengan rumusan masalah di atas, penelitian ini dibatasi pada hal-hal berikut ini: 1. Lokasi penelitian dilakukan di Zona Litoral dengan lingkungan Estuari Cipatireman Cipatujah Kabupaten Tasikmalaya. 2. Objek yang diteliti adalah semua jenis hewan Famili Neritidae (Kelas Gastropoda) yang diambil pada Zona Litoral dengan lingkungan Estuari Cipatireman Cipatujah Kabupaten Tasikmalaya. 3. Parameter utama yang diukur adalah perbandingan mengenai pola distribusi dan kelimpahan hewan Famili Neritidae (Kelas Gastropoda). 4. Metode yang digunakan pada penelitian ini adalah metode deskriptif dengan teknik pengambilan sampel acak menggunakan metode Belt Transect Quadran.

7 5. Data penunjang berupa faktor klimatik yang diukur meliputi suhu air, ph air, salinitas air, serta oksigen terlarut (Dissolved Oxygen). 6. Metode penelitian yang digunakan adalah penelitian deskriptif dengan metode pencuplikan belt transect dan metode hand sorting menggunakan plot kuadrat 1 x 1 m 2. 7. Waktu penelitian yang dilakukan untuk zona Litoral yaitu pada tanggal 23 April 2016 pukul 15.00-18.00 WIB, sedangkan waktu penelitian yang dilakukan untuk Estuari yaitu pada tanggal 23 April 2016 pukul 08.00-12.00 WIB. E. Tujuan Penelitian Penelitian ini bertujuan untuk mendapatkan informasi perbandingan pola distribusi dan kelimpahan Famili Neritidae (Kelas Gastropoda) antara zona Litoral dengan lingkungan Estuari Cipatireman yang diambil di sekitar Sindangkerta Cipatujah Kabupaten Tasikmalaya. Tujuan lainnya adalah untuk membandingkan data faktor lingkungan yang terdapat di zona Litoral dengan lingkungan Estuari Cipatireman Kecamatan Cipatujah Kabupaten Tasikmalaya dikaitkan dengan pola distribusi dan kelimpahan Famili Neritidae (Kelas Gastropoda). F. Manfaat Penelitian Adapun manfaat penelitian yang dilakukan, di antaranya: 1. Bagi peneliti yang mempunyai kepentingan yang sama dapat dijadikan bahan kajian dan referensi untuk penelitian selanjutnya.

8 2. Bagi Dinas Pariwisata Kabupaten Tasikmalaya sebagai pengelola objek wisata dapat dijadikan bahan penambah wawasan dan sebagai bahan referensi dalam upaya pengembangan pariwisata di Kabupaten Tasikmalaya. 3. Bagi dunia pendidikan, dapat digunakan untuk menambah wawasan peserta didik pada tingkat sekolah menengah atas (SMA) kelas X pada Bab Dunia Hewan : Sub Bab Mollusca Ordo Gastropoda Famili Neritidae yang di dalamnya terdapat jenis-jenis hewan pada Famili Neritidae.

9 G. Kerangka Pemikiran Penelitian Zona Litoral dan Estuari Cipatireman Cipatujah Kabupaten Tasikmalaya meliputi Dijadikan sebagai objek wisata dari pemukiman penduduk merupakan Terdapat spesies famili Neritidae di kedua kawasan tersebut Faktor Lingkungan: ph air, suhu air, salinitas, kadar oksigen terlarut atau Dissolved Oxygen (DO) Faktor-faktor Biotik berinteraksi Faktor-faktor Abiotik maka diperoleh Perbandingan Pola Distribusi dan Kelimpahan Famili Neritidae (Kelas Gastropoda) antara Zona Litoral dengan Estuari Cipatireman Cipatujah Kabupaten Tasikmalaya Gambar 1.1 Kerangka Pemikiran Penelitian

10 H. Definisi Operasional Supaya tidak terjadi kesalahan dalam menafsikan judul "Perbandingan Pola distribusi dan kelimpahan Famili Neritidae (Kelas Gastropoda) Antara Zona Litoral dengan Estuari Cipatireman Cipatujah Kabupaten Tasikmalaya", maka peneliti memberikan gambaran yang jelas terkait judul tersebut yang disajikan dalam definisi operasional. Definisi operasional dalam penelitian ini adalah sebagai berikut: 1. Pola Distribusi Pola distribusi Gastropoda merupakan pola penjarakan antara individu dalam perbatasan populasi. Penyebaran populasi yang merupakan penyebaran individu memiliki tiga pola dasar yaitu acak (random), seragam (uniform), dan menggerombol (clumped) yang dicuplik dengan metode belt transek. 2. Kelimpahan Kelimpahan Gastropoda merupakan jumlah total individu dari spesies Gastropoda dibagi jumlah kuadrat dimana spesies itu berada. 3. Zona Litoral Zona Litoral merupakan daerah perairan yang dangkal dengan penetrasi cahaya sampai ke dasar.

11 4. Estuari Estuari merupakan daerah transisi antara sungai dan lautan. Air laut mengalir dalam saluran estuari pada saat pasang naik dan kembali ke laut pada saat pasang surut. 5. Kelimpahan Famili Neritidae Kelimpahan hewan Famili Neritidae merupakan jumlah total hewan yang termasuk di dalam Famili Neritidae yang tercuplik di lokasi penelitian dengan menggunakan metode belt transect dibagi dengan jumlah kuadrat. 6. Famili Neritidae Hewan Famili Neritidae merupakan jenis hewan Invertebrata yang termasuk filum Mollusca dan termasuk pada kelas Gastropoda pada sistem klasifikasi hewan, hewan ini juga memiliki cangkang dan warna cangkang yang bervariasi. I. Struktur Organisasi Skripsi Secara garis besar keseluruhan skripsi ini dideskripsikan di dalam struktur organisasi skripsi berikut dengan pembahasannya. Struktur organisasi skripsi tersebut disusun sebagai berikut: 1. Bab I Pendahuluan Bab ini merupakan bagian awal dari penulisan skripsi yang menguraikan latar belakang penelitian berkaitan dengan permasalahan yang ada di

12 lapangan, identifikasi masalah, rumusan masalah, batasan masalah serta tujuan penelitian, manfaat penelitian, kerangka pemikiran, definisi operasional, serta struktur organisasi skripsi. 2. Bab II Kajian Pustaka Bab ini berisi tentang kajian teori yang berkaitan dengan hal-hal seperti pola distribusi, kelimpahan, zona litoral, lingkungan estuari, Gastropoda (mencakup morfologi, anatomi, hingga fisiologi Gastropoda air laut dan air payau), famili Neritidae, hingga faktor klimatik yang mempengaruhi kehidupan Gastropoda dalam hal ini famili Neritidae baik dari segi kelimpahan maupun pola distribusinya. 3. Bab III Metode Penelitian Bab III berisi tentang metode penelitian, desain penelitian, objek penelitian, populasi dan sampel penelitian, deskripsi lokasi penelitian, waktu penelitian, operasional variabel, hingga langkah-langkah dalam melakukan penelitian yang di mulai dari tahap persiapan, tahap penelitian hingga tahap analisis data. 4. Bab IV Hasil Penelitian dan Pembahasan Bab ini menjelaskan profil subjek penelitian dan dikemukakan kembali lokasi penelitian sebelum menjelaskan bagaimana pencapaian penelitian yang di dapat di lokasi tersebut. Di bab ini pula dijelaskan kaitan antara hasil penelitian yang di dapat dengan beberapa faktor lingkungan yang di

13 ukur sehingga mendapat pembahasan yang relevan sesuai dengan kajian pustaka yang telah dikemukakan. 5. Bab V Simpulan dan Saran Bab ini menyajikan kesimpulan penelitian yang didapatkan berdasarkan hasil analisis data penelitian dan saran penulis sebagai bentuk pemaknaan terhadap hasil analisis temuan penelitian.