BAB I PENDAHULUAN. hubungan yang baik antara dirinya dan lingkungan (Kristiyani, 2001). Penyesuaian diri

dokumen-dokumen yang mirip
BAB I PENDAHULUAN. berkesinambungan dalam kehidupan manusia. Perkembangan adalah perubahanperubahan

PENERIMAAN DIRI PADA WANITA BEKERJA USIA DEWASA DINI DITINJAU DARI STATUS PERNIKAHAN

BAB I PENDAHULUAN. perubahan. Pada permulaan hidup perubahan itu kearah pertumbuhan dan

BAB I PENDAHULUAN. Pernikahan merupakan ikatan lahir batin dan persatuan antara dua pribadi yang berasal

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. dalam kehidupan remaja, karena remaja tidak lagi hanya berinteraksi dengan keluarga

BAB I PENDAHULUAN. Masa remaja adalah masa transisi dari anak-anak ke fase remaja. Menurut

BAB 1 PENDAHULUAN. (Santrock,2003). Hall menyebut masa ini sebagai periode Storm and Stress atau

BAB II LANDASAN TEORI. Menurut Schneiders (dalam Patosuwido, 1993) penyesuaian diri merupakan

BAB I. Masa madya merupakan periode yang panjang dalam rentang kehidupan. manusia. Gallagher, Lachman, Lewkowictz, & Peng (2001), menyatakan bahwa

BAB II TINJAUAN TEORI. memiliki arti innermost, deepest yang artinya paling dalam. Intimacy

BAB I PENDAHULUAN. Tabel 1. Hasil Presentase Pernikahan Dini di Pedesaan dan Perkotaan. Angka Pernikahan di Indonesia BKKBN (2012)

Pada saat ini banyak sekali bermunculan pusat-pusat kebugaran yang. menawarkan berbagai produk maupun aktivitas yang bertujuan untuk memperoleh

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Perempuan di beberapa negara maju lebih memilih melajang atau berpasangan

BAB I PENDAHULUAN. dikenal dengan istilah masa penutup. Masa penutup merupakan masa dimana. penurunan jumlah aktivitas (Hurlock, 1999).

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Sebagai individu, bekerja merupakan salah satu aktivitas yang dilakukan oleh

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. dan berfungsinya organ-organ tubuh sebagai bentuk penyesuaian diri terhadap

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. yang menarik dibanyak negara, termasuk negara-negara berkembang seperti

BAB I PENDAHULUAN. Membangun dan mempertahankan hubungan dengan pasangan merupakan

BAB I PENDAHULUAN. memerlukan interaksi tersebut dalam berbagai bentuk. Manusia. malam harinya. Sebagai makhluk sosial, manusia memerlukan hubungan

SemangatPagiSemuanya^^

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Kebanyakan informasi yang disuguhkan kepada masyarakat diterima begitu saja

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Pada masa remaja, seorang individu banyak mengalami perubahan yang

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. yang datang dari dirinya maupun dari luar. Pada masa anak-anak proses

BAB 1 PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. penurunan kondisi fisik, mereka juga harus menghadapi masalah psikologis.

BAB I PENDAHULUAN. Panti asuhan merupakan suatu lembaga yang sangat populer untuk

BAB I PENDAHULUAN. lebih banyak dari pada penduduk berjenis kelamin laki-laki. Sejalan dengan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Pertumbuhan dan perkembangan manusia merupakan hal yang

BABI PENDAHULUAN. menjelang saat-saat kematian, rasa cemas kerap kali singgah dalam diri manusia.

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. ditandai dengan adanya perkembangan yang pesat pada individu dari segi fisik, psikis

BAB II LANDASAN TEORI

BAB 1 PENDAHULUAN. Perkawinan merupakan suatu hal yang penting dalam kehidupan manusia.

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pernikahan merupakan salah satu tahapan dalam kehidupan manusia. Hal ini

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. berpasang-pasangan. Allah SWT telah menentukan dan memilih jodoh untuk

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. menentukan arah dan tujuan dalam sebuah kehidupan. Anthony (1992)

BAB II TINJAUAN TEORI Pengertian pengetahuan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. berdasarkan agama dan kepercayaan masing-masing untuk menjalani hidup bersama.

BAB I PENDAHULUAN. pemenuhan hasrat seksual, dan menjadi lebih matang. Pernikahan juga

Eni Yulianingsih F

BAB I PENDAHULUAN. (Maryam, 2008). Secara umum kondisi fisik seseorang yang telah memasuki usia lanjut

BAB II KAJIAN PUSTAKA. adalah mengentaskan anak (the launching of a child) menuju kehidupan

BAB I PENDAHULUAN. perkembangan. Rentang kehidupan manusia terbagi menjadi sepuluh tahapan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Permasalahan. bahkan kalau bisa untuk selama-lamanya dan bertahan dalam menjalin suatu

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. dan berlangsung terus-menerus sepanjang kehidupan. Hal demikian

2015 HUBUNGAN ANTARA BOD Y IMAGE D ENGAN PERILAKU D IET PAD A WANITA D EWASA AWAL D I UPI

BAB II TINJAUAN TEORITIS

BAB 1 PENDAHULUAN. lain. Seseorang yang berusia lanjut akan mengalami perubahan-perubahan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Menikah merupakan saat yang penting dalam siklus kehidupan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Manusia memiliki fitrah untuk saling tertarik antara laki-laki dan

BAB II KAJIAN PUSTAKA. proses penyesuaian diri seseorang dalam konteks interaksi dengan lingkungan

BAB I PENDAHULUAN. diselaraskan dengan tuntutan dari lingkungan, sehingga perubahan-perubahan

BABI PENDAHULUAN. Pekerjaan merupakan salah satu aktivitas manus1a yang penting untuk

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BABI PENDAHULUAN. Dalam peri ode kehidupan seorang wanita, setelah melalui peri ode usia

BAB I. PENDAI-W LlJAN. kecemasan pad a dirinya. Freud ( dalam Hall dan Lindsey, 1993: 81) mengatakan

PERBEDAAN KECEMASAN DALAM MENGHADAPI MENOPAUSE ANTARA IBU BEKERJA DENGAN IBU TIDAK BEKERJA

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia adalah termasuk negara yang memasuki era penduduk

BAB I PENDAHULUAN. Manusia merupakan mahluk sosial yang tidak pernah terlepas dari

BAB II LANDASAN TEORI. A. Wanita

BAB I PENDAHULUAN. pada masa remaja, salah satunya adalah problematika seksual. Sebagian besar

BAB I PENDAHULUAN. Pada rentang kehidupan manusia akan selalu terjadi proses perkembangan.

BAB I PENDAHULUAN. orang disepanjang hidup mereka pasti mempunyai tujuan untuk. harmonis mengarah pada kesatuan yang stabil (Hall, Lindzey dan

Dewasa ini obesitas atau kegemukan merupakan salah satu masalah utama di

BAB I PENDAHULUAN. atau di kota. Namun banyak manusia yang sudah mempunyai kemampuan baik

BAB I PENDAHULUAN. penting. Keputusan yang dibuat individu untuk menikah dan berada dalam

BAB I PENDAHULUAN. Pada masa remaja penampilan fisik merupakan hal yang paling sering

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Individu pada hakikatnya selalu mengalami proses pertumbuhan dan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Remaja adalah masa peralihan diantara masa kanak-kanak dan dewasa.

ABSTRAK. A. Latar belakang masalah

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB I PENDAHULUAN. ( orang di tahun Data WHO juga memperkirakan 75% populasi

BAB I PENDAHULUAN. dan usia tujuh puluh sampai akhir kehidupan (usia lanjut). Pada masa lansia

BAB I PENDAHULUAN. Manusia membutuhkan kehadiran manusia lain di sekelilingnya untuk

BAB I PENDAHULUAN. tidak tinggal bersama (Long Distance Relationship) dalam satu rumah karena

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. yang dapat dicapai oleh individu. Psychological well-being adalah konsep keberfungsian

BAB I PENDAHULUAN. kemandirian sehingga dapat diterima dan diakui sebagai orang dewasa. Remaja

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. dimulai dari masa anak-anak, remaja, dewasa, dan usia lanjut. Setiap peristiwa

BAB I PENDAHULUAN. diakhiri dengan buah karya yang dapat dinikmati oleh manusia yang bersangkutan

BAB I PENDAHULUAN. namun akan lebih nyata ketika individu memasuki usia remaja.

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. tidak tahu kehidupan macam apa yang akan dihadapi nanti (Rini, 2008). Masa

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. dasar perilaku perkembangan sikap dan nilai kehidupan dari keluarga. Salah

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar belakang. penyakit Lupus. Penyakit ini dalam ilmu kedokteran seperti dijelaskan dalam Astuti

BAB 1 PENDAHULUAN. terjadi perbaikan perilaku emosional. Kematangan emosi merupakan

BAB I PENDAHULUAN. Masa remaja merupakan masa yang penting dalam kehidupan seseorang,

BAB I PENDAHULUAN. bersiap-siap mengakses dan menangani klien-klien lansia. Terlepas dari

BAB I PENDAHULUAN. salah satu tanda dari kekuasaan dan kebesaran Allah SWT. Yang berlandaskan

BAB I PENDAHULUAN. perkembangan. Periode perkembangan hidup manusia terdiri dari masa pranatal, masa

HUBUNGAN ANTARA SELF BODY IMAGE DENGAN PEMBENTUKAN IDENTITAS DIRI REMAJA. Skripsi

BAB I PENDAHULUAN. istri adalah salah satu tugas perkembangan pada tahap dewasa madya, yaitu

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Wangi Citrawargi, 2014

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Hubungan Antara Persepsi Terhadap Pola Kelekatan Orangtua Tunggal Dengan Konsep Diri Remaja Di Kota Bandung

BAB I PENDAHULUAN. Abad 21 yang sedang berlangsung menjadikan kehidupan berubah dengan

BAB I PENDAHULUAN. dan kasih sayang. Melainkan anak juga sebagai pemenuh kebutuhan biologis

HUBUNGAN ANTARA MOTIVASI BERPRESTASI DENGAN. FEAR of SUCCESS PADA WANITA BEKERJA

BAB I PENDAHULUAN. lahir, menikah, dan meninggal. Pernikahan merupakan penyatuan dua jiwa

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. kekayaan sumber daya alam di masa depan. Karakter positif seperti mandiri,

BAB II LANDASAN TEORI

Transkripsi:

BAB I PENDAHULUAN I. A. LATAR BELAKANG MASALAH Perkembangan dan penyesuaian diri memiliki kaitan yang sangat erat. Segala sesuatu yang berkaitan dengan perkembangan tidak akan dapat berjalan tanpa adanya penyesuaian diri. Penyesuaian diri merupakan usaha individu untuk mengubah tingkah laku, agar terjadi hubungan yang baik antara dirinya dan lingkungan (Kristiyani, 2001). Penyesuaian diri merupakan suatu proses yang mencakup respon mental dan tingkah laku individu, yaitu individu berusaha keras agar mampu mengatasi konflik dan frustrasi karena terhambatnya kebutuhan dalam dirinya, sehingga tercapai keselarasan dan keharmonisan antara diri sendiri dengan lingkungannya (Schneiders, 1964). Menurut Mu tadin (2002) pada dasarnya penyesuaian diri memiliki dua aspek yaitu penyesuaian pribadi dan penyesuaian sosial. Pertama adalah penyesuaian pribadi yaitu kemampuan individu untuk menerima dirinya sendiri sehingga tercapai hubungan yang harmonis antara dirinya dengan lingkungan sekitarnya. Sementara itu aspek ke dua adalah penyesuaian sosial. Penyesuaian sosial terjadi dalam lingkup hubungan sosial tempat individu hidup dan berinteraksi dengan orang lain. Hubungan-hubungan tersebut mencakup hubungan dengan masyarakat sekitar tempat tinggalnya, keluarga, sekolah, teman atau masyarakat luas secara umum. Penyesuaian diri pribadi mengandung elemen perubahan dan diri sendiri yang meliputi penyesuaian jenis kerja setiap hari / minggunya, sedangkan penyesuaian diri sosial mengandung perubahan dan orang lain yang meliputi penyesuaian dengan teman sekerja / pemimpin, penyesuaian dengan lingkungan tempat dimana ia bekerja, serta penyesuaian dengan peraturan serta batasan yang berlaku selama waktu kerja. Setiap manusia harus dapat

menyesuaikan diri mau itu penyesuaian diri pribadi maupun sosial tidak terkecuali wanita dewasa (Qomariyah, 2006). Masa dewasa merupakan periode yang panjang dalam rentang kehidupan manusia. Gallagher, Lachman, Lewkowictz, & Peng (2001) (dalam Santrock, 1995), menyatakan bahwa masa dewasa ditandai dengan tanggung jawab yang berat dan beragam, menurut perannya yaitu tanggung jawab sebagai seorang yang menjalankan rumah tangga, perusahaan, membesarkan anak, dan mungkin merawat orang tua mereka, serta mulai menata karir yang baru. Selain itu juga harus menyesuaikan diri dengan perubahan fisiologis yang terjadi seperti perubahan dalam penampilan, perubahan dalam kesehatan, dan perubahan dalam seksual (Hurlock, 1999). Masa dewasa dialami oleh individu saat berusia antara 40 sampai 60 tahun, masa ini terbagi kedalam dua subbagian, yaitu : usia madya dini yang membentang antara usia 40 hingga 50 tahun dan usia madya lanjut yang terbentang antara usia 50 hingga 60 tahun. Masa dewasa madya ditandai oleh adanya perubahan-perubahan jasmani dan mental. Pada usia 60 tahun biasanya terjadi penurunan kekuatan fisik, sering pula diikuti oleh penurunan daya ingat walaupun banyak yang mengalami perubahan-perubahan tersebut lebih lambat sehingga terlihat lebih jelas daripada masa lalu (Hurlock, 1999). Menurut Papalia (2008) dimana pada masa ini kemampuan fisik dan perubahan fisik psikologi sangat jelas nampak. Sebagian besar orang dewasa madya cukup realitis untuk menerima perubahan penampilan, kinerja indra, motor, dan sistemik, dan dalam kapasitas reproduktif / seksual dan sebagian dari mereka mengalami sexual renaissance (puber kedua) (papalia, 2002). Havinghurst (dalam Hurlock, 1996) mengatakan bahwa tugas perkembangan adalah tugas yang muncul pada saat periode tertentu dari kehidupan setiap individu. Jika berhasil

akan menimbulkan rasa bahagia dan membawa ke arah keberhasilan dalam melaksanakan tugas-tugas berikutnya. Apabila gagal akan menimbulkan rasa tidak bahagia dan kesulitan dalam menghadapi tugas-tugas berikutnya. Hurlock (1991) menyatakan salah satu bentukbentuk penyesuaian diri dewasa yaitu penyesuaian diri terhadap perubahan fisik. Hal ini didukung oleh penelitian Dirgayunita (2006) bahwa wanita dewasa madya menyesuaikan diri terhadap perubahan fisik dengan melakukan beberapa usaha dalam menghadapi dengan menjaga kesehatan (fitness, senam, berkerudung) agar tetap terlihat cantik, muda dan percaya diri. Pada saat dewasa madya perubahan fisik organ tubuh mereka mengalami penurunan secara fungsi. Lapisan lemak jadi tebal dan kulit menjadi keriput. Tak hanya fisik, kemunduran secara psikis juga berlangsung secara bersamaan. Kualitas feminin seperti kecantikan, daya tarik, vitalitas, daya ingat, daya dengar, daya fikir, dan fungsi-fungsi psikis lainnya, mengalami proses kemunduran yang nyata. Akibatnya, kondisi ini menimbulkan berbagai penyesuaian dan konflik secara psikis. Stres dan depresi sangat mungkin terjadi. Diperparah dengan perasaan melankolis yang rentan mendominasi. Merasa sudah tua dan tidak menarik lagi (Monks, 1998). Merill & Verbrugge (dalam Papalia, 2008) mengatakan beberapa perubahan fisiologis merupakan akibat dari usia dan genetik, faktor perilaku dan gaya hidup yang dimulai dari masa muda dapat mempengaruhi kecenderungan, penentuan waktu, dan luas perubahan fisik. Untuk alasan yang sama, kebiasaan kesehatan dan gaya hidup pada masa paruh baya mempengaruhi apa yang terjadi pada tahun-tahun berikutnya. Sejumlah perubahan fisik menandai masa dewasa, beberapa perubahan mulai tampak lebih awal di usia 30 tahun, tetapi pada beberapa titik/bagian di usia 40 tahun, menurunnya perkembangan fisik menunjukkan bahwa masa dewasa madya telah datang. Ada beberapa perubahan fisik pada dewasa yang mulai tampak dari awal usia 30 tahun, seperti timbulnya uban, kulit mulai keriput, gigi yang

menguning, tubuh semakin lama semakin pendek, sulit melihat objek-objek yang jauh, penurunan pada sensitivitas pendengaran, menopause, penurunan kebugaran fisik (Santrock, 1995). Tugas-tugas perkembangan pada masa dewasa madya salah satunya ialah menerima dan penyesuaian diri dengan perubahan-perubahan fisiologis yang terjadi pada tahap ini. Dalam hal ini perubahan-perubahan seperti perubahan dalam penampilan, perubahan dalam kemampuan indra, perubahan pada keberfungsian psikologis (Hurlock, 1996). Ketika dewasa madya mengalami perubahan fisik seperti yang halnya tugas-tugas perkembangan dewasa madya dimana dewasa madya dapat menyesuaikan diri terhadap perubahan fisik tersebut, dimana penyesuaian diri (adjustment) dapat didefinisikan sebagai interaksi individu yang berkelanjutan dengan diri individu itu sendiri, dengan orang lain, dan dengan dunia individu. Ketiga faktor ini secara konstan mempengaruhi individu dan hubungan tersebut bersifat timbal balik, mengingat individu secara konstan juga mempengaruhinya. Penilaian tentang baik buruknya penyesuaian diri tergantung dari nilainilai yang dianut oleh individu tersebut dan situasi dimana perilaku berperan. Perilaku yang mungkin tampak normal dalam suatu situasi bisa menjadi tidak normal dan suatu situasi bisa menjadi tidak normal dalam situasi yang berbeda. Apa yang kelihatannya seperti penyesuaian diri baik menurut suatu perangkat nilai dapat dilihat buruk menurut perangkat nilai lain (Calhoun & Acocella, 1995) Semua wanita dewasa madya dapat menerima dan penyesuaikan diri terhadap perubahan fisiknya ini tergantung pada kemampuan dirinya didalam menerima perubahan yang terjadi apakah dia sudah menerima dan mengatasi masalahnya atau tidak, juga tergantung dari bagaimana cara berfikir mereka terhadap perubahan tersebut, "cara berfikir yang positif atau yang negatif" penyesuaian diri terhadap perubahan fisik adalah sesuatu yang sulit bagi wanita dewasa madya karena mereka harus dapat berubah penampilannya. Bila

seseorang mempunyai cara berfikir yang positif maka ia akan dapat menyesuaikan diri pada perubahan fisik yang dialaminya tetapi jika ia berfikir secara negatif mengenai perubahan fisik yang dialaminya maka ia akan bersikap kurang menyesuaikan diri, Cash (dalam Calhoun & Accocella, 1995). Sejalan dengan hal tersebut Dirgayunita (2006) dalam penelitiannya menyatakan penyesuaian diri terhadap perubahan fisik yaitu wanita dewasa madya melakukan beberapa usaha dalam menghadapi dengan menjaga kesehatan (fitness, senam, diet, minum vitamin dan jamu), merubah penampilan (berdandan, menyemir rambut, berkerudung) agar tetap terlihat cantik, muda dan percaya diri. Wanita menyadari bahwa soal penampilan atau kecantikan adalah hal yang sangat penting untuk kesuksesan pergaulan maupun pekerjaan. Maka dari itu wanita sering merasa takut dan khawatir memikirkan keriput-keriput yang bakal timbul, takut untuk memakai kacamata baca karena hal itu menunjukkan ketuaannya. Pengakuan penerimaan dan penyesuaian diri terhadap keadaan tua ini biasa menimbulkan berbagai masalah pada wanita (Diputra, 2006). Pada dewasa madya dimana perubahan yang sangat tampak pada masa ini, dan dibedakan juga menjadi yang bekerja dengan yang tidak bekerja mempunyai cara-cara dalam menyesuaikan diri mereka terhadap perubahan fisik yang terjadi pada wanita dewasa tersebut, bagaimana cara mereka menghadapi perubahan fisik tersebut yang juga sejalan seperti yang diungkapkan oleh Hurlock (1996) tugas-tugas perkembangan wanita dewasa madya adalah menyesuaiakan diri terhadap perubahan fisik. Seorang wanita bekerja berlomba-lombat mempercantik diri karena mereka menyakinin bahwa wanita yang cantik akan sukses di bidang karirnya, dan banyak yang beranggapan bahwa wanita sukses harus terlihat cantik. Persepsi orang bahwa kemajuannya dalam karir tidak lepas dari rupanya yang cantik. Wanita memang dalam posisi yang sulit. Berpakaian yang rapi dan ingin tampak cantik adalah naruni yang memang berkembang

didalam diri wanita. Bila wanita berdandan yang sebenarnya hanya untuk memenuhi nalurinya yang demikian, seringkali disalah artikankan oleh orang lain sebagai upaya untuk menarik lawan jenis. Dimata orang lain, kemajuan karir seorang wanita cantik dianggap lebih dikarenakan rupa yang cantik dan bukan karena kemampuan kerja sesungguhnya. Berbuat ramah kepada rekan bisnis, khususnya rekan bisnis pria, seringkali disalahartikan sebagai upaya untuk memikat lebih jauh (Ancok, 1995). Penelitian menyangkut situasi wanita bekerja (dalam Rini, 2002), tentang penyesuaian hidup wanita bekerja yang pernah dilakukan oleh Ferree (1976) menunjukkan, bahwa wanita yang bekerja menunjukkan tingkat penyesuaian hidup sedikit lebih tinggi dibandingkan dengan wanita yang tidak bekerja, meski ada beberapa faktor lain yang ikut menentukan. Dalam dunia pekerjaan saat ini, fenomena wanita bekerja sebenarnya menjadi sesuatu hal yang biasa di tengah masyarakat. Seorang wanita yang bekerja, pada masa dewasa madya akan mulai memasuki masa pensiun sehingga akan hilang pula kesibukan rutinnya seharihari. Ini berarti hilangnya status diri yang bisa menyebabkan timbulnya kehampaan. Perasaan tidak mampu juga timbul karena adanya ketidakmampuan bersaing dengan wanita yang lebih muda Adikusuma (dalam Rachman, 2007) Wanita yang tidak bekerja biasanya sebagai seorang ibu rumah tangga. Biasanya istri melakukan pekerjaan rumah tangga lebih banyak dari suami. Disini istri yang adalah orang yang bertanggung jawab besar atas pekerjaan rumah (tidak bekerja) (Schinovacz dalam Santrock, 1995). Dimana mereka hanya bertanggung jawab dalam melakukan hal-hal yang merupakan kewajibannya dalam mengurus rumah tanpa memperhatikan hal-hal yang lain seperti penampilan fisiknya. Berdasarkan uraian diatas maka peneliti ingin melakukan penelitian dimana ingin mengetahui apakah ada perbedaan antara wanita dewasa madya yang bekerja dengan wanita

dewasa madya tidak bekerja dalam hal menyesuaikan diri terhadap perubahan fisik yang terjadi. I. B. RUMUSAN MASALAH Berdasarkan latar belakang di atas, maka rumusan masalah dalam penelitian ini adalah : Apakah terdapat perbedaan penyesuaian diri terdahap perubahan fisik antara wanita dewasa madya yang bekerja dengan tidak bekerja? I. C. TUJUAN PENELITIAN Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui perbedaan penyesuaian diri terhadap perubahan fisik antara wanita dewasa madya yang bekerja dengan tidak bekerja. I. D. MANFAAT PENELITIAN Dari penelitian ini diharapkan dapat diperoleh manfaat, yaitu manfaat secara teoritis dan manfaat secara praktis : I. D. 1.Manfaat teoritis Penelitian ini diharapkan dapat memperluas pengetahuan dalam bidang pendidikan mengenai penyesuaian diri terhadap perubahan fisik antara wanita dewasa madya yang bekerja dengan tidak bekerja. I. D. 2. Manfaat praktis Hasil penelitian ini dapat digunakan untuk : a. Wanita dewasa Penelitian ini dapat memberikan sumbangsih informasi kepada wanita dewasa madya yang mengalami perubahan fisik dan penyesuaian diri berbeda cara pada wanita yang bekerja dengan yang tidak bekerja.

b. Masyarakat Memberikan pengetahuan kepada pembaca mengenai perbedaan penyesuaian diri terhadap perubahan fisik antara wanita dewasa madya bekerja dengan tidak bekerja. c. Peneliti selanjutnya Dari penelitian ini diharapkan dapat menjadi masukan dan informasi nantinya kepada peneliti selanjutnya mengenai penyesuaian diri terhadap perubahan fisik yang terjadi pada wanita dewasa madya bekerja dan tidak bekerja. I. E. SISTEMATIKA PENULISAN Sistematika penulisan yang digunakan pada penelitian ini adalah sebagai berikut : Bab I : Pendahuluan Bab I ini terdiri atas latar belakang masalah, rumusan masalah, tujuan penelitian, manfaat penelitian, dan sistematika penulisan. Bab II : Landasan Teori Bab II ini terdiri uraian teori yang menjadi acuan pembahasan masalah. Teori-teori yang digunakan dalam penelitian ini adalah teori penyesuaian diri, perubahan fisik, masa dewasa madya, wanita bekerja dan tidak bekerja. Bab III : Metode Penelitian Bab III ini terdiri uraian yang menjelaskan tentang identifikasi variabel penelitian, definisi opersional, populasi dan sampel, metode pengambilan sampel, alat ukur yang digunakan dalam penelitian, validitas dan reliabilitas alat ukur, prosedur pelaksanaan penelitian dan metode analisa data. Bab IV : Analisa Data dan Pembahasan Bab IV ini terdiri dua bagian besar yaitu analisa data dan pembahasan yang berisi tentang gambaran subjek penelitian, hasil penelitian dan pembahasan. Bab V : Kesimpulan dan Saran

Bab V ini terdiri mengenai kesimpulan yang telah diperoleh dari penelitan. Kemudian berdasarkan kesimpulan akan di ajukan saran bagi penelitian selanjutnya.