GAMBARAN PERAWATAN GIGI TIRUAN DI RUMAH SAKIT GIGI DAN MULUT PRODI PENDIDIKAN DOKTER GIGI FAKULTAS KEDOKTERAN UNSRAT TAHUN

dokumen-dokumen yang mirip
PERSEPSI MASYARAKAT KECAMATAN TOMPASO TERHADAP PEMAKAIAN GIGI TIRUAN

GAMBARAN PENGETAHUAN PENCABUTAN GIGI SISWA SMA NEGERI 1 SANG TOMBOLANG KABUPATEN BOLAANG MONGONDOW

HUBUNGAN STATUS EKONOMI DENGAN SIKAP PASIEN TERHADAP PERAWATAN GIGI TIRUAN

Kata kunci: gigi tiruan, tingkat perilaku, lansia.

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia memiliki permasalahan pada gigi dan mulut sebesar 25,9%,

GAMBARAN PENCABUTAN GIGI MOLAR SATU MANDIBULA BERDASARKAN UMUR DAN JENIS KELAMIN DI BALAI PENGOBATAN RUMAH SAKIT GIGI DAN MULUT MANADO TAHUN 2012

STATUS KEBERSIHAN GIGI DAN MULUT PADA PENGGUNA GIGI TIRUAN SEBAGIAN LEPASANDI RSGMP-PSPDG FK UNSRAT MANADO

Status gingiva pada pasien pengguna gigi tiruan cekat di RSGM PSPDG Fakultas Kedokteran Universitas Sam Ratulangi Manado

PERSEPSI PASIEN PENGGUNA GIGI TIRUAN LEPASAN BERBASIS AKRILIK YANG MENGGUNAKAN JASA DOKTER GIGI DI KOTAMOBAGU

PROFIL INDIKASI PENCABUTAN GIGI DI RSGM UNSRAT TAHUN 2015

ABSTRAK KORELASI ANTARA BENTUK WAJAH DAN BENTUK GIGI INSISIVUS SENTRAL MAKSILA PADA ETNIS TIONGHOA USIA TAHUN

BAB I PENDAHULUAN. dimana sebanyak 129,98 juta jiwa merupakan penduduk dengan jenis kelamin

ABSTRAK HUBUNGAN ANTARA TINGKAT PENDIDIKAN DAN PERILAKU ORANG TUA TERHADAP TINGKAT KEPARAHAN KARIES GIGI PADA ANAK KELAS 1 DI SDN X DAN Y

DALAM PEMILIHAN JENIS GIGITIRUAN DI PULAU KODINGARENG SKRIPSI PRAPRIMADANI MURSYID J

PERSEPSI PENGGUNA GIGI TIRUAN LEPASAN TERHADAP PEMELIHARAAN KEBERSIHAN GIGI DAN MULUT

GAMBARAN INDIKASI PENCABUTAN GIGI DALAM PERIODE GIGI BERCAMPUR PADA SISWA SMP NEGERI 1 LANGOWAN

GAMBARAN PENGGUNAAN BAHAN TUMPATAN DI RUMAH SAKIT GIGI DAN MULUT PSPDG FAKULTAS KEDOKTERAN UNSRAT TAHUN 2015

HUBUNGAN KARAKTERISTIK PASIEN KEHILANGAN GIGI TETAP DENGAN MINAT PEMAKAIAN GIGI TIRUAN SEBAGIAN LEPASAN

HUBUNGAN KEBIASAAN MENYIKAT GIGI DAN STATUS KESEHATAN GINGIVA PADA PENGGUNA GIGI TIRUAN SEBAGIAN LEPASAN DI KELURAHAN BATU KOTA

STATUS KEBERSIHAN GIGI DAN MULUT PASIEN POLIKLINIK GIGI PUSKESMAS PANIKI BAWAH MANADO

TINGKAT PENGETAHUAN MAHASISWA PROFESI PROGRAM STUDI PENDIDIKAN DOKTER GIGI TERHADAP PENGGUNAAN ANTIBIOTIK DI RSGMP UNSRAT MANADO

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

I. PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. meningkat. Hal tersebut menyebabkan kemungkinan penurunan kondisi tidak

Hubungan pengetahan kesehatan gigi dan mulut dengan status karies pada pemulung di tempat pembuangan akhir Sumompo Manado

GAMBARAN PENGGUNAAN MATERIAL RESTORASI SEMEN IONOMER KACA DI POLI GIGI RUMAH SAKIT BHAYANGKARA MANADO

GAMBARAN FAKTOR RISIKO DAN KOMPLIKASI PENCABUTAN GIGI DI RSGM PSPDG-FK UNSRAT

HUBUNGAN UMUR DAN SIKAP MENGENAI GIGI TIRUAN DENGAN LAMA PENGGUNAAN GIGI TIRUAN PADA PASIEN DI KLINIK GIGI ILHAM BANJARMASIN 2016

GAMBARAN TINGKAT PENGETAHUAN SISWA TENTANG PENCABUTAN GIGI DI SMP NEGERI 2 LANGOWAN

BAB I PENDAHULUAN. sosial yang memungkinkan setiap orang untuk hidup produktif secara sosial dan

I. PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pertumbuhan penduduk lanjut usia (lansia) di dunia diprediksi akan meningkat

Pengaruh tingkat pendidikan masyarakat terhadap upaya pemeliharaan gigi tiruan di Kelurahan Upai Kecamatan Kotamobagu Utara

GAMBARAN STATUS KEBERSIHAN MULUT SISWA SD KATOLIK ST. AGUSTINUS KAWANGKOAN

Persepsi pengguna gigi tiruan lepasan terhadap fungsi estetik dan fonetik di komunitas lansia Gereja International Full Gospel Fellowship Manado

GAMBARAN STATUS GINGIVA MENURUT KEBIASAAN MENYIKAT GIGI SEBELUM TIDUR MALAM HARI PADA SISWA SEKOLAH DASAR NEGERI 70 MANADO

GAMBARAN KEHILANGAN GIGI SULUNG PADA SISWA MADRASAH IBTIDAIYAH DARUL ISTIQAMAH BAILANG

Dwi Tj. Putranti & Helly Chandra: Persepsi masyarakat terhadap pemakaian gigitiruan 1

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

GAMBARAN RONGGA MULUT PADA LANSIA PEMAKAI GIGI TIRUAN SEBAGIAN LEPASAN DI PANTI WERDA KABUPATEN MINAHASA

PERBANDINGAN STATUS KEBERSIHAN GIGI DAN MULUTPADA ANAK BERKEBUTUHAN KHUSUS SLB-B DAN SLB-C KOTA TOMOHON

GAMBARAN TINGKAT PENGETAHUAN TENTANG PENCABUTAN GIGI PADA MASYARAKAT KELURAHAN KOMBOS BARAT BERDASARKAN PENDIDIKAN DAN PEKERJAAN

I. PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Permasalahan. sehingga apabila kehilangan gigi akan memilih menggunakan gigi tiruan

GAMBARAN PENGETAHUAN DAN STATUS KEBERSIHAN MULUT PADA PEMAKAI GIGI TIRUAN SEBAGAI LEPASAN DI KELURAHAN BATU KOTA KECAMATAN MALALAYANG

POLA KEHILANGAN GIGI PADA MASYARAKAT DESA ROONG KECAMATAN TONDANO BARAT MINAHASA INDUK

GAMBARAN PENGGUNAAN SEMEN IONOMER KACA SEBAGAI BAHAN TUMPATAN DI RUMAH SAKIT ROBERT WOLTER MONGISIDI MANADO TAHUN

Kata kunci: kepercayaan diri, perawatan ortodontik cekat, remaja, PIDAQ.

FAKTOR-FAKTOR YANG MELATARBELAKANGI MASYARAKAT DESA BERINGIN KECAMATAN BELANG TIDAK MENGGUNAKAN GIGI TIRUAN

DAFTAR ISI BAB II TINJAUAN PUSTAKA

I. PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. lain dan diperkirakan pada dua dekade abad 21 mengalami aged population boom,

GAMBARAN PERAWATAN GIGI DAN MULUT PADA BULAN KESEHATAN GIGI NASIONAL PERIODE TAHUN 2012 DAN 2013 DI RSGMP UNSRAT

BAB 1 PENDAHULUAN. Universitas Sumatera Utara

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA. Kehilangan gigi geligi disebabkan oleh faktor penyakit seperti karies dan

BAB I PENDAHULUAN. bagi tubuh. Fungsi gigi berupa fungsi fonetik, mastikasi dan. ataupun yang hilang bisa berdampak pada kesehatan.

BAB I PENDAHULUAN. dalam bentuk gigi tiruan cekat (fixed) atau gigi tiruan lepasan (removable). Salah

BAB 1 PENDAHULUAN. kehidupan sosialnya (Monica, 2007). Perawatan ortodontik merupakan salah

BAB I PENDAHULUAN. 25,9%, tetapi hanya 8,1% yang mendapatkan perawatan. 2

ABSTRAK. Kata kunci: kecemasan dental, pencabutan gigi, mahasiswa program profesi pendidikan dokter gigi, rumah sakit gigi dan mulut maranatha.

POLA PENGGUNAAN OBAT ANTIHIPERTENSI DAN KESESUAIANNYA PADA PASIEN GERIATRI RAWAT JALAN DI RSUD ULIN BANJARMASIN PERIODE APRIL

Perilaku pemeliharaan kebersihan gigi tiruan lepasan pada masyarakat Desa Kema II Kecamatan Kema

HUBUNGAN ANTARA TINGKAT PENGETAHUAN DENGAN PERILAKU KESEHATAN GIGI DAN MULUT IBU HAMIL DI PUSKESMAS MANTRIJERON

Perbandingan pengaruh promosi kesehatan menggunakan media audio dengan media audio-visual terhadap perilaku kesehatan gigi dan mulut siswa SD

I. PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. yang harus diwujudkan sesuai dengan cita-cita bangsa Indonesia sebagaimana

BAB I PENDAHULUAN. memeliki beberapa fungsi, diantaranya yaitu mastikasi atau pengunyahan, estetik,

Identifikasi Faktor Penghambat Seseorang Menggunakan Gigi Tiruan

GAMBARAN TINGKAT PENGETAHUAN DAN SIKAP MASYARAKAT TENTANG PENCABUTAN GIGI DI DESA MOLOMPAR UTARA KABUPATEN MINAHASA TENGGARA

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. keberhasilan perawatan kaping pulpa indirek dengan bahan kalsium hidroksida

PROFIL PENDERITA MORBUS HANSEN (MH) DI POLIKLINIK KULIT DAN KELAMIN BLU RSUP PROF. DR. R. D. KANDOU MANADO PERIODE JANUARI DESEMBER 2012

PREVALENSI TERJADINYA TUBERKULOSIS PADA PASIEN DIABETES MELLITUS (DI RSUP DR.KARIADI SEMARANG) LAPORAN HASIL KARYA TULIS ILMIAH

KUALITAS HIDUP REMAJA SMA NEGERI 6 MANADO YANG MENGALAMI MALOKLUSI

GAMBARAN TINGKAT PENGETAHUAN DAN STATUS KARIES GIGI PADA SISWA SMP KRISTEN 67 MANADO

BAB 1 PENDAHULUAN. umum. Dalam rangka mencapai tujuan tersebut dilakukan upaya kesehatan yang. masyarakat dengan peran serta aktif masyarakat.

I. PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Kehilangan gigi menyebabkan pengaruh psikologis, resorpsi tulang

GambaranPenggunaan Resin Kompositdan Semen Ionomer Kaca SebagaiBahanRestorasi di Poli Gigi Rumah Sakit Gunung Maria Tomohon Tahun 2012

e-journal Keperawatan (e-kp) Volume 5 Nomor 1, Februari 2017

HUBUNGAN PENGETAHUAN KEBERSIHAN GIGI DAN MULUT DENGAN STATUS KEBERSIHAN GIGI DAN MULUT PADA SISWA SMA NEGERI 9 MANADO

1 Kevin G. Pitojo 2 Adrian Tangkilisan 2 Alwin Monoarfa.

Aulia, et al., Hubungan Pengetahuan Pemeliharaan Gigi Tiruan Lengkap Terhadap Kebersihan Gigi

BAB 1 PENDAHULUAN. Universitas Sumatera Utara

PENGARUH TEKNIK MENYIKAT GIGI VERTIKAL TERHADAP TERJADINYA RESESI GINGIVA

GAMBARAN TINGKAT KEPUASAN PASIEN TERHADAP PERAWATAN GIGI DAN MULUT DI PUSKESMAS BAHU

[JDS] JOURNAL OF SYIAH KUALA DENTISTRY SOCIETY

STATUS KARIES PADA GIGI BERJEJAL DI SD NEGERI 12 TUMINTING

Gambaran status kebersihan gigi dan mulut pada pengidap HIV/AIDS di Yayasan Batamang Plus Manado

ABSTRAK. Kata kunci: persepsi, minat, remaja, alat ortodontik cekat, maloklusi

Persepsi Masyarakat Terhadap Pembuatan Gigi Tiruan oleh Tukang Gigi di Desa Treman Kecamatan Kauditan

SKRIPSI. Untuk Memenuhi Persyaratan. Memperoleh Gelar Sarjana Kedokteran CAKRADENTA YUDHA POETERA G

BAB I PENDAHULUAN. cepat dibandingkan kelompok umur lainya. 1 Badan Pusat Statistik (BPS)

ABSTRAK. Kata kunci: Menggosok gigi, perilaku, pendidikan kesehatan.

Hubungan Perilaku Pemeliharaan Kebersihan dengan Status Gingiva pada Pengguna Gigi Tiruan Sebagian Lepasan

Mahasiswa Program Studi Pendidikan Dokter Gigi 2

BAB V HASIL PENELITIAN

Inpatient Satisfaction of Nursing Services in RSUP Dr. Kariadi Semarang

ANGKA KEJADIAN STOMATITIS YANG DIDUGA SEBAGAI DENTURE STOMATITIS PADA PENGGUNA GIGI TIRUAN DI KELURAHAN BATU KOTA MANADO

JUMLAH PASIEN MASUK RUANG PERAWATAN INTENSIF BERDASARKAN KRITERIA PRIORITAS MASUK DI RSUP DR KARIADI PERIODE JULI - SEPTEMBER 2014

KEBUTUHAN PERAWATAN ORTODONSI BERDASARKAN INDEX OF ORTHODONTIC TREATMENT NEED PADA SISWA KELAS II DI SMP NEGERI 2 BITUNG

PERSEPSI KARYAWAN PROGRAM STUDI PENDIDIKAN DOKTER GIGI FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS SAM RATULANGI TERHADAP PENCEGAHAN PENYAKIT GIGI DAN MULUT

GAMBARAN TEKANAN DARAH PASIEN PENCABUTAN GIGI DI RSGM PROGRAM STUDI PENDIDIKAN DOKTER GIGI FK UNSRAT TAHUN

Kualitas hidup manusia lanjut usia pengguna gigi tiruan di Kecamatan Wanea

Profil Infeksi Luka Operasi di Bagian Bedah RSUP H. Adam Malik Periode Januari Juni Oleh : LANDONG SIHOMBING

I. PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Kepuasan pasien merupakan konsep multidimensi. Dimensi kepuasan

BAB I PENDAHULUAN. percaya diri. Salah satu cara untuk mendapatkan kesehatan rongga mulut adalah dengan

Transkripsi:

Jurnal e-gigi (eg), Volume 3, Nomor 2, Juli-Desember 2015 GAMBARAN PERAWATAN GIGI TIRUAN DI RUMAH SAKIT GIGI DAN MULUT PRODI PENDIDIKAN DOKTER GIGI FAKULTAS KEDOKTERAN UNSRAT TAHUN 2013-2014 1 Ni Putu Karuni M. Sari 2 Ni Wayan Mariati 2 Vonny N.S Wowor 1 Kandidat Skripsi Program Studi Pendidikan Dokter Gigi Fakultas Kedokteran 2 Program Studi Pendidikan Dokter Gigi Universitas Sam Ratulangi Manado E-mail: puput_karuni@yahoo.com Abstract: Loss of teeth in the long term without replacement would lead to changes in the composition of the teeth which can cause interference with speech and mastication function. As people age, the greater the susceptibility to tooth loss. It will have an impact on the growing need for dentures. This study was conducted to determine the image denture care in Rumah Sakit Gigi Mulut (RSGM) Prodi Pendidikan Dokter Gigi (PSPDG) Fakultas Kedokteran (FK) Unsrat in 2013-2014. This type of research is descriptive retrospective approach. The population used was patients who have undergone treatment denture years 2013-2014 in the RSGM PSPDG FK Unsrat, the data obtained from the medical records of Prosthodontics. Sampling was done by total sampling method with large samples that met the inclusion criteria as much as 353 samples. The result showed that at 2013 the majority treatment was post crown 40,29%; followed by full crown 38,13%; denture bridge 11,57%; partial removable denture 6,47%; full denture 11,57%; at 2014 the majority treatment was full crown 32,71%; followed by full denture 11,16%; partial removable denture 16,82%; post crown 16,82%; denture bridge 14,49%. Keywords: denture treatment, RSGM PSPDG FK Unsrat Abstrak: Kehilangan gigi dalam jangka waktu yang lama tanpa penggantian akan menyebabkan perubahan susunan gigi yang dapat menyebabkan gangguan pada fungsi bicara maupun pengunyahan. Seiring bertambahnya usia, semakin besar pula kerentanan seseorang untuk kehilangan gigi. Hal itu akan berdampak pada meningkatnya kebutuhan akan gigi tiruan. Penelitian ini dilakukan untuk mengetahui gambaran perawatan gigi tiruan di Rumah Sakit Gigi Mulut (RSGM) Prodi Pendidikan Dokter Gigi (PSPDG) Fakultas Kedokteran (FK) Unsrat tahun 2013 2014. Jenis penelitian yaitu penelitian deskriptif dengan pendekatan retrospektif. Populasi penelitian yaitu pasien yang telah menjalani perawatan gigi tiruan tahun 2013 2014 di RSGM PSPDG FK Unsrat yang datanya diperoleh dari rekam medik prostodonsia. Pengambilan sampel dilakukan dengan metode total sampling dengan besar sampel yang memenuhi kriteria inklusi sebanyak 353 sampel. Hasil penelitian menubnjukkan bahwa pada tahun 2013 terbanyak perawatan mahkota pasak 40,29%; diikuti perawatan mahkota 38,13%; gigi tiruan jembatan 11,51%; gigi tiruan sebagian lepasan 6,47%; gigi tiruan 3,60%. Tahun 2014 perawatan terbanyak perawatan mahkota 32,71%; diikuti perawatan gigi tiruan 19,16%; gigi tiruan sebagian lepasan 6,82%; perawatan mahkota pasak 16,82%; gigi tiruan jembatan 14,49. Kata kunci: perawatan gigi tiruan, RSGM PSPDG FK Unsrat 330

Gigi merupakan salah satu organ tubuh yang memiliki fungsi penting dalam tubuh. Gigi terletak dalam rongga mulut dan berperan dalam proses pengunyahan, membantu fungsi bicara serta menunjang penampilan atau memiliki fungsi estetika. Kerusakan pada gigi dapat menyebabkan terjadinya gangguan pada beberapa fungsi di atas, demikian halnya dengan kehilangan gigi. 1,2 Kehilangan gigi dapat disebabkan oleh beberapa faktor seperti karies yang luas, traumatik, penyakit periodontal (penyakit jaringan pendukung gigi). Berkurangnya jumlah gigi dalam mulut dan tidak dibuatkan penggantinya dapat berdampak pada berkurangnya hingga hilangnya fungsi gigi. Data Riset Kesehatan Dasar tahun 2007 menunjukkan bahwa prevalensi kehilangan gigi pada masyarakat berusia 10-24 tahun sebesar 2,8%, usia 25-44 tahun sebesar 8,2%, usia 45-64 tahun sebesar 18,2%, dan usia di atas 64 tahun sebesar 14,5%. Hal ini menggambarkan akan kebutuhan perawatan gigi tiruan. 3 Menurut Glossary of Prosthodontic gigi tiruan merupakan struktur pendukung atau yang menggantikan satu atau lebih gigi asli yang hilang dengan elemen tiruan dan didukung oleh gigi, mukosa, atau kombinasi gigi mukosa. Perawatan gigi tiruan berperan untuk meningkatkan fungsi pengunyahan, bicara, estetik yang hilang akibat hilangnya gigi. Adanya kebutuhan akan perawatan gigi tiruan pada masyarakat, termasuk masyarakat di kota Manado menyebabkan masyarakat yang mengalami kehilangan gigi akan mencari pelayanan perawatan gigi tiruan. Perawatan gigi tiruan yang dibutuhkan bervariasi, namun secara umum bisa digolongkan atas perawatan gigi tiruan lepasan dan perawatan gigi tiruan cekat. Salah satu institusi yang memberikan pelayanan perawatan gigi tiruan, yakni Rumah Sakit Gigi dan Mulut Program Studi Pendidikan Dokter Gigi Fakultas Kedokteran Universitas Sam Ratulangi atau disingkat RSGM PSPDG FK Sari, Mariati, Wowor: Gambaran perawatan gigi... 331 Unsrat. 4,5 Rumah Sakit Gigi dan Mulut PSPDG FK Unsrat merupakan satu-satunya rumah sakit gigi dan mulut di kota Manado dan merupakan salah satu wahana pendidikan profesi mahasiswa PSPDG FK Unsrat. Rumah sakit ini belum lama beroperasi dan salah satu kendala yang ada, yakni pada manajemen perencanaan penyediaan bahan dan obat-obatan yang digunakan dalam proses pembelajaran mahasiswa termasuk bahan yang digunakan dalam perawatan gigi tiruan. Keterbatasan tenaga yang ada serta perencanaan rumah sakit yang masih menjadi satu dengan perencanaan program studi menyebabkan ketersediaan bahan dan obat-obatan di rumah sakit seringkali menjadi masalah. Untuk melakukan pembenahan dalam perencanaan dibutuhkan banyak data perawatan pasien termasuk data perawatan di bidang prostodonsia. Hasil penelitian yang ada diharapkan dapat memberikan informasi yang bermanfaat bagi RSGM dan PSPDG FK Unsrat dalam melakukan perencanaan. METODE PENELITIAN Desain penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah desain cross sectional yang bersifat deskriptif dengan pendekatan restrospektif. Penelitian dilaksanakan pada bulan Juni-Juli 2015 di RSGM PSPDG FK UNSRAT Manado, provinsi Sulawesi Utara. Populasi penelitian ini ialah pasien yang telah menjalani perawatan gigi tahun 2013-2014 di RSGM PSPDG FK Unsrat yang datanya diperoleh dari rekam medik Prostodonsia. Metode pengambilan sampel yang digunakan untuk penelitian ialah total sampling. HASIL PENELITIAN Data dikelompokkan berdasarkan usia, jenis kelamin, dan banyaknya pengguna gigi tiruan, yang kemudian didistribusikan berdasarkan tabel distribusi frekuensi untuk mengetahui gambaran penggunaan gigi tiruan di rumah sakit

Jurnal e-gigi (eg), Volume 3, Nomor 2, Juli-Desember 2015 tempat penelitian dilaksanakan. pasien yang tercatat melakukan perawatan gigi tiruan di RSGM PSPDG FK UNSRAT Manado pada tahun 2013 sampai tahun 2014 yaitu 353 orang yang diuraikan pada Tabel 1-6 Tabel 1. Distribusi responden gigi tiruan di RSGM berdasarkan jenis kelamin pada tahun 2013 Jenis kelamin (n) (%) Perempuan 85 61,15 Laki-laki 59 38,85 139 Tabel 2. Distribusi responden gigi tiruan di RSGM berdasarkan jenis kelamin pada tahun 2014 Jenis (n) (%) kelamin Perempuan 146 68,22 Laki-laki 68 214 31,78 Tabel 3. Distribusi responden gigi tiruan di RSGM berdasarkan usia pada tahun 2013. Usia Jumlah (n) Persentase (%) <20 27 19,42 21-30 67 48,20 31-40 22 15,83 41-50 8 5,76 51-60 9 6,47 >60 6 139 4,32 Tabel 4. Distribusi responden gigi tiruan di RSGM berdasarkan usia pada tahun 2014. Usia (n) (%) <20 50 23,36 21-30 61 28,51 31-40 20 9,35 41-50 29 13,55 51-60 26 12,15 >60 8 214 13,08 332 BAHASAN Berdasarkan hasil penelitian diperoleh hasil responden yang menjalani perawatan gigi tiruan di tahun 2013 terbanyak berjenis kelamin perempuan (61,15%) dan pada tahun 2014 persentase responden berjenis kelamin perempuan tetap mendominasi yakni sebanyak 68,22%. Jika dilihat responden yang melakukan perawatan gigi tiruan di RSGM Prodi Pendidikan Dokter Gigi FK Unsrat umumnya merupakan pasien yang dibawa sendiri oleh mahasiswa profesi, bukan pasien yang berkunjung atas inisiatif sendiri. Tabel 5. Distribusi responden gigi tiruan di RSGM berdasarkan jenis gigi tiruan tahun 2013. Jenis gigi tiruan sebagian Mahkota Pasak jembatan Mahkota (n) (%) 5 3,60 9 6,47 56 40,29 16 11,51 53 139 38,13 Tabel 6. Distribusi responden gigi tiruan di RSGM berdasarkan jenis gigi tiruan tahun 2014 Jenis gigi tiruan (n) (%) 41 19,16 sebagian 36 16,82 Mahkota Pasak 36 16,82 jembatan 31 14,49 Mahkota 70 214 32,71 Menurut pendapat penulis, banyaknya

pasien berjenis kelamin perempuan yang melakukan perawatan gigi tiruan antara lain disebabkan karena perempuan lebih mudah dimotivasi apabila perawatan yang dilakukan berkaitan dengan estetika pasien. Perempuan lebih mementingkan estetika dibandingkan laki-laki. Hal ini didukung oleh jenis perawatan yang banyak dilakukan baik di tahun 2013 maupun tahun 2014 berupa perawatan di gigi anterior. Jenis perawatan dimaksud yaitu perawatan mahkota pasak (40,29%) dan mahkota (38,13%) di tahun 2013 serta perawatan mahkota (32,71%) dan perawatan mahkota pasak (16,82%) di tahun 2014. Di samping lebih mementingkan estetika, perempuan lebih memilih gigi tiruan yang tidak dilepaslepas untuk memberikan kenyamanan dan menambah rasa percaya diri bagi pemakainya. Perawatan gigi tiruan mahkota pasak merupakan perawatan lanjutan setelah pasien dilakukan perawatan saluran akar untuk mempertahankan gigi berlubang atau karies agar tidak diekstraksi. Dengan demikian perawatan mahkota pasak merupakan pilihan perawatan untuk mempertahankan estetika sekaligus agar gigi asli yang dipertahankan bisa difungsikan kembali. Demikan halnya dengan perawatan mahkota yang memiliki nilai plus estetika yang relatif lebih baik dibandingkan tumpatan pada gigi dengan karies yang cukup besar atau karies pada beberapa lokasi di permukaan satu gigi. Banyaknya responden perempuan yang menjalani perawatan gigi tiruan juga dapat merupakan gambaran masalah gigi dan mulut yang dihadapi perempuan. Hingga saat ini masalah karies dan penyakit periodontal masih merupakan masalah yang mendominasi permasalahan kesehatan gigi dan mulut masyarakat. Penyakit karies dan penyakit periodontal antara lain merupakan penyebab hilangnya gigi seseorang. Menurut Cobert dkk (2001) menyatakan bahwa perempuan memiliki lebih besar resiko penyakit karies penyakit Sari, Mariati, Wowor: Gambaran perawatan gigi... 333 dibandingkan penyakit periodontal yang dapat menyebabkan hilangnya gigi. Berdasarkan usia responden, sebagian besar perawatan gigi tiruan pada tahun 2013 dilakukan pada pasien dalam rentang usia 21-30 tahun (48,20%), dan yang paling sedikit >60 tahun yang berjumlah 6 (4,32%) orang. Hal yang sama terjadi pada perawatan gigi tiruan di tahun 2014. Responden pada rentang usia 21-30 tahun merupakan jumlah terbanyak yang melakukan perawatan gigi tiruan (28,51%) orang, dan yang paling sedikit pasien usia >60 tahun yang berjumlah 8 (13,08%) orang. Responden yang menjalani perawatan gigi tiruan lebih banyak pada pasien dalam rentang usia 21-30 tahun. Hasil Riskesdas 2013 menunjukkan proporsi masyarakat dalam kelompok usia 25 34 tahun yang bermasalah dengan gigi dan mulutnya sebesar 28,5%. Hasil ini tidak berbeda jauh dengan proporsi terbesar (31,9%) pada kelompok usia 35-44 tahun. Kelompok usia 21-30 tahun masih tergolong usia dewasa muda, dimana pada wanita yang sudah menikah dan mengalami kehamilan akan merupakan usia rentan bagi terjadinya karies dan penyakit periodontal. Pada kehamilan akan terjadi ketidakseimbangan hormonal yang bisa berpengaruh pada kondisi jaringan periodontal. Di samping itu wanita hamil rentan terhadap karies akibat pengaruh kehamilan. Keadaan ini bisa merupakan penyebab terjadinya kehilangan gigi pada wanita hamil serta mendorong pasien atau penderita untuk menggunakan gigi tiruan. Menurut Ariyani, karies dan penyakit periodontal menjadi penyebab umum kehilangan gigi. 10,12 Usia seseorang merupakan salah satu ciri kedewasaan fisik dan kematangan psikologis yang berkaitan dalam memberikan tanggapan atau respon terhadap objek yang di sekitarnya. Usia yang semakin dewasa akan lebih mudah memberikan tanggapan yang diperoleh baik melalui pendidikan maupun

Jurnal e-gigi (eg), Volume 3, Nomor 2, Juli-Desember 2015 pengalaman-pengalaman lain. 19 Adanya dorongan atau motivasi yang diberikan oleh mahasiswa profesi yang didesak oleh kebutuhan mereka akan pasien, di antaranya pasien perawatan gigi tiruan; turut mendorong masyarakat termasuk para perempuan untuk mau menjalani perawatan gigi tiruan guna mengganti gigi yang hilang atau memperbaiki gigi yang rusak serta melanjutkan perawatan yang sudah dilakukan. Pada tahun 2013 jenis perawatan gigi tiruan yang paling banyak dilakukan responden yakni perawatan gigi tiruan mahkota pasak pada 56 responden (40,29%) dan yang paling sedikit perawatan gigi tiruan pada 5 responden (3,60%) dan pada tahun 2014 responden yang menjalani perawatan mahkota sebanyak 70 orang (32,71%) dan yang paling sedikit perawatan gigi tiruan jembatan yang berjumlah 31 (14,49%) orang. Hal ini mungkin disebabkan karena perawatan mahkota pasak yang dilakukan sebagian besar dilakukan pada gigi anterior, demikian halnya dengan perawatan mahkota atau mahkota jaket. Kerusakan pada gigi anterior yang dapat merupakan indikasi untuk perawatan gigi tiruan mahkota pasak serta mahkota berhubungan dengan estetik pasien, sehingga responden merasa perlu untuk segera mengganti atau merawat giginya karena dapat memengaruhi estetik dan menganggu penampilan secara fisik. Menurut Bedi R dan McGranth, kehilangan atau kerusakan gigi dapat memengaruhi fisik seperti estetik, selain sistem mastikasi dan kenyamanan berbicara. 22,23 Sedikitnya kasus gigi tiruan pada perawatan tahun 2013, mungkin disebabkan karena kasus gigi tiruan merupakan kasus yang sulit untuk dilakukan. Berdasarkan tanya jawab yang penulis lakukan dengan beberapa mahasiswa profesi yang melayani pasien di RSGM, ternyata pasien perawatan gigi tiruan termasuk kasus yang sulit dicari. Sering terjadi mahasiswa membawa 334 pasien untuk diajukan sebagai pasien perawatan gigi tiruan, namun oleh karena alasan kondisi mulut pasien yang tidak mendukung dan dapat menyulitkan mahasiwa, maka pasien yang sudah ada tidak bisa dikerjakan oleh mahasiswa. Keadaan ini bisa merupakan penyebab kurangnya perawatan gigi tiruan di tahun 2013. Hasil penelitian tahun 2014 berkaitan dengan jumlah perawatan gigi tiruan yang dilakukan pada pasien yang berkunjung ke RSGM Prodi Pendidikan Dokter Gigi FK Unsrat lebih banyak merupakan perawatan mahkota. Hal ini dikarenakan beberapa alasan yaitu masyarakat merasakan gigi tiruan mahkota lebih dibutuhkan karena faktor estetik. Selain itu kasus perawatan gigi tiruan mahkota berupa mahkota jaket lebih mudah didapatkan dibandingkan kasus gigi tiruan lepasan sesuai kriteria yang ditentukan dari program studi. SIMPULAN Berdasarkan hasil penelitian yang dilakukan, diperoleh dua kesimpulan yakni Tahun 2013 perawatan terbanyak mahkota pasak 40,29%, diikuti mahkota 38,13%; gigi tiruan jembatan 11,51%; gigi tiruan lepasan 6,47%; gigi tiruan 3,60%. Tahun 2014 perawatan terbanyak perawatan mahkota 32,71%, diikuti gigi tiruan 19,16%; gigi tiruan sebagian lepasan 16,82%; mahkota pasak 16,82%; gigi tiruan jembatan 14,49%. SARAN Disarankan hasil ini penelitian dapat dimanfaatkan oleh pihak RSGM berkoordinasi dengan program studi untuk digunakan dalam perencanaan kebutuhan bahan dan obat di Rumah Sakit Gigi dan Mulut Program Studi Pendidikan Dokter Gigi FK Unsrat. Hasil penelitian ini juga dapat merupakan informasi yang dapat dimanfaatkan oleh Program Studi Pendidikan Dokter Gigi FK Unsrat dalam melakukan pembenahan.

Sari, Mariati, Wowor: Gambaran perawatan gigi... DAFTAR PUSTAKA 1. Jubhari EH. Thinking pattern of first grade students towards edentulous replacement. Dent J (Maj Ked Gigi) 2007 ; 40 : 65 9 2. Jubhari EH. Alasan mahasiswa fakultas kedokteran gigi tidak menggunakan gigi tiruan. Dentofasial. 2008; 7 (2); 124-131 3. Riset Kesehatan Dasar (RISKESDAS). [serial online] 2007; [dikutip pada 31 juli 2015]. Available from: URL:http:/download.portalgaruda.or g/article.php?article=107415&val=1 000 4. Cary NC. Affordable custom dentures partials, complete. [internet]. North Caroline: Academy of General Dentistry; 2012 [cited 2011 Nov 13]. Available from http://www.drashleymann.com/dentu res.html. 5. Hermina P. Alasan masyarakat kelurahan Sario Tumpaan tidak menggunakan gigitiruan. [Serial online]. 2013. Tersedia dari: URL: http://download.portalgaruda.org/arti cle.php?article=107415&val=0 6. Notoatmodjo S. Promosi kesehatan dan ilmu perilaku. Jakarta: Rineka Cipta; 2007 7. Loney RW. Removable partial denture manual. [Serial Online]. 2011. Tersedia dari: URL: http://www.scribd.com/doc/9413346 2 8. Tarigan, Slamet, 2005. Pasien prostodonsia lanjut usia : Beberapa pertimbangan dalam perawatan. [cited 30 juni 2015]; Available from URL:www.usu.ac.id/id/files/pidato/p pgb/2005/ppgb-2005-slamettarigan.pdf 9. Hamsafir E. Gigi palsu dalam dunia kedokteran gigi. [internet]. 2011 [dikutippada 7 juli 2015]. Tersedia dari: http://www.infogigi.com/575/gigipalsu-dalam-dunia-kedokterangigi.html 10. Peranci A. Behaviour and hyiene habits of completedenture wearers. Braz Dent J 2010; 21(3): 247-52. 11. Phoenix RD, Cagna DR. Stewart s. Clinical removable partial prostodonics. 3th ed. Chicago. 2003; p. 1-3, 6-8. 335