"Copy Peraturan ini di buat untuk penayangan di website "

dokumen-dokumen yang mirip
PERATURAN DIREKTUR JENDERAL INDUSTRI AGRO DAN KIMIA NOMOR : 63/IAK/Per/8/2007 TENTANG

"Copy Peraturan ini di buat untuk penayangan di website "

BAB I KETENTUAN UMUM Menteri adalah Menteri Perindustrian.

PERATURAN DIREKTUR JENDERAL INDUSTRI AGRO DAN KIMIA NOMOR : 52/IAK/PER/VIII/2005 TENTANG

PERATURAN DIREKTUR JENDERAL INDUSTRI LOGAM MESIN TEKSTIL DAN ANEKA NOMOR : 01/ILMTA/PER/1/2008 TENTANG

PERATURAN DIREKTUR JENDERAL INDUSTRI LOGAM MESIN TEKSTIL DAN ANEKA NOMOR : 02/ILMTA/PER/1/2008 TENTANG

"Copy Peraturan ini di buat untuk penayangan di website "

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA MENTERI PERINDUSTRIAN REPUBLIK INDONESIA,

DEPARTEMEN PERINDUSTRIAN DIREKTORAT JENDERAL INOUSTRI A6RO DAN HlMlA

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA MENTERI PERINDUSTRIAN REPUBLIK INDONESIA,

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA

2014, No Indonesia Tahun 1994 Nomor 57, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 3564); 2. Undang-Undang Nomor 10 Tahun 1995 tentang Ke

2015, No Mengingat : 1. Undang-Undang Nomor 3 Tahun 2014 tentang Perindustrian (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2014 Nomor 4, Tambahan

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA

PERATURAN MENTERI PERINDUSTRIAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR :

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA

PERATURAN MENTERI PERINDUSTRIAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR : TENTANG PEMBERLAKUAN STANDAR NASIONAL INDONESIA (SNI) KOPI INSTAN SECARA WAJIB

PERATURAN MENTERI PERINDUSTRIAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR: TENTANG PEMBERLAKUAN STANDAR NASIONAL INDONESIA KACA LEMBARAN SECARA WAJIB

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA

2015, No Republik Indonesia Nomor 3612) sebagaimana telah diubah dengan Undang-Undang Nomor 17 Tahun 2006 (Lembaran Negara Republik Indonesia T

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA

2 Nomor 57, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 3564); 2. Undang-Undang Nomor 10 Tahun 1995 tentang Kepabeanan (Lembaran Negara Republik

PERATURAN MENTERI PERINDUSTRIAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR: TENTANG

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA

PERATURAN MENTERI PERINDUSTRIAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR TAHUN TENTANG PEMBERLAKUAN STANDAR NASIONAL INDONESIA PELUMAS SECARA WAJIB

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA DEPARTEMEN PEINDUSTRIAN. SNI. Industri.

2 Mengingat : 1. Undang-Undang Nomor 7 Tahun 1994 tentang Pengesahan Agreement Establishing The World Trade Organization (Persetujuan Pembentukan Orga

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA No.26, 2008 DEPARTEMEN PERINDUSTRIAN. Tepung Terigu. Standar Nasional. Makanan. Pemberlakuan.

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA

PERATURAN MENTERI PERINDUSTRIAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR: TENTANG

MENTERI ENERGI DAN SUMBER DAYA MINERAL REPUBLIK INDONESIA PERATURAN MENTERI ENERGI DAN SUMBER DAYA MINERAL NOMOR 0027 TAHUN 2005 TENTANG

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA

DRAFT PERATURAN MENTERI PERINDUSTRIAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR :

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA

Mcntel'i Pcrindustrian Rcpublik Indoncshl

PERATURAN MENTERI PERDAGANGAN REPUBLIK INDONESIA

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA No.20,2009 DEPARTEMEN PERINDUSTRIAN. Pupuk. Pemberlakuan. SNI. Pencabutan.

PERATURAN MENTERI PERINDUSTRIAN REPUBLIK INDONESIA TENTANG. PEMBERLAKUAN STANDAR NASIONAL INDONESIA (SNI) KALSIUM KARBIDA (CaC 2 ) SECARA WAJIB

2 2. Undang-Undang Nomor 10 Tahun 1995 tentang Kepabeanan (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 1995 Nomor 75, Tambahan Lembaran Negara Republik I

LAMPIRAN PERATURAN MENTERI PERDAGANGAN R.I. NOMOR : 14/M-DAG/PER/3/2007 TANGGAL : 7 Maret 2007 DAFTAR LAMPIRAN

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA No.369, 2010 KEMENTERIAN PERINDUSTRIAN. Standar Nasional Indonesia. Tangki Air Silinder.

PERATURAN MENTERI PERINDUSTRIAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR:

PERATURAN MENTERI PERINDUSTRIAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR: TENTANG

PERATURAN MENTERI PERINDUSTRIAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR : TENTANG

2 2. Undang-Undang Nomor 10 Tahun 1995 tentang Kepabeanan (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 1995 Nomor 75, Tambahan Lembaran Negara Republik I

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA

PERATURAN MENTERI PERINDUSTRIAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR: TENTANG

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA

PERATURAN MENTERI PERINDUSTRIAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR TENTANG PEMBERLAKUAN STANDAR NASIONAL INDONESIA (SNI) KAWAT BAN (BEAD WIRE/KB) SECARA WAJIB

PERATURAN MENTERI PERINDUSTRIAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR: TENTANG

2015, No Perdagangan Dunia) (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 1994 Nomor 57, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 3564); 2

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA

wajib, perlu menetapkan petunjuk reknis peraksanaan Pemberlakuan snl Kakao Bubuk secara wajib (oi ggs) atau revisinya;

PERATURAN MENTERI PERINDUSTRIAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR TENTANG

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA MENTERI PERINDUSTRIAN,

PERATURAN MENTERI PERINDUSTRIAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR : 19/M-IND/PER/5/2006 T E N T A N G

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA

2016, No Mengingat : 1. Undang-Undang Nomor 7 Tahun 1994 tentang Pengesahan Agreement Establishing The World Trade Organization (Persetujuan P

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA DEPARTEMEN PERINDUSTRIAN. Helm. Roda Dua. Standar. Nasional

PERATURAN MENTERI PERINDUSTRIAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR : 40/M-IND/PER/6/2008 TENTANG

Menteri Perindustrian Repuhlik Indonesia

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA

Menteri Perindustrian Republik Indonesia

PERATURAN KEPALA BADAN PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN INDUSTRI KEMENTERIAN PERINDUSTRIAN NOMOR : 422/BPPI/6/2010 TENTANG

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA

PERATURAN MENTERI PERTANIAN NOMOR : TENTANG PEMBERLAKUAN STANDAR NASIONAL INDONESIA GULA KRISTAL PUTIH SECARA WAJIB DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

KEPUTUSAN MENTERI PERINDUSTRIAN DAN PERDAGANGAN REPUBLIK INDONESIA. NOMOR : 753/MPP/Kep/11/2002 TENTANG

2016, No terakhir dengan Peraturan Presiden Nomor 3 Tahun 2013 tentang Perubahan Ketujuh Atas Keputusan Presiden Nomor 103 Tahun 2001 tentang

PERATURAN MENTERI PERINDUSTRIAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR : 06/M-IND/PER/2/2008

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA

PERATURAN MENTERI PERINDUSTRIAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR: TENTANG

2015, No Mengingat : 1. Undang-Undang Nomor 3 Tahun 2014 tentang Perindustrian (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2014 Nomor 4, Tambahan

2 2. Undang-Undang Nomor 10 Tahun 1995 tentang Kepabeanan (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 1995 Nomor 75, Tambahan Lembaran Negara Republik I

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA No.53, 2009 MENTERI PERINDUSTRIAN. SNI. Baterai Primer.

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA DEPARTEMEN PERINDUSTRIAN. Baja Lembaran. Standar Nasional. Seng. Pemberlakuan.

PERATURAN DIREKTUR JENDERAL INDUSTRI ALAT TRANSPORTASI DAN TELEMATIKA NOMOR : 21/IATT/PER/10/2007 TENTANG

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA DEPARTEMEN PERINDUSTRIAN. SNI. Sepatu. Pengaman.

KEPUTUSAN MENTERI PERINDUSTRIAN DAN PERDAGANGAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR: 595/MPP/Kep/9/2004 TENTANG

Menteri Perindustrian Repuhlik Indonesia

DEPARTEMEN ENERGI DAN SUMBER DAYA MINERAL REPUBLIK INDONESIA DIREKTORAT JENDERAL LISTRIK DAN PEMANFAATAN ENERGI

PERATURAN MENTERI PERINDUSTRIAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR: TENTANG

2015, No Mengingat : 1. Undang-Undang Nomor 7 Tahun 1994 tentang Pengesahan Agreement Establishing The World Trade Organization (Persetujuan Pe

PETUNJUK TEKNIS PELAKSANAAN PENERAPAN DAN PENGAWASAN SNI BATERAI PRIMER SECARA WAJIB BAB I KETENTUAN UMUM

2017, No Kementerian Perindustrian (Berita Negara Republik Indonesia Tahun 2015 Nomor 1806); 4. Peraturan Menteri Perdagangan Nomor 77/M- DAG/P

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA

2016, No PER/10/2014 tentang Pemberlakuan Standar Nasional Indonesia (SNI) Kopi Instan Secara Wajib; Mengingat : 1. Peraturan Presiden Nomor 7 T

Kementerian Perindustrian

2016, No Mengingat : 1. Undang-Undang Nomor 7 Tahun 1994 tentang Pengesahan Agreement Establishing The World Trade Organization (Persetujuan P

2015, No DAG/PER/3/2007 tentang Standardisasi Jasa Bidang Perdagangan dan Pengawasan Standar Nasional Indonesia (SNI) Wajib terhadap Barang da

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA MENTERI PERINDUSTRIAN REPUBLIK INDONESIA,

PERATURAN MENTERI PERINDUSTRIAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR : TENTANG PEMBERLAKUAN STANDAR NASIONAL INDONESIA (SNI) KABEL SECARA WAJIB

, No.1750 Mengingat : 1. Undang-Undang Nomor 3 Tahun 2014 tentang Perindustrian (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2014 Nomor 4, Tambaha

2017, No Mengingat : 1. Undang-Undang Nomor 3 Tahun 2014 tentang Perindustrian (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2014 Nomor 4, Tambahan

Transkripsi:

PERATURAN DIREKTUR JENDERAL INDUSTRI AGRO DAN KIMIA NOMOR : 81/IAK/PER/12/2007 TENTANG PETUNJUK TEKNIS PELAKSANAAN PENERAPAN DAN PENGAWASAN PERATURAN MENTERI PERINDUSTRIAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR : 92/M-IND/PER/11/07 TENTANG PEMBERLAKUAN STANDAR NASIONAL INDONESIA TERHADAP SELANG KARET KOMPOR GAS SECARA WAJIB DIREKTUR JENDERAL INDUSTRI AGRO DAN KIMIA, Menimbang : a. bahwa dalam rangka pelaksanaan penerapan dan pengawasan SNI Selang Karet Kompor Gas Secara Wajib, maka berdasarkan Peraturan Menteri Perindustrian Nomor 92/M-IND/PER/11/07 tanggal 30 Nopember 2007 tentang Pemberlakuan Standar Nasional Indonesia Terhadap Selang Karet Kompor Gas Secara Wajib, perlu disusun Peraturan Direktur Jenderal Industri Agro dan Kimia tentang Petunjuk Teknis Pelaksanaan Penerapan dan Pengawasan Standar Nasional Indonesia (SNI) Selang Karet Kompor Gas Secara Wajib; b. bahwa untuk itu perlu dikeluarkan Peraturan Direktur Jenderal Industri Agro dan Kimia; Mengingat : 1. Keputusan Presiden Republik Indonesia Nomor 73/M Tahun 2005 tentang Pemberhentian dan Pengangkatan Pejabat Eselon I di Lingkungan Departemen Perindustrian; 2. Peraturan Menteri Perindustrian Nomor 92/M-IND/PER/11/07 tentang Pemberlakuan Standar Nasional Indonesia Terhadap Selang Karet Kompor Gas Secara Wajib; 3. Peraturan Menteri Perindustrian Nomor 01/M-IND/3/2005 tentang Organisasi dan Tata Kerja Departemen Perindustrian.

Menetapkan M E M U T U S K A N : PERTAMA : Memberlakukan Petunjuk Teknis Pelaksanaan Penerapan dan Pengawasan Standar Nasional Indonesia (SNI) Selang Karet Kompor Gas Secara Wajib sebagaimana yang dimaksud dalam Lampiran Peraturan ini sebagai pedoman dalam pemberlakuan SNI Selang Karet Kompor Gas Secara Wajib. KEDUA : Peraturan Direktur Jenderal ini mulai berlaku sejak tanggal ditetapkan. Ditetapkan di Jakarta Pada tanggal 27 Desember 2007 DIREKTUR JENDERAL BENNY WAHYUDI Salinan Peraturan Direktur Jenderal ini disampaikan kepada : 1. Menteri Perindustrian; 2. Menteri Perdagangan; 3. Menteri Negara Koperasi dan Usaha Kecil dan Menengah; 4. Direktur Jenderal Bea & Cukai, Departemen Keuangan; 5. Direktur Jenderal Perdagangan Luar Negeri, Departemen Perdagangan; 6. Direktur Jenderal Perdagangan Dalam Negeri, Departemen Perdagangan; 7. Para Pejabat Eselon I di lingkungan Departemen Perindustrian; 8. Kepala Badan Standardisasi Nasional; 9. Kepala Dinas yang bertanggung jawab di bidang Perindustrian di Propinsi/Kabupaten/Kota; 10. Kepala Balai di lingkungan Departemen Perindustrian. 2

-------------------------------------------------------------------------------------------- -- LAMPIRAN PERATURAN DIREKTUR JENDERAL INDUSTRI AGRO DAN KIMIA NOMOR : 81/IAK/PER/12/2007 TANGGAL : 27 Desember 2007 PETUNJUK TEKNIS PELAKSANAAN PENERAPAN DAN PENGAWASAN PEMBERLAKUAN STANDAR NASIONAL INDONESIA (SNI) SELANG KARET KOMPOR GAS SECARA WAJIB 1. BAB I : KETENTUAN UMUM 2. BAB II : LINGKUP PEMBERLAKUAN SNI SELANG KARET KOMPOR GAS SECARA WAJIB 3. BAB III : TATA CARA MEMPEROLEH SPPT SNI 4. BAB IV : TATA CARA MEMPEROLEH SURAT PENDAFTARAN TIPE PRODUK SELANG KARET KOMPOR GAS 5. BAB V : TATA CARA PENCANTUMAN TANDA SNI 6. BAB VI : TATA CARA MEMPEROLEH SURAT PENDAFTARAN BARANG (SPB) 7. FORMAT : a. FORMAT - 1 (Formulir Isian Permohonan Surat Pendaftaran Tipe Produk Selang Karet Kompor Gas) b. FORMAT - 2 (Surat Pendaftaran Tipe Produk Selang Karet Kompor Gas) c. FORMAT - 3 (Permohonan Pendaftaran Barang yang Diawasi) d. FORMAT - 4 (Berita Acara Pengambilan Contoh) 8. LAMPIRAN : a. LAMPIRAN - 1 (Alur Proses Memperoleh SPPT SNI) 3

b. LAMPIRAN - 2 (Peraturan Bersama Menteri Perindustrian dan Menteri Perdagangan Nomor 12/M-IND/PER/3/2006) PETUNJUK TEKNIS PERATURAN MENTERI PERINDUSTRIAN No. 92/M-IND/PER/11/2007 TENTANG PEMBERLAKUAN STANDAR NASIONAL INDONESIA TERHADAP SELANG KARET KOMPOR GAS SECARA WAJIB BAB I KETENTUAN UMUM 1.1. Menteri adalah Menteri Perindustrian. 1.2. Selang Karet Kompor Gas adalah selang karet lentur yang digunakan untuk mengalirkan Liquefied Petroleum Gas (LPG) ke kompor untuk keperluan rumah tangga. 1.3. Perusahaan industri Selang Karet Kompor Gas adalah perusahaan yang memproduksi Selang Karet Kompor Gas untuk tabung baja LPG. 1.4. Sistem Manajemen Mutu (SMM) adalah rangkaian kegiatan dalam rangka penerapan manajemen mutu menurut SNI 19-9001-2001 atau ISO 9001-2000 atau revisinya atau sistem manajemen mutu lain yang diakui. 4

1.5. Sistem Sertifikasi Produk Tipe 5 adalah sistem penilaian kesesuaian yang mencakup pengujian kesesuaian mutu produk dengan persyaratan SNI dan audit penerapan sistem manajemen mutu SNI 19-9001-2001 atau ISO 9001-2000 atau revisinya atau sistem manajemen mutu lain yang diakui. 1.6. Sistem Sertifikasi Produk Tipe 1b adalah sistem penilaian kesesuaian yang mencakup pengujian kesesuaian mutu produk dengan persyaratan SNI dan verifikasi di pabrik terhadap fasilitas produksi dan pengendalian mutu sesuai SNI. 1.7. Lembaga Sertifikasi Produk (LS Pro) adalah lembaga yang telah diakreditasi oleh Komite Akreditasi Nasional (KAN) atau yang ditunjuk oleh Menteri untuk melakukan kegiatan Sertifikasi Produk Penggunaan Tanda SNI. 1.8. Lembaga Sertifikasi Sistem Mutu (LSSM) adalah lembaga yang telah diakreditasi oleh KAN atau Badan Akreditasi yang telah melakukan perjanjian saling pengakuan (MRA) dengan KAN untuk melakukan kegiatan Sertifikasi SMM. 1.9. Laboratorium Uji adalah laboratorium yang telah diakreditasi oleh KAN atau Badan Akreditasi yang telah melakukan perjanjian saling pengakuan (MRA) dengan KAN atau yang ditunjuk oleh Menteri untuk melakukan kegiatan pengujian terhadap contoh Selang Karet Kompor Gas sesuai dengan spesifikasi dan metode uji SNI. 1.10. Sertifikat Produk Penggunaan Tanda SNI (SPPT SNI) Selang Karet Kompor Gas adalah sertifikat yang diberikan oleh LS Pro kepada 5

pelaku usaha yang mampu memproduksi Selang Karet Kompor Gas sesuai dengan persyaratan SNI atau revisinya. 1.11. Sertifikat Hasil Uji (SHU) adalah sertifikat hasil pengujian atas contoh Selang Karet Kompor Gas menurut spesifikasi, metode uji atau standar tertentu yang diterbitkan oleh Laboratorium Uji. 1.12. Surat Pendaftaran Tipe Produk (SPTP) Selang Karet Kompor Gas adalah surat yang diterbitkan oleh Direktur Jenderal Industri Agro dan Kimia sebagai bukti bahwa tipe Selang Karet Kompor Gas yang akan diproduksi atau diimpor telah didaftarkan dan sesuai dengan penerapan tanda SNI. 1.13. Surat Pendaftaran Barang (SPB) adalah surat yang diterbitkan oleh Direktur Jenderal Perdagangan Luar Negeri Departemen Perdagangan yang diberikan kepada importir yang telah mendaftarkan Selang Karet Kompor Gas yang akan diimpor. 1.14. Perjanjian Saling Pengakuan, atau Mutual Recognition Arrangement/Approval (MRA) adalah kesepakatan yang dilakukan oleh KAN Indonesia dengan badan akreditasi negara lain untuk saling mengakui atau menerima beberapa atau keseluruhan aspek dalam hal hasil-hasil penilaian kesesuaian. 6

BAB II LINGKUP PEMBERLAKUAN SNI SELANG KARET KOMPOR GAS SECARA WAJIB 2.1. Penerapan SNI Secara Wajib diberlakukan pada Selang Karet Kompor Gas yang diproduksi sejak diberlakukannya Peraturan Menteri Perindustrian No. 92/M-IND/PER/11/07 tentang Pemberlakuan Standar Nasional Indonesia terhadap 5 (lima) Produk Industri Secara Wajib. 2.2. Pemberlakuan SNI Selang Karet Kompor Gas Secara Wajib meliputi : Uraian Barang HS SNI Selang Karet Kompor Gas : Tanpa alat kelengkapan 4009.11.00.00 06-706-7213-2006 Dengan alat kelengkapan 4009.12.00.00 06-706-7213-2006 BAB III TATA CARA MEMPEROLEH SPPT SNI 3.1. Perusahaan industri Selang Karet Kompor Gas mengajukan permohonan SPPT SNI ke LS Pro sesuai dengan prosedur yang ditetapkan oleh LS Pro dan memenuhi persyaratan : a. Formulir Permohonan; b. Ketentuan dan Tata Cara Sertifikasi Produk Penggunaan Tanda SNI; c. Ketentuan dan Tata Cara Penggunaan Tanda SNI. 7

3.2. Perusahaan industri Selang Karet Kompor Gas dapat memperoleh SPPT SNI Selang Karet Kompor Gas apabila telah memenuhi tahapan sesuai skema sertifikasi tipe 5 sebagai berikut : a. Memenuhi persyaratan administrasi yang ditetapkan oleh LS Pro, meliputi : 1). Akte Perusahaan untuk perusahaan dalam negeri dan yang sejenis untuk perusahaan luar negeri; 2). Izin Usaha Industri (IUI) dengan lingkup yang sesuai dengan produk yang dimohonkan SPPT SNI-nya; 3). Sertifikat atau Tanda Daftar Merek yang diterbitkan oleh Direktorat Jenderal Hak Kekayaan Intelektual (HKI) Departemen Hukum dan HAM dengan lingkup yang sesuai dengan produk yang dimohonkan SPPT SNI-nya atau lisensi dari pemilik merek. b. Menerapkan Sistem Manajemen Mutu (SMM) 1). Untuk perusahaan yang telah memiliki sertifikat SMM SNI 19-9001-2001/ISO 9001:2000/dan revisinya, atau SMM lain dari LSSM yang terakreditasi oleh KAN, maka LS Pro melakukan audit hanya pada klausula yang berkaitan dengan pengendalian proses produksi dan pengendalian mutu; 2). Untuk perusahaan yang sudah menerapkan SMM namun belum memiliki sertifikat SMM, maka LS Pro melakukan audit pada seluruh klausula. c. Memperoleh Sertifikat Hasil Uji (SHU) dari Laboratorium Uji 1). SHU disertai dengan Berita Acara Pengambilan Contoh (BAPC) dan Label Contoh Uji (LCU) untuk contoh uji yang diambil dari aliran produksi; 8

2). Pengambilan contoh uji dilakukan oleh Petugas Pengambil Contoh (PPC) yang ditunjuk LS Pro bersama-sama dengan penugasan Tim Asesor untuk Audit SMM. Atau skema sertifikasi tipe 1b sebagai berikut : a. Memenuhi persyaratan administrasi yang ditetapkan oleh LS Pro, meliputi : 1). Akte Perusahaan untuk perusahaan dalam negeri dan yang sejenis untuk perusahaan luar negeri; 2). Izin Usaha Industri (IUI) dengan lingkup yang sesuai dengan produk yang dimohonkan SPPT SNI-nya; 3). Sertifikat atau Tanda Daftar Merek yang diterbitkan oleh Direktorat Jenderal Hak Kekayaan Intelektual (HKI) Departemen Hukum dan HAM dengan lingkup yang sesuai dengan produk yang dimohonkan SPPT SNI-nya atau lisensi dari pemilik merek. b. Dilakukan verifikasi terhadap prasarana produksi dan pengendalian mutu produk di pabrik dilakukan 1 (satu) kali pada awal proses permohonan. c. Memperoleh Sertifikat Hasil Uji (SHU) dari Laboratorium Uji. Pengujian kesesuaian mutu produk sesuai SNI berlaku untuk setiap lot produksinya yaitu hasil produksi selama 3 (tiga) bulan. 1). SHU yang disertai Berita Acara Pengambilan Contoh (BAPC) dan Label Contoh Uji (LCU) untuk contoh uji yang diambil dari aliran produksi; 2). Pengambilan contoh uji dilakukan oleh Petugas Pengambil Contoh (PPC) yang ditunjuk LS Pro bersama-sama dengan penugasan Tim Verifikasi prasarana produksi dan pengendalian mutu produk di pabrik. 9

Catatan : Skema sertifikasi tipe 1b hanya berlaku selama 1 (satu) tahun sejak Peraturan Menteri Perindustrian No. 92/M-IND/PER/11/07 ditetapkan. Masa berlaku SPPT SNI adalah 3 (tiga) bulan sesuai dengan lot produksinya 3.3. Penilaian kesesuaian yang dilakukan oleh LS Pro, LSSM, Laboratorium Uji atau Lembaga Inspeksi di luar negeri dapat diterima sepanjang telah mempunyai perjanjian bilateral dan multilateral di bidang regulasi teknis antara Republik Indonesia dengan negara lain. 3.4. Audit kebenaran dan kecukupan dokumen SMM dilakukan oleh tim asesor untuk mengevaluasi dokumen SMM apakah memenuhi persyaratan; dan jika tidak memenuhi persyaratan, maka perusahaan pemohon harus melakukan tindakan koreksi. 3.5. Perusahaan industri Selang Karet Kompor Gas yang mengajukan permohonan SPPT SNI dan memiliki lebih dari 1 (satu) unit produksi yang berada pada lokasi yang berbeda, wajib : a. Menyatakan semua lokasi pabrik yang akan diajukan untuk mendapatkan SPPT SNI; b. Menerapkan sistem manajemen mutu; c. Menerima penetapan LS Pro tentang lokasi unit produksi yang akan diaudit. Proses sertifikasi dapat diwakili oleh salah satu unit produksi yang ditetapkan oleh LS Pro. Jika hasil pengawasan dan evaluasi SMM dan mutu produk pabrik tersebut tidak memenuhi persyaratan, maka hasilnya berlaku untuk semua pabrik. 3.6. Total waktu yang diperlukan untuk pemrosesan dan penerbitan SPPT SNI apabila dokumen sudah lengkap dan benar adalah 47 hari kerja, tidak termasuk waktu yang diperlukan untuk pengujian. 10

3.7. Biaya penerbitan SPPT SNI merupakan tanggung jawab perusahaan yang bersangkutan. 3.8. LS Pro membuat laporan hasil audit SMM dan uji mutu produk dan bila ditemukan ketidaksesuaian, maka segera diinformasikan ke perusahaan pemohon untuk melakukan tindakan koreksi. Laporan Audit Sertifikat SMM dan Sertifikat Hasil Uji serta dokumen pendukung dikaji oleh tim evaluasi LS Pro untuk menentukan keputusan sertifikasi, terdiri dari : a. Pemberian atau perpanjangan SPPT SNI bila memenuhi persyaratan sertifikasi; b. Penundaan pemberian atau perpanjangan SPPT SNI bila belum memenuhi persyaratan sertifikasi, namun perusahaan pemohon dapat melakukan tindakan perbaikan; atau c. Penolakan pemberian atau perpanjangan SPPT SNI, bila tidak memenuhi persyaratan sertifikasi. 3.9. LS Pro memberitahukan ke perusahaan pemohon tentang SPPT SNI yang telah diterbitkan dan melaporkan kepada Kepala Badan Penelitian dan Pengembangan Industri dan Direktur Jenderal Industri Agro dan Kimia Departemen Perindustrian. 3.10. Pengawasan berkala terhadap SMM dan mutu produk perusahaan pemegang SPPT SNI dilakukan oleh LS Pro sekurang-kurangnya setiap 1 (satu) tahun. 3.11.Pengawasan mutu barang dan atau jasa di pabrik dalam rangka pemberlakuan SNI Selang Karet Kompor Gas Secara Wajib dilakukan Petugas Pengawas Standar Barang dan atau Jasa di Pabrik (PPSP). 11

BAB IV TATA CARA MEMPEROLEH SURAT PENDAFTARAN TIPE PRODUK SELANG KARET KOMPOR GAS 4.1. Perusahaan yang akan memproduksi Selang Karet Kompor Gas yang diberlakukan secara wajib SNI-nya, wajib mendaftarkan tipe Selang Karet Kompor Gas yang akan diproduksi kepada Direktur Jenderal Industri Agro dan Kimia Departemen Perindustrian, dengan cara: a. Mengajukan permohonan Surat Pendaftaran Tipe Produk Selang Karet Kompor Gas; b. Menyampaikan rencana produksi setiap tahun. 4.2. Perusahaan yang akan mengimpor Selang Karet Kompor Gas yang diberlakukan secara wajib SNI-nya, wajib mendaftarkan tipe Selang Karet Kompor Gas yang akan diimpor kepada Direktur Jenderal Industri Agro dan Kimia Departemen Perindustrian, dengan cara: a. Mengajukan permohonan Surat Pendaftaran Tipe Produk Selang Karet Kompor Gas; b. Mengisi Formulir Isian Permohonan Surat Pendaftaran Tipe Produk Selang Karet Kompor Gas (Format-1), dengan melampirkan : 1) Foto kopi SPPT SNI; 2) Rencana impor setiap tahun. 4.3. Selambat-lambatnya 5 (lima) hari kerja sejak diterimanya permohonan pendaftaran tipe Selang Karet Kompor Gas yang telah memenuhi persyaratan secara lengkap dan benar, Direktur Jenderal Industri Agro dan Kimia menerbitkan Surat Pendaftaran Tipe Produk Selang Karet Kompor Gas (Format-2). 12

4.4. Bagi perusahaan yang belum memenuhi kelengkapan persyaratan selambat-lambatnya 2 (dua) hari kerja sejak diterimanya permohonan, Direktur Industri Kimia Hilir atas nama Direktur Jenderal Industri Agro dan Kimia mengeluarkan surat permintaan kelengkapan persyaratan. 4.5. Permohonan dinyatakan batal jika dalam jangka waktu 10 (sepuluh) hari kerja sejak diterimanya surat permintaan kelengkapan persyaratan sebagaimana dimaksud Butir 4.3. di atas tidak dipenuhi oleh perusahaan pemohon. 4.6. Perusahaan dan importir Selang Karet Kompor Gas diwajibkan untuk menyampaikan laporan realisasi produksi atau impor dari Selang Karet Kompor Gas dengan tipe yang didaftarkan kepada Direktur Jenderal Industri Agro dan Kimia minimal setiap 6 bulan. BAB V TATA CARA PENCANTUMAN TANDA SNI 5.1. Perusahaan industri Selang Karet Kompor Gas yang telah memperoleh SPPT SNI dan Surat Pendaftaran Tipe Produk Selang Karet Kompor Gas wajib mencantumkan Tanda SNI pada setiap produk dengan cara embos atau stiker. 5.2. Ukuran dan desain embos tanda SNI sesuai ketentuan Pasal 14 PP 102 tahun 2000 tentang Standardisasi Nasional, sedangkan ukuran dan desain stiker sebagai pengganti embos ditentukan oleh Direktorat Jenderal Industri Agro dan Kimia dan pengadaan stiker tanda SNI dikoordinir oleh Asosiasi Produsen Selang Karet Kompor Gas Indonesia (APSKKGI). 13

5.3. Pencantuman stiker tanda SNI dilakukan oleh produsen dan importir Selang Karet Kompor Gas dan wajib direkatkan pada setiap Selang Karet Kompor Gas pada posisi yang mudah dibaca sebelum dipasarkan. 5.4. LS Pro bertanggung jawab dalam pengawasan penerapan tanda SNI untuk masing-masing SPPT SNI sesuai dengan Surat Pendaftaran Tipe Produk Selang Karet Kompor Gas yang dikeluarkan oleh Direktur Jenderal Industri Agro dan Kimia Departemen Perindustrian. BAB VI TATA CARA MEMPEROLEH SURAT PENDAFTARAN BARANG (SPB) 6.1. Importir mendaftarkan volume dan tipe Selang Karet Kompor Gas yang akan memasuki Daerah Pabean Indonesia kepada Direktur Jenderal Perdagangan Luar Negeri Departemen Perdagangan melalui Direktur Pengawasan dan Pengendalian Mutu Barang dengan mengisi formulir Permohonan Pendaftaran Barang yang Diawasi (Format-1) dengan melampirkan : a. Sertifikat Produk Penggunaan Tanda SNI yang telah dilegalisir oleh LS Pro; b. Dokumen impor berupa packing list, invoice, bill of lading dan Angka Pengenal Importir (API); c. Surat Pendaftaran Selang Karet Kompor Gas dari Direktur Jenderal Industri Agro dan Kimia. 6.2. Apabila dokumen permohonan lengkap, maka dilakukan verifikasi dan selambat-lambatnya 2 (dua) hari kerja diterbitkan Surat Pendaftaran Barang (SPB) yang merupakan bukti terpenuhinya SNI sehingga Selang Karet Kompor Gas tersebut bisa diimpor. 14

6.3. Apabila permohonannya belum lengkap, maka importir harus melengkapi selambat-lambatnya 2 (dua) hari kerja dan tanggal pendaftaran dihitung sejak kelengkapan dokumen diterima. 6.4. Penerbitan atau penolakan SPB oleh Direktur Pengawasan dan Pengendalian Mutu Barang atas nama Direktur Jenderal Perdagangan Luar Negeri dan disampaikan kepada importir dengan ditembuskan kepada : a. Direktur Jenderal Bea dan Cukai up. Kepala Kantor Pelayanan Bea dan Cukai setempat; b. Direktur Jenderal Industri Agro dan Kimia up. Direktur Industri Kimia Hilir; c. Direktur Jenderal Perdagangan Dalam Negeri up. Direktur Pembinaan dan Pengawasan Barang Beredar & Jasa; d. Pemerintah Daerah Provinsi, Kabupaten dan Kota up. Kepala Dinas yang berwenang di bidang Perindustrian dan Perdagangan. 15

KOP PERUSAHAAN FORMULIR ISIAN PERMOHONAN SURAT PENDAFTARAN TIPE PRODUK SELANG KARET KOMPOR GAS I. DATA PERUSAHAAN PEMOHON 1. Nama Permohonan : 2. Nama dan Alamat Perusahaan : 3. Nomor Pokok Wajib Pajak : 4. Nomor & Tanggal Ijin Usaha/SIUP : 5. API / APIT : 6. Tanda Daftar Perusahaan : II. SPESIFIKASI TEKNIS 1. Merek : 2. Tipe/Jenis : 3. Negara Asal Impor : 4. Dimensi : 5. Jumlah (buah) : Cap Perusahaan Nama dan Tanda Tangan Pemohon (...) FORMAT-1 16

KOP DEPERIN SURAT PENDAFTARAN TIPE PRODUK SELANG KARET KOMPOR GAS FORMAT-2 Nomor : Berlaku s/d : Berdasarkan Peraturan Menteri Perindustrian Nomor 92/M-IND/PER/11/07 serta surat permohonan Saudara.. untuk dan atas nama PT. Nomor. Tanggal. Perihal Permohonan Surat Pendaftaran Tipe Produk (SPTP) Selang Karet Kompor Gas, dengan ini menyatakan bahwa : NAMA PERUSAHAAN :... ALAMAT :... Telah melakukan Pendaftaran Tipe Produk untuk keperluan impor, dengan menggunakan : MEREK :... TIPE :... JENIS :... UKURAN :... JUMLAH :... Catatan ; *) Coret yang tidak perlu PENERAPAN TANDA SNI 1) EMBOS TANDA SNI : BUAH 1) STIKER TANDA SNI : BUAH Jakarta,.. DIREKTUR JENDERAL (... )

KOP DEPDAG FORMAT-3 PERMOHONAN PENDAFTARAN BARANG YANG DIAWASI I. PERUSAHAAN/IMPORTIR 1. Nama : (1) 2. Alamat di Indonesia : (2) Kode Pos : (3) 3. No. Telepon/Fax : (4) 4. E-mail : (5) 5. Nomor API/NPIK : (6) II. III. IV. PENANGGUNG JAWAB/PERSONIL PENGHUBUNG 1. Nama : (7) 2. Jabatan : (8) 3. No. Telepon/Fax : (9) 4. E-mail : (10) BARANG 1. Nama barang/dagang : (11) 2. Jenis/Type/No. model : (12) 3. Merek : (13) 4. Lot/No. Kode : (14) 5. Jumlah & No. Kemasan : (15) 6. Jml berat/volume bersih : (16) 7. Jenis Kemasan : (17) 8. No. HS : (18) 9. Negara Asal : (19) 10. Vessel No. : (20) 11. Invoice (No. & Tgl) : (21) 12. B/L. (No. & Tgl) : (22) 13. Pelabuhan Muat : (23) 14. Pelabuhan Bongkar : (24) DOKUMEN (SERTIFIKAT) 1. Jenis : (25) 2. Nomor : (26) 3. Tanggal diterbitkan : (27) 4. Tanggal berlaku : (28) 5. Nama Lembaga penerbit : (29) 6. Sesuai SNI Nomor : (30) Jakarta, (31) Pemohon,... Jabatan (32) (33) HANYA DIISI OLEH PETUGAS Tanggal Diterima : (34) Nomor Permohonan Pendaftaran : (35) Kode : (36) Catatan : (37)

PETUNJUK PENGISIAN PERMOHONAN PENDAFTARAN BARANG YANG DIAWASI Angka 1 : Nama perusahaan/importir Angka 2 : Alamat perusahaan/importir di Indonesia Angka 3 : Kode Pos alamat perusahaan/importir Angka 4 : Nomor telephon dan nomor faksimil perusahaan Angka 5 : Kode E-mail dari perusahaan/importir Angka 6 : Nomor Angka Pengenal Impor/Nomor Pendaftaran Importir Khusus Angka 7 : Nama penanggung jawab/personel penghubung Angka 8 : Jabatan penanggung jawab/personel penghubung Angka 9 : Nomor telephon dan nomor kemasan barang yang bersangkutan Angka 10 : Kode E-mail dari penanggung jawab/personel penghubung Angka 11 : Nama barang/nama dagang bersangkutan Angka 12 : Nama jenis/nama type/nomor model barang bersangkutan Angka 13 : Nama merek barng bersangkutan Angka 14 : Nomor lot/kode barang yang bersangkutan Angka 15 : Jumlah kemasan dan nomor kemasan barang yang bersangkutan Angka 16 : Jumla berat/volume bersih Angka 17 : Jenis kemasan yang digunakan, misalnya carton, plastik, wooden pallets (pallets kayu), in bulk (curah) dan lainnya sesuai dengan SNI Angka 18 : Nomor Harmonized System Angka 19 : Nama negara asal barang yang bersangkutan Angka 20 : Nomor vessel dari barang yang bersangkutan Angka 21 : Nomor dan tanggal invoice Angka 22 : Nomor dan tanggal bill of lading Angka 23 : Pelabuhan muat barang yang bersangkutan Angka 24 : Pelabuhan bongkar barang yang bersangkutan Angka 25 : Jenis sertifikat misalnya, certificate of conformity, certificate of product atau certificate of inspection Angka 26 : Nomor sertifikat barang bersangkutan Angka 27 : Tanggal diterbitkannya sertifikat dari barang bersangkutan Angka 28 : Tanggal berlakunya sertifikat dari barang bersangkutan Angka 29 : Nama laboratorium penguji/lembaga sertifikasi produk/lembaga inspeksi teknis penerbit sertifikat Angka 30 : Nomor SNI dari barang bersangkutan Angka 31 : Tempat dan tanggal tanda tangan penanggung jawab serta cap stempel perusahaan/importir Angka 32 : Tanda tangan dan nama penanggung jawab Angka 33 : Nama jabatan penanggung jawab HANYA DIISI OLEH PETUGAS Angka 34 : Tanggal penerimaan permohonan pendaftaran barang yang diawasi Angka 35 : Nomor pendaftaran barang Angka 36 : Kode pendaftaran barang Angka 37 : Catatan diisi apabila ada keterangan lain yang diperlukan

KOP LABORATORIUM PENGUJI FORMAT-4 BERITA ACARA PENGAMBILAN CONTOH Nomor :... (1) Pada hari...(2) Tanggal...(3) bulan...(4) tahun...(5) yang bertanda tangan di bawah ini telah melakukan pengambilan contoh terhadap partai barang impor dengan rincian penjelasan sebagai berikut : 1. Nama Barang : (6) 2. Jumlah dan No. Kemasan : (7) 3. Jumlah/volume bersih : (8) 4. Jumlah/volume kotor : (9) 5. Jenis Kemasan : (10) 6. Nama Pemilik Barang : (11) 7. Alamat : (12) 8. Telp/Fax/E-mail : (13) 9. Shipping Mark atau Identitas Partai/Lot : (14) 10. No. B/L tanggal B/L : (15) 11. No. Invoice, tanggal Invoice : (16) 12. Tempat Pengambilan Contoh : (17) 13. Kode/Nomor Contoh : (18) 14. Tanggal Produksi : (19) 15. Tanggal Kedaluwarsa : (20) 16. Keadaan Contoh : (21) 17. Nama & No. Reg PPC : (22) 18. Nama Laboratorium Penguji : (23) 19. Alamat Laboratorium Penguji : (24) Pengambilan contoh tersebut dilakukan degnan berpedoman kepada SNI atau Petunjuk Teknis yang diacu dan diakui No....(25) Contoh segera disiapkan dan dikirim ke Laboratorium Penguji...(26) untuk diuji mutunya sesuaii SNI...(27) Demikian Berita Acara Pengambilan Contoh ini dibuat dengan sebenarnya. Saksi 1 (28) Petugas Pengambil Contoh 1 (30) Saksi 2 (29) Petugas Pengambil Contoh 2 (31)

BERITA ACARA PENGAMBILAN CONTOH PETUNJUK PENGISIAN Angka 1 : Nomor urut BAP yang diterbitkan oleh Laboratorium Penguji Angka 2 : Nama hari pengambilan contoh Angka 3 : Tanggal pengambilan contoh Angka 4 : Nama bulan pengambilan contoh Angka 5 : Tahun pengambilan contoh Angka 6 : Nama barang yang diambil contohnya Angka 7 : Jumlah kemasan dan nomor kemasan dari partai barang (consigment) Angka 8 : Jumlah/volume bersih yang dinyatakan dalam satuan (ton, kg, m3 atau liter, pcs) dari partai barang yang diambil contohnya Angka 9 : Jumlah/volume kotor yang dinyatakan dalam satuan (ton, kg, m3 atau liter, pcs) dari partai barang yang diambil contohnya Angka 10 : Jenis kemasan yang digunakan, misalnya : carton box, karung goni, drum, pallet, curah (in bulk) dan lainnya sesuai dengan SNI atau standar lainnya yang diacu dan diakui dari produk yang bersangkutan Angka 11 : Nama Pemilik Barang bersangkutan Angka 12 : Alamat Pemilik Barang bersangkutan Angka 13 : Nomor telepon, faksimili dan E-mail Pemilik barang bersangkutan Angka 14 : Yang dimaksud degnan Shipping mark/identitas pengirim barang adalah merek/tanda pada kemasan (karung goni, pallet, dan lainnya) yang memungkinkan suatu partai lot barang yang dikapalkan dapat diidentifikasikan, minimal : - Nama barang - Nomor lot/nomor kemasan - No. Vessel/No. Container - Nomor BL/Invoice - Pelabuhan Muat - Pelabuhan Bongkar Angka 15 : Nomor Bill of Lading dan tanggal B/L Angka 16 : Nomor Invoice dan tanggal Invoice Angka 17 : Nama tempat pengambilan contoh Angka 18 : Identitas penyegelan (kalau ada) Angka 19 : Tanggal produksi (kalau ada) Angka 20 : Tanggal Kadaluwarsa (kalau ada) Angka 21 : Keadaan contoh pada saat pengambilan contoh Angka 22 : Nama dan nomor registrasi Petugas Pengambil Contoh yang dari Lembaga Sertifikasi Personel-PPC Angka 23 : Nama laboratorium penguji/institusi tempat PPC bekerja Angka 24 : Alamat laboratorium penguji/institusi tempat PPC bekerja Angka 25 : Nomor SNI atau Pedoman Teknis yang diacu dan diakui yang digunakan sebagai pedoman contoh terhadap barang yang bersangkutan Angka 26 : Nama laboratorium penguji yang melakukan pengujian terhadap contoh barang yang telah diambil oleh PPC yang bersangkutan Angka 27 : Nomor SNI barang yang bersangkutan Angka 28 : Nama dan tanda tangan saksi dari pihak Pemilik barang bersangkutan Angka 29 : Nama dan tanda tangan saksi dari pihak Petugas Ditjen Bea dan Cukai Angka 30 : Tanda tangan, nama dan no. registrasi PPC yang bersangkutan Angka 31 : Tanda tangan, nama dan no. registrasi PPC yang bersangkutan

LAMPIRAN - 1 1 2 Evaluasi Kelengkapan Dokumen & Informasi Biaya Sertifikasi 3 Permohonan SPPT SNI ke LS Pro Penugasan Tim Assesor 4 Audit Kebenaran Dokumen SMM dan Kecukupan serta Informasi Biaya 5 6 Konfirmasi Tim Assesor dan Waktu Audit 7 Audit Kesesuaian SMM dan Pengambilan Contoh Produk serta Pengujian 8 Pembayaran Biaya Sertifikasi Tim Evaluasi ALUR PROSES MEMPEROLEH SPPT SNI ALUR PROSES WAKTU PENANGGUNG JAWAB Pemberitahuan untuk Memperpanjang SPPT SNI Pengajuan Perpanjangan SPPT SNI Tindakan Perbaikan 5 Hari 7 Hari 7 Hari 10 Hari Audit : 5-10 Hari Pengujian tergantung Lab Penguji 6 Hari (setelah hasil audit dan uji memenuhi) LS Pro Perusahaan Pemohon LS Pro LS Pro LS Pro Perusahaan Pemohon LS Pro Perusahaan Pemohon LS Pro dan Lab Penguji Terakreditasi atau MRA dan KAN LS Pro 9 Penerbitan SPPT SNI 2 Hari LS Pro