BAB III PERANCANGAN ALAT

dokumen-dokumen yang mirip
BAB III PERANCANGAN SISTEM

BAB III PERANCANGAN SISTEM

BAB III PERANCANGAN DAN REALISASI ALAT

BAB II KONSEP DASAR PERANCANGAN

BAB III PERANCANGAN SISTEM

BAB III PERANCANGAN SISTEM

BAB III PERANCANGAN ALAT. dibuat. Gambar 3.1. menunjukkan blok diagram alat secara keseluruhan.

SELF-STABILIZING 2-AXIS MENGGUNAKAN ACCELEROMETER ADXL345 BERBASIS MIKROKONTROLER ATmega8

BAB II WATERPAS DIGITAL

BAB III PERANCANGAN DAN REALISASI ALAT

BAB III DESKRIPSI MASALAH

BAB II DASAR TEORI. AVR(Alf and Vegard s Risc processor) ATMega32 merupakan 8 bit mikrokontroler berteknologi RISC (Reduce Instruction Set Computer).

BAB III PERANCANGAN SISTEM

BAB III PERANCANGAN SISTEM

BAB IV CARA KERJA DAN PERANCANGAN SISTEM. ketiga juri diarea pertandingan menekan keypad pada alat pencatat score, setelah

BAB III PERANCANGAN ALAT

BAB III PERANCANGAN ALAT

BAB III ANALISIS MASALAH DAN RANCANGAN PROGRAM

BAB III PERANCANGAN DAN PEMBUATAN ALAT

BAB II KONSEP DASAR SISTEM MONITORING TEKANAN BAN

BAB III ANALISIS DAN DESAIN SISTEM

BAB II DASAR TEORI 2.1. Mikrokontroler AVR ATmega32

Gambar 3.1 Blok Diagram Sistem

BAB III PERANCANGAN SISTEM

BAB III PERANCANGAN SISTEM

BAB III ANALISIS DAN PERANCANGAN

TERMOMETER BADAN DIGITAL OUTPUT SUARA BERBASIS MIKROKONTROLLER AVR ATMEGA8535

BAB III PERANCANGAN ALAT SIMULASI PEGENDALI LAMPU JARAK JAUH DAN DEKAT PADA KENDARAAN SECARA OTOMATIS

BAB III PERENCANAAN DAN REALISASI

DAFTAR ISI. HALAMAN PENGESAHAN... i. KATA PENGANTAR... iii. DAFTAR ISI... v. DAFTAR TABEL... x. DAFTAR GAMBAR... xi. DAFTAR LAMPIRAN...

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III PERANCANGAN DAN REALISASI ALAT

BAB II DASAR TEORI. 2.1 Ethanol

BAB III PERANCANGAN DAN REALISASI PERANGKAT KERAS DAN PERANGKAT LUNAK SISTEM. Dari diagram sistem dapat diuraikan metode kerja sistem secara global.

SEBAGAI SENSOR CAHAYA DAN SENSOR SUHU PADA MODEL SISTEM PENGERING OTOMATIS PRODUK PERTANIAN BERBASIS ATMEGA8535

BAB III PERANCANGAN ALAT

BAB III PERANCANGAN DAN PEMBUATAN

BAB III PERANCANGAN SISTEM

BAB III PERANCANGAN DAN PEMBUATAN PERANGKAT KERAS

BAB III PERANCANGAN SISTEM

BAB III PERANCANGAN ALAT

BAB III ANALISIS DAN PERANCANGAN

BAB III PERANCANGAN DAN CARA KERJA RANGKAIAN

BAB III PERANCANGAN DAN PEMBUATAN ALAT

BAB III PERANCANGAN ALAT

BAB 3 PERANCANGAN SISTEM

BAB III ANALISIS DAN PERANCANGAN

BAB IV PERANCANGAN DAN PENGUJIAN ALAT. Perancangan perangkat keras otomasi alat pengering kerupuk berbasis

BAB III PERANCANGAN. Gambar 3.1. Blok sistem secara keseluruhan. Sensor tegangan dan sensor arus RTC. Antena Antena. Sensor suhu.

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB III PERANCANGAN SISTEM. sebuah alat pemroses data yang sama, ruang kerja yang sama sehingga

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Gambar blok diagram dari sistem kerja alat dapat dilihat pada Gambar 3.1

BAB III PERANCANGAN SISTEM

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan mulai pada November 2011 hingga Mei Adapun tempat

BAB III ANALISIS DAN PERANCANGAN

BAB III PERANCANGAN ALAT

III. METODE PENELITIAN. Teknik Elektro Universitas Lampung dilaksanakan mulai bulan Desember 2011

BAB III METODE PENELITIAN. Pada pengerjaan tugas akhir ini metode penelitian yang dilakukan yaitu. dengan penelitian yang dilakukan.

BAB III ANALISIS MASALAH DAN RANCANGAN ALAT

BAB III PERANCANGAN ALAT

BAB II DASAR TEORI Arduino Mega 2560

III. METODE PENELITIAN. Penelitian tugas akhir ini dilaksanakan di Laboratorium Elektronika Dasar

BAB III PERENCANAAN PERANGKAT KERAS DAN LUNAK

BAB III PERANCANGAN PERANGKAT KERAS MOBILE-ROBOT

BAB II DASAR TEORI Arduino Nano

3.2. Tempat Penelitian Penelitian dan pengujian alat dilakukan di lokasi permainan game PT. EMI (Elektronik Megaindo) Plaza Medan Fair.

BAB III MIKROKONTROLER

BAB III ANALISIS DAN PERANCANGAN

BAB 3 PERANCANGAN SISTEM

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

Gambar 2.1 Mikrokontroler ATMega 8535 (sumber :Mikrokontroler Belajar AVR Mulai dari Nol)

BAB II DASAR TEORI (2.1) = l t. s rata-rata

SISTEM PENGERING TEMPAT TELUR KARTON YANG ADA DI ATAS TROLI SECARA OTOMATIS

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilakukan di Laboratorium Terpadu Teknik Elektro Universitas

BAB IV PENGUJIAN DAN ANALISIS

BAB III ANALISIS DAN DESAIN SISTEM

BAB II LANDASAN TEORI

BAB 3 PERANCANGAN SISTEM. pada sistem pengendali lampu telah dijelaskan pada bab 2. Pada bab ini akan dijelaskan

BAB IV CARA KERJA DAN PERANCANGAN SISTEM. Gambar 4.1 Blok Diagram Sistem. bau gas yang akan mempengaruhi nilai hambatan internal pada sensor gas

BAB III RANCANG BANGUN SISTEM KARAKTERISASI LED. Rancangan sistem karakterisasi LED diperlihatkan pada blok diagram Gambar

BAB II DASAR TEORI. Gambar 2.1 Sensor MLX 90614[5]

BAB II DASAR TEORI Sensor Akselerometer ADXL345

BAB III PERANCANGAN. bayi yang dilengkapi sistem telemetri dengan jaringan RS485. Secara umum, sistem. 2. Modul pemanas dan pengendali pemanas

BAB III PERANCANGAN DAN REALISASI ALAT

BAB III PERANCANGAN SISTEM

BAB II DASAR TEORI. open-source, diturunkan dari Wiring platform, dirancang untuk. software arduino memiliki bahasa pemrograman C.

DAFTAR ISI LEMBAR PENGESAHAN... LEMBAR PERSETUJUAN... PERNYATAAN KEASLIAN... ABSTRAK... ABSTRACT... KATA PENGANTAR... vii DAFTAR ISI...

MICROCONTROLER AVR AT MEGA 8535

BAB III PERANCANGAN ALAT

BAB III PERANCANGAN SISTEM

BAB III PERENCANAAN PERANGKAT KERAS DAN LUNAK

BAB III ANALISIS DAN PERANCANGAN

BAB III PERANCANGAN SISTEM

Sistem Monitoring Sudut Hadap Payload terhadap Titik Peluncuran Roket

BAB 3 PERANCANGAN SISTEM

Gambar 3.1 Diagram Blok Alat

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan pada bulan Februari 2015 hingga November 2015.

BAB II LANDASAN TEORI. berinteraksi dengan mudah dan interaksi dengan masyarakat umum juga menjadi

IV. HASIL DAN PEMBAHASAN. Hasil dari perancangan perangkat keras sistem penyiraman tanaman secara

BAB III PERANCANGAN DESAIN POMPA AIR BRUSHLESS DC. DENGAN MENGGUNAKAN dspic30f2020

Transkripsi:

BAB III PERANCANGAN ALAT Pada bab ini akan dijelaskan mengenai perangkat keras dan perangkat lunak sitem yang digunakan dalam pembuatan tugas akhir. Berikut adalah diagram block alat yang digunakan dalam pembuatan tugas akhir secara keseluruhan. Sensor accelerometer Display LCD matrik Indikator tegangan Mikrokontroller Tombol-tombol alat Buzer sound Catu daya Baterai Gambar 3.1. Diagram block alat keseluruhan. Modul dari waterpass digital ini terdiri dari sebuah modul mikrokontroller, sebuah modul sensor accelerometer, juga terdapat indikator sebagai tampilan yang menunjukkan bahwa baterai yang digunakan telah lemah. Selain itu juga terdapat tombol zero atau pembuat nol, tombol hold, tombol call, tombol on, tombol buzzer. 23

3.1 Perancangan dan realisasi waterpass Perangkat keras yang dirancang dan yang direalisasikan pada waterpass terdiri dari mikrokontroller sebagai pengendali utama, sensor accelerometer, display, indikator tegangan dan buzzer. 3.1.1 Mikrokontroller Modul pengendali yang dipakai adalah AVR Atmega32. Modul ini dipilih karena memiliki akses data yang lengkap. Mulai dari kapasitas memori program dan memori data yang cukup besar, interupsi, timer/counter, PWM, USART, TWI, analog comparator, EEPROM internal dan juga ADC internal. Mikrokontroller berfungsi untuk mengatur dan mengendalikan seluruh proses operasi. Berikut adalah gambar diagram pengendali mikrokontroller Atmega32. Gambar 3.2. Skema modul pengendali Atmega32. 24

Dengan menggunakan atmega32 maka seluruh bagan-bagan tersebut dapat dikendalikan. Bagan tersebut terdiri dari sensor accelerometer, display serta tomboltombol pengendali. Di dalam mikrokontoller tersebut terdapat beberapa PORT yang mempunyai kegunaan sendiri-sendiri. PORTA.1 digunakan sebagai indikator tegangan baterai. PORTB(PB.0-PB.3) dalam port ini digunakan PORTB.0 sebagai SDA, PORTB.1 sebagai SCL dan PORTB.3 digunakan sebagai tombol buzzer, SDA dan SCL merupakan komunikasi I2C dari accelerometer. PORTC(PC.0-PC.7) digunakan untuk tombol-tombol pengendali, PORTD (PD.1-PD.4,PORTD.7) digunakan sebagai tampilan LCD. Berikut adalah konfigurasi pin mikrokontroller Atmega32. Tabel 3.1. Konfigurasi pin pada Mikrokontroller. PORT Pengendali Mikrokontroler Fungsi PORTA.1 Terhubung ke ADC PORTB.0 Terhubung accelerometer (SDA) PORTB.1 Terhubung accelerometer (SCL) PORTB.3 MODE BUZZER(TOMBOL) PORTC.0 ZERO(TOMBOL) PORTC.1 HOLD AND SAVE(TOMBOL) PORTC.6 MEMORYCALL(TOMBOL) PORTD.1 SCLK(LCD) PORTD.2 SDIN(LCD) PORTD.3 D/C(LCD) PORTD.4 SCE(LCD) PORTD.7 /RES(LCD) 25

Sebagai rangkaian regulator digunakan IC 7805 dimana keluaran dari IC tersebut berupa daya sebesar 5 volt. IC tersebut digunakan untuk menyuplai pengendali utama yaitu mikrokontroller atmega32 dan juga sebagai suplai dari buzzer. Sedangkan untuk menyuplai sensor accelerometer digunakan regulator dari LM317. Regulator tegangan yang digunakan tersebut memiliki nilai R1 = 330 ohm dan R2 = 560 ohm sehingga tegangan yang dihasilkan sebesar : Vout = 1,25 x ( 1+R2/R1) volt (3.1) = 1,25 x (1 + 560/330) volt = 3,37 volt Untuk menyuplai sensor accelerometer dibutuhkan tegangan dari 2,16 volt ~ 3,6 volt. Jika disuplai dengan tegangan lebih dari 3,6 volt maka sensor tersebut tidak dapat dioperasikan karena telah melebihi batas tegangan yang diberikan pada sensor. Namun jika sensor disuplai dengan tegangan kurang dari 2,16 volt, sensor tidak dapat aktif karena tidak memenuhi batas bawah nilai tegangan sensor. Sehingga tegangan yang dibuat adalah 3,37 volt. Nilai tegangan yang dibutuhkan oleh sensor dapat dirubah sesuai dengan nilai tegangan yang dibutuhkan sensor. 3.1.2 Sensor accelerometer Sensor accelerometer yang digunakan adalah LIS3LV02DL keluaran ST Microelectronics. Di dalamnya terdapat sebuah elemen pengindera (sensing element) dan antarmuka Integrated Circuit (IC) yang mampu mengambil informasi dari elemen pengindera berupa percepatan dalam tiga sumbu (x,y dan z). Sensor accelerometer ini dirancang agar pengguna dapat memilih full scale antara ±2g atau ±6g[2]. Selain itu pengguna juga dapat memilih keluaran data dengan ketelitian 12 bit atau 16 bit. Untuk konfigurasi pin dari sensor accelerometer dapat dilihat pada Gambar 2.2. Konfigurasi Interface Accelerometer yang telah dirancang dapat dilihat pada Gambar 3.3. 26

Gambar 3.3. Konfigurasi InterfaceAccelerometer. Catu daya yang dibutuhkan oleh accelerometer untuk bekerja yaitu sebesar 2,16 volt hingga 3,6 volt, oleh sebab itu diperlukan penurun tegangan atau regulator tegangan agar accelerometer dapat bekerja. Untuk menghasilkan tegangan berkisar dari 2,16 volt ~ 3,6 volt dibutuhkan regulator tegangan yaitu dengan menggunakan IC LM317. Dengan mengubah nilai dari hambatan R2 menjadi 560 ohm. Sedangkan untuk nilai tetapnya dari hambatan R1 adalah sebesar 330 ohm. Untuk mengetahui lebih jelasnya besar tegangan dapat dilihat pada persamaan 3.1 diatas. Dalam pembuatan skripsi ini, alat yang dirancang menggunakan empat kuadran. Namun nilai yang akan dikeluarkan telah diubah ke dalam nilai positif. Untuk mengetahui sudut tersebut akan dijelaskan dengan permodelan dalam bentuk sudut kemiringan, berikut adalah permodelan dari sudut yang berada pada empat kuadran : Dimisalkan P adalah sembarang titik pada kuadran pertama dengan koordinat (x,y). OP adalah garis yang berputar terhadap titik asal O, dalam koordinat kartesius, sehingga sudut XOP dapat bernilai 0 sampai dengan 90. Sehingga didapatkan hasil 2 2 OP = x + y = r (3.2) 27

Gambar 3.4. Permodelan titik P. Berdasarkan gambar di atas dihasilkan perbandingan trigonometri dapat didefinisikan dalam absis (x), ordinat (y) dan dan panjang OP (r) sebagai berikut : ordinatp y Sin α = = panjangop r (3.3) absisp x Cos α = = panjangop r (3.4) ordinatp y Tan α = = absisp x (3.5) Dengan memutar garis OP maka didapat XOP = α dapat terletak dikuadran I, kuadran II, kuadran III dan kuadran IV seperti pada gambar di bawah ini : Gambar 3.5. Titik diberbagai kuadran. 28

Sedangkan untuk mencari sudut diberbagai kuadran menggunakan perbandingan trigonometri sudut berelasi dengan menggunakan sudut α sehingga didapatkan untuk kelipatan sudut 90 adalah (90 ±α), (180 ±α), (360 ±α), dan α. Berikut adalah perbandingan trigonometri untuk sudut (90 - α), (180 - α), (180 + α ), dan (-α). Perbandingan trigonometri untuk sudut (90 - α) Dimisalkan titik P1(x1,) adalah bayangan dari P(x,y) akibat pencerminan garis y = x, sehingga diperoleh XOP = α dan XOP 1 = 90 α, x 1 = x, = y, = r. Gambar3.6. sudut berelasi (90 - α). Dengan menggunakan hubungan di atas maka diperoleh : x Sin ( 90 α ) = = (3.6) r x1 y Cos ( 90 α ) = = (3.7) r x Tan ( 90 α ) = = (3.8) x1 y Perbandingan trigonometri untuk sudut (180 - α) Titik P1(x1,) adalah bayangan dari P(x,y) akibat pencerminan terhadap sumbu y, sehingga XOP = α dan XOP 1 = 180 α,dan untuk x 1 = x, = y, = r 29

Gambar 3.7. Sudut berelasi (180 - α). Dengan menggunakan hubungan di atas maka diperoleh : y Sin ( 180 α ) = = (3.9) r x1 x Cos( 180 α ) = = (3.10) r y Tan( 180 α ) = = (3.11) x1 x Perbandingan trigonometri untuk sudut (180 + α) Titik P1(x1,) adalah bayangan dari P(x,y) akibat pencerminan terhadap garis y = - x, sehingga XOP = α dan XOP 1 = 180 + α, dan untuk x 1 = x, = y, = r. Gambar 3.8. Sudut yang berelasi (180 + α). Dengan menggunakan hubungan di atas maka diperoleh : y Sin( 180 + α ) = = (3.12) r 30

x1 x Cos( 180 + α ) = = (3.13) r y y Tan ( 180 + α ) = = = (3.14) x1 x x Perbandingan trigonometri untuk sudut (- α) Titik P1(x1,) adalah bayangan dari P(x,y) akibat pencerminan terhadap sumbu x, sehingga XOP = α dan XOP 1 = α, dan untuk x 1 = x, = y, = r. Gambar 3.9. Sudut berelasi (- α). Dengan menggunakan hubungan di atas maka diperoleh : y Sin( α ) = = (3.15) r x1 x Cos ( α ) = = (3.16) r y Tan( α ) = = (3.17) x1 x Dalam pembuatan skripsi ini, pengukuran kemiringan sudut dilakukan dengan menggunakan persamaan dari tan α. 31

3.1.3 Perancangan indikator tegangan Untuk mengetahui kondisi baterai yang digunakan masih penuh atau tidak digunakanlah sebuah indikator tegangan. Dalam pembuatan indikator tegangan tersebut digunakan sebuah rangkaian pembagi tegangan, dimana rangkaian tersebut mempunyai dua buah hambatan yang di seri. Tegangan masukan yang digunakan untuk menyuplai indikator tersebut adalah 9 volt. Setelah diberikan pembagi tegangan, nilai dari tegangan tersebut dimasukkan ke dalam ADC. Nilai yang masuk ke dalam ADC tersebut sebesar 3 volt. Tegangan 3 volt tersebut digunakan sebagai indikator baterai yang menunjukkan bahwa baterai dalam kondisi penuh. Sedangkan untuk tegangan baterai lemah, dimisalkan tegangan bawah baterai sebesar 5 volt. Pemilihan tegangan bawah baterai 5 volt disini karena tegangan yang dibutuhkan oleh mikrokontroller adalah 5 volt, saat tegangan baterai kurang dari batas bawah maka mikrokontroller tidak dapat digunakan. Sehingga pada ADC akan menunjukkan tegangan yang dikeluarkan baterai sebesar 1,67 volt dengan tegangan masukan dari mikrokontroller 5 volt. Berikut adalah gambar untai dari indikator tegangan pada baterai. Baterai R1 2k R2 1k ADC Gambar 3.10. Rangkaian indikator tegangan. Untuk memperoleh nilai yang masuk ke dalam ADC adalah sebagai berikut : R2 V max = * Vcc (3.18) R1 + R2 1k V max = 1 * 9volt = *9 1k + 2k 3 volt = 3volt 32

Sedangkan untuk memperoleh nilai batas baterai adalah sebagai berikut : R2 V min = * Vcc( saat min) (3.19) R1 + R2 1k V min = * 5volt 1k + 2k 1 V min = * 5volt 3 V min = 1, 67volt 3.1.4 Buzzer sound Buzzer sound pada skripsi ini digunakan sebagai penanda atau penunjuk tingkat kedataran bidang. Buzzer dapat digunakan saat terjadi penekanan tombol. Penekanan tombol tersebut dilakukan pada waktu waterpas diletakkan pada bidang datar maupun bidang miring. Untuk bidang datar buzzer akan mendeteksi nilai dari kemiringan sudut 0 o dan 90 o. V2 5V +V + BZ1 - Mikrokon R1 8k2 Q1 Gambar 3.11. Rangkaian buzzer. Rangkaian buzzer diatas menggunakan trassitor BC547. Nilai dari transistor tersebut saat saturasi didapat dari datasheet [6] adalah sebagai berikut Vce(saat saturasi) = 0,25 volt untuk arus basis dan arus kolektor adalah sebagai berikut 33

Ib(saturasi) = 0,5 ma dan Ic(saturasi) = 10 ma. Untuk mencari nilai hambatan R1 didapat dengan persamaan : Vb Vbe Rb = (3.20) Ib Sehingga akan didapatkan nilai hambatan R1 sebesar : Vb Vbe Rb = Ib 5 0.7 4.3 Rb = = 0.5mA 0.5mA Rb = 8600 8k2 Dengan nilai hambatan Rb sebesar 8600 ohm tersebut tentunya untuk menemukan hambatan sebesar Rb tersebut di atas akan sulit. Sehingga untuk memperoleh hasil yang tidak begitu jauh berbeda dicarilah nilai yang hampir mendekati dari nilai Rb tersebut. Sehingga nilai yang hampir mendekati dari hambatan Rb tersebut adalah 8200 ohm. 3.1.5 Modul LCD Modul LCD berfungsi untuk menapilkan data yang dihasilkan. Seperti yang telah dijelaskan pada bab II tentang konfigurasi pin dari LCD PCD8544 dan juga blok diagram. Berikut adalah gambar untai LCD nokia 3310, PCD8544 48x84pixel. 34

Gambar 3.12. Modul Untai LCD. konfigurasi pin-pin yang terdapat pada LCD adalah sebagai berikut: 1. Pin 1 (VDD) dihubungkan dengan tegangan sebesar 2.7volt-3.3volt yang dikeluarkan oleh LM317. 2. Pin 2 (SCLK SERIAL CLOCK LINE) dihubungkan ke portd.1, dengan masukan sinyal clock sebesar 0 4Mbits/s. 3. Pin 3 (SDIN SERIAL DATA LINE) dihubungkan ke portd.2, mempunyai fungsi masukan untuk baris data. 4. Pin 4 (D/C MODE SELECT) dihubungkan ke portd.3, Masukan untuk memilih perintah/alamat atau masukan data. 5. Pin 5 (SCE CHIP ENABLE) dihubungkan ke portd.4 Mengaktifkan pin memmungkinkan data di-clock. Sinyalnya aktif Low. 35

6. Pin 6&7 (GND & VOUT) terhubung ke ground namun dipasang terlebih dahulu kapasitor sebagai kopling dengan nilai 1uF hingga 10uF. 7. Pin 8 (RES) terhubung ke portd.7 Sinyal akan di reset oleh alat yang digunakan untuk menginisialisai chip. 3.1.5 Modul Keypad Pada tugas akhir ini keypad berfungsi sebagai pemberi isyarat masukan kepada mikrokontroller bagian pengendali untuk proses jalannya pengukuran dan isyarat untuk melakukan start, hold and save, call memory, zero dan buzzer. Konfigurasi untai keypad ditunjukkan pada gambar dibawah ini. ZERO PORTC.0 HOLD PORTC.1 ON Vcc BUZZER PORTC.3 CALL PORTC.6 Gambar 3.13. Rangkaian Untai keypad. Konfigurasi keypad dijelaskan sebagai berikut : 1. Push button 1 sebagai isyarat zero. 2. Push button 2 sebagai isyarat hold and save. 3. Push button 3 sebagai isyarat on/off. 4. Push button 4 sebagai isyarat buzzer. 5. Push button 5 sebagai isyarat call memory. 36

3.2 Perancangan perangkat lunak Dalam perancangan waterpas digital membutuhkan diagram alir alat yang berfungsi untuk mengubah hasil yang masih berupa data yang linier manjadi data yang akan direalisasikan. Berikut ini adalah gambar diagram alir alat yang dirancang. Start Tekan Tombol On Inisialisasi Sistem Kalkulasi sudut Tampilkan hasil Hold Apakah telah ada data yang disimpan? Y a Simpan data terukur ke Temp II T id a k Simpan data ke temp I Temp II-Temp I Y a Ambil data baru? Tidak AutoShutdown End Gambar 3.14. Diagram Alir perangkat lunak mikrokontroller. 37

Sedangkan untuk diagram alir dari sensor accelerometer ditunjukkan pada Gambar 3.15. Untuk memperoleh nilai yang terukur dari accelerometer tersebut terlebih dahulu diperlukan pengolahan data. Untuk memperoleh percepatan (a) dari data yang terukur digunakan persamaan : Data sensor a = 1g (3.21) Sensitivitas Dengan, a = Percepatan terukur (m/s 2 ) 1g= Nilai percepatan rata-rata gravitasi bumi (9.81m/s 2 ) Idealnya ketika posisi diam pada bidang datar tegak lurus arah gravitasi bumi, akselerometer harus menunjukkan nilai 0 pada sumbu x dan y. Pada kenyataannya yang terukur tidak menunjukkan nilai 0 akibat getaran mekanik. Untuk mengatasi hal tersebut dilakukan discrimination window untuk mengurangi efek gangguan mekanik. Berikut adalah gambar ilustrasi discrimination window pada pembacaan akselerometer. Gambar 3.15. Diagram alir sensor accerelometer. 38

Gambar 3.16. Ilustrasi discrimination window. Untuk mengeliminasi pengaruh gravitasi bumi terhadap hasil pengukuran sensor akselerometer dilakukan dengan mengurangkan percepatan yang terukur dengan percepatan gravitasi yang mempengaruhi. a translasi = a g cos(θ ) (3.22) terukur Dimana atranslasi adalah percepatan akibat gerak translasi, aterukur percepatan total, dan θ sumbu ukur (sumbu x dan y). merupakan merupakan sudut yang dibentuk antara bidang datar dan 39