Kandungan Logam Berat Pb pada Air laut dan Tiram Saccostrea glomerata sebagai Bioindikator Kualitas Perairan Prigi, Trenggalek, Jawa timur

dokumen-dokumen yang mirip
ANALISIS KANDUNGAN LOGAM BERAT MERKURI (Hg) DAN TIMBAL (Pb) PADA IKAN NIKE (Awaous melanocephalus) DI MUARA SUNGAI BONE KOTA GORONTALO

BAB I PENDAHULUAN. memiliki tingkat keanekaragaman flora dan fauna yang tinggi sehingga disebut

BAB I. Logam berat adalah unsur kimia yang termasuk dalam kelompok logam yang

ANALISIS KANDUNGAN LOGAM BERAT TIMBAL (Pb) PADA IKAN PELAGIS KECIL YANG DIDARATKAN DI PPS BELAWAN KECAMATAN MEDAN BELAWAN SUMATERA UTARA ABSTRACT

ANALISIS KANDUNGAN LOGAM BERAT KADMIUM (Cd) DAN MERKURI (Hg) PADA AIR DAN SEDIMEN DI PERAIRAN MUARA SUNGAI BANYUASIN

I. PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

KANDUNGAN LOGAM BERAT AIR LAUT, SEDIMEN DAN DAGING KERANG DARAH (Anadara granosa) DI PERAIRAN MENTOK DAN TANJUNG JABUNG TIMUR

BAB I PENDAHULUAN. 51' 30 BT perairan tersebut penting di Sumatera Utara. Selain terletak di bibir Selat

BAB I PENDAHULUAN. kehidupan manusia, hewan maupun tumbuhan. Pencemaran terhadap lingkungan

KAJIAN POLA SEBARAN PADATAN TERSUSPENSI DAN UNSUR LOGAM BERAT DI TELUK UJUNG BATU, JEPARA

BAB I PENDAHULUAN. serta lapisan kerak bumi (Darmono, 1995). Timbal banyak digunakan dalam

dari tumpahan minyak-minyak kapal.akibatnya, populasi ikan yang merupakan salah satu primadona mata pencaharian masyarakat akan semakin langka (Medan

PENDAHULUAN. laut, walaupun jumlahnya sangat terbatas. Dalam kondisi normal, beberapa macam

BAB I PENDAHULUAN. Dengan demikian laut seakan-akan merupakan sabuk pengaman kehidupan manusia

I. PENDAHULUAN. masalah yang sangat krusial bagi negara maju dan sedang berkembang. Terjadinya

1. PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

PENDAHULUAN. banyak efek buruk bagi kehidupan dan lingkungan hidup manusia. Kegiatan

BAB I PENDAHULUAN. ternyata telah menimbulkan bermacam-macam efek yang buruk bagi kehidupan

BIOAKUMULASI LOGAM BERAT DALAM MANGROVE Rhizophora mucronata dan Avicennia marina DI MUARA ANGKE JAKARTA

BAB 1 PENDAHULUAN. buang tanpa adanya pengolahan limbah yang efesien dan terbuang mengikuti arus

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

KAJIAN LOGAM BERAT Pb, Cu, Hg DAN Cd YANG TERKANDUNG PADA BEBERAPA JENIS IKAN DI WILAYAH PESISIR KOTA BANDAR LAMPUNG

Jurnal Perikanan dan Kelautan Vol. 2. No. 4, Desember 2011: ISSN :

BAB I PENDAHULUAN. 2004). Menurut Palar (1994) pencemaran adalah suatu kondisi yang telah

BAB I PENDAHULUAN. kualitas hidup manusia dengan meningkatnya pendapatan masyaraka Di sisi lain,

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Penelitian. Pertumbuhan penduduk dan populasi penduduk yang tinggi

ANALISIS Pb DALAM BEBERAPA JENIS IKAN DARI PERAIRAN SUPPA KABUPATEN PINRANG

BAB I PENDAHULUAN. buangan/limbah yang selanjutnya akan menyebabkan pencemaran air, tanah, dan. h:1). Aktivitas dari manusia dengan adanya kegiatan

BAB I PENDAHULUAN. provinsi Bali dengan banyak aktivitas manusia seperti tempat singgah kapal-kapal

I. PENDAHULUAN. Kondisi lingkungan perairan Kota Bandar Lampung yang merupakan ibukota

Journal Of Marine Research. Volume 2, Nomor 4, Tahun 2013, Halaman Online di:

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

ANALISIS KADAR MERKURI (Hg) Gracilaria sp. DI TAMBAK DESA KUPANG SIDOARJO

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

KEPADATAN DAN DISTRIBUSI BIVALVIA PADA MANGROVE DI PANTAI CERMIN KABUPATEN SERDANG BEDAGAI PROVINSI SUMATRA UTARA

BAB I PENDAHULUAN. Laut dan kehidupan di dalamnya merupakan bagian apa yang disebut

I. PENDAHULUAN. Bandar Lampung sebagai kota pesisir, terletak pada posisi 5º20-5º31 LS

KANDUNGAN LOGAM BERAT TEMBAGA (Cu) PADA SIPUT MERAH (Cerithidea sp) DI PERAIRAN LAUT DUMAI PROVINSI RIAU

ANALISIS LOGAM BERAT TIMBAL (Pb) PADA IKAN LELE (Clarias sp.) YANG DIBUDIDAYAKAN DI KOTA PEKALONGAN

PENDAHULUAN. terluas di dunia. Hutan mangrove umumnya terdapat di seluruh pantai Indonesia

BAB I PENDAHULUAN. Pencemaran logam berat yang berlebihan di lingkungan akibat dari

BAB I PENDAHULUAN. sebagai air minum. Hal ini terutama untuk mencukupi kebutuhan air di dalam

BAB I PENDAHULUAN. kegiatan industri adalah limbah bahan berbahaya dan beracun. Penanganan dan

Analisis Logam Berat Timbal pada Sedimen Dasar Perairan Muara Sungai Sayung, Kabupaten Demak

Dampak Pencemaran Pantai Dan Laut Terhadap Kesehatan Manusia

I. PENDAHULUAN. Wilayah pesisir kota Bandar Lampung merupakan suatu wilayah yang mempunyai

I. PENDAHULUAN. akibatnya air mengalami penurunan akan kualitasnya. maka batas pencemaran untuk berbagai jenis air juga berbeda-beda.

I. PENDAHULUAN. Pesisir pantai kota Bandar Lampung merupakan salah satu lokasi yang telah

BAB I PENDAHULUAN. Logam berat merupakan salah satu komponen pencemar lingkungan, baik

UJI KADAR MERKURI (Hg) PADA AIR DAN SEDIMEN SUNGAI TULABOLO KECAMATAN SUWAWA TIMUR TAHUN 2013 SUMMARY. Fitrianti Palinto NIM

BAB I PENDAHULUAN. mesin penggerak pertumbuhan ekonomi, menyediakan lapangan kerja, dan

STUDI DAN EVALUASI KANDUNGAN LOGAM BERAT TIMBAL (Pb) DAN KADNIUM (Cd) DI AIR DAN SEDIMEN PADA PERAIRAN SUNGAI KOTA TARAKAN

PENGARUH PERBEDAAN WAKTU DAN PROSES PEMASAKAN TERHADAP KONSENTRASI LOGAM TEMBAGA DAN KADMIUM PADA KERANG HIJAU (Perna viridis)

I. PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

Journal Of Marine Research. Volume 1, Nomor 2, Tahun 2012, Halaman Online di:

BAB I PENDAHULUAN. dilaporkan sekitar 5,30 juta hektar jumlah hutan itu telah rusak (Gunarto, 2004).

BAB I PENDAHULUAN. menjadi sumber pencemar bagi lingkungan (air, udara dan tanah). Bahan

ANALISIS KADAR LOGAM BERAT PADA SUNGAI DI JAWA TENGAH

BAB. I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

ADLN - Perpustakaan Universitas Airlangga

I. PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

KANDUNGAN LOGAM TEMBAGA (Cu) PADA KARANG TIPE BRANCHING DI PERAIRAN KEPULAUAN KRAKATAU

I. PENDAHULUAN. Kota Bandar Lampung adalah ibukota dari Provinsi Lampung yang merupakan

PENDAHULUAN. Tabel 1 Lokasi, jenis industri dan limbah yang mungkin dihasilkan

Jurnal Fisika Unand Vol. 3, No. 4, Oktober 2014 ISSN

1. PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

KANDUNGAN LOGAM BERAT TIMBAL (Pb) PADA AIR, SEDIMEN, DAN KERANG DARAH (Anadara granosa) DI PANTAI BELAWAN, PROVINSI SUMATERA UTARA SKRIPSI

I. PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

pada akhirnya dapat mengganggu keseimbangan biogeokimia perairan laut terutama di areal sepanjang pantai. Bahkan sejalan dengan berbagai pemanfaatan

Mahasiswa Program Studi S1 Fisika Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Riau Kampus Bina Widya Pekanbaru, 28293, Indonesia

1. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

ANALISIS LOGAM BERAT Pb, Cd DAN Cr BERDASARKAN TINGKAT SALINITAS DI ESTUARI SUNGAI BELAU TELUK LAMPUNG. Luky Sembel

Determinasi Kandungan Kadmium (Cd) Di Perairan Pantai Malalayang Sekitar Rumah Sakit Prof Kandou Manado

ANALISIS RISIKO LINGKUNGAN LOGAM BERAT CADMIUM (Cd) PADA SEDIMEN AIR LAUT DI WILAYAH PESISIR KOTA MAKASSAR

PENENTUAN KANDUNGAN LOGAM Pb DAN Cr PADA AIR DAN SEDIMEN DI SUNGAI AO DESA SAM SAM KABUPATEN TABANAN

BAB I PENDAHULUAN. mempunyai pengaruh menurunkan kualitas lingkungan atau menurunkan nilai

1. PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

DAMPAK PENGOPERASIAN INDUSTRI TEKSTIL DI DAS GARANG HILIR TERHADAP KUALITAS AIR SUMUR DAN AIR PASOKAN PDAM KOTA SEMARANG

ANALISIS KANDUNGAN TIMBAL (Pb) PADA JAJANAN PINGGIRAN JALAN KECAMATAN KOTA TENGAH KOTA GORONTALO. Oleh Zulyaningsih Tuloly NIM :

Studi Pencemaran Kandungan Logam Berat Timbal (Pb) dan Kadmium (Cd) pada Ikan Tongkol (Euthynnus sp.) di Pantai Utara Jawa

DISTRIBUSI KUANTITATIF LOGAM BERAT Cu DAN Zn DALAM AIR DAN SEDIMEN DI SEKITAR PERAIRAN PELABUHAN KAYU BANGKOA

ANALISIS ION LOGAM Cu DAN Zn DALAM CONTOH SEDIMEN, AKAR, KULIT BATANG DAN DAUN TANAMAN MANGROVE Avicenia marina DENGAN SPEKTROFOTOMETER SERAPAN ATOM

II. TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Pencemaran Air

DEBIT AIR DI SUNGAI TERINDIKASI CEMAR DESA BERINGIN MALUKU UTARA

sedangkan sisanya berupa massa air daratan ( air payau dan air tawar ). sehingga sinar matahari dapat menembus kedalam air.

KANDUNGAN LOGAM BERAT TEMBAGA (Cu) PADA SIPUT MERAH (Cerithidea sp) DI PERAIRAN LAUT DUMAI PROVINSI RIAU

ANALISIS KANDUNGAN LOGAM BERAT TIMBAL

BAB 1 PENDAHULUAN. yang membentang sepanjang pantai utara antara Cirebon-Subang, Sepanjang

Analisis Kualitas Perairan Muara Sungai Way Belau Bandar Lampung

I.1.1 Latar Belakang Pencemaran lingkungan merupakan salah satu faktor rusaknya lingkungan yang akan berdampak pada makhluk hidup di sekitarnya.

FUNGSI MANGROVE SEBAGAI PENGENDALI PENCEMAR LOGAM BERAT

VI. EVALUASI TINGKAT PENCEMARAN MINYAK DI PERAIRAN SELAT RUPAT

PENDAHULUAN. stabil terhadap morfologi (fenotip) organisme. Dan faktor luar (faktor yang

ANALISIS LOGAM BERAT TIMBAL (II) KADMIUM (II) DAN KROMIUM (VI) PADA KERANG BULU (Anadara Antiquata sp) DI PERAIRAN DUMAI

BAB I PENDAHULUAN. Udara adalah suatu campuran gas yang terdapat pada lapisan yang

I. PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

Volume VII Nomor 1, Februari 2017 ISSN: Latar Belakang

ANALISIS KANDUNGAN MERKURI (Hg) PADA TANAH SAWAH DI DESA TALUDUYUNU KECAMATAN BUNTULIA KABUPATEN POHUWATO. Yunita Miu Nim :

I. PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

Transkripsi:

ISSN : 2337-621X 1 2 Kandungan Logam Berat Pb pada Air laut dan Tiram Saccostrea glomerata sebagai Bioindikator Kualitas Perairan Prigi, Trenggalek, Jawa timur E. Wulandari 1, E. Y. Herawati 2, D. Arfiati 2 Pengawasan Sumberdaya Kelautan dan Perikanan, Prigi Program Studi Manajemen Sumberdaya Perairan, Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan, Universitas Brawijaya e-mail : era_wulandari@yahoo.co.id Abstrak Tiram termasuk spesies macrofauna benthik, merupakan salah satu bioindikator terbaik untuk mengetahui tingkat kontaminasi logam berat di suatu daerah. Tiram bersifat filter feeder atau menyerap makanannya termasuk kontaminan logam berat. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui kandungan logam berat Pb pada air laut dan tiram Saccostrea glomerata dari perairan Prigi. Metode penelitian survei dengan teknik pengambilan data secara sampling acak pada 3 stasiun dengan 3 sub stasiun. Data dianalisis secara deskriptif. Hasil penelitian menunjukkan kandungan logam berat Pb pada air laut di Stasiun I sebesar 0,110 ± 0,019 ppm; Stasiun 2 sebesar 0,211 ± 0,013 ppm dan Stasiun 3 sebesar 0, 0,060 ± 0,013 ppm. Sedangkan kandungan logam berat Pb pada tiram di Stasiun 1 sebesar 1,457 ± 0,501 ppm; Stasiun 2 sebesar 2,960 ± 0,505 ppm dan Stasiun 3 sebesar 0,517 ± 0,297. Sehingga bisa diketahui perairan Prigi terkontaminasi logam berat Pb melalui bioindikator tiram S. glomerata. Kata kunci: logam berat, Pb, tiram S. glomerata, Prigi Abstract Oysters, a benthic macrofauna, is the best bioindicator to determine the level of heavy metal contamination in the certain area. Oyster is a filter feeder, absorbing its food including heavy metals contaminants. The objective of this study was to determine the content of Pb heavy metals in the seawater and oysters Saccostrea glomerata from Prigi waters. Methods of data collection was random sampling at 3 stations with 3 sub-stations then the data collected were analyzed descriptively. The results showed that Pb content of heavy metals in sea water at the station 1 was 0.110 ± 0.019 ppm; station 2 was 0.211 ± 0.013 ppm and Station 3 was 0.060 ± 0.013 ppm. The heavy metal content of Pb in oysters at Station 1 was 1.457 ± 0.501 ppm; Station 2 was 2.960 ± 0.505 ppm and Station 3 was 0.517 ± 0.297. Therefore, it can be known that Prigi waters have contaminated with heavy metal of Pb through the oyster S. glomerata as bioindicator. Keywords: heavy metal, Pb, oyster, S. glomerata, Prigi PENDAHULUAN Teluk Prigi terletak di Kecamatan Watulimo, Kabupaten Trenggalek, Propinsi Jawa Timur, merupakan kawasan yang sangat potensial untuk dikembangkan dalam berbagai bentuk termasuk sektor perikanan. Tempat ini merupakan salah satu pusat usaha perikanan di pantai selatan Jawa. Hal ini diantaranya bisa dilihat dari jumlah keterlibatan penduduk lokal dalam kegiatan yang berhubungan dengan perikanan sebanyak kurang lebih 6.271 kepala keluarga (Statistik PPN Prigi, 2010) atau sebesar 26,29 % dari jumlah penduduk (Perdes Tasikmadu, 2009). Jika kemudian ditambahkan dengan nelayan

andong atau istilah lokal dalam menyebut nelayan pendatang, jumlah keseluruhan nelayan yang berusaha di Prigi bisa bertambah sampai 2 %. Teluk Prigi terkenal dengan pemandangan yang indah, tempat rekreasi, ekowisata (fish sanctuary), peluang kerja di bidang perikanan dan Pelabuhan Perikanan Nusantara Prigi (PPN Prigi) serta pariwisata. Namun, ditengarai dalam beberapa tahun terakhir ini Teluk Prigi mulai terancam kontaminasi logam berat. Pb merupakan salah satu jenis logam berat yang potensial menjadi bahan kontaminan, karena merupakan senyawa yang bertahan lama di dalam suatu badan air sebelum akhirnya mengendap atau terabsorbsi oleh adanya berbagai reaksi fisik dan kimia perairan (Mukhtasor, 2002). Logam berat diketahui dapat mengumpul di dalam tubuh organisme, dan tetap tinggal dalam tubuh dalam jangka waktu lama sebagai racun yang terakumulasi (Fardiaz, 1992; Palar, 1994). Kondisi perairan yang terkontaminasi oleh berbagai macam logam akan berpengaruh nyata terhadap ekosistem perairan baik perairan darat maupun perairan laut. Timbal (Pb) merupakan logam yang banyak dimanfaatkan oleh manusia sehingga logam ini juga menimbulkan dampak kontaminasi terhadap lingkungan. Tiram termasuk spesies macrofauna benthik, merupakan salah satu bioindikator terbaik untuk mengetahui tingkat kontaminasi logam berat di suatu daerah. Tiram merupakan biota yang potensial terkontaminasi logam berat, karena sifatnya yang filter feeder, sehingga biota ini sering digunakan sebagai hewan uji dalam pemant`auan tingkat akumulasi logam berat pada organisme laut. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui kandungan logam berat Pb pada air laut dan tiram S. glomerata dari perairan Pelabuhan Perikanan Nusantara (PPN) Prigi. METODE Metode penelitian survei dengan teknik pengambilan data secara sampling acak pada 3 stasiun dengan 3 sub stasiun dan kemudian data yang didapatkankan dianalisis secara deskriptif. HASIL DAN PEMBAHASAN Kandungan Logam Berat Pb di Air Laut Perairan PPN Prigi mengandung Pb sebagai berikut: di kolam labuh barat (Stasiun I) sebesar 0,111 ± 0,019 mg/l, kemudian di lokasi kolam labuh timur (Stasiun II) sebesar 0,211 ± 0,0135 mg/l, dan selanjutnya di muara S. Pancer (Stasiun III) sebesar 0,060 ± 0,013 mg/l (Gambar 1.). Kandungan tersebut telah mengalami kontaminasi tertinggi dengan peningkatan sebesar 4 kali lipat dari ambang batas maksimum dari Keputusan Menteri Negara 2004 tentang Baku Mutu Air Laut, dimana baku mutu air laut untuk kandungan Pb pada perairan pelabuhan adalah sebesar 0,05 mg/l. Tingginya kandungan Pb di perairan PPN Prigi dapat berasal dari limbah industri di kawasan pelabuhan serta limbah padat dan cair domestik yang terbawa aliran sungai yang bermuara di sekitar pelabuhan. Sedangkan kegiatan di laut (marina) salah satunya adalah buangan sisa bahan bakar kapal motor, cat kapal dan wisata bahari. Kapal motor penangkap ikan juga menggunakan cat anti korosi yang pada umumnya mengandung Pb (Siaka, 2008). Dalam menjalankan aktivitasnya kegiatan marina ini menghabiskan bahan bakar solar ± 4.443 ton/tahun, oli ± 103 ton/tahun, bensin ± 1.473 ton/tahun dan minyak tanah 70 ton/tahun (Statistik PPN Prigi, 2010) serta sebelum berangkat kapal tersebut harus dihidupkan di pelabuhan ± 1 jam, dengan demikian limbah asap masuk ke perairan pelabuhan. Selain hal tersebut, knalpot (pembuangan sisa gas hasil proses pembakaran bahan bakar) terletak di bawah kapal atau dekat dengan permukaan air laut, sehingga gas buangannya langsung berinteraksi dengan air laut, yang akan menambah kontaminan. 11

Gambar 1. Kandungan logam berat Pb pada perairan PPN Prigi Monitoring logam berat Pb pernah dilakukan pada tahun 2007 berdasarkan Laporan Tim Teknisi Ekologi dan Pengembalian Fungsi Habitat FPIK-UB dalam Susilo (2007), kandungan logam berat tertinggi di perairan Teluk Prigi adalah Pb sebesar 0,0035-0,0470 mg/l. Bila dibandingkan dengan keadaan sekarang (tahun 2011), telah terjadi peningkatan kontaminasi logam berat Pb sebesar 4,5 kali lipat. Kandungan Logam Berat Pb pada Tiram S. glomerata Kandungan Pb pada tiram S. glomerata sebagai berikut: di kolam labuh barat (Stasiun I) sebesar 1,457 ± 0,502 mg/l, kemudian di lokasi kolam labuh timur (Stasiun II) sebesar 2,960 ± 0,505 mg/l, dan selanjutnya di muara S. Pancer (Stasiun III) sebesar 0,517 ± 0,297 mg/l (Gambar 2.). Gambar 2. Kandungan logam berat Pb pada tiram S. glomerata Kandungan tersebut telah mengalami peningkatan sebesar 1,5 kali lipat dari ambang batas maksimum dari Direktorat Jenderal Pengawasan Obat dan Makanan (POM) No. 03725/B/SK/VII/89 yang membatasi kandungan logam berat Pb maksimum pada sumberdaya ikan dan olahannya adalah adalah 2,0 mg/l. Keputusan Menteri Negara 2004 tentang Baku Mutu Air Laut, dimana baku mutu air laut untuk kandungan Pb pada biota laut adalah sebesar 0,008 mg/l. Kandungan Pb dalam tiram relatif lebih tinggi dibandingkan dengan dalam air. Hal ini menunjukkan bahwa Pb yang terdapat dalam air terakumulasi dalam tubuh biota tiram. Hal yang sama ditemukan oleh Yudha (2008), Rahman (2006), Febrita (2006), Karimah (2002), Marabessy dan Edward (2002) dan Fajri (2001) dalam penelitian mereka masingmasing tentang akumulasi logam berat Pb pada biota air laut. Faktor akumulasi pada 12

setiap jenis biota laut relatif berbeda, hal ini disebabkan oleh perbedaan sifat-sifat biologis (jenis, umur dan fisiologis) masing-masing jenis biota, juga disebabkan oleh perbedaan sifat fisik dan kimia serta aktivitas masing-masing lokasi. Tiram S. glomerata merupakan biota yang potensial terkontaminasi logam berat, karena sifatnya yang filter feeder atau menyerap makanannya termasuk kontaminan logam berat. Organisme yang hidup sedentary atau menetap, tidak bisa menghindar dari kontaminan dan mempunyai toleransi yang tinggi terhadap konsentrasi logam tertentu sehingga dapat mengakumulasi logam lebih besar dari hewan lainnya (Darmono, 1995). Kandungan lobam berat tertinggi pada air dan tiram S. glomerata terdapat pada kolam labuh timur, hal ini diduga disebabkan oleh buangan sisa BBM dan cat kapal yang digunakan dan sebagian besar diduga mengandung Pb. Juga karena lokasi kolam labuh timur dekat dengan muara sungai Pancer dimana sumber polutan berupa limbah domestik lebih banyak masuk ke lokasi tersebut. Hal ini serupa dengan penelitian yang dilakukan oleh Apeti et al. (2005) bahwa konsentrasi logam berat tertinggi (Cd, Cr, Cu, Pb dan Zn) pada tiram Crassostrea virginica di Teluk Apalachicola, Florida ditemukan pada lokasi yang mendapat masukan terbanyak dari aliran sungai, dan konsentrasi logam Pb sebesar 0,75 µg g -1. Ukuran tiram S. glomerata dengan panjang, lebar dan tinggi yang lebih besar mampu mengakumulasi logam lebih besar pula. Rata-rata ukuran cangkang tiram yang terbesar terdapat di kolam labuh timur dengan panjang antara 3,5 7 cm, lebar 1,7 5,3 cm dan tinggi 1,1 3,4 cm. Pada kolam labuh timur tersebut logam berat Pb pada air laut dan tiram S. glomerata juga tertinggi. Riget et al. (1996) menyebutkan bahwa pada ukuran cangkang Mytillus edulis ditemukan korelasi positif dengan kemampuan kerang tersebut mengakumulasi logam berat. KESIMPULAN - Kandungan Pb di Perairan Prigi antara 0,060 ± 0,013 mg/l sampai dengan 0,211 ± 0,0135 mg/l melebihi ambang batas maksimum dari Keputusan Menteri Negara 2004 tentang Baku Mutu Air Laut, dimana baku mutu air laut untuk kandungan Pb pada perairan pelabuhan adalah sebesar 0,05 mg/l. - Kandungan Pb pada tiram S. glomerata antara 0,517 ± 0,297 mg/l sampai dengan 2,960 ± 0,505 mg/l, telah melebihi ambang batas maksimum dari Direktorat Jenderal Pengawasan Obat dan Makanan (POM) No. 03725/B/SK/VII/89 membatasi kandungan logam berat Pb maksimum pada sumberdaya ikan dan olahannya adalah adalah 2,0 mg/l. DAFTAR PUSTAKA Apeti D. A., Robinson L., and Johnson E., 2005. Relationships between Heavy Metal Concentration in the American Oyster (Crassostrea virginica) and Metal Levels in the Water Column and Sediment in Apalachicola Bay, Florida. American Journal of Environmetal Sciences, Vol.1, pp. 179-186. Darmono., 1995. Logam dalam Sistem Biologi Makhluk Hidup. UI Press. Jakarta. Fajri N. E., 2001. Analisis Kandungan Logam Berat Hg, Cd dan Pb dalam Air Laut, Sedimen dan Tiram (C. cucullata) di Perairan Pesisir Kec. Pedes, Kab Karawang, Jawa barat. Tesis. Pascasarjana IPB. Fardiaz S., 1992. Polusi Air dan Udara. Penerbit Kanisius. Yogyakarta. 190 hal. Febrita E., Suwondo dan Dewi U. 2006. Kandungan Logam Berat (Pb dan Cu) pada Sipetang (Pharus sp) sebagai Bioindikator Kualitas Perairan di Bengkalis. Jurnal Biogenesis, Vol. 2, pp. 241-46 13

Karimah, A., Gani A. A. dan Asnawati., 2002. Profil Kandungan Logam Berat Timbal (Pb) dalam Cangkang Kupang Beras (Tellina versicolor). Laporan penelitian. Fakultas MIPA. Unversitas Jember. Marabessy, M. D. dan Edward., 2002. Kandungan Logam Berat Pb, Cd, Cu dan Zn dalam beberapa Jenis Kerang dan Ikan di Perairan Raha, P. Muna Sulawesi Tenggara. Seminar Nasional Perikanan Indonesia. 27-28 Agustus 2002. MENLH, 2004. Keputusan Menteri Negara Lingkungan Hidup Nomor 51 Tahun 2004 tentang Baku Mutu Air Laut. Mukhtasor, 2002. Pencemaran Pesisir dan Laut. Cetakan Pertama. PT Pradnya Paramita. Jakarta. 322 hal. Palar, H., 1994. Pencemaran dan Toksikologi Logam Berat. PT Rineka Cipta. Jakarta. 90 hal. Peraturan Desa (Perdes) Tasikmadu, 2009. Tentang Zonasi Kawasan Pesisir Desa Tasikmadu. Pemerintah Kabupaten Trenggalek. Jawa Timur. 46 hal. Rahman, A., 2006. Kandungan Logam Berat Timbal (Pb) dan Kadmium (Cd) pada beberapa Jenis Krustasea di Pantai Batakan dan Takisung Kabupaten Tanah Laut Kalimantan Selatan. Bioscientiae, Vol. 3, pp. 93-101. Riget F., P. Johansen and Asmund G., 1996. Influence of length on element concentrations in Blue Mussel (Mytillus edulis). Marine Pollution Bulletin, Vol. 32, pp. 745-751. Siaka, I. M., 2008. Korelasi antara kedalaman sedimen di Pelabuhan Benoa dan konsentrasi logam berat Pb dan Cu. Jurnal Kimia, Vol. 2, pp. 61-70. Susilo, E., 2007. Daya Adaptasi Dan Jaminan Sosial Masyarakat Dalam Rangka Mencapai Ketahanan Pangan Domestik (Dinamika Kelembagaan Lokal Pengelola Sumberdaya Perikanan Kawasan Pesisir). Laporan Riset Dasar Program Insentif. Kementerian Negara Riset dan Teknologi. Statistik PPN Prigi, 2010. Statistik Pelabuhan Perikanan Nusantara Prigi. Direktorat Jenderal Perikanan Tangkap. DKP. Yudha, I. G., 2008. Analisis Kandungan Logam Berat Pada Biota Laut di Wilayah Pesisir Kota Bandar Lampung. Laporan Penelitian. Fakultas Pertanian Universitas Lampung. 14