GHARAR Dalam Transaksi KOMERSIAL

dokumen-dokumen yang mirip
Kaidah Fiqh BERSUCI MENGGUNAKAN TAYAMMUM SEPERTI BERSUCI MENGGUNAKAN AIR. Publication in CHM: 1436 H_2015 M

Kaidah Fiqh. Seorang anak dinasabkan kepada bapaknya karena hubungan syar'i, sedangkan dinasabkan kepada ibunya karena sebab melahirkan

KAIDAH FIQH. Perubahan Sebab Kepemilikan Seperti Perubahan Sebuah Benda. حفظو هللا Ustadz Ahmad Sabiq bin Abdul Lathif Abu Yusuf

Menzhalimi Rakyat Termasuk DOSA BESAR

Amalan-amalan Khusus KOTA MADINAH. خفظو هللا Ustadz Anas Burhanuddin,Lc,M.A. Publication: 1435 H_2014 M AMALAN-AMALAN KHUSUS KOTA MADINAH

KAIDAH FIQH. Disyariatkan Mengundi Jika Tidak Ketahuan Yang Berhak Serta Tidak Bisa Dibagi. حفظه هللا Ustadz Ahmad Sabiq bin Abdul Lathif Abu Yusuf

Rumah Idaman TIDAK MELANGGAR SYARI AT. حفظو هللا Ustadz Abu Aniisah Syahrul Fatwa bin Lukman. Publication: 1435 H_2014 M

Qawa id Fiqhiyah. Pertengahan dalam ibadah termasuk sebesar-besar tujuan syariat. Publication: 1436 H_2014 M

KAIDAH FIQH. Jual Beli Itu Berdasarkan Atas Rasa Suka Sama Suka. Publication 1437 H_2016 M. Kaidah Fiqh Jual Beli Itu Berdasarkan Suka Sama Suka

KAIDAH FIQH. Yang Ikut Itu Hukumnya Sekedar Mengikuti. حفظو هللا Ustadz Ahmad Sabiq bin Abdul Lathif Abu Yusuf. Publication: 1437 H_2016 M

Mengabulkan DO A Hamba-Nya

Qawaid Fiqhiyyah. Niat Lebih Utama Daripada Amalan. Publication : 1436 H_2015 M

Hadits yang Sangat Lemah Tentang Larangan Berpuasa Ketika Safar

PANDUAN ISLAMI DALAM MENAFKAHI ISTRI

حفظو هللا Disusun oleh: Ustadz Kholid Syamhudi, L.c

KAIDAH FIQH. Sesuatu yang Diperbolehkan Oleh Syar'i Meniadakan Kewajiban Mengganti. Publication 1438 H_2016 M

Ustadz Ahmas Faiz Asifuddin, MA. Publication: 1436 H_2014 M. Disalin dari Majalah al-sunnah, Edisi 08, Th.XVIII_1436/2014

MENANGGUNG AMANAT KETIKA ADA KERUSAKAN

KAIDAH FIQH. "Mengamalkan dua dalil sekaligus lebih utama daripada meninggalkan salah satunya selama masih memungkinkan" Publication: 1436 H_2015 M

Kaidah Fiqh PADA DASARNYA IBADAH ITU TERLARANG, SEDANGKAN ADAT ITU DIBOLEHKAN. Publication: 1434 H_2013 M

MAKANAN ACARA KEMATIAN

Kaidah Fiqh. Keadaan Darurat Tidak Menggugurkan Hak Orang Lain. Publication: 1435 H_2014 M DARURAT TIDAK MENGGUGURKAN HAK ORANG LAIN

Hadits Palsu Tentang Keutamaan Memakai Pakaian WOL

PROSES AKAD NIKAH. Publication : 1437 H_2016 M. Disalin dar Majalah As-Sunnah_Baituna Ed.10 Thn.XIX_1437H/2016M

Hadits Palsu Tentang Keutamaan Berdzikir Dengan BIJI TASBIH حفظه هللا Ustadz Abdullah Taslim al-buthoni, MA

DOA dan DZIKIR. Publication in PDF : Sya'ban 1435 H_2015 M DOA DAN DZIKIR SEPUTAR PUASA

PETAKA BUNGA BANK. Publication: 1435 H_2014 M

Bagi YANG BERHUTANG. Publication: 1434 H_2013 M. Download > 600 ebook Islam di PETUNJUK RASULULLAH

KAIDAH FIQH. Pengakuan Adalah Sebuah Hujjah yang Terbatas. Publication 1437 H_2016 M. Kaidah Fiqh Pengakuan adalah Sebuah Hujjah yang Terbatas

Tatkala Menjenguk Orang Sakit

Mengharap Perbaikan AGAMA & DUNIA. Publication: 1434 H_2013 M MENGHARAP PERBAIKAN AGAMA DAN DUNIA *

SUMPAH PALSU Sebab Masuk Neraka

Kaidah Fiqh. Perbedaan agama memutus hubungan saling mewarisi juga waii pernikahan. Publication: 1434 H_2013 M KAIDAH FIQH: PERBEDAAN AGAMA

Keutamaan Membaca dan Merenungkan AYAT AL-KURSI حفظه هللا Ustadz Abdullah Taslim al-buthoni, MA

KAIDAH FIQH. Sama saja antara orang yang merusak milik orang lain baik dengan sengaja, tidak tahu, ataupun lupa

Petunjuk Rasulullah. Ber-KOKOK

YANG TIDAK PENYAYANG TIDAK DISAYANG

Jangan Mengikuti HAWA NAFSU. Publication : 1437 H_2016 M. Jangan Mengikuti Hawa Nafsu

BOLEHKAH AIR MUSTA'MAL DIGUNAKAN UNTUK BERSUCI? Ustadz Muhammad Abduh Tuasikal

Bertaubat Dari Harta حفظو هللا Ustadz Dr. Muhammad Arifin Baderi, MA

Kaidah Fiqh MENUTUP JALAN MENUJU KEMUNGKARAN. Publication: 1434 H_2013 M

Syafa at Agung SYAFA AT AGUNG. Publication: 1435 H_2014 M. Download > 700 ebook Islam di

Rahasia di Balik Uban Menurut

KAIDAH FIQH. Sebuah Ijtihad Tidak Bisa Dibatalkan Dengan Ijtihad Lain. حفظه هللا Ustadz Ahmad Sabiq bin Abdul Lathif Abu Yusuf

Kaidah Fikih. Semua Benda Najis Yang Sudah Berubah Total Menjadi Benda Suci, Apakah Hukumnya Menjadi Suci? Publication: 1436 H_2015 M

Hadits Palsu Tentang Surga Di Bawah Telapak Kaki Ibu

Hadits Palsu Tentang Keutamaan Mencium Kening Ibu

Hadits Lemah Tentang Keutamaan Surat Az-Zalzalah

Syarah Istighfar dan Taubat

MASUK SURGA Karena MEMBUANG DURI

PUSAT DOWNLOAD E-BOOK ISLAM

KAIDAH FIQH PENGGABUNGAN HUKUMAN DAN KAFFAROH. Publication 1437 H_2016 M. Kaidah Fiqh Penggabungan HUKUMAN dan KAFFAROH

ADAB AL-IJAARAH (Mempekerjakan Orang)

PUNCAK KEDUSTAAN. Publication: 1434 H_2013 M PUNCAK KEDUSTAAN. Disalin dari Majalah al-furqon No. 131, Ed.6 Th.ke-12_1434H/2012M

KAIDAH FIQH. Semua hukum ilmu dan amal tidak sempurna kecuali dengan dua perkara: Terpenuhi syarat dan rukunnya serta tidak ada penghalangnya

HOMOSEKS Dosa yang Lebih Besar Dari Zina

Derajat Hadits Puasa TARWIYAH

PEMBIAYAAN MULTI JASA

Fatwa Tentang Tata Cara Shalat Witir. Pertanyaan: Bagaimana tatacara mengerjakan shalat witir yang paling utama? Jawaban: Segala puji bagi Allah I.

ETIKA BERUTANG. Publication: 1435 H_2013 M. حفظو هللا Oleh: Ustadz Dr. Muhammad Arifin Badri, MA

Wa ba'du: penetapan awal bulan Ramadhan adalah dengan melihat hilal menurut semua ulama, berdasarkan sabda Nabi r:

Bai'at SUNNAH. Publication: 1435 H_2014 M BAI AT SUNNAH DAN BAI AT BID AH. Disalin dari Majalah al-furqon No. 148 Ed.12 Th.

Al-'Azhiim, Al-Majiid dan Al-Kabiir

Publication: 1435 H_2014 M. Tata Cara Makmum Mengikuti Imam. Disalin dari Majalah As-Sunnah No.08 Th.XVII 1435H/2013M

MASBUQ DALAM SHALAT GERHANA

KEHIDUPAN MASYARAKAT

Sunnah menurut bahasa berarti: Sunnah menurut istilah: Ahli Hadis: Ahli Fiqh:

Ibadah Muslimah. di Bulan PENUH BERKAH. حفظو هللا Ustadz Abu Aniisah Syahrul Fatwa bin Lukman. Publication: 1435 H_2014 M

PUSAT DOWNLOAD E-BOOK ISLAM

TAFSIR AYAT PUASA. Oleh: Download ± 300 ebook Islam, Gratis!!! kunjungi.

C I N C I N I S L A M

HIBAH dalam Perspektif FIKIH

KEWAJIBAN PUASA. Publication: 1435 H_2014 M. Tafsir Surat al-baqarah ayat

AGAR KAMU LEBIH DICINTAI ALLAH

Materi Kajian Kitab Kuning TVRI Edisi Ramadhan. Tema: Yang Diizinkan Tidak Berpuasa

Prof. Dr. Syaikh Abdurrazzaq bin Abdil Muhsin

BAB IV TINJAUAN HUKUM ISLAM TERHADAP PENERAPAN BAGI HASIL DALAM PEMBIAYAAN MUSHA>RAKAH DI BMT AN-NUR REWWIN WARU SIDOARJO

BAB I PENDAHULUAN. manusia guna memperoleh kebahagian di dunia dan akhirat. Salah satu aspek

Publication: 1435 H_2014 M. Beginilah Mencintai Rasulullah Shallallahu Alaihi Wasallam Dengan Benar

Hadits-hadits Shohih Tentang

Materi Kajian Kitab Kuning TVRI Edisi Ramadhan. Tema: Mengganti Puasa Yang Ditinggalkan

ZAKAT PENGHASILAN. FATWA MAJELIS ULAMA INDONESIA Nomor 3 Tahun 2003 Tentang ZAKAT PENGHASILAN

Kebahagiaan Mana yang Ingin Anda Raih?

10 Renungan Bagi yang Ditimpa UJIAN/MUSIBAH

Menjaga Kebersihan Jasmani bagian dari Sunnah Rasulullah

PETUNJUK NABI TENTANG MINUM

Kaidah Fiqh SEMUA KERABAT HARAM DINIKAHI KECUALI EMPAT, SEDANGKAN SEMUA IPAR HALAL DINIKAHI KECUALI EMPAT. Publication: 1435 H_2014 M

BAB IV ANALISIS HUKUM BISNIS ISLAM TERHADAP PENGAMBILAN KEUNTUNGAN PADA PENJUALAN ONDERDIL DI BENGKEL PAKIS SURABAYA

HUKUM HADIAH KOMERSIAL

Cendikiawan Umat Ini

Oleh: Ustadz Sanusin Muhammad Yusuf حفظه هللا

Publication: 1434 H_2013 M. Benang Tipis K E M U D A H A N. Download > 600 ebook Islam di

KAIDAH FIQH. Bagi Yang Menuntut Wajib Membawa Bukti Sedangkan Yang Mengingkari Cukup Bersumpah

MENYEWAKAN TANAH PERTANIAN

DOA-DOA YANG DINUKIL DARI

TAFSIR SURAT اإلنفطار. (T e r b e l a h) Surat Makkiyah, Surat ke 82: 19 Ayat. Publication : 1437 H_2015 M. Tafsir Surat Al-Infithaar ( Terbelah )

Hawalah, Dhaman dan Kafalah

YAKIN TIDAK HILANG DENGAN KERAGUAN

BAHAYA Minuman KERAS

DANA TALANGAN H A J I. خفظ اهلل Oleh: Ustadz Dr. Erwandi Tirmidzi, MA. Publication: 1433 H_2012 M DANA TALANGAN HAJI

Transkripsi:

GHARAR Dalam Transaksi KOMERSIAL حفظو هللا Ustadz Ahmad Sabiq, Lc Publication: 1435 H_2014 M GHARAR Dalam Transaksi KOMERSIAL حفظو هللا Ustadz Ahmad Sabiq, Lc Disalin dari Majalah Al-Furqon No. 145 Ed. 9 Th ke-13_1435/2014 Download > 700 ebook Islam di www.ibnumajjah.com

MUQODDIMAH Sifat dasar manusia sebagai makhluk sosial tidak bisa lepas dari bertransaksi dengan manusia lainnya. Baik transaksi itu bersifat untuk tolong-menolong maupun transaksi yang bersifat untuk mencari keuntungan duniawi. Contoh transaksi untuk tolong-menolong adalah aktiyitas saling membantu, pinjam-meminjam atau hutang piutang. Inilah yang diistilahkan oleh para ulama dengan tabarru'at (akad sosial). Adapun contoh transaksi untuk mencari keuntungan duniawi, seperti jual beli, sewa-menyewa, dan semisalnya. Inilah yang diistilahkan oleh para ulama dengan mu'awadhat (transaksi komersial). Jadi, transaksi komersial adalah semua transaksi atau akad yang dilakukan oleh seseorang dengan lainnya yang tujuan pokoknya untuk memenuhi kebutuhan dan mencari keuntungan duniawi. Jika ada tujuan akhirat maka itu bersifat ikut, bukan pokoknya.

DEFINISI AL GHARAR Gharar adalah semua transaksi yang mengandung unsur ketidakjelasan atau pertaruhan atau perjudian; atau semua yang tidak diketahui hasilnya atau tidak diketahui hakikat dan ukurannya. DALIL PERMASALAHAN Al-Imam an-nawawi رمحو هللا dalam Syarah Shahih Muslim menyatakan, "Adapun larangan jual beli gharar, maka ia merupakan pokok penting dari kitab jual beli. Oleh karena itu, al-imam Muslim mengedepankannya. Dalam hal ini tercakup permasalahan yang sangat banyak, tidak terhitung." :صلى هللا عليو وسلم Kaidah ini didasari sabda Nabi ب ي ع ع ن و س ل م ع ل ي و ا لل ص ل ى ا لل ر س و ل ن ه ى ق ا ل: ى ر ي ر ة أ ب ع ن ال غ ر ر ب ي ع و ع ن ا ل ص اة صلى هللا عليو وسلم berkata, "Rasulullah رضي هللا عنو Dari Abu Hurairah melarang jual beli al-hashah dan jual beli al-gharar." (HR Muslim)

Para ulama menjelaskan bahwa gharar itu terlarang dengan dua kriteria: Pertama: Gharar tersebut fahisy (besar atau dominan) bukan kecil Kedua: Gharar tersebut terdapat dalam transaksi komersial, bukan dalam hal tabarru'at. GHARAR FAHISY Gharar dalam sebuah transaksi ada dua macam. Ada yang fahisy yang berarti gharar yang berat dan dominan, dan ada gharar yang yasir artinya ringan atau sepele. Dan gharar yang terlarang adalah yang fahisy bukan yang yasir. Dengan demikian, gharar yang sedikit diperbolehkan dan tidak merusak keabsahan akad. Ini perkara yang telah disepakati para ulama, sebagaimana disampaikan Ibn Rusyd dalam Bidayah al-mujtahid (2/155) dan al-imam an-nawawi dalam al-majmu' Syarh al-muhadzdzab (9/258). Para ulama memberikan contoh dengan masuk ke kamar mandi umum untuk mandi dengan membayar. Ini mengandung gharar, karena orang berbeda dalam penggunaan air dan lamanya tinggal di dalam. Demikian juga, persewaan (rental) mobil untuk sehari atau dua hari,

karena orang berbeda-beda dalam penggunaannya dan cara pemakaiannya. Ini semua mengandung gharar, namun dimaafkan syari'at karena gharar-nya tidak besar. Karenanya, jual beli borongan diperbolehkan dalam Islam. Alasannya, meskipun mengandung gharar tapi ringan. ا لل ر س و ل ف ن ه ان ا ج ز اف ا الر ك ب ا ن م ن الط ع ا م ن ش ت ي ك ن ا ع م ر اب ن ع ن م ك ان و م ن ن ن ق ل و ن ب يع و ح ت أ ن و س ل م ا لل ع ل ي و ص ل ى Dari Abdullah ibn Umar رضي هللا عنهما berkata, "Dahulu kami (para Sahabat) membeli makanan secara taksiran, maka Rasulullah صلى هللا عليو وسلم melarang kami menjual lagi sampai kami memindahkannya dari tempat belinya." (HR Muslim: 1526) Makna dari: ج ز اف ا adalah jual beli makanan tanpa ditakar, tanpa ditimbang, dan tanpa ukuran tertentu, tetapi menggunakan sistem taksiran. Dan inilah makna jual beli borongan. Sisi pengambilan hukum dari hadits ini adalah bahwa jual beli sistem borongan itu merupakan salah satu sistem jual beli yang dilakukan oleh para Sahabat pada zaman Rasulullah صلى هللا عليو وسلم dan beliau tidak melarangnya. Hanya, beliau melarang untuk menjualnya kembali sampai

memindahkannya dari tempat semula. Dan ini merupakan taqrir (perserujuan) beliau atas bolehnya jual beli sistem صلى هللا عليو وسلم tersebut; seandainya terlarang, pasti Rasulullah akan melarangnya dan tidak hanya menyatakan hal di atas. Al-Hafizh Ibn Hajar رمحو هللا berkata, "Hadits ini menunjukkan bahwa jual beli makanan dengan sistem taksiran hukumnya boleh." (Fath al-bari: 4351) Al-Imam Ibn Qudamah رمحو هللا berkata, "Kami tidak mengetahui adanya perselisihan dalam masalah ini." (Lihat pula Mausu'ah al-manahi Syar'iyyah oleh asy-syaikh Salim al-hilali 2/233.) Jika sampai ada perbedaan di kalangan para ulama tentang masalah ini maka itu biasanya berangkat dari perbedaan persepsi apakah hal tersebut masuk dalam gharar fahisy ataukah ringan. Seperti jual beli biji-bijian dan tanaman yang masih dalam tanah, semisal ketela, kacang tanah, dan lainnya. Al-Imam Abu Hanifah, asy-syafi'i dan salah satu riwayat dari al-imam Ahmad tidak memperbolehkan jual beli tersebut. Namun, al-imam Malik dan salah satu riwayat dari al-imam Ahmad berpendapat bahwa hal itu boleh. Pendapat inilah yang dikuatkan oleh Syaikhul Islam Ibn Taimiyyah dan murid beliau Ibn al-qayyim.

Pendapat yang rajih (kuat) insya Allah adalah yang membolehkan, berdasarkan beberapa sebab, di antaranya: 1. Jual beli tersebut tidak termasuk dalam jual beli gharar yang fahisy, karena orang yang sudah berpengalaman akan mampu untuk mengetahui isi dan kadar tanaman tersebut meskipun belum dicabut. Misalkan dengan melihat batang dan daunnya maka bisa diprediksikan apakah biji-bijian tersebut bagus ataukah tidak, juga dengan mencabut satu atau dua tanaman akan bisa diprediksikan berapa jumlah yang akan dihasilkan dalam kebun atau ladang tersebut. 2. Jual beli tersebut dibutuhkan manusia, terutama yang mempunyai lahan luas, karena akan sangat menyulitkan sekali kalau diharuskan memanennya sendiri. Sebab itu, kalau diharamkan maka itu akan sangat memberatkan, padahal Allah Ta'ala telah mencabut sesuatu yang berat dari syari'at ini. Allah عز وجل berfirman ج ع ل م ن ح ر ج الد ي ن ف ع ل ي ك م و م ا Dan tidaklah Allah menjadikan dalam agama Islam kesulitan bagi kalian. (QS al-hajj [22]: 78) (Lihat Majmu' Fatawa Syaikhul-Islam Ibn Taimiyyah 29/33, 227, 487, dan Zadul Ma'ad al-imam Ibn al-qayyim 5/920)

APA PERBEDAAN ANTARA GHARAR FAHISY DENGAN YASIR Ada satu perbedaan mendasar antara keduanya yaitu kalau fahisy maka sesuatu yang tidak jelas dan tidak tampak tersebut sama sekali tidak bisa diprediksi, sedangkan yang yasir, yang tampak menunjukkan ada yang tidak tampak. Misalkan jeruk, yang tampak di luarnya adalah kulit meskipun tatkala orang beli yang diinginkan ada dalamnya. Ini ada gharar tetapi ringan karena dengan kulitnya bisa diprediksi isinya. GHARAR DALAM TRANSAKSI KOMERSIAL BUKAN SOSIAL Para ulama sepakat bahwa gharar terlarang dalam akad komersial, sebagaimana keterangan di atas. Lalu, bagaimana dengan akad sosial? Para ulama berbeda pendapat menjadi dua pendapat: Pertama: Diperbolehkan adanya gharar dalam akad tabarru'at. Inilah pendapat mazhab Malikiyyah, serta dirajihkan oleh Ibn Taimiyyah dan Ibn al-qayyim. Mereka berdalil dengan hadits Amr ibn Syu'aib dari bapaknya dari kakeknya yang berbunyi:

ف ق ام ر ج ل ف ي د ه ك ب ة م ن ش ع ر ف ق ا ل أ خ ذ ت ل ف ق ا ل ر س و ل ا لل ص ل ى ا لل ع ل ي و و س ل م: أ م ا ى ذ ه ل ص ل ح ب ا ب ر ذ ع ة م ا ك ا ن ل و ل ب ن ع ب د ل ك ف ه و ال م ط ل ب "Maka ada seseorang yang membawa sekumpulan bulu rambut (seperti wig) berdiri di tangannya, lalu berkata, 'Aku mengambil ini untuk memperbaiki pelana kudaku.' Kemudian Rasulullah هللا عليو وسلم,صلى bersabda, 'Adapun yang menjadi hakku dan Bani Abdil Muthalib, maka itu untukmu.'" (HR Abu Dawud dan dinilai hasan oleh al- Albani dalam lrwa' al-ghalil 5/36-37) Dalam hadits ini, Rasulullah صلى هللا عليو وسلم menghadiahkan bagiannya dan bagian Bani Abdil Muthalib dari benda tersebut, dan tentunya ukurannya tidak jelas. Dengan demikian gharar tersebut tidak berlaku pada akad tabarru'at. Pendapat ini dikuatkan dengan "kaidah asal dalam muamalah adalah sah", baik dalam akad mu'awadhah ataupun tabarru'at. Asal hukum ini tidak berubah dengan larangan Rasulullah صلى هللا عليو وسلم dari gharar dalam hadits Abu Hurairah رضي هللا عنو di atas, karena itu menyangkut akad mu'awadhah saja. Apalagi perbedaan antara akad mu'awadhah dengan tabarru'at telah jelas. Akad

mu'awadhah dilakukan oleh seseorang yang ingin melakukan usaha dan perniagaan, sehingga disyaratkan pengetahuan dan kejelasan yang tidak disyaratkan dalam akad tabarru'at. Hal ini terjadi karena akad tabarru'at yang dilakukan oleh seseorang, tidaklah untuk usaha, namun untuk berbuat baik dan menolong orang lain. Kedua: Gharar berlaku juga pada akad tabarru'at; inilah pendapat mayoritas ulama. Namun yang rajih (kuat) adalah pendapat yang pertama. Berdasarkan hal ini, maka muncullah banyak masalah yang disampaikan ulama, di antaranya: Pemberian majhul. Bentuk gambarannya adalah seorang menghadiahkan sebuah mobil yang belum diketahui jenis, merek, dan bentuknya, atau memberikan sesuatu yang ada di kantongnya. la berkata, "Saya hadiahkan uang yang ada di kantong saya kepadamu." Pertanyaannya, apakah ini akad transaksi yang shahih atau tidak? Yang rajih adalah akad pemberian ini sah, sebab tidak disyaratkan hadiahnya harus jelas. Demikian juga, seandainya ia menghadiahkan sesuatu miliknya yang telah dicuri atau dirampok, maka hukumnya sah. Juga, menghadiahkan barang-barang yang hilang. Wallahu A'lam. []