BAB II TINJAUAN PUSTAKA. hingga setinggi 5-10 m dengan daun-daunan yang membentuk serupa spiral pada

dokumen-dokumen yang mirip
TINJAUAN PUSTAKA. (United States Department of Agriculture, 2011). vertikal dan horizontal. Bagian akar yang aktif adalah pada kedalaman cm,

Tipe perkecambahan epigeal

TINJAUAN PUSTAKA. Tanaman pepaya (Carica papaya L.) termasuk ke dalam family

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

47 Tabel 3. Rata-rata Persentase kecambah Benih Merbau yang di skarifikasi dengan air panas, larutan rebung dan ekstrak bawang merah Perlakuan Ulangan

II. TINJAUAN PUSTAKA. Pada awalnya kedelai dikenal dengan beberapa nama botani yaitu Glycine soja

TINJAUAN PUSTAKA Botani dan Syarat Tumbuh Tanaman

II. TINJAUAN PUSTAKA. Tanaman srikaya memiliki bentuk pohon yang tegak dan hidup tahunan.

I. PENDAHULUAN. Ubi kayu (Manihot esculenta Crantz) merupakan tanaman sumber karbohidrat

BAHAN DAN METODE PENELITIAN. Pertanian, Universitas Sumatera Utara, Medan. Percobaan ini dilakukan mulai

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

TINJAUAN PUSTAKA. Klasifikasi botani tanaman palem botol adalah sebagai berikut:

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Daryanto ( 2013 ) mengemukakan bahwa Sistematika tanaman (taksonomi)

TINJAUAN PUSTAKA Botani Tanaman Purwoceng

TINJAUAN PUSTAKA Perkecambahan Benih Padi

II. TINJAUAN PUSTAKA. Asam jawa merupakan tanaman keras berumur panjang yang dapat mencapai

KALIN merangsang pembentukan organ. Rhizokalin Filokalin Kaulokalin Anthokalin

Dalam suatu tumbuhan yang mengalami perkecambahan terdapat: Planula : ujung batang yang akan menjadi sepasang daun, daun lembaga kotiledon kotiledon

TINJAUAN PUSTAKA. kecoklatan, dan memiliki bintil akar berwarna merah muda segar dan sangat

II. TINJAUAN PUSTAKA. Ubi kayu mempunyai banyak nama daerah, di antaranya adalah ketela pohon,

BAB I. PENDAHULUAN. A. Latar Belakang

II. TINJAUAN PUSTAKA. wilayah beriklim sedang, tropis, dan subtropis. Tanaman ini memerlukan iklim

PEMATAHAN DORMANSI BENIH

II. TINJAUAN PUSTAKA. Semangka merupakan tanaman semusim yang termasuk ke dalam famili

Pengaruh Pemberian Hormon Giberellin Terhadap Perkecambahan Benih Tanaman

TINJAUAN PUSTAKA. tumbuhan, termasuk klasifikasi sebagai berikut; divisio : spermatophyta;

II. TINJAUAN PUSTAKA. Kayu afrika merupakan jenis pohon yang meranggas atau menggugurkan daun

TINJAUAN PUSTAKA. Taksonomi dari tanaman Aren ( A. pinnata Merr ) adalah sebagai berikut:

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. 21 hari setelah tanam. Sedangkan analisis pengaruh konsentrasi dan lama perendaman

II. TINJAUAN PUSTAKA. A. Benih Kedelai. penyediaan benih berkualitas tinggi. Pengadaan benih kedelai dalam jumlah yang

MATERI 1 STRUKTUR BENIH DAN TIPE PERKECAMBAHAN I. PENDAHULUAN

HASIL DAN PEMBAHASAN. Percobaan 1 : Pengaruh Pertumbuhan Asal Bahan Tanaman terhadap Pembibitan Jarak Pagar

II. TINJAUAN PUSTAK A. 2.1 Karakteristik dan Komposisi Kimia Benih Kedelai

PERTUMBUHAN DAN PERKEMBANGAN TUMBUHAN

IV. HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

I. PENDAHULUAN. Padi (Oryza sativa L.) merupakan tanaman penghasil beras yang menjadi

PENDAHULUAN. Latar Belakang. Kopi merupakan produk tanaman perkebunan yang dibutuhkan oleh

TINJAUAN PUSTAKA. Botani Kelapa Sawit (Elaeis guineensis Jacq.)

BAB II KAJIAN PUSTAKA. 2.1 Klasifikasi dan Morfologi Kopi Liberika (Coffea liberica)

I. PENDAHULUAN. Padi (Oryza sativa L.) merupakan salah satu tanaman budidaya penting dalam

I. TINJAUAN PUSTAKA. Gladiol (Gladiolus hybridus L) tergolong dalam famili Iridaceae yang

TINJAUAN PUSTAKA. Kingdom : Plantae; Subkingdom : Tracheobionta; Super Divisi : Spermatophyta;

merangsang skutelum menghasilkan GA. GA dikirim ke sel-sel protein untuk membentuk enzim baru sebagai pelarut cadangan makanan.

HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

II. TINJAUAN PUSTAKA. Pohon merbau darat telah diklasifikasikan secara taksonomi sebagai berikut

II. TINJAUAN PUSTAKA. 2.1 Morfologi dan Syarat Tumbuh Tanaman Kedelai. Kedelai merupakan tanaman asli subtropis dengan sistem perakaran terdiri dari

TINJAUAN PUSTAKA. Klasifikasi tanaman buah naga adalah sebagai berikut ; Divisi: Spermatophyta, Subdivisi : Angiospermae, Kelas : Dicotyledonae, Ordo:

MENGAMATI PERTUMBUHAN BIJI KACANG HIJAU

I. HASIL DAN PEMBAHASAN

PENGISIAN DAN PEMASAKAN BIJI

TINJAUAN PUSTAKA. Botani Tanaman. Mangga berakar tunggang yang bercabang-cabang, dari cabang akar ini tumbuh

II. TINJAUAN PUSTAKA. ketinggian m dpl, pada tempat-tempat yang bervariasi keadaan

II. TINJAUAN PUSTAKA. terutama India dan Birma. Terung dapat tumbuh dengan baik pada ketinggian

BAHAN DAN METODE PENELITIAN. Pertanian, Universitas Sumatera Utara, Medan dengan ketinggian ± 32 meter di

IV. HASIL DAN PEMBAHASAN 1. Tinggi Tanaman. antara pengaruh pemangkasan dan pemberian ZPT paklobutrazol. Pada perlakuan

SMA NEGERI 2 KABUPATEN TEBO

Gambar 3. Tanaman tanpa GA 3 (a), Tanaman dengan perlakuan 200 ppm GA 3 (b)

Menurut van Steenis (2003), sistematika dari kacang tanah dalam. taksonomi termasuk kelas Dicotyledoneae; ordo Leguminales; famili

I. PENDAHULUAN. Benih merupakan salah satu masukan usaha tani yang mempengaruhi tingkat

I. PENDAHULUAN. Tanaman hias khususnya bunga merupakan salah satu komoditas hortikultura

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

TINJAUAN PUSTAKA. Botani Tanaman Jeruk Besar (Pamelo)

I. PENDAHULUAN. setelah beras. Selain itu juga digunakan sebagai pakan ternak dan bahan baku

HASIL ANALISIS DAN PEMBAHASAN. A. Pengamatan Buah per Tandan. Perkembangan ini dapat dilihat dari beberapa indikator seperti jumlah buah,

LAPORAN PRATIKUM TEKNOLOGI PRODUKSI BENIH STRUKTUR BENIH DAN TIPE PERKECAMBAHAN

BAB I PENDAHULUAN. Biji merupakan perkembangan lanjut dari bakal biji yang telah dibuahi dan

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. yang sesuai untuk perkecambahan pada biji Phalaenopsis amabilis (L.) Bl.

II. TINJAUAN PUSTAKA

TINJAUAN PUSTAKA. Tanaman rosela diklasifikasikan dengan kingdom Plantae, divisio

II. TINJAUAN PUSTAKA. Tanaman tomat termasuk tanaman semusim Ordo Solanales, family solanaceae,

Pendahuluan. ACARA I Perkecambahan Benih. (eksternal). Faktor Dalam Faktor dalam yang mempengaruhi perkecambahan benih antara lain :

HASIL DAN PEMBAHASAN

TINJAUAN PUSTAKA Botani Kedelai

Stratifikasi III. METODE PENELITIAN Metode Pengumpulan Data Waktu dan Tempat Penelitian

I. PENDAHULUAN. Tomat (Lycopersicon esculentum Mill.) termasuk dalam jenis tanaman sayuran,

II. TINJAUAN PUSTAKA

TINJAUAN PUSTAKA. Botani Tanaman. Klasifikasi dari tanaman kedelai menurut Rukmana dan Yuyun, : Dicotyledoneae/Archichlamydae

TINJAUAN PUSTAKA. Tanaman Aren ( Arenga pinnata Merr ) dimasukkan kedalam divisi

BAB 1 PERTUMBUHAN DAN PERKEMBANGAN TUMBUHAN

PEMBAHASAN. Posisi PPKS sebagai Sumber Benih di Indonesia

II. TINJAUAN PUSTAKA A. Syarat Tumbuh Bawang Merah Bawang merah adalah salah satu komoditas sayuran unggulan yang telah lama diusahakan oleh petani

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Klasifikasi tanaman mentimun ( Cucumis sativus L.) (Cahyono, 2006) dalam tata nama tumbuhan, diklasifikasikan kedalam :

TINJAUAN PUSTAKA. Tanaman pinang mempunyai sistematika tanaman sebagai berikut:

dalam jumlah yang cukup. Carica merupakan tanaman monokotil yang dapat

5. PEMBAHASAN 5.1. Pengaruh waktu pemberian GA3 terhadap pertumbuhan tanaman leek

I. PENDAHULUAN. Bunga Gladiol (Gladiolus hybridus L) merupakan bunga potong yang menarik

BAB II. TINJAUAN PUSTAKA

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. Kelapa (Cocos nucifera L) disebut pohon kehidupan, karena hampir semua

PENGUJIAN PUPUK HANTU TERHADAP PERKECAMBAHAN BENIH SELADA (Lactuca sativa, L)

PEMBERIAN KNO 3 DAN AIR KELAPA PADA UJI VIABILITAS BENIH PEPAYA (Carica papaya L.) SKRIPSI OLEH :

II. TINJAUAN PUSTAKA. Menurut Hermawan (2013), klasifikasi botani tanaman sorgum (Sorghum bicolor

II. TINJAUAN PUSTAKA. Manggis dengan nama latin Garcinia mangostana L. merupakan tanaman buah

PENGUJIAN BENIH DORMAN

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Jati Belanda (Guazuma ulmifolia Lamk.) merupakan tanaman yang di

TINJAUAN PUSTAKA. Tanaman pepaya (carica papaya L.) termasuk ke dalam family

II. TINJAUAN PUSTAKA. Viabilitas benih diartikan sebagai kemampuan benih untuk tumbuh menjadi

I PENDAHULUAN. Tanaman kacang buncis (Phaseolus vulgaris L.) merupakan salah satu tanaman

Transkripsi:

BAB II TINJAUAN PUSTAKA 1.1 Botani Pepaya Pohon pepaya umumnya tidak bercabang atau bercabang sedikit, tumbuh hingga setinggi 5-10 m dengan daun-daunan yang membentuk serupa spiral pada batang pohon bagian atas. Daunnya menyirip lima dengan tangkai yang panjang dan berlubang di bagian tengah. Bentuknya dapat bercangap ataupun tidak.pepaya kultivar biasanya bercangap dalam. Pepaya adalah monodioecious (berumah tunggal sekaligus berumah dua) dengan tiga kelamin: tumbuhan jantan, betina, dan banci (hermafrodit).tumbuhan jantan dikenal sebagai pepaya gantung, yang walaupun jantan kadang-kadang dapat menghasilkan buah pula secara partenogenesis.buah ini mandul (tidak menghasilkan biji subur), dan dijadikan bahan obat tradisional.bunga pepaya memiliki mahkota bunga berwarna kuning pucat dengan tangkai atau duduk pada batang.bunga jantan pada tumbuhan jantan tumbuh pada tangkai panjang.bunga biasanya ditemukan pada daerah sekitar pucuk. Bentuk buah bulat hingga memanjang, dengan ujung biasanya meruncing.warna buah ketika muda hijau gelap, dan setelah masak hijau muda hingga kuning.bentuk buah membulat bila berasal dari tanaman betina dan memanjang (oval) bila dihasilkan tanaman banci.tanaman banci lebih disukai dalam budidaya karena dapat menghasilkan buah lebih banyak dan buahnya lebih besar.daging buah berasal dari karpela yang menebal, berwarna kuning hingga

7 merah, tergantung varietasnya.bagian tengah buah berongga.biji-biji berwarna hitam atau kehitaman dan terbungkus semacam lapisan berlendir (pulp) untuk mencegahnya dari kekeringan. Dalam budidaya, biji-biji untuk ditanam kembali diambil dari bagian tengah buah (Warisno,2003). 2.2 Sarcotesta Benih papaya diselimuti oleh sarcotesta, yaitu suatu lapisan yang mengandung senyawa fenolik. Selama ini penghilangan sarcotesta selalu disarankan dalam penanganan benih pepaya karena sarcotesta dapat menghambat proses perkecambahan. Seiring dengan upaya pemanfaatan sarcotesta yang mengandung fenol untuk meningkatkan daya simpan benih maka diperlukan informasi tentang pengaruh mempertahankan sarcotesta selama proses pengeringan benih terhadap viabilitas benih pasca pengolahan. Perlakuan pendahuluan (pra-perkecambahan) yang tepat perlu diperoleh untuk menghilangkan efek negatif yang mungkin timbul Chow dan Lin ( Sariet al, 2005). 2.3 Dormansi Benih yang tidak menunjukkan gejala pertumbuhan atau tidak mampu berkecambah meskipun diletakkan pada kondisi lingkungan yang memungkinkan untuk perkecambahan disebut dorman. Istilah dormansi digunakan untuk benih yang tidak berkecambah pada kondisi yang optimum untuk perkecambahan seperti persediaan air yang cukup, suhu yang sesuai, komposisi udara yang normal dengan kandungan oksigen yang tercukupi dan cahaya yang merangsang perkecambahan dan periode perkecambahan. Dalam kondisi dorman tetap hidup

8 tetap hidup, dan dalam keadaan tertentu dapat dirangsang untuk perkecambahan dengan perlakuan tertentu Harjadi 1974 dalam Prawira,1999. Dormansi dapat disebabkan oleh ketidakmampuan benih secara total untuk berkecambah atau hanya bertambahnya kebutuhan lingkungan khusus untuk perkecambahannya. Dormansi dapat digolongkan menjadi tiga tipe yaituinnate dormancy, induced dormancy dan enforced dormancy. Innate dormancy adalah dormansi yang terjadi sejak benih masih ada pada tanaman induknya. Pada kondisi yang demikian benih tidak akan berkecambah mesikun kondisi lingkungan optimum untuk berkecambah. Induced dormancyadalah dormansi karena faktor lingkungan dan perkecambahan tidak akan terjadi walaupun kondisi penghambat dihilangkan dengan perlakuan tertentu. Enforced dormancy adalah dormansi karena faktor lingkungan, perkecambahan dapat terjadi apabila faktor penghambat akan dihilangkan Wareing 1969 dalam Prawira,1999. Berdasarkan mekanismenya, klasifikasi dormansi yang disebabkan karena embrio dorman yaitu embrio rudimenter atau embrio yang belum masak, karena adanya halangan mekanis oleh kulit benih, karena kulit benih yang impermeabel dan arena adanya inhibitor pada kulit benih maupun embrio.faktor-faktor yang berperan terhadap mekanisme dormansi digolongkan menjadi faktor endogen dan eksogen.secara endogen penyebab dormansi adalah embrio yang belum masak dan adanya penghambat terhadap proeses metabolisme akibat peranan inhibitor. Secara eksogen dormansi disebabkan oleh kulit benih dan struktur yang mengelilinginya Kozlowski dalam Prawira,1999.

9 Menurut Saleh (2004), pada dasarnya dormansi dapat diperpendek dengan berbagai perlakuan sebelum dikecambahkan, baik secara fisik, kimia dan biologi. Benih yang cepat berkecambah berarti memiliki kesempatan tumbuh axis embrio lebih panjang sehingga memungkinkan terjadi pembekakan pada bagian ujungnya sebagai tempat pertumbuhan radikula dan plumula sehingga akar menjadi lebih panjang. Perlakuan pemberian zat pengatur tumbuh NAA maupun GA3 ternyata memberikan pengaruh terhadap pematahan dormansi biji. Pada konsentrasi tinggi, pengaruh yang ditimbulkan akan lebih cepat dari pada konsentrasi rendah, namun tingkatnya masih dalam ambang terbatas karena ZPT dibutuhkan tanaman dalam jumlah yang sedikit. Pada perlakuan GA3 memiliki pengaruh yang lebih besar karena Giberelin merupakan fitohormon yang mempengaruhi peningkatan pembelahan sel dan perbesaran sel pada pertambahan panjang batang dan akar pada tanaman Abidin dalam Usman (2006). Biji biasanya berkecambah dengan segera bila diberi air dan udara yang cukup, mendapat suhu pada kisaran yang memadai dan pada keadaan tertentu, mendapat periode terang dan gelap yang sesuai. Tetapi pada sekelompok tumbuhan yang bijinya tidak segera berkecambah meskipun telah diletakkan pada kondisi kandungan air, suhu, udara dan cahaya yang memadai. Perkecambahan tertunda selama beberapa hari, minggu bahkan bulan, tetapi dengan adanya giberelin dormansi dapat dipatahkan Prawiranataet al (Usman,2006).

10 2.4 Vigor Benih Vigor merupakan derajat kehidupan benih dan di ukur berupa benih yang berkecambah, kecepatan perkecambahan, jumlah kecambah normal, pada berbagai lingkungan yang memadai, selain itu juga harus diperhatikan semua atribut perkecambahan secara morfologi dan fisiologis yang mempengaruhi kecepatan, keseragaman pertumbuhan benih pada berbagai lingkungan, ini merupakan tolak ukur ketahanan benih atau kesehatannya (Kuswanto, 1996). Secara umum vigor diartikan sebagai kemampuan benih untuk tumbuh normal pada keadaan lingkungan yang sub optimal. Vigor benih dicerminkan oleh dua informasi tentang viabilitas, masing-masing yaitu kekuatan tumbuh dan daya simpan benih. Kedua nilai fisiologis ini menempatkan benih pada kemungkinan kemampuannya untuk tumbuh menjadi tanaman normal meksipun keadaan biofisik lapangan sub optimal atau suatu periode simpan yang lama (Sutopo, 2002). 2.5 Viabilitas Berdasarkan pada kondisi lingkungan pengujian viabilitas benih dapat dikelompokkan ke dalam viabilitas benih dalam kondisi lingkungan sesuai (favourable) dan viabilitas benih dalam kondisi lingkungan tidak sesuai (unfavourable). Pengujian viabilitas benih dalam kondisi lingkungan tidak sesuai termasuk kedalam pengujian vigor benih. Perlakuan dengan kondisi lingkungan sesuai sebelum benih dikecambahkan tergolong untukmenduga parameter vigor daya simpan benih, sedangkan jika kondisi lingkungan tidak sesuai diberikan

11 selama pengecambahan benih maka tergolong dalam pengujian untuk menduga parameter vigor kekuatan tumbuh benih. Faktor-faktor yang berperan sebagai penyebab tingginya laju penurunan viabilitas benih. Biasanya benih diuji daya kecambah dan viabilitasnya dilaboratorium yang dilengkapi dengan alat dan para pekerja untuk menentukan mutu benihnya. Pada uji daya kecambah, benih dikatakan berkecambah bila dapat menghasilkan kecambah dengan bagian-bagian yang normal atau mendekati normal. Ada suatu pengujian viabilitas yang bertujuan untuk mengetahui dengan cepat semua benih yang hidup, baik dorman maupun tidak dorman yaitu dengan pengirisan bagian embrio benih dan uji tetrazolium (Kuswanto, 1996). 2.6 Perkecambahan Benih Secara fisiologis perkecambahan benih adalah muncul dan berkembangnya struktur penting dari embrio yang menunjukan kemampuan untuk berkembang menjadi tanaman normal dalam kondisi lingkungan yang menguntungkan. Faktor yang mempengaruhi perkecambahan benih yaitu persyaratan dari benih itu sendiri, kebanyakan benih kecuali dorman, dapat berkecambah walapun masih mudah, namun sejak umur beberapa hari pembentukan benih dapat berkecambah dan dapat berbeda-beda tergantung spesies dan varietasnya (Fitria, 2006). 2.7 Giberalin Gibberellin adalah jenis hormon tumbuh yang mula-mula diketemukan di Jepang oleh Kurosawa pada tahun 1926. Zat pengatur tumbuh GA 3 lebih efektif

12 daripada NAA terutama pada konsentrasi 60 ppm, dari data terlihat pada konsentrasi 60 ppm bisa mencapai 84% (Setiawan, 2008) Hormon pertumbuhan yang dapat merangsang pertumbuhan batang dan dapat juga meningkatkan besar daun dan beberapa jenis tumbuhan, besar bunga dan buah adalah giberelin.giberelin juga dapat menggantikan perlakuan suhu rendah (2º-4º) pada tanaman. Giberelin pada tanaman dapat menyebabkan peningkatan sel, pembelahan dan pembesaran sel. Biji biasanya berkecambah dengan segera bila diberi air dan udara yang cukup, mendapat suhu pada kisaran yang memadai dan pada keadaan tertentu, mendapat periode terang dan gelap yang sesuai. Tetapi pada sekelompok tumbuhan yang bijinya tidak segera berkecambah meskipun telah diletakkan pada kondisi kandungan air, suhu, udara dan cahaya yang memadai. Perkecambahan tertunda selama beberapa hari, minggu bahkan bulan, tetapi dengan adanya giberelin dormansi dapat dipatahkan.hormon giberelin secara alami terdapat pada bagian tertentu tumbuhan yaitu pada buah dan biji saat berkecambah.giberelin adalah zat tumbuh yang sifatnya sama atau menyerupai hormon auksin, tetapi fungsi giberelin sedikit berbeda dengan auksin. Giberelin berperan membantu pembentukan tunas/ embrio, menghambat perkecambahan dan pembentukan biji. Hal ini terjadi apabila giberelin diberikan pada bunga maka buah yang terbentuk menjadi buah tanpa biji dan sangat nyata mempengaruhi pemanjangan dan pembelahan sel. Hal itu dapat dibuktikan pada tumbuhan kerdil, jika diberi giberelin akan tumbuh normal, jika pada tumbuhan normal diberi giberelin akan tumbuh lebih cepat Prawiranata et al (Anisah,2009).

13 Giberelin banyak digunakan pada penelitian fisiologis tumbuhan, dan kebanyakan tanaman memberi respon terhadap pemberian GA3, dengan pertambahan panjang batang, pembelahan sel dan pemanjangan bagian apikal tanaman sebagai hormon tumbuh pada tanaman dan sangat berpengaruh pada sifat genetik (genetic dwarfism), pembungaan, partohenocarpy mobilisasi karbohidrat selama perkecambahan dan aspek fisiologi lainnya (Setiawan, 2008). Selain itu, GA3 mempunyai peranan dalam mendukung perpanjangan sel, aktivitas kambium dan mendukung pembentukan RNA baru serta sintesa protein. Selama proses perkecambahan sangat bergantung pada persiapan bahan makanan yang berada di dalam endosperm. Untuk keperluan kelangsungan hidup benih maka terjadilah penguraian secara enzimatik yaitu terjadi perubahan pati menjadi gula yang selanjutnya ditranslokasikan ke benih sebagai sumber energi untuk pertumbuhannya (Setiawan, 2008). Peranan giberalin tidak hanya merangsang perkecambahan benih, tetapi juga bersifat mengendalikan pertumbuhan aktif tanaman. Pengaruh fisiologis giberalin terhadap tanaman menyebabkan perpanjangan batang, memperbesar ukuran bunga dan daun, dapat pula menyebabkan perubahan warna daun. Disamping itu beberapa tanaman mengalami peningkatan luas daun. Perendaman benih papaya dalam larutan giberalin dapat meningkatkan viabilitas tanaman papaya ( Jelita, 2010).