BAB II KAJIAN TEORI. guru yang disamping menjabat sebagai guru juga menjadi pembimbing. 1

dokumen-dokumen yang mirip
BAB II KAJIAN TEORI. keaktifan belajar menurut nana sudjana diantaranya: 1) Turut serta dalam melaksanakan tugas belajarnya.

BAB II KAJIAN TEORI. individu itu sendiri dalam kerjanya yakni bagaimana ia. kata dasar kerja yaitu prestasi, bisa pula berarti hasil kerja.

BAB II KAJIAN TEORITIS

JURUSAN BIMBINGAN DAN KONSELING ISLAM JENJANG STRATA 1 (SARJANA : S1 )

BAB I PENDAHULUAN. baik secara fisik maupun mental dalam diri manusia. Sehingga dengan pendidikan

BAB I PENDAHULUAN. pendidikan formal sekarang sudah merupakan bagian yang integral dan tidak

BAB I PENDAHULUAN. mengatasi masalah-masalah yang timbul dalam kegiatan belajar siswa. Di sekolah

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Pendidikan merupakan lembaga utama yang memainkan peranan

BAB I PENDAHULUAN. dalam banyak hal remaja sekarang dihadapkan pada lingkungan yang tidak. karena remaja adalah masa depan bangsa.

BAB I PENDAHULUAN. Bab 2 Pasal 2 yakni mengembangkan kemampuan dan membentuk watak serta. dilaksanakan melalui wadah yang disebut dengan sekolah.

BAB II KAJIAN TEORI. pertumbuhan anak muda atas kekuatannya dalam menentukan dan. pengalaman-pengalaman yang dapat memberi sumbangan yang berarti bagi

PANDUAN MODEL PENGEMBANGAN DIRI

BAB II KAJIAN TEORI. a. pengertian layanan konseling individual

BAB I. Pendahuluan. dimulai dari rumah tangga hendaknya dapat dilanjutkan kepada hal-hal yang positif. Para

BAB I PENDAHULUAN. Peranan layanan konseling di sekolah-sekolah sangatlah penting bahkan

BAB II KAJIAN TEORI. A. Kerangka Teoritis. Diagnosis kesulitan belajar adalah suatu usaha yang dilakukan

LAPORAN PRAKTIK PENGALAMAN LAPANGAN 2 DI SMP NEGERI 2 UNGARAN

BAB I PENDAHULUAN. spiritual, moral, sosial, intelektual, fisik dan sebagainya. 1 Sekolah merupakan

ARTIKEL ILMIAH PELAKSANAAN LAYANAN BIMBINGAN DAN KONSELING DALAM MENGATASI KESULITAN BELAJAR SISWA DI SMP NEGERI 16 KOTA JAMBI

BAB 1 PENDAHULUAN. (SISDIKNAS) No. 20 Tahun 2003 yang terdapat pada bab 2 pasal 3 yang berbunyi:

BAB I PENDAHULUAN. didik dalam mengembangkan potensinya. Hal ini didasarkan pada UU RI No

LAYANAN BIMBINGAN DAN KONSELING DI SEKOLAH

BAB II LANDASAN TEORI. 1. Pengertian Kegiatan Layanan Bimbingan dan Konseling. Bimbingan merupakan bantuan yang diberikan kepada dalam rangka upaya

BAB I PENDAHULUAN. pendidikan merupakan faktor utama dalam membangun suatu bangsa. Melalui pendidikan

BAB I PENDAHULUAN. Pasal 1 ayat (1) Undang-Undang Nomor 20/2003 tentang sistem pendidikan nasional

TRILOGI PROFESI KONSELOR DAN PENGELOLAAN BERBASIS KINERJA

BAB I PENDAHULUAN. terus diupayakan melalui pendidikan. Hal ini sesuai dengan Undang-Undang

BAB I PENDAHULUAN. Sekolah memiliki tanggung jawab yang besar membantu siswa agar

BAB 1 PENDAHULUAN. membantu murid menguasai pengetahuan secara intelektual,

PANDUAN MODEL PENGEMBANGAN DIRI UNTUK SATUAN PENDIDIKAN DASAR DAN MENENGAH

pembelajaran itu merupakan kegiatan yang saling berkaitan satu sama lain,

DAFTAR SISWA ASUH SMA NEGERI 7 YOGYAKARTA. Guru Pembimbing : Drs. Bandono, MM.

BAB II KERANGKA TEORI. 1. Aplikasi Instrumentasi Bimbingan dan Konseling

PERKEMBANGAN, PARADIGMA, VISI DAN MISI SERTA TRILOGI PROFESI BIMBINGAN DAN KONSELING A. Perkembangan Bimbingan dan Konseling Bimbingan dan konseling

LAPORAN PRAKTIK PENGALAMAN LAPANGAN II DI SMP NEGERI 7 SEMARANG TAHUN AJARAN 2012/ 2013

BAB I PENDAHULUAN. ini sejalan dengan fungsi dan tujuan pendidikan yang tertuang dalam Undangundang. Sisdiknas No 20 tahun 2003 pasal 3:

BAB III PROGRAM BIMBINGAN KONSELING DAN STANDAR KOMPETENSI

wujud nyata penyelanggaraan layanan bimbingan dan konseling. Kegiatan bimbingan, yaitu bimbingan pribadi, bimbingan sosial, bimbingan belajar,

BAB II KAJIAN TEORITIS. mengenai kajian yang dibahas, yaitu: implementasi tugas pokok wali kelas di. Madrasah Tsanawiyah Al-Muttaqin pekanbaru.

BAB II KAJIAN TEORETIS. 2.1 Pengertian Evaluasi Program Bimbingan dan Konseling

BAB II KAJIAN TEORIDAN KONSEP OPERASIONAL

BAB I PENDAHULUAN. dari pendidikan itu sendiri. Untuk mencapai pelayanan yang optimal hanya

KONSEP DAN STRATEGI LAYANAN BIMBINGAN DAN KONSELING. A. Konsep Layanan Bimbingan dan Konseling

BAB I PENDAHULUAN. mempunyai kecenderungan rasa ingin tahu terhadap sesuatu. Semua itu terjadi

BAB I PENDAHULUAN. mengasuh, dan mengawasi berlakunya semua ajaran islam. 1

BAB I PENDAHULUAN. manusia yang berwawasan, hal ini tentu dilatarbelakangi oleh mutu Pendidikan. yang terus berkembang sesuai tuntutan zaman.

BAB V ANALISIS DATA. a) Bimbingan dan konseling yang tidak memiliki jam pelajaran di sekolah. dengan peserta didik yang diasuhnya.

BAB I PENDAHULUAN. berpartisipasi dalam pelaksanaan pembelajaran 1. belajar mengajar, agar proses belajar mengajar lancar, maka seluruh siswa

BAB II KAJIAN TEORI. sekolah, yang memberikan kewenangan penuh kepada sekolah dan guru

BAB I PENDAHULUAN. didik), dan mengembangkan kemampuan yang meliputi masalah akademik

SEJARAH BIMBINGAN DAN KONSELING DAN LAHIRNYA BK 17 PLUS Oleh, IFDIL DAHLANI

LAPORAN PELAKSANAAN PROGRAM KERJA BIMBINGAN DAN KONSELING DI SMA/MA.. TP.2009/2010

BAB I PENDAHULUAN. maupun informal. Keberhasilan pendidikan akan terjadi bila ada interaksi antara

1. PENDAHULUAN. Pendidikan memiliki peranan penting dalam pembentukan generasi muda penerus bangsa yang

BAB I PENDAHULUAN. Bimbingan dan konseling merupakan bagian penting dalam pelaksanaan

LAPORAN PRAKTIK PENGALAMAN LAPANGAN 2 DI SMP NEGERI I KANDEMAN

BERITA DAERAH KABUPATEN BANJARNEGARA TAHUN 2013 NOMOR 41 SERI E

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan merupakan proses esensial untuk mencapai tujuan dan cita-cita pribadi

BAB I PENDAHULUAN. segala sisi. Hal tersebut tidak terlepas dari peran masing-masing lembaga. mudah dalam mencapai perkembangan yang optimal.

HAMBATAN PENYELENGGARAAN LAYANAN BIMBINGAN KELOMPOK OLEH GURU BK DI SMA NEGERI KOTA PADANG. Oleh: Nurlela* Azrul Said** Rahma Wira Nita**

BAB I PENDAHULUAN. profesionalitas dan sistem manajemen tenaga kependidikan serta pengembangan

Persepsi Siswa tentang Pelaksanaan Bimbingan Karir

BAB I PENDAHULUAN. Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP). Serta kini telah diterapkan kurikulum baru

BAB I PENDAHULUAN. persiapan untuk kehidupan yang baik dikemudian hari, oleh karena itu banyak orang tua

LAPORAN PRAKTIK PENGALAMAN LAPANGAN 2 DI SMP NEGERI 2 UNGARAN

BAB II KAJIAN TEORI. A. Kerangka Teoritis. 1. Evaluasi. a. Pengertian Evaluasi. Penelitian ini berkenaan dengan evaluasi hasil layanan

BAB I PENDAHULUAN. martabat manusia. Salah satu upaya untuk meningkatkan harkat dan martabat

BAB I PENDAHULUAN. tujuan untuk mengembangkan potensi peserta didik.

BAB V PEMBAHASAN. Pada intinya layanan bimbingan karir di MAN Kunir dan MA Ma arif

BAB XII PERAN PERSONEL DALAM BIMBINGAN DAN KONSELING DI SEKOLAH

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Pelayanan Bimbingan dan konseling merupakan bantuan yang memfasilitasi

MASALAH BELAJAR PESERTA DIDIK TINGGAL KELAS DAN PROGRAM LAYANAN OLEH GURU BK (Studi di SMP MUHAMMADIYAH 6 PADANG) JURNAL RANI ETA PUTRI NPM:

PENGEMBANGAN INSTRUMEN EVALUASI PROGRAM BIMBINGAN DAN KONSELING

BAB I PENDAHULUAN. dapat mendorong dirinya untuk bersikap dan berperilaku baik terhadap

BAB I PENDAHULUAN. Masyarakat dengan bimbingan yang benar akan berjalan baik dan terarah. Begitu juga

BAB I PENDAHULUAN. berbagai usaha telah dilakukan untuk meningkatkan mutu pendidikan,

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Bimbingan dan konseling merupakan bantuan individu dalam memperoleh

BAB I PENDAHULUAN. Seorang Guru merupakan bagian terpenting dalam proses belajar

BAB I PENDAHULUAN. manusia yang berkualitas dana pembangunan sektor ekonomi, yang satu dan

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

PELAKSANAAN PROGRAM LAYANAN BIMBINGAN DAN KONSELING DI SD MUHAMMADIYAH SE SURABAYA

KERJASAMA GURU BIMBINGAN DAN KONSELING DENGAN GURU MATA PELAJARAN DALAM MENGEMBANGKAN CARA BELAJAR SISWA

BAB I PENDAHULUAN. dalam pemberian dukungan perkembangan dan pengentasan masalah agar. dalam bentuk layanan bimbingan dan konseling.

KAJIAN BIMBINGAN DAN KONSELING

BAB I PENDAHULUAN. keselarasan, dan kesemimbangan dalam aspek-aspeknya yaitu spiritual, moral,

BAB I PENDAHULUAN. Nasional pada pasal 1 ayat 6 yang menyatakan bahwa guru pembimbing sebagai

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Sesuai dengan Fungsi Pendidikan Nasional yang tertuang dalam UU No 20 Tahun 2003

BAB IV ANALISIS PERAN GURU BIMBINGAN DAN KONSELING DALAM MENINGKATKAN KEDISIPLINAN BELAJAR SISWA DI MAN 2 PEKALONGAN

PERATURAN BUPATI SINJAI NOMOR 38 TAHUN 2013 TENTANG PENGEMBANGAN DAN PEMBINAAN KEMAMPUAN PROFESIONAL PENDIDIK DAN TENAGA KEPENDIDIKAN

BAB II KAJIAN TEORI. menjadi petugas pelaksana pelayanan konseling. Sebutan pelaksana pelayanan ini

LAPORAN PRAKTIK PENGALAMAN LAPANGAN II DI SMP N 13 SEMARANG Tahun Ajaran 2012/2013

Oleh: Iponofita Yani. Fitria Kasih Rahma Wira Nita. Mahasiswa Bimbingan dan Konseling STKIP PGRI Sumatera Barat ABSTRACT

EVALUASI PELAKSANAAN PROGRAM BIMBINGAN DAN KONSELING PADA SEKOLAH MENENGAH PERTAMA DI KOTA PALANGKA RAYA. Oleh : Taufik Yusuf * dan M.

BAB I PENDAHULUAN. seutuhnya dengan mengembangkan kemampuan intelektual, potensi, spiritual,

BAB I PENDAHULUAN. S1/D-IV Jurusan/Program Studi PGSD /Psikologi/Pendidikan lainnya, sedangkan

I.1. LATAR BELAKANG MASALAH

BAB I PENDAHULUAN. melalui jalur pendidikan di lahirkan manusia-manusia yang berkualitas yang akan

BAB I PENDAHULUAN. pelayanan teknis dalam bidang pendidikan. Salah satu unsur tenaga

BAB II KAJIAN TEORI. a). Pengembangan Program. pengembangan program harus berdasarkan dengan

BAB I PENDAHULUAN. keserasian, keselarasan, dan keseimbangan dalam aspek-aspeknya yaitu spiritual, moral, sosial,

Transkripsi:

BAB II KAJIAN TEORI A. Konsep Teoritis 1. Guru Pembimbing a. Pengertian Guru Pembimbing Pada dasarnya guru pembimbing di sekolah adalah guru yang khusus menjadi konselor atau guru pembimbing. Menurut Bimo Walgito guru pembimbing adalah guru yang disamping menjabat sebagai guru juga menjadi pembimbing. 1 Sebagaimana yang dikemukakan SKB Mendikbud dan kepala BAKN No. 0433/P/1993. dan No. 25 Tahun 1993. tentang pengertian guru pembimbing sebagai berikut: Guru pembimbing adalah guru yang mempunyai tugas, tanggung jawab, wewenang dan hak secara penuh dalam kegiatan bimbingan dan konseling terhadap sejumlah peserta didik. Seorang guru pembimbing yang konsekuen dengan tugastugasnya ia akan mampu menjaga keharmonisan antara perkataan, ucapan dan perintah larangan dengan alam perbuatan. Ia akan menjadi tauladan dan akan menjadi sosok atau figur yang dapat dijadikan patokan untuk ditiru oleh siswa. Guru pembimbing sangat menentukan sekali dalam proses belajar atau proses menuntut ilmu pada suatu sekolah, agar tercipta suatu keberhasilan belajar yang murni tanpa harus mengalami hambatan-hambatan yang dapat mempengaruhi belajar siswa. Sedangkan Umar dan Sartono mendefinisikan guru pembimbing adalah orang yang bertugas khusus sebagai konselor, karena seorang konselor dituntut untuk bertindak secara bijaksana, ramah, bisa menghargai dan merasakan keadaan orang 1 Amirah Diniaty, Teori-teori Konseling. (Pekanbaru : Daulat Riau, 2009). Hlm. 15. 8

lain. Dengan sikap dan penerimaan yang baik guru pembimbing maka pihak peserta didik yang bermasalah tidak merasa segan mengutarakan masalahnya. 2 b. Tugas Pokok Guru Pembimbing Dalam SK menpan Menpan No. 84/1993, Pasal 4 ditegaskan bahwa tugas pokok guru pembimbing adalah menyusun program bimbingan, melaksanakan program bimbingan, evaluasi pelaksanaan bimbingan, analisis hasil pelaksanaan bimbingan, dan tindak lanjut dalam program bimbingan terhadap peserta didik yang menjadi tanggung jawabnya. 1) Penyusunan program Dalam penyusunan program guru mata pelajaran bekerja lebih sistimatis karena telah memiliki kurikulum, buku panduan, bitir-butir soal standar dan bahkan dibuat secara nasional sehingga ketika guru mata pelajaran membuat satuan pelajaran lebih mudah diseragamkan untuk semua guru mata pelajaaran dalam bidang studi yang sama. Sementara guru pembimbing untuk menyusun program dalam bentuk satuan layanan yang dijabarkan dari program tahunan, semesteran, bulanan, guru pembimbing perlu mempertimbangkan kondisi dan taraf perkembangan siswa asuhnya, kebutuhan siswa, kondisi budaya dan alam, serta kondisi sarana dan prasarana. 3 2) Melaksanakan program Dalam melaksanakan program tidak terlepas dari perencanaan, dan perbedaan antara guru pembimbing dengan guru mata pelajaran adalah dari segi 2 Umar Sartono, Bimbingan dan Penyuluhan, (Bandung: Pustaka Setia, 1998), Hlm. 117 3 Amirah Diniaty, Konselor Sekolah versus guru mata pelajaran, (Pekanbaru :fakultas Tarbiyah dan Keguruan Uin Suska Riau 2007). Hlm. 14 9

bentuk, materi, dan teknik pelaksanaannya. Guru mata pelajaran melaksanakan pengajaran dalam kelas sesuai dengan satuan pelayanan yang dibuat. Sementara guru pembimbing melaksanakan layanan BK sesuai dengan satuan layanan (satlan) dan satuan kegiatan pendukung (satkung). Keg iatan layanan BK tidak hanya dapat dilakukan didalam kelas saja tetapi juga di ruang BK atau ruang lain yang memenuhi syarat terutama dapat diterpakan azas kerahasiaan. 3) Evaluasi Pada kegiatan evaluasi, tampak jelas perbedaan kegiatan guru pembimbing dengan guru mata pelajaran. Guru mata pelajaran melakukan evaluasi dalam bentuk ujian formatif, sumatif, ujian akhir yang hasilnya berupa angka. Angka sebagai hasil evaluasi oleh guru mata pelajaaran digunakan sebagai tanda berhasil/tidaknya pengajaran yang dilakukan, berhasilnya siswa menguasiai tujuan pengajaaran, dan dapat digunakan untuk menempatkan siswa dalam perengkingan dikelas. Sementara pada BK dilakukan dalam bentuk penelian proses dan hasil. Berdasarkan waktu pelaksanaan evaluasi dapat dibagi atas penilaian segera (evaluasi saat layanan dilakukan), penilaian jangka pendek (dalam jangka satu hari sampai beberapa minggu setelah layanan) dan penilaian jangka panjang (dalam hitungan bulan/semesteran setelah layanan dilakukan). Evaluasi dalam BK mengandung sasaran yang berorientasi pada perubahan tingkah laku siswa. 4) Analisis hasil evaluasi Analisis hasil evaluasi tentu disesuaikan dengan bentuk dan hasil evaluasi yang dilakukan. Pada guru mata pelajaran analisis dilakukan terhadap hasil ujian 10

yang diikuti siswa. Sementara guru pembimbing juga dapat menganalisis hasil evaluasi dalam bentuk tertulis yang diperoleh dari siswa atau dari hasil observasi sesuai dengan penjelasan evaluasi diatas. 5) Tindak lanjut Tindak lanjut yang dilakukan oleh guru mata pelajaran sesuai hasil analisis hasil evaluasi dapat berupa pengajaran perbaikan bagi siswa yang mengalami kesulitan belajar atau pengayaan bagi siswa yang unggul. Sementara tindak lanjut yang dilakukan oleh guru pembimbing dalam bentuk kelanjutan layanan BK atau menghentikannya. 4 Unsur-unsur utama yang terdapat dalam tugas pokok guru pembimbing meliputi, bidang bimbingan, jenis-jenis layanan bimbingan dan konseling, jenis-jenis kegiatan pendukung dan tahap pelaksanaan program bimbingan dan konseling dan jumlah siswa yang menjadi tanggung jawab guru pembimbing untuk memperoleh pelayanan minimal 150 orang siswa. Dalam pelaksanaan bimbingan dan konseling ada bidang bimbingan yaitu bimbingan pribadi, bimbingan sosial, bimbingan belajar, dan bimbingan karier. Selanjutnya melaksanakan layanan bimbingan dan konseling yaitu : layanan orientasi, layanan Informasi, layanan penenmpatan penyaluran, layanan konten/pembelajaran, layanan konseling peroranagan, layanan bimbingan kelompok, layanan konseling kelompok, layanan konsultasi, dan layanan mediasi. Dan ditambah dengan kegiatan pendukung yaitu, aplikasi instrumentasi, himpunana data, konfrensi kasus, kunjungan rumah, alih tangan kasus. 5 4 Amirah Diniaty, Ibid. Hlm 18 5 Prayino, Op.Cit. Hlm 117 11

c. Bentuk Tugas Guru Pembimbing Di Sekolah Spektrum tugas guru pembimbing yaitu melaksanakan kegiatan bimbingan dan konseling sangat luas, namun bukan tanpa batas atau tidak jelas. Menurut SKB Mendikbud dan kepala BAKN No. 0433/P/1993 dan No.25/1993 bahwa kegiatan bimbingan dan konseling di sekolah diampu oleh pejabat fungsional yaitu guru pembimbing, namun panggilan guru pembimbing akan di ganti dengan konselor jika yang bersangkutan berlatar belakang S1 (sarjana) BK dan telah menempuh pendidikan profesi konselor (PPK), istilah konselor akan digunakan sebagai pengganti istilah guru pembimbing yang diberi tugas tanggung jawab dan wewenang untuk menyelenggarakan layanan bimbingan dan konseling (sekarang layanan konseling). Sebagai tenaga kependidikan istilah konseling telah dipopulerkan pada UU RI No. 20 tahun 2003 BAB 1 pasal 6. Pendidik adalah tenaga kependidikan yang berkualifikasi sebagai guru, dosen, konselor, pamong pelajar, widyaiseara, turut, instruktur, fasilitator, dan sebutan lain yang sesuai dengan kekhususannya serta berpartisipasi dalam menyelenggarakan pendidikan. 6 Sebagai pejabat fungsional guru pembimbing/konselor dituntut melaksanakan berbagai tugas pokok fungsionalnya secara professional. Adapun tugas pokok guru pembimbing menurut SK Menpan No.84/1992 ada lima yaitu: 1. Menyusun program bimbingan 2. Melaksanakan program bimbingan 3. Evaluasi pelaksanaan program bimbingan 4. Analisis hasil pelaksanaan bimbingan 6 Prayitno, Bimbingan dan konseling, ( Jakarta : Rineka Cipta, 1997). Hlm 176 12

5. Tindak lanjut dalam program bimbingan Tugas pokok pertama guru pembimbing adalah membuat persiapan atau membuat rencana pelayanan, semacam persiapan tertulis tentang pelayanan yang akan dilaksanakan. Papabia guru bidang studi dituntut untuk membuat sap (satuan acara pembelajaran) atau Rp (rencana pembelajaran) maka guru pembimbing juga dituntut untuk membuat tugas pokok yang sama yaitu rencana pelayanan atau yang dikenal satlan(satuan layanan). Ada beberapa program yang perlu disusun oleh guru pembimbing yaitu: 1. Program tahunan yaitu: program bk meliputi kegiatan selama satu tahun untuk masing-masing kelas sekolah. 2. Program semesteran yauti program bk meliputi kegiatan selama satu semester yang merupakan gambaran program tahunan. 3. Program bulanan yauti program bk meliputi kegiatan selama satu bulan yang merupakan gambaran program semesteran. 7 4. Program mingguan yauti program bk meliputi kegiatan selama satu minggu yang merupakan gambaran program bulanan. 5. Program harian yaitu program bk meliputi kegiatan selama satu hari yang merupakan gambaran program mingguandalam bentuk layanan (satlan) dan atau kegiatan pendukung(satkung) bimbingan dan konseling. Pelaksanaan kegiatan layanan dilakukan sesuai dengan perencanaan yang telah disiapkan pada bimbingan pribadi, social, belajar, kerier, kehidupan keragaman dan kehidupan berkeluarga. Dilaksanankan melaui Sembilan jenis layanan yaitu : 7 Prayitno, Ibid. Hlm 177 13

Layanan orientasi, layanan informasi, layanan penenpatan/penyaluran, layanan konten, layanan bimbingan kelompok, layanan lonseling kelompok, layanan konseling perorangan, layanan mediasi, dan layanan konsultasi. Evaluasi pelaksanaan BK merupakan kegiatan menilai keberhasilan layanan dalam bidang bimbingan pribadi, bimbingan social, bimbingan belajar, bimbingan karier, bimbingan kehidupan beragama dan bimbingan kehidupan berkeluarga. Kegiatan mengevaluasi itu meliputi juga kegiatan menilai keberhasilan jenis-jenis layanan yang dilaksanakan. Evaluasi pelaksanaan bk dilakukan pada setiap selesai layanan diberikan baik pada jenis layanan maupun kegiatan pendukung. Evaluasi/penilaian hasil pelayanan bimbingan dan konseling dilakukan melalui 3 tahap : yaitu penilaian segera (laiseg), penilaian pada akhir setiap jenis layanan dan kegiatan pendukung BK untuk mengetahui perolehan peserta didik yang dilayani, penilaian jangka pendek (laijapen) yaitu penilaian dalam waktu tertentu (satu minggu sampai dengan satu bulan), dan penilaian jangka panjang (laijapang)yaitu penilaian dalam waktu tertentu (satu bulan sampai dengan satu semester) untuk mengetahui lebih jauh dampak layanan atau kegiatan pendukung terhadap siswa. Pelaksanaan Penilaian Menurut prayitno penilaian dalam bimbingan dan konseling dapat dilakukan dalam format individual atau kelompok/klasikal dengan media lisan atau tulisan. Menganalisis Hasil Evaluasi Pelayanan Bimbingan dan Konseling, hasil evaluasi (tahap tiga) perlu dianalisis untuk mengetahui seluk beluk kemajuan dan 14

perkembangan yang diproleh siswa melalui program satuan layanan. Menurut prayitno analisis setidak-tidaknya, status perolehan siswa dan/atau perolehan guru pembimbing sebagai hasil kegiatan khususnya dibandingkan dengan tujuan yang ingin dicapai. Analisis diagnosis dari pronogsis terhadap kenyataan yang ada setelah dilakukan kegiatan layanan/pendukung. Tindak Lanjut Pelaksanaan Program, upaya tindak lanjut didasarkan pada hasil analisis, menurut prayitno ada tiga kemungkinan kegiatan tindak lanjut yang dapat dilakukan guru pembimbing sebagai berikut : Memberikan tindak lanjut singkat dan segera misalnya berupa pemberian penguatan (reinforcement) atau penugasan kecil (siswa diminta melakukan sesuatu yang berguna bagi dirinya), Menempatkan atau mengikutsertakan siswa yang bersangkutan dalam jenis layanan tertentu (misalnya dalam layanan bimbingan kelompok atau konseling kelompok), membentuk program satuan layanan atau pendukung yang baru, sebagai kelanjutan atau pelengkap layanan/pendukng yang terdahulu. 8 2. Faktor-faktor yang Mempengaruhi Pelaksanaan Tugas Pokok Guru Pembimbing di SMA Negeri 1 Kubu Kabupaten Rokan Hilir a. Faktor internal Faktor internal adalah faktor yang berasal dari dalam atau dari guru pembimbing itu sendiri.faktor internal dari guru pembimbing sangat mempengaruhi upaya dalam memberikan bantuan kepada siswa. Adapun yang termasuk dalam faktor internal adalah : 1) Kepribadian atau profil guru pembimbing 8 Prayino, Ibid. Hlm 179 15

Seorang guru pembimbing harus memiliki kepribadian yang baik. Dengan kepribadian yang baik, diharapkan tidak terjadi pelanggaran terhadap normanorma yang bisa merusak citra pelayanan bimbingan dan konseling. 2) Pendidikan guru pembimbing Pelayanan bimbingan dan konseling merupakan pekerjaan yang profesional. Setiap pekerjaan profesional menuntut persyaratan-persyaratan tertentu antara lain pendidikan. Seorang guru pembimbing selayaknya memiliki pendidikan profesi, yaitu jurusan bimbingan dan konseling Srata Satu (S1), S2, maupun S3.Atau sekurang-kurangnya mengikuti pendidikan dan pelatihan tentang bimbingan dan konseling. 3) Pengalaman guru pembimbing Pengalaman memberikan pelayanan bimbingan dan konseling berkontribusi terhadap keluasan wawasan pembimbing yang bersangkutan. Setidaknya calon guru pembimbing di sekolah pernah berpengalaman menberikan pelayanan bimbingan dan konseling kepada para siswa. Selain itu, pengalaman hidup pribadi guru pembimbing yang mengesankan, juga akan turut membentu upaya guru pembimbing mencari alternatif pemecahan masalah siswa. 4) Kemampuan dan keterampilan guru pembimbing. Memiliki kemampuan atau kompetensi dan keterampilan oleh guru pembimbing merupakan suatu keniscayaan. 16

Tanpa kemampuan dan keterampilan maka, guru pembimbing tidak dapat melaksanakan tugasnya secara baik. 9 b. Faktor eksternal Faktor eksternal adalah faktor yang juga mempengaruhi usaha yang diberikan kepada siswa dalam mempersiapkan siswa menghadapai ujian nasional. Adapun faktor eksternal tersebut adalah sebagai berikut: 1) Waktu Penyelenggaraan pelayanan bimbingan dan konseling memerlukan waktu yang cukup. Oleh karena itu, perlu disediakan waktu dan kesempatan yang memadai bagi terselenggaranya segenap jenis layanan bimbingan dan konseling dengan berbagai kegiatan pendukung itu. Waktu di luar jam-jam pelajaran (jam sekolah) perlu disediakan dan diatur dengan baik bagi terselenggaranya layanan bimbingan dan konseling serta kegiatan pendukungnya. 10 2) Dana Dana diperlukan bagi penyediaan sarana dan prasarana yang memadai, juga untuk keprluan lain, seperti perlengkapan administrasi, kunjungan rumah, penyusunan laporan kegiatan. Dalam hal ini perlu diingatkan bahwa kekurangan dana tidak selayaknya mengendorkan semangat para pelaksananya untuk menyelenggarakan tugas-tugas yang menjadi tanggung jawabnya. 11 3) Sarana dan prasarana 9 Tohirin, Op. Cit. Hlm. 117 10 Prayitno, dkk, Seri Pemandu Pelaksanaan Bimbingan dan Konseling di Sekolah Buku II Pelayanan Bimbingan dan Konseling SLTP, (Padang: UNP Press, 1997). Hlm. 187 11 Prayitno Ibid. Hlm. 189 17

Pihak sekolah atau satuan pendidikan perlu menunjang perwujudan kegiatan guru pembimbing dengan menyediakan berbagai sarana dan prasarana yang merupakan modal instrumental bagi suksesnya pelayanan bimbingan dan konseling.seperti ruangan bimbingan dan konselng yang memadai, perlengkapan kerja sehari-hari, instrumen BK, dan sarana pendukung lainnya. 12 Dengan kelengkapan instrumental seperti itu kegiatan bimbingan dan konseling akan terlaksana dengan efisien, efektif dan optimal. 4) Kerjasama Pelayanan bimbingan dan konseling yang efektif itu memerlukan kerja sama semua pihak yang ada dalam sekolah maupun diluar sekolah. Kerja sama yang dimaksud dalam sekolah adalah kerja sama yang terjalin antara guru pembimbing dengan kepala sekolah, guru mata pelajaran dan siswa. Sementara kerjasama yang dimaksud diluar sekolah adalah terjalinnya hubungan guru pembimbingn dengan oaring tua siswa dan masyarakat. 13 B. Penelitian Relevan Berdasarkan bacaan yang penulis lakukan, penelitian yang memiliki relevansi dengan penelitian yang peneliti lakukan adalah dari perpustakaan UIN Suska Riau, yaitu oleh Roniwati, Mahasiswa jurusan kependidikan Islam konsentrasi bimbingan dan konseling Fakultas Tarbiyah dan Keguruan UIN Suska Riau pada tahun 2011 meneliti dengan judul : pelaksanaan layanan informasi bidang bimbingan belajar di SMP N 23 Pekanbaru. Dari hasil penelitaian ini dapat disimpulkan bahwa data dari hasil wawancara mencapai persentase 12 Prayino, Bimbingan dan Penyuluhan Islam, (Jakarta : Rineka Cipta, 2004). Hlm 96 13 Dewa Ketut Sukardi, Op,Cit. Hlm. 113 18

42,5%. Dengan demikian jelaslah bahwa pelaksanaan bimbingan dan konseling di SMP N 23 Pekanbaru tergolong pada kurang maksimal. Penelitian yang dilakukan oleh Dwi Lukitasari, Mahasiswa jurusan Kependidikan Islam konsentrasi bimbingan dan konseling Fakultas Tarbiyah dan Keguruan UIN Suska Riau, meneliti dengan judul : pelaksanaan bimbingan kelompok dan konseling kelompok pada SLTP se- Kecamatan Tampan Pekanbaru, dengan hasil kurang maksimal dengan persentase 50-75 %. Penelitaian oleh samsimar, mahasiswai jurusan Kependidikan Islam kensentrasi bimbingan dan konselong Fakultas Tarbiyah dan Keguruan UIN Suska Riau, meneliti dengan judul : pelaksanaan layanan bim, dengan bingan kelompok di SMP N 20 Pekanbaru dengan hasil kurang maksimal dengan persentase 50-75%. Namun berdasarkan dari penelitian-penelitian relevan tersebut peneliti lebih memfokuskan pada Pelaksanaan tugas pokok guru pembimbing di SMA Negeri 1 Kubu Kabupaten Rokan Hilir. C. Konsep Operasional Konsep operasional ini merupakan suatu konsep yang di gunakan untuk memberi batasan terhadap konsep teoritis. Hal ini di perlukan agar tidak terjadi kesalahan dalam penafsiran penulisan ini. Adapun yang menjadi indikator dari penelitian ini adalah : 1. Pelaksanaan Tugas Pokok Guru Pembimbing di SMA Negeri 1 Kubu Kabupaten Rokan Hilir. Adapun konsep indikator pelaksanaan tugas pokok guru pembimbing di SMA Negeri 1 Kubu Kabupaten Rokan Hilir sebagai berikut: a. Menyusun program 19

Tugas pokok pertama guru pembimbing adalah membuat persiapan atau membuat rencana pelayanan, semacam persiapan tertulis tentang pelayanan yang akan dilaksanakan. Ada beberapa program yang perlu disusun oleh guru pembimbing yaitu: 1) Program tahunan yaitu program BK meliputi kegiatan selama satu tahun untuk masing-masing kelas sekolah. 2) Program semesteran yaitu program BK meliputi kegiatan selama satu semester yang merupakan gambaran program tahunan 3) Program bulanan yaitu program BK meliputi kegiatan selama satu bulan yang merupakan gambaran program semesteran 4) Program mingguan yaitu program BK meliputi kegiatan selama satu minggu yang merupakan gambaran program bulanan. 5) Program harian yaitu program BK meliputi kegiatan selama satu hari yang merupakan gambaran program mingguan dalam bentuk layanan (satlan) dan atau kegiatan pendukung(satkung) bimbingan dan konseling. b. Melaksanakan Program Pelaksanaan kegiatan layanan dilakukan sesuai dengan perencanaan yang telah disiapkan pada bimbingan pribadi, social, belajar, kerier, kehidupan keragaman dan kehidupan berkeluarga. Dilaksanankan melaui sembilan jenis layanan yaitu : Layanan orientasi, layanan informasi, layanan penenpatan/penyaluran, layanan konten, layanan bimbingan kelompok, layanan konseling kelompok, layanan konseling perorangan, layanan konsultasi, dan layanan mediasi. c. Evaluasi pelaksanaan program 20

Melakukan penilaian terhadap layanan yang telah dilaksanakan, penilaian tersebut berupa penilaian segera (laiseg), penilaian jangka pendek (laijapen) dan penilaian jangka panjang (laijapang). d. Analisis hasil evaluasi Menganalisis hasil evaluasi yang telah dilakukan, kemudian mempertimbangkan tindak lanjut selanjutnya yang akan dilakukan. e. Tindak lanjut Menindak lanjuti hasil analisis evaluasi terkait dengan siswa, baik tidak lanjut dalam bentuk layanan lain, kegiatan pendukung atau alih tangan kasus. 2. Faktor faktor yang Mempengaruhi Pelaksanaan Tugas Pokok Guru Pembimbing di SMA Negeri 1 Kubu Kabupaten Rokan Hilir. Adapun indikator faktor faktor yang mempengaruhi pelaksanaan tugas pokok guru pembimbing SMA Negeri 1 Kubu Kabupaten Rokan Hilir sebagai berikut: a. Faktor internal 1) Kepribadiaan atau profil guru pembimbing 2) Pendidikan guru pembimbing 3) Pengalaman guru pembimbing 4) Kemampuan dan keterampilan guru pembimbing b. Faktor eksternal 1) Waktu 2) Sarana dan prasarana 3) Dana 4) Kerjasama 21