BAB I PENDAHULUAN. Indonesia telah memasuki era reformasi yang ditandai. dengan berbagai perubahan di segala bidang khususnya dalam

dokumen-dokumen yang mirip
BAB I PENDAHULUAN. kelima Pancasila serta Undang-Undang Dasar Negara Republik. kebutuhan dasar hidup yang layak dan memberikan kepastian

BAB I PENDAHULUAN. mendukung penyelenggaraan upaya kesehatan. Pada hakekatnya rumah sakit

BAB I PENDAHULUAN. sejak tahun 2001 dengan pengentasan kemiskinan melalui pelayanan kesehatan. gratis yang dikelola oleh Departemen Kesehatan.

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Kesehatan merupakan salah satu kebutuhan dasar manusia untuk dapat

BAB I PENDAHULUAN. mengharuskan rumah sakit memberikan pelayanan berkualitas sesuai kebutuhan

BAB I PENDAHULUAN. Badan Penyelenggara Jaminan Sosial atau BPJS merupakan. lembaga yang dibentuk untuk menyelenggarakan Program Jaminan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang

secara jelas sebagai upaya untuk meningkatkan kualitas dan menjamin penyediaan pelayanan publik

BAB 1 PENDAHULUAN. Indonesia pada tahun 2004 sebagai bagian dari kewajiban pemerintah yang

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. atau manajemen untuk memberikan pelayanan yang terbaik. Manajemen

BAB I PENDAHULUAN. 1945, yang harus diwujudkan dengan upaya peningkatan derajat kesehatan

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. asing yang bekerja paling singkat 6 (enam) bulan di Indonesia, yang telah

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia dan diantaranya adalah milik swasta. 1. dari 6 buah puskesmas, 22 BKIA, 96 dokter praktik dan 3 Rumah Bersalin.

BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG. Kesehatan merupakan kebutuhan mendasar dari setiap manusia

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

I. PENDAHULUAN. mencapai kesejahteraan. Akan tetapi, masih banyak masyarakat dunia khususnya

BAB I PENDAHULUAN. Dalam pembukaan Undang-Undang Dasar (yang selanjutnya disebut UUD) 1945

BAB I PENDAHULUAN. Pelayanan kesehatan berubah dengan cepat sesuai dengan perubahan

BAB I PENDAHULUAN. pelayanan kesehatan dasar tersebut (Depkes, 2009). yang meliputi pelayanan: curative (pengobatan), preventive (upaya

BAB 1 PENDAHULUAN. masyarakat. Unsur terpenting dalam organisasi rumah sakit untuk dapat mencapai

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA. Kepuasan menurut Kamus Bahasa Indonesia (2005) adalah puas ; merasa

BAB I PENDAHULUAN. adalah dengan memberikan pelayanan yang sebaik-baiknya, dengan

BAB I PENDAHULUAN. konsumen, pertumbuhan pasar, strategi pesaing dan faktor-faktor lain yang

Peran, Fungsi, Tugas perawat dalam Pengembangan Sistem Pelayanan Kesehatan. Rahmad Gurusinga

BAB I PENDAHULUAN. adalah profesi kesehatan yang berfokus pada individu,

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pada dasarnya rumah sakit merupakan tempat pemenuhan kebutuhan dan

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Kesehatan merupakan hak asasi manusia yang harus dilindungi dan

BAB I PENDAHULUAN. kemampuan yang harus dikuasai karena dapat membantu menentukan

BAB I PENDAHULUAN. keinginan, dan harapannya dapat dipenuhi melalui jasa atau produk yang

BAB 1 PENDAHULUAN. ketika berobat ke rumah sakit. Apalagi, jika sakit yang dideritanya merupakan

BAB I PENDAHULUAN. upaya kesehatan. Upaya kesehatan adalah setiap kegiatan untuk memelihara dan

BAB I PENDAHULUAN. cepat, sehingga masyarakat dengan mudah memperoleh informasi yang diinginkan

SKRIPSI ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG BERPENGARUH TERHADAP KEPUASAN PASIEN RAWAT INAP PESERTA JAMKESMAS DI RUMAH SAKIT PKU MUHAMMADIYAH KARANGANYAR

BAB I PENDAHULUAN. penggerakan dan memberdayakan masyarakat untuk hidup sehat. 1

BAB I PENDAHULUAN. Pelayanan dalam bidang kesehatan adalah salah satu bentuk kongkret

BAB 1 PENDAHULUAN. Dalam memajukan kesehatan didalam indonesia pemerintah membuat. program Badan Penyelengara Jaminan Sosial (BPJS) yaitu badan hukum

BAB 1 PENDAHULUAN. bermutu merupakan asuhan manusiawi yang diberikan kepada pasien, memenuhi

BAB I PENDAHULUAN. sebagaimana yang tertulis dalam Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 36

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Penelitian

BAB I PENDAHULUAN. bidang termasuk bidang Kesehatan yang semakin ketat. Untuk. mempertahankan eksistensinya, setiap organisasi pelayanan Kesehatan dan

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Kepuasan pasien adalah suatu perasaan pasien yang timbul akibat kinerja

1 BAB I PENDAHULUAN. Jaminan Kesehatan Nasional (JKN) telah dilaksanakan sejak 1 Januari 2014

dalam memberikan kritik bagi pelayanan publik (Insanarif, 2012). Oleh sebab oleh seluruh lapisan masyarakat (Widodo, 2001).

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. aktivitasnya sehari-hari. Menurut Undang-Undang No.36 tahun 2009 menyatakan

BAB I PENDAHULUAN. meliputi kebijakan manajerial, kebijakan teknis serta pengembangan standar dan

BAB 1 PENDAHULUAN. Kesehatan adalah salah satu kebutuhan dasar manusia dan juga bagian dari

BAB I PENDAHULUAN. melalui upaya peningkatan (promotif), pencegahan penyakit (preventif),

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Menurut World Health Organization tahun 2011 stroke merupakan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Dewasa ini masalah kesehatan telah menjadi kebutuhan pokok bagi

BAB I PENDAHULUAN. yang memproses penyembuhan pasien agar menjadi sehat seperti sediakala.

BAB I PENDAHULUAN. Universitas Sumatera Utara

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Pelayanan publik adalah bentuk kegiatan yang digunakan dalam

BAB 1 : PENDAHULUAN. mekanisme asuransi kesehatan sosial yang bersifat wajib (mandatory) berdasarkan

BAB I PENDAHULUAN. masyarakat dunia (Potter & Perry, 2009). American Nurses Association

BAB 1 PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pelayanan di bidang kesehatan merupakan salah satu bentuk pelayanan yang

BAB I PENDAHULUAN. yang berkualitas dalam bidang keperawatan. Upaya ini dilakukan agar dapat menarik lebih

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. sejak 1 Januari 2014 yang diselenggarakan oleh Badan Penyelenggara Jaminan

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Kesehatan adalah keadaan sejahtera dari badan, jiwa dan sosial yang

BAB 1 PENDAHULUAN. dan rehabilitasi dengan mendekatkan pelayanan pada masyarakat. Rumah sakit

BAB I PENDAHULUAN. orientasi tidak lagi pada produk yang dihasilkan, tetapi beralih ke orientasi pada

BAB I PENDAHULUAN. memperhatikan kualitas pelayanan yang ditawarkan kepada konsumen dalam. merasakan kepuasan terhadap kualitas yang ditawarkan.

BAB I PENDAHULUAN. dan dapat menjangkau seluruh lapisan masyarakat. Menurut Azwar (1996)

2016 GAMBARAN KEPUASAN PASIEN TERHADAP PELAYANAN KESEHATAN DI PUSKESMAS TALAGA BODAS PADA ERA JKN

BAB I PENGANTAR. A. Latar Belakang Masalah. serta melaksanakan upaya rujukan (Depkes RI, 2005).

BAB I PENDAHULUAN. berbagai pihak dan secara psikologis membantu proses penyembuhan. Untuk

BAB 1 PENDAHULUAN. Rumah sakit merupakan sumber pemberi jasa pelayanan kesehatan. Saat ini

BAB I PENDAHULUAN. Pada jaman modern sekarang ini kemajuan dunia kesehatan semakin baik.

BAB I PENDAHULUAN. harus dimiliki oleh manusia. Kesadaran akan arti pentingnya. apa yang mereka inginkan dan butuhkan (Mudayana dan

BAB I PENDAHULUAN. beberapa indikator dari Indeks Pembangunan Manusia (Human Development. sosial ekonomi masyarakat (Koentjoro, 2011).

BAB I PENDAHULUAN. rumah sakit dipengaruhi oleh pertumbuhan lembaga pelayanan dan praktik

BAB I PENDAHULUAN. masyarakat ke rumah sakit atau ke balai pengobatan itu sendiri. Hal ini tentunya

BAB I PENDAHULUAN. pembangunan kesehatan. Salah satu misi tersebut adalah memelihara dan

I. PENDAHULUAN. dalam pembangunan kesehatan masyarakat, oleh karena itu mendapatkan. layanan kesehatan adalah hak setiap warga negara Indonesia.

BAB 1 PENDAHULUAN. asuransi sehingga masyarakat dapat memenuhi kebutuhan dasar kesehatan

BAB I PENDAHULUAN. resolusi World Health Assembly (WHA) ke-58 tahun 2005 di. Universal Health Coverage (UHC) bagi seluruh penduduk, maka

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. penting dalam upaya menjaga mutu pelayanan di rumah sakit.

BAB 1 PENDAHULUAN. Rumah sakit sebagai industri jasa kesehatan pada dasarnya bertujuan

BAB I PENDAHULUAN. Pelayanan yang diberikan perawat atau caring, dalam asuhan. pasiennya. Caring secara umum dapat diartikan sebagai suatu kemampuan

BAB I PENDAHULUAN. tentang pelayanan kesehatan yang berkualitas. Pelayanan kesehatan

1

BAB I PENDAHULUAN. (PBB) tahun 1948 (Indonesia ikut menandatangani) dan Undang-Undang Dasar

BAB 1 PENDAHULUAN. Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945 adalah melindungi

I. PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Penelitian. kelompok dan bahkan oleh masyarakat. Untuk dapat mewujudkan keadaan sehat

BAB 1 PENDAHULUAN. investasi dalam meningkatkan kualitas sumber daya manusia. Pembangunan

BAB I PENDAHULUAN. internasional memasuki pasar pelayanan medis di Indonesia. Setiap

BAB I PENDAHULUAN. Rumah sakit merupakan salah satu sub sistem dari sistem pelayanan

BAB I PENDAHULUAN. Rumah sakit merupakan salah satu jaringan pelayanan kesehatan yang penting,

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB I PENDAHULUAN. mengorbankan harta yang dimiliki hanya untuk mendapatkan kesehatan, sehingga. memunculkan ungkapan bahwa sehat itu mahal.

BAB I PENDAHULUAN. Bangsa (PBB) tahun 1948 tentang hak asasi manusia. Berdasarkan. kesehatan bagi semua penduduk (Universal Health Coverage).

BAB 1 PENDAHULUAN. untuk meningkatkan kualitas, dengan memperbaiki sumber daya manusia

BAB I PENDAHULUAN. sarana pelayanan kefarmasian oleh apoteker (Menkes, RI., 2014). tenaga teknis kefarmasian (Presiden, RI., 2009).

BAB I PENDAHULUAN. Tujuan pembangunan kesehatan menuju Indonesia Sehat 2025 adalah

Transkripsi:

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Indonesia telah memasuki era reformasi yang ditandai dengan berbagai perubahan di segala bidang khususnya dalam bidang kesehatan. Perubahan-perubahan di bidang kesehatan dapat kita lihat dari perkembangan dalam mengelola pengobatan dan teknologi kesehatan terbaik. Penggunaan kemajuan teknologi untuk diagnosis dan kecepatan dalam memberi pengobatan sering menyebabkan perawat dan tim kesehatan lainnya menilai hubungan dengan klien sebagai sesuatu yang tidak terlalu penting. Kemajuan teknologi menjadi berbahaya bila tidak disertai dengan latar belakang keterampilan dan pelayanan yang baik. Oleh sebab itu, hingga saat ini petugas kesehatan berupaya meningkatkan mutu dirinya, kemampuan manajerial kesehatan, khususnya dalam peningkatan mutu pelayanan kesehatan. Pelayanan kesehatan yang bermutu merupakan salah satu kebutuhan dasar yang diperlukan oleh setiap orang (Potter & Perry, 2010). Hal tersebut di atas sesuai dengan amanat Pasal 28 H, ayat (1) Perubahan Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945 bahwa setiap orang berhak memperoleh pelayanan kesehatan. Demikian juga dalam Pasal 34 ayat (3) 1

bahwa negara bertanggung jawab atas penyediaan fasilitas pelayanan kesehatan dan fasilitas pelayanan umum yang layak (Departemen Kesehatan RI, 2007). Masyarakat miskin juga memiliki hak yang sama dengan golongan masyarakat lain dalam mendapatkan pelayanan kesehatan. Namun, untuk mendapatkan pelayanan kesehatan yang bermutu tersebut, diperlukan biaya yang cukup mahal sehingga bagi masyarakat miskin hal ini sulit untuk diwujudkan. Oleh sebab itu pemerintah melakukan upaya dalam memenuhi hak-hak masyarakat yang seharusnya mereka dapatkan. Contoh dari upaya pemerintah tersebut adalah dengan dibuatnya program Jamkesmas, Askes, dan lain sebagainya. Namun, program-program tersebut telah dialihkan ke program baru pemerintah yakni program Jaminan Kesehatan Nasional (JKN) yang dimulai dari tahun 2014 hingga 2019 mendatang. Program ini diselenggarakan oleh Badan Penyelenggara Jaminan Sosial Kesehatan (BPJS) (Kementerian Kesehatan RI, 2013). BPJS adalah badan hukum publik yang dibentuk untuk menyelenggarakan program jaminan sosial. BPJS terdiri dari BPJS Kesehatan dan BPJS Ketenagakerjaan. BPJS Kesehatan adalah badan hukum yang dibentuk untuk menyelenggarakan program jaminan kesehatan. BPJS Kesehatan mulai operasional pada tanggal 1 Januari 2014. Program yang dibuat oleh BPJS 2

Kesehatan adalah program jaminan kesehatan (Kementerian Kesehatan RI, 2013). Jaminan Kesehatan merupakan jaminan berupa perlindungan kesehatan agar peserta memperoleh manfaat pemeliharaan kesehatan dan perlindungan dalam memenuhi kebutuhan dasar kesehatan yang diberikan kepada setiap orang yang telah membayar iuran atau iurannya dibayarkan oleh pemerintah. Jaminan ini disebut Jaminan Kesehatan Nasional karena semua penduduk Indonesia wajib menjadi peserta jaminan kesehatan yang dikelola oleh BPJS termasuk orang asing yang telah bekerja paling singkat enam bulan di Indonesia dan telah membayar iuran (Kementerian Kesehatan RI, 2013). Jaminan Kesehatan Nasional ini dilaksanakan oleh unitunit pelayanan kesehatan seperti balai kesehatan, puskesmas, rumah sakit pemerintah maupun rumah sakit swasta yang ikut bekerja sama dengan Kementerian Kesehatan. Rumah sakit merupakan salah satu fasilitas pelayanan kesehatan dan bagian dari sumber daya kesehatan yang sangat diperlukan dalam mendukung penyelenggaraan upaya kesehatan. Pada hakekatnya rumah sakit berfungsi sebagai tempat pencegahan penyakit, penyembuhan penyakit, pemulihan penyakit, dan promosi kesehatan. Fungsi yang dimaksud memiliki makna tanggung jawab yang seyogyanya merupakan tanggung jawab 3

pemerintah dalam meningkatkan taraf kesehatan masyarakat (Kementerian Kesehatan RI, 2013). Suatu rumah sakit tidaklah terpisahkan dari peran perawat, dokter, apoteker, dan tenaga kesehatan yang lainnya. Perawat merupakan bagian yang berdiri di lini terdepan saat menghadapi pasien. Oleh sebab itu para perawat harus mengetahui terlebih dahulu tugas maupun tanggung jawab yang diembannya. Adapun peran perawat dan fungsi perawat yaitu sebagai pemberi asuhan keperawatan, advokat pasien, edukator, koordinator, kolaborator, konsultan dan pembaharu. Tingkat profesionalitas kerja perawat dinilai saat mereka mampu menjalankan peran dan fungsinya (Hidayat, 2007). Dalam praktik keperawatan ada satu hal penting yang selalu berhubungan dengan tindakan asuhan keperawatan, yang dinamakan dengan caring. Caring merupakan sentral praktik keperawatan. Perilaku caring perawat sangat dibutuhkan dalam memberikan asuhan keperawatan kepada pasien. Keperawatan dan caring merupakan suatu hal yang tidak terpisahkan dan pada saat yang sama mengindikasikan bahwa beberapa aktivitas praktik harus didasarkan pada perilaku caring (Morison, 2008). 4

Adapun manfaat positif dari perilaku caring adalah untuk tercapainya pelayanan kesehatan yang optimal dan asuhan keperawatan holistik yang bermutu sehingga kepuasan akan dirasakan pasien serta mendorong dalam mempercepat proses penyembuhan. Kualitas pelayanan yang diberikan oleh perawat dalam suatu rumah sakit berhubungan erat dengan kepuasan yang dirasakan oleh pasien selaku konsumen rumah sakit. Pasien akan mengeluh apabila dalam pelaksanaan asuhan keperawatan yang didapat tidak sesuai dengan harapan mereka sehingga hal ini akan berpengaruh pula pada tingkat kepuasan pasien. Kepuasan pasien merupakan salah satu indikator dari mutu pelayanan keperawatan (Nursalam, 2011). Kepuasan yang dirasakan oleh pasien merupakan aspek yang sangat penting bagi citra dan kelangsungan suatu rumah sakit. Tingginya tingkat kepuasan pasien juga merupakan bukti nyata dari pelaksanaan visi dan misi rumah sakit. Pasien yang puas akan lebih setia dalam menggunakan jasa pelayanan yang sama. Sedangkan, pasien yang tidak puas akan memberikan rekomendasi dari mulut ke mulut, sehingga mempengaruhi sikap dan keyakinan orang lain dalam menggunakan layanan kesehatan tersebut (Tjiptono, 2001). 5

Penelitian di lima rumah sakit di daerah metropolitan St. Louis Mid-Missouri dan bagian selatan Illinois Amerika Serikat menunjukkan bahwa pelayanan yang diberikan oleh staf dan perawat merupakan faktor yang paling mempengaruhi tingkat kepuasan pasien dibandingkan faktor yang lainnya (Otani, 2009). Di Indonesia, ditemukan bahwa masih ada pasien yang tidak puas terhadap pelayanan keperawatan yang diberikan, salah satu penyebab ketidakpuasan tersebut adalah perilaku caring perawat yang kurang memuaskan (Departemen Kesehatan RI, 2008). Hasil penelitian yang telah dilakukan oleh Zulfa (2009) mengenai kepuasan pasien menunjukkan bahwa pasien umum memiliki tingkat kepuasan yang lebih baik dari pasien Jamkesmas. Penelitian lain yang dilakukan di RSUD Dompu, NTB menunjukkan hasil bahwa terdapat perbedaan tingkat kepuasan pasien Jamkesmas dan Non Jamkesmas (Subhan, 2012). Pada tahun 2013, Rumah Sakit Paru dr. Ario Wirawan, Salatiga pernah melakukan penyebaran kuesioner tentang kepuasan terhadap pelayanan keperawatan secara umum pada pasien-pasien rawat inap. Dari penyebaran kuesioner tersebut didapatkan hasil 74.60% menyatakan baik dan 25.40% menyatakan kurang baik terhadap pelayanan yang diberikan oleh perawat. Menurut ketentuan Bina Upaya Kesehatan, hasil 6

74.60% termasuk dalam kategori baik yang berkisar dari 70.00 100.00 % (Kementerian Kesehatan RI, 2013). Namun, hasil 25.40% dari penyebaran kuesioner yang menyatakan kurang baik terhadap pelayanan yang diberikan harus ditindaklanjuti sehingga nantinya hasil tersebut dapat diminimalisir semaksimal mungkin sehingga dapat meningkatkan mutu pelayanan di Rumah Sakit Paru dr. Ario Wirawan, Salatiga. Terkait dengan berbagai fenomena di atas dan berdasarkan hasil kepuasan pelayanan keperawatan di Rumah Sakit Paru dr. Ario Wirawan Salatiga, peneliti ingin mengetahui lebih jauh mengenai mindset atau cara pikir masyarakat, khususnya pasien apakah masih sama atau sudah berubah, terhadap perilaku caring perawat setelah Jamkesmas dan Askes dirubah namanya menjadi Jaminan Kesehatan Nasional. Di dalam program Jaminan Kesehatan Nasional tersebut juga terdapat pasien Penerima Bantuan Iuran dan Bukan Penerima Bantuan Iuran. Oleh sebab itu, penulis tertarik untuk melakukan penelitian lebih lanjut tentang Perbandingan Tingkat Kepuasan Pasien Peserta Jaminan Kesehatan Nasional dan Non Jaminan Kesehatan Nasional Tentang Perilaku Caring Perawat di Ruang Rawat Inap RS Paru dr. Ario Wirawan, Salatiga. 7

1.2 Fokus Penelitian Bagaimana perbandingan tingkat kepuasan pasien peserta Jaminan Kesehatan Nasional dan Non Jaminan Kesehatan Nasional tentang perilaku caring perawat di Ruang Rawat Inap RS Paru dr. Ario Wirawan, Salatiga. 1.3 Tujuan Penelitian 1.3.1 Tujuan Umum Memperoleh informasi tentang perbandingan tingkat kepuasan pasien peserta Jaminan Kesehatan Nasional dan Non Jaminan Kesehatan Nasional tentang perilaku caring perawat di Ruang Rawat Inap RS Paru dr. Ario Wirawan, Salatiga. 1.3.2 Tujuan Khusus 1.3.2.1 Memperoleh informasi mengenai tingkat kepuasan pasien JKN (Jaminan Kesehatan Nasional) tentang perilaku caring perawat di Ruang Rawat Inap RS Paru dr. Ario Wirawan, Salatiga. 1.3.2.2 Memperoleh informasi mengenai tingkat kepuasan pasien Non JKN (Non Jaminan Kesehatan Nasional) tentang perilaku caring perawat di Ruang Rawat Inap RS Paru dr. Ario Wirawan, Salatiga. 8

1.3.2.3 Menganalisa perbandingan tingkat kepuasan pasien peserta Jaminan Kesehatan Nasional dan Non Jaminan Kesehatan Nasional tentang perilaku caring perawat di Ruang Rawat Inap RS Paru dr. Ario Wirawan, Salatiga. 1.4 Manfaat Penelitian 1.4.1 Teoritis Hasil penelitian ini dapat menjadi masukan bagi perkembangan ilmu keperawatan untuk mengatasi permasalahan dalam layanan kesehatan khususnya pada tingkat kepuasan pasien. Tingkat kepuasan pasien merupakan suatu indikator yang dipakai untuk mengetahui mutu dari suatu pelayanan yang telah diberikan. Bila hal tersebut dapat diatasi maka dapat meningkatkan kualitas hidup manusia yang dibuktikan dengan adanya peningkatan mutu pelayanan yang optimal. 9

1.4.2 Praktis 1.4.2.1 Bagi Rumah Sakit Hasil penelitian ini dapat dijadikan sebagai acuan dalam meningkatkan kualitas pelayanan kesehatan pada umumnya dan penerapan prinsip caring pada pasien oleh seluruh tenaga kesehatan. Dari hasil penelitian ini, peneliti berkontribusi dalam memberikan data kepada Rumah Sakit. 1.4.2.2 Bagi Perawat Sebagai bahan masukan bagi profesi keperawatan untuk meningkatkan caring dalam asuhan keperawatan kepada pasien. 1.4.2.3 Bagi Peneliti Peneliti menyadari bahwa perilaku caring menjadi penentu dalam kepuasan pasien dan citra kualitas pelayanan kesehatan di Rumah Sakit. Hasil penelitian ini juga diharapkan dapat menjadi masukkan serta landasan bagi penelitian selanjutnya dalam meningkatkan pelayanan kesehatan yang ditujukan pada pasien. 10