PENERAPAN NAVSTAR GPS UNTUK PEMETAAN TOPOGRAFI

dokumen-dokumen yang mirip
PENENTUAN POSISI DENGAN GPS UNTUK SURVEI TERUMBU KARANG. Winardi Puslit Oseanografi - LIPI

PEMANFAATAN GPS UNTUK PERENCANAAN PENGELOLAAN DAN PEMETAAN LAHAN LAPORAN PRAKTIKUM MEKANISASI PERTANIAN

PENGENALAN GPS & PENGGUNAANNYA

BAB IV PENGOLAHAN DATA

ANALISIS PENGARUH TOTAL ELECTRON CONTENT (TEC) DI LAPISAN IONOSFER PADA DATA PENGAMATAN GNSS RT-PPP

PENGENALAN GPS & PENGGUNAANNYA

PETA TERESTRIAL: PEMBUATAN DAN PENGGUNAANNYA DALAM PENGELOLAAN DATA GEOSPASIAL CB NURUL KHAKHIM

GLOBAL POSITIONING SYSTEM (GPS) Mulkal Razali, M.Sc

PENGENALAN GPS & PENGGUNAANNYA Oleh : Winardi & Abdullah S.

ANALISIS KETELITIAN DATA PENGUKURAN MENGGUNAKAN GPS DENGAN METODE DIFERENSIAL STATIK DALAM MODA JARING DAN RADIAL

BAB III GLOBAL POSITIONING SYSTEM (GPS)

BAB VII ANALISIS. Airborne LIDAR adalah survey untuk mendapatkan posisi tiga dimensi dari suatu titik

BAB 3 PENGOLAHAN DATA DAN HASIL. 3.1 Data yang Digunakan

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

ANALISA NILAI TEC (TOTAL ELECTRON CONTENT) PADA LAPISAN IONOSFER DENGAN MENGGUNAKAN DATA PENGAMATAN GPS DUA FREKUENSI

BAB I Pengertian Sistem Informasi Geografis

SURVEI HIDROGRAFI PENGUKURAN DETAIL SITUASI DAN GARIS PANTAI. Oleh: Andri Oktriansyah

AKUISISI DATA GLOBAL POSITIONING SYSTEM (GPS) DENGAN KOMPUTER PADA MODEL KAPAL SEBAGAI SARANA PENELITIAN

BAB II DASAR TEORI II.1 Sistem referensi koordinat

PENGARUH GEOMETRI SATELIT DAN IONOSFER DALAM KESALAHAN PENENTUAN POSISI GPS

PENGGUNAAN TEKNOLOGI GNSS RT-PPP UNTUK KEGIATAN TOPOGRAFI SEISMIK

Penentuan Posisi dengan GPS

PENENTUAN POSISI DENGAN GPS

sensing, GIS (Geographic Information System) dan olahraga rekreasi

AKUISISI DATA GPS UNTUK PEMANTAUAN JARINGAN GSM

BAB III PELAKSANAAN PENELITIAN

Datum Geodetik & Sistem Koordinat Maju terus

MEMBACA DAN MENGGUNAKAN PETA RUPABUMI INDONESIA (RBI)

URGENSI PENETAPAN DAN PENEGASAN BATAS LAUT DALAM MENGHADAPI OTONOMI DAERAH DAN GLOBALISASI. Oleh: Nanin Trianawati Sugito*)

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

CORPORATE SOCIAL RESPONSIBLE

Bab IV ANALISIS. 4.1 Hasil Revisi Analisis hasil revisi Permendagri no 1 tahun 2006 terdiri dari 2 pasal, sebagai berikut:

PEMETAAN JARINGAN JALAN KAWASAN PERKOTAAN TONDANO

B A B II ATMOSFER DAN GPS

GLOBAL POSITION SYSTEM (GPS)

By. Y. Morsa Said RAMBE

REKONSTRUKSI/RESTORASI REKONSTRUKSI/RESTORASI. Minggu 9: TAHAPAN ANALISIS CITRA. 1. Rekonstruksi (Destripe) SLC (Scan Line Corrector) off

ANALISA NILAI TEC PADA LAPISAN IONOSFER DENGAN MENGGUNAKAN DATA PENGAMATAN GPS DUA FREKUENSI PEMBIMBING EKO YULI HANDOKO, ST, MT

PERBANDINGAN ANTARA MODEL TEC REGIONAL INDONESIA NEAR-REAL TIME DAN MODEL TEC GIM (GLOBAL IONOSPHERIC MAP) BERDASARKAN VARIASI HARIAN (DIURNAL)

BAB II SISTEM SATELIT NAVIGASI GPS

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan pada bulan Januari 2014 sampai dengan bulan Mei

BAB III METODE PENELITIAN. Dalam penelitian survei metode gayaberat secara garis besar penyelidikan

BAB I PENDAHULUAN. I.1. Latar Belakang. bentuk spasial yang diwujudkan dalam simbol-simbol berupa titik, garis, area, dan

Pembuatan Program Pengolahan Data GPS Analisa Pseudorange Dan Koreksi Troposfer

DAFTAR PUSTAKA. 1. Abidin, Hasanuddin Z.(2001). Geodesi satelit. Jakarta : Pradnya Paramita.

B A B IV HASIL DAN ANALISIS

MODUL 2 REGISTER DAN DIGITASI PETA

BAB 3 PEMANTAUAN PENURUNAN MUKA TANAH DENGAN METODE SURVEY GPS

BAB 2 DASAR TEORI. 2.1 Global Positioning System (GPS)

Studi Kinerja Perangkat Lunak Starpoint untuk Pengolahan Baseline GPS Irwan Gumilar, Brian Bramanto, dan Teguh P. Sidiq

PENGUKURAN GROUND CONTROL POINT UNTUK CITRA SATELIT CITRA SATELIT RESOLUSI TINGGI DENGAN METODE GPS PPP

JURNAL TEKNIK ITS Vol. 6, No. 1, (2017) ISSN: ( Print) A-202

ANALISA PERBANDINGAN ORBIT SATELIT GPS YANG DIPENGARUHI OLEH SPHERICALLY SYMMETRIC ELEMENT KEPLERIAN

BAB III METODE PENELITIAN

III. METODE PENELITIAN. Penelitian dilaksanakan di Taman Hutan Raya Wan Abdul Rachman (Tahura

Penggunaan Egm 2008 Pada Pengukuran Gps Levelling Di Lokasi Deli Serdang- Tebing Tinggi Provinsi Sumatera Utara

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

Konsep Geodesi untuk Data Spasial. by: Ahmad Syauqi Ahsan

BAB II Studi Potensi Gempa Bumi dengan GPS

Materi : Bab IV. PROYEKSI PETA Pengajar : Ira Mutiara A, ST

ANALISA PERUBAHAN KARAKTERISTIK TEC AKIBAT LETUSAN GUNUNG MERAPI TAHUN 2010

Jurnal Geodesi Undip Januari 2014

ILMU UKUR WILAYAH DAN KARTOGRAFI. PWK 227, OLEH RAHMADI., M.Sc.M.Si

BAB I PENDAHULUAN I. 1. Latar Belakang

UJI AKURASI GPS GENGGAM TIPE NAVIGASI PADA BERBAGAI PENGGUNAAN DI LAPANGAN Oleh : Iwan Setiawan dan Priyambudi Santoso

PEMBUATAN PETA WILAYAH KECAMATAN DENGAN MENGGUNAKAN GLOBAL POSITIONING SYSTEM. Edim Sinuraya 1. Abstrak

SIFAT DAN FORMAT DATA TITIK GEOARKINDO 2016

PEMETAAN RESORT (MR 207) PROGRAM STUDI MANAGEMENT RESORT & LEISURE UNIVERSITAS PENDIDIKAN INDONESIA

Mengapa proyeksi di Indonesia menggunakan WGS 84?

GPS vs Terestris (1)

SISTEM INFORMASI SUMBER DAYA LAHAN

Aplikasi GPS RTK untuk Pemetaan Bidang Tanah

BAB II GPS DAN ATMOSFER

BAB 2 DASAR TEORI. Gambar 2.1 Prinsip dasar penentuan posisi dengan GPS (Abidin, 2007)

PENENTUAN KOORDINAT GEODETIK TITIK BM PASUT JAWA DARI DATA PENGAMATAN GPS

BAB III METODE PENGUKURAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

Evaluasi Spesifikasi Teknik pada Survei GPS

Studi Penurunan Tanah Kota Surabaya Menggunakan Global Positioning System

MAKALAH GRAVITASI DAN GEOMAGNET INTERPRETASI ANOMALI MEDAN GRAVITASI OLEH PROGRAM STUDI FISIKA JURUSAN MIPA FAKULTAS SAINS DAN TEKNIK

BAB I PENDAHULUAN. Salah satu alat yang dapat kita sebut canggih adalah GPS, yaitu Global

BAB I PENDAHULUAN I.1. Latar Belakang

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II METODE PELAKSANAAN SURVEY BATHIMETRI

BAB IV ANALISIS PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. Metode penelitian yang digunakan penulis adalah metode penelitian

Orthometrik dengan GPS Heighting Kawasan Bandara Silvester Sari Sai

BAB III METODE PENELITIAN. Metode penelitian yang digunakan penulis adalah metode penelitian

BAB III PENGUKURAN DAN PENGOLAHAN DATA. Penelitian dilakukan menggunakan gravimeter seri LaCoste & Romberg No.

Survei Topografi dalam Penentuan Line of Sight (LoS) BTS (Base Transceiver Station)

SURVEYING (CIV 104) PERTEMUAN 2 : SISTEM SATUAN, ARAH DAN MENENTUKAN POSISI DALAM SURVEYING

batas tersebut akan ada peringatan bawah telah melewati batas yang sudah ditentukan tersebut. Sistem ini diharapkan kita mampu mengetahui secara cepat

III. METODE PENELITIAN. berlokasi di kawasan Taman Nasional Way Kambas. Taman Nasional Way

Pemetaan Eksterior Gedung 3 Dimensi (3D) Menggunakan Electronic Total Station (ETS)

Sistem Proyeksi Peta. Arif Basofi PENS 2012

Propagasi gelombang radio atau gelombang elektromagnetik dipengaruhi oleh banyak faktor dalam bentuk yang sangat kompleks kondisi yang sangat

Evaluasi Spesifikasi Teknik pada Survei GPS

BAB I PENDAHULUAN I.1.

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III TEKNOLOGI LIDAR DALAM PEKERJAAN EKSPLORASI TAMBANG BATUBARA

Transkripsi:

PENERAPAN NAVSTAR GPS UNTUK PEMETAAN TOPOGRAFI Muh. Altin Massinai Lab. Fisika Bumi dan Lautan Program Studi Geofisika FMIPA Universitas Hasanuddin Makassar Abstract A research have been done about topography mapping by using GPS at around the campus of Hasanuddin University in Tamalanrea. It take some data by the measuring a coordinate point of geography (latitude, longitude, and height ellipsoid) with using a receiver GPS. Based on the processing and interpretation of data with applied correction factor of data (error of ephemeris, ionosphere effect, troposphere effect, multipath, and noise). So we could found a contour map, and topography map on the area of research that coordinate system of UTM, with Latitude value is 9430600 to 947000 meters, Longitude value is 7774400 to 7776000 meters, and height ellipsoid value is 53,97 to 6,97 meters. Keywords : GPS, the coordinate of geography, correction factor of data, UTM coordinate, contour map, topography map. 1. PENDAHULUAN GPS adalah sistem radio navigasi dan penentuan posisi menggunakan satelit. Sistem ini dapat digunakan oleh banyak orang dan dalam segala macam cuaca, serta didesain untuk memberikan informasi mengenai posisi dan waktu secara kontinyu di seluruh dunia. Saat ini GPS mulai banyak diaplikasikan di Indonesia, terutama yang terkait dengan dengan aplikasi-aplikasi yang menuntut informasi tentang satelit. Pengembangan GPS, diarahkan untuk penyempurnaan metode navigasi dan survai, baik dalam skala regional maupun global. Oleh karena itu sistem GPS mempunyai banyak keistimewaan dibanding dengan alat-alat navigasi dan survai yang bersifat konvensional. Beberapa keistimewaan tersebut adalah: a. GPS dapat digunakan baik pada waktu siang maupun malam dan tidak bergantung pada cuaca. b. Posisi yang ditentukan oleh GPS akan mengacu kepada suatu datum global, dan memiliki ketelitian dalam orde milimeter hingga beberapa centimeter. c. Pemakaian sistem GPS tidak dikenakan biaya selama pengguna memiliki receiver d. Alat penerima sinyal GPS cenderung lebih kecil ukurannya dan lebih murah harganya. e. Pengoperasian receiver relatif mudah dan tidak membutuhkan banyak orang. f. Dengan menggunakan GPS maka efisiensi dan efektifitas kerja survai dapat ditingkatkan dibanding dengan menggunakan metode teresterial. Penelitian ini mencakup pengolahan data pengukuran GPS yang menerapkan beberapa koreksi data, serta melakukan interpretasi data. Untuk memudahkan penelitian maka digunakan software Ms. Excel 000 untuk pengolahan data dan Surfer 6 for Windows untuk pembuatan peta topografi lahan. Hal-hal yang ingin dicapai dalam penelitian ini adalah: 1. Menerapkan prinsip dasar penggunaan GPS. Melakukan koreksi data dan transformasi data pengukuran GPS dari sistem koordinat geografi ke sistem koordinat UTM 3. Membuat peta topografi daerah penelitian. TIS - 9

. LANDASAN TEORI GPS dalam istilah formalnya adalah NAVSTAR GPS, singkatan dari Navigation Satellite Timing and Ranging Global Positioning Sistem. GPS terdiri atas 3 segmen utama, yaitu segmen angkasa yang terdiri atas satelit GPS, segmen sistem kontrol yang terdiri atas stasiun-stasiun pemonitor dan pengontrol satelit dan segmen pemakai yang terdiri atas pemakai GPS termasuk alat-alat penerima dan pengolah sinyal dan data GPS. Dalam penerapannya sinyal-sinyal yang diterima oleh GPS kemudian diubah menjadi informasi tentang posisi (koordinat dan ketinggian). Dalam hal ini data yang diperoleh oleh receiver masih mengandung unsur-unsur kesalahan antara lain kesalahan ephemeris (orbit), bias ionosfir, bias troposfir, efek multipath, cycle slips dan noise..1. Faktor Koreksi Data GPS. Efek dari kesalahan orbit pada panjang baseline ditentukan dengan persamaan berikut: b db = r dr dr = kesalahan tipikal komponen radial, along track dan cross track orbit satelit (.0, 3.0 dan 5.0 m) db = besarnya efek kesalahan orbit pada panjang baseline b = panjang baseline r = jarak rata-rata pengamat ke satelit (0.000 km) Besarnya bias ionosfir ini bergantung pada jumlah elektron sepanjang lintasan sinyal GPS serta frekuensi dari sinyal, secara matematis dituliskan dalam persamaan berikut: STEC d ion = 408 f STEC = jumlah elektron sepanjang lintasan (unit elektron/m ) f = frekuensi sinyal GPS (Hertz) d Besarnya bias troposfir adalah sebagai berikut: d trop = 10 E) = 5 d ( E) + sin( E w ( E) 1,967 + 3,718.10 6 5 w ( d = bias troposfir trop 10 ( E) = 5 6 77,64P T sin( E + 6,5) +,5) (E) = komponen kering troposfir d w (E) = komponen basah troposfir p = tekanan troposfir T = temperatur troposfir E = elevasi satelit l T 11000 [ 40136+ 148,7( T 73,16) ] Besarnya efek multipath pada pengukuran data pengamatan fase adalah: sinφ Θ = arc tan 1 α + cosφ dimana: Θ = Besarnya efek multipath α = faktor kekuatan sinyal pantul: 0 = tidak ada pantulan 1 = sinyal pantul sekuat sinyal langsung φ = perbedaan fasa dari sinyal langsung terhadap sinyal pantul Data pengamatan GPS terkait dengan posisi pengamat (x,y,z) serta parameter-parameter lainnya melalui hubungan yang diformulasikan sebagai berikut: L i = ρ + dρ + d trop d ion + (dt dt) + Θ + ϑc i dengan : L i = jarak fase pada frekuensi f i ρ = jarak geometris antara pengamat dengan satelit d trop = bias yang disebabkan oleh refraksi troposfir d ion = bias yang disebabkan oleh refraksi ionosfir TIS - 93

dρ = kesalahan jarak yang disebabkan oleh kesalahan ephemeris ρ = kesalahan jarak yang disebabkan oleh kesalahan ephemeris dt, dt= kesalahan dan offset dari jam satelit Θ = efek dari multipath pada hasil pengamatan P i dan L i ϑc i = gangguan (noise) pada hasil pengamatan P i dan L i.. Proyeksi UTM (Universal Transverse Mercator) Proyeksi UTM merupakan salahsatu metode yang digunakan dalam bidang proyeksi peta dengan maksud untuk menyajikan dan mengekspresikan posisi titik-titik di permukaan bumi ke dalam sistem koordinat bidang datar. Dalam penerapannya (untuk posisi daerah pengukuran), rumus yang digunakan untuk menghitung lintang dan bujur koordinat UTM dari koordinat geodetik adalah: U = 10.000.000 (I) + (II) p + (III) p 4 + (A6) p 6 (II.7) 3 5 T = 500.000 + (IV)p + (V)p + (B5) p (II.6) (I) = kon (II) = k in L cos L sin 1 10 8 o N s / (III) = k 16 (5-tg L+9e o N sin L cos 3 L sin 4 1 10 cos L+4e 4 cos 4 L)/ (A6) = k o N sin 6 L cos 5 4 L sin L 10 (61-8 tg L + tg 4 L+70 e cos L 330 e sin L)/70 (B5) = k o N sin 5 1 cos 5 L 10 4 (61-58 tg L + tg 4 L+14 e cos L -58 e sin L)/10 p = 0,0001 db 3 5 db = (IX)q +(X)q +(E5)q q = 0,0000001 B (IX) = 10 6 / k o N cos L sin 1 10 18 3 (X) = (1 + tg L + e cos L) / 6 k o N 3 cos L sin 1 4 (E5) = (1 + 8tg L +4tg L+6 e cos L+8 e sin L)10 30 5 / 10 k o N 5 cos L sin 1 dimana : ko = faktor skala pada meridian tengah (0,9996) N = Jari-jari kelengkungan pada bidang vertikal L = Lintang B = Bujur db = Estimasi Bujur e = eksentrisitas kedua 3. METODOLOGI Dalam pengukuran data lapangan digunakan alat receiver GPS, dan termometer. Pengukuran data dilakukan berulang sebanyak 5 kali, yang diikatkan ke titik Bench Mark (BM). Adapun data titik BM yang dijadikan acuan adalah Titik Kotrol Geodesi Orde III yang dibuat oleh Badan Pertanahan Nasional dengan Nomor: 0 01 0 (Lintang : 5 0 8 5.4649, Bujur: 119 0 9 0.50676 Tinggi Ellipsoid: 57.344 meter). Data yang diperoleh dari pengukuran ini kemudian dijadikan sebagai data primer yang diolah dengan menggunakan software Microsoft Excel dan selanjutnya diolah dengan software Surfer untuk menghasilkan peta topografi daerah penelitian. 4. HASIL DAN PEMBAHASAN Dari kegiatan penelitian ini dalam tahap pengukuran dihasilkan data dasar (Koordinat Geografi) dan dalam tahap pengolahan data diperoleh informasi tentang koordinat UTM dan elevasi titik pengamatan. Pengamatan posisi titik ukur yang berlokasi di dalam areal kampus Unhas Tamalanrea yang terdiri dari 90 stasiun pengamatan dengan mengambil jalan utama kampus sebagai jalur utama stasiun pengamatan yang terdiri dari 56 titik dan 34 titik diambil secara acak untuk detail topografi. Hasil akhir yang diperoleh dalam penelitian ini adalah peta topografi. Dari peta dapat terlihat kontur untuk daerah yang terlihat padat merupakan daerah yang terjal sedang daerah yang mempunyai kerenggangan kontur merupakan daerah yang mempunyai topografi relatif landai. 4.1. Analisa Data Dengan melakukan pengukuran secara berulang sebanyak lima kali maka diharapkan dapat diperoleh data yang lebih teliti. Dari hasil pengolahan data dengan menggunakan program Microsoft Excel dapat terlihat bahwa yang dominan dalam mempengaruhi kesalahan data pengamatan adalah pada bias sinyal GPS yang TIS - 94

disebabkan oleh lapisan troposfir dan lapisan ionosfir. Namun dalam pengukuran dan pengolahan data pengamatan dengan menggunakan jarak fase maka hal ini dapat lebih meningkatkan ketelitian data, sebab bias troposfir dan bias ionosfir akan saling menghilangkan. Hal ini diakibatkan oleh adanya percepatan sinyal pada lapisan ionosfir sedangkan pada lapisan troposfir sinyal GPS mengalami perlambatan sinyal GPS, sehingga dalam perhitungan faktor koreksi kedua besaran ini saling mereduksi. Hal ini akan berbeda jika digunakan penentuan dan pengolahan data dengan menggunakan pseudorange. Besarnya faktor koreksi yang diperoleh berdasarkan pengolahan data adalah: koreksi kesalahan ephemeris adalah sekitar: X= 0,00005 meter, Y = 0,000075 meter, Z = 0,000013 meter; koreksi efek ionosfir sekitar 0,185 meter, koreksi efek troposfir sekitar 0,1763 meter, koreksi multipath untuk mode L adalah sekitar 0,048 meter, dan koreksi noise sekitar 0,0019 meter. Berdasarkan pada hasil pengolahan data diperoleh besarnya efek kesalahan untuk pengukuran dengan jarak fase adalah 0,08 meter, sedangkan untuk pengukuran dengan pseudorange sekitar 5,7 meter. 4.. Analisa Peta Dari peta topografi yang dibuat dengan menggunakan software surfer 6 for windows, diperoleh peta kontur yang terdapat kecenderungan bahwa pada bagian tengah kampus Unhas mempunyai topografi yang relatif tinggi jika dibandingkan jika dibandingkan dengan topografi disekitar sisi-sisi samping kampus. Secara makro hal ini sesuai dengan kondisi topografi kampus yang cenderung lebih tinggi pada bahagian tengah (di sekitar fakultas MIPA dan perpustakaan pusat). Peta topografi yang dibuat menggunakan software surfer tersebut, pada dasarnya masih mengandung unsur kesalahan dan dalam skala mikro belum sesuai dengan kondisi topografi sebenarnya, hal ini disebabkan karena surfer melakukan penggambaran peta topografi berdasarkan prinsip interpolasi dan ekstrapolasi data. Untuk mengatasi hal ini agar peta topografi yang diperoleh dapat sesuai dengan kondisi yang sebenarnya, maka disarankan untuk melakukan pengeditan peta tersebut dengan menggunakan software Auto CAD. Dengan AutoCAD dapat dilakukan penggambaran secara manual dan ketelitian peta yang lebih tinggi. 5. KESIMPULAN 1. Pada dasarnya receiver tipe Garmin XL 45 dapat digunakan untuk mengukur posisi lintang, bujur dan ketinggian elipsoid dengan ketelitian: a. Lintang dan bujur adalah 0,1 detik atau 30,8 cm b. Ketinggian ellipsoid adalah 1 feet atau 3,8 cm. Faktor koreksi data yang disebabkan oleh kesalahan ephemeris, bias ionosfir, bias troposfir, efek multipath dan noise pada data GPS yang menggunakan frekuensi jarak fase adalah 0,008 meter. 3. Dengan melakukan pengolahan data koordinat geografi maka dapat diperoleh peta topografi daerah penelitian dengan nilai koordinat T : 9430600 hingga 943000 meter, nilai koordinat U : 774400 hingga 776000 meter, serta nilai ketinggian 53,97 hingga 6,97 meter. DAFTAR PUSTAKA Abidin, H.Z, 1995. Penentuan Posisi Dengan GPS dan Aplikasinya. Jakarta: Pradnya Paramita Abidin, H.Z, 1997.Penentuan TEC (Total Electron Content) dengan Pengamatan GPS. Jurnal KFI Vol.8 No.1 B. Hofman-Wellenhof, H. Lichtenegger and J. Collins, 199.GPS Theory And Practice. New York: Springer-Verlag Wien Massinai M. Altin, 1994. Aplikasi GPS pada Instalasi Bangunan Lepas Pantai. Makalah Seminar Teknik Geodesi ITB Bandung Prihandito Aryono, 1988. Proyeksi Peta. Kanisius. Jakarta Soegeng, R, 1994. Ionosfir. Andi Offset. Jakarta TIS - 95

Soetomo Wongsotjitro, 198. Ilmu Proyeksi Peta. Kanisius Jakarta Tuti, G, 1986. Aplikasi NAVSTAR GPS Dan Polytechnic XR-1 Receiver Untuk Menentukan Koordinat Geografis Stasiun Stasiun Bumi Satelit Sumber Alam Pekayon. Majalah LAPAN No. 44 TIS - 96

LAMPIRAN PETA TOPOGRAFI DAERAH PENELITIAN 943100 9431000 9430800 Koordinat U (meter) 9430600 9430400 943000 9430000 949800 949600 775400 775600 775800 776000 77600 776400 Koordinat T (meter) UTARA 58.00 Garis kontur (meter) Poligon utama Titik Bench Mark TIS - 97