BAB I PENDAHULUAN. maksud dan tujuan tertentu, dimana usaha-usaha untuk mewujudkan maksud

dokumen-dokumen yang mirip
BAB I PENDAHULUAN. pengetahuan dan teknologi adalah Sumber Daya Manusia (SDM) terutama pada. suatu organisasi atau instansi pemerintah maupun swasta.

BAB I PENDAHULUAN. merupakan aset dan berfungsi sebagai modal di dalam organisasi yang dapat

BAB I PENDAHULUAN. kelangsungan hidup perusahaan. Orang (manusia) merupakan elemen yang selalu

BAB I PENDAHULUAN. Perusahaan sebagai suatu organisasi mempunyai tujuan yang ingin dicapai,

BAB I PENDAHULUAN. Organisasi merupakan suatu rangkaian sistem yang terdiri dari beberapa

BAB I PENDAHULUAN. penting di dalam suatu organisasi atau instansi, selain itu sumber daya manusia

BAB I PENDAHULUAN. Organisasi merupakan suatu wadah dimana orang-orang yang memiliki

BAB I PENDAHULUAN. Ditahun ini semakin banyak perusahaan-perusahaan yang

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB I PENDAHULUAN. organisasi perusahaan. Sumber daya manusia merupakan asset utama bagi

BAB I PENDAHULUAN. mempengaruhi kegiatan atau operasional sehari-hari dengan kata lain lingkungan

BAB I PENDAHULUAN. Setiap perusahaan, organisasi maupun dalam sebuah instansi pemerintah

BAB I PENDAHULUAN. penting dalam mencapai tujuan perusahaan. Oleh karena itu perusahaan perlu

BAB I PENDAHULUAN. pekerjaannya, kepuasan kerja juga merupakan seperangkat perasaan pegawai

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Liqa Yasifa, 2013

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Kelancaran penyelengaraan tugas pemerintah dan pembangunan

BAB I PENDAHULUAN. Sumber Daya Manusia dari waktu ke waktu masih menjadi topik menarik

BAB II GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. A. Produktivitas Kerja. (2005) mengungkapkan bahwa secara lebih sederhana maksud dari produktivitas

BAB I PENDAHULUAN. Pusat Sumber Daya Air Tanah dan Geologi Lingkungan (PAG) Bandung

BAB I PENDAHULUAN. mencerdaskan kehidupan bangsa, yang bertujuan untuk berkembangnya potensi. warga negara yang demokratis serta bertanggung jawab.

BAB I PENDAHULUAN. instansi tak dapat melaksanakan aktivitasnya. Dengan pegawai yang terampil dan

BAB I PENDAHULUAN. dari perusahaannya Oleh karena itu keberadaan suatu perusahaan yang berbentuk

BAB I PENDAHULUAN. satu perangkat daerah yang memiliki Kegiatan Produksi holtikultura, Peningkatan

BAB I PENDAHULUAN. sekelompok manusia sangat diperlukan untuk dapat bersosialisasi dan bekerja

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. daya manusia. Sumber daya manusia merupakan unsur yang paling dominan

baik, maka diharapkan produktivitas perusahaan secara keseluruhan akan meningkat sehingga perusahaan akan mencapai tujuan yang di inginkan.

BAB I PENDAHULUAN. Untuk menciptakan sumber daya manusia yang optimal dan berkualitas

BAB I PENDAHULUAN. berbagai fungsi serta kegiatan untuk mencapai tujuan organisasi.

ANALISIS PENGARUH PENGALAMAN KERJA, PENDIDIKAN, DAN PENDAPATAN TERHADAP PRODUKTIVITAS KERJA KARYAWAN DI LUWES SWALAYAN WONOGIRI SKRIPSI

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Penelitian

BAB I PENDAHULUAN. Keberadaan sumber daya manusia sebagai tenaga kerja mempunyai

BAB I PENDAHULUAN. Fokus utama suatu organisasi adalah untuk mencapai suatu keberhasilan

BAB I PENDAHULUAN. untuk mencapai tujuan diperlukan faktor-faktor yang harus dimiliki yaitu

BAB I PENDAHULUAN. Dalam sebuah organisasi, manajemen sumber daya manusia memiliki peranan

PENGARUH TINGKAT PENDIDIKAN DAN PENGALAMAN KERJA TERHADAP MOTIVASI KERJA KARYAWAN BAGIAN PRODUKSI PADA CV. TRUBUS PRIMA DI GEMOLONG

BAB I PENDAHULUAN. dengan terciptanya mesin baru dan peralatan canggih. Terciptanya teknologi yang

BAB I PENDAHULUAN. Unsur utama dalam manajemen adalah tenaga kerja, sehingga dalam

BAB I PENDAHULUAN. hendak dicapai, dalam mencapai tujuan itu, akan sangat dibutuhkan faktor- faktor produksi

I. PENDAHULUAN. Di dalam masyarakat yang selalu berkembang, manusia senantiasa mempunyai

Disusun Oleh : ANIK MULYAWATI A

2015 PENGARUH KOMPENSASI DAN MOTIVASI KERJA TERHADAP KINERJA PEGAWAI DI PUSAT PENDIDIKAN DAN PELATIHAN (PUSDIKLAT) GEOLOGI BANDUNG

BAB I PENDAHULUAN. Salah satu masalah yang menarik untuk dikaji pada suatu intansi

BAB I PENDAHULUAN. inovasi. Perusahaan yang ingin tetap bertahan dalam lingkungan bisnis harus

PENGARUH KEPEMIMPINAN, BUDAYA ORGANISASI DAN MOTIVASI TERHADAP KINERJA KARYAWAN PT. MONDRIAN KLATEN

BAB I PENDAHULUAN. hidupnya tanpa adanya perusahaan sebagai tempat mencari nafkah sekaligus

BAB I PENDAHULUAN. terus-menerus seiring perkembangan zaman. Saat ini baik perusahaan swasta

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Alnis Dwipayana, 2013

BAB I PENDAHULUAN. Mengelola Sumber Daya Manusia (SDM) menjadi hal yang teramat penting pada

BAB I PENDAHULUAN. untuk tetap dapat bertahan di era globalisasi. Sumber daya manusia mempunyai peran utama

BAB I PENDAHULUAN. penghargaan kepada karyawan, jika mereka melakukan pekerjaan sesuai dengan target-target

BAB I PENDAHULUAN. tertentu dengan jalan menggunakan sumber-sumber yang telah tersedia

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Setiap perusahaan senantiasa membutuhkan manajemen yang berkaitan

I. PENDAHULUAN. Tuntutan persaingan dalam pengelolalan kegiatan usaha dari lingkup organisasi

BAB I PENDAHULUAN. dituntut untuk bersaing menunjukan yang terbaik, karena yang terbaiklah yang akan

BAB I PENDAHULUAN. Guru memiliki peran yang penting dan menempati posisi strategis dan

BAB I PENDAHULUAN. telah tersedia, baik sumber yang bersifat manusia maupun non manusia, serta

BAB I PENDAHULUAN. menarik, karena memberikan beberapa manfaat baik bagi perusahaan,

BAB I PENDAHULUAN. akibatnya pelayanan sosial kemanusiaan, secara faktual pelayanan rumah sakit telah

BAB I PENDAHULUAN. memelihara perilaku manusia. Motivasi ini merupakan subyek yang penting bagi

BAB I PENDAHULUAN. dimanfaatkan dengan sebaik-baiknya sehingga mampu memberikan output yang

LANDASAN TEORITIS. 1. Pengertian Prestasi Kerja dan Indikatornya. memberikan dampak yang positif terhadap organisasi, antara lain

BAB I PENDAHULUAN. adalah pemberian motivasi, maka pemberian motivasi terhadap karyawan sangat

BAB I PENDAHULUAN. mahal dibanding dengan aset-aset lain karena SDM merupakan penggerak utama

BAB 1 PENDAHULUAN. dikarenakan adanya globalisasi dan modernisasi. Jika suatu organisasi atau

BAB I PENDAHULUAN. pemerintahan, dan pembangunan. Pegawai Negeri Sipil unsur yang

II. LANDASAN TEORI. dan terorganisir sehingga karyawan operasional belajar pengetahuan teknik. pengerjaan dan keahlian untuk tujuan tertentu.

BAB I PENDAHULUAN. organisasi disamping modal, material, mesin, dan sumber daya lainnya. Oleh

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pemilihan Judul

BAB I PENDAHULUAN. Pemerintah Indonesia saat ini sedang giat-giatnya untuk meningkatkan taraf hidup

BAB I PENDAHULUAN. pemerintahan, tanpa aspek manusia sulit kiranya instansi untuk mengembangkan

BAB 1 PENDAHULUAN. agar dapat berkembang. Sehingga perusahaan dapat memperoleh keunggulan

BAB I PENDAHULUAN. maupun perusahaan yang menyediakan jasa sebagai produknya. Satu hal yang

BAB I PENDAHULUAN. berperan penting dalam menghasilkan Sumber Daya Manusia (SDM) yang

BAB I PENDAHULUAN. serta memegang peranan penting dalam fungsi operasional. Karyawan merupakan

PENGARUH PENDIDIKAN, PENGALAMAN KERJA DAN PRESTASI KERJA TERHADAP PENGEMBANGAN KARIR PEGAWAI DI DINAS PEKERJAAN UMUM KABUPATEN KUTAI TIMUR

2015 PENGARUH MOTIVASI INTRINSIK DAN DISIPLIN KERJA TERHADAP KINERJA PEGAWAI DI DINAS PENDIDIKAN KABUPATEN INDRAMAYU

PENGARUH ANTARA PENGAWASAN DAN KOMPENSASI TERHADAP KINERJA KARYAWAN PERUSAHAAN DAERAH AIR MINUM GUNUNG KIDUL

BAB I PENDAHULUAN. di segala bidang. Kenyataan tersebut menuntut profesionalisme sumber daya

BAB I PENDAHULUAN. Sumber daya manusia saat ini dianggap paling berharga dan memiliki

BAB I PENDAHULUAN. Di Indonesia, penyelenggaraan fasilitas kelistrikan untuk umum dikelola

BAB I PENDAHULUAN. kewajiban tersebut terdapat suatu tujuan yang sama yakni mengharapkan suatu

BAB I PENDAHULUAN. Wahyuddin, M. 2008). Berbagai macam hambatan pasti akan ditemui oleh. yang tidak (Parlinda, V. dan Wahyuddin, M. 2008).

Manusia sebagai salah satu faktor'produksi mempunyai peranan yang sangat penting dan vital, yang tidak dimiliki oleh faktor produks, yang lain,

BAB 1 PENDAHULUAN. keluaran (output) yang tinggi. Faktor penilaian prestasi kerja dan loyalitas para

BAB I PENDAHULUAN. Semakin berkembangnya dunia usaha saat ini membuat pola pikir seorang manajer

BAB I PENDAHULUAN. Kualitas suatu organisasi sangat bergantung pada mutu sumber daya

II. LANDASAN TEORI. dilaksanakan bila dalam pencapaian suatu tujuan tersebut tidak hanya dilakukan

BAB I PENDAHULUAN. manusia secara profesional, di harapkan pegawai bekerja secara produktif.

PENGARUH MOTIVASI, POLA KEPEMIMPINAN DAN PENGEMBANGAN KARIR TERHADAP KINERJA KARYAWAN BIDANG KEUANGAN PADA PEMERINTAH KABUPATEN SUKOHARJO

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB I PENDAHULUAN. Era globalisasi menuntut perusahaan untuk dapat mengambil keputusan

BAB I PENDAHULUAN. diperlukan adanya suatu koordinasi yang baik antara fungsi-fungsi yang ada di dalam

BAB I PENDAHULUAN. Peranan Sumber Daya Manusia merupakan salah satu faktor utama yang

BAB I PENDAHULUAN. sumber daya manusia yang berkualitas agar dapat memberi daya dukung yang

BAB I PENDAHULUAN. efektifitas pengelolaan sumber daya manusia. Organisasi yang berkembang

Transkripsi:

BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG MASALAH Pendirian suatu organisasi atau instansi pemerintah mempunyai maksud dan tujuan tertentu, dimana usaha-usaha untuk mewujudkan maksud dan tujuan tersebut pelaksanaannya melibatkan banyak unsur. Salah satu unsur yang mempunyai pengaruh besar adalah Sumber Daya Manusia (SDM) yang merupakan faktor terpenting penggerak organisasi atau perusahaan dalam pencapian tujuan organisasi. Sumber daya manusia merupakan aset yang sangat penting dan menentukan dalam keberhasilan suatu organisasi. Hal ini sejalan dengan pendapat Manullang (1990:17) yang mengemukakan bahwa manusia merupakan sarana penting atau sarana utama dari setiap manajer untuk mencapai tujuan yang telah ditentukkan. Selanjutnya Manullang (1990: 193), mengemukakan bahwa; Keberhasilan suatu organisasi baik besar maupun kecil bukan sematamata ditentukan oleh sumber daya alam yang tersedia, akan tetapi banyak ditentukan oleh kualitas sumber daya manusia yang berperan merencanakan, melaksankan dan mengendalikan organisasi yang bersangkutan. Manusia memiliki peran dalam suatu organisasi sangatlah dominan karena bagaimanpun juga keberhasilan suatu organisasi dalam mewujudkan tujuan yang telah ditetapkan bergantung kepada sumber daya manusia yang dimilikinya, seperti yang dikemukakan oleh Hasibuan (1997:10) bahwa: Bahwa manusia selalu berperan aktif dan dominan dalam setiap organisasi, 1

2 karena manusia menjadi perencana, pelaku, dan penentu terwujudnya organisasi. Dari pendapat diatas maka dapat dinyatakan bahwa manusia dengan segala potensi yang dimilkinya mempunyai peranan yang sangat penting dalam suatu organisasi. Keberhasilan atau kegagalan organisasi dalam mencapai tujuan sangat tergantung pada kemampuan manusia sebagai pengelola organisasi. Untuk itulah, sudah menjadi suatu keharusan suatu organisasi mencapai tujuannya secara efektif dan efisien, maka diperlukannya sumber daya manusia yang memilki kualitas tinggi yaitu sumber daya manusia yang cakap, profesional, handal dan berwawasan luas. Sumber daya manusia di lingkungan unit kerja disebut tenaga kerja (pegawai). Seperti yang dikemukakan oleh A.W. Widjaja (2006: 15) mengatakan bahwa, Pegawai adalah orang-orang yang dikerjakan dalam suatu badan tertentu, baik di lembaga-lembaga pemerintah maupun dalam badan-badan usaha. Pentingnya peranan pegawai sebagai sumber daya manusia dalam suatu organisasi/ instansi pemerintah, maka diperlukan pengelolaan sumber daya manusia secara terarah agar meningkatkan kualitas dalam peningkatan kinerja pegawai sehingga tercapainya produktivitas kerja pegawai. Banyak cara yang dilakukan untuk mengembangkan atau meningkatkan kualitas sumber daya manusia antara lain melalui kegiatan penelitian, mutasi pegawai, promosi pegawai, lokakarya dan lain-lain. Selain itu upaya yang dapat dilakukan yaitu dengan pendidikan dan pelatihan karena pendidikan dan

3 pelatihan merupakan bagian yang tidak terpisahkan dari usaha pembinaan pegawai secara menyeluruh. Hal ini sejalan dengan pendapat Sedarmayanti (2007:170) bahwa: Mengembangkan pengetahuan, keterampilan/keahlian dan sikap merupakan tujuan umum pelatihan dan pendidikan karyawan dalam meningkatkan produktivitas organisasi. Menurut Edwin B. Flippo dalam buku Sedarmayanti (2007: 296) bahwa pendidikan adalah berhubungan dengan peningkatan pengetahuan umum dan pemahaman atas lingkungan kita secara menyeluruh sedangkan pelatihan adalah suatu usaha peningkatan pengetahuan dan keahlian seorang karyawaan unruk mengerjakan suatu pekerjaan tertentu. Pelatihan merupakan bagian dari pendidikan menyangkut proses belajar untuk memperoleh dan meningkatkan keterampilan di luar sistem pendidikan yang berlaku dalam waktu yang relatif singkat dan dengan metode yang lebih mengutamakan praktek daripada teori. Sehubungan dari hal itu maka pengembangan pegawai sangat diperlukan dalam sebuah organisasi atau instansi pemerintah, karena dengan adanya program tersebut dapat membantu meningkatkan kemampuan dan keterampilan pegawai. Pengembangan pegawai juga dirancang untuk memperoleh pegawai-pegawai yang mampu berprestasi dan fleksibel untuk suatu instansi di masa depan. Pentingnya pendidikan dan pelatihan bukanlah semata-mata bagi pegawai yang bersangkutan, tetapi juga keuntungan organisasi. Karena dengan meningkatnya kemampuan atau keterampilan para

4 pegawai, dapat meningkatkan produktivitas kerja para pegawai. Produktivitas kerja meningkat berarti organisasi yang bersangkutan akan memperoleh keuntungan (Soekidjo Notoadmodjo, 2003:31). Pendidikan dan pelatihan juga merupakan upaya untuk mengembangkan kemampuan intelektual dan kepribadian pegawai. Oleh karena itu setiap organisasi atau instansi yang ingin berkembang, pendidikan dan pelatihan pegawainya harus memperoleh perhatian yang lebih besar agar dapat meningkatkan kinerja pegawainya sehingga tercapai produktivitas kerja pegawai maupun organisasi. Pegawai dipandang penting bagi organisasi baik pemerintah maupun swasta karena faktor tersebut sampai saat ini peranannya belum mampu diganti oleh teknologi apapun, sehingga dapat dikatakan bahwa kelangsungan hidup organisasi sangat tergantung pada faktor pegawai yang mengelolanya. Dengan demikian organisasi perlu memandang pegawai tidak hanya sekedar tenaga kerja semata, tetapi lebih sebagai aset yang sangat penting untuk dikelola dengan baik. Salah satu faktor penting yang diperlukan seorang pegawai dalam meningkatkan kinerjanya adalah motivasi. Pegawai dapat memberikan pelayanan yang baik jika memiliki semangat kerja yang tinggi sehinga dapat memperoleh hasil kerja yang tinggi pula. Semangat kerja adalah kesediaan seseorang mencurahkan perasaan, fikiran dan tenaga untuk bekerja lebih baik sehingga hasilnya maksimal, benar dan tepat waktu. Dengan semangat kerja tinggi yang dimiliki pegawai, diharapkan tujuan organisasi akan dapat

5 dicapai, tetapi sebaliknya dengan semangat kerja yang rendah akan sulit mencapai hasil yang maksimal. Motivasi dapat diartikan sebagai faktor pendorong seseorang untuk bertindak dengan cara tertentu. Timbulnya motivasi ini berdasarkan keinginan diri untuk memenuhi suatu kebutuhan sampai dengan tingkatan tertentu, sehingga orang dapat bekerja dengan lebih semangat dan bergairah dalam melaksanakan pekerjaannya. Seperti yang dikemukakan oleh Malayu Hasibuan (2003:95) bahwa : motivasi kerja adalah pemberian daya penggerak yang menciptakan kegairahan kerja seseorang, agar mereka mau bekerjasama, bekerja efektif dan terintegrasi dengan segala upaya-upaya untuk mencapai kepuasan. Sedangkan menurut Marihot Tua (2002:30) bahwa motivasi merupakan salah satu aspek yang sangat penting dalam menentukan perilaku sesorang, termasuk perilaku kerja. Sehingga dengan motivasi diharapkan setiap individu karyawan mau bekerja keras dan antusias untuk mencapai efektifitas dan produktivitas yang tinggi. Seperti yang dikemukakan Nanang Fattah (1996:15) menyatakan: Pengertian konsep produktivitas berkembang dari pengertian teknis sampai perilaku. Produktivitas dalam arti teknis mengacu pada derajat keefektifan, efisiensi dalam menggunakan sumber daya. Sedangkan dalam pengertian perilaku profuktivitas merupakan sikap mental yang senantiasa berubah dan terus berkembang. Dari rujukan diatas produktivitas diartikan sebagai peningkatan kinerja pegawai pada sebuah organisasi tentunya baik yang bersifat teknis maupun perilaku yang mengarah pada peningkatan kualitas. Bersifat teknis disini bermakna bahwa dalam pelaksanaan sumber daya yang ada secara tepat

6 guna dan hasil guna. Sehingga produktivitas dipandang sebagai ukuran atau penggunaan sumber daya suatu organisasi yang bisa dinyatakan sebagai suatu perbandingan dari output yang dicapai dengan sumber daya yang digunakan. Sedangkan produktivitas dalam pengertian sikap adalah pandangan bahwa hari ini harus lebih baik dari pada hari kemarin, serta hari esok harus lebih baik daripada hari kemarin, serta hari esok harus lebih baik dari hari ini. Produktivitas tidak hanya mengarah pada peningkatan kuantitas hasil kerja melainkan pada kualitas hasil kerja. Hal ini sejalan dengan pendapat Sedarmayanti (2001:57) mengemukakan pula bahwa: Produktivitas mengandung pengertian bahwa sikap mental yang selalu memiliki pandangan bahwa mutu kehidupan hari ini harus lebih baik dari kemarin dan hari esok lebih baik dari hari ini. Dari definisi diatas dapat disimpulkan bahwa produktivitas pada dasarnya mencangkup sikap yang selalu memperlihatkan anggapan bahwa metode bekerja hari ini harus lebih baik dan bermutu daripada hari kemarin, individu yang mempunyai sikap seperti ini selalu mempunyai dorongan untuk memperbaiki dan meningkatkan kemampuannya untuk menjadi pegawai yang kreatif, inovatif dan solutif terhadap gagasan dan perubahan. Pusat Penelitian dan Pengembangan Geologi Kelautan merupakan suatu perusahaan milik pemerintah. Berdasarkan Peraturan Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral (Permen ESDM) No. 18 Tahun 2010 Pasal 764 menyatakan bahwa Pusat Penelitian dan Pengembangan Geologi kelautan mempunyai tugas menyelenggarkan pelaksanakan penelitian, pengembangan,

7 perekayasaan, pengkajian, survei dan pemetaan bidang geologi kelautan. Dalam melaksanakan tugas PPPGL menyelenggarakan fungsi yang salah satunya yaitu penyiapan penyusunan kebijakan teknis, rencana dan program penelitian, pengembangan dan perekayasaan, pengkajian, survei dan pemetaan di bidang geologi kelautan; pelaksanaan penelitian, pengembangan, perekayasaan, pengkajian, survei dan pemetaan, serta pengelolaan pengetahuan dan inovasi di bidang geologi kelautan; pemantauan, evaluasi dan pelaporan pelaksanaan penelitian, pengembangan, dan perekayasaan, pengkajian, survei dan pemetaan dibidang geologi kelautan; dan pelaksanaan administrasi Pusat Penelitian dan Pengembangan Geologi Kelautan. Dalam rangka menunjang kegiatan dan berdasarkan Keputusan Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral Nomor 1161/70/MEM/2005 tentang Petunjuk Pelaksanaan Pengelolaan Kepegawaian Terpadu DESDM yang mengatur tentang Pendidikan dan Pelatihan Pegawai Negeri Sipil maka Pusat Penelitian dan Pengembangan Geologi Kelautan mengikut sertakan pegawainya dalam kegiatan pendidikan dan pelatihan (diklat) baik yang diselenggarakan lembaga diklat dari dalam maupun Luar Kementrian Energi dan Sumber Daya Mineral. Berdasarkan studi pendahuluan dan hasil wawancara diperoleh gambaran bahwa Pusat Penelitian dan Pengembangan Geologi Kelautan (PPPGL) memberikan Program pendidikan dan pelatihan (Diklat) setiap tahunnya kepada para pegawai yang disesuaikan dengan kebutuhan dan bidang kerjanya. Hal ini terbukti dengan pemberian program pendidikan dan

8 pelatihan (diklat) yang dilakukan PPPGL untuk para pegawainya yaitu Diklat Prajabatan dan Diklat Jabatan ( diklat strutural/ kepemimpinan, diklat Fungsional, dan diklat teknis). Namun sampai saat ini masih ada kendala-kendala yang harus dihadapi PPPGL ini dalam melaksanakan tugas dan fungsinya sebagai pusat penelitian dan pengembangan geologi kelautan. Salah satu kendala yang dihadapi Pusat Penelitian dan Pengembangn Geologi Kelautan (PPPGL) yaitu adanya tingkat ketidakhadiran yang cukup tinggi. Untuk lebih jelasnya dapat dilihat dari presentase ketidakhadiran pegawai selama enam bulan terakhir dari bulan Januari 2011- Juni 2011 seperti dibawah ini: Tabel 1.1 Data presentase absensi pegawai pada Pusat Penelitian dan Pengembangan Geologi kelautan periode Januari s/d Juni 2011. No Bulan Presentase Ketidakhadiran 1 Januari 13% 2 Februari 20, 7% 3 Maret 23% 4 April 25,5% 5 Mei 27% 6 Juni 30% Dari tabel diatas, dapat dilihat bahwa tingkat disiplin pegawai yang dimiliki dinilai masih kurang memuasakan. Dengan tingginya kenaikan tingkat ketidakhadiran pegawai setiap bulannya maka akan berpengaruh

9 terhadap pelaksanaan kerja sehingga akan mengahmbat kelancaran perusahaan dalam pelaksanaan program-program pelaksanaan kerja yang akan berdampak pada penurunan produktivitas kerja pegawai mapun perusahaan. Berdasarkan hasil wawancara dengan salah satu pegawai bagian kepegawaian bahwa ada kendala lainnya yaitu kurang maksimalnya hasil pelatihan karena kurangnya sosialisasi hasil pelatihan dan hanya dikonsumsi sendiri oleh pegawai tersebut, pegawai disini lebih memilih pekerjaan lapangan daripada mengikuti diklat, masih ada pencapaian kinerja pegawai sekitar 60-70% sehingga belum sesuai dengan keinginan/tujuan perusahaan, belum maksimalnya pengetahuan, keterampilan dan kemampuan yang dimiliki pegawai sesuai dengan perkejaannya Untuk menangani permasalahan diatas salah satu cara dengan meningkatkan motivasi pegawai agar mereka mau bekerja keras dengan memberikan semua kemampuan dan ketrampilannya untuk mewujudkan tujuan perusahaan. Sehingga dengan motivasi diharapkan setiap individu karyawan mau bekerja keras dan antusias untuk mencapai produktivitas yang tinggi. Peningkatan motivasi kompetensi pegawai yaitu dengan cara dengan pengembangan sumber daya manusia dengan penerapan program pendidikan dan pelatihan. Melalui program pendidikan dan pelatihan yang lebih baik dari sebelumnya diharapkan pegawai memiliki pengetahuan, keterampilan dan kemampuan kerja yang memadai sehingga pegawai dapat menyelesaikan pekerjaan dan dapat meningkatkan produktivitas kerja

10 pegawai negeri sipil di Pusat Penelitian dan Pengembangan Geologi Kelautan (PPPGL). Hal ini juga bertujuan memberikan rasa percaya diri dan menumbuhkan rasa keyakinan pada diri pegawai negeri sipil dalam melakukan pekerjaannya. Dengan demikian, apabila rasa percaya diri telah diwujudkan, maka pegawai tersebut akan bisa bekerja semaksimal mungkin, sehingga organisasi/ instansi pemerintah dapat mencapai tujuan yang telah ditetapkan, yaitu produktivitas kerja yang lebih baik. Berdasarkan latar belakang permasalahan diatas, maka peneliti merasa tertarik untuk melakukan penelitian dengan judul Pengaruh Pendidikan dan Pelatihan (Diklat) terhadap Produktivitas Kerja Pegawai Negeri Sipil (PNS) di Pusat Penelitian dan Pengembangan Geologi Kelautan (PPPGL) B. RUMUSAN MASALAH Supaya penelitian ini tidak keluar dari batas-batas yang akan dibahas, maka diperlukan adanya rumusan masalah. Adapun rumusan masalah dalam penelitian ini sebagai berikut: 1. Bagaimana Pengaruh Pendidikan dan Pelatihan di Pusat Penelitian dan Pengembangan Geologi Kelautan (PPPGL)? 2. Bagaimana Produktivitas kerja Pegawai Negeri Sipil di Pusat Penelitian dan Pengembangan Geologi Kelautan (PPPGL)?

11 3. Seberapa besar Pengaruh Pendidikan dan Pelatihan (Diklat) terhadap Produktivitas Kerja Pegawai Negeri Sipil di Pusat Penelitian dan Pengembangan Geologi Kelautan (PPPGL)? C. TUJUAN PENELITIAN 1. Tujuan Umum Tujuan Umum dari penelitian yang akan dilaksankan adalah untuk memperoleh gambaran empiric di lapangan mengenai Pengaruh Pendidikan dan Pelatihan (Diklat) terhadap Produktivitas Kerja Pegawai Negeri Sipil di Pusat Penelitian dan Pengembangan Geologi Kelautan (PPPGL). 2. Tujuan Khusus Adapun tujuan khusus yang ingin dicapai oleh penulis dalam penelitian ini adalah sebagai berikut: 1. Untuk memperoleh gambaran yang jelas mengenai Pengaruh Pendidikan dan Pelatihan (Diklat) di Pusat Penelitian dan Pengembangan Geologi Kelautan (PPPGL) 2. Untuk memperoleh gambaran yang jelas mengenai Produktivitas Kerja pada Pegawai Negeri Sipil di Pusat Penelitian dan Pengembangan Geologi Kelautan (PPPGL). 3. Untuk mengetahui sejauh mana Pengaruh Pendidikan dan Pelatihan (Diklat) terhadap Produktivitas Kerja Pegawai Negeri Sipil di Pusat Penelitian dan Pengembangan Geologi Kelautan (PPPGL)?.

12 D. PENJELASAN ISTILAH Dalam penelitian yang berjudul : Pengaruh Pendidikan dan Pelatihan terhadap Produktivitas Kerja Pegawai Negeri Sipil di Pusat Penelitian dan Pengembangan Geologi Kelautan (PPPGL). Penulis memiliki beberapa istilah penting yaitu sebagai berikut: 1. Pengaruh Dalam kamus Besar Bahasa Indonesia (1996:747) yang dimaksud dengan pengaruh adalah Daya yang ada atau timbul dari sesuatu (orang, benda) yang ikut membentuk watak, kepercayaan atau perbuatan. 2. Pendidikan dan Pelatihan Alex Nitisemo (1996:53) mengemukakan definisi pendidikan dan pelatihan sebagai berikut: Pendidikan dan pelatihan adalah suatu kegiatan yang bermaksud untuk memperbaiki dan mengembangkan sikap, tingkah laku, keterampilan dan pengetahuan dari karyawannya sesuai dengan keinginan perusahaan untuk mencapai tujuan. Merujuk kepada konsep diklat yang dijelaskan oleh DR. Oemar Hamalik (2000:10), pelatihan adalah suatu proses yang meliputi serangkaian tindak (upaya) yang dilaksankan dengan sengaja dalam bentuk pemberian bantuan kepada tenaga kerja yang dilakukan oleh tenaga profesional kepelatihan dalam satuan waktu yang bertujuan untuk meningkatkan kemampuan kerja peserta dalam bidang pekerjaaan tertentu guna meningkatkan efektivitas dan produktivitas.

13 3. Produktivitas Kerja Menurut Sedarmayanti (2001:57) mengemukakan pula bahwa: Produktivitas mengandung pengertian bahwa sikap mental yang selalu memiliki pandangan mutu kehidupan hari ini harus lebih baik dari kemarin dan hari esok lebih baik dari hari ini. Produktivitas kerja seseorang merupakan kontribusi yang positif dari diri seseorang terhadap lingkungannya dimana dia berada. (J.H.Gilmore yang dikutip oleh Sedarmayanti, 1996: 237). 4. Pegawai Negeri Sipil Pengertian Pegawai Negeri Sipil menurut Undang-Undang Pokok Kepegawaian adalah mereka yang telah memenuhi syarat-syarat yang ditentukan dalam peraturan perundang-undangan yang berlaku, diangkat oleh pejabat yang berwenang dan diserahi tugas dalam sesuatu jabatan negeri atau diserahi tugas negara lainnya yang ditetapkan berdasarkan sesuatu peraturan perundang-undangan dan digaji menurut peraturan perundang-undangan yang berlaku. E. SISTEMATIKA PENULISAN Sistematika penulisan dalam penelitian ini meliputi : BAB I. PENDAHULUAN Pada bab I ini diuraikan mengenai latar belakang masalah, perumusan masalah, tujuan penelitian dan penjelasan istilah serta sistematika penulisan skripsi.

14 BAB II. LANDASAN TEORI Dalam bab II ini diuraikan tentang teori-teori yang mendukung penyusunan penelitian ini, antara lain konsep pendidikan dan pelatihan, konsep produkitivitas kerja, kerangka pemikiran dan hipotesis penelitian. BAB III. METODOLOGI PENELITIAN Bab III ini berupa metode penelitian meliputi lokasi penelitian,populasi, sampel, cara penarikan sampel, definisi operasional dan definisi konseptual, proses pengembangan instrumen, teknik pengolahan data, serta prosedur penelitian. BAB IV. HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN Bab IV ini memuat tentang hasil penelitian yang berisi pengolahan data, pengujian hipotesis penelitian, dan pembahasan hasil penelitian. BAB V. KESIMPULAN DAN SARAN Bab V ini berisi kesimpulan dengan keseluruhan pembahasan dan rekomendasi yang dapat diberikan untuk masalah-masalah yang ada.