I. PENDAHULUAN. bergaul, bekerja, tolong menolong, kerja bakti, keamanan, dan lain-lain.

dokumen-dokumen yang mirip
TINJAUAN PUSTAKA. A. Tinjauan Tentang Kegiatan Gotong Royong. beberapa atau kesemua jenis sumber daya tersebut sebagai masukan

Gotong Royong Dalam Kehidupan Masyarakat

I. PENDAHULUAN. pengangguran, diperkirakan dapat membahayakan keamanan, di samping itu

BAB 1 PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. mengenai desa, masyarakat, atau komunitas desa, serta solidaritasnya.

I. PENDAHULUAN. Sebagian besar wilayah Indonesia merupakan pedesaan yang kehidupan

Bayu Setiyo Pamungkas Universitas Sebelas Maret

MASYARAKAT RITA RAHMAWATI

BUDAYA SAMBATAN DI ERA MODERNISASI (Study Kasus Di Desa Gumukrejo, Kecamatan Teras, Kabupaten Boyolali)

TUGAS AGAMA KLIPING KERUKUNAN ANTAR UMAT BERAGAMA, ANTAR SUKU, RAS DAN BUDAYA

BAB I PENDAHULUAN. kelakuan individu yang lain atau sebaliknya. beberapa bentuk dari interaksi. Bentuk-bentuk interaksi sosial yakni dapat

BAB V PENUTUP A. KESIMPULAN

BAB V KESIMPULAN DAN REKOMENDASI

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Dewasa ini, kesadaran masyarakat untuk melakukan gotong royong sangat

BAB II KAJIAN PUSTAKA. Kehidupan bangsa Indonesia yang majemuk telah diakui sejak merdeka

BAB IV SIKAP GOTONG ROYONG PADA MASYARAKAT PEDESAAN (STUDY KASUS DI KAMPUNG BATU REOG, LEMBANG)

I. PENDAHULUAN. Manusia merupakan makhluk individu yang mempunyai akal, pikiran dan

II. TINJAUAN PUSTAKA DAN KERANGKA PIKIR. geosfer dengan sudut pandang kelingkungan atau kewilayahan dalam konteks

C. Partisipasi Kewarganegaraan sebagai Pencerminan Komitmen terhadap Keutuhan Nasional

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Kegiatan mengenai perkembangan sistem gotong royong sebagai fenomena

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Indonesia merupakan suatu Negara kepulauan yang memiliki beberapa

BAB I PENDAHULUAN. karena hubungan-hubungan serupa itu mengandaikan sekurang-kurangnya satu

IMPLEMENTASI NILAI PERSATUAN DALAM BERGOTONG ROYONG DI MASYARAKAT DESA

PERATURAN DAERAH PROPINSI LAMPUNG NOMOR 4 TAHUN 2009

BAB V SIMPULAN DAN SARAN

METODE PENELITIAN. Penelitian pengaruh kegiatan gotong royong terhadap kerukunan masyarakat

BAB I PENDAHULUAN. perkawinan, serta berbagai peristiwa lainnya ternyata banyak ragamnya. Bagi

BAB II KAJIAN PUSTAKA. sebuah kelompok yang dibentuk oleh kepentingan bersama. Durkheim membagi

BAB IV ANALISIS. A. Penanaman Nilai-nilai Multikultural pada Masyarakat Dusun. masyarakatnya. Masyarakat dusun Mojokerep yang ikut berperan dalam

KEPPRES 49/2001, PENATAAN LEMBAGA KETAHANAN MASYARAKAT DESA ATAU SEBUTAN LAIN

BAB IV ANALISIS NILAI-NILAI PENDIDIKAN ISLAM DALAM TRADISI NYADRAN DI DESA PAGUMENGANMAS KEC. KARANGDADAP KAB. PEKALONGAN

BAB I PENDAHULUAN. Manusia diciptakan oleh Tuhan Yang Maha Esa sebagai makhluk sosial,

BAB I PENGANTAR Latar Belakang. Kehidupan berbangsa dan bernegara mempengaruhi pembentukan pola

BAB IV ANALISIS DATA

BUPATI PASURUAN PROVINSI JAWA TIMUR

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. berpikir, makhluk yang instability (Subadi, 2008: 83). Manusia sebagai makhluk

BAB I PENDAHULUAN. dalam suatu masyarakat adalah sebagai penerus cita-cita bangsa dan bagaimana

KEPUTUSAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 49 TAHUN 2001 TENTANG PENATAAN LEMBAGA KETAHANAN MASYARAKAT DESA ATAU SEBUTAN LAIN

RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN

BAB III PENYAJIAN DATA. observasi angket, dan wawancara, yang diperoleh dari responden. Adapun

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Sebagai makhluk sosial manusia tidak lepas dari bantuan orang lain

Keseluruhan lingkungan X merupakan wilayah pemukiman yang padat penduduk. Pada

NASKAH PUBLIKASI Untuk memenuhi sebagian persyaratan guna mencapai derajat Sarjana S-1 Program Studi Pendidikan Pancasila dan Kewarganegaraan

BAB IV ANALISIS NILAI-NILAI KEAGAMAAN DALAM UPACARA SEDEKAH BUMI. A. Analisis Pelaksanaan Upacara Sedekah Bumi

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

B A B I P E N D A H U L U A N

PEMBANGUNAN NASIONAL MELALUI REVITALISASI NILAI GOTONG-ROYONG BERDASARKAN PANCASILA

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pada umumnya keteraturan, kedamaian, keamanan dan kesejahteraan dalam

BAB I PENDAHULUAN. dengan yang lainnya memiliki kesamaan dalam beberapa hal. Rasa solidaritas

BAB V PENUTUP Kesimpulan

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN. masyarakat pada tahun menunjukkan hasil yang positif bagi

Tugas Akhir. Penerapan Pancasila Sila Pertama Sampai Sila Keempat di Daerah Gang Waringin 1. Disusun oleh: Nama : Achwan Yusuf NIM :

BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG PENELITIAN

BAB I PENDAHULUAN. beberapa tujuan, kebutuhan dan cita-cita yang ingin dicapai, dimana masing-masing

PETA SOSIAL DESA BANJARARUM

BAB V PENUTUP. Daerah Istimewa Yogakarta, kami mahasiswa KKN divisi II.C.I menarik. perbedaan waktu perencanaan dengan waktu pelaksanaan serta adanya

BAB I PENDAHULUAN. negara ikut serta dalam memajukan kebudayaan nasional Indonesia dan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. pribadi yang memuaskan. Menurut Dayakisni dan Hudaniah (2005) ketrampilan

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN

PERATURAN DAERAH KOTA PEKANBARU NOMOR 9 TAHUN 2005 T E N T A N G LEMBAGA PEMBERDAYAAN MASYARAKAT KELURAHAN (LPMK) DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. kompetisi yang ketat. Pengaruh budaya asing juga sangat membentuk kepribadian

disusun oleh Mirsa Ferriawan Untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Mata Kuliah Pendidikan Pancasila Kelompok D Dosen : Drs.

BAB IV ANALISA DATA. A. Bentuk-bentuk kegiatan keagamaan dan sosial masyarakat. jika yang dinamakan hidup bersama dan berdampingan pasti ada masalah

PROGRAM PEMBELAJARAN PENDIDIKAN KEWARGANEGARAAN SEKOLAH DASAR KELAS II SEMESTER 1

I. PENDAHULUAN. sosial antar sesamanya. Pada dasarnya manusia sesuai dengan fitrahnya. membutuhkan pertolongan orang lain khususnya di bidang keamanan

BAB I PENDAHULUAN. dengan daerah lain menunjukan ciri khas dari daerah masing-masing.

Angket Penelitian. I. Identitas Responden. 1. Nama : 2. Usia : 3. Pekerjaan : 4. Jenis kelamin : a. Laki- laki. b. Perempuan. 4. Etnis : a.

BAB I PENDAHULUAN. menghasilkan suatu sistem nilai yang berlaku dalam kehidupan

KEPALA DESA MADU SARI KABUPATEN KUBU RAYA PERATURAN DESA MADU SARI NOMOR 3 TAHUN 2017 TENTANG

Draft Pertanyaan Strategi Adaptasi Petani Pemilik Lahan Terbatas

TAHUN : 2005 NOMOR : 06

BAB IV DESKRIPSI RENCANA PROGRAM

II.TINJAUAN PUSTAKA. dengan teori-teori yang telah dikemukakan oleh ahli. Untuk menghubungkan hasil penelitian dengan teori yang dikemukakan oleh

NASKAH PUBLIKASI. Untuk memenuhi sebagian persyaratan Guna mencapai derajat Sarjana S-1. Pendidikan Pancasila dan Kewarganegaraan

BAB I PENDAHULUAN. 1.1.Latar Belakang. Kelompok masyarakat (suku bangsa) di Indonesia secara umum mengenal

PEMERINTAH KABUPATEN JEMBER PERATURAN DAERAH KABUPATEN JEMBER NOMOR 4 TAHUN 2007 TENTANG LEMBAGA KEMASYARAKATAN DESA

NILAI GOTONG ROYONG UNTUK MEMPERKUAT SOLIDARITAS DALAM KEHIDUPAN MASYARAKAT KAMPUNG NAGA

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Penelitian. dalam kehidupan sehari-hari maupun dalam bermasyarkat. Menurut Samani dan

RANCANGAN PERATURAN DAERAH KOTA SURABAYA NOMOR TAHUN TENTANG

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB V P E N U T U P. Penanaman Nilai-Nilai Sosial Pada Diri Siswa kelas III Pada Pembelajaran IPS di

PERSATUAN DAN KERUKUNAN

II. TINJAUAN PUSTAKA. Istilah yang paling lazim dipakai untuk menyebut kesatuan kesatuan hidup

KESIMPULAN, IMPLIKASI DAN SARAN

LEMBARAN DAERAH KOTA DEPOK

BAB I PENDAHULUAN. Peranan Organisasi Kepemudaan Dalam Pembinaan Pribadi Yang Partisipatif Di Masyarakat

I. PENDAHULUAN. dan kesehatan, padahal makanan juga bisa dilihat dari sudut pandang budaya.

TENTANG DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA WALIKOTA SURABAYA,

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Penelitian

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Manusia telah mempunyai naluri untuk bergaul dengan sesamanya,

PENERAPAN SILA KE-3 DALAM KEHIDUPAN GOTONG ROYONG DAN KEKELUARGAAN DI DESA PULE DI SUSUN OLEH : : AGUNG NUGROHO NIM :

BAB IV TEMUAN PENELITIAN. A. Bentuk-bentuk Harmoni Sosial Keagamaan. informan diketahui bahwa ada beberapa bentuk kegiatan yang dilakukan

BUPATI TANGERANG PROVINSI BANTEN PERATURAN BUPATI TANGERANG NOMOR 57 TAHUN 2014 TENTANG

TUGAS AKHIR PENDIDIKAN PANCASILA GOTONG ROYONG SEBAGAI BUDAYA INDONESIA

PEMERINTAH KABUPATEN PEMALANG PERATURAN DAERAH KABUPATEN PEMALANG NOMOR 6 TAHUN 2007 TENTANG PEDOMAN PEMBENTUKAN LEMBAGA KEMASYARAKATAN DI DESA

Keluarga kurang mampu tersebut didorong dan. C. Pemberdayaan Bidang Wirausaha bagi Ibu/Wanita. IV. STRATEGI PENGEMBANGAN

BAB III PELAKSANAAN, HASIL, DAN KENDALA KEGIATAN KKN PPM

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Manusia merupakan makhluk sosial yang diciptakan untuk berdampingan

Lingkup Tugas. : Ketua RW : - POSISI / JABATAN BERTANGGUNG JAWAB KEPADA

BAB I PENDAHULUAN. Dalam masyarakat kita sering mendengar tentang sistem nilai yang

Transkripsi:

I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Manusia merupakan makhluk sosial yang tidak dapat hidup tanpa adanya bantuan orang lain. Sebagai makhluk sosial manusia tidak dapat hidup sendiri, melainkan memerlukan orang lain dalam berbagai hal, seperti bergaul, bekerja, tolong menolong, kerja bakti, keamanan, dan lain-lain. Seperti halnya yang dikemukakan oleh Kayam (dalam Kamil,2014), sebagai berikut : Sejak manusia bergabung dalam suatu masyarakat, agaknya, keselarasan menjadi suatu kebutuhan. Betapa tidak! Pada waktu pengalaman mengajari manusia hidup bermasyarakat jauh lebih menguntungkan, efisien dan efektif daripada hidup soliter, sendirian, pada waktu itu pula manusia belajar untuk menenggang dan bersikap toleran terhadap yang lain. Pada waktu dia tahu bahwa untuk menjaga kelangsungan hidupnya dia membutuhkan bekerja bersama orang yang kemudian mengikat diri dalam suatu masyarakat, manusia juga belajar memahami suatu pola kerjasama yang terdapat dalam hubungan antara anggota masyarakat tersebut. Kegiatan gotong royong juga sebagai solidaritas sosial yang terjadi dalam masyarakat terutama mereka yang membentuk komunitas-komunitas, karena dalam komunitas seperti ini akan terlihat dengan jelas. Gotong royong diartikan dengan bekerja bersama-sama dalam menyelesaikan pekerjaan dan secara bersama-sama menikmati hasil tersebut secara adil, atau suatu usaha

2 atau pekerjaan yang dilakukan tanpa pamrih dan secara sukarela oleh semua warga menurut batas kemampuannya masing-masing. Koentjaraningrat (dalam Elza, 2013) merumuska n gotong royong sebagai kerjasama antara anggota-anggota suatu komuniti dan menggolongkan gotong royong ke dalam beberapa jenis, diantaranya yaitu 1). Jenis gotong royong pada kematian atau bencana, 2). Gotong royong yang dilaksanakan oleh seluruh masyarakat, 3). Mmelihara dan membersihkan kuburan-kuburan, 4). Membangun rumah, 5). Pertanian, 6). Gotong royong dalam pesta perkawinan. Gotong royong ini juga dilakukan oleh masyarakat di perumahan II Lama PT. Sweet Indolampung. Kegiatan gotong royong yang ada di lingkungan perumahan ini, seperti kegiatan gotong royong dalam bentuk kebersihan lingkungan, pesta perkawinan, pembangunan masjid, kematian, dan gotong royong dalam kegiatan memperingati hari-hari besar seperti pada hari kemerdekaan, masyarakat bergotong royong untuk mengadakan sebuah acara kemerdekaan. Kegiatan yang paling sering dilakukan dalam satu tahun terakhir ini adalah pada kegiatan gotong royong dalam kebersihan lingkungan dan pembangunan masjid, tetapi dalam kegiatan pembangunan masjid ini yang dilakukan adalah masyarakat ikut membantu para tukang atau pekerja, melakukan pembenahan pada bagian bangunan masjid yang sudah mulai rusak, dan membersihkan daerah sekitar masjid. Kegiatan gotong royong ini juga bertujuan untuk menjalin silaturahmi antar sesama masyarakat di lingkungan perumahan.

3 Keaktifan masyarakat dalam gotong royong mempengaruhi tingkat kerukunan antar sesamanya. Seseorang yang aktif dalam mengikuti gotong royong biasanya dikenal baik oleh masyarakkat di lingkungan perumahan II tersebut. Mereka yang aktif dalam kegiatan gotong royong dapat dilihat dari seringnya mereka mengikuti kegiatan gotong royong yang diadakan masyarakat setempat. Masyarakat biasanya ikut memfasilitasi kegiatan gotong royong dalam bentuk tenaga, dana, dan konsumsi. Kerukunan masyarakat dapat tercipta dengan seringnya mengikuti kegiatan gotong royong di lingkungan sekitar. Setiap orang yang datang akan mengakrabkan diri dengan orang lain yang juga ikut berpartisipasi dalam kegiatan gotong royong tersebut, tidak mungkin setiap orang yang datang tidak berinteraksi satu sama lain. Keadaan ini dapat membuat kerukunan masyarakat yang tercipta dari kegiatan gotong royong menjadi stabil dan meningkat. Gotong royong dalam pembangunan masjid dan kebersihan lingkungan sedikit banyak mengalami perubahan, dapat dilihat dari intensitas waktu, yaitu frekuensi kegiatan. Berdasar pada observasi yang diamati, ditinjau dari segi bentuk partisipasi dalam hal kehadiran dan kerjasama, bahwa partisipasi masyarakat di perumahan sedikit berkurang. Sebagian masyarakat yang tidak hadir biasanya dikarenakan adanya faktor kesibukan pekerjaan sehingga pihak di lingkungan perumahan hanya melibatkan beberapa pihak yang dianggap mewakili masyarakat saja.

4 Dari uraian di atas peneliti tertarik untuk menelaah lebih dalam mengenai kegiatan masyarakat perumahan II Lama PT. Sweet Indolampung terutama dalam kegiatan gotong royong terhadap kerukunan masyarakat dalam bentuk skripsi dengan mengambil judul studi tentang Pengaruh Kegiatan Gotong Royong Terhadap Kerukunan Masyarakat di Lingkungan Perumahan II Lama PT. Sweet Indolampung, Tulang Bawang. B. Rumusan Masalah Berdasarkan latar belakang masalah di atas, rumusan masalah yang akan diteliti adalah : Seberapa besar pengaruh kegiatan gotong royong terhadap kerukunan masyarakat di lingkungan perumahan II Lama PT. Sweer Indolampung, Tulang Bawang? C. Tujuan Penelitian Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui besarnya kegiatan gotong royong yang mempengaruhi kerukunan masyarakat di lingkungan perumahan II Lama PT. Sweet Indolampung, Tulang Bawang.

5 D. Kegunaan Penelitian Kegunaan penelitian ini, yaitu : 1. Secara akademis, hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan kontribusi pemikiran terhadap kajian Sosiologi Budaya. 2. Secara praktis, penelitian ini diharapkan memberikan pengetahuan tentang pengaruh kegiatan gotong royong terhadap kerukunan masyarakat.