BAB I PENDAHULUAN. kegiatan bisnisnya maka dari itu diperlukan penambahan sumber dana yang dapat. dilakukan dengan cara berinvestasi di pasar modal.

dokumen-dokumen yang mirip
BAB I PENDAHULUAN. diperlukan kekuatan lebih dari masing-masing perusahaan untuk mengembangkan

BAB I PENDAHULUAN. perusahaan dengan cara melakukan penawaran saham kepada masyarakat di bursa

BAB I PENDAHULUAN. Investasi dalam suatu perusahaan merupakan suatu hal yang sangat

BAB II DESKRIPSI IHSG

BAB I PENDAHULUAN. dan ekuitas (saham preferen dan saham biasa) yang ditetapkan perusahaan (Mardiyanto,

BAB V KESIMPULAN DAN REKOMENDASI. Berdasarkan uraian-uraian teori, hasil penelitian, dan analisis baik secara

BAB III OBJEK DAN METODE PENELITIAN. tentang sesuatu hal (variabel tertentu). Sugiyono (2009:13).

BAB I PENDAHULUAN. Pasar modal Indonesia menunjukkan perkembangan yang luar biasa beberapa tahun

BAB I PENDAHULUAN. perekonomian. Bahkan pasar modal juga dapat dipandang sebagai salah satu

BAB I PENDAHULUAN. peluang kepada masyarakat untuk menerima return saham, sesuai dengan. karakteristik investasi yang dipilih sebelumnya.

BAB I PENDAHULUAN. dibeberapa perusahaan melalui pembelian surat-surat berharga yang. yang dibutuhkan dengan menawarkan surat-surat berharga tersebut.

BAB 1 PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. menunjang perekonomian karena pasar modal dapat menghubungkan pihak yang membutuhkan

BAB 1 PENDAHULUAN. lembaga profesi yang berkaitan dengan efek. dividen atau Capital Gain. Dividen merupakan pembagian keuntungan yang

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. suatu negara termasuk Indonesia. Pemerintah dalam hal ini berupaya untuk

BAB I PENDAHULUAN. perusahaan. Sedangkan bagi investor atau pemegang saham baik itu individu

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

Pasar Modal Indonesia Pasar Mod M al me m r e u r pakan kegiatan yang ber e h r ubungan den e gan pen e awaran

BAB 1 PENDAHULUAN. memaksimalkan hasil (return) yang diharapkan dalam batas risiko yang dapat

BAB I PENDAHULUAN. untuk mendapatkan tambahan modal ialah dengan menawarankan kepemilikan

BAB I PENDAHULUAN. usaha berlomba-lomba untuk meningkatkan usahanya, salah satu faktor yang

BAB I PENDAHULUAN. tersebut melalui suatu analisis yang dapat dijadikan pedoman untuk menilai

BAB 1 PENDAHULUAN. Indikator yang paling penting dalam menilai kemajuan perekonomian suatu

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Pasar modal mempunyai peranan penting dalam pembangunan ekonomi suatu

BAB I PENDAHULUAN. memperoleh laba dari operasi perusahaan. Dari laba yang diperoleh maka

BAB I PENDAHULUAN. menjadi daya tarik bagi para investor, tidak hanya investor dalam negeri tetapi

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Jatuhnya perekonomian di Indonesia akibat krisis moneter yang sempat

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. 1) Ni Luh Putu Ari Cintya Devi dan Luh Komang Sudjarni (2012)

BAB V SIMPULAN DAN SARAN

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Harga saham merupakan salah satu indikator keberhasilan pengelolaan

BAB I PENDAHULUAN. memperoleh laba. Laba merupakan hasil yang diperoleh atas usaha yang

BAB II DESKRIPSI OBYEK PENELITIAN

BAB I PENDAHULUAN. dari tantangan-tantangan yang harus di hadapi, para pelaku bisnis property di

BAB I PENDAHULUAN. dananya, baik dalam bentuk saham, deposito, atau dalam bentuk investasi

BAB I PENDAHULUAN. memperoleh pembiayaan atau dana dengan cara penjualan saham. Pasar modal

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Selama 10 tahun terakhir pasar modal di Indonesia telah berkembang

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. kuantitatif. Penelitian deskriptif kuantitatif digunakan untuk memberikan

BAB I PENDAHULUAN. membutuhkan dana dapat mengeluarkan surat berharga yang akan. diperjualbelikan di pasar modal sehingga mereka dapat memanfaatkan

BAB I PENDAHULUAN. membeli Dolar. Situasi tersebut menimbulkan lebih banyak tekanan terhadap

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. membuat analisis investasi sebelum menanamkan dananya. Perkembangan instrumen

BAB I PENDAHULUAN. tumbuh dan berkembangnya perekonomian Indonesia. Pengerahan dana dari

BAB I PENDAHULUAN. ketat. Hal ini disebabkan semakin banyaknya perusahaan yang berdiri dan

BAB I PENDAHULUAN. Dewasa ini, dunia investasi bukan lagi merupakan kegiatan baru di dunia

BAB I PENDAHULUAN. Persaingan usaha di Indonesia yang semakin ketat saat ini mendorong banyak

BAB I PENDAHULUAN. tambahan modal kerja, ekspansi dan lain-lain dan sebagai tempat bagi investor

BAB I PENDAHULUAN. untuk terus mengikuti perkembangan usahanya. Begitu juga dengan setiap

Pasar Modal Indonesia

Pengertian Pasar Modal.. (2) Pasar Modal Indonesia. Pengertian Pasar Modal..(1) Peran dan Manfaat Pasar Modal 10/9/2011

BAB I PENDAHULUAN. dalam menjalankan kegiatan operasionalnya akan membutuhkan struktur. modal yang kuat untuk meningkatkan laba agar tetap mampu

BAB I PENDAHULUAN. dimanfaatkan untuk penggalangan dana publik. Bagi investor, pasar modal

BAB 1 PENDAHULUAN. investor dan perusahaan yang telah go public (emiten). Bagi emiten, pasar modal

BAB I PENDAHULUAN. positif bagi pihak makro dan mikro Indonesia. Hal ini bisa dilihat dari

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Kegiatan investasi dilakukan oleh para pemilik dana, yang bertujuan untuk

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. masyarakat/publik. Dengan keterlibatan masyarakat/publik dalam membeli saham

BAB I PENDAHULUAN. yang umumnya memiliki umur lebih dari satu tahun (Tandelilin, 2010:26). Pasar

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. investor/pemilik modal. Media yang digunakan perusahaan dalam menjual

BAB I PENDAHULUAN. sebagai sarana berinvestasi bagi masyarakat dalam instrument keuangan seperti

BAB 1 PENDAHULUAN. pendanaan bagi perusahaan-perusahaan untuk dapat meningkatkan pendapatan

BAB I PENDAHULUAN. investasi. Munculnya situs-situs, buku dan berbagai kepelatihan pasar modal

BAB I PENDAHULUAN. hasil penggabungan dari Bursa Efek Jakarta (BEJ) dengan Bursa Efek Surabaya

BAB I PENDAHULUAN. Pasar modal memiliki peranan besar bagi perekonomian suatu negara,

BAB I PENDAHULUAN. Industri barang konsumsi atau consumer goods di Indonesia semakin tumbuh

BAB I PENDAHULUAN. menginvestasikan dananya adalah sektor properti. Menteri Koordinator Bidang Perekonomian mengatakan sektor properti

BAB I PENDAHULUAN. Efek Indonesia (Kristiana dan Sriwidodo, 2012). Pasar modal merupakan sarana

BAB I PENDAHULUAN. Di era globalisasi ini perkembangan terasa begitu cepat, salah satunya

BAB I PENDAHULUAN. diukur dengan Current Ratio, Debt to Equity dan Return on Investment terhadap

BAB I Pendahuluan 1 BAB I PENDAHULUAN. industri, kondisi ekonomi, dapat memberikan gambaran yang lebih baik mengenai

BAB I PENDAHULUAN. Salah satu sarana untuk melakukan investasi adalah pasar modal. Pasar

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Berkembangnya kegiatan bisnis dalam bidang ekonomi saat ini

BAB I PENDAHULUAN. Krisis ekonomi yang melanda perekonomian dunia telah memberikan

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia karena pasar modal menjalankan dua fungsi, yaitu fungsi ekonomi dan

UKDW BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Di era ekonomi modern seperti sekarang ini, perusahaan sangat membutuhkan

BAB I PENDAHULUAN. menanamkan modalnya, tanpa melihat return perusahaan maupun

BAB 1 PENDAHULUAN. perekonomian suatu negara. Sedangkan bagi para investor, pasar modal (capital

BAB I PENDAHULUAN. memperoleh sejumlah keuntungan di masa depan. Pihak pihak yang melakukan

BAB I PENDAHULUAN. adalah perusahaan yang mengalami peningkatan, sejak beberapa tahun yang lalu

BAB 1 PENDAHULUAN. ke borrower. Sedangkan sebagai fungsi keuangan, pasar modal berfungsi dalam. diperlukan untuk investasi tersebut (Husnan, 2003).

BAB II DESKRIPSI INDEKS HARGA SAHAM GABUNGAN. Secara historis, pasar modal telah hadir jauh sebelum Indonesia merdeka.

BAB 1 PENDAHULUAN. masyarakat bisnis. Tujuan semua investasi dalam berbagai bidang dan jenis

BAB I PENDAHULUAN. sangat berperan di dalam meningkatkan perekonomian dimana dana-dana yang

BAB I PENDAHULUAN. Dalam ekonomi suatu negara tertentu, dalam kaitannya dengan dana, ada

BAB I PENDAHULUAN. penjualan saham kepada publik dengan tujuan untuk mempertahankan kelancaran

BAB I PENDAHULUAN. ini dikarenakan perusahaan sangat membutuhkan tambahan modal untuk dapat

BAB II DESKRIPSI PERUSAHAAN

BAB I PENDAHULUAN. dan memegang peranan penting bagi perekonomian di Indonesia.

Bab I PENDAHULUAN. ekspansi dengan lingkup ekonomi global seiring perkembangan ekonomi dunia.

BAB I PENDAHULUAN. diharapkan (Darmadji dan Fakhruddin, 2006:111). investasi dalam bentuk saham. Saham (stock atau share) adalah tanda

BAB I PENDAHULUAN. perusahaan berlomba-lomba untuk dapat menghasilkan keuntungan atau laba yang

BAB I PENDAHULUAN. dipandang sebagai salah satu sarana efektif untuk mempercepat pembangunan. menjadi cerminan dinamika ekonomi suatu negara.

BAB I PENDAHULUAN. Pemerintah telah memberikan beberapa kemudahan untuk dapat lebih

BAB I PENDAHULUAN UKDW. meningkatkan atau memperluas jaringan bisnisnya. terlebih lagi jika jumlah uang yang akan diinvestasikan sangat besar.

BAB I PENDAHULUAN. Kegiatan perekonomian tidak akan pernah lepas dari kegiatan investasi. Investasi

BAB I PENDAHULUAN. Pasar modal di Indonesia telah menjadi salah satu alternatif pembiayaan

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. panjang yang bisa diperjual-belikan, baik dalam bentuk hutang maupun modal

Transkripsi:

1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Fenomena yang terjadi, perilaku masyarakat Indonesia semakin konsumtif sehingga perusahaan perlu mengembangkan bisnisnya agar dapat tetap bersaing dengan kompetitor dan memenuhi keinginan para konsumen yang semakin tanpa batas. Disisi lain untuk menambah kegiatan produksi, perusahaan memerlukan dana yang lebih besar untuk memenuhi kegiatan operasional perusahaan khususnya bagi pengusaha kecil menengah agar tetap berlangsung kegiatan bisnisnya maka dari itu diperlukan penambahan sumber dana yang dapat dilakukan dengan cara berinvestasi di pasar modal. Pasar modal merupakan tempat bertemunya antara pemodal dan pencari modal. Dalam pasar modal memperdagangkan berbagai instrumen keuangan jangka panjang yang dapat diperjualbelikan yaitu efek atau surat berharga seperti saham, obligasi, derivatif dan reksadana. Menurut Iswi dan Serfianto (2010:11) Pasar modal berperan mempertemukan pihak penjual efek dengan pihak pembeli efek dan merupakan lembaga penghubung dalam pengalokasian dana masyarakat secara efisien, transparan dan akuntabel serta menyediakan berbagai instrumen investasi yang dapat memungkinkan adanya diversifikasi portofolio investasi yang mengajak masyarakat investor (selain pendiri perusahaan) untuk ikut serta memiliki perusahaan publik yang sehat dan berprospek baik. Investasi pada pasar modal tentunya memiliki resiko yang tinggi namun dibalik resiko yang tinggi terdapat keuntungan yang tinggi pula. Seperti 1

2 contohnya investasi dalam bentuk saham. Saham merupakan instrumen investasi yang banyak dipilih para investor karena saham mampu memberikan tingkat keuntungan yang menarik.saham dapat didefinisikan sebagai tanda penyertaan modal seseorang atau pihak (badan usaha) dalam suatu perusahaan atau perseroan terbatas (Iswi dan Serfianto, 2010:198). Sehubungan dengan kemungkinan resiko yang diambil oleh investor maka kebutuhan informasi yang lengkap mengenai kegiatan bursa juga semakin meningkat mengikuti perkembangan.salah satu informasi yang diperlukan adalah indeks sebagai cerminan suatu pergerakan saham.menurut Iswi dan Serfianto (2010:268) Indeks berfungsi sebagai tren pasar artinya pergerakan indeks menggambarkan kondisi pasar pada suatu saat apakah pasar tersebut sedang aktif atau lesu. Bursa Efek Indonesia memiliki 11 jenis indeks harga saham yaitu Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG), Indeks Sektoral, Indeks LQ45, Jakarta Islamic Index (JII), Indeks Kompas 100, Indeks BISNIS-27, Indeks PEFINDO25, Indeks SRI-KEHATI, Indeks Papan Utama, Indeks Papan Pengembangan dan Indeks Individual. (Panduan Indeks Harga Saham Bursa Efek Indonesia, 2010:3). Pada sekarang ini Indeks yang terdapat di BEI bertambah dengan adanya indeks IDX30, MNC36, Investor33, SMinfra18 dan ISSI. (www.idx.co.id). Indeks tersebut tidak hanya diperuntukkan bagi perusahaan besar saja. Bursa Efek Indonesia telah bekerja sama dengan lembaga pemeringkatan PEFINDO untuk memberikan tambahan pedoman investasi bagi pemodal yang secara khusus membuat kinerja saham emiten kecil menengah (Small Medium Enterprises/ SME) yang dinamakan Indeks PEFINDO25. Indeks PEFINDO25 ini

3 diluncurkan pada tanggal 18 Mei 2009, untuk mendapatkan data historikal yang lebih lengkap Indeks PEFINDO25 menggunakan hari dasar tanggal 29 Desember 2005 dengan nilai awal indeks adalah 100. Review dan pergantian saham yang masuk perhitungan indeks PEFINDO25 dilakukan setiap 6 bulan yaitu setiap awal bulan Februari dan Agustus. Indeks PEFINDO25 memilih 25 saham terbaik dari hasil seleksi awal berdasarkan kriteria yang ditetapkan berdasarkan total aset, tingkat pengembalian atas modal, opini akuntan publik dan tercatat di Bursa Efek Indonesia minimal 6 bulan (Panduan Indeks Harga Saham Bursa Efek Indonesia, 2010:16). Indeks harga saham PEFINDO25 dimaksudkan untuk memberikan tambahan pedoman investasi bagi pemodal yaitu dengan membangun suatu benchmark indeks harga saham baru yang secara khusus memuat kinerja harga saham emiten kecil dan menengah melalui kriteria dan metodologi yang konsisten (http://new.pefindo.com).maka dari itu dengan adanya indeks PEFINDO25 diharapkan dapat meningkatkan keberadaan emiten-emiten SME di bursa sehingga menampilkan emiten-emiten SME yang memiliki kinerja keuangan dan likuiditas yang baik. Investor juga dapat menilai tidak hanya perusahaan besar saja yang dapat memberikan tingkat return saham yang tinggi namun perusahaan kecil dan menengah pun dapat memberikan tingkat return saham yang menarikkarena dengan performa perusahaan yang bagus dapat meningkatkan tingkat pengembalian saham (return saham) yang diinginkan oleh investor. Alasan investor berinvestasi baik dalam jangka pendek maupun jangka panjang tentunya memiliki tujuan tertentu yaitu dengan mendapatkannya

4 returnsaham yang diinginkan dan tentunya mempunyai risiko yang sesuai dengan besaran return yang diinginkan investor. Terdapat beberapa cara bagi investor untuk mempertimbangkan investasi dengan mendapatkan return saham yang diinginkan investor yaitu dengan cara melihat laporan keuangan serta menganalisis rasio-rasio yang berpengaruh terhadap return saham. Menurut Samsul (2006:291) menyebutkan bahwa return saham adalah pendapatan yang dinyatakan dalam persentase dari modal awal investasi. Pada umumnya return saham dipengaruhi oleh berbagai faktor diantaranya faktor pasar, faktor makro dan faktor mikro. Dimana faktor pasar dan faktor makro merupakan faktor yang tidak dapat dikontrol dari dalam perusahaan namun faktor mikro berasal dari perusahaan itu sendiri sehingga dapat diukur kinerjanya melalui rasio-rasio yang mendukung untuk mengukur kinerja perusahaan tersebut maka dapat dikaji lebih dalam. Dapat dilihat pada tabel 1.1 dibawah ini merupakan tabel perbandingan antar indeks-indeks yang terdapat di BEI yang merupakan cerminan dari pergerakan pasar saham dengan menampilkan perwakilan indeks dari LQ45, JII, BISNIS27, PEFINDO25, SRI KEHATI dan IHSG yang dipilih berdasarkan keunggulan masing-masing indeks dan pada tahun 2012 lalu mengalami peningkatan yang paling signifikan dibandingkan dengan indeks lainnya yang terdapat di Bursa Efek Indonesia. Berikut perbandingan antar indeks-indeksnya pada tabel 1.1:

5 Tabel 1.1 Perbandingan Antar Perwakilan Indeks-Indeks yang terdapat di BEI Periode 2009 sampai dengan 2013 Tahun INDEKS LQ45 JII BISNIS-27 PEFINDO-25 SRI KEHATI IHSG 2009 394,58 328,26 183,38 161,70 120,12 2014,07 2010 585,45 477,53 282,65 274,90 173,05 3095,15 2011 663,22 521,81 323,76 403,82 195,75 3746,07 2012 706,87 575,42 349,40 465,19 219,11 4118,83 2013 773,35 625,04 387,82 443,33 250,48 4606,25 Sumber: www.idx.co.id Pada tabel diatas dapat dilihat pertumbuhan masing-masing indeks dari tahun 2009 sampai 2013 mengalami peningkatan. Indeks PEFINDO25 belum lama berada pada Bursa Efek Indonesia namun PEFINDO25 dapat menunjukkan prestasinya dengan mengalami kenaikan yaitu 465,19 ditahun 2012 dibandingkan tahun sebelumnya. Oleh sebab kenaikan tersebut, investor dapat mempercayainya untuk simpanan jangka pendek maupun jangka panjang karena dapat memberikan return saham yang tinggi pula. Dengan perusahaan memutuskan berinvestasi pada pasar saham maka akan terjadi dua kemungkinan return yaitu jika untung mendapatkan capital gain tetapi jika rugi mendapatkan capital loss. Maka dari itu harus dilihat trend return saham itu sendiri apakah memberikan capital gain yang menarik atau sebaliknya memberikan capital loss, berikut disajikan data rata-rata return saham perusahaan yang terdaftar pada PEFINDO25 selama periode tahun 2009 sampai dengan 2013 dengan memilih perusahaan yang listing selama tahun penelitian yaitu tahun 2009

6 sampai dengan 2013 dan didapatkan delapan perusahaan tersebut. Berikut data rata-rata return saham yang diperoleh pada tabel 1.2: Tabel 1.2 Rata-rata Return Saham (Perusahaan yang terdaftar pada PEFINDO25 periode 2009-2013) No Kode Emiten Return Saham (%) 2009 2010 2011 2012 2013 1 AISA Tiga pilar Sejahtera Food Tbk -0,24 1,33-0,36 1,18 0,32 2 AMAG Asuransi Multi Artha Guna Tbk 0,9 0,51 0,021 0,56-0,14 3 ASGR Astra Graphia Tbk 0,57 1,19 0,65 0,18 0,24 4 ACES Ace Hardware Indonesia Tbk 1,04 0,95 0,39-0,8-0,28 Rata-rata 0,5675 0,995 0,17525 0,28 0,035 Perkembangan 0,4275-0,81975 0,10475-0,245 Sumber: www.idx.com (data diolah kembali) Dari data diatas dapat dilihat secara keseluruhan dari return saham tahun 2009 sampai 2013 rata-rata return mengalami penurunan. Penurunan terendah terjadi pada tahun 2013 sebesar 0,035 dibandingkan dengan tahun-tahun sebelumnya. Ini merupakan fenomena yang sangatlah menarik karena berbanding terbalik dengan kondisi di pasar modal yang menyatakan bahwa PEFINDO25 mengalami kenaikan, dimana seharusnya sejalan dengan tingkat return saham yang tinggi pula, oleh sebab itu hal ini sangatlah menarik untuk diteliti lebih lanjut.

satuan dalam persentase 7 dibawah ini: Berikut perkembangan return saham yang disajikan dalam bentuk grafik Return Saham (%) 1.2 1 0.8 0.6 0.4 0.2 0 2009 2010 2011 2012 2013 Return Saham (%) 0.5675 0.995 0.17525 0.28 0.035 Sumber: www.idx.com (data diolah kembali) Grafik 1.1 Rata-rata ReturnSaham (Perusahaan yang terdaftar pada PEFINDO25 di BEI) Dapat dilihat dari grafik 1.1 diatas menggambarkan return saham selama tahun 2009 sampai dengan 2013 mengalami penurunan yang sangat drastis yang dialami seluruh perusahaan dari tahun ke tahun. Hal ini disebabkan karena harga saham yang lebih rendah dibandingkan dengan harga saham periode sebelumnya sehingga return saham mengalami penurunan juga. Objek penelitian yang ditetapkan pada indeks PEFINDO25 yaitu untuk mengetahui apakah terdapat hubungan antara rasio-rasio keuangan yang diteliti dengan return saham. Penurunan yang terjadi pada return saham yang diakibatkan oleh menurunnya harga saham tentunya disebabkan oleh faktor-faktor yang terjadi pada perusahaan baik mikro maupun makro. Sebagaimana menurut Ang (1997) menjelaskan investor lebih menyukai untuk membeli saham-saham perusahaan dengan nilai current ratio yang tinggi dibandingkan perusahaan yang memiliki

8 nilai current ratio yang rendah karena akan meningkatkan return saham. Current ratio merupakan indikator untuk mengukur seberapa besar tingkat likuiditas perusahaan.oleh karena itu, likuiditas merupakan salah satu faktor yang dapat mempengaruhi return saham. Likuiditas merupakan seberapa besar kemampuan perusahaan dalam menutupi kewajiban jangka pendeknya, menurut Sofyan (2008:301) menyatakan semakin besar perbandingan aktiva lancar dengan utang lancar semakin tinggi kemampuan perusahaan menutupi kewajiban jangka pendeknya. Sawir (2005:9) juga menyebutkan CR yang rendah akan berakibat menurunnya harga pasar saham perusahaan bersangkutan, namun CR yang tinggi belum tentu baik karena pada kondisi tertentu hal tersebut menunjukkan banyak dana yang mengganggur (aktivitas sedikit) yang pada akhirnya akan mengurangi kemampuan laba perusahaan. Dalam hal ini perusahaan harus dapat menggunakan dana dengan tepat agar dapat meningkatkan laba perusahaan namun tidak mengurangi kemampuan perusahaan untuk memenuhi kewajiban jangka pendeknya. Berikut data rata-rata current ratio perusahaan yang terdaftar pada PEFINDO25 periode tahun 2009 sampai dengan 2013: Tabel 1.3 Rata-rata Current Ratio Perusahaan Yang Terdaftar Di PEFINDO25 Periode 2009-2013 No Kode Emiten Current Ratio (%) 2009 2010 2011 2012 2013 1 AISA Tiga pilar Sejahtera Food Tbk 117,26 129,5 189,35 126,95 195,69 2 AMAG Asuransi Multi Artha Guna Tbk 215,9 202,65 239,88 220 228,22 3 ASGR Astra Graphia Tbk 144,71 151,03 159,16 159,3 158 4 ACES Ace Hardware Indonesia Tbk 1060 781,61 508,56 441,44 400 Rata-rata 384,4675 316,1975 274,2375 236,9225 245,4775 Perkembangan -68,27-41,96-37,315 8,555 Sumber: www.idx.com (data diolah kembali)

satuan dalam persentase 9 Dari tabel diatas dapat dilihat current ratio dari tahun ke tahun mengalami penurunan. Penurunan yang tertinggi terjadi pada tahun 2012 yaitu menjadi 236,92 dari tahun sebelumnya dan yang terendah pada tahun 2009 yaitu pada 384,46. Berikut disajikan pula perkembangan current ratio dalam bentuk grafik dibawah ini: 500 400 300 200 100 0 Current Ratio (%) 2009 2010 2011 2012 2013 Current Ratio (%) 384.4675 316.1975 274.2375 236.9225 245.4775 Sumber: www.idx.com (data diolah kembali) Grafik 1.2 Rata-rata Current Ratio (Perusahaan yang terdaftar pada PEFINDO25 di BEI) Dari grafik diatas terlihat penurunan yang dialami seluruh perusahaan yang terdapat pada indeks PEFINDO25.Hal ini dapat terjadi karena kewajiban jangka pendek perusahaan lebih besar dibandingkan dengan aktiva lancar perusahaan sehingga perusahaan berkurang kemampuannya untuk memenuhi kewajiban jangka pendeknya.penurunan yang terjadiini berakibat tidak baik karena current ratio dikatakan bentuk pengukuran tingkat keamanan (margin of safety) perusahaan sehinggan jika CR turun maka akan berpengaruh pada tingkat return yang akan dimiliki perusahaan dari hasil investasi.

10 Faktor lain yang mempengaruhi return saham adalah solvabilitas. Solvabilitas menurut Sofyan (2006:301) merupakan faktor yang penting juga karena rasio solvabilitas menggambarkan kemampuan perusahaan dalam membayar kewajiban jangka panjangnya atau jika perusahaan dilikuidasi.dalam penelitian ini alat ukur yang digunakan solvabilitas adalah debt to equity ratio. Menurut Sofyan (2006:303) debt to equity ratio menggambarkan sampai sejauhmana modal pemilik dapat menutupi utang-utang kepada pihak luar. Sedangkan Ratna (2009) menyatakan ketika terdapat penambahan jumlah hutang secara absolute maka akan menurunkan tingkat solvabilitas perusahaan yang selanjutnya akan berdampak dengan menurunnya return saham perusahaan. Maka dari itu nilai DER yang kecil lebih baik karena nilai modal lebih besar daripada utang sehingga dapat menutupi seluruh kewajibannya. Dibawah ini dapat dilihat data rata-rata debt to equity ratio perusahaan yang terdaftar pada PEFINDO25 periode tahun 2009 sampai dengan 2013 yang disajikan dalam bentuk tabel: Tabel 1.4 Rata-rata Debt To Equity Ratio Perusahaan Yang Terdaftar Pada PEFINDO25 Periode Tahun 2009 Sampai 2013 No Kode Emiten Debt to Equity Ratio (%) 2009 2010 2011 2012 2013 1 AISA Tiga pilar Sejahtera Food Tbk 214 228 96 90 110 2 AMAG Asuransi Multi Artha Guna Tbk 86 86 65 78 77 3 ASGR Astra Graphia Tbk 103 110 102 96 97 4 ACES Ace Hardware Indonesia Tbk 12 17 18 24 25 Rata-rata 103,75 110,25 70,25 72 77,25 Perkembangan 6,5-40 1,75 5,25 Sumber: www.idx.com (data diolah kembali)

satuan dalam persentase 11 Dari data diatas dapat terlihat rata-rata DER mengalami peningkatan dari tahun ke tahun, peningkatan tertinggi terjadi pada tahun 2010 pada 110,25. Jika nilai DER atau debt to equity ratio semakin meningkat maka perusahaan lebih banyak memiliki utang dari pada modal perusahaan itu sendiri. Berikut perkembangan rata-rata debt to equity ratio perusahaan yang terdaftar pada PEFINDO25 periode tahun 2009 sampai dengan 2013 yang disajikan dalam bentuk grafik dibawah ini: Debt to Equity Ratio (%) 150 100 50 0 Sumber: www.idx.com (data diolah kembali) 2009 2010 2011 2012 2013 Debt to Equity Ratio (%) 103.75 110.25 70.25 72 77.25 Grafik 1.3 Rata-rata debt to equity ratio (Perusahaan Yang Terdaftar Pada PEFINDO25) Dari grafik diatas terlihat jelas perkembangan DER menurun cukup signifikan dari tahun ke tahun. Seperti pada tahun 2013 nilai DER rata-rata perusahaan cukup besar dibandingkan dengan tahun 2011 karena jika nilai DER semakin meningkat yang artinya kemampuan DER perusahaan menurun maka akan menurunkan minat dari investor untuk berinvestasi. Ang (1997) menyebutkan DER yang terlalu tinggi mempunyai dampak buruk terhadap kinerja perusahaan namun bila nilai performa dan kinerja perusahaan meningkat maka

12 minat investor terhadap perusahaan menjadi tinggi dan dampaknya terhadap return saham akan meningkat. Berdasarkan data dan penjelasan diatas maka penulis tertarik untuk meneliti hubungan likuiditas dan solvabilitas terhadap return saham dengan judul Pengaruh Likuiditas dan Solvabilitas Terhadap Return Saham Perusahaan Yang Terdaftar di PEFINDO25. 1.2 Identifikasi Masalah Berdasarkan data-data yang diperoleh diatas dapat terlihat bahwa return saham perusahaan yang terdaftar di PEFINDO25 periode tahun 2009 sampai dengan 2013 mengalami penurunan yang sangat drastis namun hal tersebut sangat bertolak belakang dengan kinerja PEFINDO25 yang ada pada bursa saham dimana indeks PEFINDO25 menggambarkan kondisi pasar yang bagus dengan terus meningkatnya angka saham dari tahun ke tahun secara signifikan. Hal ini perlu dicermati apakah ada penyebab terjadinya tingkat pengembalian saham (return) yang terus menurun. Ang (1997) menyebutkan bahwa return adalah tingkat keuntungan yang dinikmati oleh pemodal atas investasi yang dilakukannya. Namun return saham yang menurun disebabkan oleh berkurangnya minat investor terhadap saham perusahaan tersebut. Oleh sebab itu, akan mempengaruhi tingkat pengembalian saham (return) menurun dan mengakibatkan kurangnya minat investor untuk menanam modal pada saham perusahaan. Terdapat faktor-faktor yang dapat menarik minat investor untuk berinvestasi pada saham perusahaan dan dapat dilakukan sebagai pertimbangan

13 dalam berinvestasi yaitu faktor eksternal dan faktor internal.faktor internal perusahaan dapat dijadikan acuan sebagai seberapa baik kinerja perusahaan tersebut yaitu dengan melihat pada likuiditas perusahaan sebagai tolak ukur seberapa kemampuan perusahaan untuk memenuhi kewajiban jangka pendeknya ketika jatuh tempo yang diukur oleh current ratio (CR). Selain itu faktor lain yang dapat digunakan sebagai bahan acuann adalah solvabilitas yang merupakan seberapa besar kemampuan perusahaan dalam memenuhi tanggung jawabnya atas kewajiban jangka panjangnya yang diukur dengan debt to equity ratio (DER). Investor umumnya menghindari perusahaan yang memiliki tingkat current ratio (CR)dan debt to equity ratio (DER) yang rendah.investor lebih tertarik pada perusahaan yang memiliki current ratio yang tinggi dan debt to equity ratio yang rendah yang cenderung lebih aman dalam kemampuan mengelola aktivitas keuangannya. 1.3 Rumusan Masalah 1. Bagaimana gambaran likuiditas pada perusahaan yang terdaftar di PEFINDO25? 2. Bagaimana gambaran solvabilitas pada perusahaan yang terdaftar di PEFINDO25? 3. Bagaimana gambaran return saham pada perusahaan yang terdaftar di PEFINDO25? 4. Bagaimana pengaruh likuiditas terhadap return saham pada perusahaan yang terdaftar di PEFINDO25?

14 5. Bagaimana pengaruh solvabilitas terhadap return saham pada perusahaan yang terdaftar di PEFINDO25? 1.4 Tujuan Penelitian 1. Untuk mengetahui gambaran likuiditas pada perusahaan yang terdaftar di PEFINDO25. 2. Untuk mengetahui gambaran solvabilitas pada perusahaan yang terdaftar di PEFINDO25. 3. Untuk mengetahui gambaran return saham pada perusahaan yang terdaftar di PEFINDO25. 4. Untuk mengetahui pengaruh likuiditas terhadap return saham pada perusahaan yang terdaftar di PEFINDO25. 5. Untuk mengetahui pengaruh solvabililtas terhadap return saham pada perusahaan yang terdaftar di PEFINDO25. 1.5 Manfaat Penelitian 1. Manfaat Teoritis Hasil penelitian ini sangat berguna dalam meningkatkan kajian ilmu manajemen keuangan khususnya mengenai return saham pada perusahaan yang terdaftar di PEFINDO25. Likuiditas dan solvabilitas merupakan faktor-faktor yang mempengaruhi terhadap return saham pada perusahaan yang terdaftar di PEFINDO25 tentunya akan menambah ilmu yang terkait terhadap return saham yang akan diuji kebenarannya.

15 Penelitiaan ini juga sangat membantu dan menambah wawasan bagi penulis terhadap faktor yang mempengaruhi tingkat return saham suatu perusahaan serta dapat menjadi bekal ilmu bagi penulis. 2. Manfaat Praktis Hasil penelitian ini dapat memberikan informasi tambahan bagi perusahaan yang terdaftar di PEFINDO25 untuk meningkatkan kinerja perusahaannya agar dapat menarik minat investor untuk berinvestasi pada saham perusahaannya dengan cara memperhatikan faktor likuiditas dan solvabilitas yang terus ditingkatkan karena menurut penulis dianggap faktor yang paling penting. Penelitian ini juga membantu penulis dalam mempelajari faktor-faktor yang menjadi kunci perusahaan dalam meningkatkan kinerjanya dan dapat menjadi ilmu tambahan serta bekal bagi penulis untuk terjun ke dunia usaha atau pekerjaan.