Maria Jita Iba Badu¹, Tedy Candra Lesmana², Siti Aspuah³ ABSTRACT

dokumen-dokumen yang mirip
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

GAMBARAN PRAKTIK PENCEGAHAN PENULARAN TB PARU DI KELUARGA DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS KEDUNGWUNI I KABUPATEN PEKALONGAN ABSTRAK

FAKTOR RISIKO YANG BERHUBUNGAN DENGAN KEJADIAN TUBERKULOSIS (TBC) PADA KELOMPOK USIA PRODUKTIF DI KECAMATAN KARANGANYAR, DEMAK

BAB I PENDAHULUAN. dunia. Penyakit TBC banyak menyerang usia kerja produktif, kebanyakan dari

BAB I PENDAHULUAN. TB (Mycobacterium Tuberculosis) (Depkes RI, 2011). Mycobacrterium tuberculosis

6. Umur Responden :...Tahun

Ika Setyaningrum *), Suharyo**), Kriswiharsi Kun Saptorini**) **) Staf Pengajar Fakultas Kesehatan Universitas Dian Nuswantoro

BAB I PENDAHULUAN. menyerang paru dan dapat juga menyerang organ tubuh lain (Laban, 2008).

SKRIPSI. Penelitian Keperawatan Komunitas

PENDAHULUAN. Herdianti STIKES Harapan Ibu Jambi Korespondensi penulis :

DAFTAR PUSTAKA. Arikunto, S. (2002). Prosedur Penelitian. Cetakan Kedua belas. Rineka Cipta Jakarta

BAB 1 PENDAHULUAN. menular yang disebabkan oleh Mycobacterium tuberculosis. Penyakit ini

Mutiara Ayu Rahma Fitriana, Heni Hirawati P.,S.SiT.,M.Kes, Sundari,S.SiT ABSTRAK

Tuberkulosis (TB) adalah penyakit yang sudah ada sejak zaman purbakala. Hal ini terbukti dari penemuan-penemuan kuno seperti sisa-sisa tulang belakang

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

OLEH: IMA PUSPITA NIM:

BAB 3 KERANGKA TEORI DAN KERANGKA KONSEP. TB Paru

No. Responden : Tanggal wawancara: Kuesioner Penelitian Gambaran Peran Keluarga Terhadap Penderita TBC di wilayah kerja Puskesmas Kota Datar

BAB 7 KESIMPULAN DAN SARAN

BAB 1 PENDAHULUAN. menular yang muncul dilingkungan masyarakat. Menanggapi hal itu, maka perawat

DESCRIPTION OF KNOWLEDGE AND MOTIVATION OF TB PATIENTS TOWARDS PREVENTION OF TB TRANSMISSION IN REGION PUSKESMAS KEBUN HANDIL IN JAMBI CITY 2015

Hubungan Perilaku Pasien TBC dengan Self Protection Keluarga. di Balai Kesehatan Paru Masyarakat Klaten

BAB 1 PENDAHULUAN. Berdasarkan laporan WHO (World Health Organisation) pada tahun 2014,

Marieta K. S. Bai, SSiT, M.Kes. Abstract

BAB 1 PENDAHULUAN. Penyakit TB paru merupakan penyakit menular langsung yang disebabkan

HUBUNGAN TINGKAT PENGETAHUAN DAN SIKAP DENGAN PERILAKU PENCEGAHAN PENULARAN TBC PADA MAHASISWA DI ASRAMA MANOKWARI SLEMAN YOGYAKARTA

Tuberkulosis Dapat Disembuhkan

KUESIONER PENELITIAN SKRIPSI HUBUNGAN PENGETAHUAN PENDERITA TENTANG TUBERKULOSIS PARU DENGAN PERILAKU KEPATUHAN MINUM OBAT

BAB 1 PENDAHULUAN. bertambah, sedangkan insiden penyakit menular masih tinggi. Salah satu penyakit

BAB I PENDAHULUAN. penyakit infeksi yang disebabkan oleh Mycobacterium Tuberculosis. Penyakit ini

HUBUNGAN TINGKAT PENGETAHUAN TENTANG PENYAKIT TB PARU DENGAN MOTIVASI MELAKUKAN PEMERIKSAANTB PARU DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS PLOSO KABUPATEN JOMBANG

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. sampel penelitian, dengan tetap memenuhi kriteria inklusi. Kuesioner ini diuji validitas dan

BAB 1 PENDAHULUAN. kadang-kadang juga berhenti minum obat sebelum masa pengobatan selesai,

HUBUNGAN TINGKAT PENGETAHUAN TENTANG TUBERKULOSIS DENGAN KEPATUHAN MINUM OBAT DI PUSKESMAS

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Tuberkulosis (TB) adalah penyakit infeksi menular langsung yang

Dwi Sulistyowati Kementerian Kesehatan Politeknik Kesehatan Surakarta Jurusan Keperawatan. Keywords: Knowledge, Attitudes, Behaviors, Inos, Nurse.

DAFTAR PUSTAKA. Arinkunto, S Prosedur Penelitian. Rineka Cipta. Jakarta.

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. 4.1 Gambaran Umum Kecamatan Kao. Kabupaten Halmahera Utara, Propinsi Maluku Utara. Luas

BAB I PENDAHULUAN. di kenal oleh masyarakat. Tuberkulosis disebabkan oleh Mycobacterium

BAB I PENDAHULUAN. Tuberkulosis atau sering disebut dengan istilah TBC merupakan penyakit

HUBUNGAN TINGKAT PENGETAHUAN IBU DENGAN PERILAKU IBU DALAM MENDIDIK ANAK MENGGOSOK GIGI

BAB 1 PENDAHULUAN. yang disebabkan oleh kuman TB (Mycobacterium tuberculosis). Sebagian

GAMBARAN PENGETAHUAN DAN SIKAP PENDERITA TENTANG PENULARAN TUBERKULOSIS PARU DI PUSKESMAS TANRUTEDONG KABUPATEN SIDENRENG RAPPANG

Hubungan Pengetahuan dan Dukungan Keluarga dengan Kepatuhan Minum Obat Anti Tuberkulosis di Puskesmas Andalas Kota Padang

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang

SAFII, 2015 GAMBARAN KEPATUHAN PASIEN TUBERKULOSIS PARU TERHADAP REGIMEN TERAPEUTIK DI PUSKESMAS PADASUKA KECAMATAN CIBEUNYING KIDUL KOTA BANDUNG

BAB I PENDAHULUAN. kesehatan masyarakat di dunia termasuk Indonesia. World. Health Organization (WHO) dalam Annual report on global TB

BAB 1 PENDAHULUAN. yang dikategorikan high burden countries. Kasus baru Tuberkulosis di dunia


BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. yang disebabkan oleh bakteri Mycobacterium tuberculosis. tanah lembab dan tidak adanya sinar matahari (Corwin, 2009).

Sri Marisya Setiarni, Adi Heru Sutomo, Widodo Hariyono Fakultas Kesehatan Masyarakat, Universitas Ahmad Dahlan, Yogyakarta

BAB I PENDAHULUAN. prevalensinya paling tinggi di dunia. Berdasarkan laporan World Health

Artikel Penelitian. Abstrak. Abstract PENDAHULUAN. Nitari Rahmi 1, Irvan Medison 2, Ifdelia Suryadi 3

BAB III METODE PENELITIAN

Materi Penyuluhan Konsep Tuberkulosis Paru

GRADASI BASIL TAHAN ASAM (BTA) POSITIF DENGAN RESIKO PENULARAN ANGGOTA KELUARGA DALAM SATU RUMAH (KONTAK SERUMAH ) PENDERITA TBC PARU

Universitas Tribhuwana Tunggadewi Malang 2)

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

HUBUNGAN TINGKAT PENGETAHUAN KELUARGA DENGAN PERILAKU PENCEGAHAN PENULARAN TB PARU DI RUMAH SAKIT KHUSUS PARU RESPIRA BANTUL SKRIPSI

SATUAN ACARA PENYULUHAN (SAP) : Kp. Kebon kelapa RT 06/04 Desa Cimandala, Kec. Sukaraja, Bogor Hari / Tanggal : Senin, 7 November 2016

BAB I PENDAHULUAN. (laki-laki, perempuan, tua, muda, miskin, kaya, dan sebagainya) (Misnadiarly,

PENANGANAN DAN PENCEGAHAN TUBERKULOSIS. Edwin C4

HUBUNGAN PERILAKU HIDUP BERSIH DAN SEHAT TATANAN

GAMBARAN KONDISI FISIK RUMAH PASIEN PENDERITA PENYAKIT TUBERKULOSIS PARU DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS TASIKMADU KARANGANYAR NASKAH PUBLIKASI

Lampiran 1. Denah Rumah Tahanan Negara Kelas I Tanjung Gusta Medan

BAB I PENDAHULUAN. ditemukannya kuman penyebab tuberkulosis oleh Robert Koch tahun 1882

ANALISA FAKTOR RISIKO LINGKUNGAN TERHADAP KEJADIAN TUBERKULOSIS PARU Dhilah Harfadhilah* Nur Nasry Noor** I Nyoman Sunarka***

BAB I PENDAHULUAN. disebabkan oleh bakteri mycobacterium tuberculosis. Bakteri ini

BAB 1 PENDAHULUAN. nasional dilaksanakan secara bertahap dan berkesinambungan serta ditujukan

S T O P T U B E R K U L O S I S

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

ANALISA DETERMINAN YANG BERHUBUNGAN DENGAN PENYAKIT TUBERKULOSIS (TBC) DI RSUD PROF. DR. MARGONO SOEKARJO

E-Jurnal Sariputra, Februari 2016 Vol. 3(1)

BAB I PENDAHULUAN. Mycobacterium Tuberculosis dan paling sering menginfeksi bagian paru-paru.

A. IDENTITAS RESPONDENT 1. Jenis Kelamin : 2. Usia : 3. Pendidikan Terakhir : 4. Pekerjaan : 5. Lama Tinggal Serumah :

LEMBAR INFORMASI PENELITIAN

I. PENENTUAN AREA MASALAH

JADWAL TENTATIF PENELITIAN

NASKAH PUBLIKASI HUBUNGAN TINGKAT KECEMASAN DENGAN TINGKAT KUALITAS HIDUP PASIEN TUBERKULOSIS PARU DI PUSKESMAS PERUMNAS II KECAMATAN PONTIANAK BARAT

BAB I PENDAHULUAN. (Thomas, 2004). Ada beberapa klasifikasi utama patogen yang dapat

HUBUNGAN TINGKAT PENGETAHUAN DAN SIKAP DENGAN PERILAKU PENCEGAHAN PENULARAN TUBERKULOSIS (TB) DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS NGEMPLAK KABUPATEN BOYOLALI

Ns. ASWAR, S.Kep STIKES MARENDENG MAJENE. Abstract

BAB 1 PENDAHULUAN. karena penularannya mudah dan cepat, juga membutuhkan waktu yang lama

BAB I PENDAHULUAN. Mycobacterium tuberculosis, dengan gejala klinis seperti batuk 2

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB 1 PENDAHULUAN. (Mycobacterium tuberculosis). Sebagian besar kuman TB menyerang paru-paru,

KUESIONER PENGARUH PROMOSI KESEHATAN TERHADAP PERILAKU PENCEGAHAN TUBERKULOSIS PARU DI LEMBAGA PEMASYARAKATAN KELAS 1 DAN RUMAH TAHANAN KELAS 1 MEDAN

Upaya Pencegahan Penularan TB dari Dewasa terhadap Anak

FAKTOR RISIKO KEJADIAN TUBERKULOSIS PARU DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS TUMINTING Lindy Agraini Patiro*, Wulan P.J Kaunang*, Nancy S.

BAB II. Tinjauan Pustaka

PRATIWI ARI HENDRAWATI J

KARYA TULIS ILMIAH. Oleh: MEI FATMAWATI NIM:

PERILAKU PENDERITA TBC DENGAN PENULARAN PADA ANGGOTA KELUARGA. Mazayudha, Mundakir 1 Fakultas Ilmu Kesehatan Universitas Muhammadiyah Surabaya 1

Kegiatan Pemberantasan Tuberkulosis Paru di Puskesmas Sakti Kabupaten Pidie Tahun 2010)

*Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Sam Ratulangi Manado. Kata kunci: Tingkat Pendidikan, Kontak Serumah, Kejadian Tuberkulosis Paru

BAB I PENDAHULUAN. bakteri Mycobacterium tuberculosis (M.tb) kadang disebabkan oleh Mycobacterium bovis

BAB I PENDAHULUAN. paru yang disebabkan oleh basil TBC. Penyakit paru paru ini sangat

HUBUNGAN PENGETAHUAN DAN PERILAKU PENCEGAHAN PENULARAN PENYAKIT KUSTA DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS TANJUNGANOM KABUPATEN NGANJUK

Transkripsi:

HUBUNGAN ANTARA PENGETAHUAN PENDERITA TUBERKULOSIS TENTANG PENCEGAHAN PENULARAN TUBERKULOSIS DENGAN PERILAKU PENCEGAHAN PENULARAN TUBERKULOSIS DI PUSKESMAS ATAPUPU KABUPATEN BELU RELATIONSHIP BETWEEN PATIENT KNOWLEDGE OF TUBERCULOSIS INFECTION PREVENTION OF TUBERCULOSIS BEHAVIOR WITH INFECTION PREVENTION TUBERCULOSIS IN HEALTH ATAPUPU DISTRICT BELU Maria Jita Iba Badu¹, Tedy Candra Lesmana², Siti Aspuah³ ABSTRACT Background: Knowledge of TB patients can influence the behavior of TB patients in order to prevent the transmission of TB. TB patient knowledge about prevention of TB transmission that will improve the behavior of TB patients to prevent the transmission of TB. In the preliminary study found 8 patients with TB from 10 TB patients whose knowledge is less supportive behavior prevention of TB transmission in health centers Atapupu Belu. Thus researchers want to learn about the relationship of TB patient knowledge about prevention of transmission of TB to prevent the transmission of TB in behavioral health center Atapupu. Objective: To determine the relationship between knowledge about the prevention of transmission of TB patients with TB prevention of TB transmission in behavioral health center Atapupu Belu. Methods: The study was a quantitative noneksperimen using analytic observational with cross sectional approach. Results: Spearman rank correlation analysis, knowledge about TB prevention of TB transmission in the health center are less well categorized Atapupu of 46.7%, and the behavior of TB patients are less well categorized by 53% the number of those 30 patients. Conclusion: There is a relationship between knowledge about the prevention of transmission of TB patients with TB prevention of TB transmission in behavioral health center Atapupu Belu. Keywords: Knowledge, behavior prevention of TB transmission. ¹ Students of College of Health Sciences Wira Husada Yogyakarta ² Lecturer College of Health Sciences Wira Husada Yogyakarta ³ Lecturer College of Health Sciences Wira Husada Yogyakarta PENDAHULUAN Penyakit tuberkulosis (TB) masih merupakan masalah utama kesehatan masyarakat di Indonesia. Penyakit TB adalah penyakit menular yang disebabkan oleh Mycobacterium tuberculosis yang umumnya menyerang paru, tetapi juga dapat menyerang bagian tubuh lainnya. TB sangat berbahaya, bisa menyebabkan seseorang meninggal dan sangat mudah ditularkan kepada siapa saja di mana 1 orang penderita TB dengan basil tahan asam (BTA) positif bisa menularkan kepada 10-15 orang di sekitar penderita tersebut 2. Pengetahuan pencegahan penularan TB yang harus diketahui supaya tidak menularkan kepada orang lain yaitu sumber penularan penderita BTA positif, meminimalkan percikan dahak saat batuk atau bersin, sinar matahari langsung masuk dalam rumah untuk membunuh bakteri, alat makan dan minum penderita, rumah yang tidak mempunyai ruangan terbuka, manfaat imunisasi bacille calmette guerin (BCG). Pengetahuan seorang penderita TB yang

cukup tentang cara penularan penyakit TB menentukan perilaku orang tersebut dalam pencegahan penularan kepada orang lain 3. Perilaku adalah suatu kegiatan atau aktivitas organisme atau makhluk hidup yang bersangkutan 5. Perilaku pencegahan penularan penyakit TB yang dapat dilakukan oleh penderita TB di antaranya menutup mulut saat batuk atau bersin, tidak meludah sembarang tempat, membuka pintu dan jendela setiap hari, imunisasi BCG bagi anak yang tinggal serumah, menyendirikan alat makan dan minum. Apabila penderita TB tidak memilikipengetahuan tentang pencegahan penularan penyakit TB dengan baik, maka sulit bagi penderita untuk menentukan perilaku serta mewujudkannya dalam perilakunya setiap hari agar tidak menularkan kepada anggota keluarga yang lain 3. Dari hasil wawancara dan pengamatan peneliti terhadap 10 penderita TB didapatkan informasi bahwa ada 8 penderita yang tidak tahu tentang sumber penularan TB yaitu melalui percikan air ludah dari penderita TB paru, kuman tidak hidup di dalam ruangan yang tertutup, tidak ada kuman dalam alat makan dan minum penderita TB, tetapi mereka menganggap bahwa sakit TB karena anggota keluarga ada yang sakit TB dan diracun orang, pintu dan jendela rumah tidak perlu dibuka setiap hari, sehingga cenderung berperilaku tidak mendukung pencegahan penularan seperti meludah di sembarang tempat saat batuk, penderita tidak menutup mulut saat batuk atau bersin, penderita sering makan satu piring dengan anaknya, pintu dan jendela tidak dibuka setiap hari, lantai rumah berdebu, rumah tidak ada jendela, kebiasaan membuang air ludah dalam rumah. Berdasarkan uraian tersebut maka peneliti tertarik untuk melakukan penelitian tentang hubungan antara pengetahuan penderita TB tentang pencegahan penularan TB dengan perilaku pencegahan penularan TB di Puskesmas Atapupu Kabupaten Belu. METODE Rancangan penelitian ini adalah observasional analitik dengan pendekatan cross sectional. Pengambilan sampel pada penelitian ini menggunakan total populasi 1 sejumlah 30 responden penderita TB di Puskesmas Atapupu Kabupaten Belu. Pengolahan dan analisis data menggunakan korelasi Spearman rank 6. HASIL PENELITIAN 1. Gambaran karakteristik Responden Tabel 5 Distribusi Frekuensi Karakteristik Responden Penderita TB di Puskesmas Atapupu KabupatenBelu No. Karakteristik Frekuensi (f) 1 Jenis Kelamin Laki-laki 15 50 Perempuan 15 50 2 Pendidikan Tidak Sekolah SD SMP SMA (%) 17 56,7 8 26,7 4 13,3 1 3,3 DIPLOMA/SARJANA 0 0,0

3 Umur 25-34 tahun 35-44 tahun 45-54 tahun 7 23,3 0 0,0 5 16,7 >55tahun 18 60 4 Pekerjaan Petani Nelayan 29 96,7 0 0,0 PNS/Karyawan 1 3,3 Berdasarkan Tabel 5 diperoleh hasil bahwa penderita TB di Puskesmas Atapupu menurut jenis kelamin frekuensinya sama dan tidak ada perbedaan antara perempuan dan laki-laki. Karakteristik pendidikan mayoritas responden yang tidak sekolah sebesar 56,7%. Karakteristik umur responden mayoritas berusia diatas 55 tahun yaitu sebesar 60%. Pekerjaan responden mayoritas adalah petani yaitu sebanyak 29 orang (96,7 %). 2. Pengetahuan penderita TB tentang pencegahan penularan TB Tabel 6 Pengetahuan Penderita TB tentang Pencegahan Penularan TB di Puskesmas Atapupu Kabupaten Belu Pengetahuan penderita TB tentang pencegahan Frekuensi penularantb % Baik 6 20,0 Cukup 10 33,3 Kurang 14 46,7 Jumlah 30 100 Berdasarkan Tabel 6 diperoleh hasil bahwa pengetahuan penderita TB tentang pencegahan penularan TB di Puskesmas Atapupu Kabupaten Belu dikategorikan kurang baik sebanyak 14 responden atau 46,7% dari total responden. 3. Perilaku pencegahan penularan TB Tabel 7 Perilaku Pencegahan Penularan TB di Puskesmas Atapupu Kabupaten Belu Perilaku pencegahan penularan TB Frekuensi % Baik 6 20 Cukup 8 27 Kurang 16 53 Jumlah 30 100 Berdasarkan Tabel 7 diperoleh hasil bahwa penderita TB di Puskesmas Atapupu Kabupaten Belu memiliki perilaku pencegahan penularan TB dengan kategori kurang baik sebanyak 16 responden atau 53% dari total responden.

4. Hubungan antara pengetahuan penderita TB tentang pencegahan penularan TB dengan perilaku pencegahan penularan TB di Puskesmas Atapupu Kabupaten Belu Tabel 8 Hubungan Pengetahuan Penderita TB tentang Pencegahan Penularan TB dengan Perilaku Pencegahan Penularan TB di Puskesmas Atapupu Kabupaten Belu Perilaku Spearman's rho Pengetahuan Correlation **.944 Coefficient Sig. (2-tailed).000 N 30 Sifat Hubungan Sangat Kuat Berdasarkan Tabel 8 dapat diketahui hasil analisis dengan menggunakan korelasi Spearman rho bahwa diperoleh nilai signifikan 0,00 < 0,05 dan berkorelasi positif yaitu 0,944. PEMBAHASAN 1. Pengetahuan penderita tentang pencegahan penularan TB Dari Hasil analisis data penelitian pada Tabel 6, dapat diketahui persentase pengetahuan penderita TB tentang pencegahan penularan TB menunjukkan bahwa pengetahuan penderita TB di Puskesmas Atapupu kurang baik dengan persentase 46,7% yang diukur menggunakan kuesioner penelitian. Hal ini terjadi karena mayoritas responden tidak sekolah dan berusia 55 tahun serta bekerja sebagai petani sehingga responden lebih banyak menghabiskan waktu dengan bekerja dikebun dan tidak memiliki waktu yang cukup untuk mendengarkan penyuluhan dari petugas kesehatan. Faktor-faktor yang mempengaruhi pengetahuan yaitu: faktor dalam (pendidikan, pekerjaan, umur) sedangkan faktor luar (lingkungan dan sosial budaya) 5. 2. Perilaku pencegahan penularan TB Hasil analisis data penelitian pada Tabel 7, dapat diketahui bahwa perilaku penderita TB di Puskesmas Atapupu Kabupaten Belu dalam rangka pencegahan penularan TB berkategori kurang baik dengan persentase 53% yang diukur menggunakan kuesioner penelitian. Hal ini disebabkan pengetahuan responden di Puskesmas Atapupu kurang baik sehingga mempengaruhi perilaku penderita dalam melakukan pencegahan penularan TB, kurangnya pemahaman responden untuk berubah, responden juga tidak mempunyai rencana dan tidak bersedia untuk merubah perilakunya sendiri sehingga meludah di sembarang tempat saat batuk, tidak menutup mulut menggunakan tissu atau kain saat batuk atau bersin, selain itu juga penderita tidak menyiapkan tempat pembuangan dahak di rumah, tidak perlu menjemur dan mencuci seprei setiap saat, serta pintu dan jendela juga tidak dibuka setiap hari. Perilaku pencegahan penularan TB di antaranya: tidak meludah di sembarang tempat, menutup mulut saat batuk atau bersin, memalingkan muka saat batuk atau bersin ketika berbicara dengan orang lain, menjemur semua peralatan tidur (kasur, bantal, selimut, kain), membakar tisu atau kain yang digunakan saat batuk atau bersin, imunisasi BCG pada bayi, mengusahakan sinar matahari dan udara segar masuk secukupnya ke dalam tempat tidur, semua alat makan dan minum yang digunakan penderita harus terpisah dan tidak

boleh digunakan oleh orang lain, semua alat makan dan minum penderita harus di cuci dengan air panas, melarutkan dahak dengan sodium hipoklorit 1% untuk membunuh bakteri dengan cepat 3. 3. Hubungan pengetahuan penderita TB tentang pencegahan penularan TB dengan perilaku pencegahan penularan TB Berdasarkan hasil analisis dengan menggunakan korelasi Spearman rho diketahui bahwa pengetahuan penderita TB tentang pencegahan penularan TB dengan perilaku pencegahan penularan TB di Puskesmas Atapupu memiliki nilai signifikan 0,000 < 0,05 dengan nilai korelasi 0,944. Hasil ini menunjukkan ada hubungan antara pengetahuan penderita TB tentang pencegahan penularan TB dengan perilaku pencegahan penularan TB di Puskesmas Atapupu Kabupaten Belu dengan hubungan sangat kuat sehingga dapat disimpulkan bahwa semakin tinggi pengetahuan yang dimiliki oleh penderita TB tentang pencegahan penularan TB maka semakin baik pula perilaku pencegahan penularan TB, sebaliknya semakin rendah pengetahuan penderita TB tentang pencegahan penularan TB maka semakin rendah pula perilaku pencegahan penularan TB. Pengetahuan seseorang tentang suatu objek mengandung dua aspek yaitu aspek positif dan aspek negatif. Kedua aspek inilah yang akan menentukan perilaku seseorang terhadap objek tertentu, semakin banyak aspek positif dari objek diketahui, maka menimbulkan perilaku makin positif terhadap objek tersebut. Pengetahuan merupakan domain yang sangat penting untuk terbentuknya tindakan seseorang (perilaku), dan perilaku yang didasari oleh pengetahuan akan lebih langgeng dari pada perilaku yang tidak didasari dengan pengetahuan 5. KESIMPULAN 1. Ada hubungan antara pengetahuan penderita TB tentang pencegahan penularan TB dengan perilaku pencegahan penularan TB di Puskesmas Atapupu Kabupaten Belu. 2. Pengetahuan penderita TB tentang pencegahan penularan TB di Puskesmas Atapupu dengan kategori baik 20,0%, cukup 33,3%, kurang 46,7%. 3. Perilaku penderita TB dalam pencegahan penularan TB di Puskesmas Atapupu dengan kategori baik 20%, cukup 27%, kurang 53%. SARAN 1. Puskesmas Atapupu Kabupaten Belu agar memberikan penyuluhan tentang pencegahan penularan TB dan perilaku pencegahan penularan TB dengan menggunakan media berupa gambar-gambar tentang pencegahan penularan TB. 2. Peneliti selanjutnya agar mempelajari tentang faktor-faktor yang mempengaruhi pengetahuan penderita TB dengan perilaku pencegahan penularan TB.

RUJUKAN Arikunto, S. (2010). Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktik. Jakarta: CV Rineka Cipta. Departemen Kesehatan Republik Indonesia. (2005). Pedoman Nasional Penanggulangan Tuberkulosis. Jakarta. Departemen Kesehatan Republik Indonesia. (2011). Pedoman Nasional Penanggulangan Tuberkulosis. Jakarta. Nizar, M. (2010). Pemberantasan dan Penanggulangan Tuberkulosis. Yogyakarta: Gosyen Publishing. Notoatmodjo, S. (2010). Ilmu Perilaku Kesehatan. Jakarta: CV Rineka Cipta. Sugiyono. (2012). Statistika untuk Penelitian. Bandung: CV Alfabeta.