BAB I PENDAHULUAN. nilai perusahaan untuk mendapatkan pengelolaan yang baik maka perusahaan

dokumen-dokumen yang mirip
I. PENDAHULUAN. Peran penting penerapan Good Corporate Governance dapat dilihat dari sisi salah

BAB 1 PENDAHULUAN. melakukan kegiatan operasionalnya, yaitu mencari profit, akan tetapi selain

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. Beberapa tahun belakangan ini isu mengenai good corporate governance

BAB I PENDAHULUAN. perusahaan tersebut harus menerapkan prinsip good corporate. governance. Prabaningrat dan Widanaputra (2015) dalam Luhwulan dan

BAB I PENDAHULUAN. tuntutan terhadap good corporate governance semakin meningkat. Banyak. dikarenakan lemahnya corporate governance (Wardhani, 2008).

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Perusahaan dalam menjalankan usahanya berkeinginan untuk

BAB I PENDAHULUAN. mempengaruhi persepsi investor terhadap perusahaan. Adanya. menarik lebih banyak investor asing maupun investor dalam negeri.

BAB I PENDAHULUAN. Corporate governance merupakan suatu sistem yang mengatur dan

BAB 1 PENDAHULUAN. dan pemeringkatan penerapan GCG pada perusahaan-perusahaan di Indonesia.

BAB 1 PENDAHULUAN. yang bekerja untuk mencapai tujuan. Tujuan utama perusahaan adalah

BAB 1 PENDAHULUAN. yang kemudian mencuat dan memunculkan agency theory. dan kemakmuran para pemegang saham atau stakeholder. Nilai perusahaan yang

BAB I PENDAHULUAN. keuangan dan hal ini sangat penting, baik bagi investor maupun bagi

BAB I PENDAHULUAN. Konsep Good Corporate Governance (GCG) sesungguhnya telah lama dikenal di

BAB 1 PENDAHULUAN. Krisis moneter yang terjadi di Indonesia pada tahun membuat

BAB I PENDAHULUAN. kegiatan operasionalnya, yaitu mencari profit, akan tetapi selain mencari

BAB I PENDAHULUAN. dipengaruhi oleh suatu kerangka tata kelola (corporate governance

BAB I PENDAHULUAN. sektor perekonomian. Salah satu penyebab krisis adalah lemahnya implementasi

BAB I PENDAHULUAN. Pada umumnya tujuan utama didirikannya suatu perusahaan adalah untuk

BAB I PENDAHULUAN. perusahaan. Manajer diharapkan menggunakan resources yang ada sematamata

BAB I PENDAHULUAN. perusahaan-perusahaan, khususnya perusahaan yang telah go public. Hal ini

BAB I PENDAHULUAN. tidak. Bagi perusahaan yang terdaftar di pemerintah, mereka mempunyai badan usaha

BAB I PENDAHULUAN. perusahaan pada masa tertentu. Laporan keuangan menggambarkan situasi

BAB 1 PENDAHULUAN. 1 Universitas Indonesia

BAB I PENDAHULUAN. Setelah Indonesia dan negara-negara di Asia Timur lainnya mengalami krisis

BAB I PENDAHULUAN. perusahaan adalah laporan keuangan. Sebuah perusahaan secara periodik

BAB 1 PENDAHULUAN. tanggal 19 Oktober Pada saat itu pengaruh financial perusahaan yang

BAB I PENDAHULUAN. Corporate governance merupakan tata kelola perusahaan yang menjelaskan hubungan antara

BAB I PENDAHULUAN. bisnis dibangun dengan paradigma berbasis ekonomi atau single P (Profit).

BAB I PENDAHULUAN. Tujuan penting dalam pendirian perusahaan adalah untuk meningkatkan

BAB I PENDAHULUAN. Corporate Governance di perusahaan publik, bank maupun BUMN. Penerapan

BAB I PENDAHULUAN. melihat kinerja perusahaan dari tahun ke tahun. Nilai perusahaan yang tinggi

BAB I PENDAHULUAN. manajer (agen). Manajemen ditunjuk sebagai pengelola perusahaan oleh pihak

BAB I PENDAHULUAN. pemanfaatan sumber daya yang dimiliki oleh perusahaan sedangkan tujuan jangka panjang

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Like Monisa (2012) Menurut Tri & Ferry (2012)

BAB I PENDAHULUAN. Setiap perusahaan yang didirikan pasti memiliki tujuan yang ingin

BAB I PENDAHULUAN. perusahaan melalui implementasi keputusan keuangan yang terdiri dari

BAB I PENDAHULUAN. Tujuan dari suatu perusahaan adalah mensejahterahkan kepentingan

BAB I PENDAHULUAN. meningkatkan kesejahteraan pemiliknya atau pemegang saham, atau

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah Industri bidang pengolahan sektor makanan dan minuman (foods and

BAB II TINJAUAN PUSTAKA Pengertian Good Corporate Governance. kreditor, pemerintah, karyawan, dan pihak pihak yang

BAB 1 PENDAHULUAN. memaksimalkan kekayaan pemegang saham melalui peningkatan kinerja

BAB I PENDAHULUAN. menginginkan sustainability. Perusahaan yang telah go public akan meningkatkan

BAB I PENDAHULUAN. usahanya. Pasar modal perusahaan real estate and property di Indonesia

BAB 1 PENDAHULUAN. Perusahaan korporasi pada awalnya dibentuk agar badan usaha dapat

BAB I PENDAHULUAN. Semakin tinggi nilai perusahaan dianggap semakin sejahtera pula pemiliknya.

BAB I PENDAHULUAN. Isu corporate governance muncul sebagai solusi terhadap konflik yang terjadi

BAB 1 PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah. Tujuan perusahaan selain memaksimalkan laba adalah memaksimalkan

BAB I PENDAHULUAN. dalam kegiatan operasionalnya. Saat ini semua perusahaan wajib membuat

BAB I PENDAHULUAN. Salah satu tujuan penting pendirian suatu perusahaan adalah untuk

BAB 1 PENDAHULUAN. melakukan perluasan usaha agar dapat terus bertahan dan bersaing. Tujuan

BAB 1 PENDAHULUAN. situasi kompetisi global seperti ini, Good Corporate Governance (GCG)

BAB 5 SIMPULAN DAN SARAN. Penelitian ini dilakukan untuk menguji pengaruh good corporate governance,

BAB I PENDAHULUAN. Perusahaan publik merupakan salah satu perusahaan yang. kepemilikannya terbuka untuk umum. Oleh karena itu, saham perusahaan dapat

BAB I PENDAHULUAN PENDAHULUAN. sehubungan dengan semakin gencarnya publikasi tentang kecurangan (fraud)

BAB I PENDAHULUAN. Laporan keuangan merupakan proses akhir dalam proses akuntansi yang

BAB 1 PENDAHULUAN. yang baik. Penerapan corporate governance dalam dunia usaha merupakan

BAB I PENDAHULUAN. lebih dikenal dengan istilah asing good corporate governance (GCG) tidak dapat

BAB I PENDAHULUAN. interaksi dengan pihak-pihak yang terkait dengan perusahaan. Dalam

BAB I PENDAHULUAN. dibandingkan dengan negara-negara lain, baik di dunia, dikawasan Asia,

BAB I PENDAHULUAN. pengetahuan membuat persaingan di dunia usaha semakin ketat. Pada era

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Nilai Perusahaan sangat penting dalam tingkat keberhasilan perusahaan,

BAB I PENDAHULUAN. (2007). Teori yang mendasari penelitian-penelitian tersebut adalah semakin

BAB I PENDAHULUAN. Tata kelola perusahaan yang baik (Good Corporate Governance, GCG) telah

BAB I PENDAHULUAN. suatu negara. Peranan bank yang utama yaitu memobilisasi dana dari masyarakat

BAB 1 PENDAHULUAN. Isu yang sedang marak diperbincangkan saat ini adalah Good Corporate

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. antara manajer (agent) dengan investor (principal). Terjadinya konflik

BAB 1 PENDAHULUAN. Masalah keuangan perusahaan dapat terjadi dengan berbagai penyebab,

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Penelitian. Kehidupan ekonomi masyarakat pada era saat ini tidak terlepas dari dunia

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. penelitian sebelumnya. Berikut ini uraian beberapa penelitian terdahulu beserta

BAB I PENDAHULUAN. peningkatan kemakmuran para investor atau pemegang saham.nilai perusahaan. kepada perusahaan yang tinggi pula (Anggraini,2011).

BAB 1 PENDAHULUAN. mengalami krisis yang berkepanjangan karena lemahnya praktik corporate

BAB I PENDAHULUAN. mengoptimalkan keuntungan atas usaha yang dijalankannya. Tujuan-tujuan

BAB I PENDAHULUAN. bisnis menyebabkan semakin tingginya tantangan untuk mengelola risiko yang harus

BAB I PENDAHULUAN. semakin maju membuat para pelaku ekonomi semakin mudah dalam mendapatkan

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Penelitian

BAB I PENDAHULUAN. Corporate Governance merupakan tata kelola perusahaan yang menjelaskan

BAB I PENDAHULUAN. kemajuan yang cukup pesat. Sejak adanya paket-paket kebijakan yang. dikeluarkan pemerintah dan adanya UU No. 10 Tahun 1998 tentang

BAB I PENDAHULUAN. Pasar modal Indonesia merupakan salah satu wadah berinvestasi yang baru

BAB 1 PENDAHULUAN. diterapkannya good corporate governance di Indonesia merupakan salah satu

BAB I PENDAHULUAN. berarti juga memaksimalkan kemakmuran pemegang saham yang merupakan

BAB I PENDAHULUAN. kapasitas perusahaan menghasilkan arus kas dari sumber daya yang ada pada

BAB I PENDAHULUAN. Salah satu indikator yang dapat digunakan untuk mengukur kinerja

BAB 1 PENDAHULUAN. kredibilitas yang dijunjung tinggi, mempunyai kualitas bagus dan harus bisa

BAB I PENDAHULUAN. tujuan para investor yaitu memperoleh return yang maksimal dari dana yang

BAB I PENDAHULUAN. pemegang saham) sebagai prinsipal. Manajer sebagai agent memiliki asimetri

BAB I PENDAHULUAN. menyiapkan laporan keuangan untuk pihak pihak yang berkepentingan seperti

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Gambaran Umum Objek Penelitian

BAB I PENDAHULUAN. Perhatian dunia terhadap Good Corporate Governance (GCG) mulai. yang dilakukan oleh Asian Development Bank (ADB) menyimpulkan

BAB 1 PENDAHULUAN. memiliki sebuah perusahaan go public. Semakin tinggi nilai perusahaan

BAB I PENDAHULUAN. itulah, pemerintah maupun investor memberikan perhatian yang lebih dalam

BAB I PENDAHULUAN. suatu perusahaan dengan pihak pihak yang berkepentingan dengan data atau

BAB I PENDAHULUAN. keputusan ekonomi. SPAP seksi 341 menyatakan bahwa auditor bertanggung jawab

BAB I PENDAHULUAN. Penelitian ini meneliti pengaruh ukuran dewan direksi, yang merupakan

BAB I PENDAHULUAN. Sektor keuangan di Bursa Efek Indonesia (BEI) merupakan salah satu sektor yang

BAB I PENDAHULUAN. mengharapkan investasi yang sudah dikeluarkan dapat diperoleh kembali dengan. Perusahaan dapat memberikan return yang tinggi kepada

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. return atas investasinya dengan benar. Corporate governance dapat

BAB I PENDAHULUAN. Menurut Undang Undang Republik Indonesia Nomor 8 tahun 1995 mengenai

BAB I PENDAHULUAN. Tujuan dari sebuah perusahaan adalah peningkatan nilai perusahaan dengan

Transkripsi:

1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Perusahaan Food and Beverage merupakan perusahaan skala besar, cangkupan pengendaliannya didalam perusahaan tersebut semakin banyak dan dapat menyebabkan kurangnya pengawasan oleh managemen sehingga pengendalian pada perusahaan tersebut lemah, Oleh karena itu dibutuhkan tata kelola perusahaan yang baik, tata kelola yang baik akan meningkatkan nilai perusahaan untuk mendapatkan pengelolaan yang baik maka perusahaan itu harus menerapkan good corporate governance. Tujuannya untuk meningkatkan keuntungan dan dapat mengurangi tingkat resiko kerugian perusahaan di masa yang akan datang sehingga dapat meningkatkan nilai perusahaan di masa yang akan datang. Pada awalnya Corporate governance dilatarbelakangi oleh skandal keuangan yang terjadi pada perusahaan - perusahaan di berbagai negara khususnya negara maju. Seiring berkembangnya kompleksitas bisnis di berbagai negara di dunia maka corporate governance segara berkembang pula di negara-negara lain khususnya di negara berkembang seperti Indonesia. Indonesia pernah dua kali dihantam badai krisis ekonomi pada tahun 1997 dan 2008 (Liputan6, 16 Oktober 2014). Hal ini memacu pemerintah untuk mengeluarkan regulasi mengenai penerapan good corporate governance bagi perusahaan perusahaan di Indonesia sehingga diharapkan 1

2 dengan adanya pengelolaan yang baik maka akan terhindar dari terjadinya krisis ekonomi seperti yang telah terjadi sebelumnya. Kegagalan perusahaan besar, skandal keuangan dan krisis ekonomi di beberapa negara, telah memfokuskan perhatian pada pentingnya good corporate governance (FCGI, 2011). Hadirnya good corporate governance dalam pemulihan krisis di Indonesia menjadi mutlak diperlukan, mengingat good corporate governance mensyaratkan suatu pengelolaan yang baik dalam sebuah organisasi (Hastuti, 2005). Isu tentang GCG mulai hangat dibicarakan sejak terjadinya berbagai skandal yang mengindikasikan lemahnya Corporate Governance seperti skandal Enron yang merupakan raksasa energi Amerika Serikat, dimana tragedi ini merupakan aib terbesar Amerika Serikat khususnya dibidang audit korporasi dimana pada saat itu Enron merupakan perusahaan raksasa terbesar ke-7 dalam ukuran nilai pasar, terbesar dibidang energi dan perdagangan energi yang listed di NYSE. Selain itu Tycon, Worldcom, dan Global Crossing, yang telah membangun kesadaran Amerika dan dunia bahwa GCG amat diperlukan sebagai pengukur akuntabilitas sebuah perusahaan, sedangkan diindonesia sendiri, isu GCG muncul setelah indonesia mengalami masa masa krisis yang berkepanjangan tahun 1998. Indonesia mulai menerapkan prinsip GCG sejak menandatangani letter of intent (IOI) dengan IMF, yang salah satu bagian pentingnya adalah pencantuman jadwal perbaikan pengelolaan perusahaan diindonesia (YPPMI dan SC,2002). Sejalan dengan hal tersebut komite nasional kebijakan

3 Corporate Governance (KNKCG) berpendapat bahwa perusahaan-perusahaan diindonesia mempunyai tanggung jawab untuk menetapkan standar GCG yang telah ditetapkan ditingkat internasional. Namun walaupun menyadari pentingnya GCG, banyak pihak yang melaporkan masih rendahnya perusahaan yang menerapkan prinsip GCG karena dorongan regulasi dan untuk menghindari sanksi yang ada dibandingkan dengan menganggap prinsip tersebut sebagai bagian dari kulture perusahaan, selain itu penerapan prinsip GCG seharusnya mempunyai pengaruh yang positif terhadap kualitas pelaporan keuangan yang dipublikasikan. Para pelaku usaha di Indonesia juga turut menyepakati bahwa penerapan good corporate governance sebagai suatu sistem tata kelola perusahaan yang baik merupakan suatu hal yang penting, hal ini dibuktikan dengan penandatanganan perjanjian Letter of Intent (LOI) dengan IMF tahun 1998, yang salah satu isinya adalah pencantuman jadwal perbaikan tata kelola perusahaan di Indonesia (Sulistyanto,2003). Hal ini kemudian melatarbelakangi lahirnya Komite Nasional Kebijakan Corporate Governance (KNKCG) tahun 1999. Melalui penerapan good corporate governance tersebut diharapkan : a. Perusahaan mampu meningkatkan kinerjanya melalui terciptanya proses pengambilan keputusan yang lebih baik, meningkatkan efisiensi operasional perusahaan, serta mampu meningkatkan pelayanan kepada stakeholder, b. Perusahaan lebih mudah memperoleh dana pembiayaan yang lebih murah sehingga dapat meningkatkan coporate value, c. Mampu meningkatkan kepercayaan investor untuk menanamkan modalnya di Indonesia, dan pemegang saham akan merasa puas dengan kinerja perusahaan sekaligus akan meningkatkan shareholders value dan deviden.

4 Para pelaku usaha menilai GCG hanya sebatas kepatuhan terhadap peraturan yang kurang memberikan dampak langsung terhadap kinerja keuangan seperti halnya dalam kegiatan pemasaran. Sehingga ini menjadi alasan mengapa GCG kurang maksimal dalam hal implementasinya di kalangan perusahaan-perusahaan Indonesia. Suatu hal yang sangat kontradiktif, dimana di satu sisi penerapan GCG diyakini sangatlah penting dalam pencapaian tujuan perusahaan yang berkelanjutan, namun di sisi lain, banyak pelaku usaha yang enggan menerapkannya secara sungguh-sungguh dengan alasan dampak yang ditimbulkan kurang signifikan terhadap kinerja keuangan perusahaan. Kontradiksi tersebut menjadi salah satu latar belakang ditelitinya pengaruh penerapan good corporate governance terhadap kinerja keuangan perusahaan. Faktor lainnya yang mempengaruhi naik turunnya nilai perusahaan adalah kepemilikan manajerial. Konflik keagenan terjadi karena adanya pemisahan kepemilikan dan pengendalian. Konflik keagenan menyebabkan penurunan nilai perusahaan (Sujoko dan Soebiantoro, Ugy, 2007). Struktur kepemilikan menjadi penting dalam teori keagenan karena sebagian besar argumentasi konflik disebabkan oleh adanya pemisahan kepemilikan dan pengelolaan. Konflik keagenan tidak terjadi pada perusahaan dengan kepemilikan 100% (seratus persen) oleh manajemen. Kepemilikan manajerial mempengaruhi nilai perusahaan adalah dimana manager sekaligus pemegang saham akan meningkatkan nilai

5 perusahaan karena dengan meningkatkan nilai perusahaan maka nilai kekayaannya sebagai pemegang saham akan meningkat juga. 0,20 0,18 0,16 0,14 0,12 0,10 0,08 0,06 0,04 0,02-0,18 0,17 0,05 0,04 0,03 0,03 0,02 0,01 1 2 STTP ROTI PSDN ULTJ Sumber : Data diolah Gambar 1.1 Kepemilikan Manajerial Pada perusahaan food and beverage memiliki masalah pada kepemilikan manajerial yaitu adanya fenomena terjadinya penurunan dan kenaikan di setiap tahunnya. Gambar 1.1 menunjukkan bahwa adanya fluktuasi dari tahun ke tahun salah satu faktornya adalah karena harga saham yang juga berfluktuasi. Bagi pemilik/pemegang saham dengan kepemilikan manajerial maka manajer dapat dikontrol agar mereka tidak mengambil kebijakan dengan risiko yang tinggi yang dapat mengancam kelangsungan hidup perusahaan. Kepemilikan manajerial menjadikan manajer lebih berhati-hati

6 dalam melakukan hutang, sebab jumlah hutang yang terlalu tinggi akan menimbulkan kesulitan keuangan sehingga nilai perusahaan akan menurun. Profitabilitas perusahaan adalah salah satu cara untuk menilai secara tepat sejauh mana tingkat pengembalian yang akan didapat dari aktivitas investasinya (Haryanto dan Sugiharto, Toto 2003, 142). Profitabilitas dapat mencerminkan keuntungan dari investasi keuangan, artinya profitabilitas berpengaruh terhadap nilai perusahaan karena sumber internal yang semakin besar (Sudarma, Made, 2004). Semakin baik pertumbuhan profitabilitas perusahaan berarti prospek perusahaan di masa depan dinilai semakin baik, artinya nilai perusahaan juga akan dinilai semakin baik dimata investor. Apabila kemampuan perusahaan untuk menghasilkan laba meningkat, maka harga saham juga akan meningkat (Haryanto dan Sugiharto, Toto 2003, 142). Adapun gambaran Return on Assets (ROA) yang merupakan salah satu rasio profitabilitas. Dalam analisis laporan keuangan, rasio ini paling sering disoroti, karena mampu menunjukkan keberhasilan perusahaan menghasilkan keuntungan.

7 16,00% 14,00% 12,00% 10,00% 8,00% 6,00% 2013 2014 4,00% 2,00% 0,00% ADES AISA SKBM CEKA INDF Sumber : Data diolah Gambar 1.2 Return On Assets Pada perusahaan food and beverage memiliki masalah pada nilai Return on Assets (ROA) yaitu adanya fenomena terjadinya penurunan dan kenaikan nilai Return on Assets (ROA). Gambar 1.2 menunjukkan bahwa Return on Assets (ROA) dari tahun ke tahun mengalami perubahan, ROA ini setiap tahunnya mengalami fluktuasi, ROA yang rendah menunjukkan bahwa perusahaan tidak begitu berhasil karena tidak efisien dan tidak efektifnya produksi, distribusi, keuangan atau manajemen umum, yaitu kondisi umum perusahaan yang tidak menguntungkan atau kelebihan investasi dalam aktiva. Signalling theory (teori sinyal) digunakan untuk menjelaskan bahwa pada dasarnya suatu informasi dimanfaatkan perusahaan untuk memberi sinyal positif maupun negatif kepada pemakainya. Para pengguna laporan keuangan khususnya investor dan kreditor, berkepentingan untuk

8 mengetahui informasi yang lebih bermanfaat dan lebih baik dalam membantu meramalkan prospek perusahaan pada masa datang dan mengevaluasi kinerja pada saat tertentu ( memiliki value relevance yang baik) Informasi dikatakan relevan apabila informasi tersebut memiliki manfaat, sesuai dengan tindakan yang akan dilakukan oleh pemakai laporan keuangan. Atau dengan kata lain, relevan merupakan kemampuan dari suatu informasi untuk mempengaruhi keputusan manajer atau pemakai laporan keuangan lainnya sehingga keberadaan informasi tersebut mampu mengubah atau mendukung harapan mereka tentang hasil-hasil atau konsekuensi dari tindakan yang diambil. Menurut Belkoui (2006), relevansi mengacu pada kemampuan informasi untuk mempengaruhi keputusan manajer dengan mengubah atau mengonfirmasikan ekspektasi mereka atas hasil atau konsekuensi dari tindakan atau peristiwa. Informasi yang relevan akan membantu investor, kreditor dan para pengguna yang lain untuk mengevaluasi peristiwa-peristiwa di masa lalu, masa kini, dan masa depan (nilai prediktif) untuk mengonfirmasi atau memperbaiki ekspektasi sebelumnya dan sekaligus pada saat yang sama harus disampaikan pada waktu yang tepat. Agar relevan, informasi harus tersedia untuk para pengambil keputusan sebelum ia kehilangan kapasitasnya untuk mempengaruhi pengambilan keputusan. Terdapat beberapa penelitian yang menunjukkan bahwa profitabilitas berpengaruh terhadap nilai perusahaan dan beberapa penelitian yang menunjukkan bahwa keberadaan kepemilikan manajerial, komisaris

9 independen dan komite audit berpengaruh terhadap profitabilitas. Penelitian yang dilakukan Rini dan Ghozali (2012) membuktikan bahwa kepemilikan institusional tidak berpengaruh signifikan terhadap tingkat profitabilitas perusahaan, komisaris independen dan komite audit berpengaruh positif dan signifikan terhadap profitabilitas. Sementara Septiputri dan Mutmainah (2013) menyimpulkan bahwa proporsi komisaris independen berpengaruh positif dan tidak signifikan terhadap profitabilitas. Prasetyorini (2013) mengemukakan bahwa profitabilitas berpengaruh terhadap nilai perusahaan. Sementara Moniaga (2013) mengemukakan bahwa profitabilitas berpengaruh tidak signifikan terhadap nilai perusahaan. Disamping itu terdapat beberapa penelitian yang menjelaskan tentang pengaruh corporate governance terhadap nilai perusahaan. Perdana dan Raharja (2014) menguji tentang Analisis Pengaruh Corporate Governance Terhadap Nilai Perusahaan. Hasilnya menyatakan bahwa mekanisme corporate governance berpengaruh signifikan terhadap nilai perusahaan. Suyanti et al., (2010) menjelaskan hasil yang berbeda yaitu keberadaan komite audit dan komposisi komisaris independen tidak berpengaruh terhadap nilai perusahaan, sedangkan kepemilikan manajerial dan kepemilikan institusional berpengaruh terhadap nilai perusahaan. Sementara penelitian Mukhtaruddin et al., (2014) menunjukkan hasil yang berbeda yaitu kepemilikan manajerial berpengaruh positif dan signifikan terhadap nilai perusahaan. Komisaris independen berpengaruh negatif dan tidak signifikan terhadap nilai perusahaan. Kepemilikan institusional dan

10 komite audit berpengaruh positif dan tidak signifikan terhadap nilai perusahaan. Dalam penelitiannya Suyanti, et al (2010) membuktikan bahwa pengaruh langsung mekanisme corporate governance terhadap nilai perusahaan lebih kuat dibanding pengaruh tidak langsung mekanisme corporate governance terhadap nilai perusahaan melalui kualitas laba sehingga dalam penelitian ini menggunakan profitabilitas sebagai variabel intervening. Penerapan mekanisme good corporate governance dilaksanakan dalam rangka menghasilkan tingkat profitabilitas yang tinggi akan menjadi daya tarik bagi pihak investor untuk meningkatkan permintaan saham perusahaan sehingga meningkatkan nilai perusahaan. Adanya penggunaan profitabilitas sebagai variabel intervening dalam penelitian ini dimaksudkan untuk menguji pengaruh kepemilikan manajerial, komisaris independen dan komite audit terhadap nilai perusahaan melalui tingkat profitabilitas yang diperoleh perusahaan. Motivasi Penelitian Adalah pertama, adanya hasil hasil penelitian yang sangat variatif tersebut, menunjukkan adanya research gap dalam penelitian sejenis. Oleh karena itu, penelitian mengenai good corporate governance dan nilai perusahaan menarik untuk diteliti kembali sehingga penelitian ini mencoba untuk menguji kembali pengaruh good corporate governance terhadap nilai perusahaan dengan profitabilitas sebagai variabel intervening. Kedua, Profitabilitas pada perusahaan food and beverage juga dipengaruhi oleh faktor musiman yaitu pada bulan bulan tertentu terjadi

11 lonjakan akan permintaan akan produk food and beverage ini seperti Ramadhan, Lebaran, Natal, dan tahun baru sehingga profitabilitas pada bulan tersebut dapat meningkat secara signifikan dibandingkan bulan lainnya dimana permintaan akan produk food and beverage cenderung stabil. Dengan demikian adanya fenomena gap serta adanya inkonsistensi dari beberapa hasil penelitian terdahulu (research gap) mengenai pengaruh dari mekanisme corporate governance terhadap nilai perusahaan dan adanya keterkaitan antara nilai perusahaan dengan profitabilitas maka penulis tertarik untuk melakukan penelitian mengenai Pengaruh Mekanisme Good Corporate Governance terhadap Nilai Perusahaan dengan Profitabilitas sebagai Variabel Intervening (Study pada Perusahaan Food and Beverage yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia Tahun 2012-2015). 1.2 Identifikasi Masalah Berdasarkan latar belakang masalah yang telah diuraikan diatas maka permasalahan pada penelitian ini dapat diidentifikasikan sebagai berikut : 1. Perusahaan Food and Beverage merupakan perusahaan skala besar membuat cangkupan pengawasan semakin besar sehingga pengendalian yang dapat menyebabkan lemahnya pengendalian dan dapat berakibat menurunnya nilai perusahaan. 2. Kepemilikan Manajerial yang mengalami penurunan membuat kepemilikan dalam pengawasan manajer terhadap perusahaan ikut menurun karena kurangnya rasa memiliki perusahaan.

12 3. Tingkat profitabilitas yakni Retrun on Asset (ROA) dan nilai perusahaan yang cenderung fluktuatif pada industri food and beverage dipengaruhi faktor musiman dimana laba pada bulan tertentu mengalami peningkatan signifikan sedangkan pada bulan lainnya cenderung stabil. 4. Profitabilitas perusahaan bagi investor, pemegang saham (shareholders), dan para pemangku kepentingan (stakeholders) sering dijadikan dasar dalam menilai kualitas suatu perusahaan. Beberapa faktor yang mempengaruhi kualitas kinerja keuangan adalah good corporate governance (GCG). Apakah good corporate governance (GCG) berpengaruh terhadap profitabilitas perusahaan? 5. Dalam kaitannya dengan latar belakang yang telah penulis paparkan sebelumnya, maka penulis mengidentifikasikan permasalahan yang ada, yakni pergerakan rata-rata Price to Book Value (PBV) periode 2012-2015 mengalami penurunan, hal ini menunjukkan bahwa nilai perusahaan untuk perusahaan Food and Beverage cenderung mengalami penurunan. 1.3 Pembatasan Masalah Karena luasnya pembahasan masalah mengenai faktor-faktor yang mempengaruhi nilai perusahaan, serta upaya penulis agar penelitian dapat dilakukan secara lebih terfokus, maka penelitian ini hanya membatasi masalah pada hal-hal berikut : a. Penulis hanya meneliti pengaruh GCG, Profitabilitas sebagai intervening terhadap nilai perusahaan.

13 b. Penulis hanya meneliti perusahaan yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia pada periode 2012 sampai 2015 yang dikategorikan ke dalam perusahaan food and beverages. c. Terdapat banyak faktor yang mempengaruhi nilai perusahaan (internal maupun eksternal) antara lain GCG, dan Profitabilitas. Variabel independen ini sering disebut variable tidak terikat (bebas). Penulis mengidentifikasi empat variabel bebas dalam penelitian ini : Kepemilikan Manajerial, alat ukur yang digunakan untuk variable kepemilikan manajerial (insider ownership) adalah persentase saham direktur dan komisaris. Dapat disimpulkan kepemilikan manajerial merupakan presentase saham yang dimiliki manajer dan direksi suatu perusahaan. Profitabilitas, dalam penelitian ini rasio profitabilitas diukur dengan Return on Asset (ROA,Variabel dependen yaitu variabel yang terikat oleh variabel lainnya, atau variabel yang dipengaruhi oleh variabel lainnya). Variabel dependen dalam penelitian ini adalah Nilai perusahaan dengan rasio Price Book Value. Objek pada penelitian ini adalah Perusahaan Food and Beverage yang terdaftar aktif di Bursa Efek Indonesia. Periode penelitian pada penelitian ini adalah selama periode 2012 sampai dengan 2015. 1.4 Rumusan Masalah Berdasarkan latar belakang masalah yang telah diuraikan di atas maka permasalahan pokok penelitian ini adalah:

14 1. Apakah Dewan komisaris, dewan direksi, komite audit, kepemilikan manajerial, kepemilikan institusional secara simultan berpengaruh positif terhadap kinerja perusahaan? 2. Apakah Dewan Komisaris secara parsial berpengaruh positif terhadap kinerja perusahaan? 3. Apakah Dewan Direksi secara parsial berpengaruh positif terhadap kinerja perusahaan? 4. Apakah Komite Audit secara parsial berpengaruh positif terhadap kinerja perusahaan? 5. Apakah Kepemilikan manajerial secara parsial berpengaruh positif terhadap kinerja perusahaan? 6. Apakah Kepemilikan institusional secara parsial berpengaruh positif terhadap kinerja perusahaan? 7. Apakah Dewan komisaris, dewan direksi, komite audit, kepemilikan manajerial, kepemilikan institusional, dan kinerja perusahaan secara simultan berpengaruh positif terhadap nilai perusahaan? 8. Apakah Dewan komisaris secara parsial berpengaruh positif terhadap nilai perusahaan?

15 9. Apakah Dewan direksi secara parsial berpengaruh positif terhadap nilai perusahaan? 10. Apakah Komite audit secara parsial berpengaruh positif terhadap nilai perusahaan? 11. Apakah Kepemilikan manajerial secara parsial berpengaruh positif terhadap nilai perusahaan? 12. Apakah Kepemilikan institusional secara parsial berpengaruh positif terhadap nilai perusahaan? 13. Apakah Kinerja perusahaan secara parsial berpengaruh positif terhadap nilai perusahaan? 1.5 Tujuan Penelitian Dari permasalahan yang dirumuskan, maka tujuan dari penelitian ini adalah sebagai berikut: 1. Mengkaji dan menemukan bukti empiris mengenai pengaruh Dewan komisaris, dewan direksi, komite audit, kepemilikan manajerial, kepemilikan institusional secara simultan terhadap kinerja perusahaan. 2. Mengkaji dan menemukan bukti empiris mengenai pengaruh Dewan Komisaris secara parsial terhadap kinerja perusahaan.

16 3. Mengkaji dan menemukan bukti empiris mengenai pengaruh Dewan Direksi secara parsial terhadap kinerja perusahaan. 4. Mengkaji dan menemukan bukti empiris mengenai pengaruh Komite Audit secara parsial terhadap kinerja perusahaan. 5. Mengkaji dan menemukan bukti empiris mengenai pengaruh Kepemilikan Manajerial secara parsial terhadap kinerja perusahaan. 6. Mengkaji dan menemukan bukti empiris mengenai pengaruh Kepemilikan Institusional secara parsial terhadap kinerja perusahaan. 7. Mengkaji dan menemukan bukti empiris mengenai pengaruh Dewan komisaris, dewan direksi, komite audit, kepemilikan manajerial, kepemilikan institusional, dan kinerja perusahaan secara simultan berpengaruh positif terhadap nilai perusahaan. 8. Mengkaji dan menemukan bukti empiris mengenai pengaruh Dewan komisaris secara parsial terhadap nilai perusahaan. 9. Mengkaji dan menemukan bukti empiris mengenai pengaruh Dewan Direksi secara parsial terhadap nilai perusahaan. 10. Mengkaji dan menemukan bukti empiris mengenai pengaruh Komite audit secara parsial terhadap nilai perusahaan.

17 11. Mengkaji dan menemukan bukti empiris mengenai pengaruh Kepemilikan Manajerial secara parsial terhadap nilai perusahaan. 12. Mengkaji dan menemukan bukti empiris mengenai pengaruh Kepemilikan Institusional secara parsial terhadap nilai perusahaan. 13. Mengkaji dan menemukan bukti empiris mengenai pengaruh Kinerja perusahaan secara parsial terhadap nilai perusahaan. 1.6 Manfaat Penelitian 1.6.1 Manfaat Teoritis Penelitian ini diharapkan dapat memberikan kontribusi atau referensi pada pengembangan teori mengenai good corporate governance dan profitabilitas yang diterapkan pada suatu perusahaan serta pengaruhnya terhadap nilai perusahaan, dapat mengembangkan dan memperkuat hasil penelitian sebelumnya yang berkenaan dengan adanya pengaruh mekanisme good corporate governance terhadap nilai perusahaan dengan profitabilitas sebagai variabel intervening, serta diharapkan dapat memacu penelitian yang lebih baik pada masa yang akan datang mengenai masalah masalah yang dibahas dalam penelitian ini. Bagi peneliti selanjutnya, penelitian ini dapat dijadikan sebagai salah satu sumber referensi maupun acuan bagi peneliti selanjutnya maupun pembaca dalam melakukan penelitian penelitian selanjutnya mengenai nilai perusahaan pada masa yang akan datang.

18 1.6.2 Manfaat Praktis Manfaat praktis yang ingin dicapai dari penelitian ini adalah sebagai berikut: 1. Bagi Perusahaan Penelitian ini diharapkan dapat digunakan untuk memberikan masukan dan solusi terkait dengan permasalahan mengenai good corporate governance, profitabilitas dan nilai perusahaan serta sebagai bahan pertimbangan untuk mengevaluasi, memperbaiki, dan meningkatkan kinerja manajemen dimasa yang akan datang. Meningkatnya kinerja manajemen akan menarik para calon investor untuk melakukan investasi pada perusahaan tersebut dengan asumsi bahwa semakin bagus kinerja manajemen maka semakin handal informasi keuangan yang terkandung dalam laporan keuangan perusahaan tersebut. Dengan demikian, perusahaan akan lebih terbuka dalam penyampaian informasi kepada investor mengenai kinerja perusahaan dan mengurangi tindakan tindakan yang dapat menurunkan kepercayaan investor terhadap perusahaan. Hal ini dilakukan untuk meningkatkan kepercayaan investor terhadap perusahaan. 2. Bagi Calon Investor Penelitian ini diharapkan dapat dijadikan sebagai bahan pertimbangan pada saat akan melakukan investasi sehingga pada saat calon investor mengetahui informasi mengenai mekanisme good corporate governance dan profitabilitas suatu perusahaan maka calon investor tersebut dapat menentukan apakah akan melakukan investasi atau tidak pada perusahaan

19 tersebut dengan pertimbangan faktor yang dapat berpengaruh terhadap nilai perusahaan. 3. Bagi Investor Penelitian ini diharapkan dapat dijadikan sebagai informasi dan masukkan yang terkait dengan pengambilan keputusan di dalam investasi sehingga investor dapat mengambil keputusan secara efektif dan efesien.