Dawam Rahardjo: Saya Muslim dan Saya Pluralis

dokumen-dokumen yang mirip
BAB V KESMPULAN. Jemaah Ahmadiyah, demikian mereka memanggil dirinya, di Pakistan,

Universitas Sumatera Utara REKONSTRUKSI DATA B.1. Analisa

Apa reaksi Anda ketika tahun 1971 Cak Nur melontarkan gagasan Islam, yes! Partai Islam, No!?

BAB I PENDAHULUAN. harmoni kehidupan umat beragama di Indonesia. 1. Syiah di Sampang pada tahun 2012 yang lalu.

Muhammad Ismail Yusanto, Jubir HTI

NOVIYANTI NINGSIH F

Mam MAKALAH ISLAM. Gerakan ISIS, Ancaman Ideologi dan Keamanan NKRI

pendekatan agama-budaya atasi terorisme

SAMBUTAN KETUA DPR RI BAPAK H. MARZUKI ALIE, SE, MM. PADA ACARA PERESMIAN KANTOR BARU PWNU SUMATERA UTARA Medan, 06 Januari 2010

TRILOGI PEMBARUAN; SEBUAH WACANA AWAL. Muryanti Dosen Sosiologi Fakultas Ilmu Sosial dan Humaniora UIN Sunan Kalijaga

ANCAMAN LINTAS AGAMA DAN IDEOLOGI MELALUI BOM DI TEMPAT LAHIRNYA PANCASILA

RINGKASAN EKSEKUTIF HASIL SURVEI SURVEI SYARIAH 2014 SEM Institute

I. PENDAHULUAN. Undang Dasar 1945 Pasal 29 Ayat (2) disebutkan, bahwa Negara menjamin

Orang Kristen yang membunuh kaum Muslim jauh lebih sadis tidak pernah sedikit pun dibilang sebagai teroris.

AHMADIYAH SEBAGAI PAHAM DAN GERAKAN KEAGAMAAN

Albania Negeri Muslim di Benua Biru?

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN

Saleem Achia, Aktivis Hizbut Tahrir Inggris

Ia mendesak dunia Barat untuk mengambil langkah agar khilafah bisa dicegah.

BAB I PENDAHULUAN. penduduk Muslim dunia (Top ten largest with muslim population, 2012). Muslim

BAB VI KESIMPULAN. sosial-politik yang melingkupinya. Demikian pula dengan Islamisasi dan

Grafik 1: Transmisi Pengetahuan Agama 9.6. Grafik 2: Bertetangga dengan orang yang berbeda Suku dan Agama

PENERAPAN SILA PERTAMA DALAM KEHIDUPAN MASYARAKAT

Seolah umat Islam itu jahat dan tidak ada baiknya sedikit pun terhadap mereka. Ini tidak fair.

Sambutan Presiden RI pada Peresmian Sarana dan Prasarana DDII, Bekasi, 27 Juni 2011 Senin, 27 Juni 2011

BAB VI PENUTUP. Universitas Indonesia Islam kultural..., Jamilludin Ali, FIB UI, 2010.

ISLAM DAN KEBANGSAAN. Jajat Burhanudin. Pusat Pengkajian Islam dan Masyarakat (PPIM)

Saat ini ia adalah Perwakilan Media Muslimah Hizbut Tahrir Inggris di samping sebagai seorang istri dan seorang ibu dari dua orang anak.

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Sebagai bangsa yang lekat dengan primordialisme, agama menjadi salah satu

DAFTAR ISI. Bab I Pendahuluan. 10. Bab II Pengertian Manhaj Salaf Ahlussunnah wal Jama ah Salaf.. 19

BAB V PENUTUP. Tesis ini berupaya untuk memberikan sebuah penjelasan mengenai

BAB V SIMPULAN DAN SARAN

Oleh: Hafidz Abdurrahman

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia adalah negara kepulauan terbesar di dunia dengan ribuan pulau dan

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah. Dewasa ini penyimpangan sosial di Indonesia marak terjadi dengan

BAB I PENDAHULUAN. harus dijaga di Indonesia yang hidup di dalamnyaberbagai macam suku, ras,

Salah seorang gembong liberal Luthfi Assyaukanie mengumpamakan Lia Eden dengan Nabi Muhammad SAW. Pendapat Anda?

BAB IV TANTANGAN DAN RESPON UMAT ISLAM TERHADAP ALIRAN KEROKHANIAN SAPTA DARMA DI DESA BALONGDOWO

Survei Opini Publik Toleransi Sosial Masyarakat Indonesia

Muhammad Ismail Yusanto, Jubir HTI

I. PENDAHULUAN. basis agama Islam di Indonesia Perolehan suara PKS pada pemilu tahun 2004

BAB I PENDAHULUAN. beragama itu dimungkinkan karena setiap agama-agama memiliki dasar. damai dan rukun dalam kehidupan sehari-hari.

BAB I PENDAHULUAN. Ahmadiyah merupakan suatu gerakan keagamaan yang didirikan oleh

Habib Rizieq: "Indonesia bukan Negara Demokrasi"

Bab 1 Pendahuluan. telah dicekal dan dilarang peredarannya di Indonesia. Film yang masuk dalam

Gagasan Pluralisme. Oleh: ChanCT

Memahami Islam. Pertanyaan:

PIDATO PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA PADA SIDANG MAJELIS UMUM KE-58 PERSERIKATAN BANGSA-BANGSA. New York, 23 September 2003

PERSEPSI MASYARAKAT SURAKARTA TERHADAP PERBANKAN SYARIAH

Polisi Biarkan Ahmadiyah Diserbu

1. PENDAHULUAN. Indonesia merupakan sebuah negara yang kaya akan kemajemukan.

KISI-KISI SOAL UAMBN MADRASAH ALIYAH TAHUN PELAJARAN 2011/2012

Bagaimana agar intoleransi tak berlanjut sesudah pilkada DKI Jakarta?

KONFLIK ANTAR UMAT BERAGAMA

BAB I PENDAHULUAN. etnis, agama, dan kelompok dengan ideologi 1 masing-masing yang mungkin

SANKSI APA YANG TEPAT BAGI JIL (Jaringan IbLis) NABI PALSU AHMADIYAH YANG MENGHINA ISLAM

BAB IV PENUTUP. Hal itu dikarenakan kemunculannya dalam isu internasional belum begitu lama,

Indonesia akan menyelenggarakan pilpres setelah sebelumnya pilleg. Akankah ada perubahan di Indonesia?

Belajar toleransi di Jerman

Kontroversi Agama dan Pancasila

Kriteria Presiden Indonesia Dalam Pandangan Islam (576/M) Oleh : Zulkarnain Senin, 16 Juli :50

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 44 TAHUN 1999 TENTANG PENYELENGGARAAN KEISTIMEWAAN PROPINSI DAERAH ISTIMEWA ACEH

Memperkuat Toleransi Beragama

I. PENDAHULUAN. dan ingin meraih kekuasaan yang ada. Pertama penulis terlebih dahulu akan

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Secara historis masuknya Islam di Indonesia dengan sangat

MASYARAKAT MADANI. Hatiningrum, SH.M Si. Modul ke: Fakultas EKONOMI DAN BISNIS. Program Studi Manajemen

[102] Pancasila di Tangan Orba Monday, 22 April :22

PENDIDIKAN PANCASILA. Pancasila Sebagai Ideologi Negara. Modul ke: 05Fakultas EKONOMI. Program Studi Manajemen S1

Mengapa dalam beberapa tahun terakhir setiap Natal, negeri yang mayoritas Muslim ini seolah jadi negeri Kristen?

Peristiwa apa yang paling menonjol di tahun 2009, dan dianggap paling merugikan umat Islam?

{mosimage}muhammad Rahmat Kurnia Ketua Lajnah Fa'aliyah DPP HTI

Komentar Kyai terkait munculnya komik berbahasa Indonesia yang menghina Rasulullah SAW di internet baru-baru ini?

RERUM: Kumpulan Karya Ilmiah tentang Teologi dan Sosial

II. TINJAUAN PUSTAKA, KERANGKA PIKIR DAN PARADIGMA. berbagai cara untuk mencapai apa yang diinginkan. Menurut Pusat Pembinaan

BAB V KESIMPULAN. di Kerajaan Saudi. Ulama berperan dalam mendukung segala kebijakan-kebijakan

KONSEP TOLERANSI DAN KEBEBASAN BERAGAMA

SURVEY SETARA INSTITUTE : Membangun Stigma Negatif Terhadap Islam

BAB V. Penutup. Dari kajian wacana mengenai Partai Komunis Indonesia dalam Surat Kabar

PERATURAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 50 TAHUN 2014 TENTANG ORGANISASI DAN TATA KERJA KOMISI PENGAWAS HAJI INDONESIA

ISLAM DI ANTARA DUA MODEL DEMOKRASI

INTISARI. Judul Skripsi : Politik Keterbukaan Arab Saudi Dibawah Kepemimpinan. RajaAbdullah Bin Abdul Aziz Sejak Tahun 2005

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Suku Batak merupakan salah satu suku yang tersebar luas dibeberapa

BAB I PENDAHULUAN. keyakinan dan kepercayaannya. Hal tersebut ditegaskan dalam UUD 1945

Mam MAKALAH ISLAM. Maaf, Saya Muslim

RATIOLEGIS HUKUM RIDDAH

BAB I PENDAHULUAN. ajarannya akan berbeda dengan mainstream, bahkan memiliki kemungkinan terjadi

TOLERANSI SOSIAL MASYARAKAT PERKOTAAN

Peningkatan Kerjasama Indonesia India

PANCASILA DAN AGAMA STMIK AMIKOM YOGYAKARTA. Nama : Oni Yuwantoro N I M : Kelompok : A Jurusan : D3 MI Dosen : Drs. Kalis Purwanto, MM

BAB I. Pendahuluan. organisasi ulama tradisionalis di Jawa Timur. Kemudian Nadlatul Ulama pada

EMPAT AGENDA ISLAM YANG MEMBEBASKAN

Presiden Jokowi: Masyarakat Inggris Harus Lebih Mengenal Indonesia Rabu, 20 April 2016

BAB I PENDAHULUAN. Politik merupakan hal yang sering diperbincangkan dalam masyarakat. Apalagi tahun ini

BAB V KESIMPULAN. sehingga berada dalam ujung tanduk kehancuran, momentum yang tepat ini

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia adalah salah satu negara yang dilihat dari letak geografis

BAB V PENUTUP. mempertahankan identitas dan tatanan masyarakat yang telah mapan sejak lama.

MENJADI MUSLIM DI NEGARA SEKULER

BAB IV PENUTUP. Rais sebagai figur pemimpin, politikus, akademisi, tokoh Muhammadiyah,

KEPUTUSAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 22 TAHUN 2001 TENTANG BADAN PENGELOLA DANA ABADI UMAT PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

Transkripsi:

http://www.sinarharapan.co/news/read/31850/dawam-rahardjo-saya-muslim-dan-saya-pluralis- Dawam Rahardjo: Saya Muslim dan Saya Pluralis 03 February 2014 Ruhut Ambarita Politik dibaca: 279 Dawam Rahardjo. Ia meyakini setiap manusia memiliki kebebasan, terutama dalam memeluk agama dan kepercayaan. JAKARTA - Ia tidak gentar ketika sebagian umat Islam di Indonesia mencela karena pembelaannya terhadap kaum minoritas di Indonesia. Ia meyakini setiap manusia memiliki kebebasan, terutama dalam memeluk maupun menjalankan agama dan kepercayaannya. Dawam Rahardjo, pria Solo kelahiran 1942, sepanjang hidupnya telah melakoni banyak pekerjaan, mulai dari bankir, peneliti, dosen, hingga penasihat Presiden Bacharuddin Jusuf (BJ) Habibie. Ia kini seorang cendekiawan muslim yang sejak muda memiliki sikap liberal, pluralis, dan sekuler. Saya muslim dan saya pluralis, ujarnya. Tiga nilai yang ia percayai itu kemudian menjadi dasar keyakinannya membela kaum minoritas di Indonesia. Ahmadiyah adalah salah satu yang dibela Dawam, yang berujung pada pemecatannya sebagai anggota Muhammadiyah. Konsistensi keberpihakan Dawam terhadap kelompok minoritas membuatnya berhak atas anugerah Yap Thiam Hien 2013. Beberapa jam sebelum penganugerahan yang diberikan di Jakarta, Kamis (30/1) malam, wartawan SH, Ruhut Ambarita mewawancarinya. Apa makna penghargaan Yap Thiam Hien bagi Anda? Saya itu di kalangan muslim kontroversial. Jadi, kalau Anda membuka website, Facebook dan Twitter itu lebih banyak serangan-serangan dari kalangan muslim terhadap saya karena saya pluralis, sekuler, dan liberal. (Tapi) Memang itu ideologi saya. Saya muslim dan saya pluralis. 1

Tapi, saya punya pengertian sendiri mengenai trilogi (pluralisme, sekulerisme, dan liberalisme) itu. Kemudian ada komentar di Facebook, Dawam makin tua makin liberal. Maksudnya, saya kira, makin lama (saya) makin meninggalkan agama. Padahal, saya tidak pernah menjauh dari agama, bahkan saya banyak menulis pemikiran-pemikiran Islam. Jadi, saya tidak meninggalkan atau menjauhi Islam atau menjauhi Tuhan atau menjauhi agama. Saya justru mendekat pada agama, cuma memang tidak hanya Islam, tapi juga saya bersimpati dengan agama-agama lain. Kalau saya makin tua makin liberal itu (salah), saya ini sejak muda sudah liberal. Sejak saya SMP pergaulan saya di lingkungan sastrawan-sastrawan muda itu sudah plural. Dalam pergaulan yang plural bersama Ahmad Wahid dan Johan Effendi, saya sudah liberal, walaupun saat itu belum ada wacana pluralisme dan liberalisme. Tidak ada wacana itu. (Wacana pluralisme dan liberalisme) Baru sekarang ini muncul setelah ada aksi-aksi kekerasan atas nama agama dan sebagainya. Baru saya memberikan opini atau banyak orang memberikan opini yang ditengarai sebagai liberalisme atau pluralisme. Dalam konteks seperti itu, penghargaan bagi saya merupakan konfirmasi bahwa apa yang saya perjuangkan itu benar. Apa yang saya perjuangkan itu diakui kelompok atau institut yang memperjuangkan hak asasi manusia. Jadi, saya itu dibenarkan. Tapi di kalangan Islam tertentu, penghargaan itu justru memberikan konfirmasi kepada mereka, ternyata benar Dawam itu seorang liberal, sekuler, dan pluralis. Walaupun demikian, dari kalangan Islam, khususnya golongan muda, yang mendukung saya itu banyak. Baru saja saya mendapatkan telepon mengucapkan selamat (karena menerima penghargaan Yap Thian Hien) dari seorang tokoh muda Nahdlatul Ulama. Jadi, kalangan muslim pun, khususnya kalangan muda, itu mendukung saya. Jadi, barangkali penghargaan ini bersifat kontroversial. Saat ini dibangun opini oleh segelintir orang di masyarakat, seolah sekulerisme, pluralisme, dan liberalisme (trilogi) bertentangan dengan ajaran Islam. Apakah benar demikian? Kalau ortodoksi, iya. Artinya, tiga trilogi itu diharamkan Majelis Ulama, tapi kalangan muda (Islam) mendukung (trilogi). Mereka, sesuai (dengan trilogi itu), termasuk lembaga ini (Lembaga Studi Agama dan Filsafat) yang memperjuangkan 2

trilogi itu. Sama sekali tidak ada dalam ajaran Islam (menentang sekulerisme). Ada dukungan ayat-ayatnya (di Alquran). Misalnya, dalam surat Al-Hujuraat ayat 13. Jelas dikatakan dalam ayat itu, Tuhan menciptakan masyarakat berkelompok. Jadi, banyak identitas. Tapi, hendaknya mereka itu saling menghargai, saling mempelajari, memahami. Itu namanya prinsip ta aruf. Jadi ta aruf itu pluralisme. Dalam Islam dikatakan, jalan menuju Tuhan itu tidak satu, tapi banyak jalan menuju Tuhan. Itu di dalam Alquran. Jadi, berarti liberal itu. Kebebasan. Dalam kenyataannya di dalam Islam banyak alirannya. Jadi, pada dasarnya (Islam) itu liberal dan pluralis. Menurut Anda, apakah umat Islam di Indonesia banyak yang menentang trilogi? Itu soal persepsi. Menurut hemat saya, sebagian besar umat Islam memang ortodoks. Tapi ada kecenderungan ke arah liberalisasi. Jadi, Majelis Ulama (yang mengharamkan trilogi) itu menggambarkan pandangan elite dan merupakan satu pandangan. Itu belum tentu cocok dengan realitas. Realitas (masyarakat Indonesia) itu plural. Mayoritas umat Islam itu sebenarnya toleran. Itu sudah terjadi pada masa lalu, umat Islam toleran. Hanya baru-baru ini terjadi gejala-gejala tidak toleran. Tapi itu dipengaruhi berbagai faktor, di antaranya politik dan ekonomi. Jadi, inilah yang mendistorsi sikap-sikap umat Islam. Tapi itu kelompok kecil yang ekstrem. Islam pada umumnya berpikiran moderat dan itu diakui di seluruh dunia; Islam di Indonesia moderat. Paling tidak moderat di seluruh dunia Islam dibandingkan negara-negara Arab atau Asia Selatan dan lain-lain. Jadi, segelintir orang dan kelompok yang selama ini mengaku hendak menegakkan syariat Islam dengan melakukan provokasi hingga kekerasan terhadap umat dari agama lain, tidak mencerminkan ajaran Islam? Islam di Indonesia itu paling moderat. Hanya saja, sekarang diganggu faktor-faktor politik dan ekonomi. Jadi, berbagai macam tindakan kekerasan (yang mengatasnamakan agama pada saat ini) diprovokasi kelompok-kelompok tertentu yang militan. Mereka memengaruhi masyarakat. Masyarakat itu dihasut. Jadi, pada umumnya masyarakat Islam di Indonesia toleran. Buktinya (intoleransi) 3

hanya terjadi di beberapa daerah, seperti di Bekasi dan Bogor. Di tempat-tempat lain tidak ada. Damai. Di (tanah) Batak sendiri tidak ada. Di (wilayah) kalangan masyarakat Kristen ada masjid, di kalangan Islam seperti di Padang banyak juga gereja. Padahal umat Islam di Padang itu sangat kuat, tapi Kristen dan pembangunan gereja di Sumatera Barat tidak ada hambatan. Paling tidak, saya tidak pernah mendengar ada penolakan pembangunan gereja di Sumatera Barat. Anda mengatakan, toleransi di Indonesia dipengaruhi dan diganggu faktor-faktor politik dan ekonomi. Seperti apa penjelasannya? Seperti misalnya saja soal pengaruh Amerika Serikat. Ada konflik kebijakan antara negara-negara Islam dengan Blok Barat. Ada persaingan. Jadi, Saudi Arabia berusaha memengaruhi Kementerian Agama (di Indonesia). Misalnya saja soal Ahmadiyah. Soal Ahmadiyah itu sebenarnya persoalan politik. Jadi, ada persaingan antara Kekhalifahan Saudi Arabia dengan Kekhalifahan Ahmadiyah yang berpusat di London (Inggris). Ahmadiyah itu mirip Kristen. Jadi, bukan kekhalifahan politik. Kalau Saudi Arabia itu kekhalifahan politik. OKI (Organisasi Kerjasama Islam) dikuasai Saudi Arabia. Di situ terkandung kepentingan ekonomi. Kalau Ahmadiyah tidak, karena di sana terkandung kerohaniaan, kerajaan Tuhan. Jadi, sebenarnya ada persaingan dominasi antara kekhalifahan global Ahmadiyah dengan Saudi Arabia. Itu faktor politik internasional yang memengaruhi Indonesia. Ini merupakan hasil penelitian, tesis dari kawan saya, Fajar Nugroho. Penelitian itu (di antaranya) berdasarkan dokumen-dokumen dari Bakin (Badan Intelijen Indonesia). Dia melihat unsur-unsur politik luar negeri yang memengaruhi konflik di Indonesia. Pada 2006, Pimpinan Pusat Muhammadiyah memecat Anda dari keanggotaan karena membela Ahmadiyah. Mengapa Anda membela Ahmadiyah? Saya tetap Muhammadiyah. Jiwa saya tetap Muhammadiyah. Jadi, saya tidak bisa dikeluarkan dari Muhammadiyah. Itu hak saya. Kebebasan saya. Cuma dari segi organisasi saya dikeluarkan. Ahmadiyah itu adalah kelompok Islam yang paling cinta damai. Paling peaceful, 4

paling rukun. Ahmadiyah tidak hanya di Indonesia, tapi juga di Eropa. Mereka, walau diserang tidak mau membalas. Ahmadiyah tidak pernah menentang pemerintah yang resmi. Di mana pun juga, di Eropa maupun di Indonesia, tidak mau menentang. Juga dari segi teologi, Ahmadiyah itu rasional. Jadi, kalau kelompok itu rasional, mengerti paham mereka, itu tidak bisa disebut sesat. Sesat itu orang yang tidak tahu jalan, tersesat. Kalau dia tahu jalan tidak akan tersesat. Ahmadiyah itu jalan, jadi tidak bisa disebut sesat. Demikian juga dalam Islam, tidak ada yang berhak menganggap orang itu sesat kecuali Tuhan. Manusia tidak berhak, termasuk orang Islam, termasuk Majelis Ulama Indonesia, tidak berhak menuduh satu aliran itu sesat. Aliran apa pun juga. Memang, aliran sesat itu ada. Misalnya, aliran yang melanggar susila, ritus-ritusnya mengandung kesusilaan. Ada yang melakukan pembohongan publik, melakukan pengobatan-pengobatan berdasarkan agama, tidak ilmiah; melakukan tindak kekerasan, terorisme, bom bunuh diri. Itu sesat. Jadi, yang sesat itu yang melanggar hukum, yang melakukan kekerasan, yang melakukan pembohongan publik, yang melanggar susila. Itu yang sesat. Apakah Ahmadiyah melanggar susila? Tidak. Apakah Ahmadiyah melakukan kekerasan, mempropagandakan pengobatan palsu? Tidak ada. Tidak ada sedikit pun ajaran Ahmadiyah yang sesat. Saya menerima ajaran Ahmadiyah, tapi saya tidak percaya Mirza Ghulam Ahmad (pendiri gerakan keagamaan Ahmadiyah asal India) itu nabi. Tapi Ahmadiyah percaya. Kebebasan agama itu, walau menyembah batu, tidak bisa dicegah. Tidak bisa dicegah dan dipaksa. Hanya bisa diimbau melalui dakwah. Itu boleh. Tapi kalau melalui kekerasan tidak bisa, karena itu saya membela. Situasi intoleransi di Indonesia dinilai semakin mencemaskan. Menurut Anda, mengapa pemerintah membiarkan atau mendiamkan? Ada dua faktor. Faktor pertama adalah Kementerian Agama atau menteri agama takut terhadap mayoritas, tapi mayoritas yang semu bukan nyata. Mayoritas semu itu yang tergambar di Majelis Ulama. Kedua, Kementerian Agama itu takut terhadap Saudi Arabia karena banyak kepentingan. Misalnya, (kepentingan) soal haji, bantuan ekonomi, bantuan bidang pendidikan. Kementerian Agama sangat takut dengan Saudi Arabia. Jadi, saya sebut Indonesia 5

masih belum bebas. Politik luar negerinya itu belum bebas. Di satu sisi dipengaruhi, didominasi, dan didikte Amerika karena faktor ekonomi. Di sisi lain juga dipengaruhi Saudi Arabia yang juga karena kepentingan ekonomi berselubung agama. Memang, saat ini terjadi pembiaran oleh negara terhadap kelompok-kelompok yang mengancam kebebasan beragama. Itu bertentangan dengan konstitusi Pasal 29 Ayat 2, negara mengakui kebebasan beragama dan menjalankan ibadah menurut agama dan kepercayaan mereka. Kehidupan beragama di Indonesia merosot. Dalam statistik yang dipantau lembaga internasional, terjadi kemerosotan. Jadi, ada korelasi negatif antara proses liberalisasi dan demokratisasi dengan proses pelanggaran hak asasi manusia. Penghargaan (Negarawan Dunia) yang diterima Presiden Susilo Bambang Yudhoyono sebetulnya untuk memancing supaya dia mengubah sikapnya. Ternyata tidak, sehingga banyak protes. Kehidupan beragama di Indonesia tidak menjadi lebih baik. Lebih baik pada masa Orde Baru. Pada masa Orde Baru tidak ada konflik antar agama. Islam berkembang pesat, masjid dan gereja begitu banyak didirikan. Tidak ada penyerangan terhadap gereja, atau orang Kristen mendirikan gereja ditentang umat Islam pada masa Orde Baru. Adanya pada masa Reformasi. Itu ciri khas negara otoritarian. Jadi, negara otoritarian atau Orde baru itu menekan agama sebagai ideologi politik, tapi diimbangi dengan kebebasan dalam hal ritual. Kalau soal ritual bahkan dibangkitkan, dipergunakan pemerintah untuk membendung komunisme. Agama sebagai ideologi ditekan, tapi agama sebagai sebuah ibadah dilindungi dan dikembangkan. Menurut saya, faktor-faktor internasional (politik dan ekonomi) lebih dominan dalam memengaruhi kebebasan beragama di Indonesia. 6