Waris Menurut BW Bab I Pendahuluan Disusun Oleh: Dimas Candra Eka 135010100111036(02) Hariz Muhammad 135010101111182(06) Nyoman Kurniadi 135010107111063 (07) Edwin Setyadi K. 135010107111071(08) Dewangga K. 135010107111154 (10) A. Pengertian: seperangkat norma atau aturan yang mengatur mengenai berpindahnya atau beralihnya hak dan kewajiban (harta kekayaan) dari orang yang meninggal dunia (pewaris) kepada orang yang masih hidup (ahli waris) yang berhak menerimanya. 1 2 B. Istilah-istilah dalam Waris BW. 1. Peninggal warisan/pewaris : orang yang meninggal dunia dan meninggalkan harta benda kepada orang lain. 2. Ahli waris: orang yang menggantikan pewaris di dalam kedudukannya terhadap warisan, baik untuk seluruhnya, maupun untuk sebagian tertentu. 3. Harta warisan/warisan: segala harta kekayaan yang ditinggalkan oleh orang yang meninggal dunia berupa semua harta kekayaan dari yang meninggal dunia setelah dikurangi dengan semua hutangnya. 4. Boedel:warisan yang berupa kekayaan saja 5. Testament/wasiat: suatu akta yang memuat ketentuan mengenai harta peninggalannya, apabila seorang meninggal dunia. 6. Legaat/hibah wasiat: suatu testament dimana ditunjuk orang tertentu yang akan menerima suatu barang tertentu apabila pewaris meninggal dunia. 7. Legitieme portie: bagian dari harta peninggalan yang tidak dapat dikurangi dengan testament atau pemberian lainnya oleh pewaris. 3 4
C. Subjek&objek hukum waris BW. 1. Subjek - Peninggal warisan/pewaris - Ahli waris. -Pihak Ketiga: penerima Wasiat (testamentair erfrecht) Mengenai hal ini, seperti yang telah dijelaskan dalam BW sebelumnya bahwa dalam ahli waris menurut bw terdapat 4 golongan yang dimana system pemberiannya berdasarkan system tertutup/terhijab, selain 4 golongan tadi, BW juga secara tidak langsung memberikan peluang bagi yang bukan termasuk 4 golongan tersebut diatas berdasarkan wasiar pengangkatan waris. Surat pengangkatan waris ini ialah pengangkatan seseorang/beberapa orang yang diluar dari 4 golongan ahli waris bw yang seakan akan masuk didalam golongan tersebut. Mengengai pembagian harta warisannya juga didasarkan atas isi dari surat wasiat yang telah ditulis oleh pembuat surat wasiat pengangkatan ahli waris. Meskipun secara jelas tidak diatur dalam BW mengenai tata cara pembagian harta warisannya, maka kelompok kami berpendapat bahwa bagian harta yang diberikan kepada penerima wasiat ini didahulukan daripada penerima waris yang terdapat dalam golongan 1-4, hal ini dikarenakan apabila dihitung secara bersamaan mengenai harta warisan yang didapat, maka dalam pemberian harta wasrisan tertentu maka akan dapat melebihi dari harta peninggalan yang ada. Bab II A. Syarat-syarat umum pewarisan Adanya orang yang meninggal dunia / Pewaria / Erflater. Orang yang meninggal dunia dengan meningalkan hak dan kewajiban kepada orang lain yang berhak menerimanya. Adanya ahli waris yang berhak menerima harta kekayaan itu / Erfgenaam. Ahli waris yaitu orang yang masih hidup yang oleh hukum diberi hak untuk menerima hak dan kewajiban yang ditinggal oleh pewaris. Adanya Harta Warisan. Pada prinsipnya yang dapat diwarisi hanyalah hak hak dan kewajiban dalam lapangan harta kekayaan. 2. Objek - Harta warisan/warisan, harta warisan dibagi menjadi 2: Aktiva dan Passiva. 5 6 B. Orang yang berhak mendapat waris menurut UU. orang-orang yang berhak mendapatkan harta warisan atau yang disebut sebagai hak mutlak ( legitieme portie ) yaitu suatu bagian tertentu dari harta peninggalan yang tidak dapat dihapuskan oleh orang yang meninggalkan harta warisan. - Adapun golongan ahli waris yang berhak menerima warisan tersebut adalah : 1. Suami / isteri pewaris yang hidup lebih lama. Anak dan keturunan anak terus ke bawah. 2. Bapak / ibu. Saudara dan keturunan saudara terus ke bawah. 3. Nenek / kakek baik dari garis bapak atau garis ibu. Orang tua kakek / nenek seterusnya ke atas. 4. Paman / bibi baik dari garis bapak atau garis ibu. Keturunan paman / bibi sampai dengan derajat ke-6. Saudara kakek / nenek serta keturunannya sampai dengan derajat ke-6. C. Hak Saisine Para ahli waris secara otomatis memperoleh kekayaan si pewaris, tanpa ia harus melakukan sesuatu perbuatan apapun. D. Hereditas petito Merupakan hak ahli waris dalam menuntut agar benda-benda yang berhubungan dengan warisan, diserahkan/dikembalikan 7 8
E. Onwarrdig (tidak patut mewaris) Dianggap tidak patut menjadi Ahli Waris dan karenanya tidak berhak mewaris adalah : 1. mereka yang telah dihukum karena dipersalahkan telah membunuh atau mencoba membunuh pewaris. 2. mereka yang dengan putusan hakim dipersalahkan karena dengan fitnah mengajajukan pengaduan terhadap pewaris 3. mereka yang dengan kekerasan telah mencegah pewaris membut atau mencabut surat wasiatnya. 4. mereka yang telah menggelapkan, merusak atau memalsukan syarat wasiat pewaris. Selain itu, oleh undang-undang telah ditetapkan bahwa ada orang-orang yang berhubung dengan jabatan atau pekerjaannya maupun hubungannya dengan si pewaris, tidak diperbolehkan menerima keuntungan dari suatu surat wasiat. Mereka adalah : 1. Dokter yang merawat selama pewaris sakit. 2. Notaris yang membuat akta wasiat. 3. Saksi-saksi pada waktu pembuatan surat wasiat. 4. Pendeta yang memberikan sakramen terakhir. 9 F. Plaats Vervulling (Penggantian Tempat) Ahli waris pengganti berhubung orang yang berhak mewaris telah meninggal dunia lebih dahulu daripada pewaris. Misalnya seorang ayah meniggal lebih dahulu daripada kakek, maka anak-anak ayah yang meninggal itu menggantikan kedudukan ayahnya sebagai ahli waris dari kakek. Menurut undang-undang ada tiga macam penggantian (representatie) yaitu : 1. Penggantian dalam garis lurus ke bawah. Ini dapat terjadi dengan tiada batasnya. Tiap anak yang meninggal lebih dahulu digantikan oleh semua anak-anaknya. 2. Penggantiandalamgarissamping( zijlinie). Bahwa tiap saudara yang meninggal lebih dahulu maka kedudukannya digantikan oleh anak-anaknya. Ini juga dapat terjadi tiada batas. 3. Penggatian dalam garis samping, dalam hal yang tampil ke muka sebagai ahli waris anggota keluarga yang lebih jauh tingkat hubungannya daripada seorang saudara, misalnya seorang paman atau keponakan. Disini ditetapkan bahwa saudara dari seorang yang tampil ke muka sebagai ahli waris itu meninggal lebih dahulu, dapat digantikan anak-anaknya. 10 Bab III Golongan ahli waris menurut UU Pengertian Ahli Waris ab intestato diatur dalam pasal 832 KUHPdt, dinyatakan bahwa yang berhak menjadi Ahli Waris adalah para keluarga sedarah dan istri (sumi) yang masiih hidup dan jika ini semua tidak ada, maka yang berhak menjadi Ahli Waris adalah Negara. Ahli Waris ab intestato diatur dalam pasal 832 KUHPdt, dinyatakan bahwa yang berhak menjadi Ahli Waris adalah para keluarga sedarah dan istri (sumi) yang masiih hidup dan jika ini semua tidak ada, maka yang berhak menjadi Ahli Waris adalah Negara. Ahli Waris dibedakan menjadi 4 (empat) golongan ahli waris, yaitu: 1. Golongan I: Suami / isteri pewaris yang hidup lebih lama. Anak dan keturunan anak terus ke bawah. 2.Golongan II: Bapak / ibu. Saudara dan keturunan saudara terus ke bawah. 3.Golongan III: Nenek / kakek baik dari garis bapak atau garis ibu. Orang tua kakek / nenek seterusnya ke atas. 4.Golongan IV: Paman / bibi baik dari garis bapak atau garis ibu. Keturunan paman / bibi sampai dengan derajat ke-6. Saudara kakek / nenek serta keturunannya sampai dengan derajat ke-6. : 11 12
Bab IV Pewarisan Karena ada anak luar kawin yang diakui A. Pengertian Anak luar kawin yang diakui sah oleh bapak biologisnya adalah anak yang lahir diluar perkawinan orang tua biologisnya akan tetapi diakui sebagai anak oleh bapak atau ayah biologisnya. B. Anak Luar Kawin sebagai Ahli Waris dari orang tua yang mengakui. Anak luar kawin yang diakui sah hanya mempunyai hubungan perdata dengan bapak yang megakuinya sedangkan terhadap keluarga bapaknya tidak mempunyai hubungan perdata. Oleh karena itulah maka anak luar kawin yang diakui sah ini tidak bisa menjadi ahli waris pengganti, kecuali pengakuan yang dilakukan oleh bapak tersebut telah disetujui oleh sanak keluarga. Pengakuan anak luar kawin terbagi atas 2 macam, yaitu : 1. Pengakuan secara sukarela. 2. Pengakuan dengan paksaan. 13 14 C. Anak luar kawin sebagai pewaris Prof. Ali Afandi, S.H., dalam bukunya Hukum Waris Hukum Keluarga Hukum Pembuktian (hal. 40) menyebutkan bahwa Kitab Undang- Undang Hukum Perdata (BurgerlijkWetboek) mengadakan 3 penggolongan terhadap anak-anak: 1. Anak sah; 2. Anak yang lahir di luar perkawinan, tapi diakui oleh seorang ayah dan/atau seorang ibu.; 3. Anak lahir di luar perkawinan, dan tidak diakui, tidak oleh ayah maupun oleh ibunya. Ali Afandi menegaskan bahwa hukum waris dari anak yang lahir di luar kawin tapi diakui oleh ayah dan/atau ibu, hanya terdapat antara ia sendiri dengan orang tua yang mengakuinya. sesuai pengaturan KUH Perdata, waris mewaris hanya berlaku bagi anak luar kawin yang diakui oleh ayah dan/atau ibunya. Tanpa pengakuan dari ayah dan/atau ibu, anak luar kawin tidak mempunyai hak mewaris. 15 16
D. Anak Luar Kawin mewaris bersama (Ahli waris gol. I,II,III,IV) Dalam hal anak luar kawin yang ikut mewaris bersama ahli waris golongan I, II, III, IV telah diatur dalam beberapa pasal di dalam KUHPerdata, yaitu pada pasal 862 866 KUHPerdata. bahwasanya anak luar kawin yang ikut mewaris bersama dengan ahli waris golongan I, II, III, IV mempunyai bagian yang berbeda tergantung dengan kondisi, juga pemberian warisan terhadap anak luar kawin haruslah didahulukan. (Pasal864 KUHPerdata) 17 18 Bab V Testament A. Ketentuan Umum Dalam pasal 875 BW (bulgarijk wetbook), surat wasiat atau testament adalah suatu akta yang berisi pernyataan sesorang tentang apa yang akan terjadi setelah ia meninggal, dan yang olehnya dapat ditarikkembali. Hukum waris testament timbul atas dasar prinsip bahwa setiap orang berhak atau bebas untuk berbuat apa saja terhadap harta bendanya. Demikian juga orang tersebut bebas untuk mewasiatkan hartanya kepada siapa saja yang diingini walaupun demikian masih juga ada batas-batas yang diizinkan oleh undang-undang. B. Syarat membuat testament 1. Cakap berbuat hukum 2. berakal sehat 3. Tidak dibawah pengampuan 4. Tidak ada unsur paksaan, kekhilafan, penipuan dan kekeliruan 5. Isi harus jelas Unsur unsur testament 1. Testamen harus berbentuk akta 2. Berisi pernyataan kehendak 3. Baru akan berlaku setelah pembuat testament meninggal dunia 4. Dapat dicabut kembali 19 20
JENIS SURAT WASIAT menurut bentuknya 1. Surat wasiat olografis surat wasiat olografis adalah surat wasiat yang ditulis sendiri, diatur dalam BW pasal 931 dan seterusnya. Dalam ketentuannya, surat wasiat ini harus ditulis dan ditanda tangani oleh si pewaris dan kemudian disimpan oleh notaris, pada waktu menyimpan haruslah dihadiri oleh dua orang saksi. Jika pada waktu penyimpanan di notaris surat wasiat telah disegel maka si peninggal warisan dan saksi mencatat bahwa itu merupakan surat wasiatnya dan harus ditanda tanganinya. 2 Surat Wasiat Tak Rahasia (Openbaar Testament) SW ini Diatur dalam pasal-pasal 938 dan seterusnya. Menurut pasal ini harus dibuat dihadapan Notaris dan dihadiri oleh dua orang saksi. Setelah itu, maka si peninggal warisan menyatakan kehendaknya kepada notaris, kemudian notaris menulisnya dengan kata-kata yang terang, setelah hal ini sesuai dengan kehendak si peninggal warisan, maka oleh notaris dibuatkan akta yang harus ditanda tangani oleh notaris, si peninggal warisan, dan saksi-saksi. 21 22 3. Surat Wasiat rahasia(geheim) Dalam surat wasiat ini Pembuatannya harus ditulis sendiri kemudian dimasukan dan disegel sendiri oleh si penulis, dan diserahkan kepada notaris dengan dihadiri oleh enpat orang saksi. Kemudian si pewaris harus menjelaskan tentang surat wasiat tersebut kepada notaris, bahwa yang menulis surat tersebut adalah dia sendiri atau dituliskan oleh orang lain. Syarat-syarat pembuatannya diatur dalam BW pasal 940 dan 941. C. PENCABUTAN DAN WASIAT Di antara pencabutan dan gugurnya wasiat ada perbedaan; pencabutan ialah di dalam hal ini ada suatu tindakan dari pewaris yang meniadakan suatu testament, sedangkan, gugur ialah tidak ada tindakan dari pewaris tapi wasiat tidak dapat dilaksanakan, karena ada hal hal di luar kemauan pewaris. 1. TentangPencabutanSuatuWasiat Mengenai pencabutan wasiat secara tegas ada ketentuan ketentuan seperti berikut : 992, Suatu surat wasiat dapat dicabut dengan ; surat wasiat baru dan akta notaris khusus. Arti kata khusus, di dalam hal ini ialah bahwa isi dari akta itu harus hanya penarikan kembali itu saja. 2. Tentang Gugurnya Suatu Wasiat Dalam pasal 997 Jika suatu wasiat memuat suatu ketetapan yang bergantung kepada suatu peristiwa yang tak tentu : maka jika si waris atau legataris meninggal dunia, sebelum peristiwa itu terjadi, wasiat itu gugur pasal 998, Jika yang ditangguhkan itu hanya pelaksanaannya saja, maka wasiat itu tetap berlaku, kecuali ahli waris yang menerima keuntungan dari wasiat itu. 23 24
Bab VI Tentang Pengangkatan Waris dan Hibah Wasiat A. Wasiat yang berisi erfstelling atauwasiatpengangkatanwaris. Seperti disebut dalam pasal 954 wasiat pengangkatan waris, adalah wasiat dengan mana orang yang mewasiatkan, memberikan kepada seorang atau lebih dari seorang, seluruh atau sebagian ( setengah, sepertiga ) dari harta kekayaannya, kalau ia meninggal dunia. Orang orang yang mendapat harta kekayaan menurut pasal itu adalah waris di bawah titel umum. B. Wasiatyang berisihibah( hibahwasiat) ataulegaat. Pasal 957 memberi keterangan seperti berikut : Hibah wasiat adalah suatu penetapan yang khusus di dalam suatu testament, dengan mana yang mewasiatkan memberikan kepada seorang atau beberapa orang; beberapa barang tertentu, barang barang dari satu jenis tertentu, hak pakai hasil dari seluruh atau sebagian dari harta peninggalannya. Orang orang yang mendapat harta kekayaan menurut pasal ini disebut waris di bawah titel khusus. Sebelumnya biar jelas maka disini kami jkan menjelaskan mengenai apa itu wasiat hibah. Wasiat hibah ialah suatu penetapan yang khusus di dalam suatu testament, dengan mana yang mewasiatkan memberikan kepada seorang atau beberapa orang; beberapa barang tertentu, barang barang dari satu jenis tertentu, hak pakai hasil dari seluruh atau sebagian dari harta peninggalannya. Orang orang yang mendapat harta kekayaan menurut pasal ini disebut waris di bawah titel khusus. 25 26 Dalam mengenai barang khusus disini ialah suatu harta benda yang diberikan kepada si peninggal kepada penerima wasiat yang telah ditentukan secara KHUSUS dan SPESIFIK oleh pembuat wasiat, dalam pemberian batas maksimum nilai atas barang/benda yang diberikan kebapa penerima wasiat oleh pemberi wasiat tetap mengkuti legitime portie dari surat wasiat itu sendiir yaitu maksimal 1/3 dari jumlah harta kekayaan pemberi wasiat tersebut Bab VII Legitime Portie A. Menurut pasal 913 KUHPerdata yang dimaksud dengan Legitime Portie adalah sesuatu bagian dari harta peninggalan yang harus diberikan kepada waris, garis lurus menurut ketentuan undang-undang, terhadap mana si yang meninggal tak diperbolehkan menetapkan sesuatu, baik selaku pemberian antara yang masih hidup, maupun selaku wasiat. 27 28
Legitime portie untuk anak keturunan yang sah adalah sebagai berikut: a.satu orang anak LP-nya adalah ½ dari bagian menurut undang-undang. b.dua orang anak LP-nya adalah 2/3 dari bagian menurut undang-undang. c.tiga orang anak LP-nya adalah ¾ dari bagian menurut undang-undang. Legitime Portie Anak Adopsi. Seperti halnya terhadap hak mewaris anak angkat keturunan Tionghoa dalam pembuatan SKW mengacu pada ketentuan Pasal 12 ayat (1) Staatsblad 1917 Nomor 129 akan mengikuti hukum waris orang tua angkatnya dan mereka menerima hak yang sama dengan anak kandung dalam arti memiliki hak atas bagian mutlak (legitime portie) yang diatur dalam Pasal 913 KUHPerdata. Untuk perlindungan hak waris anak angkat (anak adopsi) maka sebelum membuat Surat Keterangan Waris, Notaris diwajibkan meminta keterangan pengecekan wasiat berdasarkan surat dari instansi yang berwenang saat ini yaitu Direktur Perdata dari Direktorat Jenderal Administrasi Hukum Umum, Kementerian Hukum dan Hak Asasi Manusia Republik Indonesia. 29 30 B. Harta peninggalan sewaktu peninggal warisan meninggal dunia, dihitung dan diinventarisir untuk mengetahui berapa nilai harganya. Nilai harga dari barang-barang yang mungkin ketika si peninggal warisan masih hidup diberikan ditambahkan dengan yang di atas. Jumlah di atas dikurangi dengan utang-utang yang pernah dibuat oleh si peninggal warisan. Sisa dari pengurangan tersebut menjadi dasar perhitungan LP. C. cara menilai Hibah Didalam hukum positif, mengenai hibah diatur pada pasal 1666 Bw- 1693BW Berikut kami uraikan syarat dan tatacara hibah berdasar KUHperdata: 1. Pemberi hibah harus sudah dewasa, yakni cakap menurut hukum, kecuali dalam hak yang ditetapkan dalam bab ke 7 dari buku ke 1 BW (pasal 1677 BW) 2. Suatu hibah harus dilakukan dengan suatu akta notaris yang aslinya disimpan oleh notaris (pasal 1682 BW) 3. Suatu hibah mengikat si pemberi hibah atau terbitkan sesuatu akibat mulai dari penghibahan dengan kata-kata yang tegas yang diterima si penerima hibah (pasal 1683 BW) Penghibahan kepada orang yang belum dewasa yang berada dibawah kekuasaan orangtua harus diterima oleh orang yang melakukan kekuasan orang tua (pasal 1685 BW) 31 32
Daftar Pustaka Drs sudarsono, s.h, hukum waris dan system bilateral. Jakarta,: PT rineka cipta, 1991 Prof ali afandi, S.H, hukum waris, hukum keluarga, hukum pembuktian, Jakarta,: pt rineka cipta, 2000 J satrio, hukum waris, purwokerto, penerbit alumni, 192 Bulgerijck wetbook 33