BAB I PENDAHULUAN. aplikasi implan tulang merupakan pendekatan yang baik (Yildirim, 2004).

dokumen-dokumen yang mirip
BAB I PENDAHULUAN. biomaterial logam, keramik, polimer dan komposit. kekurangan. Polimer mempunyai kekuatan mekanik yang sangat rendah

BAB I PENDAHULUAN. evaluasi laka lantas MABES Polri tercatat ada 61,616 kasus kecelakaan lalu lintas di

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. 4.1 Hasil Sintesis Nano-Komposit Hidroksiapatit/Kitosan (nha/cs)

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB I PENDAHULUAN. karies gigi (Wahyukundari, et al., 2009). Berdasarkan hasil riset dasar yang

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. manusia. Tanpa tulang tubuh tidak bisa berdiri tegak. Sel tulang alami pada tubuh

ADLN Perpustakaan Universitas Airlangga BAB I PENDAHULUAN. sedang dikembangkan saat ini adalah komposit kolagen hidroksiapatit.

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. sekitar delapan juta orang mengalami kejadian patah tulang dengan jenis patah

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

1BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB III METODE PENELITIAN. Teknologi Universitas Airlangga, Laboratorium Kimia Fisik-Analitik Fakultas

BAB I PENDAHULUAN. Dewasa ini kebutuhan masyarakat akan bahan rehabilitasi. cukup besar, sehingga berbagai upaya dikembangkan untuk mencari

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. tahunnya. Sihombing (2009) menyebutkan bahwa menurut data "Indonesian

PROSES SINTESA DAN PENGUJIAN XRD HIDROKSIAPATIT DARI GIPSUM ALAM CIKALONG DENGAN BEJANA TEKAN

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. metode freeze drying kemudian dilakukan variasi waktu perendaman SBF yaitu 0

Sintesa dan Studi XRD serta Densitas Serbuk Hidroksiapatit dari Gipsum Alam Cikalong dengan 0,5 Molar Diamonium Hidrogen Fosfat

I. PENDAHULUAN. bidang kesehatan bahan ini biasa diimplankan di dalam tubuh manusia untuk

PROSES SINTESA HIDROKSIAPATIT DARI CUTTLEFISH LAUT JAWA (KENDAL) DENGAN BEJANA TEKAN

BAB IV. karakterisasi sampel kontrol, serta karakterisasi sampel komposit. 4.1 Sintesis Kolagen dari Tendon Sapi ( Boss sondaicus )

I. PENDAHULUAN. tulang dan gigi diharapkan dapat meningkatkan pertumbuhan sel-sel yang akan

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

I. PENDAHULUAN. fosfat dan kalsium hidroksida (Narasaruju and Phebe, 1996) dan biasa dikenal

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. yang terjadi akibat kerusakan serat kolagen ligamentum periodontal dan diikuti

ADLN - PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA BAB I PENDAHULUAN

Studi Kualitas Diamonium Hidrogen Fosfat Brataco Dengan Pengujian XRD dan AAS

Proses Sintesa dan Pengujian X-Ray Diffraction (XRD) Hidroksiapatit dari Bulk Gipsum Alam Cikalong dengan Bejana Tekan

Proses Sintesa dan Pengujian XRD. dengan Proses Terbuka

BAB I PENDAHULUAN. Dokter gigi sering mengalami kesulitan dalam merestorasi gigi pasca

STUDI PENGUJIAN SEM DAN EDX HIDROKSIAPATIT DARI GIPSUM ALAM CIKALONG DENGAN 0

BAB I PENDAHULUAN. memproduksi sel darah. Karena peranannya ini, kerusakan tulang dapat

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang

STUDI XRD PROSES SINTESA HIDROKSIAPATIT DENGAN CARA HIDROTERMAL STOIKIOMETRI DAN SINTERING 1400 C

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Tulang seperti halnya jaringan hidup lainnya pada tubuh manusia dapat

Upaya Meningkatkan Kuat Tekan Komposit Ha-Kitosan Sebagai Kandidat Aplikasi Implan Tulang Kortikal.

BAB 5 HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. (penyakit pada tulang dan jaringan otot) yang tidak menular dan menjadi penyebab

ADLN Perpustakaan Universitas Airlangga BAB I PENDAHULUAN. bagi mikroorganisme dan menghilangkan kelebihan eksudat.

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. Karakterisasi mikroskopik yang pertama dilakukan adalah analisis

ADLN Perpustakaan Universitas Airlangga BAB I PENDAHULUAN. lembab karena sejatinya kulit normal manusia adalah dalam suasana moist atau

BAB 1 PENDAHULUAN. Pengaruh variasi..., Agung Prasetyo, FT UI, 2010.

ADLN Perpustakaan Universitas Airlangga BAB I PENDAHULUAN. Berdasarkan informasi dari dalam Laurencin and Nair,

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. 4.1 Ekstraksi Kolagen Kulit Ikan Lele Sangkuriang. Langkah awal dalam proses ekstraksi kolagen dari kulit ikan Lele

I. PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Dalam Global Burden Disease Report, World Health Organization (WHO)

TINJAUAN PUSTAKA Aplikasi Hidroksiapatit Berpori

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN. Universitas Sumatera Utara

BAB III METODE PENELITIAN

Biokeramik pada Dental Implant

BAB I PENDAHULUAN I.1 Latar Belakang dan Permasalahan

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

I. PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. transplantasi. Lebih dari satu juta pasien dirawat karena masalah skeletal, bedah

BAB I PENDAHULUAN 1. 1 Latar Belakang

1. PENDAHULUAN 2. TINJAUAN PUSTAKA

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi memunculkan penemuan

Uji Mikrostruktur dengan SEM HASIL DAN PEMBAHASAN Cangkang Telur Hidroksiapatit

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Implan gigi digunakan untuk mengganti gigi yang hilang dan

ANALISIS DERAJAT KRISTALINITAS, UKURAN KRISTAL DAN BENTUK PARTIKEL MINERAL TULANG MANUSIA BERDASARKAN VARIASI UMUR DAN JENIS TULANG MELLY NURMAWATI

ADLN Perpustakaan Universitas Airlangga BAB III. (HCl), 40 gram NaOH, asam fosfat, 1M NH 4 OH, 5% asam asetat (CH 3 COOH),

BAB I PENDAHULUAN. diperlukan pencangkokan tulang. Tulang merupakan jaringan kedua terbanyak. tahun dilakukan diseluruh dunia (Greenwald, 2002).

Sintesis dan Karakterisasi Komposit Hidroksiapatit dari Tulang Sotong (Sepia sp.)-kitosan untuk Kandidat Aplikasi Bone Filler

SINTESIS DAN KARAKTERISASI KOMPOSIT HIDROKSIAPATIT DARI TULANG IKAN LAMURU (Sardilnella Longiceps)-KITOSAN SEBAGAI BONE FILLER

SPEKTROSKOPI INFRAMERAH, SERAPAN ATOMIK, SERAPAN SINAR TAMPAK DAN ULTRAVIOLET HIDROKSIAPATIT DARI CANGKANG TELUR FIFIA ZULTI

BAB I PENDAHULUAN. jaringan, setelah transplantasi gigi. Meskipun ada kemungkinan bahwa prosedur

I. PENDAHULUAN. ekosistem di dalamnya. Perkembangan industri yang sangat pesat seperti

BAB I PENDAHULUAN. organik dan anorganik terutama garam-garam kalsium seperti kalsium fosfat dan

BAB 5 HASIL PENELITIAN

I. PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. alami atau akibat pencabutan gigi. Di bidang Prostodonsia seseorang yang kehilangan

kimia Kelas X LARUTAN ELEKTROLIT DAN NONELEKTROLIT K-13 A. Pengertian Larutan dan Daya Hantar Listrik

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

CANGKANG TELUR AYAM RAS DENGAN VARIASI KOMPOSISI DAN PENGARUHNYA TERHADAP POROSITAS, KEKERASAN, MIKROSTRUKTUR, DAN KONDUKTIVITAS LISTRIKNYA

4. HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi memunculkan penemuanpenemuan

BAB I PENDAHULUAN. I.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. gigi pada satu lengkung rahang atau gigi antagonis. Maloklusi dapat dikoreksi

Pengaruh Komposisi Terhadap Densitas dan Kekerasan Nanokomposit Hidroksiapatit- Polietilen Glikol

BAB I PENDAHULUAN. telah tanggal. Selama lebih dari 35 tahun dental implantology telah terbukti

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. Sebelum melakukan uji kapasitas adsorben kitosan-bentonit terhadap

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah. prosedur yang kompleks dengan kemungkinan resiko terhadap pasien

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Tulang merupakan suatu jaringan ikat tubuh terkalsifikasi yang terdiri dari

ADLN PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA BAB 1 PENDAHULUAN. obat-obatan kimia. Khasiat obat tradisional pada umumnya dipercaya

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. I.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. Kitosan dihasilkan dari kitin dan mempunyai struktur kimia yang sama

3. Metodologi Penelitian

SINTESIS DAN KARAKTERISASI NANOPORI TiO2-SiO2/KITOSAN DENGAN PENAMBAHAN SURFAKTAN DTAB SKRIPSI SARJANA KIMIA. Oleh STEFANI KRISTA BP :

SINTESIS DAN KARAKTERISASI KOMPOSIT APATIT-KITOSAN DENGAN METODE IN-SITU DAN EX-SITU ASTRI LESTARI

HASIL DAN PEMBAHASAN. Gambar 1 Ikan alu-alu (Sphyraena barracuda) (

4. Hasil dan Pembahasan

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang

PENDAHULUAN BAB I. 1.1 Latar Belakang

TINJAUAN PUSTAKA Tulang

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pencabutan gigi merupakan tindakan yang cukup sering dilakukan di bidang

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB III METODE PENELITIAN. bulan Agustus 2011 sampai bulan Januari tahun Tempat penelitian

Transkripsi:

1 BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Manusia menghadapi permasalahan serius dalam aktivitasnya yang disebabkan oleh kecelakaan dan penyakit. Kasus kecelakaan kerap mengakibatkan korbannya menderita luka berat, yaitu cacat tubuh seperti patah tulang. Tercatat kecelakaan lalu lintas di Indonesia mengalami peningkatan sepanjang tahun. Sejumlah 3.232 korban kecelakaan mengalami luka berat (patah tulang) (Republika, 2010). Hal ini berdampak pada meningkatnya kebutuhan akan implantasi tulang. Teknologi implantasi untuk mengatasi permasalahan tulang berkembang cukup pesat. Terdapat empat macam biomaterial sebagai bahan rehabilitasi jaringan tulang. Empat biomaterial tersebut adalah biomaterial logam, keramik, polimer dan komposit. Biomaterial implan masing-masing memiliki kelebihan dan kekurangan. Polimer mempunyai kekuatan mekanik yang sangat rendah dibandingkan tulang. Logam mempunyai keunggulan pada sifat mekanik yaitu ketahanan dan kekuatan, tetapi mereka sangat korosif. Keramik mudah rapuh dan ketangguhan rendah. Sedangkan pada komposit memiliki keunggulan diantaranya berat yang lebih ringan, kekuatan yang lebih tinggi dan tahan korosi, Ketika semua biomaterial dari polimer, keramik dan logam dianggap kurang mampu mengatasi permasalahan, memproduksi material dari bahan komposit untuk aplikasi implan tulang merupakan pendekatan yang baik (Yildirim, 2004).

2 Biomaterial komposit sebagai biomaterial implan memberikan kemudahan dalam hal mengatur sifat dan karakteristik. Mendapatkan karakteristik biomaterial komposit dengan merancang dan menggabungkan lebih dari satu tipe material dari setiap komponen terbaik penyusunnya. Memilih kombinasi material serat dan matriks yang tepat, suatu material implan dapat dibuat dengan sifat yang tepat sama dengan kebutuhan sifat untuk memperbaiki suatu kerusakan jaringan pada tulang. Pengembangan biomaterial komposit yang banyak digunakan dalam bidang rehabilitasi jaringan adalah biokeramik berbasis hidroksiapatit [HA, Ca 10 (PO 4 ) 6 (OH) 2 ]. Hidroksiapatit merupakan jenis biomaterial keramik yang mampu menggantikan mineral jaringan tulang. Hal ini karena, hidroksiapatit memiliki komposisi yang hampir mirip dengan tulang manusia yaitu tersusun dari mineral kalsium (Ca) dan fosfor (P). Bahan rehabilitasi jaringan tulang hidroksiapatit diharapkan dapat meningkatkan pertumbuhan sel-sel yang akan memperbaiki fungsi daur kehidupan jaringan yang digantikan (Noshi et al, 2000). Biokeramik berbasis hidroksiapatit tidak hanya bersifat biokompatibel atau bekerja sesuai dengan respon jaringan tubuh manusia tetapi juga bersifat resorbable atau terserap tulang (Is Sopyan, 2003). Penelitian tentang biomaterial komposit berbasis hidroksiapatit pernah dilakukan oleh Smallman pada tahun 2000. Smallman mendapatkan adanya keterbatasan hidroksiapatit murni sebagai material implan, yakni memiliki kerapuhan (bersifat getas dan mudah patah). Permasalahan ini diharapkan dapat diatasi dengan penggabungan hidroksiapatit ke dalam matriks polimer dari tulang.

3 Kitosan merupakan polimer alam yang ditemukan dalam jumlah besar, mempunyai sifat yang sangat baik seperti biokompatibilitas, bioresorbability dan tidak beracun. Penambahan kitosan yang dilakukan dapat meningkatkan kristanilitas dan kelenturan serta biokompatibilitas dari HA. Komposit polimer dalam tulang, kitosan yang umumnya diperoleh dari proses deasetilasi kitin telah banyak digunakan dalam biomedis implantasi untuk memperbaiki jaringan kolagen tulang (Park et al, 2000; Suh & Matius, 2000). Demikian kitosan merupakan polimer kolagen organik yang memenuhi persyaratan dalam sintesis nanokomposit hidroksiapatit/kitosan (n-ha/cs). Bahan implan atau bone filler yang digunakan pada tulang harus memiliki syarat biokompatibel dan biofungsional sehingga harus diuji sitokompatibilitas terlebih dahulu. Uji sitokompatibilitas ditujukan untuk menentukan potensi toksisitas suatu senyawa yang diberikan kepada subyek. Uji sitotoksisitas ditujukan untuk memaparkan adanya efek toksik dan atau untuk menilai batas keamanan dalam kaitannya dengan penggunaan suatu senyawa terhadap sel hidup. Selain itu, uji ini juga digunakan untuk menentukan spektrum efek toksis senyawa terhadap beberapa fungsi vital tubuh. Kultur jaringan yang digunakan untuk kultur organ atau kultur sel diperoleh dari jaringan asal yang di subkultur untuk memperoleh kultur sel standar. Kultur tersebut merupakan kultur sel yang masih hidup dan mampu melekat pada dinding cawan kultur, pada fase ini kultur sel morfologinya hampir serupa dengan jaringan asalnya. Kultur sel yang digunakan adalah sel fibroblas. Beberapa keuntungan penggunaan kultur jaringan (sel fibroblas) yaitu pertama, kondisi lingkungan (ph,

4 temperatur, tekanan osmotik, O2) dapat di kontrol dengan tepat. Kedua, kultur yang didapat adalah homogen walaupun berasal dari sampel jaringan yang heterogen umur dan bentuknya. Ketiga, jaringan dan reagen yang dibutuhkan hanya sedikit namun dapat melihat perubahan pada sel secara langsung. Secara in vitro respon toksik suatu substansi bahan dapat diukur dengan parameter perubahan kemampuan hidup sel, kerusakan sel atau metabolisme sel. Kuantitas maupun kualitas diamati dengan metode pewarnaan. Sitotoksisitas nanokomposit hidroksiapatit/kitosan (n-ha/cs) pada kultur sel fibroblas ditentukan dengan mengukur tingkat absorbansi sel yang masih hidup terhadap zat warna garam tetrazolium (MTT) dengan rumus perhitungan persentase kematian sel. Pengujian sitokompatibilitas ini diharapkan mampu mendapatkan bahan yang tidak toksik sehingga aman untuk digunakan sebagai bahan implan. Pada sitokompatibilitas dilakukan melalui uji sitotoksisitas dengan metode cell viability study. Uji sitotoksisitas dilakukan untuk mengetahui efek toksik suatu bahan secara langsung terhadap kultur sel (Rachadini, 2007). 1.2. Rumusan Masalah Berdasarkan latar belakang permasalahan yang telah diuraikan, dapat dirumuskan permasalahan, yaitu : Bagaimana pengaruh variasi komposisi bahan nanokomposit hidroksiapatit/kitosan (n-ha/cs) pada sitokompatibilitas?

5 1.3. Batasan Masalah Batasan masalah yang akan dibahas pada penelitian ini antara lain: 1. Sampel yang akan digunakan adalah n-ha dengan variasi konsentrasi sebesar 10%, 20%, 30%, 40%, 50% dan 60%. 2. Material yang akan ditambahkan adalah kitosan. 3. Sitokompatibilitas diuji dengan sifat sitotoksisitas menggunakan cell viability study dengan metode uji MTT menggunakan cell lines BHK-21 (Baby Hamster Kidney). 1.4. Tujuan Penelitian Penelitian ini bertujuan mengetahui pengaruh variasi komposisi bahan nanokomposit hidroksiapatit/kitosan (n-ha/cs) pada sitokompatibilitas untuk mendapatkan suatu biomaterial komposit yang dapat diaplikasikan sebagai bahan implan. 1.5. Manfaat Penelitian Penelitian ini diharapkan dapat memberikan informasi ilmiah mengenai pengaruh kitosan pada nanokomposit hidroksiapatit/kitosan (n-ha/cs), karakterisasi serta sifat sitokompatibiliti sehingga mampu dikembangkan jenis biomaterial komposit baru dengan ketangguhan yang lebih baik sebagai material jaringan tulang.