PENGARUH PENYULUHAN KESEHATAN TENTANG MENOPAUSE TERHADAP KESIAPAN MENTAL MENGHADAPI MENOPAUSE PADA WANITA PREMENOPAUSE DI DUSUN TEBON SIDOLUHUR GODEAN SLEMAN YOGYAKARTA TAHUN 2007 Oleh: Suryati 3 ABSTRACT Background: There are many women which approached of menopause in the village Tebon Sidoluhur Godean Sleman of Yogyakarta. There are 46 people who have the wrong perception of menopause. Menopause means entering old age, non-productive time (biological), a period of no longer useful in society, as well as the emergence of myth about menopause such as the inability of sex. Objective: This study aims to determine the effect of providing health counseling about menopause on mental preparedness in the face of menopause in pre-menopausal women. This study is a type of research Quassy Experiment. Result: The results show that the levels of knowledge of the respondents in the category after have counseling is good enough and the level of preparedness in the face of pre-menopausal women after menopause get extension is quite ready. There are effects between giving information on health of menopause on the readiness of pre-menopausal women in the face of menopause. Key words: Health Counseling, Menopause 3 Staf Pengajar Stikes Surya Global Yogyakarta 65
PENDAHULUAN Jumlah perempuan Indonesia tahun 2000 yang berusia diatas 50 tahun dan diperkirakan telah memasuki usia menopause sebanyak 15,5 juta orang. Tahun 2020 diperkirakan jumlah perempuan yang hidup dalam usia menopause adalah 30,3 juta. Berkat pembangunan di bidang kesehatan, angka harapan hidup perempuan juga meningkat. Satu segi patut gembira karena usia harapan hidup perempuan meningkat, Di segi lain, mereka harus melewati usia tua dengan berbagai masalah kesehatan. Bagi wanita begitu memasuki usia menopause timbullah berbagai macam keluhan yang sangat mengganggu (Prawirohardjo, 2003). Banyak wanita merasa khawatir menghadapi menopause, karena mereka beranggapan bahwa wanita yang berusia lanjut akan mangalami hidup yang kurang sehat, kurang bugar, tidak cantik lagi dan cepat marah. Menopause merupakan satu fase kehidupan yang harus dialami dan tidak dapat dihindari oleh setiap wanita (Northrup, 2006). Tahapan terakhir, selain menghadapi proses menua, wanita juga mengalami keadaan khusus yaitu menopause. Meno (menstruasi) pause (stop) mempunyai arti berhentinya siklus haid atau menstruasi. Masamasa sebelum dan setelah menopause disebut masa klimakterium. Masa inilah terjadi perubahan yang nyata pada metabolisme, fisik dan psikis, yang selanjutnya dapat menimbulkan dampak sosial. Sebagai langkah persiapan hidup dengan menopause, sebaiknya hal-hal mengenai menopause telah dipahami oleh wanita sejak awal (FKUI, 2005). Wawancara yang dilakukan pada bulan Februari 2007 di tiga Kecamatan Godean pada 18 orang wanita usia 40-45 tahun, yaitu Dusun Tebon, Dusun Kunden dan Dusun Dadapan, didapatkan data bahwa dari ketiga dusun ini belum pernah diberikan penyuluhan kesehatan tentang menopause. Di dusun Kunden terdapat 10 orang, dusun Dadapan terdapat 8 orang, sedangkan dusun Tebon Sidoluhur Godean Sleman Yogyakarta ini terdapat 13 orang yang mempunyai persepsi yang salah mengenai menopause seperti mengalami menopuse berarti memasuki masa tua, masa non produktif (biologis), masa tidak berguna lagi di masyarakat, serta munculnya mitos sekitar menopause seperti kemampuan seks mati. Resiko timbulnya keluhan tersebut akan menurun jika wanita mempersiapkan diri secara fisik dan psikis sejak masih muda yaitu sejak masa reproduksi berlangsung. TUJUAN PENELITIAN Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh pemberian penyuluhan kesehatan tentang menopause terhadap kesiapan mental dalam menghadapi menopause pada wanita premenopause di dusun Tebon Sidoluhur Godean Sleman Yogyakarta. METODE PENELITIAN Penelitian ini termasuk dalam jenis penelitian Quassy Experiment atau eksperimen semu karena eksperimen ini belum atau tidak memiliki ciri-ciri rancangan eksperimen yang sebenarnya, karena variabelvariabel yang seharusnya dikontrol atau dimanipulasi, oleh sebab itu 66
validitas penelitian menjadi kurang cukup untuk disebut sebagai eksperimen yang sebenarnya (Notoatmodjo, 2005). Penelitian ini menggunakan jenis penelitian deskriptif kuantitatif yaitu metode penelitian yang dilakukan dengan tujuan utama untuk membuat gambaran atau deskripsi tentang suatu keadaan secara obyektif yang datanya dijelaskan dalam bentuk angka (Notoatmodjo, 2005). Rancangan penelitiannya adalah Non-equivalent control group. Rancangan penelitian ini penulis membagi subyek menjadi dua kelompok, satu kelompok sebagai kelompok eksperimen yang diberi perlakuan (penyuluhan kesehatan) dan satu kelompok sebagai kelompok control tanpa diberi perlakuan. Pengukuran dilakukan sebelum dan sesudah diberi perlakuan dengan menggunakan pre test dan post test pada kedua kelompok naracoba. POPULASI DAN SAMPEL Populasi pada penelitian ini adalah semua wanita premenopause yang berumur 40-45 tahun. Berdasarkan survey pendahuluan didapatkan jumlah populasi sebanyak 62 orang. Penelitian ini ada 60 orang yang diambil sebagai responden, karena 2 orang menolak untuk dijadikan responden. Sampel akan dibagi menjadi 2 kelompok, sebagai kelompok eksperimen dan 30 orang lagi sebagai kelompok control. Mendapatkan kelompok eksperimen dan kelompok kontrol yaitu dengan pengambilan sampel secara simple random sampling. LOKASI DAN WAKTU PENELITIAN Penelitian ini mengambil tempat di Dusun Tebon Sidoluhur Godean Sleman Yogyakarta. Sedangkan waktu penelitian akan dilaksanakan pada bulan April-Mei 2007. TEKNIK PENGUMPULAN DATA Pengumpulan data dalam penelitian ini dilakukan dengan memberikan pre test sebelum diberi perlakuan pada kelompok eksperimen dan kelompok control. Kemudian pada kelompok eksperimen diberikan penyuluhan kesehatan tentang menopause sedangkan pada kelompok kontrol tidak diberikan penyuluhan kesehatan. Kemudian diadakan post test pada kedua kelompok. INSTRUMEN PENELITIAN Instrumen penelitian yang digunakan adalah kuesioner dan responden dapat menjawab dengan memberi tanda ( ) di depan jawaban. Kuesioner yang digunakan adalah kuesioner tertutup, yang disusun secara terstruktur yang berisi pertanyaan yang harus diisi responden. Tingkat pengetahuan responden tentang Menopause diukur berdasarkan jawaban responden terhadap kuesioner yang diberikan pada variabel pengetahuan yang berjumlah 14 soal. Sedangkan kuesioner yang diberikan pada variabel kesiapan mental adalah 11 soal. Data yang dikumpul dilakukan kategori menurut skala ordinal, dengan mempehatikan jawaban yang benar dengan ketentuan yang mencakup Pengetahuan sangat baik, 67
Pengetahuan Baik, Pengetahuan Baik, Pengetahuan Cukup Baik, Pengetahuan Kurang Baik, Pengetahuan Kurang Baik Sekali. Kesiapan mental yaitu Sangat Siap, Siap, Cukup Siap, Kurang Siap, Kurang Siap Sekali (Riwidikdo, 2007). HASIL PENELITIAN Distribusi usia responden pada kelompok eksperimen didominasi olah usia antara 43-45 tahun, yaitu sebanyak 19 orang, berdasarkan tingkat pendidikan, responden terbanyak adalah dengan tingkat pendidikan SLTP, yaitu sebanyak 11 orang, berdasarkan pekerjaan responden didominasi dengan pekerjaan sebagai ibu rumah tangga sebanyak 9 orang, berdasarkan status perkawinan,didominasi responden yang masih terikat perkawinan sebanyak 26 orang. Sedangkan berdasar status menstruasi dan status penggunaan alat kontrasepsi, didominasi responden yang masih mengalami menstruasi sebanyak 30 orang dan sudah tidak menggunakan alat kontrasepsi lagi yaitu sebanyak 30 orang. Distribusi usia responden pada kelompok control didominasi olah usia antara 43-45 tahun, yaitu sebanyak 17 orang, berdasarkan tingkat pendidikan, responden terbanyak adalah dengan tingkat pendidikan SLTP, yaitu sebanyak 12 orang, berdasarkan pekerjaan responden didominasi dengan pekerjaan sebagai wiraswasta sebanyak 9 orang, berdasarkan status perkawinan, didominasi responden yang masih terikat perkawinan sebanyak 27 orang. Sedangkan berdasar status menstruasi dan status penggunaan alat kontrasepsi, didominasi responden yang masih mengalami menstruasi sebanyak 30 orang dan sudah tidak menggunakan alat kontrasepsi lagi yaitu sebanyak 30 orang. Tabel 1. Distribusi Tingkat Pengetahuan Responden Tentang Menopause Pada Kelompok Eksperimen Sebelum dan Sesudah Diberikan Penyuluhan di Dusun Tebon Sidoluhur Godean Sleman Yogyakarta. No Kategori Frekuensi KE Sebelum Sesudah Penyuluhan penyuluhan 1 Sangat baik 2 orang 4 orang 2 Baik 7 orang 6 orang 3 Cukup Baik 9 orang 10 orang 4 Kurang Baik 10 orang 9 orang 5 Kurang Baik Sekali 2 orang 1 orang Tabel 2. Distribusi Tingkat Pengetahuan Responden Tentang Menopause Pada Kelompok Kontrol (Pre-Test) di Dusun Tebon Sidoluhur Godean Sleman Yogyakarta. 68
No Kategori Frekuensi KK Pre-Test Post-Test 1 Sangat Baik 1 orang 2 orang 2 Baik 10 orang 7 orang 3 Cukup Baik 10 orang 12 orang 4 Kurang Baik 7 orang 7 orang 5 Kurang Baik Sekali 2 orang 2 orang Tabel 3. Distribusi Tingkat Kesiapan Responden dalam Menghadapi Menopause Pada Kelompok Eksperimen Sebelum Diberikan Penyuluhan di Dusun Tebon Sidoluhur Godean Sleman Yogyakarta. No Kategori Frekuensi 1 Sangat Siap 1 orang 2 Siap 9 orang 3 Cukup Siap 11 orang 4 Kurang Siap 6 orang 5 Kurang Siap Sekali 3 orang Tabel 4 Distribusi Tingkat Kesiapan Responden dalam Menghadapi Menopause pada Kelompok Eksperimen Sesudah Diberikan Penyuluhan di Dusun Tebon Sidoluhur Godean Sleman Yogyakarta. No Kategori Frekuensi 1 Sangat Siap 3 orang 2 Siap 4 orang 3 Cukup Siap 17 orang 4 Kurang Siap 5 orang 5 Kurang Siap Sekali 1 orang Tabel 5. Distribusi Tingkat Kesiapan Responden Dalam Menghadapi Menopause Pada Kelompok Kontrol (Pre-Test) Tanpa Diberikan Penyuluhan Di Dusun Tebon Sidoluhur Godean Sleman Yogyakarta. No Kategori Frekuensi 1 Sangat Siap 1 orang 2 Siap 9 orang 3 Cukup Siap 10 orang 4 Kurang Siap 8 orang 5 Kurang Siap Sekali 2 orang 69
Tabel 6. Distribusi Tingkat Kesiapan Responden dalam Menghadapi Menopause Pada Kelompok Kontrol (Post-Test) Tanpa Diberikan Penyuluhan di Dusun Tebon Sidoluhur Godean Sleman Yogyakarta. No Kategori Frekuensi 1 Sangat Siap 2 orang 2 Siap 9 orang 3 Cukup Siap 10 orang 4 Kurang Siap 7 orang 5 Kurang Siap Sekali 2 orang PEMBAHASAN Setelah dilakukan perhitungan dan diuji mengguna-kan Paired t Test menunjukkan adanya pengaruh yang signifikan antara pemberian penyuluhan terhadap kesiapan ibu dalam menghadapi menopause sebelum dan sesudah perlakuan, denganangka signifikan (P) = 0,000. Nilai P tersebut lebih kecil dari 0,05 (P<0,05), maka Hο ditolak artinya ada beda rata-rata antara nilai kesiapan sebelum dan sesudah dilakukan penyuluhan. Dari nilai t hitung sebesar 5,646 menunjukkan bahwa sebelum pemberian penyuluhan lebih kecil daripada sesudah pemberian penyuluhan. Dari nilai Mean dapat dilihat bahwa sebelum dilakukan pemberian penyuluhan nilainya sebesar 67,77 dan nilai sesudah dilakukan pemberian penyuluhan sebesar 71,87 artinya ada beda ratarata antara sesudah pemberian penyuluhan dengan sebelum pemberian penyuluhan. Pengetahuan perbedaan kesiapan mental antara kelompok eksperimen dengan kelompok kontrol, Hο yang ditetapkan adalah tidak ada perbedaan kesiapan mental antara kelompok yang mendapat penyuluhan kesehatan tentang menopause dan yang tidak mendapat penyuluhan kesehatan tentang menopause. Uji T berdasarkan asumsi bahwa varian sama, yang dibaca pada Equal Variance Asumsed diketahui bahwa nilai t hitung adalah sebesar 2.316 sedangkan nilai signifikannya adalah 0,000. Hal ini menunjukkan dimana Hο ditolak artinya ada perbedaan rata-rata yang signifikan kesiapan ibu antara yang mendapatkan penyuluhan dan yang tidak mendapatkan penyuluhan. Nilai Mean dapat dilihat untuk yang kelompok eksperimen sebesar 71,87 sedangkan nilai Mean dari kelompok Kontrol sebesar 69,07. Artinya ada beda rata-rata kesiapan ibu dalam menghadapi menopause yang mendapat penyuluhan kesehatan tentang menopause dan yang tidak mendapat penyuluhan kesehatan tentang menopause. Nilai Mean untuk kelompok yang mendapat penyuluhan kesehatan lebih besar dibanding yang tidak mendapat penyuluhan kesehatan. Hal ini sesuai dengan teori yang diungkapkan oleh Nusantoro, 2005 bahwa pengetahuan yang tinggi tentang kesiapan mental menghadapi menopause dapat diperoleh ibu dari berbagai sumber informasi baik melalui media massa, media elektronik 70
dan pengalaman ibu maupun pengalaman orang lain. Pengetahuan yang diperoleh dari berbagai sumber dapat membentuk keyakinan tertentu sehingga seseorang berperilaku sesuai keyakinannya. KESIMPULAN Kesimpulan yang dapat diambil dalam penelitian ini adalah : Pertama, tingkat pengetahuan responden sesudah mendapatkan penyuluhan dalam kategori cukup baik kesehatan tentang menopause dengan kesiapan wanita premenopause dalam menghadapi menopause. Kedua, tingkat kesiapan wanita premenopause dalam menghadapi menopause termasuk dalam kategori cukup siap. Ketiga, ada pengaruh antara pemberian penyuluhan. DAFTAR PUSTAKA Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia, 2005. Wanita dan Gizi, Menopause, Jakarta. Nusantoro, Cahyo, D., 2005. Hubungan Antara Tingkat Pengetahuan Wanita Premenopause Tentang Menopau-se dengan Kecemasan dalam Menghadapi Menopause di Padukuhan Semampir Wetan Desa Tambakrejo Kecamatan Tempel, Kabupaten Sleman: Skripsi yang tidak dipublikasikan Prawirohardjo, S. 2003. Ilmu Kandungan. Edisi kedua. Cetakan Ketiga. Yayasan Bina Pustaka. Jakarta Riwidikdo, Handoko. 2007. Statistik Kesehatan, Belajar Mudah Teknik Analisis Data dalam Penelitian Kesehatan (Plus Aplikasi Software SPSS). Mitra Cendikia Press. Yogyakarta. Northrup, Christiane, M.D. 2006. Bijak di saat Menopause, Menciptakan Kesehatan Fisik dan Emosional Saat Menghadapi Perubahan. Q- Press. Bandung Notoatmodjo, Soekidjo. 2005. Metodologi Penelitian Kesehatan. Rineka Cipta. Jakarta Notoatmodjo, Soekidjo. 1997. Ilmu Kesehatan Masyarakat. Rineka Cipta. Jakarta Notoatmodjo, Soekidjo. 2005. Promosi Kesehatan Teori dan Aplikasi. Rineka Cipta. Jakarta 71
72