PEMODELAN DAN ESTIMASI SUMBERDAYA NIKEL LATERIT DAERAH X MENGGUNAKAN SOFTWARE DATAMINE STUDIO 3 PADA PT. VALE INDONESIA LUWU TIMUR SULAWESI SELATAN

dokumen-dokumen yang mirip
BAB IV PENYUSUNAN DAN PENGOLAHAN DATA

SARI ABSTRACT PENDAHULUAN

BAB V PEMBAHASAN. 5.1 Penyusunan Basis Data Assay

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

STUDI PERBANDINGAN ANTARA METODE POLIGON DAN INVERSE DISTANCE PADA PERHITUNGAN CADANGAN Ni PT. CIPTA MANDIRI PUTRA PERKASA KABUPATEN MOROWALI

BAB IV PENGOLAHAN KOMPOSIT ZONA, ANALISIS STATISTIK DAN PENYAJIAN DATA HASIL OLAHAN Konstruksi Zona Endapan dan Optimasi Zona

MOHAMAD ISHLAHUL AZIZ

PEMODELAN KADAR NIKEL LATERIT DAERAH PULAU OBI DENGAN PENDEKATAN METODA ESTIMASI ORDINARI KRIGING

PERMODELAN DAN ESTIMASI SUMBERDAYA NIKEL LATERIT BLOK GB PULAU GEE, HALMAHERA TIMUR DENGAN MENGGUNAKAN PERANGKAT LUNAK STUDIO 3 DATAMINE

Prosiding Teknik Pertambangan ISSN:

Bab I Pendahuluan 1.1 Latar Belakang

Pemodelan Tiga Dimensi (3D) Potensi Laterit Nikel Studi Kasus: Pulau Pakal, Halmahera Timur, Maluku Utara

BAB III BASIS DAN EVALUASI DATA

Bab IV Analisis Statistik dan Distribusi Lubang Bor

BAB V ANALISA DAN PEMBAHASAN. Tabel V.1 Batasan Kadar Zona Endapan Nikel Laterit. % berat Ni % berat Fe % berat Mg. Max Min Max Min Max Min

BAB III. KONDISI UMUM PT. INCO SOROWAKO

BAB II DASAR TEORI Pembentukan Zona Pada Endapan Nikel Laterit

BAB I PENDAHULUAN. Proses ini berlangsung selama jutaan tahun dimulai ketika batuan ultramafik

SURVEI GEOLISTRIK METODE RESISTIVITAS UNTUK INTERPRETASI KEDALAMAN LAPISAN BEDROCK DI PULAU PAKAL, HALMAHERA TIMUR

BAB IV PENGOLAHAN DATA

BAB I PENDAHULUAN 1.1. LATAR BELAKANG

BAB VI NIKEL LATERIT DI DAERAH PENELITIAN

Bab V Pembahasan. Hasil perhitungan cadangan dengan menggunakan masing-masing metode dapat di lihat pada tabel 5.1 (lampiran B)

INVERSE DISTANCE WEIGHTING

IDENTIFIKASI SEBAAN NIKEL LATERIT DAN VOLUME BIJIH NIKEL DAERAH ANOA MENGGUNAKAN KORELASI DATA BOR

Asri P.H. dan Waterman Sulistyana B. Magister Teknik PertambanganUPN Veteran Yogyakarta

PEMODELAN ENDAPAN NIKEL LATERIT, KABUPATEN MOROWALI, PROVINSI SULAWESI TENGAH

DOMAIN GEOLOGI SEBAGAI DASAR PEMODELAN ESTIMASI SUMBERDAYA NIKEL LATERIT PERBUKITAN ZAHWAH, SOROWAKO, KABUPATEN LUWU TIMUR, PROVINSI SULAWESI SELATAN

PENENTUAN VOLUME LAPISAN SAPROLIT DAERAH PENELITIAN DENGAN. MENGGUNAKAN METODE ERT (Electrical Resistivity Tomography)

PERHITUNGAN CADANGAN BATUBARA DENGAN METODE CIRCULAR USGS 1983 DI PT. PACIFIC PRIMA COAL SITE LAMIN KAB. BERAU PROVINSI KALIMATAN TIMUR

BAB II TINJAUAN UMUM

GEOLOGI DAN STUDI PENGARUH BATUAN DASAR TERHADAP DEPOSIT NIKEL LATERIT DAERAH TARINGGO KECAMATAN POMALAA, KABUPATEN KOLAKA PROPINSI SULAWESI TENGGARA

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

Keywords: ERT 3D Method, Gradient Configuration, Profile laterite, Trapezoidal Method

St. Hastuti Sabang*, Adi Maulana*, Ulva Ria Irvan* *) Teknik Geologi Universitas Hasanuddin

PENENTUAN BESAR BOULDER UNTUK MENCAPAI NILAI CUT-OFF GRADE PADA OPERASI PENAMBANGAN NIKEL LATERIT DI TANJUNG BULI, HALMAHERA TIMUR, MALUKU UTARA

Bab IV Pengolahan dan Analisis Data

BAB V PEMBAHASAN DAN INTERPRETASI

Bab I Pendahuluan BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

PENENTUAN BESAR BOULDER YANG EKONOMIS PADA OPERASI PENAMBANGAN NIKEL LATERIT DI MORONOPO, HALMAHERA TIMUR, MALUKU UTARA

BAB III LANDASAN TEORI

ANALISIS PELAPUKAN SERPENTIN DAN ENDAPAN NIKEL LATERIT DAERAH PALLANGGA KABUPATEN KONAWE SELATAN SULAWESI TENGGARA

Integrasi SIG dan citra ASTER BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang

Bab I Pendahuluan BAB I PENDAHULUAN

JTM Vol. XVI No. 3/2009

INVENTARISASI ENDAPAN NIKEL DI KABUPATEN KONAWE, PROVINSI SULAWESI TENGGARA

PENENTUAN KEDALAMAN SAPROLIT DENGAN MENGGUNAKAN METODE ERT (ELECTRICAL RESISTIVITY TOMOGRAPHY) UNTUK OPTIMALISASI PENGEBORAN

Prosiding Teknik Pertambangan ISSN:

PENGAMATAN UNSUR GEOKIMIA BATUAN ULTRAMAFIK DI DAERAH PERTAMBANGAN PT. BINTANG DELAPAN MINERAL

STUDI PERBANDINGAN METODE NEAREST NEIGHBOURHOOD POINT (NNP), INVERSE DISTANCE WEIGHT (IDW) DAN KRIGING PADA PERHITUNGAN CADANGAN NIKEL LATERIT TESIS

PERMODELAN DAN PERHITUNGAN CADANGAN BATUBARA PADA PIT 2 BLOK 31 PT. PQRS SUMBER SUPLAI BATUBARA PLTU ASAM-ASAM KALIMANTAN SELATAN

KATA PENGANTAR. Yogyakarta, Desember 2016 Penulis. (Farah Diba) vii

BAB V PEMBENTUKAN NIKEL LATERIT

PENYUSUNAN PEDOMAN TEKNIS EKSPLORASI BIJIH BESI PRIMER. Badan Geologi Pusat Sumber Daya Geologi

PERANCANGAN SEQUENCE PENAMBANGAN BATUBARA UNTUK MEMENUHI TARGET PRODUKSI BULANAN (Studi Kasus: Bara 14 Seam C PT. Fajar Bumi Sakti, Kalimantan Timur)

Prosiding Seminar Nasional Aplikasi Sains & Teknologi (SNAST) Periode III ISSN: X Yogyakarta, 3 November 2012

ABSTRAK. Kata kunci : Anderson darling test, Fe discrepancy, dryer kiln product (DKP), screening station product (SSP), uji T-bepasangan.

Modul Responsi. TE-3231, Metode Perhitungan Cadangan. Asisten: Agus Haris W, ST

ANALISIS KEBERADAAN BIJIH BESI MENGGUNAKAN METODE GEOLISTRIK 2D DI LOKASI X KABUPATEN LAMANDAU KALIMANTAN TENGAH

EKSPLORASI AWAL NIKEL LATERIT DI DESA LAMONTOLI DAN LALEMO, KECAMATAN BUNGKU SELATAN, KABUPATEN MOROWALI, PROPINSI SULAWESI TENGAH

BAB V PEMBAHASAN. 5.1 Analisis Statistik Univarian

Muhammad Amril Asy ari (1)

PENGARUH EFISIENSI KERJA ALAT BOR PADA PEMBORAN PRODUKSI NIKEL LATERIT

EKSPLORASI ENDAPAN BIJIH NIKEL LATERIT

POTENSI ENDAPAN TIMAH SEKUNDER DI DAERAH KECAMATAN SIJUK, KABUPATEN BELITUNG PROVINSI KEPULAUAN BANGKA BELITUNG

EKSPLORASI NIKEL MENGGUNAKAN METODA RESISTIVITY

BAB IV PEMODELAN DAN PENGHITUNGAN CADANGAN ENDAPAN BATUBARA

BAB III TEORI DASAR 3.1 Genesa Endapan serta Hubungannya dengan Pelapukan

Alat dan bahan yang digunakan dalam praktikum ini adalah sebagai berikut:

BAB I PENDAHULUAN. Penambangan (mining) dapat dilakukan dengan menguntungkan bila sudah jelas

EKSPLORASI NIKEL MENGGUNAKAN METODA RESISTIVITY

Metode Point Kriging Untuk Estimasi Sumberdaya Bijih Besi (Fe) Menggunakan Data Assay (3D) Pada Daerah Tanjung Buli Kabupaten Halmahera Timur

I. PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

Bab V Pembahasan V.1 Data Eksplorasi Batubara V.2 Pemetaan Topografi

PENENTUAN CADANGAN BATUBARA DARI DATA BOR MENGGUNAKAN METODE AREA OF INFLUANCE

KCMI ( Kode Cadangan Mineral Indonesia )

KARAKTERISTIK ENDAPAN NIKEL LATERIT PADA BLOK X PT. BINTANGDELAPAN MINERAL KECAMATAN BAHODOPI KABUPATEN MOROWALI PROVINSI SULAWESI TENGAH

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang 1.2 Maksud dan Tujuan Maksud Tujuan

DAFTAR ISI. IV. HASIL PENELITIAN Batas Wilayah Izin Usaha Pertambangan (IUP) vii

SKRIPSI ARIADI F1G PROGRAM STUDI TEKNIK GEOLOGI FAKULTAS ILMU DAN TEKNOLOGI KEBUMIAN UNIVERSITAS HALU OLEO KENDARI AGUSTUS 2017

ESTIMASI CADANGAN BATUKAPUR DENGAN METODE CROSS SECTION DIBANDINGKAN DENGAN METODE KONTUR

BAB I PENDAHULUAN. masalah yang berhubungan dengan ilmu Geologi. terhadap infrastruktur, morfologi, kesampaian daerah, dan hal hal lainnya yang

BAB IV DATA DAN PENGOLAHAN DATA

PERHITUNGAN CADANGAN BATUBARA MENGGUNAKAN METODE ELEMEN HINGGA

BAB I PENDAHULUAN. Kegiatan pertambangan merupakan suatu aktifitas untuk mengambil

Pemodelan Sintetik Gaya Berat Mikro Selang Waktu Lubang Bor. Menggunakan BHGM AP2009 Sebagai Studi Kelayakan Untuk Keperluan

PENGARUH KESTABILAN LERENG TERHADAP CADANGAN ENDAPAN BAUKSIT

PEMODELAN SEAM BATUBARA BLOK 13 BERDASARKAN DATA BAWAH PERMUKAAN PT. RIMAU ENERGY MINING PROVINSI KALIMANTAN TENGAH

UNIVERSITAS DIPONEGORO

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian

ABSTRAK. Kata Kunci : Cadangan, Perancangan dan Geometri Penambangan.

PENAKSIRAN CADANGAN PASIR BATU DI PT. MEGA BUMI KARSA KECAMATAN CARINGIN KABUPATEN BOGOR JAWA BARAT

BAB V PEMBAHASAN 5.1 ANALISIS STATISTIK UNIVARIAN

BAB I PENDAHULUAN. I.1 Latar Belakang

Oleh. Narendra Saputra 2) Dr.Ir.Eddy Winarno, S.Si., MT, Ir. R. Hariyanto, MT 1) Mahasiswa Teknik Pertambangan UPN Veteran Yogyakarta 2)

Bab I Pendahuluan. I.1. Latar Belakang

KONSEP PEDOMAN TEKNIS TATA CARA PELAPORAN BAHAN GALIAN LAIN DAN MINERAL IKUTAN. Oleh : Tim Penyusun

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

Prosiding Teknik Pertambangan ISSN:

Transkripsi:

PEMODELAN DAN ESTIMASI SUMBERDAYA NIKEL LATERIT DAERAH X MENGGUNAKAN SOFTWARE DATAMINE STUDIO 3 PADA PT. VALE INDONESIA LUWU TIMUR SULAWESI SELATAN Diansyah Afriandi 1, Djamaluddin 2, Hasbi Bakri 1 1.Jurusan Teknik Pertambangan Universitas Muslim Indonesia 2.Jurusan Teknik Pertambangan Universitas Hasanuddin SARI Pemodelan endapan merupakan suatu tahapan yang dilakukan setelah kegiatan eksplorasi pemboran untuk memberikan gambaran kondisi geologi dan karakteristik geometri suatu endapan. Pemodelan endapan nikel laterit yang dilakukan dengan konsep model blok. Dari hasil model blok endapan nikel laterit yang didapatkan kemudian dilakukan estimasi atau penaksiran terhadap jumlah sumberdaya. Dalam penelitian ini metode estimasi yang digunakan yaitu metode Inverse Distance Weighting menggunakan software Datamine Studio 3.Penelitian dilakukan menggunakan data titik bor sebanyak 69 titik dan jarak spasi bor 50 meter menghasilkan jumlah sumberdaya yang telah dihitung dalam bentuk model blok pada zona Limonit sebanyak 4.185.000 ton dengan rata rata kadar Ni : 1,06 %, Fe : 40,80 % dan MgO : 1,29 %. Zona saprolit sebanyak 1.473.748 ton dengan rata rata kadar Ni 1,76 %, Fe : 15 %, dan MgO : 19,84 %. Berdasarkan klasifikasi sumberdaya yang digunakan dalam penelitian ini, sumberdaya yang ada pada daerah penelitian diklasifikasikan sebagai sumberdaya tertunjuk (indicated). Kata Kunci : Pemodelan, Estimasi Sumberdaya, Model Blok,Nikel Laterit, Inverse Power. Distance ABSTRACT Deposits modeling is a step after the exploration drilling to provide an overview of geological conditions and characteristics of the geometry of a deposit. as well as being the basis of the analysis in determine mining method that will be used. In this study the method of estimation is inverse distance power method using software Datamine Studio 3. This research was conducted in the concession area used drillholes data as many as 69 points and space distance between each drillholes 50 meters produce the amount of resources that have been calculated in the block model limonite zone as much as 4,185,000ton with average grades of Ni 1.06%, Fe 40.80%, and MgO 1.29%. Saprolite zone as much as 1,473,748 ton with average grades Ni 1.76%, Fe 15%, and MgO `19.84%. Based on the resource classification used in this study, resources available in the study area is classified as an indicated resource. Keyword : Modeling, Resource Estimation, Block Model, Nickel Laterite, Inverse Distance Power. PENDAHULUAN Indonesia dengan segala kekayaan sumberdaya alam yang sangat melimpah. Sehingga menjadi sasaran untuk investasipada bidang pertambangan, seperti yang kita ketahui dimana dalam investasi bidang pertambangan itu sendiri memerlukan dana yang tidak sedikit bahkan sangat besar. Untuk itu dalam proses eksplorasi dibutuhkan 108

ketelitian dan dapat di pertanggung jawabkan untuk mengurangi resiko dari kerugian yang bisa ditimbulkan. Oleh karena itu setelah dalam tahapan eksplorasi pemodelan endapan dan estimasi sumberdaya atau cadangan perlu dilakukan dengan sangat teliti dan dapat dipertanggung jawabkan. Pemodelan endapan bertujuan untuk memberikan gambaran kondisi geologi serta karakteristik geometri endapan. Sehingga diperlukan analisis dari model badan bijih untuk menentukan metode penambangan.estimasi sumberdaya atau cadangan juga dilakukan untuk menentukan kuantitas dari keterdapatan suatu endapan yang dinilai ekonomis untuk ditambang. Sehingga pada tahapan estimasi sumberdaya atau cadangan diperlukan metode yang dapat memberikan pendekatan dengan jumlah sumberdaya atau cadangan yang ada. Penentuan metode itu sendiri dilakukan dengan dasar pertimbangan yang teoritis. Volume, Tonase, kadar serta kualitas mineral termasuk dalam variabel atau parameter yang menjadi dasar untuk melakukan estimasi sumberdaya atau cadangan. Metode estimasi yang biasa digunakan terdiri dari dua, yaitu metode konvensional dan non konvensional. Dengan semakin berkembangnya teknol ogi, maka estimasi sumberdaya atau cadangan dengan berbagai metode sudah bisa digunakan dalam bentuk komputerisasi dengan menggunakan bantuan perangkat lunak sehingga pekerjaan dapat diselesaikan dengan lebih cepat dengan tidak menghilangkan atau mengubah filosofi dari perhitungan itu sendiri.atas dasar tersebut maka dalam penelitian untuk, penulismengaplikasika n pemodelan dan estimasi sumberdaya nikel laterit menggunakan bantuan software Datamine Studio 3, dengan tujuan untuk memberikan gambaran kondisi geologi dan karakteristik endapan dan mendapat kan jumlah tonase serta kadar dari sumberdaya nikel laterit. METODOLOGI PENELITIAN PENDAHULUAN Indonesia dengan segala kekayaan sumberdaya alam yang sangat melimpah. Sehingga menjadi sasaran untuk investasi Data-data dalam pengolahan Software Datamine Studio 3 : File Collar, dimana data ini berupa data koordinat X, Y, dan Z dari masing masing permukaan titik bor. File Survey, berupa data Azimuth, Dip, namun dalam penelitian ini data tersebut tidak terlalu menjadi pendukung dikarenakan pemboran nikel laterit yang tegak lurus. File Assay, berupa data penembusan kedalaman dari lubang bor (from and to) beserta data kadar hasil analisa laboratorium dari tiap tiap interval sampel pemboran. File Lithology, berupa data penembusan kedalaman dari lubang bor (from and to), informasi dari rock type dan zona perlapisan dari endapan nikel laterit (limonite, saprolite, bedrock). Dari semua data di atas kemudian diinput kedalam file spreadsheet dengan format file Microsoft Excel (*.xls). HASIL DAN PEMBAHASAN Titik bor yang diperoleh dari hasil kegiatan pemboran eksplorasi daerah X pada PT. Vale Indonesia, Tbk dengan jumlah titik bor sebanyak 69 dan spasi antar titik bor 50 meter, luas daerah pemboran untuk daerah penelitian ± 400 m 2. Tipe endapan pada daerah penelitian berdasarkan parameter penetuan endapan 109

nikel laterit sorowako termasuk dalam endapan tipe Blok Timur (East Block). Dimana pada tipe endapan blok timur batuan dasar pada daerah penelitian didominasi oleh lherzolit. Sifat batuan yang relatif lebih lunak dan menunjukkan rasio S/M yang lebih rendah dibandingkan dengan blok barat, selain itu kandungan unsur Ni yang lebih rendah dibandingkan dengan blok barat. Berdasarkan hasil analisa coring maka dapat dilihat ciri ciri fisik material zona pembentukan nikel laterit pada daerah penelitian. berukuran pasir dan gravel dunit. Kadar Ni zona saprolit pada daerah penelitian berkisar 1,8 4,3 % dan Fe < 25 %, dan ketebalan lapisan saprolit pada daerah penelitian berkisar 1 14 meter. 2. Zona Limonit Zona limonit merupakan lapisan yang berada dibawah lapisan top soil dari profil endapan nikel laterit, lunak dan berwarna coklat kemerahan dengan kadar Ni berkisar 1,2 1,7 %. Dengan kadar Fe > 25 %. Pada umumnya zona ini mengandu ng mineral geothite. Ketebalan lapisan ini pada daerah penelitian 1 17 meter. Gambar 3. Foto core zona saprolit. 3. Zona Bedrock Lapisan paling bawah dari profil laterit. Batuan induk ini merupakan batuan yang masih segar dengan tingkat pelapukan yang sangat kecil. Batuan induk umumny a berupa peridotit. Berwarna kuning pucat sampai abu-abu kehijauan. Kadar Ni pada zona ini berkisar antara 0.21 1.2 %, dan Fe antara 5.3 17.10 %. Dengan ketebalan lapisan ini antara 1-8 meter. Gambar 2. Foto core zona limonit. 1. Zona Saprolit Zona ini merupakan zona pengayaan nikel, komposisinya terdiri dari oksida besi, serpentin < 0,4 %, kuarsa, magnetit, dan sisa batuan asal. Zona ini umumnya berwarna coklat kekuningan sampai hijau kecoklatan, kekerasan sedang sampai kasar. Banyak di jumpai olivin lapuk Gambar 4. Foto core zona bedrock. 110

4. Verifikasi dan Validasi data Hasil dari verifikasi data recovery length pada daerah penelitian berdasarkan data spreadsheet dan foto core telah memberikan nilai karakteristik laterit berdasarkan profil endapan nikel laterit. Kemudian dari hasil validasi antara data collar dan assay berdasarkan parameter analisa statistik telah menunjukkan bahwa kedua kumpulan data telah memberikan keabsahan informasi data ditunjukkan dari sudah tidak terdapatnya selisih collar dengan nilai topografi maksimum dan minimum. Hasil dari verifikasi dan validasi data yang telah siap digunakan untuk dilanjutkan ketahap selanjutnya berupa file drillholes.dm dengan format software datamine table editor. 5. Analisis Statistik Deskriptif Analisis statistik digunakan untuk membe rikan gambaran dan kecenderungan dari populasi data awal dan data hasil olahan. Dengan melakukan pendekatan st atistik maka akan didapatkan batas pencil an data dengan tujuan verifikasi data awal. Analisis statistik deskriptif yang dilakukan pada penelitian ini hanya dilakukan pada data kadar Ni, Fe, dan MgO pada lapisan limonit dan saprolit. Tabel 1. Analisis Statistik kadar Ni. Parameter Statistik kadar Ni % Limonit Saprolit Sample Variance 0.17 0.55 Kurtosis 1.75 3.21 Skewness 0.87 1.02 Range 3.15 5.39 Minimum 0.11 0.24 Maximum 3.26 5.63 Hasil analisis statistik univarian untuk kadar Ni pada lapisan limonit dan saprolit menghasilkan nilai Mean atau rata rata kadar Ni yang berbeda yang menunjukkan bahwa data kadar Ni lebih tinggi pada lapisan saprolit dibandingkan pada lapisan limonit. Sedangkan untuk distribusi sebaran data dari nilai skewness yang didapatkan hampir sama yaitu skewness Positif yang menunjukkan data terdistribusi pada populasi nilai yang rendah. Gambar 5. Histogram kadar Ni zona Limonit. Mean 1.02 1.69 Standard Error 0.01 0.04 Median 0.97 1.68 Mode 0.89 1.70 Standard Deviation 0.41 0.74 Gambar 6. Histogram Kadar Ni zona Saprolit. 111

Histogram kadar Ni pada zona limonit menunjukkan data tersebar pada populasi data dengan nilai yang relatif rendah. Dapat juga dilihat dari nilai skewness posi tif yang menunjukkan data cenderung ke arah kiri atau kadar rendah. Sedangkan histogram kadar Ni pada zona saprolit terlihat juga data berkumpul pada populasi dengan nilai relatif rendah terlihat dari nilai skewness positif yang digambarkan oleh histogram tetapi pada lapisan saprolit nilai yang ditunjukkan menunjukkan peningkatan yaitu dari nilai mean atau rata rata dimana Ni pada zona limonit 1,02 % meningkat menjadi 1,69 pada zona saprolit. Tabel 2. Analisis statistik kadar Fe. Parameter Statisti kadar Fe % Limonit Saprolit Fe lapisan limonit menunjukkan nilai skewness negatif dan pada lapisan saprolit nilai skewness positif. Gambar 7. Histogram kadar Fe zona Limonit Mean 43.13 18.93 Standard Error 0.27 0.48 Median 45.75 17.80 Mode 48.30 10.20 Standard Deviation 8.08 7.85 Sample Variance 65.30 61.55 Kurtosis 4.01-0.53 Skewness -1.87 0.41 Range 49.90 38.10 Minimum 4.40 4.4 Maximum 54.30 42.5 Hasil analisis statistik univarian untuk kadar Fe pada lapisan limonit dan saprolit terlihat jelas perbandingan nilai data yang berbanding terbalik. Terlihat juga dari nilai skewness yang dimana pada kadar Gambar 8. Histogram kadar Fe zona Saprolit. Histogram untuk kadar Fe ini menunjukkan perbandingan yang sangat jelas dimana nilai skewnees pada kedua kadar berbanding terbalik pada zona limonit dan saprolit. Dimana pada lapisan limonit terlihat data menyebar ke populasi dengan nilai kadar yang relatif tinggi bila dibandingkan dengan lapisan saprolit yang menggambarkan arah penyebaran data berada pada populasi dengan data nilai kadar Fe yang relatif rendah. Nilai Mean atau rata rata kadar 112

Fe pada kedua lapisan yang berbeda juga memberikan nilai berbanding dimana kadar Fe pada lapisan limonit sebesar 43 % dan pada lapisan saprolit sebesar 18.93 %. Tabel 3. Analisis statistik kadar MgO. Parameter Statistik kadar MgO % Limonit Saprolit Mean 1.85 21.64 Gambar 9. Histogram kadar MgO zona Limonit. Standard Error 0.14 0.70 Median 1.00 19.60 Mode 0.90 7.20 Standard Deviation 4.20 13.44 Sample Variance 17.60 180.66 Kurtosis 55.81 0.48 Skewness 7.09 0.64 Range 50.40 86.41 Minimum 0.10 1.09 Maximum 50.50 87.5 Hasil analisis statistik univarian kadar MgO memiliki hasil yang hampir sama pada statistik univarian kadar Ni yang terjadi pada lapisan limonit dan saprolit dimana nilai mean atau rata rata nilai lebih tinggi pada lapisan saprolit dibandingkan pada lapisan limonit. Dan untuk nilai skewness positif terlihat bahwa pada lapisan limonit 0.64 % dibandingkan pada lapisan saprolit sebesar 7.09 %. Gambar 10. Histogram kadar MgO zona Saprolit. 6. Korelasi Zona Endapan Nikel Laterit Pada zona limonit ketebalan mencapai 14 meter pada titik bor C130675, hasil korelasi juga menunjukkan karakteristik endapan tipe blok timur dengan memberikan ciri ketebalan lapisan overburden yang sebagian besar berada pada zona limonit yang lebih tebal. Sedangkan ketebalan lapisan saprolit yang cenderung terlihat lebih menengah dibandingkan dengan lapisan limonit. Dari hasil korelasi dari zona endapan nikel laterit akan membentuk string.string inilah yang nantinya akan membentuk segitiga - segitiga berbentuk kerangka dari zona endapan nikel laterit yang disebut dengan istilah wireframe. 113

Gambar 11. Korelasi Zona Endapan Model blok yang dibuat bukan model berbentuk bola atau berbentuk lainnya dikarenakan model berbentuk blok mendekati bentuk geometri endapan yang sebenarnya dan dari blok tersebut tersebar secara merata pada setiap sisi suatu zona dan lebih mempermudah didalam melakukan estimasi kadar. Sedangkan untuk tinggi dari model blok seringkali dibuat sesuai dengan tinggi jenjang yang akan dipakai saat penambangan. Tabel 4. Koordinat batas acuan model blok FIELD MINIMUM MAXIMUM RANGE X 6999.18 7400.44 401.27 y 8497.96 8900.02 402.06 Z 565.20 683.36 118.16 7. Model Blok Endapan Nikel Laterit Dari hasil pemodelan kerangka badan bijih dari zona endapan nikel laterit kemudian dilanjutkan untuk membuat suatu model blok. Model blok yang dibuat hanya lapisan limonit dan saprolit, dengan pertimbangan pada lapisan bedrock sudah tidak memiliki kadar atau kandungan nikel yang bernilai ekonomis untuk ditambang. Model blok sumberdaya yang dibuat dengan dimensi X = ½ dari jarak spasi bor (1/2 x 50 m), Y = ½ dari jarak spasi bor (1/2 x 50 m) dan Z = 1 berdasarkan kapasitas alat saat penambangan. Pembuatan model blok berdasarkan titik acuan koordinat dimana pada software Datamine Studio 3 perintah ini dilakukan dengan command Protom untuk membuat prototype model dengan menggunakan titik acuan koordinat. Gambar 12. Model blok lapisan limonit dan saprolit. 8. Estimasi Kadar Model Blok Setelah model blok telah jadi kemudian dilakukan estimasi kadar pada tiap tiap blok berdasarkan data kadar dari tiap tiap interval saat pengeboran. Data kadar yang disiapkan dilakukan komposit terlebih dahulu karena interval data yang kurang merata. Sedangkan untuk melakukan komposit data kadar pada Datamine Studio 3 dengan menggunakan perintah atau command Compdh. Setelah data dikomposit dengan interval yang cukup merata setiap 1 meter, maka data kadar siap digunakan untuk mengisi tiap tiap model blok. Estimasi pada model 114

blok digunakan dengan metode Inverse Distance Power terutama Inverse Distance Square (Pangkat 2). Estimasi pada model blok dilakukan dengan data kadar Ni dari setiap interval bor. Sedangkan untuk radius pencarian data (Search Area) berbentuk ellipsoidal atau lingkaran pada saat estimasi untuk penelitian ini yaitu X = 75 meter, Y = 75 meter yaitu 11/2 dari jarak spasi bor dan Z = 3 meter. KESIMPULAN Hasil dari analisis statistik deskriptif terhadap penyebaran kadar Ni, Fe dan MgO dapat mendukung dan menjelaskan genesa pembentukan nikel laterit dan dapat menjelaskan karakteristik penyebar an kadar tersebut pada masing masing horizon nikel laterit pada daerah penelitian. Dilihat dari hasil statistik bahwa nilai mean, skewness, Ni, Fe dan MgO antara lapisan limonit dan saprolit memiliki karakteristik kadar yangberbeda Berdasarkan klasifikasi sumberdaya men urut Kode KCMI 2011, hasil dari estimasi sumberdaya yang dilakukan pada daerah penelitian dikategorikan kedalam klasifik asi sumberdaya tertunjuk (Indicated). UCAPAN TERIMA KASIH Gambar 13. Model blok hasil estimasi kadar. 9. Estimasi Sumberdaya Nikel Laterit Dari hasil pemodelan dan estimasi kadar pada model blok yang telah dibuat, dikumpulkan dan diakumulasikan dalam suatu tabulasi hasil estimasi sumberdaya endapan nikel laterit dengan menggunakan metode Inverse Distance Power dengan nilai power 2 menghasilkan jumlah volume, tonase, serta kadar pada lapisan limonit dan saprolit pada daerah penelitian dimana zona limonit dengan density1,6 dan tonase sebesar 4.185.000 ton, kadar Ni 1.06%, Co 0.09%, Fe 40.80%, SiO2 13.12%, MgO 1.29%. Zona saprolit dengan density 1,6 dan tonase 1.473.748 ton, dengan kadar Ni 1.76%, Co 0.06%, Fe 15.94%, SiO2 32.36%, MgO 19.84%. Penulis mengucapkan terima kasih kepada segenap pimpinan PT. Vale Indonesia yang telah memberikan kesempatan, bantuan fasilitas, dan bimbingan sehingga penelitian ini dapat dilaksanakan. 3. Bapak Basri Kambatu selaku Senior General Manager Mines and Exploration Department PT. Vale Indonesia. 4. Bapak Gde Handojo Tutuko selaku General Manager Exploration PT. Vale Indonesia. 5. Ibu Aliahni Djafar selaku Pembimbing Penelitian Tugas Akhir yang telah banyak memberikan bimbingannya selama penelitian. 115

DAFTAR PUSTAKA Anggayana, K. 1999., Pemboran Eksplorasi dan Penampang Lubang Bor, Jurusan TeknikPertambanganFakultasTekno logi Mineral, Institut Teknologi Bandung: Bandung Boldt, Jr.Joseph R, 1967. The Miningof Nickel D. van Nostrad Co, Inc. Princenton, New Jersey. Tim Penyusun, Geological Modelling Training Datamine Studio, Stania Bara Utama Consulting, Sorowako, 2006. Van Bemmelen, R.W, 1949, The Geology of Indonesia, vol IA, The Haque Martinus Nijhoff. Waheed. A, (2005).Chemistry Mineralogy and Formation of nickel laterite, PT Inco, Indonesia. Burger, (1996), Origin and Characteristics of Lateritic Nickel Deposits, Kalgoorlie. Golightly, 1978, Nickeliferous Laterites: A General Description, PT. International Nickel Indonesia,Sorowako. Guilbert, G.M & Park C.F. 1986, The Geology of Ore Deposits, W.H. Freeman and Company, New York. Komite Cadangan Mineral Indonesia, Kode Pelaporan Hasil Eksplorasi, Sumberdaya Mineral dan Cadangan Bijih Indonesia, Kode KCMI 2011. Osborne, R. C & Waraspati, D. 1986.Applied mine geology at PT. Inco, Soroako, South Sulawesi, Indonesia. XV Annual Convention of the Association of Indonesian Geologists. Yogyakarta, December 1986. Notosiswoyo, S. Dkk, 2000. Teknik Eksplorasi, Jurusan Teknik Pertambangan Fakultas Kebumian dan Teknologi Mineral Institut Teknologi Bandung: Bandung. 116