Buku Panduan Pendidikan Keterampilan Klinik 1 Keterampilan Sanitasi Tangan dan Penggunaan Sarung tangan

dokumen-dokumen yang mirip
RUMAH SAKIT IBU DAN ANAK PURI BETIK HATI. Jl. Pajajaran No. 109 Jagabaya II Bandar Lampung Telp. (0721) , Fax (0721)

Kegiatan Belajar TUJUAN. Pembelajaran Umum. Setelah mempelajari materi ini diharapkan Anda dapat mengaplikasikan prosedur mencuci tangan yang benar

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA. Kewaspadaan universal (Universal Precaution) adalah suatu tindakan

1. Pentingnya patient safety adalah a. Untuk membuat pasien merasa lebih aman b. Untuk mengurangi risiko kejadian yang tidak diharapkan Suatu

LEMBAR PERSETUJUAN MENJADI RESPONDEN. Hubungan Pengetahuan Perawat Tentang Infeksi Nosokomial Dan Kepatuhan Perawat

STANDART OPERASIONAL PROSEDUR

BAB I DEFINISI. APD adalah Alat Pelindung Diri.

Penggunaan Alat Pelindung Diri (APD) merupakan salah satu bagian dari kewaspadaan standar.

STANDAR OPERASIONAL PROSEDUR PERAWATAN JENAZAH

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Infeksi nosokomial adalah infeksi yang ditunjukkan setelah pasien

Pengendalian infeksi

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA. tanggung jawab dan wewenang dalam mengelola kegiatan pelayanan

PENUNTUN SKILLS LAB BLOK 4.3 ELEKTIF Topik 2.A KESEHATAN INTERNASIONAL DAN KARANTINA

PENANGANAN TEPAT MENGATASI DEMAM PADA ANAK

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

LAMPIRAN Lampiran 1. Surat Permohonan

DAFTAR ISI. 1.1 Latar belakang Definisi Pengelolaan Linen...5

BAB 2. Tinjauan Teori. yang menyebabkan infeksi didapat dari orang lain (pasien, tenaga

LINDUNGILAH KELUARGA ANDA DARI PENULARAN BATUK DAN FLU DENGAN ETIKA BATUK YANG BAIK DAN BENAR

UNIVERSAL PRECAUTIONS Oleh: dr. A. Fauzi

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA. (WHO, 2002). Infeksi nosokomial (IN) atau hospital acquired adalah

PANDUAN PENGGUNAAN APD DI RS AT TUROTS AL ISLAMY YOGYAKARTA

STANDAR OPERASIONAL PROSEDUR (SOP) PERAWATAN JENASAH

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. yang terdapat di RS PKU Muhammadiyah Gamping memiliki berbagai

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA

SATUAN ACARA PENYULUHAN 6 LANGKAH MENCUCI TANGAN DENGAN BENAR

BAB I PENDAHULUAN. dinilai melalui berbagai indikator. Salah satunya adalah penilaian terhadap upaya

Infeksi yang diperoleh dari fasilitas pelayanan kesehatan adalah salah satu penyebab utama kematian dan peningkatan morbiditas pada pasien rawat

BAB II TINJAUAN KEPUSTAKAAN. persepsi sehingga ada respon untuk mewujudkan suatu tindakan.

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA. Pengetahuan adalah hasil dari tahu, dan ini terjadi setelah seseorang

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. a. Pengertian Penyuluhan Kesehatan. kegiatan yang berlandaskan prinsip-prinsip belajar untuk

BAB I PENDAHULUAN. bersifat dinamis dan merupakan masalah kesehatan yang sedang dihadapi terutama

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB 1 PENDAHULUAN. langsung ataupun tidak langsung dengan mikroorganisme dalam darah dan saliva pasien.

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. selama kunjungan antenatal atau pasca persalinan/bayi baru lahir atau saat

BAB I PENDAHULUAN. berbagai bidang, seperti: sosial, ekonomi, budaya, pendidikan dan kesehatan. Dewasa

ASEPSIS SESUDAH TINDAKAN BEDAH MULUT

STERILISASI & DESINFEKSI

BAB I PENDAHULUAN. mikroorganisme dapat terjadi melalui darah, udara baik droplet maupun airbone,

Lampiran 1 LEMBAR PERMINTAAN MENJADI RESPONDEN

PANDUAN CLINICAL SKILL LABORATORIUM INJEKSI INSULIN. Oleh. Tim Endokrin dan Metabolik

Karakteristik Responden. 2. Lama Bertugas / pengalaman bekerja. 3.Mengikuti pelatihan APN ( Asuhan persalinan Normal)

Pengemasan dengan sterilisasi steam/gas. Sterilisasi dengan steam/gas. Pembungkus dapat ditembus oleh uap/gas Impermiabel bagi mikroba Tahan lama

PENERAPAN PERILAKU HIDUP BERSIH DAN SEHAT BAGI SISWA- SISWI SEKOLAH DASAR DI DUSUN PANJANG KECAMATAN TANAH TUMBUH

Disampaikan pada Pertemuan Ilmiah Tahunan Nasional Ikatan Perawat Dialisis Indonesia (IPDI) Palembang, 17 Oktober 2014

BAB 1 PENDAHULUAN. Keselamatan pasien (Patient Safety) adalah isu global dan nasional bagi

CARA MENCUCI TANGAN CARA MENCUCI TANGAN

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

Aspirasi Vakum Manual (AVM)

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

Infeksi saluran pernapasan akut (ISPA) yang cenderung menjadi epidemi dan pandemi

BAB I PENDAHULUAN. Di jaman modernisasi seperti sekarang ini Rumah Sakit harus mampu

LUKA BAKAR Halaman 1

PANDUAN CLINICAL SKILL LABORATORIUM SENAM KAKI DIABETIK. Oleh. Tim Endokrin dan Metabolik

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB ll TINJAUAN PUSTAKA. Menurut Kelman (1958) dalam Sarwono (2007) dijelaskan bahwa

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA

SATUAN ACARA PENYULUHAN (SAP) : Cuci Tangan yang Baik dan Benar Pokok Bahasan : Cara Mencuci Tangan yang Baik dan Benar : keluarga dan klien

KUESIONER PENELITIAN. Perbedaan Sanitasi Lingkungan dan Perilaku Petugas Kesehatan terhadap Angka

Untuk menjamin makanan aman

DAFTAR TILIK PEMASANGAN IMPLAN JADENA. Beri nilai setiap langkah klinik dengan mengunakan kriteria sebadai berikut :

PANDUAN ALAT PELINDUNG DIRI (APD) BAB I PENDAHULUAN

BAB I PENDAHULUAN. Pelayanan kesehatan merupakan bagian terpenting dalam. diantaranya perawat, dokter dan tim kesehatan lain yang satu dengan yang

PENUNTUN BELAJAR KETERAMPILAN KLINIK DAN KONSELING IMPLAN-2

BAB I PENDAHULUAN. Keselamatan menjadi isu global termasuk juga untuk rumah sakit. Ada lima isu

SAP (SATUAN ACARA PENGAJARAN) DIARE

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA LEMBAR OBSERVASI

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA Standar Pengendalian dan Pencegahan Infeksi (PPI) diketahui atau tidak diketahui sumber infeksi (Infection Control Team,

A. Informasi Fasilitas Kesehatan

BAB I PENDAHULUAN. termasuk debu, sampah dan bau. Masalah kebersihan di Indonesia selalu

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

SOP PERAWATAN LUKA A. KLASIFIKASI LUKA BEDAH

Menjadi sehat adalah impian seluruh manusia. Baik

10/13/2015 HIGIENE KARYAWAN DALAM PENGOLAHAN MAKANAN

BAB I PENDAHULUAN. rumah sakit. Rumah sakit merupakan salah satu sarana pelayanan. kesehatan kepada masyarakat. Rumah sakit memiliki peran penting

Nomer Station 1 Judul Station Perawatan Jenazah di RS Waktu yang

PENCABUTAN IMPLANT. No Sikap dan Prilaku. 1. Menyambut klien dan memperkenalkan diri dengan ramah

1 Universitas Kristen Maranatha

7 Langkah Cara Mencuci Tangan Yang Benar Menurut WHO

BAB II CUCI TANGAN PAKAI SABUN UNTUK CEGAH PENYAKIT

PIT STOP PENCEGAHAN DAN PENGENDALIAN INFEKSI (PPI)

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang

BAB 1 : PENDAHULUAN. mencetuskan global patient safety challenge dengan clean care is safe care, yaitu

Membantu Bayi Bernapas. Buku Kerja Peserta

MENCUCI INSTRUMEN BEDAH No.Dokumen No.Revisi Halaman. Tanggal Terbit Ditetapkan Oleh : Direktur RS

BAB I PENDAHULUAN. Alat Pelindung Diri (APD) sangat penting bagi perawat. Setiap hari

BAB I PENDAHULUAN. yang berarti keselamatan pasien adalah hukum yang tertinggi (Hanafiah & Amir,

BAB I PENDAHULUAN. Centre for Disease Control (CDC) memperkirakan setiap tahun terjadi

LEMBAR PENJELASAN KEPADA CALON RESPONDEN. Nama saya lailani Zahra, sedang menjalani pendidikan di Program D-IV Bidan

INOVASI KEPERAWATAN DIARE PADA ANAK. Pencegahan penyakit adalah upaya mengarahkan sejumlah kegiatan untuk

Aspirasi Vakum Manual (AVM) Matrikulasi Calon Peserta Didik PPDS Obstetri dan Ginekologi

ASUHAN BAYI BARU LAHIR DAN NEONATUS

PENCEGAHAN INFEKSI ALIRAN DARAH PRIMER (IADP) (Rana Suryana SKep. Medical Dept. PT Widatra Bhakti)

HIGIENE PEKERJA DALAM PENENGANAN PANGAN

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

MAKALAH MEMANDIKAN DAN PERAWATAN TALI PUSAT

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. pernafasan bagian atas; beberapa spesiesnya mampu. memproduksi endotoksin. Habitat alaminya adalah tanah, air dan

Modul Pelatihan PEDOMAN PERSONAL HYGIENE

Transkripsi:

Buku Panduan Pendidikan Keterampilan Klinik 1 Keterampilan Sanitasi Tangan dan Penggunaan Sarung tangan Rahmawati Minhajat Dimas Bayu Fakultas Kedokteran Universitas Hasanuddin 2014

KETERAMPILAN SANITASI TANGAN PENDAHULUAN Sanitasi tangan didefinisikan sebagai semua tindakan yang bertujuan untuk membersihkan tangan. Sehubungan dengan kegiatan ini, maka sanitasi tangan terdiri dari mencuci tangan dengan sabun dan air serta penggunaan cairan antiseptik tanpa menggunakan air dan tanpa tindakan pengeringan dengan alat, yang bertujuan untuk mengurangi atau menekan tumbuhnya mikroorganisme. Kesehatan dan kebersihan tangan secara bermakna mengurangi jumlah mikroorganisme penyebab penyakit pada kedua tangan dan lengan dengan demikian dapat meminimalisasi kontaminasi silang (misalnya dari petugas kesehatan ke pasien). Dari sudut pandang pencegahan infeksi dan praktik kesehatan, sanitasi dimaksudkan untuk mencegah infeksi yang ditularkan melalui tangan, dengan menyingkirkan kotoran dan debu serta menghambat atau membunuh mikroorganisme pada kulit. Dengan sanitasi tangan dapat dihilangkan bukan saja sebagian besar organisme yang ditularkan melalui kontak dengan pasien dan lingkungan, tetapi juga sebagian organisme yang hidup pada lapisan-lapisan kulit yang lebih dalam. Selain memahami pedoman dan anjuran kesehatan dan kebersihan tangan, petugas kesehatan juga harus memahami tujuan, dan khususnya keterbatasan penggunaan sarung tangan. Tujuan pelatihan sanitasi tangan adalah mendidik mahasiswa Fakultas Kedokteran tentang : Pentingnya kesehatan dan kebersihan tangan, bagaimana melakukan langkah-langkah sanitasi tangan dan menggosok tangan dengan benar; dan Bukti yang mendukung langkah ini dalam mengurangi penularan mikroorganisme sehingga mengurangi frekuensi penularan infeksi pada pasien. Sanitasi tangan bukan hanya harus diterapkan oleh petugas kesehatan, tetapi juga oleh semua orang. Dengan sanitasi tangan, penyebaran infeksi yang bisa ditularkan dari kedua belah tangan dapat dikurangi. Sanitasi tangan bisa dilakukan oleh setiap orang, yaitu dengan mencuci kedua belah tangan dengan sabun dan air bersih setelah ke toilet, menggendong bayi, atau mengganti pakaian bayi yang kotor, atau melakukan tugas lainnya (membersihkan sayur-sayuran, daging segar atau ikan), yaitu pekerjaan yang potensial dapat menyebabkan kontaminasi kedua belah tangan. Sanitasi tangan dapat mengurangi sekitar 45% kejadian penyakit diare, sehinggga dapat menyelamatkan nyawa sejuta anak setiap tahun. TUJUAN PEMBELAJARAN Setelah mengikuti kegiatan ini mahasiswa diharapkan sudah dapat melakukan sanitasi tangan TARGET PEMBELAJARAN Setelah melakukan latihan keterampilan ini, mahasiswa diharapkan sudah dapat melakukan sanitasi tangan baik mencuci tangan maupun menggunakann cairan antiseptik 1

PERSIAPAN ALAT DAN BAHAN 1. Bak cuci tangan dengan air mengalir 2. Sabun cair 3. Cairan antiseptik 4. Handuk sekali pakai INDIKASI 1. Indikasi sanitasi tangan: A. Cusi tangan dengan sabun dan air jika terlihat kotor atau terlihat terpapar oleh darah atau cairan tubuh lainnya, atau setelah menggunakan toilet. B. Cuci tangan dengan sabun dan air sangat disarankan apabila terjadi paparan dengan patogen yang dapat membentuk spora, mencakup jangkitan Clostridium difficile. C. Gunakan cairan antiseptik berbasis alkohol untuk tindakan antiseptik pada tangan jika tangan tidak terlihat kotor. Jika cairan antiseptik berbasis alkohol tidak tersedia, gunakan sabun dan air. D. Lakukan sanitasi tangan pada situasi-situasi berikut ini: a. Sebelum dan sesudah menyentuh pasien. b. Sebelum menangani alat invasif untuk pasien, baik menggunakan sarung tangan ataupun tidak. c. Setelah kontak dengan cairan tubuh atau sekret, membran mukosa, kulit terbuka, atau balutan luka. d. Jika berpindah dari bagian tubuh yang terkontaminasi ke bagian tubuh lain pada satu pasien yang sama. e. Setelah bersentuhan dengan permukaan benda mati dan objek-objek (termasuk alat-alat medis) di sekitar pasien. f. Setelah melepaskan sarung tangan steril maupun non-steril 2. Prinsip Teknik Sanitasi Tangan A. Bubuhkan produk pembersih di telapak tangan yang tertangkup, mencakup semua permukaan telapak tangan. Gosok hingga kering. B. Jika mencuci tangan dengan sabun dan air, basahi tangan dengan air lalu bubuhkan sabun secukupnya hingga mencakup seluruh permukaan telapak tangan. Keringkan tangan dengan handuk sekali pakai. Jika memungkinkan gunakan air bersih yang mengalir. Hindari penggunaan air panas, karena paparan berulang dengan air panas dapat menyebabkan dermatitis. Gunakan handuk untuk menutup keran air. Keringkan tangan dengan menggunakan metode yang tidak menyebabkan rekontaminasi. Handuk tidak boleh digunakan lebih dari satu kali atau lebih dari satu orang. C. Sabun cair, batangan, lembaran atau bubuk dapat dipergunakan. Jika menggunakan sabun batangan, letakkan sabun dalam batangan-batangan kecil di tempat yang memiliki drainase agar sabun dapat dibiarkan kering. 2

PENUNTUN PEMBELAJARAN TEKNIK SANITASI TANGAN DENGAN MENGGUNAKAN CAIRAN ANTISEPTIK TANPA AIR PENUNTUN PEMBELAJARAN TEKNIK SANITASI TANGAN DENGAN MENGGUNAKAN CAIRAN ANTISEPTIK TANPA AIR No. LANGKAH/KEGIATAN GAMBAR KASUS Lakukan langkah ini jika tangan tidak terlihat kotor 1 2 3 1. Bubuhkan produk pembersih di telapak tangan yang tertangkup, mencakup semua permukaan telapak tangan. 2. Gosoklah telapak tangan dengan telapak tangan. 3. Gosoklah telapak tangan kanan dengan punggung tangan kiri serta sela-sela jarinya. Lakukan bergantian kedua tangan. 4. Gosoklah sela-sela jari pada kedua telapak tangan. 5. Gosoklah kedua jari tangan yang berlawanan dengan posisi jari-jari saling bertautan. 3

6. Gosoklah ibu jari tangn kiri menggunakan genggaman tangan kanan dengan gerakan memutar. Lakukan bergantian kedua tangan. 7. Gosok dengan gerakan memutar ke depan dan ke belakang dengan menggunakan jari-jari tangan kanan yang terkatup pada telapak tangan kiri. Lakukan bergantian kedua tangan. 8. Biarkan kering, tangan kini aman. 4

PENUNTUN PEMBELAJARAN TEKNIK SANITASI TANGAN DENGAN MENCUCI TANGAN MENGGUNAKAN SABUN DAN AIR PENUNTUN PEMBELAJARAN TEKNIK SANITASI TANGAN DENGAN MENCUCI TANGAN MENGGUNAKAN SABUN DAN AIR No. LANGKAH/KEGIATAN GAMBAR KASUS A. Cara memakai sarung tangan steril 1 2 3 0. Basahi tangan dengan air mengalir 1. Bubuhkan sabun secukupnya hingga mencakup seluruh permukaan telapak tangan 2. Gosoklah telapak tangan dengan telapak tangan. 3. Gosoklah telapak tangan kanan dengan punggung tangan kiri serta sela-sela jarinya. Lakukan bergantian kedua tangan. 4. Gosoklah sela-sela jari pada kedua telapak tangan. 5. Gosoklah kedua jari tangan yang berlawanan dengan posisi jari-jari saling bertautan. 6. Gosoklah ibu jari tangn kiri menggunakan genggaman tangan kanan dengan gerakan memutar. Lakukan bergantian kedua tangan. 5

7. Gosok dengan gerakan memutar ke depan dan ke belakang dengan menggunakan jari-jari tangan kanan yang terkatup pada telapak tangan kiri. Lakukan bergantian kedua tangan. 8. Bersihkan tangan dengan air mengalir. 9. Keringkan tangan dengan menggunakan handuk sekali pakai. 10. Matikan keran air tanpa menyentuh dengan tangan atau gunakan handuk 11. Tangan kini telah aman Sumber: WHO Guidelines on Hand Hygiene in Health Care, 2009 6

KETERAMPILAN MENGGUNAKAN SARUNG TANGAN PENDAHULUAN Sejak merebaknya HIV dan epidemi AIDS, sarung tangan telah digunakan oleh para pekerja layanan kesehatan untuk menangani pasien yang terkolonisasi atau terinfeksi dengan patogen tertentu atau terpapar dengan pasien hepatitis B. Sejak tahun 1987, terjadi peningkatan dramatis dalam penggunaan sarung tangan sebagai usaha untuk menceah transmisi HIV dan patogen yang dapat menyebar melalui darah dari pasien ke pekerja layanan kesehatan. Sarung tangan medis digunakan oleh pekerja layanan kesehatan utamanya oleh karena dua alasan yaitu 1) untuk mengurangi resiko kontaminasi tangan pekerja layanan kesehatan terhadap darah atau cairan tubuh lain dan 2) untuk mengurangi resiko penyebaran kuman ke lingkungan serta transmisi dari penyedia layanan kesehatan ke pasien dan sebaliknya, juga dari satu pasien ke pasien lain. Sarung tangan medis sekali pakai, baik steril maupun non-steril biasanya terbuat dari senyawa alam karet lateks atau senyawa sintetik non-lateks seperti vinil, nitril atau neoprene. Sarung tangan steril dibutuhkan untuk tindakan intervensional, namun beberapa tindakan non-intervensional juga membutuhkan pemakaian sarung tangan steril. Cara penggunaan sarung tangan yang benar harus diperhatikan oleh semua pekerja layanan kesehatan, karena peningkatan resiko transmisi patogen dan infeksi sangat berkaitan dengan metode penggunaan sarung tangan medis yang tidak tepat. Penggunaan sarung tangan tidak mengubah indikasi sanitasi tangan atau menggantikan pentingnya sanitasi tangan baik dengan mencuci tangan maupun penggunaan cairan antiseptik. TUJUAN PEMBELAJARAN Mahasiswa memahami alasan, indikasi dan cara-cara penggunaan sarung tangan medis TARGET PEMBELAJARAN Mahasiswa memahami cara-cara penggunaan sarung tangan, baik cara memakai maupun melepaskan sarung tangan medis baik steril maupun non-steril INDIKASI PENGGUNAAN SARUNG TANGAN 1. Indikasi Memakai Sarung Tangan a. Sebelum kondisi steril. b. Antisipasi kontak dengan darah atau cairan tubuh lain, baik dalam kondisi steril maupun tidak, mencakup kontak pada membran mukosa dan kulit terbuka. c. Kontak dengan pasien (dan área sekelilingnya) selama tindakan pencegahan kontak 2. Indikasi Melepas Sarung Tangan a. Segera setelah sarung tangan rusak (dicurigai adanya sobekan sekecil apapun) 7

b. Setelah selesai kontak dengan darah, cairan tubuh, kulit terbuka dan membran mukosa. c. Setelah selesai kontak dengan pasien dan/atau sekelilingnya, atau bagian tubuh yang terkontaminasi pada pasien. d. Jika ada indikasi untuk sanitasi tangan. 3. Indikasi Penggunaan Sarung Tangan Steril a. Semua prosedur bedah dan yang membutuhkan kondisi steril b. Persalinan vaginal c. Tindakan radiologi invasif d. Melakukan pemasangan akses dan prosedur vaskular (jalur central) e. Menyiapkan nutrisi parenteral total dan obat-obatan kemoterapi 4. Indikasi Penggunaan Sarung Tangan Non-steril Adanya potensi sentuhan dengan darah, cairan tubuh, sekret dan ekskret dan bendabenda yang terlihat terkontaminasi oleh cairan tubuh. Paparan Pasien Langsung: kontak dengan darah, cairan tubuh, membran mukosa dan kulit terbuka; potensi organisme infeksius dan berbahaya; situasi epidemi atau gawat darurat; memasang dan melepas saluran intravena; menarik darah; pemeriksaan pelvis dan vaginal; penyedotan sistem terbuka saluran endotrakeal. Paparan Pasien Tidak Langsung: mengosongkan bak muntah; menangani atau mencuci alat-alat medis, menangani sampah medis; membersihkan tumpahan cairan tubuh. 5. Kondisi-kondisi dibawah ini tidak diindikasikan penggunaan sarung tangan medis, kecuali adanya tindakan pencegahan kontak : Tidak ada potensi paparan dengan darah, cairan tubuh atau lingkungan terkontaminasi Paparan Pasien Langsung: mengukur tanda-tanda vital; melakukan penyuntikan subkutan dan intramuskular; memandikan dan memakaikan pakaian pasien; memindahkan pasien; perawatan mata dan telinga (tanpa sekret); semua tindakan memperbaiki jalur vaskular tanpa adanya kebocoran darah. Paparan Pasien Tidak Langsung: menggunakan telepon; menulis di status pasien memberikan obat oral; menyentuh nampan makan pasien; mengganti linen pasien; memasang peralatan ventilasi non-invasif dan kanula oksigen; memindahkan perabotan pasien. Sarung tangan harus dipakai sesuai dengan STANDAR dan KONTAK PENCEGAHAN. Sanitasi tangan harus dilakukan pada saat yang tepat terlepas adanya indikasi untuk penggunaan sarung tangan. 8

PENUNTUN PEMBELAJARAN TEKNIK PENGGUNAAN SARUNG TANGAN NON-STERIL PENUNTUN PEMBELAJARAN TEKNIK PENGGUNAAN SARUNG TANGAN NON-STERIL No. LANGKAH/KEGIATAN GAMBAR KASUS A. Cara memakai sarung tangan non-steril 1 2 3 1. Jika indikasi sanitasi tangan ada sebelum kontak yang membutuhkan penggunaan sarung tangan, lakukanlah sanitasi tangan dengan sabun atau cairan pembersih 2. Keluarkan sarung tangan dari kotaknya 3. Sentuh sedikit saja area sarung tangan pada daerah pergelangan (pada ujung atas manset) 4. Pasanglah sarung tangan pertama 5. Ambil sarung tangan kedua dengan tangan yang belum memakai sarung tangan, sentuh sedikit saja area sarung tangan pada daerah pergelangan (pada ujung atas manset) 6. Untuk menghindari tersentuhnya kulit lengan bawah oleh tangan yang telah terpasang sarung tangan, lipatlah permukaan luar sarung tangan yang akan dipakai, menggunakan lipatan jari tangan yang telah menggunakan sarung tangan, lalu kenakan sarung tangan pada tangan kedua 9

7. Setelah sarung tangan terpasang, hindari bersentuhan dengan selain apa yang diindikasikan atau kondisi yang membutuhkan penggunaan sarung tangan B. Cara Melepaskan Sarung Tangan Non-Steril 1 2 3 8. Cubitlah sarung tangan pada daerah pergelangan tanpa menyentuh lengan atas, lalu bukalah sarung tangan hingga membalik bagian luar dan dalam sarung tangan 9. Pegang sarung tangan yang telah dilepas dengan tangan yang masih memakai sarung tangan. Selipkan tangan yang sudah tidak memakai sarung tangan diantara lengan bawah dan sarung tangan, lalu lepaskan sarung tangan kedua sampai posisi melipat menutupi sarung tangan pertama. 10. Buanglah sarung tangan ke tempat sampah medis. 11. Lakukan sanitasi tangan dengan sabun atau cairan pembersih 10

PENUNTUN PEMBELAJARAN TEKNIK PENGGUNAAN SARUNG TANGAN STERIL PENUNTUN PEMBELAJARAN TEKNIK PENGGUNAAN SARUNG TANGAN STERIL No. LANGKAH/KEGIATAN GAMBAR KASUS A. Cara memakai sarung tangan steril 1 2 3 1. Lakukanlah sanitasi tangan dengan sabun atau cairan pembersih 2. Pastikan integritas kemasan. Buka kemasan luar non-steril tanpa menyentuh kemasan steril di dalamnya 3. Letakkan kemasan dalam yang steril pada permukaan rata yang bersih dan kering, tanpa menyentuh permukaan kemasan steril. Bukalah kemasan dengan menyentuh ujung kemasan lalu lipat hingga menghadap ke bawah, dan biarkan kemasan terbuka. 4. Dengan menggunakan ibu jari dan jari telunjuk salah satu tangan, pegang sarung tangan pada bagian ujung yang terlipat 5. Masukkan tangan lain ke dalam sarung tangan dengan satu gerakan tunggal, biarkan lipatan sarung tangan pada daerah pergelangan tangan 11

6. Ambil sarung tangan kedua dengan cara menyelipkan jari-jari tangan yang telah menggunakan sarung tangan ke dalam lipatan manset sarung tangan kedua. 7. 8. Dengan satu gerakan tunggal, masukkan tangan yang belum memakai sarung tangan ke sarung tangan kedua dengan menghindari kontak / sentuhan antara tangan yang telah memakai sarung tangan dengan area selain sarung tangan yang akan dipakai (adanya kontak menyebabkan 9. kurangnya asepsis dan membutuhkan penggantian sarung tangan). 10. 11. Jika dibutuhkan, setelah kedua sarung tangan terpasang, perbaiki letak sarung tangan pada jarijari hingga sarung tangan terpasang dengan nyaman 12

12. Bukalah lipatan pada manset dengan menyelipkan jari-jari tangan lain di bawah lipatan, hindari kontak atau sentuhan dengan permukaan selain permukaan luar sarung tangan (adanya kontak menyebabkan kurangnya asepsis dan membutuhkan penggantian sarung tangan). 13. Lakukan pada kedua sarung tangan. 14. Tangan yang telah memakai sarung tangan hanya boleh menyentuh area dan alat-alat yang telah disterilkan serta area tubuh pasien yang telah didisinfeksi B. Cara Melepaskan Sarung Tangan Steril 1 2 3 15. Lepaslah sarung tangan pertama dengan menggunakan tangan lainnya. Buka dengan cara melipat bagian dalam ke luar sampai daerah sendi jari kedua (jangan melepas seluruh sarung tangan) 16. 17. 13

18. Lepaskan sarung tangan kedua dengan melipat bagian terluarnya menggunakan tangan yang telah terlepas sebagian sarung tangannya 19. Lepaslah sarung tangan dengan melipat bagian dalam keluar hingga sarung tangan terbuka seluruhnya. Pastikan tangan hanya bersentuhan dengan bagian dalam sarung tangan 20. Buang sarung tangan pada tempat sampah medis 21. Lakukan sanitasi tangan dengan sabun atau cairan pembersih Sumber: WHO Guidelines on Hand Hygiene in Health Care, 2009 14