Status Cendawan Mikoriza Vesikular-Arbuskular (MVA) pada Tanaman

dokumen-dokumen yang mirip
TINJAUAN PUSTAKA. Fungi mikoriza arbuskular (FMA) merupakan fungi obligat, dimana untuk

I. PENDAHULUAN. Mikoriza merupakan sebuah istilah yang mendeskripsikan adanya hubungan

TINJAUAN PUSTAKA. dengan akar tumbuhan tingkat tinggi, yang mencerminkan adanya interaksi

I. PENDAHULUAN. Kebutuhan pangan dari tahun ke tahun meningkat, hal ini sejalan dengan

MIKORIZA MATERI KULIAH BIOLOGI TANAH UPNVY. Mikoriza (Mycorrhizae): Oleh: Ir. Sri Sumarsih, MP.

TINJAUAN PUSTAKA. jamur (mykos = miko) dan akar (rhiza). Jamur ini membentuk simbiosa

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

TINJAUAN PUSTAKA. ini kemudian disepakati oleh para pakar sebagai titik awal sejarah mikoriza.

HASIL ANALISIS DAN PEMBAHASAN. cendawan MVA, sterilisasi tanah, penanaman tanaman kedelai varietas Detam-1.

TINJAUAN PUSTAKA. Mykes (cendawan) dan Rhiza (akar). Kata mikoriza pertama kali dikemukakan

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Mikoriza merupakan asosiasi mutualistik antara jamur dengan akar

POTENSI PEMANFAATAN MIKORISA VESIKULAR ARBUSKULAR DALAM PENGELOLAAN KESUBURAN LAHAN KERING MASAM

MIKORIZA DAN PERANANNYA MIKORIZA LABORATORIUM PENGAMATAN HAMA DAN PENYAKIT BANYUMAS

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Mikoriza adalah suatu organisme yang hidup secara simbiosis mutualistik

I. PENDAHULUAN. Mikoriza merupakan suatu bentuk asoasiasi mutualisme antara cendawan (myces)

TINJAUAN PUSTAKA. dapat bersimbiosis dengan Fungi Mikoriza Arbuskula (FMA). Namun pada

II. TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Cendawan Mikoriza Arbuskula (CMA)

I. PENDAHULUAN. Mikoriza merupakan fungi akar yang memiliki peran dan manfaat yang penting

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. patologi hutan dari Jerman (Handayanto & Hairiah, 2007). dikelompokkan menjadi ektomikoriza (ECM) dan endomikoriza/arbuscular

MIKORIZA & POHON JATI

Kompos, Mikroorganisme Fungsional dan Kesuburan Tanah

II. TINJAUAN PUSTAKA. Nama mikoriza pertama kali digunakan oleh Frank pada tahun 1885 untuk menunjukkan

I. PENDAHULUAN. Tanaman kelapa sawit (Elaeis guineensis Jacq.) adalah tanaman yang berasal dari

II. TINJAUAN PUSTAKA. dengan bulan-bulan kering untuk pembungaannya. Di Indonesia tanaman kopi

I. PENDAHULUAN. Kelapa sawit termasuk tanaman tahunan yang mulai menghasilkan pada umur 3

TINJAUAN PUSTAKA. endomikoriza atau FMA (Fungi Mikoriza Arbuskula) pada jenis tanaman. (Harley and Smith, 1983 dalam Dewi, 2007).

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA

TINJAUAN PUSTAKA. dirusak, baik melalui penebangan pohon, perladangan berpindah maupun

II. TINJAUAN PUSTAKA. Kelapa sawit (Elaeis guineensis Jacq.) termasuk tanaman monokotil tidak

II. TINJAUAN PUSTAKA. Rosales, Famili: Leguminosae, Genus: Glycine, Species: Glycine max (L.) Merrill

I. PENDAHULUAN. Berbagai upaya perbaikan tanah ultisol yang mendominasi tanah di Indonesia

TINJAUAN PUSTAKA. Tinjauan Botanis Tanaman Pinus (Pinus merkusii) P. merkusii Jungh et De Vriese pertama kali ditemukan dengan nama

I. PENDAHULUAN. Kakao merupakan salah satu komoditas ekspor yang mampu memberikan

TINJAUAN PUSTAKA. Mikoriza adalah simbiosis mutualistik, hubungan antara fungi dan akar

TINJAUAN PUSTAKA. Kondisi Lahan Gambut. beserta vegetasi yang terdapat diatasnya, terbentuk di daerah yang topografinya

I. PENDAHULUAN. Sektor perkebunan kelapa sawit (Elaeis guineensis Jacq.) di Indonesia

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

TINJAUAN PUSTAKA. A. Kedelai Varietas Detam-1. Kegunaan utama kedelai hitam di Indonesia yaitu sebagai bahan baku

TINJAUAN PUSTAKA. Klasifikasi Tanaman Suren. Sistematika tumbuhan jenis surian atau suren menurut Dephut (2002) diklasifikasikan ke dalam:

TINJAUAN PUSTAKA. A. Budidaya Kedelai. diberi nama nodul atau nodul akar. Nodul akar tanaman kedelai umumnya dapat

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

IV. HASIL DAN PEMBAHASAN. A. Tahap trapping mikoriza. jagung pada tiga media tanam yaitu indigenous tanah Mediteran

PENDAHULUAN Latar Belakang

PENGARUH WAKTU PEMBERIAN MIKORIZA VESIKULAR ARBUSKULAR PERTUMBUHAN TOMAT KELOMPOK 6 MATA KULIAH MIKORHIZA

TINJAUAN PUSTAKA. Kakao (Theobroma cacao L.) termasuk salah satu komoditas perkebunan

JENIS FUNGI MIKORIZA ARBUSKULA DI LAHAN GAMBUT DESA AEK NAULI, KECAMATAN POLLUNG, KABUPATEN HUMBANG HASUNDUTAN

II. TNJAUAN PUSTAKA. klasifikasinya termasuk famili Meliaceae. Ada dua spesies yang cukup dikenal yaitu:

BAB I PENDAHULUAN. di Indonesia, termasuk ke dalam jenis tanaman polong-polongan. Saat ini tanaman

I. PENDAHULUAN. Kehidupan manusia modern saat ini tidak terlepas dari berbagai jenis makanan

I. PENDAHULUAN. Kelapa sawit (Elaeis guineensis Jacq.) merupakan salah satu primadona tanaman

Waktu dan Cara Aplikasi Cendawan Mikoriza Arbuskular (CMA) pada Pertumbuhan Bibit Tanaman Kopi

TINJAUAN PUSTAKA. berubah kembali ke asal karena adanya tambahan substansi, dan perubahan bentuk

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. bawang merah diklasifikasikan sebagai berikut (Pitojo, 2003):

II. TINJAUAN PUSTAKA. Tebu adalah tanaman yang ditanam untuk bahan baku gula, etanol, vetsin dan

II. TINJAUAN PUSTAKA. Lamtoro atau yang sering disebut petai cina, atau petai selong adalah

II. TINJAUAN PUSTAKA. dapat mencapai cm, membentuk rumpun dan termasuk tanaman semusim.

Identifikasi Cendawan Mikoriza Arbuskula Dari Perakaran Tanaman Pertanian

SULISTIYOWATI A

II. TINJAUAN PUSTAKA

RESPON TANAMAN RAMI (Boehmeria nivea L.Gaud) TERHADAP PEMBERIAN BEBERAPA DOSIS FUNGI MIKORIZA ARBUSKULA (FMA) PADA ULTISOL

I. PENDAHULUAN. Penggunaan pupuk anorganik telah menjadi tradisi pada sistem. pertanian yang ada pada saat ini. Hal ini mulai dilakukan sejak

7 PERANAN TRICHODERMA, MICORIZA DAN POSFAT TERHADAP TANAMAN KEDELAI PADA TANAH SANGAT MASAM (HUMITROPETS)

PEMANFAATAN JASAD RENIK MIKORIZA UNTUK MEMACU PERTUMBUHAN TANAMAN HUTAN J. M. Sri Hardiatmi

TINJAUAN PUSTAKA. Menurut Agios (1996), Penyakit layu Fusarium dapat diklasifikasikan

I. PENDAHULUAN. Tanaman jagung (Zea mays L) merupakan salah satu komoditi yang sangat

MANFAAT PUPUK ORGANIK KASCING DAN CENDAWAN MIKORIZA ARBUSKULA (CMA) PADA TANAH DAN TANAMAN

TINJAUAN PUSTAKA. Sistematika kenaf menurut Ben-Hill, et al. (1960) sebagai berikut:

Pengaruh Mikoriza Glomus fasciculatum Terhadap Pertumbuhan Vegetatif Tanaman Kacang Tanah yang Terinfeksi Patogen Sclerotium rolfsii

POPULASI JAMUR MIKORIZA VESIKULAR ARBUSKULAR (MVA) PADA ZONE PERAKARAN JATI

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Tanaman tebu (Saccharum officinarum. L) dimanfaatkan sebagai bahan baku

I. PENDAHULUAN. yang termasuk ke dalam kelompok legum merambat (cover crop). Legum pakan

IV. HASIL DAN PEMBAHASAN

Eksplorasi Mikorizaa Vesikular Arbuskular (MVA) Indigenous pada Tanah Regosol di Pamekasan - Madura

TINJAUAN PUSTAKA. Tanaman sorgum dapat diklasifikasikan sebagai berikut Kingdom: Plantae,

BAB I. PENDAHULUAN. Tanaman penutup tanah atau yang biasa disebut LCC (Legume Cover

I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang

KERAGAMAN MIKORIZA ARBUSKULA INDONESIA DAN PERANANANNYA DALAM EKOSISTEM

TINJAUAN PUSTAKA. Botani dan Syarat Tumbuh Tembakau Deli. Tembakau termasuk klas Dikotil, famili Solanaceae, genus Nicotiana dan

TINJAUAN PUSTAKA. Syarat Tumbuh Tanaman. Tanaman kedelai tumbuh di daerah khatulistiwa antara 55ºLU-55ºLS. Kedelai juga

METODE PERBANYAKAN DAN EFEKTIVITAS INOKULUM MIKORIZA INDIGENOUS RHIZOSFER PANDAN DARI PANTAI BUGEL KULON PROGO

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA

BAB V HASIL DAN PEMBAHASAN

II. TINJAUAN PUSTAKA

II. TINJAUAN PUSTAKA

II. TINJAUAN PUSTAKA. Forastero (bulk cocoa atau kakao lindak), Criolo (fine cocoa atau kakao mulia),

TINJAUAN PUSTAKA. venire, alat musik, kayu lapis, venir, dan mebel. Bagian tanaman suren khususnya

Gambar 2. Centrosema pubescens

II. TINJAUAN PUSTAKA. : Magnoliophyta (Tumbuhan berbunga) : Liliopsida (berkeping satu / monokotil)

HASIL DAN PEMBAHASAN. yang sangat tergantung pada curah hujan, sehingga produktivitas tanaman di lahan

Jamur Mikoriza Vesikular Arbuskular (MVA) pada Rhizosfer Tanaman Langsat (Lansium domesticum Corr.) di Lahan Gambut

TINJAUAN PUSTAKA Cendawan Mikoriza Arbuskula

INFEKTIVITAS MIKORIZA PADA BERBAGAI JENIS TANAMAN INANG DAN BEBERAPA JENIS SUMBER INOKULUM. Nurhayati

BAB I PENDAHULUAN. Cabai merah (Capsicum annuum L.) termasuk famili solanaceae dan

BAB I PENDAHULUAN. allin dan allisin yang bersifat bakterisida (Rukmana, 1994).

II. TINJAUAN PUSTAKA. Kelapa sawit (Elaeis guineensis Jacq.) merupakan tanaman. penghasil minyak yang berasal dari Afrika Barat.

IV. HASIL DAN PEMBAHASAN

TINJAUAN PUSTAKA Rizobakteri Pemacu Pertumbuhan Tanaman (PGPR) Enzim ACC Deaminase dan Etilen

II. TINJAUAN PUSTAKA. Fungi Mikoriza Arbuskular (FMA) merupakan asosiasi antara fungi tertentu

IV. HASIL DAN PEMBAHASAN. Berdasarkan hasil sidik ragam parameter tinggi tanaman (lampiran 9 a)

TEKNOLOGI PELARUTAN FOSFAT MENGGUNAKAN MIKROBA

Transkripsi:

Status Cendawan Mikoriza Vesikular-Arbuskular (MVA) pada Tanaman Abstract Haris Talanca Balai Penelitian Tanaman Serealia Jl. Dr. Ratulangi 274 Maros, Sulawesi Selatan Cendawan MVA (Mikoriza Vesikular Arbuskular) adalah jenis cendawan yang masuk dalam genus Glomales, dan bersifat obligat parasit, sehingga tidak dapat diinokulasi dengan tehnik mikrobiologi, hanya tumbuh pada akar tunbuhan hidup. Mikoriza berasal dari bahasa Yunani yaitu Mykes yang artinya cendawan dan Rhiza artinya akar, sehingga secara harfiah berarti cendawan akar. Cendawan ini dibagi dalam dua golongan yaitu: 1). Ektotropik mikoriza, cendawan ini berassosiasi diluar sel akar tumbuhan, yang selubung cendawannya membungkus permukaan akar.umumnya cendawan ektomikoriza biasanya ditemukan pada tanaman kehutanan. 2). Endotropik mikoriza, cendawan ini berassosiasi didalam akar sel tumbuhan,yang umumnya ditemukan pada tanaman perkebunan. Morfologi cendawan MVA merupakan struktur yang terdiri dari hifa eksternal, hifa internal, hifa gelung, arbuskula, dan vesikula. Hifa ini tidak bersekat, dan tumbuh diantara sel-sel korteks dan didalamnya bercabang-cabang. Didalam sel yang terinfeksi dibentuk hifa yang bergelembung, dan hifa bercabang -cabang disebut arbuskula yang berperan sebagai pemindah unsur hara. Cendawan MVA adalah merupakan jenis mikroba tanah yang mempunyai kontribusi penting dalam kesuburan tanah dengan jalan meningkatkan kemampuan tanaman dalam penyerapan unsur hara seperti fosfat, air, dan nutrisi lainnya. Akar yang bermikoriza dapat menyerap unsur p dari larutan tanah pada konsentrasi dimana akar tanaman tidak bermikoriza, karena akar tersebut tidak dapat menjangkaunya. Hal ini disebabkan karena akar yang terifeksi mikoriza mempunyai metabolisme energi lebih besar, sehingga aktif dalam pengambilan p pada konsentrasi 10-7 -10-6 didalam larutan tanah hingga menjadi 10-3 -10-2 didalam akar tanaman. Akar tanaman inang yang terinfeksi MVA mempunyai eksudat akar yang berbeda dengan eksudat akar yang tidak terinfeksi MVA. Perubahan eksudat akar tanaman inang mempengaruhi perubahan dalam rhizosfer yang mengakibatkan meningkatnya ketahanan tanaman, sehingga terhindar dari serangan patogen. Ketahanan ini lebih meningkat karena adanya produksi antibiotik dari MVA. Hal ini dapat terjadi pada cendawan patogen tanah (soil borne) yang menyerang akar seperti cendawan Phytopthora, Phytium, Fusarium, dan Rhizoctonia dapat terhindar karena adanya infeksi cendawan MVA pada akar tanaman inang. Kata kunci: Cendawan MVA, eksudat akar, metabolisme energy, dan rhizosfer, serta simbiose Pendaluan Mikoriza Vaskular Arbuskular (MVA) adalah salah satu jenis cendawan tanah, yang keberadaannya dalam tanah sangat mempunyai manfaat. Hal ini disebabkan karena MVA dapat meningkatkan ketersediaan dan pengambilan unsur fosfor, air, dan nutrisi lainnya, serta untuk pengendalian penyakit yang disebabkan oleh patogen tular tanah. Pada awalnya cendawan MVA kurang mendapat perhatian, karena cendawan ini tidak membentuk unit alamiah yang nyata juga tidak menunjukkan adanya perubahan morfologi pada akar yang terinfeksi, sehingga tidakmudah dikenali. MVA tergolong kedalam ordo glomales yang bersifat obligat parasit, sehingga tidak dapat diinokulasi dengan tehnik mikrobiologi, akan tetapi dapat ditumbuhkan pada akar tanaman hidup (Moose, 1981). Apabila 353

cendawan MVA menginfeksi akar tanaman inang, maka tidak ada bedanya dengan akarakar yang tidak terinfeksi yaitu tidak terjadi perubahan bentuk, dan tetap mempunyai rambut akar. Mikoriza sesunguhnya berasal dari bahasa Yunani yaitu Mykes yang artinya cendawan, dan Rhiza artinya akar, sehingga secara harfiah berarti cendawan akar. Cendawan MVA pertama kali ditemukan oleh botanis Jerman yaitu Frank tahun 1855 pada akar pepohonan hutan yang menunjukkan adanya assosiasi simbiotik. Cendawan ini apabila menginfeksi tanaman inang, maka pada tanaman tersebut tidak menimbulkan kerusakan. Bahkan pada beberapa tanaman yang mempunyai nilai ekonomi seperti tanaman family gramineae dan leguminosa umumnya mempunyai cendawan mikoriza. Pada tanaman pinus pertumbuhannya sangat ditentukan oleh adanya cendawan MVA. Menurut Gunawan (1994) istilah Mikoriza Vesikular Arbuskular (MVA) digunakan karena semua cendawan dari jenis cendawan ordo glomales dapat membentuk struktur arbuskular dalam assosiasinya dengan akar dan hanya sebagian saja yang dapat membentuk vesicular. Morfologi Cendawan MVA Cendawan Mikoriza Vesikular arbuskular (MVA) dibagi dalam dua golongan yaitu : 1). Ektotropik mikoriza atau Ektomikoriza, dimana cendawan ini berassosiasi diluar sel akar tanaman,yang selubung cendawannya membungkus permukaan akar, sehingga cendawan ini umumnya ditemukan pada tanaman kehutanan. 2). Endotropik mikoriza atau Endomikoriza, dimana cendawan ini berassosiasi dalam akar sel tanaman yang umumnya ditemukan pada tanaman perkebunan. MVA mempunyai struktur yang terdiri dari hifa eksternal, internal, gelung, vesicular dan arbuskular. Hifanya tidak bersekat, dan tumbuh diantara sel-sel korteks dan didalamnya bercabang-cabang. Hifa MVA tidak masuk sampai jaringan stele, dan didalam sel yang terinfeksi terbentuk hifa yang bergelembung dan apabila bercabang-cabang maka disebut arbuskular. Arbuskular inilah yang diduga sebagai alat pemindah unsur hara. Pada struktur yang menggelembung dibentuk secara apikal dan sering kali terdapat pada hifa-hifa utama sehingga struktur ini disebut vesicular. Vesikular kadang-kadang ukurannya sangat besar dan berdiding tebal serta mengandung banyak lipid, terutama berfungsi sebagai organ simpan. Apabila korteks mengelupas, beberapa vesicular keluar dari jaringan akar dan berada dalam tanah serta dapat berkecambah dan bertindak sebagai propagul infektif. Spora yang dihasilkan oleh cendawan Mikoriza Vesikular Arbuskular (MVA) terbentuk diatas eksternatikal hifa yang melewati permukaan akar. Spora ini dapat terbentuk dan bersatu di dalam tanah dalam bentuk kelompok-kelompok spora yang bebas atau dalam bentuk kumpulan sporakarp. Spora cendawan MVA bermacam-macam dalam warna dan ukuran, ada yang berdiameter 10-400 um, tetapi kebanyakan antara 40-200 um (Fitler 1989). Ada sembilan genus Vesikular Arbuskular yang masuk dalam family Endogonaceae yaitu: 1). Endogone, 2). Gigaspora, 3). Acaulospora, 4). Entrosphospora, 5). Glomus, 6). Sclerocystis, 7). Glaziella, 8). Modicella dan 354

9). Complekxipes. Untuk membedakan genusnya berdasarkan pada cara pembentukan spora dan cara spora muncul diatas hifa. Sedangkan jenis spesisnya berdasarkan ukuran spora,warna, ketebalan diding, jumlah dan tipe lapisan. MVA dalam penyerapan unsur hara Cendawan MVA adalah salah satu jenis mikroba tanah yang mempunyai kontribusi penting dalam kesuburan tanah dengan jalan meningkatkan kemampuan tanaman dalam penyerapan unsur hara seperti fosfat, air, dan nutrisi lainnya. Menurut Aldeman dan Morton, (1986) bahwa infeksi MVA dapat meningkatkan pertumbuhan tanaman dan kemampuannya memanfaatkan nutrisi terutama unsur P, Ca, N, Cu, Mn, K, dan Mg. Hal ini disebabkan karena kolonisasi mikoriza pada akar tanaman dapat memperluas bidang serapan akar dengan adanya hifa eksternal yang tumbuh dan berkembang melalui bulu akar. Selanjutnya miselia cendawan MVA dapat tumbuh dan menyebar keluar akar sekitar lebih 9 cm, dengan total panjang hifanya dapat mencapai 26-54 m/g tanah. Menurut Hayman (1983) dalam Suciatmih (1996) akar yang bermikoriza dapat menyerap p dari larutan tanah pada konsentrasi dimana akar tanaman tidak bermikoriza, tidak dapat menjangkaunya. Hal ini disebabkan karena akar yang terifeksi mikoriza mempunyai metabolisme energi lebih besar, sehingga aktif dalam pengambilan p pada konsentrasi 10-7 -10-6 didalam larutan tanah hingga menjadi 10-3 -10-2 didalam akar tanaman. Selain itu diameter hifa cendawan MVA sangat kecil yaitu 2-5 um, sehingga dengan mudah menembus pori-pori tanah yang tidak bisa ditembus oleh akar tanaman yang berdiameter 10-20 um. Pada tanah ada sekitar 95-99% unsur P dijumpai tidak larut, sehingga tidak tersedia atau susah diserap oleh akar tanaman (Hayman, 1983). Infeksi MVA pada akar tanaman menyebabkan tanaman mampu memanfaatkan unsur-unsur P yang tidak tersedia tersebut menjadi tersedia. Fakta ini menunjukkan bahwa pada tanaman yang terinfeksi cendawan MVA memperlihatkan pertumbuhan tanaman yang baik bila dibandingkan dengan tanaman yang tidak terinfeksi mikoriza, karena MVA juga menghasilkan hormon seperti auksin, sitokinin, dan giberlin. Menurut Suciatmih (1996), assosiasi mikoriza menyebabkan tanaman mampu memanfaatkan unsur-unsur P yang tidak tersedia menjadi tersedia. Hal ini dapat dilihat pada tanaman cow pea, ketela pohon, jeruk, jambu biji, dan kedelai, dapat bertahan atau toleran pada kondisi tanah mineral asam seperti tanah oxisol dan ultisol. Keadaan ini diduga cendawan MVA dapat melakukan perubahan PH rhizosfer menjadi 6,3. Tanaman akasia mangium yang terinfeksi cendawan MVA, maka mampu menghemat penggunaan unsur P 180 kr/ha/tahun. MVA dapat pula meningkatkan kandungan khlorofil tanaman, dan zat perangsang tumbuh dengan diproduksinya substansi zat perangsang tumbuh, sehingga tanaman dapat lebih toleran terhadap sifat shok atau stress saat dipindahkan. 355

MVA dalam pengendalian patogen Beberapa hasil penelitian menunjukkan bahwa MVA mempunyai peranan dalam pengendalian penyakit tanaman. Linderman dalam Talanca (2005) menduga bahwa mekanisme perlindungan MVA terhadap patogen berlangsung sbb: 1). Cendawan MVA memanfaatkan karbohidrat lebih banyak dari akar sebelum dikeluarkan dalam bentuk eksudat akar, sehingga patogen tidak dapat berkembang. 2). Terbentuknya substansi yang bersifat antibiotik yang disekresikan untuk menghambat perkembangan patogen. 3). Memacu perkembangan mikroba saprofit disekitar perakaran (rhizosfer). Cendawan MVA dapat pula bersimbiose dengan akar tanaman inang, dan mempunyai pengaruh yang luas terhadap mikroorganisme yang bersifat patogen. Akar tanaman inang yang terinfeksi MVA mempunyai eksudat akar yang berbeda dengan eksudat akar yang tidak terinfeksi MVA. Perubahan eksudat akar tanaman inang mempengaruhi perubahan dalam rhizosfer yang mengakibatkan meningkatnya ketahanannya, sehingga terhindar dari serangan patogen. Ketahanan ini lebih meningkat karena adanya produksi antibiotik dari MVA. Cendawan patogen ini perkembangannya dapat ditekan dengan MVA apabila telah terjadi simbiotik antara tanaman inang terlebih dahulu. Jika patogen menginfeksi tanaman sebelum infeksi cendawan MVA, maka MVA tidak dapat berkembang dan berfungsi sebagai penekan dalam perkembangan cendawan patogen pada tanaman inang. Infeksi MVA pada akar tanaman kedelai akan merangsang terbentuknya senyawa isoflavonoid, sehingga membentuk endomikoriza, yang mengakibatkan meningkatnya ketahanan tanaman dari serangan cendawan patogen dan nematode. Selanjutnya Setiadi, (2000) melaporkan bahwa assosiasi mikoriza berpengaruh terhadap perkembangan dan reproduksi nematode Meloidogyne sp. Selanjutnya pada tanaman jagung yang terinfeksi cendawan MVA kandungan asam aminonya meningkat 3-10 kali lipat lebih besar dibandingkan dengan tanaman jagung yang tidak terinfeksi MVA. Menurut Soenartiningsih dalam Talanca (2001) aplikasi cendawan MVA saat tanam jagung pada tanah podsolik (sangat masam), dan diinokulasi cendawan patogen Rhizoctonia solani 2 mst., maka persentase serangan hanya 40%, dibandingkan dengan tanpa pemberian MVA mencapai 86,66%. Hal ini dapat dilihat pada cendawan patogen tanah (soil borne disease) yang menyerang akar seperti cendawan Phytopthora, Phytium, Fusarium, dan Rhizoctonia dapat terhindar karena adanya MVA. Kesimpulan Cendawan MVA (Mikoriza Vesikula- Arbuskula) merupakan struktur yang terdiri dari hifa eksternal, hifa internal, hifa gelung, arbuskula, dan vesikula. Cendawan ini masuk dalam genus Glomales, dan bersifat obligat, sehingga tidak dapat diinokulasi dengan tehnik mikrobiologi, tetapi hanya dapat ditumbuhkan pada akar tunbuhan hidup. Cendawan MVA merupakan jenis mikroba tanah yang mempunyai kontribusi penting dalam kesuburan tanah dengan jalan meningkatkan kemampuan tanaman dalam penyerapan unsur hara seperti fosfat, air, nutrisi lainnya, dan meningkatkan kandungan khlorofil, serta zat perangsang tumbuh. 356

Akar tanaman inang yang terinfeksi MVA mempunyai eksudat akar yang berbeda dengan eksudat akar yang tidak terinfeksi MVA. Perubahan eksudat akar tanaman inang mempengaruhi perubahan dalam rhizosfer yang mengakibatkan meningkatnya ketahanan tanaman. Infeksi MVA pada akar tanaman kedelai akan merangsang terbentuknya senyawa isoflavonoid, sehingga membentuk endomikoriza, yang mengakibatkan meningkatnya ketahanan tanaman dari serangan cendawan patogen dan nematode. Assosiasi mikoriza berpengaruh terhadap perkembangan dan reproduksi nematode Meloidogyne sp. Daftar Pustaka Aldeman, J.M., and J.B. Morton. 1986. Invektivity of vesicular-arbuscular mycorrhizal fungi influence host soil diluents combination on MPN estimates and percentage colonization. Soil Biolchen. 8(1):77-83. Fitler, A.H. 1989 The role and ecological significance of vesicular-arbuscular mycorrhizal in temperature ecosystems and environment. 29:137-151. Elseiver science publishers B.V., Amsterdam. Gunawan, A.W. 1994. Mikoriza. Makalah pengajaran kursus singkat biologi cendawan.institut Pertanian Bogor. Hlm. 17-26. Hayman, D.S. 1983. The physiology of vesicular-arbuscular endomycorrhizal symbiosis. J. Bot. 61:944-963. Moose,B. 1981. Vesicular-arbuscular mycorrhizae research for tropical agriculture. Res. Bull. 82p. Setiadi, Y. 2000. Pemanfaatan mikroorganisme dalam kehutanan. Pusat Antar Universitas Bioteknologi,IPB. Suciatmih. 1996. Bagaimana Jamur Mikoriza Vesikular-arbuskular meningkatkan ketersediaan dan Pengambilan Fosfor. Warta Biotek, tahun X, No.4. Hlm.4-7. Talanca, A.H., Soenartiningsih, S. Rahamma, dan W. Wakman. 2001. Penggunaan Jamur Mikoriza Vesikular-Arbuskular (MVA) untuk Pengendalian Penyakit Hawar Upih Daun Jagung (Rhizoctonia solani). Risalah Penelitian Jagung dan Serealia Badan Litbang Pertanian. Vol. 5. Hlm. 47-52. Talanca, A.H., dan A.M. Adnan. 2005. Mikoriza dan Manfaatnya pada Tanaman. Prosiding Perhimpunan Entomologi dan Fitopatologi Indonesia. Hlm.311-315. 357