STRATEGI PENGENDALIAN RISIKO PADA PERGURUAN TINGGI

dokumen-dokumen yang mirip
STRATEGI PENGENDALIAN RISIKO DI LINGKUNGAN KEMENTERIAN RISTEK DAN DIKTI Prof. Jamal Wiwoho, SH, Mhum. Inspektur Jenderal Kemristekdikti

Strategi Pengendalian Resiko Pada PTN BLU

KEBIJAKAN AUDIT INVESTIGASI KEMENTERIAN RISET, TEKNOLOGI DAN PENDIDIKAN TINGGI

PENGELOLAAN AKUNTABILITAS PK BLU Oleh:

oleh: Prof. Dr. Jamal Wiwoho, S.H., M.Hum

AKUNTABILITAS PENGELOLAAN KEUANGAN BLU

PERAN SPI DALAM MENINGKATKAN TATA KELOLA PERGURUAN TINGGI

Curiculum Vitae. Pekerjaan : - Inspektur Jenderal Kemenristek Dikti

Disampaikan pada Rapat Koordinasi Penyusunan Sistem Monitoring dan Informasi Pengawasan Bekasi, 10 April 2017

PERUBAHAN PARADIGMA PERTANGGUNGJAWABAN PENELITIAN

PENINGKATAN KUALITAS PERENCANAAN, PENGAWASAN INTERNAL DI LIGKUNGAN KEMENRISTEKDIKTI

Disampaikan Dalam Forum Diskusi Peningkatan Transparansi dan Akuntabilitas Pengelolaan ITS Menjadi PTNBH INSTITUT TEKNOLOGI SEPULUH NOPEMBER

Pengantar. Jamal Wiwoho Prasetyo Hadi P Sasmini. Pengantar Filsafat Hukum 1

H. JAMAL WIWOHO, S.H., : : : 1/ : S1 FH UNS, S2 PPS UNDIP, S3 DOKTOR ILMU HUKUM UNDIP : BERKELUARGA, 1 ISTRI, 3 ANAK

DISAMPAIKAN DALAM KEGIATAN SOSIALISASI INSTITUT SENI INDONESIA SURAKARTA

Disampaikan Dalam Workshop Pengembangan Kelembagaan Dan Penyusunan Bisnis Plan Kolaborasi badan Pengelola Usaha UNS dengan Industri Bisnis

Disampaikan Dalam Seminar Akuntabilitas Pengelolaan Keuangan dan Kepatuhan Terhadap Peraturan Perundang-undangan di UNIVERSITAS TIDAR

Disampaikan Dalam Kegiatan Peningkatan Kapasitas Aparat Pengawasan Internal dalam Melakukan Audit PBJ Hotel Lor In Sentul Jawa Barat

Disampaikan Dalam Kegiatan Diklat Pengadaan Barang/Jasa Pemerintah. Solo 24 April 204

PERAN PENGAWASAN INTERN DALAM RANGKA PTN BLU

Prof. Dr. Jamal Wiwoho, SH, M.Hum. Inspektur Jenderal Kemenristekdikti Dosen S1, S2, S3 UNS Solo

PERAN MAHASISWA PADA ERA MASYARAKAT EKONOMI ASEAN (MEA) Oleh : Prof. Dr. Jamal Wiwoho, SH, M.Hum. Inspektur Jenderal Kemenristekdikti Dosen S1, S2,

disampaikan dalam seminar nasional kompetensi lulusan fakultas hukum dalam menghadapi MEA 2015 Yang diselenggarakan oleh Fakultas Hukum Universitas

PENGELOLAAN DAN PERTANGGUNGJAWABAN KEUANGAN SNMPTN SBMPTN

IMPLEMENTASI MANAJEMEN RISIKO DI KEMENTERIAN RISET, TEKNOLOGI, DAN PENDIDIKAN TINGGI

PENILAIAN PRESTASI KERJA PNS

PENGUATAN PERAN SPI DALAM KERANGKA PENINGKATAN TATA KELOLA PERGURUAN TINGGI

Prof. Dr. Jamal Wiwoho S.H., M.Hum.

Oleh: Prof Dr H Jamal Wiwoho, SH,MHum PR II UNS

Prof. Dr. Jamal Wiwoho S.H., M.Hum. Pembantu Rektor II / Guru Besar Fakultas Hukum Universitas Sebelas Maret Surakarta

PEMBINAAN PNS MELALUI SISTEM KARIR DAN PRESTASI KERJA BERDASARKAN PP NO. 46 TAHUN 2011

ORGANISASI PERUSAHAAN TERMASUK MERGER, AKUISISI DAN KONSOLIDASI

Peran ormas Pemuda dalam Pilkada serentak: Mampukah Melahirkan Pemimpin Yang Berkemajuan?

PEMERINGKATAN PERGURUAN TINGGI MENUJU PENDIDIKAN TINGGI YANG BERKUALITAS

POLITIK HUKUM Oleh: Prof Dr Jamal Wiwoho, SH, MHum.

Prof. Dr. Jamal Wiwoho S.H., M.Hum. (Pembantu Rektor II / Guru Besar Fakultas Hukum Universitas Sebelas Maret Surakarta)

POLITIK HUKUM Oleh: Prof Dr Jamal Wiwoho, SH, MHum.

Prof. Dr. Jamal Wiwoho, S.H., M.Hum. Inspektur Jenderal Kementerian Riset Teknologi dan Pendidikan Tinggi

KEBIJAKAN PENGAWASAN INSPEKTORAT JENDERAL KEMENRISTEKDIKTI

17 OKTOBER KEBIJAKAN PEMERINTAH DALAM PENYELENGGARAAN PROGRAM DOKTOR DI INDONESIA Oleh: Prof. Dr. Jamal Wiwoho, SH.M.Hum

REFORMASI BIROKRASI DALAM UPAYA MENCIPTAKAN TATA KELOLA YANG BERSIH DAN TRANSPARAN

PENTINGNYA KONTRAK BISNIS DAN PENYELESAIAN SENGKETA

Konsep dan Problematika Pengadaan Barang dan Jasa di Daerah

Etika dan Problematika Pengadaan Barang dan Jasa Pemerintah

Urgensi Aspek Pengawasan Implementasi Pola Pengelolaan Keuangan BLU. Direktorat Pembinaan Pengelolaan Keuangan BLU

PENDIDIKAN TINGGI SWASTA (PTS) YANG BERKUALITAS DI ERA MASYARAKAT EKONOMI ASEAN (MEA)

Disampaikan Oleh : Prof. Dr. Jamal Wiwoho, S.H., M.Hum

PENGUATAN MANAJEMEN PERGURUAN TINGGI MENGHADAPI ASEAN ECONOMIC COMMUNITY Oleh : Prof. Dr. Jamal Wiwoho, SH, M.Hum. Inspektur Jenderal Kemenristekdikti

Dipisahkan PENGELOLAAN KEUANGAN BADAN LAYANAN UMUM IMPLEMENTASI TIDAK DIPISAHKAN DIPISAHKAN

Disampaikan Dalam Pengarahan kepada Civitas Akademik UNS

IMPLEMENTASI MANAJEMEN RISIKO BAGI SPI PTN

PERAN DEWAS PENGAWAS PTN BLU ; KONFLIK DAN PERMASALAHAN

Oleh Pembantu Rektor II Prof. Dr. Jamal Wiwoho, S.H., M.Hum.

KEBIJAKAN PENGAWASAN INTERNAL DI KEMRISTEKDIKTI. Oleh : Prof. Jamal Wiwoho, SH, Mhum. (INSPEKTORAT JENDERAL KEMRISTEKDIKTI)

KELEMBAGAAN UNIT PENGEMBANGAN USAHA (UPU) DI UNS

Disampaikan Dalam Kegiatan Diseminasi Aplikasi SAK BLU 2015 Universitas Sultan Ageng Tirtayasa - Banten di The Royale Krakatau Hotel - Cilegon

ARAH DAN KEBIJAKAN PENGAWASAN DI LINGKUNGAN KEMENTERIAN RISTEKDIKTI Oleh : Prof. Dr. Jamal Wiwoho, SH, M.Hum. Inspektur Jenderal Kemenristekdikti

PERANAN SISTEM PENGENDALIAN INTERN PEMERINTAH DALAM PENGELOAAN KEUANGAN SNMPTN- SBMPTN

Kebijakan Pengawasan Intern tahun 2017

KEBIJAKAN PENGAWASAN INTERN INSPEKTORAT JENDERAL KEMENRISTEKDIKTI

KEBIJAKAN PENGELOLAAN PENDAPATAN BADAN LAYANAN UMUM. Direktorat Pembinaan Pengelolaan Keuangan BLU Yogyakarta 22 s.d. 24 Juni 2012

OPTIMALISASI PERAN SPI DALAM PENGAWASAN DI PERGURUAN TINGGI

Instrumen Pengawasan

Pengelolaan Keuangan Badan Layanan Umum

UU No.1 Tahun 2004 tentang Perbendaharaan Negara. Peraturan Pemerintah No.23 Tahun 2005 tentang Pengelolaan Keuangan BLU

Frequently Asked Questions (FAQ) Inspektorat Jenderal Kementerian Keuangan

LAPORAN HASIL PEMERIKSAAN BADAN PEMERIKSA KEUANGAN RI ATAS LAPORAN KEUANGAN TAHUN 2016 KEMENRISTEKDIKTI

SISTEM AKUNTANSI PEMERINTAHAN BANDI

Kebijakan Pengawasan Intern tahun 2017

PENGELOLAAN PTS YANG BAIK DAN MEKANISME PENGAWASANNYA

Gambaran Transisi Menuju Standar Akuntansi Pemerintah dalam Penerapan PPK- BLUD

2016, No Undang-Undang Nomor 1 Tahun 2004 tentang Perbendaharaan Negara (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2004 Nomor 5, Tambahan Le

BAB VII RINGKASAN, SIMPULAN, KETERBATASAN PENELITIAN DAN REKOMENDASI. PT Telekomunikasi Indonesia Tbk dalam pelaksanaanya menghadapi risiko-risiko

STRATEGI MENEMBUS ARTIKEL JURNAL INTERNASIONAL

SALINAN PERATURAN MENTERI KEUANGAN NOMOR 76/PMK.05/2008 TENTANG PEDOMAN AKUNTANSI DAN PELAPORAN KEUANGAN BADAN LAYANAN UMUM MENTERI KEUANGAN,

BAB II KAJIAN TEORI DAN HIPOTESIS. Menurut Coso dalam Hartadi (1999: 92) pengendalian intern

2016, No Pemerintah Nomor 23 Tahun 2005 tentang Pengelolaan Keuangan Badan Layanan Umum, Menteri Keuangan dapat menetapkan pola pengelolaan k

KEBIJAKAN TEKNIS KERJASAMA PENGAWASAN TAHUN 2016 ITJEN KEMENRISTEKDIKTI DENGAN BPKP

Rabu, 19 Agustus 2015

BAB 1 PENDAHULUAN. hal pengelolaan keuangan dan aset daerah. Berdasarkan Permendagri No. 21 Tahun

HASIL REVIU LAPORAN KEUANGAN TAHUN 2015 DAN PROBLEMATIKANYA

PENINGKATAN PENGELOAAN PERGURUAN TINGGI SWASTA di ERA MEA (MASYARAKAT EKONOMI ASEAN) Oleh : Prof. Dr. Jamal Wiwoho, SH, M.Hum. Inspektur Jenderal

BAB I PENDAHULUAN. bisnis menyebabkan semakin tingginya tantangan untuk mengelola risiko yang harus

MEMAHAMI LAPORAN KEUANGAN BADAN LAYANAN UMUM

PENGELOLAAN KEUANGAN BADAN LAYANAN UMUM

LAPORAN AKUNTABILITAS KINERJA SEKRETARIAT INSPEKTORAT JENDERAL TAHUN 2016

SALINAN PERATURAN MENTERI KEUANGAN NOMOR 191/PMK.09/2008 TENTANG PENERAPAN MANAJEMEN RISIKO DI LINGKUNGAN DEPARTEMEN KEUANGAN MENTERI KEUANGAN,

LINGKUNGAN BISNIS. Disampaikan Dalam Kuliah MAGISTER MANAJEMEN FE UNIVERSITAS SEBELAS MARET SURAKARTA. Oleh : Prof. Dr. JAMAL WIWOHO, S.H., M.Hum.

Fungsi SPI PTN. 4. Pemantauan dan pengkoordinasian tindak lanjut hasil pemriksaan internal dan eksternal

BAB I PENDAHULUAN. Penyelenggaraan Pendidikan menetapkan Universitas Gadjah Mada sebagai

I. PENDAHULUAN. A. Latar Belakang

2017, No Berencana Nasional tentang Penyelenggaraan Sistem Pengendalian Intern Pemerintah di Lingkungan Badan Kependudukan dan Keluarga Berenc

BAB II TINJAUAN UMUM TENTANG BADAN LAYANAN UMUM DAERAH DAN PENGELOLAAN KEUANGAN

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA MENTERI KELAUTAN DAN PERIKANAN REPUBLIK INDONESIA,

PROGRAM KERJA PENGAWASAN SATUAN PENGAWASAN INTERNAL

PERATURAN BUPATI PANDEGLANG NOMOR 13 TAHUN 2012 TENTANG PEDOMAN PELAKSANAAN REVIU LAPORAN KEUANGAN PEMERINTAH KABUPATEN PANDEGLANG

REVIU LAPORAN KEUANGAN DAN RKA KL SEBAGAI KEGIATAN ASSURANCE ITJEN KEMHAN DALAM RANGKA PENINGKATAN AKUNTABILITAS KEUANGAN UO KEMHAN

PERATURAN DAERAH KABUPATEN DOMPU NOMOR 07 TAHUN 2012 TENTANG INVESTASI PEMERINTAH DAERAH DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI DOMPU,

BAB II KAJIAN TEORI DAN PENGEMBANGAN HIPOTESIS. yang dapat dijadikan milik Negara (UU no 17 pasal1 ayat1). Undang undang

KEBIJAKAN PELAKSANAAN TINDAK LANJUT HASIL PEMERIKSAAN BPK RI DAN PENYAMPAIAN LHKPN/LHKASN DI LINGKUNGAN KEMENRISTEKDIKTI

Transkripsi:

STRATEGI PENGENDALIAN RISIKO PADA PERGURUAN TINGGI Prof. Dr. Jamal Wiwoho, SH., M.Hum. Disampaikan dalam kegiatan Peningkatan Kapasitas Aparat Pengawasan Internal dalam Melakukan Audit Berbasis Risiko 28-30 April 2016 Kementerian Riset, Teknologi, dan Pendidikan Tinggi 1

Nama Tempat tgl lahir Tempat tinggal Pendidikan Status HP e-mail Website Twitter Facebook : : : : : : : : : : Prof Dr. H. Jamal Wiwoho, S.H., M.Hum. Magelang, 8 November 1962 Jl Manunggal 1/43 Solo, Jateng 0271-856848 S1 FH UNS, S2 Hukum Ekm & Tek Undip, S3 PDIH Undip Berkeluarga, 1 Istri, 3 Anak 08122601681 jamal@jamalwiwoho.com atau jamalwiwoho@yahoo.com www.jamalwiwoho.com @jamalwiwoho jamalwiwoho Pekerjaan Pengalaman : - Inspektur Jenderal Kemenristek Dikti : - Wakil Rektor II UNS Surakarta - Ketua forum PR II / WR II Se Indonesia - Sekretaris Prodi S3 Ilmu Hukum FH UNS - Dosen S1/S2/S3 FH UNS Solo - Lain-lain: Reviewer Nasional DP2M Dikti, Tim PAK Dikti, Instruktur Brevet, Konsultan DPRD NgawiJatim, DPRD Karanganyar-Jateng, DPRD Surakarta, DPRD Balikpapan, Konsultan IAPI, Konsultan Pemda Ngawi, Pemda Magetan Jatim, Pemkot Gorontalo, Saksi Ahli di beberapa Pengadilan, dll. Dosen S2/S3 tidak tetap di Univ Diponegoro, Univ Trisakti Jkt, Univ Taruma Negara Jkt, Univ Djuanda Bogor, Univ Swadaya Gunung Jati Cirebon, Univ Slamet Riyadi dan UNSA Solo, Univ Brawijaya Malang (disertasi) dll. 2

LATAR BELAKANG Di Amerika Serikat pada tahun 2001 terjadi skandal Enron, sebuah perusahaan perdagangan energi menggunakan Neraca perusahaan untuk menyembunyikan jumlah hutang terbesarnya dalam laporan keuangannya. Transaksi dalam neraca diatur dengan mencampurkan keuntungan pribadi yang dibuat dari transaksi fiktif. Pada saat yang hampir bersamaan, banyak perusahaan di Amerika Serikat yang dituduh melakukan kecurangan, antara lain perusahaan telekomunikasi Worldcom, Global Crossing, Xerox, Kmart, Tyco International, Merc &Co, Stanley Works, dan ImClone 3

Apa itu Risiko? Bahaya? Konsekuensi? Ancaman? Probabilitas? Ketidakpastian? 4

PENGERTIAN RISIKO 1 Kemungkinan terjadinya sesuatu yang akan menghambat pencapaian tujuan (AS/NZS 4350:2004) 2 Pengaruh Ketidakpastian terhadap tujuan 3 Kemungkinan kejadian yang menganacm tujuan dan sasaran instansi pemerintah (PP 60/2008 pasal 3 ayat 1b) (ISO 31000 :2009) 5

DEFINITION OF RISK USA: Risk is the posibility that an event will occur and adversely affect the achievement of objective (COSO, 2004). Australia: The chance of ssomething happening that will have an impact upon objectives (AS/NZS 4360:2004). Japan: A combination of the probability of an event and its consequence (JIS Q 2001). Uncertainty of occurence of an event Indonesia: Risiko adalah segala sesuatu yang berdampak negatif terhadap pencapaian tujuan yang diukur berdasarkan kemungkinan dan dampaknya (Permenkeu 191/pmk.09/2008). 6

RISK MANAGEMENT REGULATIONS AMERIKA SERIKAT: * Sarbanes-Oxley Act (2002); * COSO Internal Control Integrated Framework (1992); * COSO Enterprise Risk Management Integrated Framework (2004). INGGRIS: * The Combined Code on Corporate Governance (2006); * Turnbull Report: Internal Control (2005). AUSTRALIA: * Principle of Good Corporate Governance and Best Practice Recommendations 2003); * AS/NZS 4360:2004 Risk Management (2004). JEPANG: * Guidelines for Development and Implementation of Risk Management System(2001); * Guidelines for Internal Control that Functions Together with Risk Management(2003). INDONESIA: * PP No.60/2008 tentang Sistem Pengendalian Intern Pemerintah; * Permenkeu No. 191/PMK.09/2008 tentang Penerapan Manajemen Risiko di Lingkungan Departemen Keuangan. 7

SUMBER RISIKO (Pasal 16 huruf b) Peraturan perundangan-undangan baru EKSTERNAL INTERNAL Perkembangan teknologi Bencana alam dan Gangguan keamanan Keterbatasan dana operasional, Sumber daya manusia yang tidak kompeten Peralatan yang tidak memadai Kebijakan dan prosedur yang tidak jelas, dan Suasana kerja yang tidak kondusif 8

NO RISIKO AKAN BERAKIBAT ILUSTRASI 1 Tujuan lebih lama tercapai A 2 Tujuan tercapai sebagian saja (<100%) A B 3 Tujuan tidak tercapai sama sekali A B 4 Tujuan tercapai namun lebih mahal biayanya A 5 Tujuan melenceng Keterangan: = RISIKO Waktu lebih lama B Biaya lebih mahal B A B C 9

TUJUAN PENILAIAN RISIKO 1. Mengidentifikasi dan menguraikan semua risiko-risiko potensial yang berasal baik dari faktor internal maupun faktor eksternal; 2. Memeringkat risiko-risiko yang memerlukan perhatian manajemen instansi dan yang memerlukan penanganan segera atau tidak memerlukan tindakan lebih lanjut; dan 3. Memberikan suatu masukan atau rekomendasi untuk meyakinkan bahwa terdapat risiko-risiko yang menjadi prioritas paling tinggi untuk dikelola dengan efektif. 10

Tahapan Penilaian Risiko (PP 60/2008) PENETAPAN TUJUAN Tujuan IP Tujuan tingkat kegiatan IDENTIFIKASI RISIKO IDENTIFIKASI RISIKO Sumber risiko internal dan eksternal Pengaruh/dampa k risiko terhadap pencapaian tujuan PENILAIAN RISIKO 11

JENIS RISIKO 1 Risiko Melekat (Inherent Risk), 2 Risiko Pengendalian (Control Risk), 3 Risiko Deteksi (Detection Risk) 12

IDENTIFIKASI RISIKO Identifikasi risiko dapat dilakukan dengan cara retrospektif (retrospectively) dan prospektif (prospectively) Risiko retrospektif (retrospective risks) Risiko prospektif (prospective risks) Adalah risiko-risiko yang sebelumnya telah terjadi, seperti insiden atau kecelakaan Adalah risiko-risiko/sesuatu yang belum terjadi, tetapi mungkin terjadi beberapa waktu yang akan datang Identifikasi risiko retrospektif biasanya merupakan cara yang sangat umum dan mudah untuk mengidentifikasi risiko Biasanya lebih sulit untuk diidentifikasi 13

SUMBER INFORMASI RISIKO Sumber informasi risiko retrospektif : Metode untuk mengidentifikasi risiko prospektif Daftar atau register insiden/bahaya; Laporan audit, hasil evaluasi, dan penilaian lainnya Keluhan pelanggan/ stakeholders; Dokumen dan laporan; Staf lama atau survai pelanggan; dan Media profesional atau surat kabar, seperti jurnal atau websites Brainstorming dengan staf atau pemangku kepentingan eksternal. Riset ekonomi, politik, legislatif, dan lingkungan operasi. Wawancara dengan orang-orang atau organisasi yang relevan Survai staf atau pelanggan untuk mengidentifikasi isu-isu atau problem yang diantisipasi Bagan arus suatu proses Mereviu desain sistem atau membuat teknik-teknik analisis sistem Analisis SWOT 14

SUMBER INFORMASI RISIKO Sumber informasi risiko retrospektif: daftar atau register insiden/bahaya; laporan audit, hasil evaluasi, dan penilaian lainnya; keluhan pelanggan/stakeholders; dokumen dan laporan; staf lama atau survai pelanggan; dan media profesional atau surat kabar, seperti jurnal atau websites. Metode untuk mengidentifikasi risiko prospektif brainstorming dengan staf atau pemangku kepentingan eksternal. Riset ekonomi, politik, legislatif, dan lingkungan operasi. wawancara dengan orang-orang atau organisasi yang relevan. survai staf atau pelanggan untuk mengidentifikasi isu-isu atau problem yang diantisipasi. Bagan arus suatu proses. Mereviu desain sistem atau membuat teknikteknik analisis sistem. Analisis SWOT. 15

KEBIJAKAN RISIKO Membangun kebijakan risiko dan mekanisme pendukungnya kerangka bagi pelaksanaan rencana penilian risiko yang efektif Pimpinan instansi menyatakan kebijakannya secara tertulis tentang pengelohaan risiko, yaitu: tujuan dan komitmen terhadap pengelolaan risiko Kebijakan pimpinan relevan dengan konteks strategik, tujuan, sasaran, serta sifat kegiatan instansi Manajemen harus memastikan bahwa kebijakan tersebut dipahami, diimplementasikan, dan dipelihara pada setiap level pejabat atau pegawai. 16

PROGRAM IMPLEMENTASI 1 Dukungan dari Jajaran Pimpinan 2 Membangun Kebijakan Institusional 3 Mengkomunikasikan Kebijakan 4 Mengelola Risiko pada Tingkat Instansi 5 Mengelola Risiko pada Tingkat Kegiatan 6 Monitor dan Reviu Risiko 17

KESIMPULAN MANAJEMEN RISIKO Manajemen organisasi; Risiko merupakan tugas pimpinan Pimpinan membentuk Unit Manajemen Risiko dalam lingkungan kerjanya; Unit Manajemen Risiko melakukan identifikasi risiko, pemetaan risiko, penaksiran risiko, penetapan risiko yang dapat diterima, penyusunan prioritas risiko, dan penanganan risiko. Auditor melakukan Audit Berbasis Risiko berdasarkan kriteria yang telah ditetapkan oleh Unit Manajemen Risiko; 18

REKOMENDASI MANAJEMEN RISIKO Perlu juklak/juknis/pos Manajemen Risiko; PTN/Politeknik/Kopertis menugasi BAPSI/Bg Perencanaan atau membentuk Unit Manajemen Risiko; SPI dapat membantu merumuskan manajemen risiko. SPI mengecek/memastikan bahwa risiko telah dimitigasi; Inspektorat Jenderal dan auditor eksternal menguji keandalan manajemen risiko. 19

RISIKO UTAMA INSPEKTORAT JENDERAL NO 1 SUMBER RISIKO SDM PERNYATAAN RISIKO Jumlah SDM Itjen yang belum memadai Kualitas SDM Itjen yang belum memadai Belum teralokasikan dana Satker Itjen yang memadai 2 DANA 3 PERALATAN Belum tersedianya alokasi dana untuk peningkatan kesejahteraan pegawai secara memadai Belum tersedianya komputer yang memadai Belum tersedianya Alat Tulis Kantor yang memadai Belum tersedianya sistem dan prosedur pengawasan intern yang memadai 4 SISDUR Belum tersedianya sistem dan prosedur pertanggungjawaban keuangan yang memadai Belum tersedianya sistem dan prosedur pelaporan kinerja yang memadai Belum tersedianya ruangan kerja yang memadai 5 SARPRAS Belum tersedianya alat transportasi yang memadai Belum tersedianya perumahan dinas bagi pejabat secara memadai 20

POLA PENGELOLAAN KEUANGAN BLU 1. Berkedudukan sebagai lembaga pemerintah (bukan kekayaan negara yang dipisahkan) 2. Menghasilkan barang/jasa yang seluruhnya/sebagian dijual kepada publik 3. Tidak mengutamakan mencarai keuntungan (laba) 4. Dikelola secara otonom dengan prinsipp efisiensi dan produktivitas ala korporasi 5. Rencana kerja/anggaran dan pertanggungjawaban dikonsoldasikan pad ainstansi induk 6. Pendapatn BLU dapat digunakan langsung 7. Pegawai dapat terdiri dari PNS dan Profesional Non-PNS 8. Bukan sebagai subyek pajak 21

Pendapatan dapat digunakan langsung Belanja flexible budget dengan ambang batas. Pengelolaan Kas pemanfaatan idle cash, hasil untuk BLU Pengelolaan Piutang dapat memberikan piutang usaha, penghapusan piutang sampai batas tertentu 5. Utang dapat melakukan utang sesuai jenjang, tanggung jawab pelunasan pada BLU 6. Investasi jangka panjang ijin Menkeu Pengelolaan Barang dapat dikecualikan dari aturan umum 7. pengadaan, barang inventaris dapat dihapus BLU jawab dan Remunerasi sesuai tingkat tanggung 8. profesionalisme Surplus/Defisit surplus dapat digunakan untuk tahun 9. berikutnya, defisit dapat dimintakan dari APBN. 10. Pegawai : PNS dan Profesional Non-PNS 11. Organisasi dan nomenklatur (diserahkan kepada K/L & BLU ybs dengan persetujuan Menpan & RB) 1. 2. 3. 4. 22

TERIMA KASIH KEMENTERIAN RISTEK DAN PENDIDIKAN TINGGI 23