BAB I PENDAHULUAN. perbaikan bangsa ini. Mahasiswa sebagai elemen masyarakat yang mempunyai kekuatan

dokumen-dokumen yang mirip
BAB I PENDAHULUAN. Demi tercapainya kualitas hidup yang lebih baik di butuhkan upaya-upaya dari berbagai

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Mahasiswa adalah pemuda yang mempunyai peran besar dalam

BAB I PENDAHULUAN. Di era globalisasi dan teknologi yang semakin canggih ini, permasalahan

1.1 Latar Belakang Masalah

Implementasi Kebijakan BOPTN dan UKT : Implikasinya Terhadap Universitas Indonesia dan Perguruan Tinggi Negeri Lainnya

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Kebijakan adalah rangkaian konsep dan asas yang menjadi pedoman dan dasar

oleh Sandi Aria Wakil Kepala Bidang Kajian BK MWA UI UM 2015

ORGANISASI KEMAHASISWAAN. Universitas Dian Nuswantoro

BAB 1 PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG MASALAH. Pendidikan adalah faktor yang berperan besar bagi kehidupan bangsa

UNIVERSITAS AIRLANGGA

Semakin banyak praktikum yang dilaksanakan selama perkuliahan, UKT yang dibebankan akan semakin besar, ujarnya.

UKT DALAM PEMBIAYAAN PENDIDIKAN TINGGI

Kampus 1 Kampus 2 UNIVERSITAS PEMBANGUNAN NASIONAL VETERAN JAKARTA JL. RS. FATMAWATI PONDOK LABU JAKARTA SELATAN

UNIVERSITAS PENDIDIKAN GANESHA

Biaya Kuliah Tunggal. oleh Ali Zainal Abidin (Staf Kajian BK MWA UI UM 2016)

1. PEMBINAAN MAHASISWA

2. Pengurusan persiapan cuti kuliah. 3. Pengurusan Surat Ijin Penelitian, Praktek. 4. Pengurusan Surat Aktif Kuliah

BAB I PENDAHULUAN. 11 provinsi, keterlambatan paket soal, kekurangan lembar soal dan lembar jawaban,

Bidikmisi UNS: Anugerah dan Masalah

Pedoman BIDIKMISI Oleh Odi Wayuna (Mahasiswa Ilmu Tanah Unsyiah dan Alumni SMA N 1 Beutong 15)

PENGEMBANGAN KEMAHASISWAAN UNIVERSITAS MERCU BUANA YOGYAKARTA

Pedoman Teknis Audit BOPTN BPPTN BH dan Beasiswa Mahasiswa Tahun Rakor Pengawasan Bersama BPKP-Inspektorat Jenderal Kemristekdikti 2017, Solo

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

KEPUTUSAN REKTOR UNIVERSITAS DIPONEGORO NOMOR 320/UN7.P/HK/2018

BAB 1 PENDAHULUAN. ditentukan namun kualitas dari tugas masing-masing mahasiswa cenderung

PEDOMAN PEMBINAAN KEMAHASISWAAN DAN PENGEMBANGAN PERANAN ALUMNI

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA MENTERI AGAMA REPUBLIK INDONESIA,

LAMPIRAN : SURAT KEPUTUSAN DIREKTUR PEMBELAJARAN DAN KEMAHASISWAAN NOMOR: 2485/E3/Kep/2013 PETUNJUK TEKNIS

Macam Program Ujian Masuk UGM

KEMENTERIAN PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN

Prof. Dr. Jamal Wiwoho, S.H., M.Hum.

DAFTAR ISI. Lembar Pengesahan Riwayat Hidup. Abstract Kata Pengantar Daftar Isi Daftar Gambar Daftar Tabel Daftar Lampiran

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Mahasiswa diharapkan memiliki prinsip yang kuat. Mahasiwa juga diharapkan memiliki

STANDAR KEMAHASISWAAN

2015 PERSEPSI MAHASISWA MENGENAI PENETAPAN KLASIFIKASI UANG KULIAH TUNGGAL PER SEMESTER DI PROGRAM STUDI PENDIDIKAN TEKNIK BANGUNAN

MENTER! KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA SALIN AN

IMPLEMENTASI KEBIJAKAN UANG KULIAH TUNGGAL (UKT) DI UNIVERSITAS NEGERI YOGYAKARTA (UNY)

KENAPA HARUS ADA BIDIKMISI

DIREKTORAT JENDERAL PEMBELAJARAN DAN KEMAHASISWAAN KEMENTERIAN RISET, TEKNOLOGI, DAN PENDIDIKAN TINGGI

PENDANAAN DAN PENGELOLAAN DATA BANTUAN BIAYA PENDIDIKAN BIDIKMISI KOPERTIS WILAYAH VII. Ida Ayu Siti Hamidah

PENGENALAN TUGAS BIDANG UMUM DAN KEUANGAN FAKULTAS HUKUM UNIVERSITAS MULAWARMAN

KEPUTUSAN REKTOR UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SUMATERA UTARA MEDAN NOMOR: 30 TAHUN 2017 T E N T A N G

PERATURAN MENTERI RISET, TEKNOLOGI, DAN PENDIDIKAN TINGGI REPUBLIK INDONESIA NOMOR 22 TAHUN 2015 TENTANG

PENYESUAIAN UANG KULIAH TUNGGAL (UKT)

PEDOMAN UMUM BEASISWA DAN BANTUAN BIAYA PENDIDIKAN PENINGKATAN PRESTASI AKADEMIK 2013

DIREKTORAT JENDERAL PEMBELAJARAN DAN KEMAHASISWAAN KEMENTERIAN RISET, TEKNOLOGI, DAN PENDIDIKAN TINGGI

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA REKTOR UNIVERSITAS NEGERI SEMARANG,

PERATURAN BUPATI KARAWANG NOMOR : 113 TAHUN 2012

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

PERATURAN MENTERI RISET, TEKNOLOGI, DAN PENDIDIKAN TINGGI REPUBLIK INDONESIA NOMOR 22 TAHUN 2015 TENTANG

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Pendidikan merupakan suatu proses yang berlangsung seumur hidup dan

2017, No Mengingat : 1. Undang-Undang Nomor 12 Tahun 2012 tentang Pendidikan Tinggi (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2012 Nomor 158, T

MENTERI RISET, TEKNOLOGI, DAN PENDIDIKAN TINGGI REPUBLIK INDONESIA

KEPUTUSAN REKTOR UNIVERSITAS DIPONEGORO NOMOR: 436/SK/UN7/2013 TENTANG

TENTANG REKTOR UNIVERSITAS DIPONEGORO,

PENDAHULUAN Misi Fakultas Farmasi, MASTER PLAN Perumusan Visi dan Misi Visi Jangka Panjang Fakultas Farmasi

Pedoman Organisasi Mahasiswa FOR/SPMI-UIB/PED

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 58 TAHUN 2013 TENTANG BENTUK DAN MEKANISME PENDANAAN PERGURUAN TINGGI NEGERI BADAN HUKUM

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

Standar Nasional Pendidikan Tinggi

2015, No berdasarkan Keputusan 277/KMK.05/2010; Menteri Keuangan Nomor c. bahwa Menteri Agama melalui Surat Nomor: SJ/B.III/2/KU.03.2/5439/2014

BAB I PENDAHULUAN. dinyatakan diterima di di universitas, institut atau akademi, yang masuk dari berbagai

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan merupakan hal yang sangat penting, bahkan pendidikan telah

I. PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. bangsa. Peran pendidikan adalah menyiapkan Sumber Daya Manusia (SDM)

TENTANG KALENDER AKADEMIK UNIVERSITAS DIPONEGORO TAHUN AKADEMIK 2016/2017 REKTOR UNIVERSITAS DIPONEGORO,

Bagian Satu. Apa itu BKT dan UKT?

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah :

Visi Visi Universitas Dhyana Pura adalah Perguruan Tinggi Teladan dan Unggulan.

BAB I PENDAHULUAN. Fungsi manifes adalah fungsi yang tercantum dalam kurikulum sekolah.

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

Standar Nasional Pendidikan Tinggi

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA REKTOR UNIVERSITAS NEGERI SEMARANG,

Pedoman Sistem Kredit Prestasi (SKP) KATA PENGANTAR

[Document title] [DOCUMENT SUBTITLE] WINDOWS USER

BAB I PENDAHULUAN. kesungguhan yang serius dalam mencapainya. Karena itu pendidikan sangatlah

Standar Kompetensi Lulusan Acuan Standar Lain

KEMENTERIAN RISET, TEKNOLOGI DAN PENDIDIDKAN TINGGI UNIVERSITAS DIPONEGORO PENGUMUMAN

1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar belakang Ami Ridho Utami, 2014

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 58 TAHUN 2013 TENTANG BENTUK DAN MEKANISME PENDANAAN PERGURUAN TINGGI NEGERI BADAN HUKUM

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 58 TAHUN 2013 TENTANG BENTUK DAN MEKANISME PENDANAAN PERGURUAN TINGGI NEGERI BADAN HUKUM

TENTANG KALENDER AKADEMIK UNIVERSITAS DIPONEGORO TAHUN AKADEMIK 2015/2016 REKTOR UNIVERSITAS DIPONEGORO,

DIREKTORAT JENDERAL PEMBELAJARAN DAN KEMAHASISWAAN KEMENTERIAN RISET, TEKNOLOGI, DAN PENDIDIKAN TINGGI

DIREKTORAT JENDERAL PEMBELAJARAN DAN KEMAHASISWAAN KEMENTERIAN RISET, TEKNOLOGI, DAN PENDIDIKAN TINGGI

SELEKSI NASIONAL MASUK PERGURUAN TINGGI NEGERI (SNMPTN) TAHUN 2014 PANITIA SNMPTN 2014 DENPASAR, 9 DESEMBER 2014

PEDOMAN & KARTU PEMBAYARAN BIAYA PENDIDIKAN MAHASISWA TA 2016/2017

I. PENDAHULUAN. Pendidikan merupakan sarana yang sangat penting dalam mencerdaskan

PERTEMUAN ORANG TUA MAHASISWA BARU TAHUN AGUSTUS 2017

ALUR REGISTRASI MAHASISWA JALUR PENERIMAAN VOKASI (DIPLOMA) 2015

BAB V SIMPULAN DAN SARAN

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang

MENCIPTAKAN LEMBAGA KEMAHASISWAAN : POLA PEMBINAAN KEMAHASISWAAN DI PERGURUAN TINGGI

P E N G U M U M A N. 6) Calon Mahasiswa mencetak dan menyerahkan bukti Verifikasi online pada saat Verifikasi Final.

2013, No BAB I KETENTUAN UMUM Pasal 1 Dalam Peraturan Pemerintah ini yang dimaksud dengan: 1. Pendidikan Tinggi adalah jenjang pendidikan setela

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan merupakan salah satu sarana yang sangat penting bagi

SISTEM KREDIT PRESTASI (SKP)

SELEKSI NASIONAL MASUK PERGURUAN TINGGI NEGERI (SNMPTN) TAHUN 2014 PANITIA SNMPTN 2014 DENPASAR, 9 DESEMBER /9/2014 UU 12/2012 PP 32/2013

UANG KULIAH TUNGGAL PERMENDIKBUD

BUPATI BANDUNG BARAT PROVINSI JAWA BARAT

Transkripsi:

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Mahasiswa adalah pemuda yang mempunyai peran besar dalam menentukan arah perbaikan bangsa ini. Mahasiswa sebagai elemen masyarakat yang mempunyai kekuatan untuk memperbaiki dan memperbarui kondisi masyarakat, bangsa, dan negara, haruslah mempunyai kapasitas diatas rata-rata mayoritas masyarakat kita. Mahasiswa diharapkan memiliki pengetahuan yang luas dan mempunyai kemampuan (skill), visi, karakter yang lebih maju dibandingkan masyarakat pada umumnya (Ilham, 2011). Dengan menyadari tanggung jawabnya tersebut, mahasiswa diharapkan mampu mengembangkan kemampuan dan keterampilannya bukan hanya dari aktivitas perkuliahan akan tetapi dari berbagai jenis kegiatan di dalam kampus, salah satunya menjadi anggota sebuah organisasi (Sarifudin, 2010). Organisasi merupakan suatu wadah bagi mahasiswa untuk dapat mengembangkan pola pikir dalam berorganisasi maupun dalam kehidupan sosial. Organisasi diminati oleh mahasiswa untuk menyalurkan bakat, minat, dan kemampuan mereka (Widayanto, 2011). Berbagai perguruan tinggi menyediakan sarana untuk membantu mahasiswa mengembangkan potensinya dalam mengembangkan diri. Salah satunya Universitas Sumatera Utara yang melakukan program yang merupakan sarana untuk mendukung peningkatan kualitas dan kreatifitas mahasiswa dibidang penalaran dan keilmuan, bakat, minat dan kemampuan, kesejahteraan, kepedulian sosial dan kegiatan penunjang. Program yang dibentuk Bidang Kemahasiswaan dikenal dengan UKM atau Unit Kegiatan Mahasiswa (Ahmaini, 2010). UKM yang terdapat di mencakup bidang keorganisasian, seni, olahraga dan keagamaan. UKM yang berada dibawah binaan BKK USU adalah Suara USU (Kegiatan Pers/Jurnalistik Mahasiswa), Kompas (Korp 1

Pecinta Alam), Pramuka, Menwa (Resimen Mahasiswa), PEMA (Pemerintahan Mahasiswa), yang mana termasuk dalam UKM bidang keorganisasian; Fotografi, Teater "O", Paduan Suara, yang termasuk dalam UKM bidang seni; Fitnes, Tekwondo, Boxing Camp, Tenis Lapangan, Futsal, Bulutangkis, Sepak Bola, Bola Volly, Bola Basket, yang termasuk dalam UKM bidang olahraga; dan KMK, UKMI AD DAKWAH yang termasuk dalam UKM bidang keagamaan, serta organisasi ekstra kampus seperti HMI, GMNI, FMN, GMKI, KAMMI dan IMM. Kegiatan yang diikuti mahasiswa melalui organisasi akan memberikan pengaruh yang kuat terhadap perkuliahannya (Sarifudin, 2010). Pada tahun 2013 pemerintah kembali membuat rumusan program pendidikan untuk perguruan tinggi yang merupakan buah hasil dari perubahan status PTN, seluruh bentuk rumusan mengenai PTN termaktub dalam program Uang Kuliah Tunggal (UKT) sesuai dengan peraturan kementrian pendidikan dan kebudayaan (PERMENDIKBUD) no. 55 tahun 2013. Kebijakan UKT ini pada dasarnya merupakan implementasi dari Undang-Undang No. 12 Tahun 2012 tentang Undang - Undang Perguruan Tinggi (UU PT) yang terbit pada Agustus 2012. Salah satu bukti kuat bahwa UKT merupakan implementasi dari UU PT adalah tentang perumusan penentuan Biaya Kuliah Tunggal (BKT) yang dipengaruhi oleh indeks yang tertuang pada Pasal 88 ayat 1yang menyatakan BKT merupakan nominal biaya kuliah (sebenarnya) yang diperoleh dari rata-rata unit cost Perguruan Tinggi Negeri (PTN) dikalikan dengan K1, K2, dan K3yang masing-masing merupakan indeks dari capaian Standar Nasional Pendidikan Tinggi, jenis program studi, dan tingkat kemahalan wilayah. Diberlakukannya UKT di maksudkan untuk ditetapkannya standart satuan biaya operasional pendidikan tinggi dengan mempertimbangkan capaian standart nasional pendidikan tinggi, jenis program studi dan indeks kemahalan wilayah. Dalam program ini juga menerapkan subsidi silang, prinsip subsidi silang UKT adalah pada jenjang UKT yang didasarkan atas kondisi sosial ekonomi orang tua/wali mahasiswa. Sedangkan pada sistem lama, subsidi silang didasarkan pada jalur masuk, orang tua wali dapat memprediksikan 2

berapa besaran pembiayaan pendidikan tinggi dari awal hingga jenjang wisuda. Padahal pada jalur SNMPTN tidak semua mahasiswa adalah tidak mampu. Demikian juga pada jalur SBMPTN dan UM, tidak semua mahasiswa adalah dari kalangan ekonomi kuat. Secara umum tujuan program UKT ialah memberikan kemudahan untuk memprediksi pengeluaran biaya kuliah mahasiswa tiap semester dan dipastikan tidak ada biaya tambahan lain-lain lagi seperi praktikum, KKN dan Wisuda. Hal ini menjadi tantanggan tersendiri bagi PTN di seluruh Indonesia untuk menerapkannya, Pemberlakuan Uang Kuliah Tunggal (UKT) pada tahun ajaran 2013/2014 bukan tanpa masalah. Setidaknya, terdapat banyak tantangan yang harus diselesaikan bersama oleh pihak-pihak terkait, mulai dari sivitas perguruan tinggi hingga pemerintah sebagai pemangku kebijakan. Masalah-masalah tersebut antara lain terkait pencairan Bantuan Operasional Perguruan Tinggi Negeri (BOPTN) dan validitas data ekonomi mahasiswa yang dirasa masih tidak sesuai. Bila diperhatikan dengan seksama, pemberlakuan UKT sangatlah bergantung pada keberadaan BOPTN. Padahal, pencairan dana BOPTN seringkali terlambat hingga berimbas pada buruknya pengelolaan operasional perguruan tinggi. Apabila dibiarkan berlarut-larut, keterlambatan ini juga akan berpengaruh pada pelaksanaan UKT. Mahasiswa bersama perguruan tinggi haruslah mampu mendorong pemerintah untuk melakukan transparansi serta menghindari prosedur administratif birokratis yang panjang dan berbelit-belit. Di sini pula, niat baik pemerintah dalam menyediakan pendidikan terjangkau bagi seluruh rakyat Indonesia dapat teruji. Tantangan lainnya yang mesti dihadapi bersama adalah memastikan jumlah UKT yang dibayarkan mahasiswa sesuai dengan kemampuan ekonomi mereka masing-masing. Bercermin pada pelaksanaan program bidikmisi yang telah berjalan selama ini, selalu ada peluang terjadinya pelaksanaan UKT yang tidak tepat sasaran. Untuk itu, perlu ada kejelasan mengenai parameter-parameter yang digunakan dalam mengukur kemampuan ekonomi orangtua mahasiswa. Selain parameter, hal lain yang tidak kalah penting adalah peran mahasiswa dalam membantu kevalidan data yang diisikan calon 3

mahasiswa baru. Pada akhirnya, keberhasilan UKT tidak bisa lepas dari peran masing-masing pihak yang terlibat dalam penerapan program UTK ini baik secara langsung maupun secara tidak langsung. Pemerintah bertugas merumuskan kebijakan, perguruan tinggi melakukan tugasnya sebagai pelaksana kebijakan dan mahasiswa mengawasi jalannya kebijakan. Kerjasama dan niat baik dari pihak-pihak tersebut merupakan kunci keberhasilan penerapan program Uang Kuliah Tunggal (UKT). Di sendiri program ini baru di berlakukan pada tahun ajaran baru 2013, Berdasarkan Surat Edaran Dirjen Dikti Nomor 97/E/KU/2013 tertanggal 5 Februari 2013, menginstruksikan kepada seluruh Perguruan Tinggi di Indonesia untuk melakukan dua hal yakni menghapus uang pangkal serta menetapkan dan melaksanakan tarif Uang Kuliah Tunggal bagi mahasiswa baru S1 dan D3 Reguler mulai tahun akademik 2013/2014. Yang artinya mahasiswa baru yang lulus di PTN ini akan dikenakan program akademik baru yaitu UKT. Pemberlakuan Uang Kuliah Tunggal merupakan kebijakan Menteri Pendidikan Nasional yang mulai berlaku tahun 2013 (PERMENDIKBUD no. 55 Tahun 2013). Sehingga uang kuliah mahasiswa tidak sama antara satu mahasiswa dengan mahasiswa yang lainnya. Ada beberapa indikator menjadi sumber penilaian penentuan besar kecilnya uang kuliah para mahasiswa. Misalnya mahasiswa harus melampirkan penghasilan orang tua, data pajak kendaraan bermotor, data besaran rekening listrik yang dibayarkan orangtua per bulannya. Sistem Uang Kuliah Tunggal merupakan sistem penetapan uang kuliah yang akan langsung menggabungkan semua biaya yang akan dikeluarkan mahasiswa selama kuliah. Kebijakan ini diyakini akan memudahkan orangtua untuk menyusun anggaran pendidikan anak. Bagaimana penilaian orang tua mahasiswa dengan pemberlakukan Uang Kuliah Tunggal. pemberlakuan Uang Kuliah Tunggal diberlakukan Universitas Sumatera Utara pada mahasiswa baru lebih untuk azas keadilan dan membantu orangtua. Sistem uang kuliah tunggal ini akan menentukan uang kuliah berdasarkan penghasilan orangtua mahasiswa. Sehingga menurut Sahril Pasaribu, mahasiswa yang berasal dari keluarga 4

mampu akan membayar lebih banyak dari mahasiswa yang berasal dari keluarga tidak mampu. (http://kissfmmedan.com/news,diakses pada tanggal 26 April 2014). Penerapan UKT di USU menimbulkan kekhawatiran terhadap keinginan mahasiswa untuk mengikuti organisasi, dimana sistem UKT menetapkan jangka waktu / waktu selesai perkuliahan hanya delapan semester, sedangkan mahasiswa yang aktif berorganisasi dikhawatirkan akan memerlukan jangka waktu lebih dari delapan semester untuk menyelesaikan perkuliahan. Dengan diberlakukannya sistem UKT dikhawatirkan dapat menurunkan partisipasi berorganisasi mahasiswa karena mahasiswa akan lebih fokus menyelesaikan perkuliahan tepat waktu. Bergerak dari kekhawatiran saya diatas, maka peneliti tertarik untuk mengetahui Pengaruh Sistem Uang Kuliah TunggalTerhadap Partisipasi Berorganisasi Mahasiswa (Studi Kasus Mahasiswa Fakultas Ilmu Sosial dan Politik ) 1.2 Rumusan Masalah Berdasarkan uraian latar belakang di atas, maka dapat dirumuskan permasalahan sebagai berikut: Bagaimana pengaruh sistem uang kuliah tunggal terhadap partisipasi berorganisasi mahasiswa di Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik? 1.3 Tujuan Penelitian Sesuai dengan rumusan masalah yang sudah dikemukakan. Adapun tujuan dari penelitian ini adalah: Untuk mengetahui bagaimana pengaruh sistem uang kuliah tunggal terhadap partisipasi berorganisasi mahasiswa di Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik. 5

1.4 Manfaat Penelitian 1. Manfaat Teoritis a. Diharapkan dapat memberikan informasi, pemahaman, serta sumbangan bagi mahasiswa sehingga bisa menambah wawasan ilmiah. b. Dapat memberikan kontribusi bagi perkembangan ilmu pengetahuan khususnya mengenai pengaruh sistem uang kuliah tunggal terhadap partisipasi berorganisasi mahasiswa. 2. Manfaat Praktis a. Bagi penulis, penelitian ini dapat meningkatkan kemampuan dan pengetahuan penulis dalam membuat karya tulis ilmiah. Selain itu, dapat menambah wawasan dan pengetahuan tentang peranan sistem uang kuliah tunggal terhadap partisipasi berorganisasi mahasiswa. b. Bagi masyarakat, penelitian ini dapat memberikan pengetahuan kepada masyarakat mengenai pengaruh sistem uang kuliah tunggal terhadap partisipasi berorganisasi mahasiswa. c. Bagi pemerintah, penelitian ini mampu menjadi bahan referensi untuk mengetahui pengaruh sistem uang kuliah tunggal terhadap partisipasi berorganisasi mahasiswa. 6