BAB I PENDAHULUAN. BKKBN merupakan singkatan dari Badan Koordinasi Keluarga Berencana

dokumen-dokumen yang mirip

BAB 1 PENDAHULUAN. Remaja yang dalam bahasa Inggris adolesence, berasal dari bahasa latin

GAMBARAN KESEHATAN REPRODUKSI REMAJA PROPINSI BENGKULU TAHUN 2007 (HASIL SURVEI KESEHATAN REPRODUKSI REMAJA INDONESIA TAHUN 2007 DAN SURVER RPJM TAHUN

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. juta jiwa adalah remaja usia tahun (BkkbN,2014). Menurut bidang

BAB 1 PENDAHULUAN. Masa remaja merupakan tahap kehidupan seseorang mencapai proses

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Remaja sejatinya adalah harapan semua bangsa, negara-negara yang

BAB I PENDAHULUAN. data BKKBN tahun 2013, di Indonesia jumlah remaja berusia tahun sudah

BAB I PENDAHULUAN. Terjadinya kematangan seksual atau alat-alat reproduksi yang berkaitan dengan sistem

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. sehingga memunculkan masalah-masalah sosial (sosiopatik) atau yang biasa

BAB I PENDAHULUAN. sumber daya manusia berkualitas untuk mewujudkan bangsa yang berkualitas

BAB I PENDAHULUAN. Remaja adalah suatu masa transisi dari masa anak-anak menuju ke jenjang masa

BAB I PENDAHULUAN. menular yang disebabkan oleh virus HIV (Human Immunodefeciency Virus).

BAB I PENDAHULUAN. daya manusia yang potensial adalah generasi mudanya. Tarigan (2006:1)

TINJAUAN HASIL SURVAI INDIKATOR KINERJA RPJMN 2015 BKKBN PROVINSI JAMBI

KUESIONER GAMBARAN PENGETAHUAN DAN SIKAP PELAJAR TERHADAP PROGRAM GENERASI BERENCANA DI SMA NEGERI 13 MEDAN TAHUN 2015

BAB I PENDAHULUAN. kesehatan dunia (WHO), definisi remaja (adolescence) adalah periode usia

BAB I PENDAHULUAN. kehidupan seksual yang memuaskan dan aman bagi dirinya, juga mampu. berapa sering untuk memiliki keturunan (Kusmiran, 2012 : 94).

Key Words : Strategi Komunikasi, Bidang Bina Ketahanan Remaja, Jumlah Genre

BAB 1 PENDAHULUAN. masa dewasa dan relatif belum mancapai tahap kematangan mental sosial

BAB 1 PENDAHULUAN. Menurut Program For Appropriate Technology in Health (PATH, 2000)

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB 1 : PENDAHULUAN. Indonesia, sejak tahun Kementerian Kesehatan telah mengembangkan model pelayanan

BAB 1 PENDAHULUAN Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN. jumlah remaja dan kaum muda berkembang sangat cepat. Antara tahun 1970 dan

BAB 1 PENDAHULUAN. harus menghadapi tekanan-tekanan emosi dan sosial yang saling bertentangan.

BAB I PENDAHULUAN. data BkkbN tahun 2013, di Indonesia jumlah remaja berusia tahun sudah

KUESIONER KESEHATAN REPRODUKSI REMAJA PONDOK PESANTREN GEDONGAN KABUPATEN CIREBON

BAB I PENDAHULUAN. yang dapat diwujudkan dalam tingkah laku yang bermacam-macam, mulai dari

BAB I PENDAHULUAN. I.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. tentang kesehatan reproduksi ini penting untuk. diberikan kepada remaja, melihat semakin meningkatnya kasus-kasus remaja

BAB 1 : PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Perilaku kesehatan reproduksi remaja semakin memprihatinkan. Modernisasi,

BAB 1 PENDAHULUAN. Hubungan karakteristik..., Sarah Dessy Oktavia, FKM UI, 2009 Universitas Indonesia

MEKANISME PENGELOLAAN PIK REMAJA/MAHASISWA DRS. ABD. HARIS ISMAIL. KABID. KS / PK BKKBN Provinsi Gorontalo

Yusnidar 1*) ABSTRAK. 1. Pendahuluan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Masa remaja adalah masa peralihan dari masa anak-anak ke masa dewasa

BAB I PENDAHULUAN. Sebagai pendahuluan dalam babi secara garis besar memuat penjelasan

BAB I PENDAHULUAN. saat usia remaja terjadi peningkatan hormon-hormon seksual. Peristiwa

BAB I PENDAHULUAN. selain jumlah sangat besar (menurut BPS tidak kurang dari 43,6 juta j iwa atau

BAB I PENDAHULUAN. kematangan mental, emosional, sosial dan fisik (Hurlock, 2007). World Health

BAB I PENDAHULUAN. antara masa kanak-kanak dan dewasa. Menurut WHO (World Health

BAB 1 : PENDAHULUAN. sosial secara utuh pada semua hal yang berhubungan dengan sistem dan fungsi serta proses

BAB I PENDAHULUAN. kecanduan narkoba dan ujung ujungnya akan terinfeksi HIV Aids dengan hal

BAB I PENDAHULUAN. Pada tahun tersebut usia produktif penduduk Indonesia paling banyak dengan usia

BAB I PENDAHULUAN. Sebaliknya dengan yang negatif remaja dengan mudah terbawa ke hal yang

BAB I PENDAHULUAN. dalam kurun waktu adalah memerangi HIV/AIDS, dengan target

Riska Megayanti 1, Sukmawati 2*, Leli Susanti 3 Universitas Respati Yogyakarta *Penulis korespondensi

PERATURAN GUBERNUR NUSA TENGGARA BARAT NOMOR 8 TAHUN 2012 TENTANG PELAYANAN KESEHATAN REPRODUKSI DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

BAB I PENDAHULUAN. I.1. Latar Belakang. Masa remaja adalah masa transisi dari masa kanakkanak. menjadi masa dewasa. Masa transisi ini kadang

BAB 1 PENDAHULUAN. Undang-Undang No.23 Tahun 1992 mendefinisikan bahwa kesehatan

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

PENGORGANISASIAN PIK REMAJA YOLIN BOTUTIHE. Plt. Kasi. Remaja dan Perlindungan Hak-Hak Reproduksi BKKBN Provinsi Gorontalo

BETAPA SERIUSNYA PERMASALAHAN REMAJA KITA

BAB 1 PENDAHULUAN. yang rata-rata masih usia sekolah telah melakukan hubungan seksual tanpa merasa

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah. Permasalahan remaja yang dihadapi sekarang berkaitan dengan

BAB I PENDAHULUAN. kelompok umur tahun dengan total jiwa, jenis kelamin

BAB 1 PENDAHULUAN. remaja-remaja di Indonesia yaitu dengan berkembang pesatnya teknologi internet

BAB 1 PENDAHULUAN. Penduduk Indonesia tahun , BPS, BAPPENAS, UNFPA, 2005).

BAB I PENDAHULUAN. Menurut WHO, remaja adalah penduduk dalam rentang usia tahun,

BAB I PENDAHULUAN. remaja. Kelompok usia remaja menurut WHO (World Health Organization) adalah kelompok umur tahun (Sarwono, 2008).

BAB 1 PENDAHULUAN. sama yaitu mempunyai rasa keingintahuan yang besar, menyukai pertualangan dan

BAB I PENDAHULUAN. yang ditandai adanya proses perubahan pada aspek fisik maupun psikologis

SURVEI SURVEILANS PERILAKU (SSP) 2009 pada Kelompok Remaja

BAB 1 PENDAHULUAN. dirinya di masa depan. Remaja adalah bagian dari masyarakat yang akan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. setelah masa kanak-kanak dan sebelum dewasa, yaitu pada umur tahun

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULAN. Kasus kenakalan remaja semakin menunjukkan trend yang sangat. kelompok, tawuran pelajar, mabuk-mabukan, pemerasan, pencurian,

BAB I PENDAHULUAN. masyarakat, khususnya remaja. Berdasarkan laporan dari World Health

Reproduksi Remaja (PIK-KRR)

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Penelitian Masa remaja adalah masa peralihan dari anak-anak ke dewasa yang jangka

BAB I PENDAHULUAN. bonus demografi, dimana penduduk usia produktif yaitu penduduk dengan usia 15

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Indonesia merupakan salah satu negara dengan jumlah penduduk yang

BAB I PENDAHULUAN. dan kreatif sesuai dengan tahap perkembangannya. (Depkes, 2010)

BAB I PENDAHULUAN. menjadi yang terunggul dalam berbagai aspek kehidupan. Pembangunan sumber daya

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. perkembangan individu yang diawali dengan matangnya organ-organ fisik

BAB I PENDAHULUAN. masa kanak-kanak menuju masa dewasa yang berusia tahun. Remaja adalah

I. PENDAHULUAN. sebanyak 237,6 juta jiwa, dengan 27,6% dari jumlah penduduknya adalah remaja

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penyakit HIV/AIDS dan penularannya di dunia meningkat dengan cepat, sekitar 60 juta orang di dunia telah

GAMBARAN PENGETAHUAN, SIKAP, PERILAKU MENGENAI HIV / AIDS PADA SISWA SISWI KELAS DUA DAN TIGA SALAH SATU SMA SWASTA DI KOTA BANDUNG TAHUN 2006

Pentingnya Sex Education Bagi Remaja

BAB I PENDAHULUAN. Menurut DR. Nana Mulyana selaku Kepala Bidang Advokasi dan. Kemitraan Kementerian Kesehatan hasil Riset Kesehatan

Program Gen Re dalam penyiapan kehidupan berkeluarga bagi remaja

BAB I PENDAHULUAN. Tri Lestari Octavianti,2013 GAMBARAN PENGETAHUAN REMAJA TENTANG SEKS BEBAS DI SMA NEGERI 1 KADIPATEN KABUPATEN MAJALENGKA

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. aktivitas seksual remaja juga cenderung meningkat baik dari segi kuanitas

Pendidikan seksualitas remaja. Intan Silviana Mustikawati, SKM, MPH

BAB I PENDAHULUAN. meninggal akibat HIV/AIDS, selain itu lebih dari 6000 pemuda umur tahun

BAB II INFORMASI TENTANG GENERASI BERENCANA. remaja masa kini yang kian kompleks, yang bertujuan akhir untuk mengatasi laju

BAB I PENDAHULUAN. anak - anak dan sebelum dewasa yaitu dari usia Menurut WHO,

EFEKTIVITAS PROMOSI KESEHATAN DENGAN METODE PEER EDUCATOR TERHADAP TINGKAT PENGETAHUAN DAN SIKAP REMAJA TENTANG HIV/AIDS

BUPATI BENGKALIS SAMBUTAN BUPATI BENGKALIS PADA PEMBUKAAN AJANG KREATIVITAS REMAJA TINGKAT PROVINSI RIAU TAHUN 2016 DI KABUPATEN BENGKALIS

I. PENDAHULUAN Path-UNFPA journal. Volume Sarwono SW Psikologi Remaja. Jakarta: CV. Rajawali. 3

BAB I PENDAHULUAN. penurunan angka kelahian dibanding tahuin sebelumnya,namun ledakan

BAB 1 : PENDAHULUAN. terdapat orang terinfeksi HIV baru dan orang meninggal akibat AIDS.

BAB 1 PENDAHULUAN. Kasus pernikahan usia dini banyak terjadi di berbagai penjuru dunia. Hal

I. PENDAHULUAN Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Remaja merupakan populasi yang besar dari penduduk dunia. Menurut World

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

Transkripsi:

BAB I PENDAHULUAN!.1. Latar Belakang Masalah BKKBN merupakan singkatan dari Badan Koordinasi Keluarga Berencana Nasional, yang merupakan Lembaga Pemerintahan Non Departemen Indonesia yang bertugas melaksanakan tugas pemerintahan di bidang keluarga berencana dan keluarga sejahtera. Ada empat program pokok BKKBN yang harus dimengerti masyarakat. Yaitu program KB dan kesehatan reproduksi, program kesehatan, reproduksi remaja, program ketahanan dan pemberdayaan keluarga, serta program penguatan pelembagaan keluarga kecil berkualitas. Keempat program pokok ini disosialiasikan kepada masyarakat oleh Humas BKKBN baik itu melalui kegiatan-kegiatan, media cetak dan elektonik, dan lain-lain. Yang di fokuskan pada skripsi ini adalah pada program kesehatan reproduksi remaja, karena keprihatinan muncul akan remaja sekarang yang memang telah melakukan hubungan seksual sebelum menikah. Dikatakannya, berdasarkan survey yang pernah disampaikan salah satu LSM, 15% anak usia SMP pernah melakukan hubungan badan bukan dengan temannya. Indikatornya adalah pacar, Jual-beli (melacur), melakukan dengan teman akrabnya dan adanya pressing atau tekanan dari si pelaku. Ini kondisi yang real untuk Semarang, DKI Jakarta, Bandung dan Surabaya tempat dilakukannya survey. Belum lagi data yang dikeluarkan oleh BKKBN Pusat, dimana 63% remaja Indonesia usia 1

SMP dan SMA sudah melakukan hubungan seksual diluar nikah. Demikian pula data yang dikeluarkan oleh Departemen Kesehatan sampai September 2008 bahwa sebanyak 15.210 penderita AIDS atau orang yang hidup dengan HIV/AIDS di Indonesia, 54 persennya adalah remaja (Data PKBR 2010). Dan belakangan banyaknya berita cetak ataupun televisi yang mengangkat berita tentang banyaknya bayi yang baru lahir yang dibuang atau ditinggalkan oleh ibunya, ataupun aborsi yang dilakukan, ini merupakan antara ketidaksiapan secara emosional, kurangnya pertanggungjawaban akan hasil perbuatannya. Pada saat remaja justru inilah mereka harus diberikan informasi mengenai sistem reproduksi mereka sehingga mereka lebih bertanggung jawab untuk menerima resiko dan akibatnya. Dengan melakukan aborsi bisa merugikan diri sendiri karena aborsi memberikan dampak kesehatan yang tidak baik apalbila dilakukannya tanpa persetujuan dokter, begitu juga pemakaian narkoba khususnya dengan jarum suntik dapat menyebabkan penularan HIV / Aids jika digunakan jarum suntik yang tidak bersih dan bergantian. HIV/Aids tidak hanya karena pengunaan jarum suntik tapi juga karena melakukan hubungan seksual dengan berganti-ganti pasangan tanpa menggunakan alat pelindung atau kondom. Karena adanya tindakan aborsi dan hamil diluar nkah serta penggunaan narkoba maka menempatkan program kesehatan reproduksi remaja sebagai posisi sentral dalam program KB. Kesehatan Reproduksi merupakan keadaan fisik, mental, dan sosial yang utuh dalam segala hal yang berkaitan dengan fungsi peran dan sistem reproduksi. Remaja 2

yang sehat adalah remaja yang tidak melakukan pergaulan bebas, jauh dari rokok dan Psikotropika serta obat-obatan terlarang dan alkohol. Para remaja belia umumnya lebih terbuka dengan teman sebayanya dalam mengungkapkan sesuatu termasuk ketika berbicara tentang hal yang dianggap tabu. Untuk menangani masalah remaja tersebut maka didirikannya PIK (Pusat Informasi dan Konseling) Remaja yang merupakan wadah dari kegiatan program PKBR (Penyiapan Kehidupan Berkeluarga Bagi Remaja). Disinilah pentingnya PIK Remaja untuk mengakomodir kebutuhan mereka, dimana disamping mereka mendapatkan informasi secara lengkap tentang kesehatan organ reproduksi, sopan santun dalam pergaulan sampai bahaya narkoba dan HIV AIDS serta pelayanan konseling yang cukup dan benar tentang PKBR. Untuk mensosialisasikan PIK Remaja ini kepada remaja memang tidak mudah disinilah pentingnya Advokasi dan Humas BKKBN, Humas BKKBN secara struktural berada di Direktorat Advokasi, Komunikasi, Informasi dan Edukasi (Diktov). Advokasi disini adalah sosialisai para pengambilan keputusan (Keputusan Presiden, Keputusan Menteri Departemen Kesehatan dan lain-lain) yang bertujuan untuk mempromosikan, mencari dukungan bagi kelancaran dan keberlangsungan PIK Remaja. Sasaran yang dituju Advokasi Humas BKKBN antara lain : Pemerintah Pimpinan LSM : kelompok organisasi masyarakat Pimpinan Media Massa : cetak dan elektronik 3

Sekolah : SLTP dan SLTA Orang Tua Pimpinan Kelompok Sebaya : karang taruna, remaja masjid & gereja, pramuka,dll. Dalam tujuannya untuk mempromosikan program PIK Remaja kepada masyarakat maka perlu disiapkan materinya, permasalahan apa yang menyebabkan terbentuknya PIK Remaja, dampak karena kurangnya PIK Remaja di kalangan masyarakat dan betapa pentingnya PIK Remaja untuk diterapkan pada masyarakat. Setelah siapnya materi-materi yang akan di promosikan Advokasi atau Humas disediakannya dalam bentuk leaflet, booklet atau pamflet, TV dan radio spot atau running text. Dan promosi dilakukan dengan cetak, elektronik atau multi jalur seperti kunjungan dan audiensi. Dapat disimpulkan bahwa kegiatan Advokasi BKKBN dalam PIK Remaja adalah : Mengembangkan dan meproduksi materi atau media promosi; Melaksanakan kegiatan promosi dan sosialisasi. Humas merupakan fungsi strategis dalam manajemen yang melakukan komunikasi untuk menimbulkan pemahaman dan penerimaan publik. Dalam kegiatannya sehari-hari, humas melakukan komunikasi dua arah antara organisasi dan publik, dengan tujuan untuk menciptakan pengertian dan dukungan bagi tercapainya maksud, kegiatan, jasa layanan, serta kebijakkan lembaga. Prinsip komunikasi dua arah merupakan proses penyampaian suatu pesan seseorang atau kelompok untuk memberi tahu atau mengubah sikap opini dan perilaku kepada seseorang atau kelompok lain, baik berhadapan langsung maupun lewat media massa sehingga 4

penyampaian pesan untuk mencapai target maupun tujuan akan tercapai. Dalam hal ini, reputasi positif lembaga induk akan diterima masyarakat luas. Supaya lebih masuk kepada masyarakat maka PIK Remaja ini dimasukkan ke dalam sekolah-sekolah dan diberikan panduan, materi, serta kurikulum selayaknya mata pelajaran sekolah. PIK Remaja yang menjadi wadah kegiatan di sekolah ini bertujuan untuk mempersiapkan sumber daya manusia yang handal dan tidak berprilaku menyimpang, seperti terlibat dalam seks bebas, terjangkit HIV dan AIDS, serta pengunaan obat-obat terlarang. Sampai tahun 2007 telah ada 152 PIK KRR jalur sekolah yang tersebar di 152 sekolah kejuruan di lima kotamadya/kabupaten se DKI Jakarta. Kemudian sejak tahun 2006 dikembangkan pula PIK KRR jalur masyarakat melalui organisasi keagamaan, seperti Fataayat NU, Nasyiatul Aisyiah dan lain-lain. Dalam lima tahun ke depan direncanakan akan ada sekitar 500 PIK KRR, baik jalur sekolah maupun jalur masyarakat di seluruh DKI Jakarta. PIK KRR merupakan forum pertukaran informasi dan konsultasi tentang KRR secara benar di kalangan remaja, baik di lingkungan sekolah maupun masyarakat. Disetiap PIK KRR disiapkan tenaga konsultan dari guru BP dan siswa yang telah dilatih. Mereka dibekali dengan KIE Kit dan buku-buku modul. Tetapi dari angkaangka tersebut setelah ditanyakan langsung kepada Kabid Kesehatan Reproduksi Remaja bahwa sekolah-sekolah yang ada dijakarta untuk program PIK Remaja masih dalam tahap tumbuh, artinya masih dalam tahap untuk memberikan informasi dan konseling dan dukungan untuk materi, pesan dan kegiatan. Hal ini berbeda dengan sekolah-sekolah yang ada diluar jakarta yang memang sudah secara aktif dalam pen- 5

gelolaannya. PIK Remaja dimasukkan kesekolah-sekolah dengan masuk untuk memberi dampak pada siswa sendiri adanya dukungan dari guru dan lingkungan sekitar, tetapijika PIK Remaja berada dalam lingkungan yang berbau jula-beli (melacur) apakah ini akan memberi dampak, apakah akan di aplikasi oleh siswa dalam kehidupan seharihari, karena PIK Remaja tidak akan berkembang jika tidak didukung oleh masyarakat. Pada skripsi, peneliti akan membahas mengenai apakah remaja pada wilayah Kota Bambu Selatan mengetahui akan adanya pelayanan masyarakat PIK Remaja yang memang telah dipromosikan Advokasi BKKBN secara global dengan kegiatankegiatannya. Dimana wilayah Kota Bambu Selatan inilah yang akan menjadi sampel peneliti dalam mengetahui tanggapan mengenai PIK Remaja, dikarenakan wilayah yang cukup dikenal untuk jual beli (melacur). 1.2. Identifikasi Masalah Sehubungan dengan Latar Belakang yang telah dijabarkan sebelumnya bahwa Humas BKKBN melakukan kegiatan (sosialisasi) program Kesehatan Reproduksi Remaja di wilayah Kota Bambu Selatan dikarenakan adanya praktek jual beli. Maka penulis merumuskan masalah Bagaimana tanggapan Remaja akan program Kesehatan Reproduksi Remaja? 6

1.3. Tujuan Penelitian Berdasarkan Latar belakang dan perumusan masalah yang telah dijabarkan sebelumnya maka tujuan dari peneliti ini adalah : a. Mengetahui sosialisasi yang dilakukan humas BKKBN b. Mengetahui adakah tanggapan dari Remaja Kota Bambu Selatan tehadap sosialisasi Program BKKBN tersebut 1.4 Manfaat Penelitian 1. Manfaat Teoritis Memberikan sumbangsih informasi dan pengetahuan mengenai kegiatan humas BKKBN dengan kegiatan yang dilakukannya dalam mewujudkan kebijakan pemerintah dan meningkatkan kesejahteraan masyarakat. 2. Manfaat Praktis Memberikan sumbangan informasi dan dapat digunakan sebagai perbandingan antara target yang diharapkan pemerintah, dengan realitasnya, juga menjadi bahan pertimbangan dalam penyusunan kebijakan yang diambil pemerintah yang bertujuan untuk menciptakan program terbaik untuk masyarakat. 7

1.5 Sistematika Penulisan Bab I. Pendahuluan Bab ini berisi tentang latar belakang penulisan, identifikasi dan pembatasan masalah, perumusan masalah, tujuan penelitian, manfaat dan kegunaan penelitian dan sistematika penulisan yang digunakan. Bab II. Landasan Teori Dalam bab ini diuraikan pandangan-pandangan secara teoritis yang berhubungan dengan masalah yang akan diteliti. Bab ini juga menguraikan perumusan hipotesis yang digunakan oleh penulis dan kerangka pemikiran. Bab III. Metodelogi Penelitian Bab ini membahas tentang tempat dan waktu penelitian, jenis dan sumber data, populasi dan sampel, metode pengumpulan data, metode analisis data yang digunakan dan definisi operasional variabel. Bab IV. Gambaran Umum Perusahaan Dalam bab ini diuraikan tentang gambaran umum objek penelitian yang digunakan meliputi sejarah perusahaan dan aktivitas perusahaan yang menjadi sampel penelitian. Bab V. Hasil dan Pembahasan Penelitian Bab ini akan menjelaskan seluruh proses penelitian dan hasilnya akan dijelaskan secara rinci. Hasil pengolahan data dengan komputerisasi akan dianalisis untuk mendapatkan hasil yang nantinya akan disimpulkan. 8

Bab VI. Kesimpulan dan Saran Bab ini akan memaparkan kesimpulan dan saran-saran dari hasil penelitian yang telah dilakukan. 9