HUBUNGAN MEKANISME KOPING INDIVIDU DENGAN TINGKAT KECEMASAN PADA PASIEN GAGAL GINJAL KRONIS DI UNIT HEMODIALISA RSUP Dr. SOERADJI TIRTONEGORO KLATEN

dokumen-dokumen yang mirip
BAB I PENDAHULUAN. dalam tubuh, mengatur konsentrasi garam dalam darah, dan mengatur keseimbangan asambasa

GAMBARAN MEKANISME KOPING PADA PASIEN GAGAL GINJAL KRONIK YANG MENJALANI TERAPI HEMODIALISA DI RUANG HEMODIALISA RSUD. PROF. DR. W. Z.

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. terletak di Jl. Wates Km. 5,5 Gamping, Sleman, Daerah Istimewa. Yogyakarta. RS PKU Muhammadiyah Gamping merupakan

2025 (Sandra, 2012). Indonesian Renal Registry (IRR) tahun 2012

MEKANISME KOPING BERHUBUNGAN DENGAN TINGKAT KECEMASAN PASIEN KEMOTERAPI DI RUANG KEMOTERAPI RS URIP SUMOHARJO LAMPUNG

BAB I PENDAHULUAN. komposisi cairan tubuh dengan nilai Gloumerulus Filtration Rate (GFR) 25%-10% dari nilai normal (Ulya & Suryanto 2007).

BAB I PENDAHULUAN. penurunan fungsi ginjal secara optimal untuk membuang zat-zat sisa dan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Kanker payudara merupakan jenis kanker yang paling banyak ditemui

INDIKATOR KUALITAS HIDUP PASIEN GAGAL GINJAL KRONIS YANG MENJALANI HEMODIALISA BERDASARKAN STRATEGI KOPING

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Estimasi Badan Kesehatan Dunia (WHO) menyebutkan pertumbuhan

BAB I PENDAHULUAN. Latar Belakang. mendadak dan hampir lengkap akibat kegagalan sirkulasi renal atau disfungsi

HUBUNGAN ANTARA KEPATUHAN MENJALANI TERAPI HEMODIALISA DAN KUALITAS HIDUP PASIEN CHRONIC KIDNEY DISEASE (CKD) DI RUMAHSAKIT Dr.

Idea Nursing Journal Vol. V No ISSN:

BAB I PENDAHULUAN. fungsinya secara normal (Soematri, 2012).Secara global lebih dari 500 juta

BAB I PENDAHULUAN. penyakit gagal ginjal kronik. Gagal ginjal kronik atau penyakit renal tahap

Purwandita Anggarini, Lutfi Nurdian Asnindari STIKES Aisyiyah Yogyakarta

HUBUNGAN DUKUNGAN KELUARGA DENGAN KEPATUHAN DIET PADA PASIEN GAGAL GINJAL KRONIS DENGAN TERAPI HEMODIALISIS DI RS PKU MUHAMMADIYAH YOGYAKARTA

BAB I PENDAHULUAN. Congestive Heart Failure (CHF) atau gagal jantung merupakan salah

FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN MEKANISME KOPING PENDERITA GASTROENTERITIS KRONIK DI RSUD. DR. HAULUSSY AMBON TAHUN *Dewiyusrianti Lina

BAB I PENDAHULUAN. disease) saat ini masih menjadi masalah yang besar, sebagaimana prediksi

HUBUNGAN DUKUNGAN KELUARGA DENGAN KUALITAS HIDUP PADA PASIEN GAGAL GINJAL KRONIS YANG MENJALANI TERAPI HEMODIALISA DI RS PKU MUHAMMADIYAH YOGYAKARTA

BAB I PENDAHULUAN. berfungsi menggantikan sebagian fungsi ginjal. Terapi pengganti yang. adalah terapi hemodialisis (Arliza, 2006).

HUBUNGAN DUKUNGAN KELUARGA DENGAN KUALITAS HIDUP PASIEN GAGAL GINJAL KRONIK YANG MENJALANI TERAPI HEMODIALISA DI RUMAH SAKIT UMUM DAERAH LANGSA

FAKTOR FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN KEPATUHAN DIET PENDERITA DIABETES MELITUS DI POLIKLINIK PENYAKIT DALAM RSUP Dr. SOERADJI TIRTONEGORO KLATEN

PENGARUH ORIENTASI TERHADAP TINGKAT KECEMASAN ANAK PRA SEKOLAH DI BANGSAL ANAK RUMAH SAKIT BHAKTI WIRA TAMTAMA SEMARANG. Eni Mulyatiningsih ABSTRAK

Endah Tri Wijayanti 1) 1 Prodi DIII Keperawatan, UN PGRI Kediri.

PENGETAHUAN, PENDIDIKAN DAN STATUS EKONOMI BERHUBUNGAN DENGAN KETAATAN KONTROL GULA DARAH PADA PENDERITA DM DI RSUP DR SOERADJI TIRTONEGORO KLATEN

HUBUNGAN DUKUNGAN KELUARGA DENGAN MOTIVASI KEMOTERAPI PASIEN KANKER PAYUDARA DI RSUD KRATON KABUPATEN PEKALONGAN. Manuscript

BAB I PENDAHULUAN. multipel. Semua upaya mencegah gagal ginjal amat penting. Dengan demikian,

HUBUNGAN KOMUNIKASI TERAPEUTIK PERAWAT DENGAN TINGKAT KECEMASAN PASIEN GANGGUAN KARDIOVASKULAR YANG DIRAWAT DIRUANGAN ALAMANDA TAHUN 2015

TRIMESTER III DI PUSKESMAS TEGALREJO YOGYAKARTA

HUBUNGAN PENGETAHUAN PASIEN TENTANG KEMOTERAPI DENGAN KECEMASAN DALAM MENJALANI TINDAKAN KEMOTERAPI DI RSUD PANEMBAHAN SENOPATI BANTUL

KECEMASAN KELUARGA PASIEN DI RUANG INTENSIVE CARE UNIT RUMAH SAKIT UMUM PUSAT DOKTER SOERADJI TIRTONEGORO KLATEN

HUBUNGAN KOMUNIKASI TEURAPETIK BIDAN DENGAN KECEMASAN IBU BERSALIN DI RUANG KEBIDANAN DAN BERSALIN RUMAH SAKIT UMUM DAERAH KABUPATEN PIDIE

HUBUNGAN DUKUNGAN KELUARGA TERHADAP TINGKAT DEPRESI PADA PASIEN GAGAL GINJAL KRONIK DI RUANG HEMODIALISA DI RSUD TUGUREJO SEMARANG ABSTRAK

HUBUNGAN KINERJA PERAWAT DENGAN KEPUASAN KERJA PERAWAT DI RUANG RAWAT INAP RS PKU MUHAMMADIYAH GAMPING NASKAH PUBLIKASI

PENGARUH TERAPI OKUPASIONAL TERHADAP PENURUNAN TINGKAT DEPRESI LANSIA DI PANTI SOSIAL TRESNA WERDHA BUDI LUHUR KOTA JAMBI TAHUN 2014

BAB 1 PENDAHULUAN. seluruh dunia (Ruggenenti dkk, 2001). Penyakit gagal ginjal kronis

INTISARI. Kata Kunci : Kondisi Kerja, Beban Kerja, Tingkat Stres perawat.

GAMBARAN TINGKAT KECEMASAN PADA KLIEN PRA BEDAH MAYOR DI RUANG RAWAT INAP MEDIKAL BEDAH GEDUNG D LANTAI 3 RUMAH SAKIT UMUM CIBABAT CIMAHI

HUBUNGAN ANTARA DUKUNGAN SOSIAL DENGAN TINGKAT DEPRESI PADA PASIEN GAGAL GINJAL KRONIK (GGK) YANG MENJALANI HEMODIALISA

HUBUNGAN AKTIVITAS FISIK DENGAN TINGKAT KECEMASAN PADA LANSIA USIA TAHUN DI RW 08 KELURAHAN SUKUN KECAMATAN SUKUN KOTA MALANG

HUBUNGAN ANTARA TINGKAT DEPRESI DENGAN KEMANDIRIAN DALAM ACTIVITY of DAILY LIVING (ADL) PADA PASIEN DIABETES MELLITUS DI RSUD PANDAN ARANG BOYOLALI

PENGARUH BEBAN KERJA DENGAN TINGKAT STRES PADA PERAWAT PELAKSANA DI RUANG PENYAKIT DALAM RUMAH SAKIT WILLIAM BOOTH SURABAYA

BAB I PENDAHULUAN. tujuan penelitian, manfaat penelitian, dan keterbaruan penelitian.

BUDI HARTOYO NIM G2B Program Studi Ilmu Keperawatan Fakultas Kedokteran Universitas Diponegoro Semarang ABSTRAK

BAB I PENDAHULUAN. pasien penyakit gagal ginjal kronik di Amerika Serikat adalah orang.

HUBUNGAN MUTU PELAYANAN KEPERAWATAN DENGAN TINGKAT KEPUASAN PADA KLIEN STROKE DI RSUD WATES

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. Kelurahan Wongkaditi, Kecamatan Kota Utara, Kota Gorontalo. Rumah Sakit ini

BAB I PENDAHULUAN. manusia. Ginjal memiliki fungsi untuk mengeluarkan bahan dan sisa-sisa

BAB 1 PENDAHULUAN. dapat dari hasil gangguan jantung fungsional atau struktural yang

HUBUNGAN PENAMPILAN PERAN DENGAN STRES PADA PASIEN GAGAL GINJAL KRONIK DI UNIT HEMODIALISA RSUD PANEMBAHAN SENOPATI BANTUL.

Afniwati, Amira Permata Sari Tarigan, Yunita Ayu Lestari Tarigan Jurusan Keperawatan Poltekkes Kemenkes Medan. Abstrak

Fitri Arofiati, Erna Rumila, Hubungan antara Peranan Perawat...

BAB I PENDAHULUAN. berkaitan dengan gejala-gejala atau kecacatan yang membutuhkan

BAB 1 : PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Gagal ginjal kronik (Chronic Kidney Disease) merupakan salah satu penyakit

KOMUNIKASI TERAPEUTIK DENGAN TINGKAT KECEMASAN KELUARGA PASIEN DI INTENSIVE CARE UNIT (ICU) RS ADI HUSADA KAPASARI SURABAYA

*Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Sam Ratulangi **Fakultas Pertanian Universitas Sam Ratulangi

PENGARUH DUKUNGAN KELUARGA TERHADAP KECEMASAN PADA PASIEN GAGAL GINJAL KRONIK YANG MENJALANI HEMODIALISIS DI UNIT HEMODIALISA RSUD ULIN BANJARMASIN

HUBUNGAN TINGKAT DEPRESI DENGAN MEKANISME KOPING PASIEN GAGAL GINJAL KRONIK YANG MENJALANI HEMODIALISIS DI RS PKU MUHAMMADIYAH II YOGYAKARTA

Nur Gutanto 1, Sri Hendarsih 2, Christin Wiyani 3 INTISARI

e-journal Keperawatan (e-kp) Volume 6 Nomor 1, Februari 2018

FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN TINGKAT KECEMASAN PADA PASIEN PREOPERATIVE DI RS MITRA HUSADA PRINGSEWU

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Gagal ginjal kronis (Chronic Renal Failure) adalah kerusakan ginjal progresif

BAB I PENDAHULUAN. kadar gula darah, dislipidemia, usia, dan pekerjaan (Dinata, dkk., 2015). Angka

HUBUNGAN PERUBAHAN PSIKOSOSIAL DENGAN KUALITAS HIDUP LANSIA

BAB I PENDAHULUAN. kesehatan tubuh secara menyeluruh karena ginjal adalah salah satu organ vital

PERAN PERAWAT TERHADAP KECEMASAN KELUARGA PASIEN YANG DIRAWAT DI UNIT PERAWATAN INTENSIF RS Tri Mulia Herawati 1, Sarah Faradilla 2

BAB I PENDAHULUAN. keseimbangan cairan dan elektrolit, menyebabkan uremia (retensi urea dan

DUKUNGAN KELUARGA TERHADAP TINGKAT KECEMASAN PASIEN GAGAL GINJAL KRONIK YANG MENJALANI HEMODIALISA

BAB I PENDAHULUAN. jika seringkali pasien dan keluarganya menunjukkan sikap yang agak

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Kecemasan merupakan perasaan yang timbul akibat ketakutan, raguragu,

MUTU PELAYANAN DAN KOMUNIKASI TERAUPETIK YANG BAIK MENINGKATKAN KEPUASAN PASIEN PENGGUNA BPJS KESEHATAN DI RSI NU DEMAK

BAB I PENDAHULUAN. angka ini meningkat menjadi 219 pasien dan tahun 2013 menjadi 418 pasien. Bila

HUBUNGAN RELAKSASI PERNAPASAN DAN DUKUNGAN KELUARGA DENGAN PENURUNAN TINGKAT KECEMASAN PADA PASIEN ASMA BRONKHIALE DI RUANG BOUGENVILLE 2 RSUD KUDUS

HUBUNGAN DUKUNGAN KELUARGA DENGAN TINGKAT KECEMASAN PADA LANSIA YANG DILAKUKAN HOME CARE

HUBUNGAN ASUPAN PROTEIN NABATI DAN HEWANI DENGAN KADAR UREUM DAN KREATININ PADA PENDERITA GAGAL GINJAL KRONIK DENGAN HEMODIALISIS RAWAT JALAN DI RSUP

BAB I PENDAHULUAN. volume, komposisi dan distribusi cairan tubuh, sebagian besar dijalankan oleh Ginjal

PENILAIAN TERHADAP STRESOR & SUMBER KOPING PENDERITA KANKER YANG MENJALANI KEMOTERAPI. Semarang

Study Tingkat Kecemasan Penderita Diabetes Mellitus Di Poli Rawat Jalan Puskesmas Ngawi Purba Kabupaten Ngawi

BAB 1 PENDAHULUAN. Operasi adalah tindakan pengobatan yang banyak menimbulkan kecemasan,

PENGARUH KOMUNIKASI TERAPEUTIK TERHADAP TINGKAT KECEMASAN PADA PASIEN PRE OPERASI DI RUMAH SAKIT UMUM AISYIYAH PONOROGO NASKAH PUBLIKASI

HUBUNGAN KUALITAS PELAYANAN KESEHATAN DENGAN TINGKAT KEPUASAN PASIEN JAMKESMAS DI INSTALASI HEMODIALISA RUANG DAHLIA BLU RSUP PROF. DR. R. D.

BAB I PENDAHULUAN. I.1 Latar Belakang. Kesehatan merupakan hal penting yang diinginkan. setiap manusia. Menurut World Health Organization (WHO)

PERBANDINGAN TINGKAT KEMAMPUAN MEKANISME KOPING SEBELUM DAN SESUDAH PEMBERIAN BIMBINGAN INDIVIDU PADA MAHASISWA PROFESI DI RUMAH SAKIT JIWA*

PENGARUH ACCEPTANCE AND COMMITMENT THERAPY TERHADAP GEJALA DAN KEMAMPUAN KLIEN DENGAN RESIKO PERILAKU KEKERASAN

KOMUNIKASI TERAPEUTIK DAN KECEMASAN KELUARGA DI RUANG ICU RSTK-II KESDAM-IM BANDA ACEH COMMUNICATION THERAPEUTIC AND ANXIETY FAMILY IN THE ICU

BAB I PENDAHULUAN. CKD merupakan masalah kesehatan di seluruh dunia yang berdampak besar pada

Iksirul Anwar 1, Listyana Natalia R. 2, Dian Wardanah 2 ABSTRACT

Patria Asda, A., Perbedaan Persepsi Pasien...

ANALISIS MUTU PELAYANAN KESEHATAN DI RUANG RAWAT INAP RUMAH SAKIT DAERAH MADANI PROVINSI SULAWESI TENGAH. Aminuddin 1) Sugeng Adiono 2)

HUBUNGAN GAMBARAN DIRI DENGAN KECEMASAN PADA REMAJA CACAT FISIK DI BALAI REHABILITASI TERPADU PENYANDANG DISABILITAS PROVINSI DIY NASKAH PUBLIKASI

PERBEDAAN TINGKAT KECEMASAN DAN DEPRESI PADA MAHASISWA SISTEM PERKULIAHAN TRADISIONAL DENGAN SISTEM PERKULIAHAN TERINTEGRASI

Syntax Literate : Jurnal Ilmiah Indonesia ISSN : e-issn : Vol. 2, No 2 Februari 2017

BAB 1 PENDAHULUAN. operasi melalui tiga fase yaitu pre operasi, intraoperasi dan post. kerja dan tanggung jawab mendukung keluarga.

HUBUNGAN MASA KERJA DENGAN TINGKAT KECEMASAN PERAWAT DI RUANG AKUT RUMAH SAKIT JIWA DAERAH SURAKARTA

BAB I PENDAHULUAN. ginjal yang bersifat menahun, berlangsung progresif dan cukup lanjut. Hal ini bila

HUBUNGAN DUKUNGAN SUAMI DENGAN TINGKAT KECEMASAN WANITA PRAMENOPAUSE DI DESA BANGSALSARI KECAMATAN BANGSALSARI JEMBER

BAB 1 PENDAHULUAN. menghargai perasaan pasien yaitu dengan mencurahkan segala perhatian yang

HUBUNGAN LAMANYA HEMODIALISA DENGAN MEKANISME KOPING KLIEN GAGAL GINJAL KRONIK DI RSUD PANEMBAHAN SENOPATI BANTUL PERPUSTAKAAN

Transkripsi:

HUBUNGAN MEKANISME KOPING INDIVIDU DENGAN TINGKAT KECEMASAN PADA PASIEN GAGAL GINJAL KRONIS DI UNIT HEMODIALISA RSUP Dr. SOERADJI TIRTONEGORO KLATEN Ni Ketut Romani, Sri Hendarsih, Fajarina Lathu Asmarani 3 INTISARI Latar Belakang: Gagal ginjal tergolong penyakit kronis memerlukan hemodialisa untuk mempertahankan hidup. Hemodialisa menyebabkan pasien GGK mengalami kecemasaan yang tinggi yang dapat menurunkan sistem imunitas dan mengurangi tingkat energi pada klien. Maka diperlukan mekanisme koping untuk mengatasi kecemasan. Koping yang adaptif mengarahkan pasien berperilaku konstruktif, sedangkan koping maladaptif mengarahkan pasien GGK berperilaku menyimpang. Tujuan: Untuk mengetahui hubungan mekanisme koping individu dengan tingkat kecemasan pada pasien gagal ginjal kronis di Unit Hemodialisa RSUP Dr. Soeradji Tirtonegoro Klaten. Metodologi Penelitian: Penelitian ini menggunakan metode deskriptif analitik dengan studi korelasi serta dengan rancangan cross-sectional. Subyek penelitian adalah pasien GGK yang menjalani hemodialisa rutin di Unit Hemodialisa RSUP Dr. Soeradji Tirtonegoro Klaten yang diambil dengan menggunakan teknik Accidental Sampling. Analisa data dilakukan dengan uji Chi Kuadrat. Hasil Penelitian: Uji korelasi antara mekanisme koping individu dengan tingkat kecemasan pada pasien gagal ginjal kronis dengan menggunakan uji Chi Kuadrat didapat hasil X sebesar 4,9 dengan nilai ρ-value sebesar 0.00. nilai ρ-value lebih kecil dari 0.05 (signifikansi) sehingga Ho ditolak dan Ha diterima yang berarti bahwa ada hubungan antara mekanisme koping individu dengan tingkat kecemasan pada pasien gagal ginjal kronis di Unit Hemodialisa RSUP Dr. Soeradji Tirtonegoro Klaten. Kesimpulan: Ada hubungan antara mekanisme koping individu dengan tingkat kecemasan pada pasien gagal ginjal kronis di Unit Hemodialisa RSUP Dr. Soeradji Tirtonegoro Klaten. Kata Kunci: Mekanisme Koping Individu, Tingkat Kecemasan, Gagal Ginjal Kronis Mahasiswa Program Studi S Keperawatan, Universitas Respati Yogyakarta Dosen Poltekes Kemenkes Yogyakarta 3Dosen Universitas Respati Yogyakarta

ASSOCIATION BETWEEN INDIVIDUAL COPING MECHANISM AND ANXIETY IN PATIENTS OF CHRONIC RENAL FAILURE (CRF) AT UNIT OF HEMODIALYSIS OF DR. SOERADJI TIRTONEGORO HOSPITAL KLATEN Ni Ketut Romani, Sri Hendarsih, Fajarina Lathu Asmarani 3 ABSTRACT Background: Renal failure belongs to a chronic disease that requires hemodialysis to sustain life. Hemodialysis can cause high anxiety that reduces immunity and energy of the patient. Thus coping mechanism is needed to overcome anxiety. Adaptive coping can direct patients to behave constructively, whereas maladaptive coping can direct patients to deviant behavior. Objective: To identify association between individual coping mechanism and anxiety in CRF patients at Unit of Hemodialysis of Dr. Soeradji Tirtonegoro Hospital Klaten. Methods: The study was descriptive analytical with correlation and cross sectional study design. Subject of the study were patients with CRF undergoing routine hemodialysis at Unit of Hemodialysis, Dr. Soeradji Tirtonegoro Hospital, Klaten. Samples were taken using accidental sampling technique. Data analysis used chi square test. Results: The result of correlation test showed score of correlation between individual coping mechanism and anxiety of CRF patients was x=4.9 with ρ value 0.00 (<0.05) thus Ho was denied and Ha was accepted; which meant that there was association between individual coping mechanism and anxiety in CRF patients at Unit of Hemodialysis of Dr. Soeradji Tirtonegoro Hospital Klaten. Conclusion: There was association between individual coping mechanism and anxiety of CRF patients at Unit of Hemodialysis of Dr. Soeradji Tirtonegoro Hospital Klaten. Keywords: coping mechanism, anxiety, chronic renal failure.. 3. Student of nursing program, Respati University,Yogyakarta Health Polytechnic, Yogyakarta Respati University, Yogyakarta

PENDAHULUAN. Latar Belakang Data terbaru dari US NCHS tahun 007 menunjukkan bahwa penyakit ginjal masih menduduki peringkat 0 besar di Amerika sebagai penyebab kematian terbanyak (Santoso, 009). Sedangkan di Indonesia, dilaporkan pada acara Asian Forum of CKD Initiative tahun 007 di Hamamatsu Jepang bahwa antara tahun 000-006 terdapat 973 kasus baru penderita cuci darah regular. Terjadi peningkatan kasus baru dari 76 menjadi 30 kasus ketika biaya cuci darah ditanggung negara melalui Askeskin (Asuransi Kesehatan Masyarakat Miskin) sejak tahun 005. (Santoso, 009) Gagal ginjal tergolong penyakit kronis yang tidak bisa disembuhkan dan memerlukan pengobatan dan rawat jalan dalam jangka waktu yang lama. Kondisi tersebut, tentu saja menimbulkan perubahan seperti, perilaku penolakan, marah, perasaan takut, rasa tidak berdaya, putus asa, cemas bahkan bunuh diri (Chanafie, 00). Klien gagal ginjal kronik yang menjalani hemodialisa juga akan mengalami tingkat kecemasaan yang tinggi Kecemasan dapat menimbulkan adanya perubahan secara fisik dimana hal ini mengurangi tingkat energi pada klien, sehingga dapat merugikan individu itu sendiri (Salsabila, 009). Hasil penelitian Hidayat (007) mengindikasikan bahwa dari 45 pasien GGK yang menjalani terapi hemodialisis di RSUP Dr. Soeradji Tirtonegoro Klaten, terdapat 5 orang (4,%) tidak mengalami kecemasan, 5 orang (4,%) mengalami kecemasan ringan, pasien (34,%) mengalami kecemasan sedang, orang (6%) mengalami kecemasan berat, dan tidak ada pasien yang mengalami panik. Saat seseorang berada dalam situasi yang terancam, maka respons koping perlu segera di bentuk. Mekanisme koping yang dapat diterapkan oleh individu yaitu mekanisme koping adaptif dan mekanisme koping maladaptif. Jika individu mempunyai koping yang efektif maka kecemasan akan diturunkan dan energi digunakan langsung untuk istirahat dan penyembuhan. Jika koping tidak efektif atau gagal maka keadaan tegang akan meningkat, terjadi peningkatan kebutuhan energi dan respon pikiran serta tubuh akan meningkat (Hudak dan Gallo, 996). Hasil studi pendahuluan di unit hemodialisa RSUP Dr. Soeradji Tirtonegoro Klaten pada tanggal 8 Desember 0, di unit hemodialisa RSUP Dr. Soeradji Tirtonegoro Klaten terdapat 7 unit mesin hemodialisa dengan pasien rutin yang menjalani hemodialisa bulan September hingga vember 0 sebanyak 98 orang. Dari 4 pasien yang diwawancara singkat, 3 diantaranya mengatakan cemas terhadap penyakitnya. Cemas yang dirasakan berasal dari eksternal dan internal. Dari faktor internal seperti perkembangan penyakitnya, sedangkan faktor eksternal terkait dengan biaya pengobatan. Pada saat dilakukan wawancara terkadang klien mengerutkan kening, tidak tenang seperti sering melirik ke samping namun pernafasannya teratur. Hal-hal yang dilakukan untuk mengurangi cemas seperti tidur dan jalan-jalan. 3

. Rumusan Masalah Rumusan masalah dalam penelitian ini adalah Adakah hubungan mekanisme koping individu dengan tingkat kecemasan pada pasien gagal ginjal kronis di unit hemodialisa RSUP Dr. Soeradji Tirtonegoro Klaten? 3. Tujuan Penelitian ) Tujuan Umum Tujuan umum dari penelitian ini adalah untuk mengetahui hubungan mekanisme koping individu dengan tingkat kecemasan pada pasien gagal ginjal kronis di unit hemodialisa RSUP Dr. Soeradji Tirtonegoro Klaten. ) Tujuan Khusus a. Untuk mengetahui karakteristik pasien gagal ginjal kronis meliputi: i. Umur ii. Jenis kelamin iii. Agama iv. Pekerjaan v. Pendidikan vi. Status pernikahan vii. Lamanya sakit viii. Penyakit penyerta ix. Suport sistem b. Untuk mengetahui mekanisme koping individu pada pasien gagal ginjal kronis di unit hemodialisa RSUP Dr. Soeradji Tirtonegoro Klaten. c. Untuk mengetahui tingkat kecemasan pasien gagal ginjal kronis di unit hemodialisa RSUP Dr. Soeradji Tirtonegoro Klaten. 4. Manfaat Penelitian ) Teoritis Menambah khasanah ilmu pengetahuan dalam bidang ilmu keperawatan medikal bedah terutama perawat yang memberi asuhan keperawatan pada pasien gagal ginjal kronis ) Praktis a. Bagi Rumah Sakit Sebagai bahan masukan bagi tenaga kesehatan khususnya perawat unit hemodialisa RSUP Dr. Soeradji Tirtonegoro Klaten tentang mekanisme koping dan tingkat kecemasan pasien gagal ginjal kronis. b. Bagi Institusi Pendidikan Sebagai salah satu sumber bacaan penelitian dan pengembangan selanjutnya dibidang keperawatan khususnya yang berkaitan dengan keperawatan jiwa. 4

METODE PENELITIAN ) Jenis Penelitian Penelitian ini menggunakan rancangan penelitian Cross Sectional. Pada penelitian ini variabel mekanisme koping dan tingkat kecemasan diteliti pada waktu yang hampir bersamaan. Penelitian ini menggunakan metode deskriptif analitik dengan studi korelasi yaitu penelitian atau penelahaan hubungan antara dua variabel pada suatu situasi atau sekelompok subjek (toatmodjo, 00). Penelitian ini meneliti korelasi antara mekanisme koping individu dengan tingkat kecemasan pada pasien gagal ginjal kronis di unit hemodialisa RSUP Dr. Soeradji Tirtonegoro Klaten. ) Waktu dan Tempat Penelitian Penelitian ini dilakukan pada bulan April 0 dan bertempat di unit hemodialisa RSUP Dr. Soeradji Tirtonegoro Klaten. 3) Populasi dan Sampel Populasi dalam penelitian ini berjumlah 98 orang yang melakukan hemodialisa rutin dengan jadwal hemodialisa seminggu dua kali, dari bulan September sampai vember 0. Sampel penelitian ini adalah pasien GGK yang hemodialisa rutin dengan jadwal pada hari Senin-Kamis dan Rabu-Sabtu, sedangkan pasien pada hari Selasa-Jumat tidak diambil sebagai sampel karena sudah diambil untuk uji validitas. Jumlah sampel pada penelitian yaitu 56 orang. Sampel diambil dengan teknik Accidental Sampling yaitu teknik penentuan sampel yang kebetulan ada atau tersedia di suatu tempat sesuai konteks penelitian (toatmodjo, 00). 4) Variabel dan Definisi Operasional Penelitian ini meneliti dua variabel yaitu mekanisme koping individu dan variabel tingkat kecemasan pasien gagal ginjal kronis. Mekanisme koping individu diartikan sebagai cara yang dilakukan pasien gagal ginjal kronis untuk mengatasi rasa cemas yang berhubungan dengan sakit yang diungkapkan melalui 0 butir pertanyaan dalam kuesioner. Tingkat kecemasan pasien gagal ginjal kronis adalah tingkat kecemasan yang dialami oleh pasien terkait penyakitnya. 5) Instrumen Penelitian Instrumen pada penelitian ini adalah kuesioner mekanisme koping yang dibuat sendiri dan dilakukan uji validitas kepada 0 orang responden dan validitas isi kepada tiga orang ahli dibidang keperawatan jiwa. Mekanisme koping dikatagorikan menjadi dua yaitu mekanisme koping adaptif dan mekanisme koping maladaptif. Tingkat kecemasan pasien gagal ginjal kronis ini diukur dengan kuesioner Taylor Manifest Anxiety Scale (TMAS) dan dikatagorikan menjadi empat yaitu kecemasan ringan, sedang, berat, dan panik. 5

HASIL DAN PEMBAHASAN A. HASIL a) Tabel. Distribusi Umur Unit Hemodialisa RSUP. Dr. Soeradji Tirtonegoro Klaten 3 4 April 0 Umur (Tahun) 4-50 5-60 3-40 -30 7 orang 6 orang orang orang 30,4 % 8,6 %,4 % 9,6 % penelitian ini didominasi oleh pasien GGK dengan umur 4-50 tahun sebanyak 7 orang (30,4%). Tabel Distribusi Jenis Kelamin Unit Hemodialisa RSUP Dr. Soeradji Tirtonegoro Klaten April 0 Jenis Kelamin Laki-laki Perempuan 9 orang 7 orang 5,8 % 48, % Distribusi frekuensi jenis kelamin pasien GGK tertinggi adalah pasien dengan jenis kelamin laki-laki sebanyak 9 orang (5,8%) dan tidak berbeda secara signifikan dengan jenis kelamin perempuan. Tabel 3. Distribusi Agama Unit Hemodialisa RSUP. Dr. Soeradji Tirtonegoro Klaten April 0 3 Agama Islam Katolik Kristen 47 orang 5 orang 4 orang 83,9 % 8,9 % 7, % Pasien GGK pada penelitian ini didominasi oleh responden dengan agama Islam sebanyak 47 orang (83,9%). 6

Tabel 4. Distribusi Pekerjaan Unit Hemodialisa RSUP. Dr. Soeradji Tirtonegoro Klaten April 0 3 4 Pekerjaan Petani/Buruh PNS/ABRI Wiraswasta Tidak bekerja 9 orang 5 orang orang 0 orang 33,9 % 6,8 %,4 % 7,9 % Tabel diatas menunjukkan bahwa berdasarkan pekerjaan, responden tertinggi dengan pekerjaan sebagai petani/buruh sebanyak 9 orang (33,9%). Tabel 5. Distribusi Pendidikan Unit Hemodialisa RSUP Dr. Soeradji Tirtonegoro Klaten April 0 3 Pendidikan Dasar Menengah Tinggi 4 orang 3 orang 9 orang 4,9% 4, % 6, % dengan pendidikan tertinggi adalah Pendidikan Dasar sebanyak 4 orang (4,9%). Tabel 6. Distribusi Penyakit Penyerta Unit Hemodialisa RSUP. Dr. Soeradji Tirtonegoro Klaten April 0 Support Ada 56 orang 00% Data Tabel 9 menunjukkan bahwa semua responden (00%) menyatakan ada dukungan baik dari keluarga, kerabat,tetangga serta tenaga kesehatan. Tabel 7. Distribusi Status Pernikahan Unit Hemodialisa RSUP. Dr. Soeradji Tirtonegoro Klaten April 0 3 Status Menikah Belum Menikah Janda 46 orang 8 orang orang 8, % 4,3 % 3,6 % 7

Pasien GGK berdasarkan status pernikahan didominasi oleh pasien dengan status menikah sebanyak 46 orang (8,%). Tabel 8. Distribusi Lama Sakit Unit Hemodialisa RSUP. Dr. Soeradji Tirtonegoro Klaten April 0 3 4 Lama Sakit -3th 6bln-th >3th <6 bln 9 orang 4 orang 4 orang 9 orang 33,9 % 5 % 5 % 6, % Pasien GGK berdasarkan lama sakit didominasi oleh responden dengan lama sakit -3 tahun sejumlah 9 orang (33,9%). Tabel 9. Distribusi Penyakit Penyerta Unit Hemodialisa RSUP. Dr. Soeradji Tirtonegoro Klaten April 0 Penyakit Penyerta Ada Tidak 43 orang 3 orang 76,8 % 3, % pada penelitian ini berdasarkan penyakit penyerta, jumlah teringgi yaitu pasien GGK disertai penyakit penyerta sebesar 43 orang (76,8%). b) Mekanisme Koping Pasien Gagal Ginjal Kronis Tabel 0. Mekanisme Koping Pasien Gagal Ginjal Kronis di Unit Hemodialisa RSUP Dr. Soeradji Tirtonegoro Klaten April 0 Mekanisme Koping Adaptif 40 7,4 % Maladaptif 6 8,6% Total 56 00% Pasien GGK didominasi oleh responden dengan mekanisme koping adaptif sejumlah 40 orang (7,4%). 8

Mekanisme Koping c) Tingkat Kecemasan pasien Gagal Ginjal Kronis Tabel. Tingkat Kecemasan Pasien Gagal Ginjal Kronis di Unit Hemodialisa RSUP Dr. Soeradji Tirtonegoro Klaten April 0 Tingkat Kecemasan Sedang 8 50% Ringan 37,5 % Berat 7,5% Total 56 00% Kecemasan pasien GGK didominasi oleh responden yang memiliki kecemasan sedang sebanyak 8 orang (50%). d) Hubungan Mekanisme Koping Individu dengan Tingkat Kecemasan Pasien Gagal Ginjal Kronis Tabel 3. Tabulasi Silang Antara Mekanisme Koping Dengan Tingkat Kecemasan Pasien Gagal Ginjal Kronis di Unit Hemodialisa RSUP Dr. Soeradji Tirtonegoro Klaten April 0 Tingkat Kecemasan Berat Ringan Sedang Berat Sekali/ Jumlah Panik f % f % f % f % f % Adaptif 9 47,5 0 50,5 0 0 40 7,43 Maldaptif,5 8 50 6 37,5 0 0 6 8,57 Total 37,5 8 50 7,5 0 0 56 00 X 4,9 p 0.00 Tabel 3 menunjukkan bahwa dari 56 orang responden, sebanyak 40 orang (7,43%) responden dengan mekanisme koping Adaptif memiliki kecemasan sedang sebanyak 0 orang (50%). 9

B. PEMBAHASAN a) Mekanisme Koping Individu Koping merupakan respon individu terhadap situasi yang mengancam dirinya baik fisik maupun psikologik. Stuart dan Sundeen (998) mengemukakan bahwa kemampuan koping dipengaruhi oleh antara lain faktor internal meliputi umur, kepribadian, intelegensi, pendidikan, nilai, kepercayaan, budaya, emosi dan kognitif dan faktor eksternal, meliputi suport sistem, lingkungan, keadaan finansial penyakit. Hasil penelitian menunjukkan perempuan cenderung menggunakan koping yang adaptif dibandingkan laki-laki meskipun tidak signifikan. Hasil penelitian ini sejalan dengan hasil penelitian Amrulloh (00) bahwa perempuan cenderung menggunakan strategi koping PFC (Problem Focused Coping) atau koping adaptif. Namun hasil penelitian ini tidak sesuai dengan teori yang ada kemungkinan dikarenakan adanya perbedaan subjek penelitian dan pengalaman terdahulu dari masing-masing individu. beragama Islam, Katolik dan Kristen cenderung menggunakan mekanisme koping yang adaptif. Spiritualitas yang tinggi akan menumbuhkan rasa percaya diri dan optimisme yang lebih sehingga akan mempengaruhi individu dalam menilai masalah dan penggunaan mekanisme koping. King dalam Family Focus Publication of National Kidney Foundation (005) menyatakan bahwa salah satu cara koping yang dapat dilakukan oleh pasien GGK adalah dari segi kerohanian dengan kegiatan seperti berdoa, meditasi, serta datang ke tempat pemujaan seperti gereja, masjid sesuai dengan kepercayaan yang diyakini. Stuart (009) menyatakan bahwa salah satu sumber koping yaitu aset ekonomi dapat membantu meningkatkan koping individu dalam menghadapi situasi stressful. Semua responden dengan pekerjaan yang berbeda cenderung menggunakan koping adaptif. Kemungkinan hal ini dikarenakan rata-rata pasien yang melakukan hemodialisa di Unit Hemodialisa RSUP Dr. Soeradji Tirtonegoro Klaten menggunakan jamkesmas dan askes untuk membiayai cuci darah mereka. Hal ini adalah salah satu sumber koping dari aset materi yang membantu koping pasien kearah adaptif karena dapat mengatasi stressor dari segi biaya. Pendidikan yang tinggi dapat memiliki pengetahuan yang luas dan pemikiran yang lebih realistis dalam pemecahan masalah yaitu salah satunya tentang kesehatan sehingga dapat menerapkan gaya hidup sehat agar terhindar dari penyakit (toatmodjo, 003). dengan pendidikan dasar dan menengah yang menggunakan mekanisme koping maladaptif jumlahnya lebih banyak dibandingkan dengan responden yang berpendidikan tinggi. Hal ini kemungkinan dikarenakan perbedaan kemampuan individu dalam menilai masalah maupun pengalaman tentang penyakit yang terdahulu sehingga berdampak pada pola koping yang digunakan. dengan status menikah paling dominan menggunakan mekanisme koping adaptif. Bentuk dukungan yang diberikan terlihat saat menjalani cuci darah di Unit Hemodialisa RSUP Dr. Soeradji Tirtonegoro Klaten, sebagian besar responden yang sudah menikah ditemani saat cuci darah oleh pasangannya walaupun terkadang ada beberapa responden yang tidak ditemani oleh pasangannya tetapi ditemani oleh keluarga (anak, saudara). Hal ini dikarenakan dengan adanya pasangan (suami/istri) merupakan salah satu sumber dukungan sosial dari responden. 0

Mekanisme koping adaptif paling tinggi digunakan pada pasien GGK yang telah lama sakit -3 tahun. Pasien GGK dengan hemodialisa jangka panjang, mereka telah berada pada tahap resolusi sehingga sudah terbiasa dan mulai dapat menerima kenyataan serta dapat menerapkan koping adaptif. Hudak & Gallo (996) mengemukakan teori respons psikologis yang meliputi tahap terkejut atau tidak percaya, tahap mengembangkan kesadaran, tahap resusitasi dan tahap resolusi. Pasien GGK yang memiliki penyakit penyerta seperti hipertensi, diabetes mellitus, pielonefritis, batu ginjal maupun asam urat, cenderung menggunakan koping adaptif. Adanya penyakit merupakan salah satu faktor eksternal yang mempengaruhi koping. Banyaknya penyakit yang diderita akan menjadi stressor tersendiri bagi pasien sehingga menambah beban pikiran pasien yang akan mempengaruhi koping yang digunakan. Stuart dan Sundeen (998) mengungkapkan adanya penyakit merupakan salah satu faktor eksternal yang mempengaruhi koping. dengan suport sistem lebih cenderung yang menggunakan koping adaptif. Dukungan tersebut tidak hanya diperoleh dari keluarga, kerabat maupun tenaga kesehatan, tetapi juga dari sesama pasien hemodialisa. Hal ini terlihat saat peneliti melakukan penelitian. Stuart (009) menyatakan bahwa salah satu sumber koping yaitu dukungan sosial membantu individu dalam memecahkan masalah melalui pemberian dukungan. b) Tingkat Kecemasan Pasien Gagal Ginjal Kronis Kecemasan dialami secara subjektif dan dikomunikasikan secara intrapersonal. Kecemasan yang dialami oleh seseorang dipengaruhi oleh beberapa faktor, antara lain umur, pengalaman pasien menjalani pengobatan, keadaan fisik, tingkat pendidikan, proses adaptasi. Gangguan kecemasan dapat terjadi pada semua usia, lebih sering pada usia dewasa (Kaplan dan Sadock, 997). Pada penelitian ini kecemasan ringan didominasi pada usia 4-50 tahun. Umur tersebut termasuk dalam umur dewasa yaitu pada usia dewasa seseorang sudah memiliki kematangan baik fisik maupun mental dan pengalaman yang lebih dalam memecahkan masalah. sehingga mampu menekan kecemasan yang dirasakan. Data penelitian memperlihatkan bahwa kecemasan ringan didominasi oleh wanita dibandingkan pria. Namun untuk kecemasan sedang dan berat didominasi oleh pria. Kaplan dan Sadock (997) menyatakan bahwa gangguan kecemasan lebih sering terjadi pada wanita. Hasil penelitian ini bertolak belakang dengan teori. Kemungkinan dikarenakan perbedaan subjek penelitian dan faktor interpersonal individu sehingga mempengaruhi penilaian individu terhadap masalah penyakitnya yang akhirnya mampu mengatasi kecemasan yang dirasakan. Pada penelitian ini responden dengan agama Islam mendominasi kecemasan sedang sebanyak 8 orang (50%). Spiritualitas yang tinggi maka akan memberikan ketenangan dan rasa optimisme pada pasien GGK sehingga dapat mengatasi kecemasan yang dirasakan serta mengembalikan pada keseimbangan. Keadaan ekonomi yang rendah atau tidak memadai dapat mempengaruhi peningkatan kecemasan pada klien (Kaplan dan Sadock, 007). Hampir semua responden berdasarkan pekerjaan cenderung mengalami

kecemasan ringan dan sedang dengan jumlah yang tidak signifikan. Hal tersebut kemungkinan dikarenakan dari penghasilan dapat menjadi stressor dari segi finansial. Dengan adanya stressor dapat menimbulkan respon kecemasan pada pasien. Pasien dengan pendidikan tinggi sebagian besar mengalami kecemasan ringan dan sedang dan hanya satu orang (,%) yang mengalami kecemasan berat. Hal ini kemungkinan dikarenakan kemampuan individu untuk berpikir secara logis dan realistis sehingga mempengaruhi kemampuan individu merespon secara positif untuk mengatasi kecemasannya terkait perkembangan penyakitnya. Kaplan dan Sadock (997) mengungkapkan bahwa orang yang mempunyai pendidikan tinggi akan memberikan respon yang lebih rasional dibandingkan mereka yang berpendidikan lebih rendah atau mereka yang tidak berpendidikan. Pasien yang sudah menikah lebih cenderung mengalami kecemasan ringan. Dengan adanya pasangan dapat memberikan salah satu bentuk dukungan selain dari keluarga dan teman-teman, sehingga pasien mampu mengatasi kecemasan yang dirasakan. Hasil penelitian Nadia (007) bahwa berdasarkan status pernikahan, subjek yang berstatus janda memiliki kecemasan yang lebih tinggi dibandingkan dengan subjek yang berstatus belum menikah ataupun sudah menikah. Pasien GGK yang sakit kurang dari enam bulan cenderung mengalami kecemasan sedang dan berat. Pasien GGK yang baru menjalani hemodialisa sangat besar kemungkinan mengalami kecemasan dikarenakan belum mengenal alat dan cara kerja mesin hemodialisa, kurang adekuatnya informasi dari tenaga kesehatan terkait prosedur hemodialisa maupun kecemasan akan keberhasilan proses hemodialisa saat itu. Data penelitian juga menunjukkan adanya perbedaan yang signifikan pada kecemasan yang dialami oleh pasien GGK dengan penyakit penyerta dan tanpa penyakit penyerta. Terjadinya gejala kecemasan yang berhubungan dengan kondisi medis sering ditemukan misalnya pada pasien GGK yang merupakan penyakit terminal disertai penyakit lain kemungkinan menambah beban pikiran secara bermakna bagi setiap pasien. Hal ini dapat menjadi stressor yang meningkatkan kecemasan pasien GGK. Stuart (007) mengungkapkan bahwa penyakit merupakan sumber kecemasan yaitu ancaman terhadap integritas fisik meliputi disabilitas fisiologis. Pasien GGK yang mendapat dukungan didominasi oleh kecemasan ringan dan sedang Hal ini terlihat bahwa pasien dengan dukungan dapat mengatasi kecemasan yang dirasakan sehingga kecemasan yang dirasakan tidak berat. Gottlieb (983) dalam Nursalam dan Dian (007) mengungkapkan bahwa dukungan sosial memberi bantuan nyata atau tindakan yang diberikan oleh keakraban sosial atau didapat karena kehadiran mereka dan mempunyai manfaat emosional atau efek perilaku bagi pihak penerima. c) Hubungan Tingkat Kecemasan Pasien Gagal Ginjal Kronis Hasil analisa bivariat yaitu dari statistik Chi Square menunjukkan p-value 0,00 < 0,05 yang berarti ada hubungan mekanisme koping individu dengan tingkat kecemasan pasien gagal ginjal kronis di Unit Hemodialisa RSUP Dr. Soeradji Tirtonegoro Klaten. Pasien GGK yang menggunakan mekanisme koping adaptif lebih cenderung mengalami kecemasan ringan. Sebaliknya pasien GGK yang menggunakan mekanisme koping maladaptif lebih cenderung

mengalami kecemasan sedang dan berat. Pada penelitian ini tidak ada pasien GGK yang mengalami kecemasan berat sekali/ panik. Sumber koping yang dimanfaatkan dengan baik dapat membantu pasien GGK mengembangkan mekanisme koping yang adaptif, sehingga pasien GGK dapat menanggulangi kecemasannya ditandai dengan tingkat kecemasan yang ringan dan sedang. Hal ini terlihat pada hasil penelitian yaitu penggunaan sumber koping seperti dukungan sosial, asset materi dan nilai keyakinan individu membantu individu mengembangkan koping yang adaptif sehingga kecemasan yang dirasakan oleh individu cenderung ringan dan sedang, dan demikian juga sebaliknya. KESIMPULAN DAN SARAN a. Kesimpulan. pasien gagal kronis di Unit Hemodialisa RSUP Dr. Soeradji Tirtonegoro Klaten antara lain : a) Sebanyak 7 orang (30,4%) pasien GGK dari total responden 56 orang adalah responden berumur 4-50 tahun. b) Sebanyak 9 orang (5,8%) pasien GGK dari total responden 56 orang adalah responden berjenis kelamin laki-laki. c) Sebanyak 47 orang (83,9%) pasien GGK dari total 56 orang adalah responden beragama Islam d) Semua pasien GGK sebanyak 56 orang (00%) adalah bersuku jawa. e) Sebanyak 9 orang (33,9%) pasien GGK dari total 56 orang adalah responden yang memiliki pekerjaan sebagai petani/buruh. f) Sebanyak 4 orang (4,9%) pasien GGK dari total responden 56 orang adalah responden dengan pendidikan dasar. g) Sebanyak 9 orang (33,9%) pasien GGK dari total responden 56 orang adalah responden dengan lama sakit yaitu -3 tahun. h) Sebanyak 43 orang (76,8%) pasien GGK dari total responden 56 orang adalah responden yang menderita penyakit penyerta selain gagal ginjal kronis. i) Semua pasien GGK sebanyak 56 orang (00%) memiliki suport sistem.. Sebanyak 40 orang (7,4%) pasien GGK dari total responden 56 orang adalah responden yang memiliki mekanisme koping adaptif. 3. Sebanyak 8 orang (50%) pasien GGK dari total responden 56 orang adalah responden yang merasakan kecemasan sedang. 4. Ada hubungan mekanisme koping individu dengan tingkat kecemasan pasien gagal ginjal kronis di Unit Hemodialisa RSUP Dr. Soeradji Tirtonegoro Klaten ditunjukkan dengan p-value 0,00 < 0,05. 3

b. Saran. Bagi Tempat Penelitian Perawat Unit Hemodialisa RSUP Dr. Soeradji Tirtonegoro Klaten dalam memberikan asuhan keperawatan agar memperhatikan segi psikologis pasien dengan memberi dukungan secara moril melalui komunikasi terapeutik seperti teknik mendengarkan, sikap tubuh saat berbicara, sentuhan dan teknik lainnya. Perawat diharapkan bisa mengenali gejala kecemasan pasien dan mengarahkan pasien pada mekanisme koping yang adaptif seperti berbicara dengan orang lain, teknik relaksasi serta melakukan kegiatan konstruktif sehingga membantu pasien mengatasi kecemasannya.. Bagi Peneliti Selanjutnya Menggunakan hasil penelitian ini sebagai data awal untuk penelitian selanjutnya. Peneliti lainnya dapat mengembangkan faktor-faktor yang mempengaruhi kecemasan pada pasien GGK dan melihat faktor yang paling mempengaruhi variabel tersebut. 3. Bagi Institusi Pendidikan (Universitas Respati Yogyakarta) Perpustakaan agar memfasilitasi referensi buku dengan menambah koleksi buku terbaru agar menunjang referensi peneliti sehingga menjadi salah satu karya tulis yang baik dengan sumber-sumber yang up to date. Untuk Program Studi Keperawatan bisa memasukkan kecemasan pasien GGK sebagai salah satu sub-matakuliah dalam perkuliahan. 4

DAFTAR PUSTAKA Amrulloh, I. (00) Strategi Koping Pasien Gagal Ginjal Kronik di Instalasi Dialisis RSUP DR. Sardjito Tahun 00. Karya Tulis Ilmiah. Politeknik Kesehatan Kemenkes Yogyakarta Jurusan Keperawatan. Tidak Dipublikasikan Chanafie. (00). Mengatasi Dampak Psikologis Pasien Gagal Ginjal. Diakses pada 5 vember 0. www.ikcc.or.id Hudak, C. M., dan Barbara M. G. (996). Keperawatan Kritis. Jakarta: EGC Kaplan J.B., & Sadock T.C. (997). Sinopsis Psikiatri, Ilmu Pengetahuan Perilaku Psikiatri Klinis, Edisi ke tujuh, Jakarta: Binarupa Aksara. King, K. (005). A Publication of the National Kidney Foundation; Family Focus : Tips to Coping with Chronic Kidney Disease. Vol 4, 3 Summer 005. Diakses pada 8 April 0. http://www.kidney.org. Nadia. (007). Kecemasan pada Penderita Gagal Ginjal Kronis di Laboratorium Dialisis Rumah Sakit Pusat TNI AU Dr. Esnawan Antariksa. Diakses pada Mei 0. http://www.gunadarma.ac.id. toatmodjo, S. (003). Pendidikan dan Perilaku Kesehatan. Jakarta: Rineka Cipta toatmodjo, S. (00). Metodologi Penelitian Kesehatan. Jakarta: Rineka Cipta Nursalam dan Dian N. D. K. 007. Asuhan Keperawatan pada Pasien Terinfeksi HIV/AIDS. Jakarta: Salemba Medika Salsabila. (009). Kemampuan koping terhadap tingkat kecemasan pada klien gagal ginjal kronik yang menjalani hemodialisa. Diakses pada 5 vember 0. http://grahacendikia.wordpress.com. Santoso, D. (009). 60 Menit Menuju Ginjal Sehat. Surabaya: Jaring Pena Stuart, G. W. (007). Buku Saku Keperawatan Jiwa, Edisi 5. Jakarta: EGC Stuart, G. W. (009). Principles and Practice of Psychiatric Nursing 9 th edition. Canada: Mosby Elsevier Stuart, G. W., dan Sundeen S. J. (998). Keperawatan Jiwa Edisi 3. Jakarta: EGC 5