FATWA MAJELIS ULAMA INDONESIA Nomor : 24 Tahun 2012 Tentang PEMANFAATAN BEKICOT UNTUK KEPENTINGAN NON-PANGAN

dokumen-dokumen yang mirip
FATWA MAJELIS ULAMA INDONESIA Nomor : 33 Tahun 2011 Tentang HUKUM PEWARNA MAKANAN DAN MINUMAN DARI SERANGGA COCHINEAL

FATWA MAJELIS ULAMA INDONESIA Nomor: 02 Tahun 2012 Tentang SARANG BURUNG WALET

FATWA MAJELIS ULAMA INDONESIA Nomor : 25 Tahun 2012 Tentang HUKUM MENGONSUMSI BEKICOT

PENGGUNAAN BULU, RAMBUT DAN TANDUK DARI HEWAN HALAL YANG TIDAK DISEMBELIH SECARA SYAR I UNTUK BAHAN PANGAN, OBAT-OBATAN DAN KOSMETIKA

FATWA MAJELIS ULAMA INDONESIA Nomor: 9 Tahun 2011 Tentang PENSUCIAN ALAT PRODUKSI YANG TERKENA NAJIS MUTAWASSITHAH (NAJIS SEDANG) DENGAN SELAIN AIR

FATWA MAJELIS ULAMA INDONESIA Nomor: 10 Tahun 2011 Tentang CARA PENSUCIAN EKSTRAK RAGI (YEAST EXTRACT) DARI SISA PENGOLAHAH BIR (BREWER YEAST)

FATWA MAJELIS ULAMA INDONESIA Nomor: 23 Tahun 2012 Tentang MENYEMIR RAMBUT

FATWA MAJELIS ULAMA INDONESIA Nomor: 14 Tahun 2011 Tentang PENARIKAN, PEMELIHARAAN, DAN PENYALURAN HARTA ZAKAT

FATWA MAJELIS ULAMA INDONESIA Nomor: 52 Tahun 2012 Tentang HUKUM HEWAN TERNAK YANG DIBERI PAKAN DARI BARANG NAJIS

FATWA MAJELIS ULAMA INDONESIA Nomor: 40 Tahun 2011 Tentang BADAL THAWAF IFADHAH (PELAKSANAAN THAWAF IFADHAH OLEH ORANG LAIN)

PENGGUNAAN PLASENTA HEWAN HALAL UNTUK BAHAN OBAT

FATWA MAJELIS ULAMA INDONESIA Nomor: 15 Tahun 2011 Tentang PENYALURAN HARTA ZAKAT DALAM BENTUK ASET KELOLAAN

FATWA MAJELIS ULAMA INDONESIA Nomor: 02 Tahun 2010 Tentang AIR DAUR ULANG

FATWA MAJELIS ULAMA INDONESIA Nomor 17 Tahun 2013 Tentang BERISTRI LEBIH DARI EMPAT DALAM WAKTU BERSAMAAN

FATWA MAJELIS ULAMA INDONESIA Nomor: 15 Tahun 2011 Tentang PENARIKAN, PEMELIHARAAN, DAN PENYALURAN HARTA ZAKAT

FATWA MAJELIS ULAMA INDONESIA Nomor: 13 Tahun 2011 Tentang HUKUM ZAKAT ATAS HARTA HARAM

FATWA MAJELIS ULAMA INDONESIA Nomor: 8 Tahun 2011 Tentang AMIL ZAKAT

ZAKAT PENGHASILAN. FATWA MAJELIS ULAMA INDONESIA Nomor 3 Tahun 2003 Tentang ZAKAT PENGHASILAN

Sekretariat : Gedung MUI Lt.3 Jl. Proklamasi No. 51 Menteng - Jakarta Telp. (021) Fax: (021)

Kaidah Fikih. Semua Benda Najis Yang Sudah Berubah Total Menjadi Benda Suci, Apakah Hukumnya Menjadi Suci? Publication: 1436 H_2015 M

Otopsi Jenazah Dalam Tinjauan Syar'i

FATWA DEWAN SYARIAH NASIONAL Nomor: 55/DSN-MUI/V/2007 Tentang PEMBIAYAAN REKENING KORAN SYARIAH MUSYARAKAH

KEPUTUSAN KOMISI B-1 IJTIMA ULAMA KOMISI FATWA MUI SE INDONESIA III tentang MASAIL FIQHIYYAH MU'ASHIRAH (MASALAH FIKIH KONTEMPORER)

FATWA MAJELIS ULAMA INDONESIA Nomor: 41 Tahun 2011 Tentang PENYEMBELIHAN HEWAN DAM ATAS HAJI TAMATTU DI LUAR TANAH HARAM

FATWA MAJELIS ULAMA INDONESIA Nomor 4 Tahun 2003 Tentang PENGGUNAAN DANA ZAKAT UNTUK ISTITSMAR (INVESTASI)

BAB II GAMBARAN UMUM GADAI EMAS (AR-RAHN) DALAM FATWA DEWAN SYARIAH NASIONAL-MAJLIS UALAMA INDONESI (DSN-MUI) TENTANG RAHN DAN RAHN EMAS

FATWA MAJELIS ULAMA INDONESIA Nomor: 09 Tahun 2014 Tentang JUAL BELI TANAH UNTUK KUBURAN DAN BISNIS LAHAN KUBURAN MEWAH

BAB IV ANALISIS DATA

FATWA MAJELIS ULAMA INDONESIA Nomor: 43 Tahun 2012 Tentang PENYALAHGUNAAN FORMALIN DAN BAHAN BERBAHAYA LAINNYA DALAM PENANGANAN DAN PENGOLAHAN IKAN

PENGGUNAAN PLASENTA HEWAN HALAL UNTUK BAHAN KOSMETIKA DAN OBAT LUAR

Halal Guide.INFO - Guide to Halal and Islamic Lifestyle

FATWA DEWAN SYARI AH NASIONAL

Sekretariat : Jl. Dempo No. 19 Pegangsaan - Jakarta Pusat Telp. (021) Fax: (021)

INTENSIFIKASI PELAKSANAAN ZAKAT FATWA MAJELIS ULAMA INDONESIA TENTANG

Qunut dalam Shalat Witir

Berpegang kepada Al-Qur'an dan As-Sunnah, dan tidak bertaqlid kepada seseorang

4. Firman Allah SWT QS. al-baqarah (2): dan Allah menghalalkan jual beli dan mengharamkan riba Firman Allah SWT QS. al-baqarah (2):27

BAB IV YANG BERHUTANG. dibedakan berdasarkan waktu dan tempat. Fatwa fatwa yang dikeluarkan oleh

4. Firman Allah SWT QS. al-baqarah [2]: 275: &$!%#*#$ 234 +#,-.,(/01 '() )5'(2%6.789:;<= & #AB7CDE3" Orang yang makan (mengambil) riba ti

pemanfaatan kulit binatang buas, penulis dapat menarik kesimpulan sebagai

Barangsiapa yang dikaruniai seorang anak, lalu ia menyukai hendak membaktikannya (mengaqiqahinya), maka hendaklah ia melakukannya.

karena sesungguhnya orang yang paling baik yang kamu ambil untuk bekerja (pada kita) adalah orang yang kuat lagi dapat dipercaya. 3. Firman Allah SWT

$!%#&#$ /0.#'()'*+, *4% :;< 63*?%: #E Orang yang makan (mengambil) riba tidak dapat berdiri melainkan seperti berdirinya

I TIKAF. Pengertian I'tikaf. Hukum I tikaf. Keutamaan Dan Tujuan I tikaf. Macam macam I tikaf


اقتناء للكب ملسه وتقبيله

MAKANAN DAN MINUMAN DALAM ISLAM OLEH : SAEPUL ANWAR

HUKUM VAKSIN أنواع اللقاحات الطبية وح م تلطعيم بها. Syaikh Muhammad Shalih Al-Munajid. Penterjemah: Pengaturan:

FATWA DEWAN SYARI'AH NASIONAL NO: 81/DSN-MUI/III/2011 Tentang

KONTROVERSI HUKUM PUASA ROJAB : SUNNAH/ BID AH?

BAB IV. pembuatan peraturan walikota ini adalah dalam rangka memberikan pelayanan. di bidang perdagangan dan perindustrian.1

Hukum Berbicara Ketika Khotbah Jumat

BAB IV ANALISIS PENDAPAT MAZHAB H{ANAFI DAN MAZHAB SYAFI I TENTANG STATUS HUKUM ISTRI PASCA MULA> ANAH

BAB IV DASAR PERTIMBANGAN MAHKAMAH AGUNG TERHADAP PUTUSAN WARIS BEDA AGAMA DALAM PERSPEKTIF HUKUM ISLAM

Menjual Rokok HUKUM SEORANG PEDAGANG YANG TIDAK MENGHISAP ROKOK NAMUN MENJUAL ROKOK DAN CERUTU DALAM DAGANGANNYA.

[SYARAT & KEHATI-HATIAN ULAMA SALAF DALAM BERFATWA]

4. Firman Allah SWT QS. al-baqarah (2):278 45)& %*('! Hai orang yang beriman! Bertaqwalah kepada Allah dan tinggalkan sisa riba jika kamu orang yang b

Halal (atau) haram?? Bagaimana system kerja MUI sebagai media filter Halal Haram di Indonesia??

Hukum Selamatan Kematian (Tahlilan)

4. Firman Allah SWT tentang perintah untuk saling tolong menolong dalam perbuatan positif, antara lain QS. al- Ma idah [5]: 2:./0*+(,-./ #%/.12,- 34 D

FATWA MEROKOK. Oleh: Akbarizan*

Rasulullah SAW suri teladan yang baik (ke-86)

Najis, Mudah Dijumpai Jarang Dikenali NAJIS, MUDAH DIJUMPAI JARANG DIKENALI

PENETAPAN PRODUK HALAL

Membaca Sebagian Al-Quran Dalam Khutbah Jum'at

Alhamdulillah Was Shalaatu Was Salaamu Alaa Rasuulillah, adapun setelah ini:

Permasalahan Zakat Fitrah dan Pengelolaannya. Ahmad Muntaha AM aswajamuda.com

Pelajaran Berharga dari Sisi Kehidupan Al-Imam Asy-Syafi i Rahimahullah

Ceramah Ramadhan 1433 H/2012 M Orang-orang yang Berhalangan Puasa

MANDI JANABAH, HUKUM DAN TATA CARANYA

SUNNAH NABI. Dan dikuatkan dengan Hadist dari Imam Bukhari disalah satu bab yaitu: sunnahnya berwudhu sebelum mandi

GG(%#C 4FCDE")-"& J H)I Abbas bin Abdul Muthalib jika menyerahkan harta sebagai Mudharabah ia mensyaratkan kepada mudharibnya agar tidak mengarungi la

IRSYAD AL-HADITH SIRI KE-222: DAGING UNTA MEMBATALKAN WUDHUK

F A T W A MAJELIS PERMUSYAWARATAN ULAMA ACEH NOMOR : 03 TAHUN 2011 TENTANG

Memburu Malam Seribu Bulan

RISALAH AQIQAH. Hukum Melaksanakan Aqiqah

Binatang Bertaring, Kalung Obat, Ringtone HP

Proposal Ke-11 Permintaan Opini Dewan Pengawas Syariah (DPS) Tentang Pengolahan Daging Qurban Menjadi Sosis atau Kornet

Bayar Fidyah FIDYAH DIBAYAR SEKALIGUS DAN FIDYAH DENGAN UANG

Penulis : Ustadz Muhammad Abduh Tuasikal, M.Sc Dipublikasikan ulang dari

Berani Berdusta Atas Nama Nabi? Anda Memesan Sendiri Tempat di Neraka

TAFSIR AL QUR AN UL KARIM

NOMOR : U-287 TAHUN Bismillahirohmanirohimi. Komisi Fatwa Majelis Ulama Indonesia, setelah : MENIMBANG :

Hukum Syariat Islam sumber utamanya AlQur'an dan Hadis, dari kedua sumber itu ulama fiqih berijtihad sebagai sandaran hukumnya.

Mazhab menurut bahasa: isim makan (kata benda keterangan tempat) dari akar kata dzahab (pergi) (Al-Bakri, I ânah ath- Thalibin, I/12).

Pendidikan Agama Islam. Bab 10 Makanan dan Minuman dalam Islam

[

Hukum Memelihara Anjing Bagi Seorang Muslim HUKUM MEMELIHARA ANJING DAN SOAL MALAIKAT YANG TIDAK MAU MASUK RUMAH

ZAKAT PENGHASILAN. FATWA MAJELIS ULAMA INDONESIA Nomor 3 Tahun 2003 Tentang ZAKAT PENGHASILAN

Adab Makan. Karya: Dr. Amin bin Abdullah asy-syaqawi. Terjemah : Muzaffar Sahidu Editor : Eko Haryanto Abu Ziyad

Fikih Ringkas dalam Berkurban

E٧٠ J٦٥ W F : :

Perdagangan Perantara

SUNNAH SEBAGAI SUMBER AJARAN ISLAM

Menyikapi Fenomena Gerhana. Oleh: Muhsin Hariyanto

BAB IV. Setelah dipaparkan pada bab II tentang fatwa Dewan Syariah Nasional dan

Bimbingan Islam di Musim Hujan

2. Jika memang ada haditsnya, Kenapa dosa meratapi mayit ditimpakan ke mayit, padahal yg melakukan kesalahan itu adalah orang lain.

FATWA DEWAN SYARIAH NASIONAL Nomor: 57/DSN-MUI/V/2007 Tentang LETTER OF CREDIT (L/C) DENGAN AKAD KAFALAH BIL UJRAH

Transkripsi:

FATWA MAJELIS ULAMA INDONESIA Nomor : 24 Tahun 2012 Tentang PEMANFAATAN BEKICOT UNTUK KEPENTINGAN NON-PANGAN (MUI) setelah: Menimbang : 1. bahwa seiring dengan dinamika yang terjadi di masyarakat, beberapa perusahaan dan masyarakat memanfaatkan bekicot sebagai bahan untuk kepentingan non-konsumtif seperti obat luar; 2. bahwa masyarakat memerlukan penjelasan tentang hukum memanfaatkan bekicot sebagai bahan untuk produk non-pangan; 3. bahwa oleh karena itu, memandang perlu menetapkan fatwa tentang pemanfaatan bekicot untuk kepentingan non-pangan guna dijadikan pedoman. Mengingat : 1. Firman Allah SWT, antara lain: Dia-lah Allah, yang menjadikan segala yang ada di bumi untuk kamu QS. Al-Baqarah[2]: 29. Tidakkah kamu perhatikan Sesungguhnya Allah Telah menundukkan untuk (kepentingan)mu apa yang di langit dan apa yang di bumi dan menyempurnakan untukmu nikmat-nya lahir dan batin. (QS. Lukman: 20) Apakah kamu tiada melihat bahwasanya Allah menundukkan bagimu apa yang ada di bumi. (QS Al-Hajj [22]:65) 2. Hadits-hadits Nabi SAW, antara lain: a. Hadis nabi saw yang menerangkan pencegahan terhadap bahaya, antara lain: :

Fatwa tentang Pemanfaatan Bekicot untuk Kepentingan Non-Pangan 2 dari Ibnu Abbas RA, ia berkata: Rasulullah SAW bersabda: Tidak boleh membahayakan/merugikan orang lain dan tidak boleh (pula) membalas bahaya (kerugian yang ditimbulkan oleh orang lain) dengan bahaya (perbuatan yang merugikannya). (HR. Imam Ahmad, Malik, dan Ibn Majah) b. Hadis nabi saw yang menegaskan kesucian cairan yang keluar dari Dari Jabir ibn Abdillah ra dari Nabi saw beliau ditanya: apakah kami boleh berwudlu dari air yang bekas (minumnya) keledai? Nabi menjawab: Ya, boleh juga dari bekas binatang buas (HR. al-baihaki) 3. Kaidah fiqh: Hukum asal sesuatu yang bermanfaat adalah boleh/mubah "Hukum asal sesuatu yang bermanfaat adalah boleh dan hukum asal sesuatu yang berbahaya adalah haram". "Hukum asal mengenai sesuatu adalah boleh selama tidak ada dalil muktabar yang mengharamkanya." Memperhatikan : 1. Pendapat jumhur Ulama yang menyatakan bahwa semua binatang yang hidup hukumnya tidak najis kecuali anjing dan babi, antara lain pendapat Imam an-nawawi sebagaimana termuat dalam kita al- Majmu Juz I halaman 172: Madzhab kami berpendapat bahwa liur kucing itu suci dan tidak makruh, demikian juga liur seluruh binatang seperti kuda, keledai, binatang buas, tikus, ular, tokek dan semua hewan, baik yang dapat dimakan atau tidak boleh dimakan. Untuk itu, liur dan keringat seluruh jenis binatang adalah suci, tidak makruh kecuali anjing dan babi serta yang turunan salah satu dari keduanya. Imam al-mawardi dalam Kitab al-hawi Juz I halaman 56:

Fatwa tentang Pemanfaatan Bekicot untuk Kepentingan Non-Pangan 3 Seluruh jenis hewan itu suci kecuali lima hal, anjing, babi, yang terlahir dari anjing dan babi, yang terlahir dari anjing dan hewan suci, serta yang terlahir dari babi dan hewan suci. Akan dijelaskan dalil kenajisannya. Hewan selain yang lima itu, baik yang melata maupun yang terbang hukumnya suci ketika ia hidup. Dalam Kitab Tuhfah al-ahwadzi Juz 1 halaman 262: Perkataannya: Itu merupakan pendapat mayoritas ulama dari kalangan para shahabat Nabi shallallahu alaihi wasallam, tabi in dan generasi sesudahnya, seperti Syafi i, Ahmad dan Ishaq. Mereka berpendapat bolehnya liur kucing. Artinya, liur kucing itu suci dan tidak makruh menurut para imam. Dan ini merupakan pendapat Malik dan ulama Madinah lainnya, Al-Laits dan ulama Mesir lainnya, Al-Auza i dan ulama Syam lainnya, Ats-Tsauri dan ulama Irak yang sependapat dengannya, Syafi i dan pengikutnya, Ahmad, Ishaq, Abu Tsaur, Abu Ubaid, Alqamah, Ibrahim an-nakha i, Atha bin Yasar, Hasan al-bashri sebagaimana diriwayatkan oleh Asy ats, Ats-Tsauri sebagaimana diriwayatkan oleh Abu Abdillah Muhammad bin Nashr al-marwazi. Demikian dijelaskan oleh al- Hafizh Ibnu Abdil Barr. Begitu pula pendapat Abu Yusuf sebagaimana diceritakan oleh al- Aini dan at-thahawi. Dan ini merupakan riwayat dari Muhammad bin Sirin sebagaimana diterangkan oleh az-zahidi dalam Syarh Mukhtashor al-qaduri dan at-thahawi dalam at-ta liq al-mumajjad. Madzhab Hanafi berpendapat bahwa liur kucing itu suci tapi makruh. Imam Ibn Qudamah dalam al-mughni juz 1 halaman 82:

Fatwa tentang Pemanfaatan Bekicot untuk Kepentingan Non-Pangan 4 Kucing dan hewan yang lebih kecil seperti tikus, musang, dan sejenisnya yang tergolong hasyarat, bekas jilatannya suci boleh meminum dan berwudlu dengannya, tidak makruh. Ini pendapat kebanyakan ulama dari golongan shahabat dan tabi in, dari ulama Madinah, Syam, dan Kufah, kecuali Abi Hanifah. Ia berpendapat makruh berwudlu dari bekas jilatan kucing. Tetapi jika dilakukan, diperbolehkan. Dalam al-fiqh al-islami wa Adillatuh (1/298), Wahbah al-zuhaili merujuk kitab al-muhadzdzab dan al-majmu, menjelaskan: Cairan yang keluar dari setiap jenis hewan seperti keringat, air liur, ingus, dan lendir adalah suci kecuali diyakini keluarnya dari perut. 2. Pendapat para ulama tentang hukum hewan yang darahnya tidak mengalir, antara lain pendapat Al-Bakri dalam kitab I anah at- Thalibin, Maktabah Syamilah, Juz: 1, hal.: 108, sbb: Imam Malik dan Imam Abu Hanifah berpendapat sucinya binatang yang darahnya tidak mengalir. Imam al-qufal sependapat dengan keduanya Pendapat Ibnu Qudamah dalam kitab Al-Mughni, Maktabah Syamilah, Juz: 3, hal: 238, sbb: Darah binatang yang darahnya tidak mengalir seperti kutu, lalat dan sejenisnya ada dua pendapat, salah satunya mengatakan suci. Di antara orang yang membolehkan darah kutu adalah a- Atha, Thawus, al-hasan, as-sya bi, al-hakim dan Habib bin Abi Tsabit, Hamad, as-syafi i dan Ishaq, dengan alasan jika darahnya najis maka menjadi najis air sedikit yang kecemplungan bangkainya

Fatwa tentang Pemanfaatan Bekicot untuk Kepentingan Non-Pangan 5 2. Penjelasan Ahli dan Keterangan LP POM MUI dalam rapat Komisi Fatwa mengenai bekicot dan pemanfaatannya. 3. Pendapat peserta rapat-rapat Komisi Fatwa yang terakhir pada tanggal 31 Mei 2012. Dengan bertawakal kepada Allah SWT MEMUTUSKAN Menetapkan : FATWA TENTANG BEKICOT UNTUK KEPENTINGAN NON- PANGAN Pertama : Ketentuan Hukum 1. Bekicot merupakan salah satu jenis hewan yang suci. 2. Pemanfaatan bekicot untuk kepentingan non-pangan, seperti untuk obat dan kosmetika luar, hukumnya mubah, sepanjang bermanfaat dan tidak membahayakan. Kedua : Rekomendasi Agar LPPOM MUI dapat menjadikan Fatwa ini sebagai pedoman dalam melakukan sertifikasi halal produk terkait. Ketiga : Ketentuan Penutup 1. Fatwa ini mulai berlaku pada tanggal ditetapkan, dengan ketentuan jika di kemudian hari ternyata membutuhkan penyempurnaan, akan diperbaiki dan disempurnakan sebagaimana mestinya. 2. Agar setiap muslim dan pihak-pihak yang memerlukan dapat mengetahuinya, menghimbau semua pihak untuk menyebarluaskan fatwa ini. Ditetapkan di Pada tanggal : Jakarta : 10 Rajab 1433 H 31 Mei 2012 M MAJELIS ULAMA INDONESIA KOMISI FATWA Ketua Sekretaris PROF. DR. H. HASANUDDIN AF, MA DR. HM. ASRORUN NI AM SHOLEH, MA