BAB II KAJIAN TEORI. untuk menyelesaikan permasalahan dalam penelitian ini. manajemen dapat disimpulkan bahwa pengelolaan adalah penyelenggaraan

dokumen-dokumen yang mirip
BAB I PENDAHULUAN. Maju mundurnya suatu bangsa banyak tergantung oleh mutu pendidikannya,

Margunani 1 Siti Fatimah 2

BAB I PENDAHULUAN. yang diperlukan dirinya, masyarakat, bangsa dan negara. 1 Pendidikan

BAB I PENDAHULUAN. adalah bidang pendidikan. Pendidikan merupakan salah satu aspek terpenting

BAB I PENDAHULUAN. hipotesis penelitian; f) kegunaan penelitian; g) penegasan istilah.

PENTINGNYA PENGELOLAAN KELAS DALAM PEMBELAJARAN

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Pendidikan memiliki peran penting pada era sekarang ini. Karena tanpa

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB II KAJIAN TEORI. usaha yang dilakukan seseorang untuk memperoleh suatu perubahan tingkah

PENINGKATAN KETERAMPILAN GURU SD DABIN III UPTD DIKDAS DAN LS WONOSEGORO - BOYOLALI DALAM MENGELOLA KELAS MELALUI TEKNIK SUPERVISI INDIVIDUAL

PENERAPAN KETERAMPILAN MENGADAKAN VARIASI STIMULUS PADA PROSES MENGAJAR DI KELAS 4 DAN 5 SEKOLAH DASAR NEGERI LAMPAGEU ACEH BESAR

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

PENDEKATAN PENGELOLAAN KELAS

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

Jurnal Ilmiah Sains, Teknologi, Ekonomi, Sosial dan Budaya Vol. 1 No. 4 Desember 2017

BAB I PENDAHULUAN. dan juga dipersiapkan untuk melanjutkan pendidikan ke jenjang pendidikan yang lebih

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Pembelajaran adalah suatu kegiatan yang bernilai edukatif. Nilai edukatif

BAB I PENDAHULUAN. Pesatnya pembangunan dalam dunia pendidikan dilaksanakan dalam. rangka meningkatkan kualitas manusia yang berhubungan dengan proses

BAB II KAJIAN TEORI. selain itu penelitian juga akan menjelaskan hubungan konsep teoritis dan

BAB I PENDAHULUAN. kelas. Oleh karena itu, diperlukan manajemen kelas yang baik sehingga tujuan

BAB II LANDASAN TEORETIS

Memaksimalkan peran guru dalam pengelolaan proses belajar mengajar di kelas (Eka Sapti C) Abstrak

GAMBARAN PENGELOLAAN KELAS OLEH GURU PAUD SE-KECAMATAN PAYUNG SEKAKI KOTA PEKANBARU

BAB I PENDAHULUAN. guru harus memiliki kemampuan profisional. Salah satu kemampuan profesional

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. Moh. Uzer Usman, Menjadi Guru Profesional, Remaja Rosdakarya, Bandung, 2002, hlm. 4 2

BAB II KAJIAN TEORI. a. Pengertian variasi dalam mengajar. serta berperan secara aktif. 1 Dengan demikian, variasi dalam

PENGARUH PENGELOLAAN KELAS TERHADAP EFEKTIFITAS BELAJAR MATA PELAJARAN SOSIOLOGI SISWA KELAS X DI SMA NEGERI 1 CILEDUG KABUPATEN CIREBON SKRIPSI

BAB II KERANGKA TEORETIS. agar murid melakukan kegiatan belajar, kemudian harus dipertanggungjawabkannya.

BAB I PENDAHULUAN. 1 Wina Sanjaya, Strategi Pembelajaran Berorientasi Standar Proses Pendidikan, Kencana,

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. proses pembelajaran agar menjadi manusia yang cerdas, terampil dan bermoral

BAB II KAJIAN TEORI. a. Pengertian Pengelolaan Kelas. menjadi penghalang bagi proses pembelajaran. 1. Qur an surat Al-Maidah ayat 2:

BAB II KAJIAN TEORI. yang membentuk watak, kepercayaan atau perbuatan seseorang. 1 Pengaruh dalam

BAB II KAJIAN TEORI. A. Kerangka Teoretis. 1. Pemberian Pekerjaan Rumah. a. Pengertian Mengerjakan PR/Tugas

BAB 1 PENDAHULUAN. tetapi pendidikan bukan sesuatu yang ada dengan sendirinya, pendidikan harus di

PENDAPAT GURU PAMONG TENTANG KETERAMPILAN DASAR MENGAJAR PRAKTIKAN PPL PRODI PENDIDIKAN TATA BOGA

Pengaruh Pemberian Tugas Terhadap Peningkatan Prestasi Belajar Siswa Dalam Mata Pelajaran Geografi ABSTRAK

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. terwujud jika pendidikan mampu melahirkan peserta didik yang cakap dan

BAB I PENDAHULUAN. secara konvensional maupun inovatif. Hal tersebut lebih terfokus lagi dalam

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Pendidikan merupakan salah satu kebutuhan pokok manusia yang harus

FAKULTAS ILMU TARBIYAH DAN KEGURUAN INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI (IAIN) SYEKH NURJATI CIREBON 2015 M/1436 H

MENINGKATKAN KETERLIBATAN SISWA DALAM PEMBELAJARAN SAINS DENGAN MENGGUNAKAN METODE DEMONTRASI KELAS IV SDN 181/V INTAN JAYA

BAB II KAJIAN TOERI. adalah tercapainya perubahan perilaku yang baru. Akan tetapi tidak semua. pengalaman individu merupakan proses belajar 1.

BAB 1 PENDAHULUAN. semakin lama semakin berkembang dan merupakan kebutuhan mutlak yang

BAB I PENDAHULUAN. sangatlah penting bagi semua orang. Karena dengan pendidikan agama

PELAKSANAAN KETERAMPILAN MENGAJAR GURU DI GUGUS MANGGA KECAMATAN JAYA BARU KOTA BANDA ACEH. Sri Risky Ramadani, Nurhaidah, Soedirman Z.

Usulan Penelitian Diajukan untuk Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan Pada Program Studi Pendidikan Akuntansi

BAB I PENDAHULUAN. Usman (2010 : 97) menyatakan Pengelolaan kelas adalah keterampilan

BAB I PENDAHULUAN. berujung pada pencapaian suatu kualitas manusia tertentu yang dianggap dan

BAB II KAJIAN TEORI. oleh seorang guru adalah mengupayakan atau menciptakan kondisi belajar

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pendidikan merupakan salah satu sektor penentu keberhasilan untuk

BAB I PENDAHULUAN. UMM Press, Malang, 2005, hlm. 200.

BAB I PENDAHULUAN. dibuktikan dari hasil belajar siswa terhadap materi yang dipelajari yang

BAB I PENDAHULUAN. Dalam perkembangannya istilah pendidikan atau paedagogie berarti

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. oleh Nana Sudjana, dalam proses belajar mengajar guru memegang peranan

SKRIPSI Diajukan Untuk Memenuhi Sebagian Syarat Guna. Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan (S.Pd.) Pada Jurusan PPKn OLEH:

ANALISIS KETRAMPILAN GURU MATA PELAJARAN EKONOMI DALAM PENGELOLAAN KELAS PADA PEMBELAJARAN EKONOMI DI KELAS XI IPS SMA LABORATORIUM UM

BAB I PENDAHULUAN. menyampaikan bahan pelajaran kepada siswa di kelas. Bahan pelajaran yang guru

DAFTAR PUSTAKA. Ardy Wiyani, Novan. Manajemen Kelas; Teori dan Aplikasi Untuk Menciptakan Kelas yang Kondusif. Jakarta: Ar-Ruzz Media, 2013.

BAB I PENDAHULUAN. sehingga terjadi perubahan perilaku ke arah yang lebih baik. 1

BAB I PENDAHULUAN. Upaya peningkatan kualitas sumber daya manusia melalui pendidikan

BAB I PENDAHULUAN. ditentukan oleh kecakapannya dalam memilih dan menggunakan model

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN. sebelumnya, maka dapat diambil kesimpulan bahwa: faktor eksternal siswa yang sebesar 44,75%. Gedung di SMK N 1 Seyegan.

BAB I PENDAHULUAN. manusia. Pendidikan di mulai dari kandungan, hingga dewasa yang didapatkan

BAB I PENDAHULUAN. secara langsung berupaya mempengaruhi mengarahkan dan mengembangkan

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Sekolah dan kelas merupakan tempat menghimpun siswa dan secara

BAB II KAJIAN TEORI. sebut tariqah artinya jalan, sistem atau ketertiban dalam mengerjakan

2014 Vol. 7 No. 2 Juli-Desember Jurnal Al-Ta dib KETERAMPILAN MENGELOLA KELAS DAN IMPLEMENTASINYA DALAM PROSES PEMBELAJARAN

BAB I PENDAHULUAN. Muhamad Kamaludin, Hubungan Persepsi Siswa Terhdap Kompetensi Pendagogik Guru Mata Pelajaran Alat Ukur Dengan

BAB I PENDAHULUAN. dapat diserap dan dipahami oleh siswa-siswanya. Untuk mencapainya, guru harus

Naskah Publikasi Diajukan Untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan Guna mencapai derajat Sarjana S-1. Program Studi Pendidikan Akuntansi.

BAB II KAJIAN TEORI. mencapai penguasaan atas sejumlah bahan yang diberikan dalam proses

Pengaruh Keterampilan Mengajar Guru Terhadap Motivasi Belajar Siswa Pada Mata Pelajaran Ips Terpadu Di Kelas IX MTs Negeri Bolangitang Timur

UPAYA MENINGKATKAN PRESTASI BELAJAR PENDIDIKAN AGAMA ISLAM DENGAN MENERAPKAN MODEL PEMBELAJARAN PAKEM PADA SISWA KELAS VI SD NGAMPAL 1

DAFTAR PUSTAKA. Al-Qur an dan Terjemahnya, Departemen Agama Republik Indonesia, Semarang,

Penerapan Model Pembelajaran Kooperatif Make A Match 1

BAB II TINJAUAN TEORITIS. 1. Strategi Pembelajaran Aktif Tipe Group to Group Exchange. a. Pengertian Strategi Pembelajaran Aktif

BAB II KAJIAN TEORI. pendorong untuk seseorang melakukan sesuatu. 1. dikatakan sebagai suatu kondisi intern (kesiapsiagaan). 2 Motif tidak dapat

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN. dapat ditarik kesimpulan sebagai berikut: 1. Terdapat pengaruh positif dan signifikan Perhatian Orang Tua terhadap

BAB I PENDAHULUAN. dengan mengkondisikan kelas atau mengelola kelas, agar pelaksanaan. pembelajaran dapat berjalan dengan efektif.

PENGARUH PENGELOLAAN KELAS TERHADAP AKTIVITAS BELAJAR SISWA PADA MATA PELAJARAN EKONOMI DI KELAS XI IPS SMA NEGERI 1 TAPA KABUPATEN BONE BOLANGO

ANALISIS KETERAMPILAN MAHASISWA PPLK PGSD STKIP NASIONAL DALAM PENGELOLAAN KELAS DI SDN 11 VII KOTO SUNGAI SARIAK

BAB V KESIMPULAN DAN REKOMENDASI. 1. Media Boneka Jari dapat meningkatkan kualitas proses maupun produk dalam

BAB I PENDAHULUAN. banyak berhubungan dengan para siswa jika dibandingkan dengan personal

BAB I PENDAHULUAN. suasana belajar dan kompotensi dalam belajar mengajar (KBM) agar peserta

BAB I PENDAHULUAN. dan dianggap sebagai bagian dari proses sosial, dengan pendidikan itu pula

PENERAPAN METODE ROLE PLAYING

BAB II KAJIAN TEORI. teknik penyajian yang dikuasai guru untuk mengajar atau menyajikan bahan

(Studi Etnografi di SMP Alam Ar Ridho Semarang)

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Pendidikan merupakan sistem dan cara meningkatkan kualitas

BAB I PENDAHULUAN. Pasal 1 ayat (1) Undang-Undang Nomor 20/2003 tentang sistem pendidikan nasional

DAFTAR PUSTAKA. Abdullah Abdurrahman Saleh, Teori-Teori Pendidikan Berdasarkan Al-Quran, Jakarta: Rineka Cipta, 1990

KEMAMPUAN GURU DALAM PENGELOLAAN KELAS DI SMP NEGERI 1 KABILA. Intan Abdul Razak Dosen Manajemen Pendidikan Universitas Negeri Gorontalo

BAB I PENDAHULUAN. merupakan wahana dalam menerjemahkan pesan-pesan konstitusi serta sarana

BAB II KAJIAN TEORI. sebagai a plan method, or series of ectiviries designed to echieves a

BAB V PENUTUP A. Simpulan

Transkripsi:

BAB II KAJIAN TEORI A. Kerangka Teoretis Pada bagian ini akan dikemukakan landasan teori yang dijadikan dasar untuk menyelesaikan permasalahan dalam penelitian ini. 1. Suasana Kelas Berbicara tentang suasana kelas maka tidak dapat dipisahkan dengan pengelolaan kelas dan pengelolaan siswa. Karena, suasana kelas bagian kecil dari pengelolaan kelas itu sendiri. Dilihat dari asal kata manajemen dapat disimpulkan bahwa pengelolaan adalah penyelenggaraan atau pengurusan agar sesuatu yang dikelola dapat berjalan dengan lancar. efektif dan efisien. Pengelolaan diartikan sebagai kemampuan atau keterampilan untuk memperoleh suatu hasil dalam rangka pencapaian tujuan kegiatan-kegiatan orang lain. 23 Kelas adalah lingkungan sosial bagi siswa. Dimana di dalam kelas terjadi proses interaksi baik siswa dengan siswa mapun siswa dengan guru. Didalam kelas juga terjadi kontak secara fisik dimana siswa pun akan berhubungan dengan segala fasilitas yang ada didalam kelas. Oleh karena itu kelas harus di desain sedemikian oleh guru sehingga kelas merupakan lingkungan yang menyenangkan bagi siswa dalam tugas dan peranannya didalam kelas sebagai peserta didik dan tugas serta peranannya dalam perkembangan fisik maupun emosionalnya. 24 23 Mudasir, Manajemen Kelas, Yogyakarta: Zanafa Publishing, 2011, h.1. 24 Ade Rukmana dan Suryana, Pengelolaan Kelas, Bandung: UPI Press, 2006, h. 73. 12

13 Oleh karena itu harus memenuhi syarat-syarat yang menggambarkan sebagai kondisi/iklim kelas yang baik dan menvenangkan: a. Kelas itu harus rapi, bersih, sehat dan tidak lembab b. Kelas harus memiliki/memperoleh cukup cahaya yang meneranginya c. Sirkulasi udara dari dalam dan luar kelas harus cukup d. Perabot dalam keadaan baik, cukup jumlahnya dan di tata dengan rapi e. Jumlah siswa tidak melebihi dari 40 orang Kelas yang nyaman meliputi: 1) Penataan ruang kelas. kelas menjadi terasa nyaman sebagai tempat untuk belajar dan bermain bagi siswa bila ruangan kelas tertata dengan rapi. Penempatan setiap fasilitas dalam kelas mengikuti asas keindahan (estesis) dan keamanan (safety). 2) Penataan perabot kelas, kelas yang nyaman dimana perabot kelas yang dimiliki tidak harus mahal akan tetapi perabot tersebut ditempatkan pada tempat yang tepat sehingga tidak mengganggu kegiatan belajar dan dari sisi kebersihan terjaga dengan baik, serta tidak menimbulkan rasa tidak nyaman dan nyaman bagi siswa. Proses pembelajaran adalah seperangkat kegiatan belajar yang dilakukan siswa (peserta didik). Kegiatan belajar yang dilaksanakan siswa di bawah bimbingan guru. Proses pengajaran dan pembelajaran dalam konteks pendidikan formal merupakan usaha radar dan sengaja serta teroganisir secara baik guna untuk mencapai tujuan intitusional yang diemban oleh lembaga yang menjalankan misi pendidikan. 25 25 Mukhtar dan Iskandar, Desain Pembelajaran Berhasil Teknologi dan Komunikasi, Jakarta: Gaung Persada (GP) Press, 2010, h. 76.

14 Tugas guru di dalam kelas sebagian besar adalah membelajarkan siswa denaan menyediakan kondisi belajar yang optimal. Kondisi belajar yang optimal dapat dicapai jika guru mampu mengatur siswa dan sarana pengajaran serta mengendalikannya dalam suasana yang menyenangkan untuk mencapai tujuan pelajaran. 26 Kelas yang baik dapat menciptakan situasi yang memungkinkan anak-anak menjadi giat belajar dan merupakan titik awal keberhasilan pengajaran, untuk bisa menciptakan suasana yang menumbuhkan minat dan motivasi serta meningkatkan prestasi belajar diperlukan pengorganisasian kelas yang memadai. Mengelola kelas yang dilakukan guru merupakan usaha untuk menciptakan dan mempertahankan kondisi belajar yang optimal dan mengembalikannya jika kondisi terganggu. Sementara Ibrahim, dkk mengartikan bahwa pengelolaan kelas sebagai suatu usaha menciptakan kondisi yang memungkinkan pengelolaan pengajaran dapat berlangsung secara optimal. 27 Mengelola kelas yang efektif merupakan prasyarat mutlak bagi terjadinya proses belajar mengajar yang efektif. 28 Guru adalah pendidik profesional. 29 Guru sebagai penanggung jawab keberhasilan proses belajar mengajar sudah sepatutnya guru mampu membantu lancarnya kegiatan belajar mengajar sehingga tercapai hasil yang diharapkan. Guru mempunyai 26 J.J Hasibuan dan Moedjiono, Proses Belajar mengajar, Bandung: Remaja Rosdakarya, 2009, h. 82. 27 Ibrahim, dkk. Proses Belajar Mengajar (Keter ampilan Dasar Pengajaran Mikro), Bandung: Remaja Rosda Karya, 1994, h. 104. 28 Syaiful Bahri Djamarah dan Aswan Zain, Strategi Belajar Mengajar, Jakarta: Rineka Cipta, 2006, h. 174. 29 Zakiah Daradjat, Ilmu Pendidikan Islam, Jakarta: Bumi Aksara, 2009, h. 39.

15 tugas dan tanggung jawab terhadap kemajuan dan peningkatan kompetensi siswa, dimana hasilnya akan terlihat dari jumlah siswa yang lulus dan tidak lulus. 30 Seorang guru harus bisa mengelola siswanya dengan baik ketika di dalam kelas, artinya pengaturan suasana belajar sedemikian rupa sehingga setiap siswa mendapat pelayanan menurut kebutuhannya dan mencapai hasil pendidikan maksimal secara efektif dan efisien. 31 Dengan demikian, pengelolaan kelas yang baik akan dapat rnenciptakan suasana kelas yang nyaman, damai, tenang serta mendorong, siswa untuk belajar secara efektif, dimana suasana yang demikian merupakan titik awal sebuah keberhasilan siswa dalam proses belajar mengajar. 32 Suasana belajar yang baik adalah suasana dimana proses pembelajaran dapat berjalan dengan sebaik mungkin. Di dalam kelas juga terjadi kontak secara fisik dimana siswa akan berhubungan dengan segala fasilitas yang ada di dalam kelas. Oleh karena itu kelas harus di disain sedemikian rupa oleh guru sehingga kelas merupakan lingkungan yang menyenangkan bagi siswa. Berdasarkan kutipan di atas, peneliti menarik kesimpulan bahwa yang dimaksud dengan suasana kelas di sini adalah suatu kondisi belajar yang optimal di mana seorang guru mampu mengatur anak didik dan sarana pengajaran dan mengendalikannya dalam suasana yang menyenangkan sehingga tercapai efektifitas proses pembelajaran. 30 Mukhtar dan Iskandar, Desain Pembelajaran Berbasis Teknologi Informusi dan Komunikasi, Jakarta: Gaung Persada (GP) Press, 2010, h. 80. 31 Suharsimi Arikunto, Pengelolaan Kelas dan Siswa, Jakarta: Rajawali, 1992, h. 24. 32 M. Syafi i, Strategi Mengajar, Pekanbaru: Fakultas Tarbiyah IAIN Susqa, 1995, h. 64.

16 a. Tujuan dan Fungsi Secara umum bertujuan menyediakan fasilitas bagi bermacam macarn kegiatan belajar siswa dalam lingkungan sosial, emosional dan intelektual dalam kelas. Fasilitas yang disediakan itu memungkinkan siswa belajar dan bekerja, terciptanya suasana sosial yang memberikan kepuasan, suasana disiplin, perkembangan intelektual, emosional dan sikap serta apresiasi pada siswa. 33 Sehubungan dengan tujuan dalam menciptakan, suasana kelas yang efektif dan efisien seorang guru juga harus mampu mengelola kelasnya dengan baik dan memilik tujuan pengelolaan yang tepat, Uzer Usman membagi tujuan pengelolaan kelas menjadi dua, yaitu tujuan umum dan tujuan khusus. Tujuan umumnya ialah untuk menyediakan dan menggunakan fasilitas kelas untuk bermacam-macam kegiatan belajar mengajar agar tercapai hasil yang baik, sedangkan tujuan khususnya ialah mengembangkan kemampuan siswa dalam menggunakan alat-alat pengajaran, menyediakan kondisi yang memungkinkan siswa bekerja dan belajar, serta membantu siswa untuk memperoleh hasil yang diharapkan. 34 Sedangkan menurut Hasibuan tujuan dari suasana kelas adalah sebagai berikut: 1) Mendorong siswa mengembangkan tanggung jawab individu terhadap tingkah lakunya. 2) Membantu siswa untuk mengerti tingkah laku yang sesuai dengan tata tertib kelas dan memahami bahwa teguran guru merupakan suatu peringatan, bahkan kemarahan. 3) Menimbulkan rasa berkewajiban melibatkan diri dalam tugas serta bertingkah laku yang sesuai dengan aktivitas kelas. 35 Sementara fungsi dari mengelola kelas itu sendiri secara umum berfungsi untuk menciptakan dan mempertahankan lingkungan untuk 33 Syaiful Bahri DJamarah dan Aswan Zain, Strategi Belajar Mengajar, Jakarta: Rineka Cipta, 2006, h. 178. 34 Moh, I Jzcr Usmar, Op. Cit., h. 10 35 J. J I lasihuan, Op. Cit., h. 83

17 mewujudkan tujuan pendidikan secara efektif dan efisien. 36 Dari analisis problem, suasana kelas berfungsi untuk: 1) Memberi dan melengkapi fasilitas untuk segala macam tugas, yang termasuk ke dalam fungsi ini adalah: a) Membantu kelompok adalam pembagian tugas b) Membantu pembentukan kelompok c) Membantu kerjasama dalam menentukan tujuan-tujuan oroanisasi d) Membantu individu agar dapat bekerjasama dalam kelompok kelas e) Membantu prosedur kerja f) Merubah kondisi kelas 2) Memelihara agar tugas-tugas yang diberikan dapat diselesaikan siswa dengan lancar. 37 b. Tugas-tugas guru dalam menciptakan suasana kelas Secara umum tugas guru dalam menciptakan suasana kelas ialah menciptakan kondisi dalam kelompok kelas berupa lingkungan jelas yang baik yang memungkinkan para siswa berbuat sesuai dengan kemandiriannya seperti halnya dalam lingkungan masyarakat. Di antara tugas-tugas yang dilakukan guru adalah: 1) Mengarahkan usaha-usaha guru itu sendiri 2) Mengadakan kerja sama antar guru 3) Memodifikasi perilaku anak dalam kelas agar sesuai dengan kebutuhan pendidikan 4) Membimbing anak-anak yang susah menyesuaikan diri 5) Memberi hadiah dan hukuman, mengontrol kelas dengan hukuman terselubung agar tidak ditantana anak-anak. 38 Selain tugas-tugas di atas, guru juga mempunyai tugas-tugas sebagai berikut: 1) Mengenal sebanyak mungkin masing-masing siswa 2) Memiliki pengetahuan dan keterampilan mengorganisir kelas 3) Mempunyai kemampuan mengenal problem kelas 4) Dapat menciptakan dan dapat memelihara lingkungan belajar 36 Made Pidarta, Pengelolaan Kelas, Usaha Nasional, h. 18. 37 Ibid., h. 10. 38 Ibid., h. 17

18 5) Dapat menangani problem kelas secara efektif dan efislen. 39 c. Langkah-langkah yang dilakukan guru dalam kelas kelas adalah: Adapun langkah yang perlu diperhatikan guru ketika mengelola 1) Berusaha memberikan kehangatan dan keantusiasan kepada siswa dalam mengikuti pelajaran yang diberikan. 2) Menggunakan variasi media/gaya mengajar dan pola interaksi 3) Diperlukan keluwesan tingkah lakue guru dalam mengubah strategi mengajarnya untuk mencegah gangguan-gangguan yang timbul 4) Penekanan hal-hal yang positif dan menghindari pemusatan, perhatian siswa pada hal-hal yang negatif 5) Mendorong siswa untuk berdisiplin dengan contoh dari guru sendiri. 40 d. Syarat yang dipenuhi bila ingin menciptakan suasana belajar yang baik yaitu sebagai berikut: 1) Murid harus mengalami kemajuan. 2) Murid menghargai pelajaran yang disajikan. 3) Pengaajar harus memperoleh manfaat karenanya. 2. Efektifitas Pembelajaran Seperti yang telah dijelaskan sebelumnya bahwa efektifitas adalah pengukuran dalam arti tercapainya sasaran tujuan yang telah ditentukan, sedangkan pembelajaran adalah proses yang diselenggarakan oleh guru untuk membelajarkan siswa dalam belajar, bagaimana belajar memperoleh dan memproses pengetahuan keterampilan dan sikap. Dari pengertian di atas dapat disimpulkan bahwa efektifitas proses pembelajaran adalah suatu proses yang mengandung serangkaian perbuatan 39 Ibid., h. 13. 40 Nurhasnawati, Strategi Pengajaran Mikro, Pekanbaru: Fakultas Tarbiyah IAIN Sulthan Syarif Qasim, 2002, h. 31.

19 guru dan sisiwa atas dasar hubungan timbal balik yang berlangsung, dengan studi edukatif untuk mencapai tujuan yang telah ditentukan. Menurut Oemar Hamalik proses yang dimaksud dalam hal ini merupakan urutan kegiatan yang berlangsung secara berkesinambungan, bertaraf, bergilir dan terpadu yang secara keseluruhan mewarnai dan memberikan karakteristik terhadap belajar mengajar itu. 41 Oleh karena itu tugas guru adalah menciptakan suasana kelas sedemikian rupa sehingga terjadi interaksi yang mendorong siswa belajar secara aktif dan harus memiliki kemampuan mengatur/mengelola kelas. efektif apabila: Usaha guru dalam menciptakan kondisi yang diharapkan akan a. Diketahui secara tepat faktor-faktor yang dapat menunjang terciptanya kondisi yang menguntungkan dalam proses belajar mengajar b. Dikenal masalah-masalah yang diperkirakan dan biasanya timbul dan dapat merusak iklim belajar mengajar c. Dikuasainya berbagai pendekatan dalam pengelolaan kelas dan diketahui pula kapan dan untuk masalah mana suatu pendekatan digunakan. 42 Ada beberapa syarat yang harus dipenuhi bilamana ingin menciptakan suasana belajar yang baik. Yang dimaksud dengan suasana belajar yang baik adalah dimana proses belajar dapat berjalan sebaik mugkin. Adapun syarat-syarat yang harus yang diperlukan dalam mengajar dan membangun pembelajaran siswa agar efektif di kelas diantaranya: a. Guru harus lebih banyak menggunakan metode pada waktu mengajar, variasi metode mengakibatkan penyajian bahan lebih 41 Oemar Hamalik, Strategi Belajar Mengajar Berdasarkan CBSA, Bandung: Sinar Baru, 1999, h. 6. 42 Ahmad Rohani, Pengelolaan Pengajaran, Jakarta: Rineka Cipta, 2004, h. 115.

20 menarik perhatian siswa, mudah diterima siswa, sehingga kelas menjadi lebih hidup. b. Menumbuhkan motivasi. 43 Dengan suasana kelas yang baik pengajar akan merasa senag dan berusaha menyajikan pelajaran dengan sebaik-baiknya. Di lain pihak murid pun akan merasa puas dan mempunyai motivasi umuk menghayati serta memikirkan secara kritis hal yang disampaikan oleh pengajar. Tetapi kalau suasana belajar tidak baik, proses belajar mengajar tidak akan berjalan seperti yang diharapkan. B. Konsep Operasional Adapun indikator dari suasana kelas yang baik ialah sebagai berikut: Konsep operasional ialah konsep yang digunakan untuk menentukan bagaimana mengukur variabel dalam penelitian. Adapun yang penulis maksud suatu variabel bebas (independent variabel) yang dilambangkan dengan (X) dan variabel terikat (dependent variabel) yang dilambangkan dengan (Y). Dalam hal im pengaruh suasana kelas sebagai variabel (X), dan efektifitas pembelajaran sebagai variabel (Y). Indikator variabel X dan Y diambil dar i hasil angket yang diisi oleh siswa. 1. Indikator Suasana Kelas Pada konsep teoretis telah dijelaskan bahwa suasana kelas adalah bagaimana seorang guru menciptakan suatu kondisi kelas yang optimal (nyaman, tenang) dan mampu menguasai kelas serta mampu mengontrol dan mengendalikan perilaku siswa sehingga tercipta lingkungan belajar 43 Mukhtar dan Iskandar, Desain Pembelajaran Berbasis Teknologi dan Komunikasi. Jakarta: Gaung Persada (GP), 2010, h 80.

21 yang efisien. Dan konsep tersebut dapat dioperasionalkan menjadi indikator sebagai berikut: a. Siswa duduk dengan tenang saat guru menjelaskan materi pelajaran b. Siswa mendengarkan dengan baik saat guru menjelaskan materi pelajaran c. Siswa mencatat pelajaran dengan tenang, d. Suasana kelas tidak ribut dengan hal-hal yang tidak bermanfaat e. Penataan ruan kelas yang rapi. 2. Indikator efektifitas pembelajaran Adapun indikator dari efektifitas pembelajaran adalah: a. Siswa bisa menyelesaikan tugas yang diberikan oleh guru dengan baik b. Siswa selalu bertanya tentang hal-hal yang tidak dimengerti c. Siswa bisa menjawab pertanyaan yang diberikan guru d. Siswa termotivasi dalam belajar e. Antara guru dan siswa sama-sama aktif untuk mencapai tujuan pelajaran Kedua indikator tersebut digunakan untuk mengukur pengaruh suasa kelas terhadap efektifitas pembelajaran. Kemudian untuk dapat mengetahui besarnya pengaruh tersebut maka dilakukan pengelompokan atas lima kriteria skala sikap untuk pernyataan positif yaitu : sangat setuju (5), setuju (4), netral (3), tidak setuju (2), sangat tidak setuju (1), dan untuk pernyataan negatifnya yaitu: sangat setuju (1), setuju (2), netral (3), tidak setuju (4) dan san gat tidak setuju (5), untuk menguraikan suasana kelas dan efektifnya pembelajaran dapat diketahui berdasarkan klasifikasi: baik/efektif 76%-100%, cukup baik/cukup

22 efektif 56%-75%, kurang baik/kurang efektif 40%-55% dan tidak baik/tidak efektif 0%-39%. 44 Dari kedua indikator diatas akan diketahui hasil dari penelitian masingmasing variabel, kemudian dapat ditarik kesimpulan apakah ada pengaruh yang signifkan antara kedua variabel atau tidak. C. Asumsi Dasar dan Hipotesis 1. Asumsi Dasar Sebagai asumsi dasar dari penelitian ini adalah: a. Efektifitas belajar mengajar itu bervariasi b. Efektifitas proses belajar mengajar itu dipengaruhi oleh kemampuan guru dalam mengelola kelas untuk menciptakan suasana kelas yang kondusif. 2. Hipotesis Ha : Ada pengaruh suasana kelas terhadap efektifitas pembelajaran Pendidikan Agama Islam di SMAN 01 Tambang. Ho : Tidak ada pengaruh suasana kelas terhadap efektifitas pembelajaran Pendidikan Agama Islam di SMAN 01 Tambang. 44 Suharsirni Arikunto, Prosedur Penelilian Suatu Pendekatan Praktek, Jakarta: Rineka Cipta, 1998, 4. 246.