STUDI PERBANDINGAN SPECIAL TRUSS MOMENT FRAME

dokumen-dokumen yang mirip
Latar Belakang 1) Struktur baja untuk gedung membutuhkan truss dengan bentang 6-8 m, sedangkan untuk bentang lebih besar dari 10 m, struktur baja menj

Oleh : Irsyad Septian B. ( ) Dosen Pembimbing II : Budi Suswanto ST., MT., Ph.D. Hidayat Soegihardjo., Ir., MS., Dr.

STUDI PERBANDINGAN BEBERAPA BENTUK PENAMPANG BRESING ANTI TEKUK PADA STRUKTUR BANGUNAN BAJA AKIBAT BEBAN GEMPA DENGAN MENGGUNAKAN SOFTWARE MIDAS FEA

Concentrically Braced Frame adalah pengembangan

PERENCANAAN STRUKTUR BAJA BERDASARKAN KEKAKUAN DAN KEKUATAN SISTEM GANDA SRPMK DAN SRBE BENTUK DIAGONAL MENURUT SNI 1726:2012 PASAL

Studi Perbandingan Perilaku Profil Baja WF dan HSS Sebagai Bresing pada SCBF Akibat Beban Lateral dengan Program Bantu Finite Element Analysis

STUDI PERILAKU KNEE BRACED FRAME DENGAN KONFIGURASI X-BRACED

ANALISA KINERJA LINK TERHADAP VARIASI TIPE PENGAKU PADA RANGKA BERPENGAKU EKSENTRIS

STUDI PERILAKU TEKUK TORSI LATERAL PADA BALOK BAJA BANGUNAN GEDUNG DENGAN MENGGUNAKAN PROGRAM ABAQUS 6.7. Oleh : RACHMAWATY ASRI ( )

Oleh : MUHAMMAD AMITABH PATTISIA ( )

PERENCANAAN STRUKTUR RANGKA BAJA DENGAN BRESING TAHAN TEKUK

ANALISIS SISTEM RANGKA BAJA STAGGERED TRUSS SEBAGAI BANGUNAN TAHAN GEMPA BERDASARKAN AISC 341 SEISMIC PROVISIONS 2005

Evaluasi Kinerja Gedung Beton Bertulang Dengan Pushover Analysis Akibat Beban Gempa Padang

JURNAL TEKNIK POMITS Vol. 1, No. 1, (2013) 1-6 1

PENELITIAN MENGENAI SNI 1726:2012 PASAL TENTANG DISTRIBUSI GAYA LATERAL TERHADAP KEKAKUAN, KEKUATAN, DAN PENGECEKAN TERHADAP SISTEM TUNGGAL

ANALISA PERBANDINGAN BERBAGAI PENAMPANG DINDING GESER KOMPOSIT AKIBAT BEBAN LATERAL

EVALUASI SNI 1726:2012 PASAL MENGENAI DISTRIBUSI GAYA LATERAL TERHADAP KEKAKUAN DAN KEKUATAN PADA SISTEM GANDA SRPMK DAN SRBKK

Studi Perilaku Non Linear Perbandingan Panjang Link Pada Eccentrically Braced Frame Dengan Program Bantu Finite Element Analysis

JUDUL PENELITIAN ANALISIS KONSTRUKSI BERTAHAP PADA STRUKTUR RANGKA TERBUKA BETON BERTULANG DENGAN PERKUTAN BRESING BAJA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

Pengaruh Core terhadap Kinerja Seismik Gedung Bertingkat

BAB 1 PENDAHULUAN. metoda desain elastis. Perencana menghitung beban kerja atau beban yang akan

BAB III METODOLOGI. Mulai. Pengumpulan Data. Preliminary Desain Struktur Model-1. Input Beban Yang Bekerja Pada Struktur

KAJIAN KINERJA STRUKTUR RANGKA BRESING V-TERBALIK EKSENTRIK DAN KONSENTRIK (215S)

PENGARUH SENSITIFITAS DIMENSI DAN PENULANGAN KOLOM PADA KURVA KAPASITAS GEDUNG 7 LANTAI TIDAK BERATURAN

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. gedung dalam menahan beban-beban yang bekerja pada struktur tersebut. Dalam. harus diperhitungkan adalah sebagai berikut :

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. pembebanan yang berlaku untuk mendapatkan suatu struktur bangunan

DAFTAR ISI. BAB II TINJAUAN PUSTAKA Umum Beban Gempa Menurut SNI 1726: Perkuatan Struktur Bresing...

BAB I PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG

BAB III METODE PENELITIAN

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

STUDI KOMPARASI STRUKTUR BAJA MENGGUNAKAN PROFIL WF TERHADAP PROFIL HSS PADA KOLOM STRUKTUR

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

Pengaruh Bentuk Bracing terhadap Kinerja Seismik Struktur Beton Bertulang

BAB II TINJAUAN PUSTAKA TINJAUAN PUSTAKA

) DAN ANALISIS PERKUATAN KAYU GLULAM BANGKIRAI DENGAN PELAT BAJA

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Gempa merupakan fenomena alam yang harus diterima sebagai fact of life.

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. pergesekan lempeng tektonik (plate tectonic) bumi yang terjadi di daerah patahan

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

STUDI PERILAKU BALOK BAJA CANAI DINGIN YANG BERLUBANG DAN TIDAK BERLUBANG MENGGUNAKAN SOFTWARE FINITE ELEMENT ANALYSIS

PERENCANAAN SISTEM RANGKA PEMIKUL MOMEN KHUSUS PADA KOMPONEN BALOK KOLOM DAN SAMBUNGAN STRUKTUR BAJA GEDUNG BPJN XI

EVALUASI KINERJA STRUKTUR BETON BERTULANG DENGAN PUSHOVER ANALYSIS

ANALISIS DAN PEMBAHASAN

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB 1 PENDAHULUAN Umum

Baja merupakan alternatif bangunan tahan gempa yang sangat baik karena sifat daktilitas dari baja itu sendiri.

BAB I PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG. Kondisi geografis Indonesia terletak di daerah dengan tingkat kejadian gempa

BAB I PENDAHULUAN. struktur bangunan tinggi terutama untuk gedung adalah keselamatan (strength and

Studi Perbandingan Beberapa Jenis Penampang Buckling Restrained Braces Akibat Beban Aksial dengan Program Bantu Finite Element Analysis

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. yang aman. Pengertian beban di sini adalah beban-beban baik secara langsung

STUDI PERILAKU ELEMEN STRUKTUR DENGAN SAMBUNGAN KAKU PADA BALOK DAN KOLOM BANGUNAN BAJA TAHAN GEMPA

KATA KUNCI: sistem rangka baja dan beton komposit, struktur komposit.

RESPON DINAMIS STRUKTUR PADA PORTAL TERBUKA, PORTAL DENGAN BRESING V DAN PORTAL DENGAN BRESING DIAGONAL

PERILAKU STRUKTUR BAJA TIPE MRF DENGAN BEBAN LATERAL BERDASARKAN SNI DAN METODE PERFORMANCE BASED PLASTIC DESIGN (PBPD)

SEISMIC COLUMN DEMANDS PADA SISTEM RANGKA BRESING KONSENTRIK KHUSUS DENGAN BRESING TIPE X DUA TINGKAT

STUDI PERILAKU STRUKTUR BETON BERTULANG TERHADAP KINERJA BATAS AKIBAT PENGARUH TINGGI BANGUNAN DAN DIMENSI KOLOM BERDASARKAN SNI

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. A. Sistem Rangka Bracing Tipe V Terbalik

PRESENTASI TUGAS AKHIR

T I N J A U A N P U S T A K A

ANALISIS KINERJA STRUKTUR BETON BERTULANG DENGAN VARIASI PENEMPATAN BRACING INVERTED V ABSTRAK

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

PEMAKAIAN SISTEM STAGGERED TRUSS FRAMING (STF) SEBAGAI PENAHAN BEBAN GEMPA PADA RUMAH SUSUN

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

JURNAL TEKNIK ITS Vol. 6, No. 2 (2017), ( X Print)

Studi Respon Seismik Penggunaan Steel Slit Damper (SSD) pada Portal Baja

ANALISA PERBANDINGAN BERBAGAI PENAMPANG DINDING GESER KOMPOSIT AKIBAT BEBAN LATERAL

PENGARUH DINDING PENGISI PADA LANTAI DASAR BANGUNAN TINGKAT TINGGI TERHADAP TERJADINYA MEKANISME SOFT STORY

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. geser horisontal dan momen guling akibat beban lateral. Secara umum, Dinding

BAB VI KESIMPULAN DAN SARAN. kedalaman balok kurang dari tujuh, terjadi interaksi geser-momen.

EVALUASI SNI 1726:2012 PASAL MENGENAI DISTRIBUSI GAYA LATERAL PADA PENGGUNAAN SISTEM GANDA

PENGARUH DOMINASI BEBAN GRAVITASI TERHADAP KONSEP STRONG COLUMN WEAK BEAM PADA STRUKTUR RANGKA PEMIKUL MOMEN KHUSUS

BAB III METODOLOGI PERENCANAAN

ANALISIS KINERJA BANGUNAN BETON BERTULANG DENGAN LAYOUT BERBENTUK YANG MENGALAMI BEBAN GEMPA TERHADAP EFEK SOFT-STOREY SKRIPSI

BAB I PENDAHULUAN. di Indonesia, yaitu gempa Aceh disertai tsunami tahun 2004, gempa Nias tahun. gempa di Indonesia menjadi sangatlah penting.

Perencanaan, Perilaku dan Keunggulan Portal Momen Rangka Batang Khusus (PMRBK) terhadap Portal Momen Khusus (PMK) pada Bangunan Baja Bertingkat Sedang

STUDI PERBANDINGAN PERILAKU PENGAKU TIPE CROSS (X) DAN DIAGONAL PADA SISTEM CONCENTRICALLY BRACED FRAMES (CBF) DENGAN MENGGUNAKAN MIDAS FEA

MODIFIKASI PERENCANAAN GEDUNG FMIPA UNIVERSITAS NEGERI MAKASAR MENGGUNAKAN STRUKTUR BAJA DENGAN SISTEM RANGKA BRESING KONSENTRIS KHUSUS

BAB I PENDAHULUAN. menggunakan SNI Untuk mendukung penulisan tugas akhir ini

PEMODELAN INELASTIS PADA ANALISIS PLAT WEB PENAMPANG I

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

PERBANDINGAN ANALISIS RESPON STRUKTUR GEDUNG ANTARA PORTAL BETON BERTULANG, STRUKTUR BAJA DAN STRUKTUR BAJA MENGGUNAKAN BRESING TERHADAP BEBAN GEMPA

Kinerja Hubungan Pelat-Kolom Struktur Flat Plate Bertulangan Geser Stud Rail dan Sengkang Dalam Menahan Beban Lateral Siklis

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

ABSTRAK. Kata Kunci: perkuatan seismik, rangka beton bertulang, bresing baja, dinding pengisi berlubang sentris, perilaku, kinerja, pushover.

Studi Assessment Kerentanan Gedung Beton Bertulang Terhadap Beban Gempa Dengan Menggunakan Metode Pushover Analysis

ANALISIS PERILAKU STRUKTUR PELAT DATAR ( FLAT PLATE ) SEBAGAI STRUKTUR RANGKA TAHAN GEMPA TUGAS AKHIR

STUDI KOMPARASI PERILAKU STRUKTUR SISTEM RANGKA BERPENGAKU EKSENTRIK TIPE D TERHADAP SISTEM RANGKA PEMIKUL MOMEN

DETEKSI DINI POLA KERUNTUHAN STRUKTUR PORTAL GEDUNG H UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SURAKARTA AKIBAT GEMPA. Tugas Akhir

Kata kunci: Analisis Konstruksi Bertahap, Breising Konsentrik, Perkuatan Seismik SEISMIC RETROFITTING OF RC FRAME WITH X AND INVERTED V STEEL BRACES

BAB VI KESIMPULAN DAN SARAN. Perencanaan letak sendi plastis dengan menggunakan reduced beam

EVALUASI PERBANDINGAN KONSEP DESAIN DINDING GESER TAHAN GEMPA BERDASARKAN SNI BETON

EVALUASI METODE FBD DAN DDBD PADA SRPM DI WILAYAH 2 DAN 6 PETA GEMPA INDONESIA

BAB I PENDAHULUAN. kombinasi dari beton dan baja dimana baja tulangan memberikan kuat tarik

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. harus dilakukan berdasarkan ketentuan yang tercantum dalam Tata Cara

Vol.17 No.2. Agustus 2015 Jurnal Momentum ISSN : X

BAB IV EVALUASI KINERJA DINDING GESER

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB V ANALISIS DAN PEMBAHASAN

ABSTRAK. Kata Kunci : rangka beton bertulang, perkuatan, bresing baja eksternal tipe X, MF, BF. iii

Transkripsi:

1 STUDI PERBANDINGAN SPECIAL TRUSS MOMENT FRAME SISTEM VIERENDEEL DAN SISTEM BRESING-X PADA STRUKTUR BANGUNAN BAJA DENGAN MENGGUNAKAN PUSH OVER ANALYSIS SembrilianaKaruniaAlelang, Budi Suswanto, ST.,MT.,Ph.D; Ir. Isdarmanu,M.Sc Program S-1 Jurusan Teknik Sipil, Fakultas Teknik Sipil Dan Perencanaan Institut Teknologi Sepuluh Nopember (ITS) E-mail:budi_suswanto@ce.its.ac.id ; isdarmanu@ce.its.ac.id Abstrak - Special Truss Moment Frame (STMF) adalah sistem pada bangunan baja daktail untuk struktur bentang panjang. STMF memiliki segmen daktail khusus di tengah bentang yang berfungsi mendisipasikan beban-beban dinamik sehingga STMF dapat digunakan sebagai alternative perencanaan untuk konstruksi gedung baja tahan gempa dengan bentang lebih besar dari 10 m. Dalam Tugas Akhir ini membahas tentang perbandingan 2 tipe STMF yaitu sistem Vierendeel dan sistem Bresing-X. Dari gedung baja 10 lantai diambil portal paling bawah yang mendapa tgaya dalam paling besar yang didapa dari analisa SAP 2000 v.14. Kemudian penampang STMF dianalisa lebih detail dengan Push Over Analysis. Tujuan dari tugas akhir ini adalah untuk mengetahui hasil analisa dan komparasi 2 tipe STMF yang berbeda ditinjau darisegi kekuatan. Selain itu untuk mengetahui pengaruh pemasangan STMF tipe Vierendeel dan tipe Bresing-X terhadap simpangan struktur portal akibat beban dorong (push over analysis) maupun beban gempadari arah kiri dan kanan serta mengetahui bagaimana perilaku penampang STMF tipevierendeel dan tipe Bresing-X itu sendiri (deformasi, kontur tegangan, regangan dan tipe kegagalan struktur) terhadap gaya- gaya yang bekerja akibat beban dorong (push over analysis) maupun beban gempa dari arah kiri dan kanan. Kata Kunci : STMF, Vierendeel, Bresing-X, Push Over Analysis I. PENDAHULUAN Pada umumnya, struktur baja untuk gedung membutuhkan frame dengan bentang 6-8 m, sedangkan untuk bentang lebih besar dari 10 m, struktur baja menjadi tidak efektif karena dengan bentang yang lebih besar dari 10 m, ukuran balok yang direncanakan menjadi besar sehingga mengakibatkan struktur menjadi mahal dan berat, selain itu dapat mengakibatkan terjadinya lendutan yang besar padastrukturbajatersebut. Oleh karena itu, diperlukan satu sistem struktur yang bias menahan beban dengan bentang lebih besar dari 10 m dan struktur tersebut ringan serta dapat menahan beban lateral seperti beban gempa. Special Truss Moment Frame, STMF adalah sistem struktur yang mempunyai berat relative kecil dan diakui sebagai sistem tahan gempa menurut ketentuan peraturan gempa (AISC, 2010). Pada sistem struktur ini, rangka dirancang agar tetap elastic supaya meningkatkan sistem struktur, keselamatan dan ekonomi. Dalam hal ini, tipe STMF yang akan digunakan adalah tipe Vierendeel dan tipe bresing-x. Tugas akhir ini merupakan studi untuk membahas Perbandingan Sistem Rangka Pemikul Momen Khusus (Special Truss Moment Frame, STMF) tipe Vierendeel dan tipe Bresing-X menggunakan Push Over Analysis. Data Perencanaan : II. METODOLOGI Fungsi Bangunan = Perkantoran Jumlah tingkat = 10 tingkat Lebar Portal = 12 m Tinggi Portal = 4 m (per lantai) Sistem Struktur = Special Truss MomentFrame(STMF) dengan tipe segmen vierendeel dan segmen bresing-x Lokasi = Zone 6 Mutu Baja BJ 41 : f y = 250 MPa = 410 MPa f u

2 Flowchart Metode Studi : Gambar 3.2 Portal eksterior dengan STMF tipe bresing-x 10 lantai. III. DATA DAN HASILANALISA 1. Perencanaan Gedung 2. Data Struktur Profil Balok IndukSTMF : Batang tepi: 2L 200x200x25 Berat Profil= 73.6 kg/m Batang diagonal :2L 100x100x10 Berat Profil= 15.1 kg/m Batang vertikal: 2L 100x100x10 Berat Profil= 15.1 kg/m BeratTotal Profil :103.8 kg/m Profil Balok Anak STMF : Batang tepi: 2L 200x200x20 Berat Profil=59.7 kg/m Batang diagonal:2l100x100x10 Berat Profil= 15.1 kg/m Batang vertikal: 2L 100x100x10 Berat Profil= 15.1 kg/m BeratTotal Profil :89.9 kg/m Gambar 3.1 Portal eksterior dengan STMF Tipe vierendeel 10 lantai Profil Balok Induk : Lantai 1-6 :WF400.200.8.13 Berat Profil : 66 kg/m Lantai 7-10 : WF 300.200.9.14 Berat Profil : 65.4 kg/m Profil Kolom Lantai 1-5 : Box Steel 500.500.20 Lantai5-10 : Box Steel 400.400.20 3. AnalisaPerilakuStruktur a. AnalisaPush Over Hasil analisa statik push-over digambarkan sebagai kurva kapasitas (Capacity Curve) yang merupakan hubungan antara gaya geser dasar (Base Shear) dengan perpindahan lateral (Displacement). Hasil analisa ini juga untuk mengetahui urutan bagian penampang

3 yang akan mengalami kelelehan pada masingmasing penampang tersebut. Hal itu dapat dilihat dari sendi plastis yang akan muncul setelah run analysis selesai. Pada gedung ini diharapkan kelelehan struktur akan terjadi terlebih dahulu pada elemen STMF. Berikut hasil analisa akibat beban Pushover : Tabel 9.1 Tabel keterangan PushOver Berikut tabel dari analisastatic pushover arah X Gambar 3.3Hasil deformed shape Sistem Vierendeel Tabel 9.2Tabel Hubungan Displacemet dan Base Force Sistem Vierendeel 10 Lantai Gambar 3.4Hasil deformed shape Sistem Bresing-X Tabel 9.3Tabel Hubungan Displacemet dan Base Force Sistem Bresing-X 10 Lantai

4 Grafik 9.1 Perbandingan Displacemet dan Base Force Sistem Vierendeel dan Bresing-X 10 Lantai Dari grafik tersebut menunjukan bahwa STMF sistem Bresing-X memiliki defleksi yang lebih kecil dibandingkan dengan STMF sistem Vierendeel sehingga sistem Bresing-X lebih kaku dibandingan sistemvierendeel. b. Analisa Push Over Portal (2 story) Gambar 3.5 Hasil deformed shape Sistem Vierendeel Lantai 1 SistemVierendeel Beban Tegangan Regangan (N) (N/mm2) 2745763 146.441 0.000732 3288136 175.367 0.000877 3491526 186.215 0.000931 3694915 197.062 0.000985 2186441 116.610 0.000583 16949 0.904 0.000005 2220339 118.418 0.000592 Tabel9.4Tabel kurva hubungan Tegangan dan Regangan sistem Vierendeel Portal 2 Lantai SistemBresing-X Beban Tegangan Regangan (N) (N/mm2) 2779661 148.249 0.000741 3338983 178.079 0.000890 3525424 188.023 0.000940 3677966 196.158 0.000981 2220339 118.418 0.000592 2237288 119.322 0.000597 16949 0.904 0.000005 Tabel9.5 Tabel kurva hubungan Tegangan dan Regangan sistem Vierendeel Portal 2 Lantai Gambar3.6Hasil deformed shape Sistem Bresing-X Lantai 1 Grafik9.2 Grafik perbandingan hubungan Tegangan dan Regangan sistem Vierendeel dan sistem Bresing-X Portal 2 Lantai

5 c. Analisa Perilaku Struktur Perilaku Penampang STMF Vierendeel Gambar 9.10 Simpangan rangka STMF Vierendeel step 4 Gambar 9.7 Simpangan rangka STMF Vierendeel step 1 Gambar 9.11 Simpangan rangka STMF Vierendeel step 5 Gambar 9.8 Simpangan rangka STMF Vierendeel step 2 Perilaku Tegangan dan Regangan Penampang STMF Vierendeel Dalam analisa, akan ditinjau 2 titik (1 titik pada kolom, 1 titik pada special segment). Peninjauan tersebut berdasarkan perilakunya dari segi tegangan, regangan, dan deformasi. 2 1 Gambar 9.9 Simpangan rangka STMF Vierendeel step 3 Gambar9.12 Titik Acuan pada analisa STMF Sistem Vierendeel

6 a. Titik 1 (Tengah Bentang KolomVierendeel) b. Titik 2 (Tengah Bentang Special Segmen Vierendeel) Gambar9.15 Simpangan rangka STMF Bresing-X step 3 Perilaku Penampang STMF Bresing-X Gambar9.16 Simpangan rangka STMF Bresing-X step 4 Gambar 9.13 Simpangan rangka STMF Bresing-X step 1 Gambar9.17 Simpangan rangka STMF Bresing-X step 5 Perilaku Tegangan dan Regangan Penampang STMF Bresing-X Gambar 9.14 Simpangan rangka STMF Bresing-X step 2 Dalam analisa, akan ditinjau 2 titik (1 titik pada kolom, 1 titik pada special segment). Peninjauan tersebut berdasarkan perilakunya dari segi tegangan, regangan, dan deformasi.

7 2 1 Gambar 9.18 Titik Acuan pada analisa STMF Sistem Bresing-X c. Titik 1 (Tengah Bentang Special Segmen Bresing-X) d. Titik 2 (Tengah Bentang Special Segmen Bresing-X) Dari grafik tersebut, menunjukan bahwa sistem Bresing-X memiliki tegangan yang lebih besar dari pada sistem Vierendeel. Kelelehan yang terjadi dapat mengakibatkan penampang mengalami collapse. Ini ditunjukan dengan hasil displacement yang telah mencapai nilai sangat besar dan regangan yang telah melebihi nilai regangan maksimum baja. Dari grafik tersebut, menunjukan bahwa sistem Bresing-X memiliki tegangan yang lebih besar dari pada sistem Vierendeel. Kelelehan yang terjadi mengakibatkan penampang mengalami collapse. Ini ditunjukan dengan hasil displacement yang telah mencapai nilai sangat besar dan regangan yang telah melebihi nilai regangan maksimum baja. Grafik Hubungan Tegangan dan Regangan Berikut hasil analisa STMF yang berupa grafik antara tegangan dengan regangan IV. KESIMPULAN 1. Sistem STMF yang dianalisa adalah Sistem Vierendel dan Sistem Bresing-X. Keduanya di analisadengan menggunakan metode Push Over. 2. Jenis pembebanan yang diberikan adalah beban pressure yang dibebankan pada ujung atas portal dengan load factor 2x, 3x, 4x, hingga 5x hingga struktur mencapai kondisi collepse. 3. Hasil analisa Push Over (two story) menunjukkan bahwa penampang sistem Bresing-X mengalami kelelehan terlebih dahulu dibandingkan dengan penampang sistem Vierendeel. 4. STMF sistem Bresing-X memiliki defleksi yang lebih kecil dibandingkan dengan STMF sistem Vierendeel sehingga sistem Bresing-X lebih kaku dibandingkan sistem Vierendeel yang memiliki sifat lebih daktail. 5. STMF sistem Bresing-X memiliki tegangan yang lebih besar dari pada sistem Vierendeel.

8 DAFTAR PUSTAKA 1. AISC. 2010. Seismic Provisions for Structural Steel Buildings. Chicago, Illinois : American Institute of Steel Construction 2. Departemen Pekerjaan Umum. 1983. Peraturan Pembebanan Indonesia untuk Gedung. Bandung: Ditjen Cipta Karya Direktorat Penyelidikan Masalah Bangunan 3. Deulkar, dkk. 2010. Special Truss Moment Frame for Vibration Control of Building Structure. IJRRAS 4, 363-372 4. Engelheardt dan Michael D. 2007. Design of Seismic Resistant Steel Building Structures. University of Texas 5. Gary dan Paul. 2012. Seismic Performance of Special Truss Moment Frame with Eccentric Configurations. Journal of Structural Engineering, ASCE, 345-353 6. Larry, dkk.2007. Seismic Response and Performance of Special Truss Moment Frames. Journal of Structural Engineering, ASCE, 1195-1204 7. Marwan dan Isdarmanu. 2006. Struktur Baja 1. Institut Teknologi Sepuluh November, Surabaya 8. Qiang Xie. 2004. State of the art of Special Truss Moment Frame in Asia.Journal of Conctructional Steel Research 61,727-748 9. Sahoo dan Chao. 2010. Performaced- Basic Plastic design method of Special Truss Moment Frame. Engineering Structures 32,2950-2958 10. Standar Nasional Indonesia. 2002. Tata Cara Perencanaan Struktur Baja untuk Bangunan Gedung. Badan Standarisasi Nasional.