Online Jurnal of Natural Science, Vol.3(1): ISSN: March 2014

dokumen-dokumen yang mirip
Truly Dian Anggraini, Ervin Awanda I Akademi Farmasi Nasional Surakarta Abstrak

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB III METODE PENELITIAN. cross-sectional dan menggunakan pendekatan retrospektif, yaitu penelitian yang

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Diabetes Melitus (DM) merupakan salah satu penyakit metabolik yang

BAB I PENDAHULUAN. hiperglikemi yang berkaitan dengan ketidakseimbangan metabolisme

BAB 1 : PENDAHULUAN. pergeseran pola penyakit. Faktor infeksi yang lebih dominan sebagai penyebab

ABSTRAK PREVALENSI DIABETES MELITUS TIPE 2 DENGAN HIPERTENSI DI RSUP SANGLAH DENPASAR TAHUN 2015

BAB I PENDAHULUAN. yang ditandai dengan meningkatnya glukosa darah sebagai akibat dari

BAB I PENDAHULUAN. I.1 Latar Belakang Masalah. Diabetes melitus tipe 2 adalah sindrom metabolik. yang memiliki ciri hiperglikemia, ditambah dengan 3

PREVALENSI DAN FAKTOR RISIKO PENYAKIT JANTUNG KORONER PADA PENDERITA DIABETES MELITUS TIPE 2 DI RUMAH SAKIT IMMANUEL BANDUNG PERIODE JANUARI DESEMBER

POLA PERESEPAN DAN RASIONALITAS PENGOBATAN PASIEN DIABETES MELITUS TIPE 2 DI RSUD SULTAN SYARIF MOHAMAD ALKADRIE PONTIANAK

KAJIAN PENGGUNAAN OBAT HIPOGLIKEMIK ORAL PADA PASIEN DIABETES MELLITUS TIPE 2 DI PUSKESMAS TEMINDUNG SAMARINDA

Wawang Anwarudin 1, Dedin Syarifuddin 2 * Akademi Farmasi Muhammadiyah Kuningan *

dalam tubuh seperti penyakit kardiovaskuler, gangguan penglihatan, kerusakan ginjal (Corwin, 2007). Penderita DM rentan mengalami infeksi yang

BAB 1 PENDAHULUAN. akibat PTM mengalami peningkatan dari 42% menjadi 60%. 1

EVALUASI PENGGUNAAN ANTIBIOTIK PADA PASIEN INFEKSI SALURAN KEMIH DI INSTALASI RAWAT INAP RSUP. PROF. DR. R. D. KANDOU MANADO PERIODE JULI JUNI

BAB I PENDAHULUAN. menjadi lemah ginjal, buta, menderita penyakit bagian kaki dan banyak

BAB 1 PENDAHULUAN A. Latar Belakang

Jl.Cerme No.24 Sidanegara Cilacap * Kata Kunci : Terapi Steam Sauna, Penurunan Kadar Gula Darah, DM tipe 2

DENGAN KOMBINASI PADA PASIEN DM TIPE 2 DI UPT. PUSKESMAS DAWAN II KABUPATEN KLUNGKUNG PERIODE NOVEMBER 2015-PEBRUARI 2016

BAB 1 PENDAHULUAN. Diabetes mellitus (DM) adalah salah satu penyakit. degenerative, akibat fungsi dan struktur jaringan ataupun organ

BAB I PENDAHULUAN. Pola penyakit yang diderita masyarakat telah bergeser ke arah. penyakit tidak menular seperti penyakit jantung dan pembuluh darah,

4. Tiazolidindion Insulin VI. Komplikasi Diabetes B. Landasan Teori C. Hipotesis BAB III Metodologi Penelitian...

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Diabetes Melitus (DM) berdasarkan American Diabetes

I. PENDAHULUAN. cukup besar di Indonesia. Hal ini ditandai dengan bergesernya pola penyakit

ABSTRAK GAMBARAN PROFIL LIPID PADA PENDERITA DIABETES MELITUS TIPE 2 YANG DIRAWAT DI RS IMMANUEL BANDUNG PERIODE JANUARI - DESEMBER 2005

BAB I PENDAHULUAN. adanya kenaikan gula darah (hiperglikemia) kronik. Masalah DM, baik aspek

IDENTIFIKASI POTENSI INTERAKSI OBAT ANTIDIABETES PADA RESEP PASIEN DI APOTEK RAHMAT BANJARMASIN

GAMBARAN BIAYA PASIEN DIABETES MELITUS TIPE 2 DENGAN TERAPI ANTIDIABETIK ORAL DI RSUD ULIN BANJARMASIN

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

DIABETES MELLITUS I. DEFINISI DIABETES MELLITUS Diabetes mellitus merupakan gangguan metabolisme yang secara genetis dan klinis termasuk heterogen

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

UKDW BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Menurut Global Report On Diabetes yang dikeluarkan WHO pada tahun

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

*Dosen Program Studi Keperawatan STIKES Muhamamdiyah Klaten

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang

DAFTAR ISI. LEMBAR PERSETUJUAN... ii. PERNYATAAN KEASLIAN PENELITIAN... v. ABSTRAK... vi. ABSTRACT... vii. RINGKASAN... viii. SUMMARY...

EVALUASI KERASIONALAN PENGOBATAN DIABETES MELITUS TIPE 2 PADA PASIEN RAWAT INAP DI RSUP PROF. Dr. R. D. KANDOU MANADO TAHUN 2013

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB I PENDAHULUAN. seluruh pembuluh dimana akan membawa darah ke seluruh tubuh. Tekanan darah

BAB 1 PENDAHULUAN. Diabetic foot merupakan salah satu komplikasi Diabetes Mellitus (DM).

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. vitamin ataupun herbal yang digunakan oleh pasien. 1. Distribusi Pasien Berdasarkan Jenis Kelamin

2003). Hiperglikemia juga menyebabkan leukosit penderita diabetes mellitus tidak normal sehingga fungsi khemotaksis di lokasi radang terganggu.

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. A. Gambaran Umum Rumah Sakit RSUD dr. Moewardi. 1. Rumah Sakit Umum Daerah dr. Moewardi

Stara I pada K

EVALUASI KERASIONALAN PENGOBATAN PADA PASIEN DIABETES MELITUS TIPE 2 DI INSTALASI RAWAT INAP RSU YARSI PONTIANAK NASKAH PUBLIKASI

BAB 1 PENDAHULUAN. kelompok penyakit metabolic dengan karakteristik hiperglikemia yang

BAB I PENDAHULUAN UKDW. masyarakat. Menurut hasil laporan dari International Diabetes Federation (IDF),

Nidya A. Rinto; Sunarto; Ika Fidianingsih. Abstrak. Pendahuluan

INTISARI GAMBARAN KUALITAS HIDUP DAN KADAR GULA DARAH PASIEN DIABETES MELITUS RAWAT JALAN DI RSUD ULIN BANJARMASIN

BAB I PENDAHULUAN. secara efektif. Diabetes Melitus diklasifikasikan menjadi DM tipe 1 yang terjadi

UKDW BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Diabetes Melitus (DM) adalah suatu penyakit kronis yang terjadi baik ketika

BAB I PENDAHULUAN. dicapai dalam kemajuan di semua bidang riset DM maupun penatalaksanaan

NASKAH PUBLIKASI ELIT RIZAL FALAH K Oleh :

BAB I PENDAHULUAN. Berdasarkan perolehan data Internatonal Diabetes Federatiaon (IDF) tingkat

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

PHARMACY, Vol.08 No. 03 Desember 2011 ISSN

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. menggunakan insulin yang diproduksi dengan efektif ditandai dengan

HUBUNGAN BIAYA OBAT TERHADAP BIAYA RIIL PADA PASIEN RAWAT INAP JAMKESMAS DIABETES MELITUS DENGAN PENYAKIT PENYERTA DI RSUD ULIN BANJARMASIN TAHUN 2013

BAB I PENDAHULUAN. 90 mmhg.penyakit hipertensi telah menjadi masalah utama dalam masyarakat

PENGARUH SENAM KAKI DIABETIK TERHADAP NYERI KAKI PADA PASIEN DIABETES MELLITUS DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS DELANGGU

BAB I PENDAHULUAN. I.1. Latar Belakang. Diabetes Mellitus (DM) merupakan penyakit kronis. yang telah menjadi masalah global dengan jumlah

Saputri, et al, Studi Pengobatan Diabetes Melitus Tipe 2 dengan Komplikasi Hipertensi di Instalasi...

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang

I. PENDAHULUAN. masalah utama dalam dunia kesehatan di Indonesia. Menurut American. Diabetes Association (ADA) 2010, diabetes melitus merupakan suatu

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

AZIMA AMINA BINTI AYOB

HUBUNGAN KADAR GULA DARAH DENGAN KECEMASAN PADA PASIEN DIABETES MELLITUS DI RUMAH SAKIT ISLAM SURAKARTA

Rasionalitas Penggunaan Antibiotika Pada Pasien Diabetes Mellitus Tipe 2 dengan Komplikasi Ulkus Diabetika

BAB I PENDAHULUAN. insulin yang tidak efektif. Hal ini ditandai dengan tingginya kadar gula dalam

BAB I PENDAHULUAN. Diabetes Melitus (DM) merupakan kelompok penyakit metabolic dengan karakteristik

BAB I PENDAHULUAN. sumber daya manusia Indonesia seutuhnya. Visi Indonesia sehat yang diharapkan

BAB I PENDAHULUAN UKDW. insulin, kerja insulin, atau kedua-duanya. DM merupakan penyakit degeneratif

BAB 1 : PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang American Diabetes Association (ADA) menyatakan bahwa Diabetes melitus

BAB I PENDAHULUAN. Diabetes Melitus (DM) merupakan penyakit metabolisme dari karbohidrat,

BAB 1 : PENDAHULUAN. karena diabetes mencapai orang per tahun. (1) diabetes mellitus. Sehingga membuat orang yang terkena diabetes mellitus

Pola Komplikasi Kronis Penderita Diabetes Melitus Tipe 2 Rawat Inap di Bagian Penyakit Dalam RS. Dr. M. Djamil Padang Januari Desember 2012

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. A. Rancangan Penelitian. oral yang digunakan pada pasien Prolanis di Puskesmas Karangpandan Kabupaten

BAB I PENDAHULUAN. Diabetes melitus (DM) adalah penyakit akibat adanya gangguan

Kata kunci: Diabetes melitus, obat hipoglikemik oral, PERKENI.

BAB I PENDAHULUAN. untuk bereaksi terhadap insulin dapat menurun, dan pankreas dapat menghentikan

ABSTRACT. Keywords: Drug Related Problems, diabetes mellitus type 2, antidiabetic drugs ABSTRAK

PENGARUH PEMBERIAN DIIT DM TINGGI SERAT TERHADAP PENURUNAN KADAR GULA DARAH PASIEN DM TIPE-2 DI RSUD SALEWANGANG KAB. MAROS

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. yang paling sering dijumpai pada pasien-pasien rawat jalan, yaitu sebanyak

I. PENDAHULUAN. usia harapan hidup. Dengan meningkatnya usia harapan hidup, berarti semakin

ABSTRAK. Hubungan Penurunan Pendengaran Sensorineural dengan Pasien Diabetes Melitus Tipe 2 Terkontrol dan Tidak Terkontrol di RSUP Sanglah

BAB 1 PENDAHULUAN. menggunakan insulin yang telah diproduksi secara efektif. Insulin merupakan

BAB.I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Penelitian. Diabetes Melitus adalah penyakit kelainan metabolik yang memiliki

UKDW BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Pada dasarnya penyakit dibagi menjadi menular dan penyakit

IDENTIFIKASI DRUG RELATED PROBLEMS

HUBUNGAN PERILAKU PASIEN DALAM PERAWATAN DIABETES MELITUS DENGAN ULKUS DIABETIKUM PADA PASIEN DIABETES MELITUS DI RUANG RINDU A1 DAN A2 RSUP H

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Diabetes Mellitus (DM) merupakan penyakit metabolik yang

BAB I PENDAHULUAN. insulin, kerja insulin, atau kedua-duanya. Hiperglikemia kronik pada diabetes

BAB 1 PENDAHULUAN. keberadaannya sejak abad 19 (Lawson, 1989). Flora konjungtiva merupakan

BAB 1 PENDAHULUAN. American Heart Association, 2014; Stroke forum, 2015). Secara global, 15 juta

ABSTRAK GAMBARAN KARAKTERISTIK PASIEN RAWAT INAP DIABETES MELITUS TIPE 2 DI RUMAH SAKIT IMMANUEL BANDUNG PERIODE 1 JANUARI DESEMBER 2012

EVALUASI KETEPATAN TERAPI PADA PASIEN DIABETES MELLITUS TIPE 2 DI INSTALASI RAWAT INAP RSUP DR. SOERADJI TIRTONEGORO KLATEN PERIODE JANUARI - JUNI

Transkripsi:

PROFIL PENGOBATAN PASIEN DIABETES MELLITUS TIPE DI INSTALASI RAWAT INAP RSUD UNDATA PALU TAHUN 0 Sri Rahayu Yulianti *, Alwiyah Mukaddas, Inggrid Faustine Prodi Farmasi, Untad Lab. Farmakologi dan Farmasi Klinik, Prodi Farmasi, Untad ABSTRACT Diabetes mellitus (DM) is a metabolic disease prevalence increasing year by year. DM disease characterized by hyperglikemia that caused by abnormalities of insulin secretion, insulin activity or both. DM consists of two main types, namely DM type and type. This research aims to know the profile of the treatment of type DM in Undata hospital using method a retrospective medical record by noting that in accordance with the criteria of inclusion and exclusion. Among 47 population, 69 was taken as samples, then its characteristic were described based on each variable, resulting in a frequency distribution and proportion of each variable. The results showed that the most common therapy for type DM was rapid acting insulin (novorapid), and the most common used of oral antidiabetic was metformin, and is most often treatment was combination of metformin and glimepirid. Key Word : Diabetes Mellitus, Insulin, Oral Antidiabetic ABSTRAK Diabetes Mellitus (DM) merupakan suatu penyakit metabolik yang prevalensinya semakin meningkat dari tahun ke tahun. Penyakit DM ditandai dengan karakteristik hiperglikemia yang terjadi karena kelainan sekresi insulin, kerja insulin atau kedua-duanya. Secara klinis DM terdiri dari dua tipe utama yaitu DM tipe dan DM tipe. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui profil pengobatan DM tipe di rumah sakit Undata menggunakan metode retrospektif dengan mencatat rekam medik yang sesuai dengan kriteria inklusi dan eksklusi. Dari 47 populasi, sampel yang diteliti sebanyak 69 yang kemudian dideskriptifkan dengan menjelaskan karakteristik tiap variabel, sehingga menghasilkan distribusi frekuensi dan persentase dari tiap variabel. Hasil penelitian menunjukkan bahwa terapi yang paling sering digunakan untuk terapi DM tipe adalah insulin rapid acting (novorapid), antidiabetik oral yang paling sering digunakan adalah metformin dan terapi kombinasi yang paling sering diberikan adalah kombinasi metformin dengan glimepirid. Kata Kunci : Diabetes mellitus, Insulin, Antidiabetik oral Corresponding author : ayhuerahayu03@gmail.com 40

I. LATAR BELAKANG Diabetes Mellitus merupakan salah satu penyakit metabolik yang prevalensinya semakin meningkat dari tahun ke tahun. Berdasarkan data yang ada, diketahui bahwa penyakit diabetes mellitus adalah salah satu penyakit yang masuk ke dalam 0 (sepuluh) besar penyakit di Indonesia. Populasi penderita diabetes di Indonesia diperkirakan berkisar antara,5 sampai,5%. Dengan jumlah penduduk sekitar 00 juta jiwa, berarti lebih kurang 3-5 juta penduduk Indonesia menderita diabetes (Anonim a, 006). Jumlah penderita DM di RSUD Undata Palu pada tahun 0 mencapai 9 orang dan pada tahun 0 jumlah penderitanya meningkat menjadi 47 orang. Pada penderita DM faktor resiko terjadinya komplikasi makrovaskular dan mikrovaskular, sehingga diperlukan pananganan dini untuk meningkatkan kualitas hidup pasien. Hal ini yang mendasari peneliti untuk melakukan penelitian terkait profil pengobatan diabetes mellitus tipe di Instalasi Rawat Inap RSUD Undata Palu Tahun 0. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui profil pengobatan pasien diabetes mellitus tipe di Instalasi Rawat Inap RSUD Undata Palu tahun 0. II. METODOLOGI Jenis penelitian yang digunakan dalam penelitian ini merupakan penelitian deskriptif yang dikerjakan secara retrospektif dengan melihat data rekam medik pasien Diabetes Mellitus (DM) yang menjalani rawat inap di RSUD Undata Palu dari tanggal Januari 0 3 Desember 0. III. HASIL DAN PEMBAHASAN 3.. Karakteristik Pasien Tabel Distribusi karakteristik pasien pasien diabetes mellitus yang dirawat inap di RSUD Undata Palu tahun 0 Karakteristik Pasien a. Jenis Kelamin Laki-laki perempuan Jumlah pasien Persentase (%) 3,8 47 68, Total 69 00 b. Umur 8-40 tahun 4-60 tahun 6 tahun 50 7,9 7,5 4,6 Total 69 00 Jumlah penderita DM lebih dominan berjenis kelamin perempuan, hal ini dikarenakan secara umum aktivitas perempuan lebih sedikit dibanding dengan aktivitas laki-laki. Besarnya aktivitas lakilaki membuat ambilan glukosa lebih besar, sehingga kemungkinan terjadinya hiperglikemia semakin berkurang. 4

Faktor resiko DM umumnya meningkat di usia lebih dari 40 tahun, hal ini disebabkan pada kisaran usia tersebut metabolisme tubuh mulai menurun sehingga terjadi penyusutan sel-sel beta yang progresif, sel beta yang tersisa pada umumnya masih aktif tetapi sekresi insulinnya berkurang selain itu, kepekaan reseptornya mulai menurun yang mengakibatkan terjadinya hiperglikemia. Hal ini kemungkinan dipengaruhi oleh perubahan pola makan serta kurangnya aktivitas fisik, contohnya berolahraga. Dari hasil penelitian sebesar 7,90% DM terjadi pada pasien berumur 4 60 tahun, Hasil penelitian ini sesuai dengan penelitian Arifin Ibrahim, yang menyatakan bahwa penderita DM dominan berumur 40-60 tahun (7,5%) dari 34 kasus. 3.. Karakteristik Klinik. Distribusi jumlah pasien DM tipe dan Penyakit Penyerta Tabel Distribusi jumlah pasien DM tipe dan penyakit penyerta DM tipe yang di rawat inap di RSUD Undata Palu Tahun 0 Diabetes Mellitus,DM; Infeksi Saluran Kemih,ISK; Cronic Heart Failure,CHF; Non Hemorage Stroke,NHS; Hipertension Heart Disease;HHD; Penyakit Jantung Koroner,PJK. Sebagian besar diagnosis akhir pasien diabetes melitus yaitu DM tipe + hipertensi dengan persentase sebesar 8,84%, DM tipe tanpa komplikasi sebesar 7,39%, DM tipe + Ulkus dan DM tipe + dispepsia masing-masing sebesar 3,04%. Persentase DM tipe + hipertensi menempati urutan pertama, Hal ini dikarenakan hipertensi lebih banyak,5 sampai 3 kali lipat ditemukan pada penderita diabetes mellitus dibanding dengan yang tanpa diabetes mellitus. Penelitian ini juga sesuai dengan penelitian 4

Arifin Ibrahim yang menyatakan bahwa sebagian besar (50%) penderita DM tipe mengalami komplikasi hipertensi. Persentase DM tipe + ulkus juga cukup besar yaitu,86%. Hal ini kemungkinan disebabkan oleh penurunan daya tahan tubuh penderita diabetes mellitus sehingga lebih rentan mengalami infeksi. Ulkus biasanya melibatkan banyak mikroorganisme seperti bakteri staphylococcus, streptococcus, bakteri batang gram negatif dan kuman anaerob, kadar glukosa darah yang tinggi juga dapat memperburuk infeksi (Arifin, 007). b. DM Tipe + ulkus c. DM Tipe + Dispepsia. Terapi Pasien Tipe dan penyakit penyertanya Tabel 3 Distribusi terapi pasien DM tipe dan penyakit penyerta DM tipe yang di rawat inap di RSUD Undata Palu Tahun 0 a. DM Tipe Terapi Frekuensi % DM Tipe Glikuidon Metformin Glimepirid Gliclazid Novorapid Novorapid + metformin Novorapid + glimepirid Novorapid + lantus 3 6 7,65,76,76 35,9 7 00 d. DM Tipe + Hipertensi 43

Terapi insulin pada DM tipe dapat dimulai antara lain untuk pasien dengan kegagalan terapi oral, kendali kadar glukosa darah yang buruk (Ac > 7,5 %) atau kadar glukosa darah puasa > 50 mg/dl) (Rismayanthi, 0). Novorapid merupakan tipe insulin yang bekerja cepat (rapid acting), insulin ini memungkinkan penggantian insulin pada waktu makan secara fisiologis karena mula kerjanya yang cepat, keuntungan lainnya yaitu karena insulin ini dapat diberikan segera sebelum makan tanpa mengganggu kontrol glukosa (Katzung, 00). Untuk monoterapi antidiabetik oral (ADO), pasien dominan diberikan metformin, metformin bekerja menurunkan kadar glukosa darah dengan memperbaiki transport glukosa ke dalam sel-sel otot. Obat ini memperbaiki uptake glukosa sampai sebesar 0-40% serta menurunkan produksi glukosa hati dengan jalan mengurangi glikogenolisis dan glukoneogenesis (Anonim a, 006). Selain itu, pasien juga menerima terapi kombinasi insulin dengan ADO untuk pasien DM tipe yang tidak merespon secara maksimal terapi oral, insulin dapat dikombinasi dengan sulfonilurea (glimepirid, gliclazid, glibenclamid), maupun dengan biguanida (metformin) (Katzung, 00). Pada penderita DM, kondisi hiperglikemia yang persisten dan pembentukan protein yang terglikasi (termasuk HbAc) menyebabkan dinding pembuluh darah menjadi makin lemah dan rapuh sehingga terjadi penyumbatan pada pembuluh-pembuluh darah kecil. Hal inilah yang mendorong timbulnya komplikasi-komplikasi mikrovaskuler, diantaranya neuropati (Anonim a, 006). Neuropati terjadi karena peningkatan aliran arteri distal dan tekanan tersebut membuat kerusakan saraf simpatis sehingga mempengaruhi penurunan produksi kelenjar keringat, dengan gejala yaitu anhydrosis, kulit kaki kering dan pecah-pecah dikaki khususnya diantara jari yang dapat menyebabkan luka (Purwanti, 009). Antibiotik yang sering digunakan pada terapi ini adalah ceftriaxone (,6%), ceftriaxone merupakan antibiotik golongan sefalosporin generasi ketiga yang lebih aktif pada mikroba gram negatif, yang dapat mengatasi infeksi pada jaringan lunak maupun kulit (Anonim b, 007). Lansoprazole merupakan golongan pompa proton inhibitor, bekerja dengan menghambat sekresi asam lambung, baik yang disebabkan oleh makanan, insulin atau kafein. Gangguan fungsi saluran cerna merupakan masalah yang sering ditemui pada penderita diabetes mellitus, dimana hal ini kemungkinan berkaitan dengan terjadinya disfungsi neurogenik 44

dari saluran cerna tersebut atau kelainan motilitas lambung yang memicu terjadinya dispepsia (Sutadi, 003). Lebih dari 50% penderita DM tipe mengalami hipertensi. Resistensi insulin berperan pada patogenesis hipertensi, insulin merangsang saraf simpatis, meningkatkan reabsorbsi natrium ginjal, mempengaruhi transport kation dan mengakibatkan hipertrofi sel otot polos pembuluh darah yang menyebabkan naiknya tekanan darah (Soegondo, 009). Pasien dominan mendapatkan terapi amlodipin (4%) untuk pengobatan hipertensi, amlodipin merupakan golongan calcium channel blocker, golongan ini tidak berbahaya serta efektif untuk pengelolaan hipertensi pada pasien DM tipe (Ansa, 0). Obat ini bekerja dengan menghambat pemasukan ion kalsium ekstra sel ke dalam sel, obat ini bekerja dari sisi dalam membran dan terikat dengan lebih efektif pada kanal membran yang terdepolarisasi. Ikatan obat menurunkan frekuensi pembukaan kanal kalsium, hasilnya terjadi penurunan aliran kalsium transmembran yang menghasilkan relaksasi otot polos pembuluh darah dan menyebabkan penurunan tekanan darah (Katzung, 00). Terapi yang paling sering digunakan untuk mengatasi diabetes mellitus tipe di Rumah sakit undata palu adalah terapi insulin rapid acting, antidiabetik oral yang paling sering digunakan adalah metformin dan penggunaan terapi kombinasi yang paling sering adalah metformin kombinasi dengan glimepirid. IV. DAFTAR PUSTAKA American Diabetes Association, 00, Position Statment : Standards of Medical Care in Diabetes, Diabetes Care, 35(Suppl.). Anonim a, 006, Pharmaceutical Care Untuk Penyakit Diabetes Mellitus, Departemen Kesehatan RI, Jakarta. Anonim b, 007, Farmaterapi dan Toksikologi Edisi V, Fakultas Kedokteran UI, Jakarta. Ansa, DA., Goenawi,RL., Tjitrosantoso,MH, 0, Kajian Penggunaan Obat Antihipertensi Pada Pasien Diabetes Mellitus Tipe di Instalasi Rawat Inap BLU RSUP DR.R.D. Kandou Manado Periode Januari-Desember 00, FMIPA Unsrat, Manado Arifin,I., Prasetyaningrum,E., Andayani,TM, 007, Evaluasi Kerasionalan Pengobatan Diabetes Mellitus Tipe pada Pasien Rawat Inap di Rumah Sakit Bhakti Wira Tamtama Semarang Tahun 006, Universitas Wahid Hasyim, Semarang Katzung, Betram G, 00, Farmakologi dasar dan Klinik, Edisi 0, EGC, Jakarta. Purwanti,OS, 009, Hubungan Faktor Resiko Neuropati dengan Kejadian Ulkus Kaki pada Pasien DM di RSUD Moewardi Surakarta, Fakultas Ilmu Kesehatan Universitas Muhammadiyah, Surakarta. Rismayanthi, C, 0, Terapi Insulin Sebagai Alternatif Pengobatan 45

Bagi Penderita Diabetes, Pendidikan kesehatan, Surakarta. Soegondo, S, 009, Farmakoterapi Pada Pengendalian Glikemia Diabetes Mellitus Tipe, dalam : Sudoyo, AW., Setiyohadi, B., Alwi, I., dkk, Buku Ajar Ilmu Penyakit Dalam. Jilid III, Internal Publishing, Jakarta. Sutadi,SM, 003, Gastroparesis Diabetika, Fakultas Kedokteran Bagian Ilmu Penyakit Dalam Universitas Sumatra Utara, Sumatra Utara 46