BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Rianti Febriani Setia, 2013

dokumen-dokumen yang mirip
BAB I PENDAHULUAN. Belajar bahasa pada hakikatnya adalah belajar berkomunikasi. Oleh karena

PENERAPAN PEMBELAJARAN BERBASIS MASALAH DALAM MEMBACA EKSTENSIF TEKS NONSASTRA PADA SISWA KELAS X SMA. Rianti Febriani Setia

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Nadhira Destiana, 2013

2014 KEEFEKTIFAN MOD EL PEMECAHAN MASALAH (PROBLEM SOLVING) D ALAM PEMBELAJARAN MENULIS TEKS D ISKUSI

2015 PENERAPAN MODEL EXPERIENTIAL LEARNING DALAM PEMBELAJARAN MENULIS TEKS BERITA

2016 PENERAPAN TEKNIK THINK-TALK-WRITE (TTW) DALAM PEMBELAJARAN MENULIS TEKS BERITA

BAB 1 PENDAHULUAN. Penerapan Metode Shatred Reading Dalam Pembelajaran Membaca Teks Cerita Anak

2015 PENERAPAN TEKNIK THINK-TALK-WRITE (TTW) DALAM PEMBELAJARAN MENULIS TEKS TANGGAPAN DESKRIPTIF

BAB 1 PENDAHULUAN. mencapai tingkat keberhasilan yang maksimal. Banyak orang yang sulit

BAB I PENDAHULUAN. komunikasi. Bahasa Indonesia merupakan salah satu pelajaran yang diajarkan di

2016 PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE ROUND TABLE DALAM PEMBELAJARAN MENULIS TEKS BERITA

BAB 1 PENDAHULUAN. Keterampilan berbahasa mencakup keterampilan menyimak, berbicara,

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Arin Rukniyati Anas, 2013

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Menulis merupakan satu dari empat keterampilan berbahasa Indonesia

BAB 1 PENDAHULUAN. kebahasaan dan keterampilan berbahasa. Pengetahuan kebahasaan meliputi

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Penelitian Marsinta Dewi, 2013

BAB I PENDAHULUAN. manusia dengan yang lainnya. Keterampilan berbahasa yang dimiliki manusia

BAB 1 PENDAHULUAN. Dwi Sukmalanita, 2013 Keefektifan Teknik Kelompok Investigasi Dalam Pembelajaran Menulis Teks Berita

BAB I PENDAHULUAN. kompetensi siswa dalam bidang-bidang tertentu. Penguasaan keterampilan dalam

PENINGKATAN KUALITAS PEMBELAJARAN MENULIS KARANGAN PERSUASI DENGAN MEDIA POSTER IKLAN BERTEMA LINGKUNGAN PADA SISWA

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pembelajaran bahasa Indonesia terdiri dari empat aspek keterampilan

BAB I PENDAHULUAN. Mardwitanti Laras, 2014 Penerapan Teknik Parafrase dengan Pengandaian 180 Derajat berbeda dalam pembelajaran

BAB 1 PENDAHULUAN. berbahasa yang bersifat produktif dan keterampilan berbahasa yang bersifat

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

KEEFEKTIFAN STRATEGI INKUIRI YURISPRUDENSIAL DENGAN MEDIA TAYANGAN BERITA DALAM PEMBELAJARAN MENULIS TEKS EKSPLANASI

BAB I PENDAHULUAN. mudah dipahami oleh orang lain. Selain itu menulis berarti mengorganisasikan

2013 PENGARUH MODEL COOPERATIVE LEARNING TIPE JIGSAW

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB 1 PENDAHULUAN. ke jenjang menengah itu, pelajaran Bahasa dan Sastra Indonesia merupakan

2015 PENERAPAN METODE SUGESTI-IMAJINASI DENGAN MEDIA VIDEO DALAM PEMBELAJARAN MENULIS TEKS ULASAN DRAMA

2015 KEEFEKTIFAN TEKNIK EXAMPLE NON EXAMPLE BERMEDIA GAMBAR DALAM PEMBELAJARAN MENULIS TEKS NEGOSIASI

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Penelitian

BAB 1 PENDAHULUAN Latar Belakang Fersil Viali, 2016 Penerapan Metode Copy The Master dalam Pembelajaran Menulis Petunjuk

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah Stella Talitha, 2013

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan pada dasarnya adalah usaha sadar untuk menumbuh kembangkan

BAB I PENDAHULUAN. untuk meningkatkan kualitas pembelajaran. Melalui penguasaan keterampilan. jenis tulisan baik tulisan fiksi maupun nonfiksi.

2015 PENERAPAN TEKNIK MENULIS BERANTAI DALAM PEMBELAJARAN MENULIS TEKS ULASAN FILM ATAU DRAMA

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

PENERAPAN MODEL EXPERIENTIAL LEARNING DALAM PEMBELAJARAN MENULIS TEKS LAPORAN HASIL OBSERVASI

BAB I PENDAHULUAN. mendapatkan ilmu pengetahuan dari guru dalam proses belajar-mengajar. membimbing dan memfasilitasi siswa dalam kegiatan belajar.

BAB 1 PENDAHULUAN. dalam hal berpikir kritis peserta didik dimulai dari jenjang Sekolah Dasar sampai dengan

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

BAB 1 PENDAHULUAN. baca-tulis bangsa Indonesia. Budaya baca-tulis di Indonesia masih kurang

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Pembelajaran bahasa pada hakikatnya adalah belajar berkomunikasi,

BAB I PENDAHULUAN. Pada bagian ini akan dijelaskan tentang latar belakang masalah penelitian,

2015 PENERAPAN METODE COOPERATIVE INTEGRATED READING AND COMPOSITION (CIRC) DENGAN MEDIA KARTU PELENGKAP DALAM PEMBELAJARAN MEMBACA TEKS CERITA ANAK

BAB I PENDAHULUAN. Bahasa seseorang dapat mencerminkan pikirannya. Semakin terampil

BAB I PENDAHULUAN. yaitu, menyimak, berbicara, membaca, dan menulis. Keempat hal tersebut

BAB I PENDAHULUAN. selalu diupayakan pemerintah dengan berbagai cara, seperti penataan guru-guru,

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian

BAB I PENDAHULUAN. dikuasai dan dipahami oleh guru, yaitu kemampuan menggunakan berbagai

BAB I PENDAHULUAN. penting untuk diajarkan di sekolah. Oleh karena itu, pelajaran Bahasa dan

BAB I PENDAHULUAN. global. Salah satu komponen penting dari sistem pendidikan tersebut adalah kurikulum,

2015 PENERAPAN METODE PEMBELAJARAN BERBASIS MASALAH DALAM PEMBELAJARAN MENULIS TEKS EKSPLANASI KOMPLEKS

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pembelajaran Bahasa Indonesia mengalami perkembangan yang pesat.

BAB 1 PENDAHULUAN. lisan, sedangkan membaca dan menulis terjadi dalam komunikasi secara tertulis.

PENERAPAN PENDEKATAN KOOPERATIF TIPE INVESTIGASI KELOMPOK DALAM PEMBELAJARAN MENULIS TEKS BERITA

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pelajaran bahasa Indonesia sangatlah penting diterapkan dalam dunia

BAB 1 PENDAHULUAN. membaca, dan menulis. Berbicara merupakan salah satu dari empat aspek

pembelajaran berbahasa dan kegiatan berbahasa dalam kehidupan sehari-hari karena antara satu dengan yang lainnya memiliki keterkaitan yang erat.

BAB I PENDAHULUAN. Universitas Pendidikan Indonesia repository.upi.edu perpustakaan.upi.edu

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pembelajaran bahasa adalah belajar berkomunikasi, mengingat bahasa

BAB I PENDAHULUAN. Keterampilan menulis merupakan salah satu kompetensi harus dikuasai

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Tanti Agustina, 2013

BAB III METODE PENELITIAN

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Bahasa Indonesia yang merupakan bahasa nasional mempunyai fungsi

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Pembelajaran bahasa Indonesia di sekolah dasar merupakan pembelajaran

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Keterampilan menulis merupakan salah satu aspek kemampuan berbahasa

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan adalah usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan suasana

BAB I PENDAHULUAN. perangkat media pembelajaran, dan lain-lain. Melalui usaha ini diharapkan proses

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. mampu berinteraksi dengan lingkungan dengan selayaknya. meningkatkan dan mengembangkan kualitas Sumber Daya Manusia (SDM).

BAB I PENDAHULUAN. sehingga orang-orang lain dapat membaca lambang-lambang grafik

BAB I PENDAHULUAN. terampil menulis, agar mereka dapat mengungkapkan ide, gagasan, ataupun

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Diki Sumarna, 2013

2015 PENERAPAN TEKNIK COPY THE MASTER BERORIENTASI SILANG WATAK DALAM PEMBELAJARAN MENULIS CERITA MORAL/FABEL

BAB I PENDAHULUAN. memiliki tujuan agar siswa terampil menyimak, terampil berbicara, terampil

BAB I PENDAHULUAAN. kaidah-kaidah tata bahasa kemudian menyusunnya dalam bentuk paragraf.

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Penelitian Annisa Octavia Koswara, 2015

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan merupakan kebutuhan primer bagi setiap manusia. Dengan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

BAB 1 PENDAHULUAN. Dalam pengajaran bahasa dan sastra Indonesia terdapat empat keterampilan

SKRIPSI Untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan Guna Mencapai Derajat S-1 Pendidikan Bahasa, Sastra Indonesia, dan Daerah

BAB I PENDAHULUAN. Keempat aspek tersebut memiliki hubungan yang erat satu sama lain.

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Devi Lamria Hasibuan, 2013

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN BERBASIS MASALAH DENGAN BANTUAN MEDIA VIDEO UNTUK MENINGKATKAN KETERAMPILAN MENULIS TEKS EKSPOSISI SISWA

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. karena itu, dalam pembelajaran bahasa Indonesia, siswa diarahkan untuk

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pada dasarnya setiap orang yang belajar bahasa dituntut untuk menguasai

BAB V SIMPULAN DAN SARAN. Model Kreatif Pemecahan Masalah dalam pembelajaran menulis karangan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Keterampilan menulis merupakan salah satu dari empat keterampilan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Penelitian

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

I. PENDAHULUAN. Bagian ini akan dibahas beberapa hal yang berkaitan dengan latar belakang

PENGARUH PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN COOPERATIVE INTEGRETED READING AND COMPOSITION

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. berkomunikasi dengan baik, seseorang perlu belajar cara berbahasa yang baik

Transkripsi:

1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Bahasa dan Sastra Indonesia merupakan salah satu mata pelajaran yang penting untuk diajarkan di sekolah. Oleh karena itu, pelajaran Bahasa dan Sastra Indonesia terdapat pada setiap jenjang pendidikan, mulai dari SD, SMP, dan SMA. Pada hakikatnya pengajaran Bahasa dan Sastra Indonesia bertujuan untuk mengajarkan dan mengarahkan keterampilan berbahasa siswa di masyarakat. Karena belajar bahasa merupakan sebuah keterampilan, keterampilan tersebut harus diasah agar semakin berkembang. Selain pengajaran, pendidik juga berpengaruh dalam proses pembelajaran di sekolah. Pendidik berperan untuk menciptakan suasana belajar yang aktif. Pembelajaran aktif merupakan proses belajar yang menumbuhkan dinamika bagi peserta didik untuk mengartikulasikan dunia idenya dan mengkonfrontir ide itu dengan dunia realitas yang dihadapinya. Melalui pembelajaran yang aktif siswa diharapkan dapat belajar dengan senang, kompetitif, dan mampu menumbuhkan motivasi belajar dalam dirinya. Di dalam kurikulum tercantum empat keterampilan berbahasa yang dijadikan sebagai standar kompetensi, yaitu keterampilan menyimak, berbicara, menulis, dan membaca. Dari keempat keterampilan tersebut, membaca merupakan keterampilan yang sangat penting. Walaupun begitu pentingnya kemampuan membaca, banyak masyarakat yang malas untuk membaca. Kegiatan membaca menurut mereka merupakan kegiatan yang membosankan dan membuat mengantuk karenanya mereka lebih suka mendengarkan atau berbicara daripada membaca. 1

2 Sebuah tulisan tidak akan menjadi jembatan informasi yang baik ketika tingkat kemam puan membaca pembaca rendah karena informasi yang hendak penulis sampaikan tidakakan tersampaikan secara untuh kepada pembaca. Badan Pusat Statistik (BPS) pada tahun 2010 menunjukkan bahwa masyarakat kita belum menjadikan kegiatan membaca sebagai sumber utama mendapatkan informasi. Orang lebih banyak tertarik dan memilih menonton TV (85,9%), radio (40,3%), dan membaca koran hanya (23,5%). Kemampuan membaca siswa yang rendah mengakibatkan sulitnya mereka menguasai pembelajaran atau mendapatkan informasi yang lebih sehingga pengetahuan mereka pun terbatas. Dalam artikel yang berjudul Kajian Keterbacaan Berdasarkan Perspektif Peristiwa Membaca, Suherli (2008) mengungkapkan hal berikut. Ruang lingkup penelitian PISA dalam mengukur kemampuan baca siswa adalah (1) kebiasaan membaca, yaitu berapa lama para siswa itu membaca setiap harinya, (2) bahan bacaan yang dibaca (majalah, buku fiksi, nonfiksi, komik, buku pelajaran, surat kabar, dll.), (3) sikap membaca. Sikap membaca siswa kurang baik, seperti sering mengulang bacaan karena mereka tidak bisa menangkap isi bacaan. Sikap membaca siswa seringkali tidak baik, seperti sering kalinya mengulang bacaan beberapa kali karena mereka tidak bisa menangkap isi bacaan. Hal itu terjadi karena mereka tidak memiliki skema bacaan dalam otak mereka sebelum mulai membaca teks bacaan. Sebelum membaca, mereka tidak memerhatikan apa isi bacaan yang akan mereka baca. Dengan demikian, saat dihadapkan pada pertanyaan mengenai teks tersebut, mereka mengulang kembali bacaan yang mereka baca. Dalam membaca terdapat dua jenis membaca, yaitu membca nyaring dan membaca dalam hati. Jenis membaca yang akan peneliti ambil adalah jenis membaca ekstensif salah satu bagian dari membaca dalam hati. Kebanyakan masyarakat sering melakukan membaca dalam hati. Selain lebih efisien, membaca dalam hati tidak akan mengganggu orang yang berada di sekitar kita. Salah satu bagian dari membaca dalam hati adalah membaca ekstensif. Membaca ekstensif 2

3 adalah membaca untuk kesenangan dengan penekanan pada pemahaman umum, objeknya meliputi sebanyak mungkin teks dalam waktu yang sesingkatsingkatnya. Siswa terkadang sulit dalam memahami gagasan-gagasan yang terdapat dalam bacaan sedangkan membaca ekstensif ini menuntut siswa untuk dapat menangkap gagasan-gagasan yang terdapat dalam teks bacaan dengan membaca secara sekilas dan dalam waktu yang singkat. Untuk dapat meningkatkan kemampuan membaca ekstensif tersebut, pengajar haruslah memberikan metode, strategi atau teknik yang dapat membantu siswa menemukan gagasan-gagasan secara cepat. Pembelajaran berbasis masalah adalah sebuah pembelajaran yang menghadapkan siswa pada permasalahan-permasalahan praktis sebagai pijakan dalam pembelajaran atau dengan kata lain siswa belajar melalui permasalahanpermasalahan. Panen dalam Rusmono (2001: 85), mengatakan bahwa dalam pembelajaran dengan menitikberatkan pada masalah, siswa diharapkan untuk terlibat dalam proses penelitian yang mengharuskannya utnuk mengidentifikasi permasalahan, mengumpulkan data, dan menggunakan data tersebut untuk pemecahan masalah. Pembelajaran berbasis masalah ini memaksimalkan kemampuan otak siswa untuk berpikir dan menggali permasalahan yang diberikan guru yang harus mereka pecahkan seperti permasalahan pada membaca, peletakan inti paragraf dan gagasan atau ide pokok dari sebuah teks nonsastra. Dalam pelaksanaannya, guru mengorientasikan siswa kepada masalah terlebih dahulu. Setelah itu, siswa diorganisasikan untuk belajar dan menyelidiki masalah yang telah diberikan guru. Selanjutnya siswa menganalisis dan mengevaluasi proses pemecahan masalah dan merangkum materi yang telah dipelajari. Dan kegiatan yang terakhir adalah pelaksanaan tes. Dalam pembelajaran ini, guru menjadi fasilitator siswa bukan sebagai pemberi asupan materi. Penulis belum menemukan pembelajaran berbasis masalah ini digunakan dalam pembelajaran membaca sehingga penulis hendak mengujicobakan dalam pembelajaran membaca ekstensif. Dengan penggunaan pembelajaran berbasis masalah ini siswa diharapkan dapat lebih memahami dan dapat lebih berpikir 3

4 kreatif dalam menemukan gagasan atau ide pokok dalam teks nonsastra dalam menggunakan teknik membaca ekstensif. Ada beberapa peneliti terdahulu yang pernah melakukan kajian tentang topik membaca ekstensif. Agustina (2008) telah melakukan penelitian yang berjudul Pembelajaran Membaca Ekstensif Teks Berita dengan Menggunakan Teknik Jigsaw. Dalam skripsi tersebut, teknik yang digunakan adalah metode pembelajaran kooperatif yang menuntut siswa berkerja sama dalam membaca suatu teks dengan membaca ekstensif ini sehingga dengan bekerja sama gagasangagasan yang ditemukan dapat didiskusikan bersama-sama. Hasilnya, teknik tersebut kurang efisien digunakan dalam pembelajaran membaca karena setiap siswa pasti memiliki pandangan yang berbeda dalam menyimpulkan bacaannya dan kurangnya konsentrasi siswa pun dapat memengaruhi proses membaca siswa. Oleh karena itu, penulis berpendapat siswa haruslah dibiasakan untuk membuat skema gagasan dalam pikiran mereka sebelum mereka mulai membaca terutama dalam membaca ekstensif. Lalu, Suci (2008) melakukan penelitian yang berjudul Penerapan Model Problem Based Learning untuk Meningkatkan Partisipasi Belajar dan Hasil belajar Teori Akutansi Mahasiswa Jurusan Ekonomi. Hasil dari penelitian tersebut, model Problem Based Learning berhasil meningkatkan hasil dan partisipasi belajar mahasiswa. Dengan itu, penulis berkesimpulan bahwa pembelajaran berbasis masalah dapat pula digunakan untuk pembelajaran membaca karena garis besar dari pembelajaran adalah pembelajaran yang diawali dari masalah-masalah apa yang tidak diketahui dan telah diketahui oleh siswa. Atau menurut teori Ausubel, faktor yang paling penting yang mempengaruhi pembelajaran ialah apa yang telah diketahui siswa; yakinilah ini dan ajarilah ia demikian. Sehingga penelitian yang akan penulis rampungkan menggunakan pembelajaran berbasis masalah. Dengan melihat latar belakang yang telah dipaparkan, peneliti hendak mengujicobakan pembelajaran berbasis masalah dalam membaca ekstensif teks nonsastra. Peneliti berharap, pembelajaran berbasis masalah ini dapat membantu 4

5 siswa meningkatkan kemampuannya dalam membaca khususnya dalam membaca ekstensif. B. Masalah Masalah dalam penelitian ini diuraikan menjadi tiga hal, yaitu 1) identifikasi masalah, 2) batasan masalah, dan 3) rumusan masalah. 1. Identifikasi Masalah Berdasarkan latar belakang di atas, terdapat permasalahan-permasalahan yang timbul dalam pembelajaran keterampilan membaca ekstensif ini. Permasalahan tersebut adalah sebagai berikut. 1) Pembelajaran membaca sering dianggap sebagai pembelajaran yang sulit oleh siswa sehingga dijadikan suatu beban. 2) Siswa menganggap pembelajaran membaca itu membosankan dan membuat mereka mengantuk karena metode yang digunakan tidak menarik. 3) Siswa sering membaca secara berulang-ulang beberapa kali sehingga menghambur-hamburkan waktu. 4) Siswa sulit dalam menemukan gagasan dalam teks yang dibacanya. 5) Siswa tidak terbiasa membangun skema pemikiran tentang teks yang akan dibacanya sehingga menghambat pemahaman terhadap isi teks tersebut. 6) Metode yang digunakan oleh guru dalam pembelajaran membaca kurang bervariatif sehingga belum menghasilkan hasil yang optimal. 7) Guru terbilang jarang sekali menumbuhkan permasalahan terlebih dahulu dalam proses pembelajaran, termasuk dalam pembelajaran membaca. 8) Pembelajaran berbasis masalah menuntut siswa untuk lebih kreatif dalam menyajikan pikiran dan pengetahuannya. 2. Batasan Masalah Untuk lebih memfokuskan permasalahan, penulis akan membatasi masalah penelitian pada pembelajaran berbasis masalah dalam keterampilan membaca ekstensif teks nonsastra. Penelitian ini dilakukan di SMA Pasundan 3 Cimahi pada kelas X-1 sebagai kelas eksperimen dan kelas X-2 sebagai kelas kontrol. 5

6 Pendekatan penelitian yang digunakan adalah Quasiexperimental ini menggunakan desain pretest-postest control group.. 3. Rumusan Masalah Berdasarkan masalah yang telah dipaparkan di atas, penulis dapat merumuskan masalah dengan pertanyaan penelitian sebagai berikut. 1) Bagaimanakah tingkat kemampuan membaca ekstensif teks nonsastra siswa kelas X SMA Pasundan 3 Cimahi di kelas eksperimen? 2) Bagaimanakah tingkat kemampuan membaca ekstensif teks nonsastra siswa kelas X SMA Pasundan 3 Cimahi di kelas kontrol? 3) Apakah terdapat perbedaan yang signifikan antara kemampuan membaca ekstensif teks nonsastra siswa kelas X SMA Pasundan 3 Cimahi di kelas eksperimen dan di kelas kontrol? C. Tujuan dan Manfaat Penelitian Tujuan dan manfaat penelitian ini dapat diuraikan sebagai berikut. 1. Tujuan Penelitian Secara umum, penelitian ini bertujuan untuk mencari alternatif pembelajaran. Pembelajaran ini bermanfaat untuk menambah dan mengembangkan inovasi pembelajaran yang telah ada sebelumnya. Secara khusus, penelitian ini bertujuan untuk mengetahui hal-hal sebagai berikut: 1) kemampuan membaca ekstensif teks nonsastra di kelas eksperimen; 2) kemampuan membaca ekstensif teks nonsastra di kelas kontrol; 3) ada tidaknya perbedaan yang signifikan antara kemampuan membaca ekstensif teks nonsastra di kelas eksperimen dan di kelas kontrol. 2. Manfaat Penelitian Suatu penelitian yang dilakukan diharapkan dapat memberikan manfaat untuk semua pihak yang tersangkut dalam penelitian ini. Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan manfaat bagi perkembangan teknik pembelajaran dan dapat mengembangkan penggunaan pembelajaran berbasis masalah dalam 6

7 keterampilan membaca. Secara praktis, penelitian ini diharapkan dapat bermanfaat bagi 1) penulis, 2) pembaca, dan 3) guru. Adapun penjelasan dari ketiganya adalah sebagai berikut. 1) Bagi penulis, penelitian inidiharapkan dapat memberikan wawasan dalam penerapan strategi-strategi pengajaran bahasa Indonesia. 2) Bagi siswa, penelitian ini diharapkan dapat meningkatkan kemampuan siswa dalam membaca ekstensif sebuah teks nonsastra. 3) Bagi guru, penelitian ini diharapkan dapat dijadikan ajang latihan dalam menggunakan pembelajaran berbasis masalah sebagai salah satu strategi yang akan digunakan dalam pembelajaran membaca ekstensif teks nonsastra. D. Anggapan Dasar Anggapan dasar dalam penelitian ini adalah sebagai berikut. 1) Sesuai dengan kurikulum dan silabus yang berlaku bahwa membaca ekstensif merupakan salah satu jenis membaca yang harus dikuasai oleh siswa SMA kelas X. 2) Model pembelajaran adalah salah satu faktor yang mempengaruhi motivasi siswa dan keberhasilan sebuah pembelajaran. 3) Penggunaan pembelajaran berbasis masalah merupakan salah satu pembelajaran yang dapat meningkatkan daya pikir siswa untuk memecahkan sebuah masalah sehingga dapat dijadikan sebagai salah satu pembelajaran yang tepat dalam menunjang keterampilan membaca ekstensif teks nonsastra siswa. E. Hipotesis Dari kajian teori yang sudah penulis sajikan, dapatlah penulis merumuskan hipotesis dari penelitian ini. Hipotesis penelitian adalah terdapat perbedaan yang signifikan antara kemampuan membaca ekstensif teks nonsastra siswa di kelas eksperimen dan di kelas kontrol. 7

8 F. Metode dan Teknik Metode penelitian yang akan peneliti gunakan adalah metode eksperimen. Menurut Nazir (2003:63) penelitian ekperimen adalah penelitian yang dilakukan dengan mengadakan manipulasi terhadap objek penelitian serta adanya kontrol. Sedangkan menurut Syamsuddin dan Vismaia (2006:151) penelitan eksperimental dapat diartikan sebagai sebuah studi yang objektif, sistematis dan terkontrol untuk memperediksi atau mengontrol fenomena. Desain penelitian pada kuasi eksperimen ini menggunakan desain Quasieksperimental. Menurut Sugiyono (2010: 112) Desain ini mempunyai kelompok kantrol tetapi tidak dapat berfungsi sepenuhnya untuk mengontrol variabel-variabel luar yang mempengaruhi pelaksanaan-pelaksanaan eksperimen. Teknik yang digunakan dalam penelitian ini terbagi menjadi dua, yaitu teknik pengumpulan data dan teknik pengolahan data. Dalam pengumpulan data peneliti menggunakan instrumen tes. Tes digunakan untuk mengetahui hasil pembelajaran yang mencakup pra tes dan pasca tes. Pengolahan data peneliti lakukan untuk membuat data mentah yang diperoleh dari hasil pengumpulan data menjadi data yang bermakna dan dapat memberikan gambaran nyata mengenai permasalahan yang diteliti. G. Populasi dan Sampel Populasi dalam penelitian ini adalah siswa kelas X SMA Pasundan 3 Cimahi. Populasi yang terdapat di SMA Pasundan 3 Cimahi terdiri atas empat kelas. Dalam penelitian ini, peneliti mengambil sampel berdasarkan tujuan atau pertimbangan tertentu, yaitu kelas X-1 sebagai kelas eksperimen dan kelas X-2 sebagai kelas kontrol. H. Definisi Operasional Definisi operasional dari penelitian yang berjudul Penerapan Pembelajaran Berbasis Masalah dalam Membaca Ekstensif Teks Nonsastra adalah sebagai berikut. 8

9 1) Pembelajaran berbasis masalah dalam pembelajaran membaca ekstensif teks nonsastra adalah pembelajaran yang menghadapkan siswa kelas X SMA Pasundan 3 Cimahi pada permasalahan dalam membaca pemahaman teks atau karangan ilmiah secara sekilas untuk menemukan informasi dengan waktu yang cepat. 2) Keterampilan membaca ekstensif teks nonsastra adalah suatu keterampilan membaca pemahaman dengan cara membaca teks atau karangan ilmiah secara sekilas untuk menemukan informasi-informasi yang terdapat dalam teks dalam waktu yang cepat. 3) Teks nonsastra adalah teks atau karangan ilmiah yang berisi kejadian sesungguhnya dalam masyarakat yang bertujuan untuk menambah wawasan dan pengetahuan pembaca. 4) Kemampuan membaca ekstensif teks nonsastra adalah suatu kemampuan membaca dengan cara membaca teks atau karangan ilmiah secra sekilas untuk menemukan informasi-informasi yang terdapat dalam teks dalam waktu yang cepat. 9