PENGEMBANGAN JALAN PRODUKSI PERIKANAN DI KABUPATEN SIDOARJO. Oleh. Farida Hardaningrum ABSTRAK

dokumen-dokumen yang mirip
RANCANGAN: PENDEKATAN SINERGI PERENCANAAN BERBASIS PRIORITAS PEMBANGUNAN PROVINSI LAMPUNG TAHUN 2017

PENJELASAN ATAS PERATURAN DAERAH KABUPATEN JOMBANG NOMOR 21 TAHUN 2009 TENTANG RENCANA TATA RUANG WILAYAH KABUPATEN JOMBANG

Matriks Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah Tahun MISI 4 : Mengembangkan Interkoneksitas Wilayah

Bab II Bab III Bab IV Tujuan, Kebijakan, dan Strategi Penataan Ruang Kabupaten Sijunjung Perumusan Tujuan Dasar Perumusan Tujuan....

BAB I PENDAHULUAN. Unisba.Repository.ac.id

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 42 TAHUN 2008 TENTANG PENGELOLAAN SUMBER DAYA AIR DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

Lomba Penulisan Artikel HUT KORPRI Ke 43 Kabupaten Cilacap Mengangkat HARKAT, MINAPOLITAN Cilacap*

PEMERINTAH KABUPATEN MAHAKAM ULU TEMA RKPD PROV KALTIM 2018 PENGUATAN EKONOMI MASYRAKAT MENUJU KESEJAHTERAAN YANG ADIL DAN MERATA

KATA PENGANTAR RENCANA TATA RUANG WILAYAH KABUPATEN PACITAN

MATRIKS RANCANGAN PRIORITAS RKPD PROVINSI LAMPUNG TAHUN 2017

10 REKOMENDASI KEBIJAKAN PENGEMBANGAN KAWASAN MINAPOLITAN DI KABUPATEN KUPANG

Bab V POTENSI, MASALAH, DAN PROSPEK PENGEMBANGAN WILAYAH. 5.1 Potensi dan Kendala Wilayah Perencanaan

Rencana Tata Ruang Wilayah Kabupaten Banyuasin

Bab II. Tujuan, Kebijakan, dan Strategi 2.1 TUJUAN PENATAAN RUANG Tinjauan Penataan Ruang Nasional

KATA PENGANTAR. RTRW Kabupaten Bondowoso

BAB V KELAYAKAN KAWASAN DISTRIK AIMAS KABUPATEN SORONG

BAB X PEDOMAN TRANSISI DAN KAIDAH PELAKSANAAN. roses pembangunan pada dasarnya merupakan proses yang berkesinambungan,

Menunggu Jalur Lintas Selatan Pulau Jawa Menjadi Kenyataan

INDIKATOR PROGRAM UTAMA PEMBANGUNAN PEMANFAATAN RUANG KOTA GORONTALO TAHUN

ARAH KEBIJAKAN PENGEMBANGAN KONSEP MINAPOLITAN DI INDONESIA. Oleh: Dr. Sunoto, MES

RENCANA TATA RUANG WILAYAH KABUPATEN LAMONGAN

BAB IV PRIORITAS PEMBANGUNAN DAERAH TAHUN 2011

KATA PENGANTAR. Atas dukungan dari semua pihak, khususnya Bappeda Kabupaten Serdang Bedagai kami sampaikan terima kasih. Sei Rampah, Desember 2006

PEMBERDAYAAN EKONOMI MASYARAKAT DALAM KONSEP MINAPOLITAN

PERATURAN MENTERI DALAM NEGERI NOMOR 29 TAHUN 2008 TENTANG PENGEMBANGAN KAWASAN STRATEGIS CEPAT TUMBUH DI DAERAH DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

No. Program Sasaran Program Instansi Penanggung Jawab Pagu (Juta Rupiah)

MATRIKS ARAH KEBIJAKAN WILAYAH MALUKU

BAB III ISU ISU STRATEGIS BERDASARKAN TUGAS DAN FUNGSI Identifikasi Permasalahan berdasarkan tugas dan Fungsi

Konsep, Sistem, dan Mata Rantai Agribisnis

Pangkalanbalai, Oktober 2011 Pemerintah Kabupaten Banyuasin Badan Perencanaan Pembangunan Daerah dan Penanaman Modal

BUPATI CIAMIS PROVINSI JAWA BARAT PERATURAN BUPATI CIAMIS NOMOR 32 TAHUN 2015 TENTANG SENTRA PRODUKSI PERIKANAN UNGGULAN DI KABUPATEN CIAMIS

PERATURAN BUPATI REJANG LEBONG NOMOR 2 TAHUN 2013 TENTANG PENETAPAN KAWASAN STRATEGIS CEPAT TUMBUH DI KABUPATEN REJANG LEBONG BUPATI REJANG LEBONG,

I. PENDAHULUAN. nasional yang diarahkan untuk mengembangkan daerah tersebut. Tujuan. dari pembangunan daerah adalah untuk meningkatkan kesejahteraan

LAMPIRAN VII PERATURAN DAERAH KABUPATEN SLEMAN NOMOR 12 TAHUN 2011 TENTANG RENCANA TATA RUANG WILAYAH KABUPATEN SLEMAN TAHUN

PERATURAN MENTERI PEKERJAAN UMUM DAN PERUMAHAN RAKYAT REPUBLIK INDONESIA

Kawasan Cepat Tumbuh

BAB 2 GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN. 2.1 Geografi dan Demografi Kabupaten Sidoarjo

I. PENDAHULUAN. perekonomian nasional. Peran terpenting sektor agribisnis saat ini adalah

KATA PENGANTAR. Meureudu, 28 Mei 2013 Bupati Pidie Jaya AIYUB ABBAS

BAB II KONDISI WILAYAH STUDI

3. Pola hubungan spasial intra-interregional di Kapet Bima dapat diamati dari pergerakan arus barang dan penduduk antar wilayah, yakni dengan

PERANAN SEKTOR PERTANIAN KHUSUSNYA JAGUNG TERHADAP PERTUMBUHAN EKONOMI KABUPATEN JENEPONTO Oleh : Muhammad Anshar

MEWUJUDKAN PENGEMBANGAN DESA YANG BERKELANJUTAN MELALAUI PROGRAM PENGEMBANGAN KAWASAN PERDESAAN YANG BERKELANJUTAN (P2KPB)

BAB IV ANALISIS ISU-ISU STRATEGIS

KETENTUAN UMUM PERATURAN ZONASI. dengan fasilitas dan infrastruktur perkotaan yang sesuai dengan kegiatan ekonomi yang dilayaninya;

BAB IV GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN. Provinsi Lampung yang dikukuhkan berdasarkan Undang-Undang Negara Republik

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB IV GAMBARAN UMUM. A. Gambaran Umum Kabupaten Tulang Bawang Barat. Kabupaten Tulang Bawang Barat terletak di bagian utara Provinsi Lampung.

PEDOMAN TEKNIS KRITERIA DAN PERSYARATAN KAWASAN, LAHAN, DAN LAHAN CADANGAN PERTANIAN PANGAN BERKELANJUTAN

MPS Kabupaten Bantaeng Latar Belakang

BAB VI STRATEGI DAN ARAH KEBIJAKAN

BAB II KEBIJAKAN DAN STRATEGI

I. PENDAHULUAN. Otonomi Daerah dengan sistem desentralisasi diimplementasikan di

Rencana Tata Ruang Wilayah kota yang mengatur Rencana Struktur dan

PENYUSUNAN MASTERPLAN MINAPOLITAN KABUPATEN BONDOWOSO. Endang Siswati

RISALAH KESEPAKATAN PEMBAHASAN SIDANG KELOMPOK MUSRENBANG NASIONAL TAHUN 2010

IV. GAMBARAN UMUM DAERAH PENELITIAN. Kabupaten Tulang Bawang adalah kabupaten yang terdapat di Provinsi

I. PENDAHULUAN. Pembangunan nasional bertujuan untuk meningkatkan taraf hidup dan

Pengembangan Sektor Agro dan Wisata Berbasis One Sub-District One Misi Misi pengembangan Produk Unggulan Daerah Kab.

3.1 Penilaian Terhadap Sistem Perekonomian / Agribisnis

X. REKOMENDASI KEBIJAKAN PENGEMBANGAN KAWASAN AGROPOLITAN BERKELANJUTAN BERBASIS PETERNAKAN SAPI POTONG TERPADU DI KABUPATEN SITUBONDO

BAB VI STRATEGI PENGEMBANGAN KAWASAN AGROPOLITAN. 6.1 Konsep Pengembangan Kawasan Agropolitan

I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

5 GAMBARAN UMUM DAERAH PENELITIAN

Dasar Legalitas : UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 26 TAHUN 2007 TENTANG PENATAAN RUANG

BAB I PENDAHULUAN. telah mendapat prioritas utama dalam pembangunan nasional karena. pembangunan ekonomi diharapkan dapat menjadi motor penggerak

BAB I PENDAHULUAN. memiliki prospek cerah untuk dikembangkan, karena ikan lele merupakan. air tawar yang sangat digemari oleh masyarakat.

IV. GAMBARAN UMUM DAERAH PENELITIAN. Penggunaan lahan di Kabupaten Serang terbagi atas beberapa kawasan :

PERATURAN DAERAH KABUPATEN KEPULAUAN ANAMBAS NOMOR 03 TAHUN 2013 TENTANG RENCANA TATA RUANG WILAYAH KABUPATEN KEPULAUAN ANAMBAS TAHUN

Prodi Perencanaan Wilayah dan Kota Fakultas Teknik Sipil dan Perencanaan Institut Teknologi Sepuluh Nopember Surabaya 2010

5Kebijakan Terpadu. Perkembangan perekonomian Indonesia secara sektoral menunjukkan. Pengembangan Agribisnis. Pengertian Agribisnis

GAMBARAN UMUM PROPINSI KALIMANTAN TIMUR. 119º00 Bujur Timur serta diantara 4º24 Lintang Utara dan 2º25 Lintang

BAB - V PENETAPAN KAWASAN STRATEGIS

Faktor Penentu Pengembangan Industri Pengolahan Perikanan Di Kabupaten Sidoarjo melalui Pengembangan Ekonomi Lokal

I. PENDAHULUAN. Pembangunan infrastruktur merupakan bagian dari pembangunan nasional.

LKPJ BUPATI SEMARANG TAHUN 2013

PEMERINTAH DAERAH PROVINSI JAWA TIMUR PERATURAN DAERAH PROVINSI JAWA TIMUR NOMOR 15 TAHUN 2012 TENTANG PENYELENGGARAAN KOORDINASI PENYULUHAN

BAB I PENDAHULUAN. pengembangan, yaitu : konsep pengembangan wilayah berdasarkan Daerah

BAB IV PERUMUSAN KLHS DAN REKOMENDASI RPJMD

INDIKATOR KINERJA MINAPOLITAN, INDUSTRIALISASI KP DAN BLUE ECONOMY SUNOTO, MES, PHD PENASEHAT MENTERI KELAUTAN DAN PERIKANAN BATAM, 22 SEPTEMBER 2014

BADAN PERENCANAAN PEMBANGUNAN DAERAH KABUPATEN BANGKA

PENDAHULUAN Latar Belakang

DAFTAR ISI. Halaman KATA PENGANTAR... DAFTAR ISI...

PENJELASAN PERATURAN DAERAH KABUPATEN SRAGEN NOMOR 11 TAHUN 2011 TENTANG RENCANA TATA RUANG WILAYAH KABUPATEN SRAGEN TAHUN

I. PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

PENJELASAN ATAS PERATURAN DAERAH PROVINSI JAWA BARAT NOMOR 28 TAHUN 2010 TENTANG PENGEMBANGAN WILAYAH JAWA BARAT BAGIAN SELATAN TAHUN

2016, No c. bahwa berdasarkan pertimbangan sebagaimana dimaksud dalam huruf a, dan huruf b, perlu menetapkan Peraturan Menteri Pekerjaan Umum d

BAB II TUJUAN, KEBIJAKAN, DAN STRATEGI PENATAAN RUANG WILAYAH PROVINSI BANTEN

BAB IV GAMBARAN UMUM WILAYAH

Kebijakan Perikanan Budidaya. Riza Rahman Hakim, S.Pi

FUNGSI : a. Perumusan kebijakan teknis di bidang pertanian yang meliputi tanaman pangan, peternakan dan perikanan darat b.

Dasar Legalitas : UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 26 TAHUN 2007 TENTANG PENATAAN RUANG

PROVINSI ACEH PERATURAN BUPATI BIREUEN NOMOR 35 TAHUN 2015 TENTANG PENGEMBANGAN KAWASAN PERDESAAN PERKEBUNAN DI KABUPATEN BIREUEN

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

V. GAMBARAN UMUM DAERAH PENELITIAN

1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

PERATURAN MENTERI KELAUTAN DAN PERIKANAN REPUBLIK INDONESIA, NOMOR PER.12/MEN/2010 TENTANG MINAPOLITAN

REVISI PERJANJIAN KINERJA TAHUN 2015

BAB I PENDAHULUAN. Tabel 1. Pertumbuhan PDB Kelompok Pertanian di Indonesia Tahun

PERATURAN MENTERI AGRARIA DAN TATA RUANG/ KEPALA BADAN PERTANAHAN NASIONAL NOMOR: TENTANG PEDOMAN PENGEMBANGAN KAWASAN BERORIENTASI TRANSIT

Transkripsi:

e-jurnal Spirit Pro Patria Volume 1 Nomor 1 April 2015 E-ISSN 2443-1532 PENGEMBANGAN JALAN PRODUKSI PERIKANAN DI KABUPATEN SIDOARJO Oleh Farida Hardaningrum ABSTRAK Keberadaan jalan produksi oleh para pelaku usaha budidaya perikanan dinilai dapat meningkatkan produktifitas perikanan dan pendapatan ekonomi masyarakat di wilayah Kabupaten Sidoarjo. Pengembangan jalan produksi di dalam suatu kawasan sentra produksi perikanan pada dasarnya bertujuan untuk: memperlancar pengangkutan sarana dan prasarana produksi (perikanan, pertanian, perkebunan, peternakan) dari kawasan permukiman (dusun dan desa) ke lahan usaha produksi, meningkatkan akses transportasi pengangkutan sarana produksi dari luar kawasan budidaya perikanan ke kawasan budidaya perikanan, memperlancar pengangkutan produk perikanan dari kawasan perikanan menuju sentra pemukiman, pemasaran dan pengolahan hasil pertanian, serta mengurangi biaya transportasi yang menjadi bagian dari beban biaya produksi. Berdasarkan kajian pengembangan Komoditi Unggulan Agropolitan Kabupaten Sidoarjo, diperoleh deskripsi tentang sektor basis wilayah dalam pembentukan ekonomi makro wilayah kabupaten Sidoaro, yaitu dari 9 sektor utama menurut PDRB (Produk Domestik Regional Bruto), pertanian menjadi sektor basis, dan sebagai penopangnya, didominasi oleh sub sektor perikanan. Dengan demikian kajian Pengembangan Jalan Produksi di Kabupaten Sidoarjo menjadi sangat penting, dengan ruang lingkup wilayah yang mendapatkan prioritas sebagai kawasan Minapolitan, yaitu Kecamatan Buduran, Kecamatan Sidoarjo, Kecamatan Candi, dan Kecamatan Tanggulangin. Keywords: Jalan produksi, daerah tambak, budi daya perikanan. A. PENDAHULUAN Kabupaten Sidoarjo memiliki panjang garis pantai mencapai ± 34 km, sebagian besar wilayah pesisir di dominasi oleh kegiatan budidaya perikanan. Dalam Peraturan Daerah Kabupaten Sidoarjo No 6 Tahun 2009 Tentang RTRW Kabupaten Sidoarjo, luas lahan untuk perikanan dialokasikan mencapai 13.349,13 Ha. Dalam lampiran Peraturan Menteri Kelautan dan Perikanan No 12 Tahun 2010 Tentang Minapolitan, kabupaten Sidoarjo ditetapkan sebagai bagian dari Minapolitan Nasional. Dilihat dari indikasi pertumbuhan ekonomi makro, Budidaya perikanan merupakan sektor basis wilayah yang memiliki share dominan dalam pembentukan struktur ekonomi wilayah. Meskipun demikian, berdasarkan hasil penelitian yulian, 2010 usaha budidaya perikanan merupakan salahsatu investasi paling beresiko mengalami kerugian setiap tahunnya akibat kualitas dan daya dukung infrastruktur yang kurang memadai. Infrastruktur tersebut antara lain berupa Jalan produksi, stasiun pantau kualitas air, laboratorium klinis dan pusat pembenihan. Jalan produksi merupakan salah satu infrastruktur perikanan budidaya yang sangat menjadi sorotan publik, khususnya Pelaku Usaha Budidaya. Kondisi jalan produksi di wilayah Kabupaten Sidoarjo yang secara umum memiliki perkerasan berupa tanah pada kondisi tertentu (hujan) tidak dapat diakses sehingga mengakibatkan tingginya biaya operasional usaha budidaya di wilayah Kabupaten Sidoarjo. Biaya tersebut meliputi angkut 9

material pakan, pupuk/vitamin dan peralatan penunjang budidaya (material kayu, diesel bambu dll) hingga angkut hasil panen/produksi. Definisi Jalan Produksi Jalan produksi merupakan bagian dari jalan yang dikategorikan sebagai jalan khusus. Jalan Produksi merupakan salah satu komponen subsistem hulu yang diharapkan dapat mendukung subsistem agribisnis lainnya. Jalan produksi adalah prasarana transportasi pada kawasan pertanian (perkebunan dan peternakan) maupun perikanan untuk memperlancar pengangkutan sarana produksi menuju lahan pertanian/perikanan dan mengangkut hasil produk dari lahan menuju pemukiman, tempat penampungan sementara/ pengumpulan atau tempat lainnya. Ruang lingkup pengembangan jalan produksi adalah: Pembuatan jalan produksi adalah membuat jalan baru sesuai kebutuhan Peningkatan kapasitas jalan produksi adalah jalan produksi yang sudah ada ditingkatkan tonase/ kapasitasnya sehingga bisa dilalui oleh kendaraan yang lebih berat/lebih besar Rehabilitasi jalan produksi adalah memperbaiki kualitas jalan produksi yang sudah rusak tanpa ada peningkatan. Kawasan Minapolitan Pengembangan sentra produksi perikanan ditetapkan melalui kawasan minapolitan. Tujuan pengembangan kawasan minapolitan adalah untuk mendorong percepatan pengembangan wilayah dengan kegiatan perikanan sebagai kegiatan utama meningkatkan kesejahteraan dan taraf hidup masyarakat hinterland yang dikembangkan tidak saja on farm tetapi juga off farm seperti sarana perikanan dan jasa penunjang lainnya. Sasaran pengembangan kawasan minapolitan adalah: meningkatkan produksi, produktivitas komoditas perikanan budidaya serta produk olahan hasil perikanan, penguatan kelembagaan pembudidayaan ikan, Pengembangan sistem minabisnis (agroinput, pengolahan hasil, pemasaran dan penyedia jasa), Pengembangan lembaga penyuluhan terpadu iklim yang kondusif bagi usaha dan investasi peningkatan sarana sosial seperti pendidikan dan kesehatan, peningkatan sarana (jalan, irigasi, air bersih, listrik dan sampah dan sanitasi. Persyaratan kawasan minapolitan memiliki lahan dan perairan yang sesuai untuk pengembangan komoditas perikanan memiliki sarana umum lainnya seperti transportasi, listrik, telekomunikasi, air bersih dll memiliki berbagai sarana dan prasarana minabisnis (pasar lembaga keuangan kelompok budidaya balai benih ikan penyuluhan dan bimbingan teknis jaringan jalan, irigasi) Dalam Kepmen Kelautan Dan Perikanan No 32 Tahun 2010, Kabupaten Sidoarjo menjadi salah satu dari 197 kabupaten/kota di Indonesia yang ditetapkan menjadi Kawasan Minapolitan Nasional. 10

e-jurnal Spirit Pro Patria Volume 1 Nomor 1 April 2015 E-ISSN ISSN 2443 2443-1532 Gambar 1. Wilayah Kajian Pengembangan Jalan Produksi di Kabupaten Sidoarjo B. METODOLOGI Potensi Luas Baku Tambak Dilihat dari luas lahan yang dapat dibudidayakan, luas baku tambak di wilayah perencanaan mencapai 6387,32 Hektar atau 36,10% dari total total luas wilayah administratif 4 kecamatan. Distribusi luas baku tambak di wilayah perencanaan secara spesifik dapat dilihat pada Tabel 1. Tabel 1 Luas Baku Tambak di Wilayah Perencanaan No Kecamatan Luas Baku Tambak (Ha) Luas (Ha) 1 2 3 4 Buduran Sidoarjo Candi Tanggulangin Jumlah 4100.74 6256.01 4066.7 3265.2 36713.75 1731.16 3127.87 1031.65 496.64 6387,32 Prosentase (%) 42.22 50.00 25.37 15.21 36,10 Sumber: Hasil Planimetri, 2013 Dari tabel diatas dapat diketahui bahwa, luas baku tambak terbesar di wilayah perencanaan terdapat di wilayah Kecamatan Sidoarjo dan Buduran. 11

Kegiatan Budidaya Perikanan Budidaya perikanan di wilayah perencanaan secara umum didominasi oleh kegiatan budidaya perikanan bandeng dan udang. Sistem budidaya bersifat policultur yaitu Udang dan Bandeng. Kriteria budidaya yang berlangsung di wilayah perencanaan secara spesifik dapat dilihat pada Tabel berikut. Tabel 2 Kriteria Budidaya di Wilayah Perencanaan Budidaya No Parameter Bandeng Udang 1 Ambang Tebar Benih 1-2 ekor/m2 6-10 ekor/m2 2 Survival Rate (SR) 60 % - 70 % 40% - 50 % 3 Tebar Rata-rata 2 5 rean 5 10 rean 4 Sirkulasi Air 2 kali/bulan 2 kali/bulan Sumber: Hasil Survei, 2013 Rencana kesesuaian lahan kawasan minapolitan untuk budidaya tambak di wilayah perencanaan untuk lahan sangat sesuai (klasifikasi S1) seluas 6355,322 Ha, lahan sesuai (klasifikasi S2) seluas 4804,266 Ha, lahan cukup sesuai (klasifikasi S3) seluas 5878,862 Ha. Usulan rencana siteplan minapolitan untuk pembangunan building area yaitu sentra minapolitan di Kecamatan Candi dengan arahan kegiatan peningkatan produksi, Kecamatan Sedati dengan arahan kegiatan peningkatan bahan dan rekreasi dan Kecamatan Sidoarjo arahan kegiatan perdagangan. Gambar 2 menunjukkan siteplan minapolitan di kecamatan Sedati, dan gambar 3 memperlihatkan rencana pengembangan kawasan minapolitan tersebut. Gambar 2. Siteplan Pengembangan Kawasan Minapolitan Sedati 12

e-jurnal Spirit Pro Patria Volume 1 Nomor 1 April 2015 E-ISSN 2443-1532 Gambar 3. Spot Pengembangan Kawasan Minapolitan Sedati Metodologi Pengembangan Jalan Produksi Prioritas pengembangan jalan produksi dilakukan dengan pertimbangan kriteria sebagai berikut a. Desain dimensi dan kapasitas jalan yang dirancang b. Urgensi pembangunan jalan produksi terhadap peningkatan produksi perikanan Kriteria desain dimensi jalan produksi perikanan adalah sebagai berikut a. Lebar dimensi jalan = 1,5 meter b. Paving dengan kualitas = K 300 c. Sistem Locking dengan Kanstin 13

d. Konstruksi penunjang struktur laban e. Penggunaan anyaman bambu pada struktur dasar urukan Dengan kriteria diatas, maka dapat ditetapkan disain yang sesuai untuk jalam produksi perikanan adalah seperti pada gambar 4 dan 5. Gambar 4 Usulan rencana dimensi jalan produksi perikanan Kabupaten Sidoarjo Gambar 5 Standar Jalan Lingkungan di Kabupaten Sidoarjo 14

e-jurnal Spirit Pro Patria Volume 1 Nomor 1 April 2015 E-ISSN 2443-1532 C. HASIL DAN PEMBAHASAN Analisis Penetapan Ruas Jalan Produksi Penetapan ruas jalan produksi perikanan di wilayah kabupaten sidoarjo dilakukan berdasarkan pertimbangan kriteria sebagai berikut: a. Rute lintasan pelaku usaha perikanan (pemilik tambak, petani tambak, jalur pemasaran komoditi) b. Kondisi lebar dimensi dan kesiapan jalan eksisting untuk dikembangkan c. Usulan prioritas rute jalan dalam forum partisipasi masyarakat d. Koneksitas rute/ruas jalan terhadap simpul strategis perikanan dan program sektoral Berdasarkan 4 kriteria diatas, penyesuaian rute dan ruas jalan produksi, berdasarkan tingkat kebutuhan masyarakat di kawasan jalan produksi perikanan dan daerah tambak, secara spesifik akan diuraikan sebagai berikut. Ruas Sawohan-Kepetingan Berdasarkan hasil pengukuran dan identifikasi di lapangan, rencana ruas jalan produksi Sawohan-Kepetingan memiliki panjang ± 7609 meter diawali dari titik 0 yaitu makam desa Sawohan mengarah ke selatan hingga melintasi sempadan sungai Kepetingan dan berakhir di titik jalan lingkungan dusun Kepetingan. Hal ini seperti terlihat pada gambar berikut. Gambar 6. Usulan Penyesuaian Rute Jalan Produksi Sawohan Kepetingan (warna merah) Ruas Kedungpeluk Pucukan Berdasarkan hasil pengukuran dan identifikasi di lapangan, Rencana ruas jalan produksi Kedungpeluk-Pucukan memiliki panjang ± 6461 meter diawali dari titik 0 yaitu Jembatan (Akses Wisata Kusuma Tirta) mengarah ke timur hingga melintasi sempadan sungai dan berakhir di titik seberang dusun Pucukan. Hal ini seperti terlihat pada Gambar 7. 15

Gambar 7. Usulan Penyesuaian Rute & Ruas Jalan Produksi Kedungpeluk Pucukan (garis merah) Dari gambar diatas dapat diketahui bahwa total panjang jalan hasil penyesuaian jalur Kedungpeluk-Pucukan mencapai 6479 meter. Perubahan rute dilakukan dengan memanfaatkan sempadan sungai/tanah irigasi. Ruas Banjarpanji Kalikajang Berdasarkan hasil pengukuran dan identifikasi dilapangan, Rencana ruas jalan produksi Banjarpanji - Kalikajang memiliki panjang ± 6412 meter diawali dari titik 0 yaitu jalan aspal yang mengalami kritis struktur di desa banjarpanji mengarah ke timur hingga melintasi sempadan sungai dan berakhir di titik jalan dusun Kalikajang. Hal ini seperti terlihat pada Gambar 8. Gambar 8 Usulan Penyesuaian Rute & Ruas Jalan Produksi Banjarpanji Kalikajang (garis merah) Dari gambar di atas dapat diketahui bahwa total panjang jalan hasil penyesuaian jalur Banjarpanji - Kalikajang mencapai 5248 meter. 16

e-jurnal Spirit Pro Patria Volume 1 Nomor 1 April 2015 E-ISSN 2443-1532 Adapun realisasi pembangunan jalan produksi di Kabupaten Sidoarjo untuk periode pertama (2013-2014) dapat dilihat pada tabel 3. Tabel 3 Realisasi pembangunan jalan produksi perikanan Kabupaten Sidoarjo No Ruas Panjang Ruas Jalan Rencana Realisasi Jalan Produksi 1 Sawohan Kepetingan 7629 meter 4987 meter 2 Kedungpeluk Pucukan 6461 meter 2676 meter 3 Banjarpanji - Kalikajang 5248 meter 2706 meter Sumber: Hasil Analisis D. KESIMPULAN Dari hasil pendataan dan analisis, dapat disimpulkan sebagai berikut. 1. Jalan produksi merupakan salah satu infrastruktur yang sangat penting dalam sistem budidaya perikanan dan perwujudan struktur ruang kawasan minapolitan di Sidoarjo 2. Jalan produksi memberi manfaat baik secara langsung maupun tidak langsung kepada seluruh pelaku usaha perikanan. a. Manfaat langsung - Kemudahan dropping material budidaya dan pengangkutan hasil panen - Membuka keterisoliran daerah pesisir b. Manfaat tidak langsung - Peningkatan pendapatan masyarakat petani tambak - Kemudahan dalam upaya pengawasan lokasi budidaya - Penghematan biaya transportasi - Peningkatan nilai jual produk perikanan c. Manfaat tidak kentara - Semakin instensifnya kegiatan pengawasan dan pemantauan proses budidaya oleh pemilik tambak, penyuluh perikanan. - Koneksitas antar lokasi budidaya menjadi terintegrasi satu sama lain sehingga memungkinkan terjadinya interaksi sosial antar pelaku usaha perikanan. DAFTAR RUJUKAN Arif Satria, 2010, Minapolitan dan Minapolitik, Jakarta (ANTARA News), http://www. antaranews.com /berita/1269867347/minapolitan-dan-minapolitik Antara News, 2010, Target 200 Kawasan Minapolitan http:// www.indonesiaeximbank. go.id/ Publikasi/LiputanMedia/tabid/82/newsid 424/567/Default.aspx [BPPT] Badan Pengkajian dan Penerapan Teknologi. 1995. Pengembangan Prototipe Wilayah Pesisir dan Marin: Laporan Akhir Pelaksanaan Proyek MREP Jawa Timur dan Lombok Tahun 1994/1995 Jakarta. BPPT. Budiharsono S. 2001. Teknik Analisis Pembangunan Wilayah Pesisir dan Lautan. Jakarta. PT Pradnya Paramita. 159 hal. 17

Kepmen Kelautan dan Perikanan No 32 Tahun 2010 Omtimo. 2011. Penebaran dan Pengelolaan Budidaya Perikanan. www.omtimo.org/archives/padat-penebaran-dan-pengelolaan-budidaya-perikanan Rencana Tata Ruang Wilayah Kabupaten Sidoarjo Tahun 2009 2029 18