Mechanical Engineering Ismanto Alpha's

dokumen-dokumen yang mirip
MAKALAH PESAWAT ANGKAT. Rantai dan Tali

BAB III DASAR TEORI. 3.1 Penjelasan Umum Crane Hoist

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. buah kabin operator yang tempat dan fungsinya adalah masing-masing. 1) Kabin operator Truck Crane

PERENCANAAN OVERHEAD TRAVELLING CRANE KAPASITAS 10 TON BENTANGAN 25 METER

MESIN PEMINDAH BAHAN PERANCANGAN HOISTING CRANE DENGAN KAPASITAS ANGKAT 5 TON PADA PABRIK PENGECORAN LOGAM

PERANCANGAN SEMI GANTRY CRANE KAPASITAS 10 TON DENGAN BANTUAN SOFTWARE

M SIN PENGANGKAT PENGANGKA ( o h ist s ing n machi h ne n )

BAB II TEORI ELEVATOR

1.1 Latar Belakang. 1. Kapal tongkang jenis Floating Crane.

Lifting and moving equipment safety Session Oleh: Ir. Erwin Ananta, Cert.IV, MM

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang

KERUSAKAN CRANE WIRE ROPE DAN METODE PEMERIKSAANYA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

PERENCANAAN OVERHEAD TRAVELLING CRANE YANG DIPAKAI PADA PABRIK PELEBURAN BAJA DENGAN KAPASITAS ANGKAT CAIRAN 10 TON

BAB II PEMBAHASAN MATERI

BAB 6 KAWAT PENGHANTAR JARINGAN DISTRIBUSI

BAB II PEMBAHASAN MATERI. dalam setiap industri modern. Desain mesin pemindah bahan yang beragam

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

PENGARUH PENGGUNAAN WIRE ROPE SEBAGAI PERKUATAN LENTUR TERHADAP KEKUATAN DAN DAKTILITAS BALOK BETON BERTULANG TAMPANG T (040S)

ANALISA TEGANGAN MAKSIMUM WIRE ROPE DAN HOOK PADA OVERHEAD HOISTING CRANE KAPASITAS 7,5 TON

PERKAKAS TANGAN YUSRON SUGIARTO

BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Overhead Crane Overhead Crane merupakan gabungan mekanisme pengangkat secara terpisah dengan rangka untuk mengangkat

PERANCANGAN OVERHEAD TRAVELLING CRANE YANG DIPAKAI DI WORKSHOP PEMBUATAN PABRIK KELAPA SAWIT DENGAN KAPASITAS ANGKAT 10 TON

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

TEORI SAMBUNGAN SUSUT

BAB II TINJAUAN PUSTAKA DAN DASAR TEORI

BAB II PEMBAHASAN MATERI. industri, tempat penyimpanan dan pembongkaran muatan dan sebagainya. Jumlah

Hitachi Hoists.

BAB II DASAR TEORI. Mesin perajang singkong dengan penggerak motor listrik 0,5 Hp mempunyai

JURNAL TEKNIK ITS Vol. 7, No. 1 (2015), ( Print)

BAB II PEMBAHASAN MATERI

Fungsi Utama Rem: Menghentikan putaran poros Mengatur Putaran Poros Mencegah Putaran yang tak dikehendaki. Fungsi rem selanjutnya?

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Mesin pemindah bahan (material handling equipment) adalah peralatan

Bahan Listrik. Bahan penghantar padat

PERENCANAAN SEBUAH TRUCK MOUNTED CRANE UNTUK PEMBANGUNAN PKS YANG BERFUNGSI UNTUK EREKSI DENGAN KAPASITAS ANGKAT ± 10 TON DAN TINGGI ANGKAT ± 15 M

ANALISIS HASIL PENGECORAN ALUMINIUM DENGAN VARIASI MEDIA PENDINGINAN

PENELITIAN PENGARUH VARIASI TEMPERATUR PEMANASAN LOW TEMPERING

KOMPONEN INSTALASI LISTRIK

PERANCANGAN OVERHEAD TRAVELLING CRANE KAPASITAS 5 TON

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

ANALISA PERHITUNGAN UMUR TALI BAJA PADA MESIN. PENGANGKAT DENGAN TIPE TALI BAJA 6x7. 6x19 DAN 6x37

Baja : Tipe 6 x Fibre Core

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

PENELITIAN AWAL TENTANG PENGGUNAAN CONSOL FIBER STEEL SEBAGAI CAMPURAN PADA BALOK BETON BERTULANG

BAB VI POROS DAN PASAK

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

Crane pelabuhan/gantry crane adalah jenis pesawat pengangkat dengan alat angkut

BAB II MOTOR ARUS SEARAH

BAB I PENDAHULUAN. Pentingnya proses permesinan merupakan sebuah keharusan. mesin dari logam. Proses berlangsung karena adanya gerak

BAB I PENDAHULUAN. Dalam dunia teknik dikenal empat jenis material, yaitu : logam,

BAB II PEMBAHASAN MATERI. digunakan untuk memindahkan muatan di lokasi atau area pabrik, lokasi

Analisis Pengaruh Penambahan Serat Kawat Berkait Pada Beton Mutu Tinggi Berdasarkan Optimasi Diameter Serat BAB I PENDAHULUAN

Tujuan Pembelajaran. Setelah melalui penjelasan dan diskusi 1. Mahasiswa dapat menjelaskan mekanisme sistem mesin

commit to user BAB II DASAR TEORI

PROSES KERJA MESIN 2ND STAGE PADA PEMBUATAN GREEN TYRE DI PT. ELANGPERDANA TYRE INDUSTRY

Proses Annealing terdiri dari beberapa tipe yang diterapkan untuk mencapai sifat-sifat tertentu sebagai berikut :

BAB I PENDAHULUAN. Universitas Sumatera Utara

Perancangandanpembuatan Crane KapalIkanUntukDaerah BrondongKab. lamongan

BAB II PENDEKATAN PEMECAHAN MASALAH. harus mempunyai sebuah perencanaan yang matang. Perencanaan tersebut

PEDOMAN PEMERIKSAAN (KOMISIONING) INSTALASI TENAGA LISTRIK

BAB III DATA DAN ANALISA PERANCANGAN

BAB II DISKRIPSI BUKA TUTUP PINTU YANG DIBANGUN. Fungsi lift merupakan alat transportasi pada gedung atau bangunan bertingkat

PEDOMAN PEMERIKSAAN (KOMISIONING) INSTALASI TENAGA LISTRIK

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. bertulang, mulai dari jembatan, gedung - gedung perkantoran, hotel,

TRANSMISI LIFT KAPASITAS 10 ORANG KECEPATAN 1 METER/DETIK MAKALAH SEMINAR PERANCANGAN MESIN

Tujuan Pembelajaran:

BAB II LANDASANTEORI

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

Kategori Sifat Material

Kayu mempunyai kuat tarik dan tekan relatif tinggi dan berat yang relatif

BAB VI L O G A M 6.1. PRODUKSI LOGAM

Ditinjau dari macam pekerjan yang dilakukan, dapat disebut antara lain: 1. Memotong

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

PERANCANGAN OVERHEAD TRAVELLING CRANE DENGAN KAPASITAS ANGKAT 120 TON, DAN PERHITUNGAN BAHAN CRANE PADA PEMBANGKIT LISTRIK TENAGA AIR SKRIPSI

III. KEGIATAN BELAJAR 3 PEMBUATAN POLA DAN INTI. Setelah pembelajaran ini mahasiswa mampu menjelaskan pembuatan pola dan inti pada proses pengecoran.

BAB II LANDASAN TEORI

Jurnal Flywheel, Volume 1, Nomor 2, Desember 2008 ISSN :

BAB III METOLOGI PENELITIAN

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang

BAB IV PERHITUNGAN KOMPONEN UTAMA ELEVATOR BARANG

TUGAS MATA KULIAH PERANCANGAN ELEMEN MESIN

I. PENDAHULUAN. Balok merupakan elemen struktur yang selalu ada pada setiap bangunan, tidak

BAB III PERENCANAAN PEMILIHAN TALI BAJA PADA ELEVATOR BARANG. Q = Beban kapasitas muatan dalam perencanaan ( 1 Ton )

PERANCANGAN DAN PENENTUAN JUMLAH KOMPONEN OVERHEAD TRAVELLING CRANE KAPASITAS ANGKAT 120 TON TINGGI ANGKAT 30 M PADA PROYEK PLTA ASAHAN I

TINJAUAN PUSTAKA. komponen pada beberapa wadah yang berbeda sehingga masih tetap terpisah satu

A. Dasar-dasar Pemilihan Bahan

PERANCANGAN MEKANISME SPREADER GANTRY CRANE DENGAN KAPASITAS 40 TON DENGAN TINGGI ANGKAT MAKSIMUM 41 METER YANG DIPAKAI DI PELABUHAN LAUT

BAB II. 1. Motor arus searah penguatan terpisah, bila arus penguat medan rotor. dan medan stator diperoleh dari luar motor.

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II PENDEKATAN PEMECAHAN MASALAH. guna. Alat/mesin pengerol pipa adalah alat/mesin yang digunakan untuk

BAB III KABEL BAWAH TANAH

MODUL 9 ALAT KERJA TANGAN DAN MESI N (MENGEBOR DAN MELUASKAN) TINGKAT X PROGRAM KEAHLI AN TEKNI K PEMANFAATAN TENAGA LI STRI K DISUSUN OLEH :

Gambar 4.1 Terminologi Baut.

TUGAS MAKALAH INSTALASI LISTRIK

ANALISA KEMAMPUAN ANGKAT DAN UNJUK KERJA PADA OVER HEAD CONVEYOR. Heri Susanto

BAB II DASAR TEORI. 2.1 Umum. Motor arus searah (motor DC) ialah suatu mesin yang berfungsi mengubah

Transkripsi:

1 of 8 9/25/2015 11:04 PM Selamat Datang Semoga Dapat Bermanfaat Mengenai Saya Mechanical Engineering Ismanto Alpha's Jumat, 04 Desember 2009 Nama: IsmantoAlpha's Lokasi: Bandar Lampung, Lampung, Indonesia Perjalanan Panjang Merubah Hidup.. Menyusuri Panjangnya Rel Kereta Api Setiap Hari Demi Sebuah Mimpi Dan Cita-Cita. Hidup Dengan Sukses. Disini Aku Datang Untuk Mengabdi. Tetap Semangat Berjuang Meskipun Hari-Hari Sangat Melelahkan Lihat profil lengkapku Previous Posts Kekasaran Permukaan Freis Variabel Proses Freis Pahat Freis Mesin Freis Proses Freis Proposal Kerja Praktek Teknik Mesin Renungan Dengan Menyebut Nama Allah SWT Hal-Hal Tentang Kincir Air Pengenalan CNC(Computerized Numerical Control) Trik Browsing Dengan Cepat Dan Maksimal Tinjauan Pustaka Pesawat Angkat Crane Hoist A. Crane Hoist TINJAUAN PUSTAKA Crane Hoist adalah salah satu dari jenis pesawat angkat yang banyak dipakai sebagai alat pengangkat dan pengangkut pada daerah-daerah industri, pabrik, maupun bengkel. Pesawat angkat ini dilengkapi dengan roda dan lintasan rel agar dapat bergerak maju dan mundur sebagai penunjang proses kerjanya. Crane Hoist digunakan dalam proses pengangkatan muatan dengan berat ringan hingga muatan dengan berat medium. Crane Hoist biasa digunakan untuk pengangkatan dan pengangkutan muatan di dalam ruangan. Letak Crane Hoist berada di atas, dekat dengan atap ruangan. Berbeda dengan jenis pesawat angkat yang digunakan di daerah terbuka yang struktur rangka memiliki penopang yang berdiri tegak di tanah, pesawat angkat jenis ini penopangnya adalah sisi kiri dan sisi kanan dari bangunan itu sendiri (United Ropeworks, 1970). My links Blogger Google Finalsense Sponsored Links Downloads Games Technology News Templates Gambar 1. Crane Hoist (United Ropeworks, 1970) Pada Crane Hoist terdapat beberapa komponen utama yang mendukung operasi kerja dari Crane Hoist tersebut. Komponenkomponen utama yang terdapat pada Crane Hoist adalah sebagai berikut (United Ropeworks, 1970): a. Motor listrik adalah salah satu komponen Crane Hoist yang berfungsi sebagai penggerak dari Crane Hoist. b. Rem Motor utama merupakan bagian dari sistem motor pada Crane Hoist. c. Kotak terminal/sirkuit listrik adalah sitem elektrik pada Crane Hoist. d. Drum adalah tempat lilitan tali kawat baja pada Crane Hoist. e. Rem drum adalah bagian dari sistem kerja drum. Rem drum berfungsi untuk menahan gerak drum supaya berhenti ketika Crane Hoist berhenti beroperasi. f. Pengarah tali adalah bagian utama Crane Hoist untuk mengarahkan gerak tali kawat baja pada Crane Hoist. g. Electric Hoist sebagai pengatur gerakan Crane Hoist.

2 of 8 9/25/2015 11:04 PM h. Tali kawat baja sebagai komponen pengangkat muatan. Gambar 2. Komponen-Komponen Utama Crane Hoist (Muin, 1995) B. Tali Kawat Baja Tali kawat baja (steel wire rope) adalah tali yang dibuat dari kumpulan jalinan serat-serat baja. Biasanya digunakan pada peralatan berat yang berfungsi sebagai alat pengangkat dan pengangkut. Beberapa kawat baja (steel wire) dipintal sehingga didapat suatu jalinan yang disebut strand, kemudian beberapa strand dijalin pula pada serat inti (core) sehingga membentuk suatu jalinan yang disebut tali kawat baja (Muin, 1995). wire strand steel wire rope Gambar 3. Tali Kawat Baja (http://www.bridonltd.com) Jika dibandingkan dengan peralatan pengangkat lainnya, tali kawat baja memiliki beberapa keunggulan, yaitu sebagai berikut (Rudenko, 1994): a. Memiliki daya dukung yang kuat. b. Dapat dibengkokkan dalam segala arah, serta dapat mengikuti semua gerakan dengan mudah. c. Kalau tali hendak patah, maka akan terlihat keausan dan patahnya beberapa buah kawat-kawat kecil. d. Lebih ringan dan lebih tahan terhadap hentakan. e. Operasi yang tenang walaupun pada kecepatan operasi tinggi. f. Keandalan operasi yang lebih tinggi. g. Tali kawat baja memiliki ketahanan lebih baik terhadap tegangan, sebab beban terbagi merata pada semua jalinan (strand). h. Pemasangan yang lebih cepat, serta lebih fleksibel pada saat beroperasi. Keunggulan lainnya pada tali kawat baja dibandingkan peralatan pengangkat lainnya adalah jika pada peralatan pengangkat lainnya kerusakan akan terjadi secara tiba-tiba sedangkan pada tali kawat baja kawat keausan terjadi secara bertahap, dimana pada bagian luar tali kawat baja akan mengalami keausan lebih dulu dan mengalami putus lebih dahulu dibandingkan dengan bagian dalamnya. Sehingga bila bagian luar tali kawatnya mulai terputus-putus hal tersebut menandakan tali kawat baja tersebut perlu dilakukan penggantian. Keunggulan lainnya dari sisi ekonomis, tali kawat baja lebih murah harganya dibandingkan dengan peralatan pengangkat lainnya (Daryanto, 1992). Tali baja terbuat dari kawat baja dengan kekuatan tarik bahan

3 of 8 9/25/2015 11:04 PM kawat baja b = 130-180 kg/mm2 (Rudenko, 1996). Di dalam proses pembuatannya tali kawat baja diberi perlakuan panas tertentu dan digabungkan dengan penarikan dingin, sehingga menghasilkan sifat mekanis kawat baja yang tinggi (Daryanto, 1992). Crane yang bekerja pada lingkungan yang kering menggunakan tali yang terbuat dari kawat yang cerah dan tidak berlapis. Tali yang akan digunakan pada tempat yang lembab harus digalvanis (berlapis seng) untuk melindungi tali dari korosi (Muin, 1995). Akan tetapi, kekuatan angkat tali yang digalvanis akan turun sekitar 10% karena pengaruh panas (seperti pada proses temper) yang terjadi ketika dilakukan proses pelapisan seng (Rudenko, 1996). Penggunaan tali kawat baja disesuaikan dengan kebutuhannya, tali kawat baja dengan inti asbes dan kawat baja digunakan untuk tali yang beroperasi pada suhu yang tinggi (misalnya dekat dapur pengecoran). Akan tetapi, inti kawat akan mengurangi kefleksibelan tali dan biasanya hanya digunakan untuk tali yang mengalami gaya tekan yang tinggi, misalnya digulung beberapa lapis pada drum. Kawat yang terbentuk dari untaian disebut tali berpintal dua, dan sering sekali digunakan untuk mesin pengangkat (Muin, 1995). Proses pembuatan tali kawat baja dibuat dengan mesin khusus, proses awalnya adalah kawat dililitkan menjadi untaian dan kemudian dianyam lagi menjadi tali bulat. Proses berlangsung secara bersamaan untaian dililitkan pada inti yang terbuat dari rami, asbes, atau kawat baja yang lunak (United Ropeworks, 1970). tali baja yang dililitkan Gambar 4. Proses Pembuatan Tali Kawat Baja (http://www.bridonltd.com) Jenis-jenis konstruksi tali kawat baja adalah sebagai berikut (Muin, 1995): a. 6 19 + 1 fibre core, hoisting rope dan lain lain artinya sebuah tali kawat baja dengan kontruksi yang terdiri dari 6 strand dan tiap strand terdiri dari 19 steel wire dengan 1 inti serat (fiber core). b. 6 37 Seal I.W.R.C (Independent Wire Rope Center), steel wire core, dengan inti logam lunak. c. 6 36 + 1 fc; 6 26; 6 41 dan lain lain. Tali kawat baja banyak sekali macamnya, hal ini dikelompokkan sebagai berikut: a. Berdasarkan jenis inti (core) dari tali kawat baja Dari jenis inti yang digunakan, tali kawat baja dapat dibedakan menjadi empat macam, yaitu (Rudenko, 1994): 1. Steel wire core atau Independent Wire Rope Center (I.W.R.C) dipakai bila: a) Tali digunakan untuk sentakan yang berlebihan dan beban beban yang tidak terduga.

4 of 8 9/25/2015 11:04 PM b) Tali yang akan digulung pada drum dalam beberapa perletakan dan di bawah tegangan tinggi jadi dapat menyebabkan deformasi. c) Tali digunakan untuk pemakaian pada temperatur tinggi yang dapat mengeringkan core dan dapat menyebabkan rapuh dan melenyapkan tahanannya terhadap tekanan strand. d) Tali digunakan untuk operasi kerja pada udara lembab dan korosif yang menyebabkan timbulnya internal corosion.. 2. Fibre core (inti serat) Sering digunakan pada kondisi operasi yang memerlukan kefleksibelan dari tali kawat baja tersebut, inti tali kawat baja ini terdiri dari serat lunak. 3. Armoure core Digunakan untuk kondisi operasi pada suhu yang tinggi dan mengalami gaya tekan yang tinggi. Tali kawat baja ini intinya merupakan suatu kombinasi dari kawat baja serta serat/fiber. Tali kawat baja ini biasa digunakan pada daerah dekat tempat peleburan logam 4. Steel strand core (inti jalinan baja) Tali jenis ini digunakan pada kondisi operasi yang sama dengan jenis tali kawat baja jenis I.W.R. Pada tali kawat baja dengan inti terbuat dari jalinan baja biasanya digunakan pada alat angkat yang bekerja dengan kondisi beban angkat yang sangat besar. Gambar 5. Jenis Inti Tali Kawat Baja (http://www.bridonltd.com) b. Berdasarkan bentuk pintalan dari masing-masing serat pada setiap strand kawat (wire), bentuk pintalan dalam tali dikelompokkan menjadi beberapa jenis, yaitu (Rudenko, 1996): 1. Tali pintal silang atau tali biasa Tali biasa mempunyai penerapan yang luas. Tali ini dikonstruksi sedemikian rupa sehingga arah anyaman kawat dalam untaian berlawanan dengan arah anyaman untaian pada tali. 2. Tali pintal paralel atau jenis lang Pada tali paralel (lang) arah anyaman kawat dalam untaian sama dengan arah anyaman untaian pada tali. Tali ini mampu menahan gesekan lebih baik dan lebih fleksibel tetapi cenderung untuk terpuntir. 3. Tali komposit atau pintal balik Pada tali komposit kedua untaian yang berdekatan dianyam dengan arah yang berlawanan/terbalik. Di samping itu anyaman untaian tali ini dapat dilakukan dengan arah kanan dan kiri, lilitan arah kanan lebih sering digunakan. Secara spesifik konstruksi tali kawat (wire) dalam jalinan (strand) tali (rope) dapat diletakkan dalam dua arah yang berlainan, yaitu (Muin, 1995): 1. Right Regular Lay (RRL) Arah strand ke kanan dan arah wire berlawanan arah dengan strand. 2. Left Regular Lay (LRL)

5 of 8 9/25/2015 11:04 PM Arah strand ke kiri dan arah wire berlawanan dengan arah strand. 3. Right Lang Lay (RLL) Arah strand ke kanan dan arah wire searah dengan strand. 4. Left Lang Lay (LLL) Arah strand ke kiri dan arah wire searah dengan arah strand. 5. Composite atau Reverse Lay Rope Bila strand terbagi dalam arah jalinan yang berlawanan. Gambar 6. Bentuk Pintalan Tali Kawat Baja (Rudenko, 1996) c. Berdasarkan bentuk konstruksi dari kawat seratnya, tali kawat baja dapat dibedakan menjadi bermacam jenis, yaitu (Muin, 1995): 1. Sebuah konstruksi biasa (one size wire) dengan strand yang dipintal dari kawat yang berdiameter sama yang dinamakan tali biasa (ordinary wire rope), seperti terlihat pada Gambar 7. Tali dengan konstruksi one size wire memiliki serat-serat kawat (wire) dengan ukuran diameter yang seragam. Gambar 7. Penampang Potongan Tali Kawat Baja Dengan Diameter Sama (Muin, 1995) 2. Bila dalam strand dipintal kawat dari diameter yang berbeda, tali kawat baja tersebut disebut konstruksi warrington. Seperti terlihat pada Gambar 8. Tali kawat baja konstruksi warrington terbagi atas dua jenis, yaitu sebagai berikut (Muin, 1995): a) warrington compound rope, seperti gambar 8b b) warrington seal, seperti gambar 8a, 8c s/d 8i.

6 of 8 9/25/2015 11:04 PM Gambar 8. Penampang Potongan Tali Kawat Baja Dengan Diameter Berbeda (Muin, 1995) 3. Nonspinning wire rope, yaitu tali dengan konstruksi khusus dan dengan treatment yang khusus pula. Selama dioperasikan tidak akan ada tendensi untuk melawan pilinan di bawah tegangan, seperti dalam Gambar 9 (Muin, 1995). Gambar 9. Kontruksi Nonspinning Wire Rope (Muin, 1995) Nonspinning wire rope mempunyai keunggulan dibandingkan dengan ordinary sebagai berikut ini (Muin, 1995): a) Distribusi beban yang merata masing-masing kawat yang mengurangi internal stress sampai minimum. b) Fleksibelitas yang lebih baik. c) Keausan tali yang lebih sedikit selama melewati sheave atau melingkari drum. d) Keamanan operasional yang lebih besar. 4. Tali kawat baja dengan strand yang dipipihkan (tidak bulat) seperti terlihat pada Gambar 10, biasanya dikonstruksikan dari lima komponen strand (flattened strand) dengan inti kawat yang dipipihkan (flattened wire core); strand dipintal pada inti serat manila (hemp core). Tali kawat baja dengan flattened strand mempunyai bidang kontak yang luas dengan groove dan daripada strand yang bulat. Tali tersebut mengalami tegangan yang sangat merata dan kurang keausan (Rudenko, 1996). Gambar 10. Tali Kawat Baja Dengan Strand Dipipihkan (Rudenko, 1996) 5. Tali kawat baja dengan anyaman terkunci seperti terlihat pada Gambar 11 adalah tali kawat baja yang banyak digunakan pada mesin pengangkat biasa. Tali ini mempunyai keunggulan dalam hal permukaannya yang halus, susunan kawat baja yang padat dan tahan terhadap keausan, namun tali kawat baja dengan konstruksi ini dalam penggunaannya tidak fleksibel (Rudenko, 1996).

7 of 8 9/25/2015 11:04 PM Tali kawat baja dengan anyaman terkunci terdiri atas lapisan luar yang terbuat dari kawat yang dibentuk khusus dan lapisan dalamnya adalah tali spiral satu lapisan (Gambar 11a, 11b, 11c). Sedangkan pada tali dengan anyaman semi terkunci, lapisan luarnya terdiri atas gabungan kawat bulat dan bentuk khusus (Gambar 11d). Pandangan luar tali kawat baja dengan anyaman terkunci dapat dilihat dalam Gambar 11e (Rudenko, 1996). Gambar 11. Tali Kawat Baja Dengan Anyaman Terkunci (Rudenko, 1996) posted by IsmantoAlpha's at 17.22 0 Comments: P O S K A N K O M E N T A R << Home

8 of 8 9/25/2015 11:04 PM