Mulai. Pengumpulan Data

dokumen-dokumen yang mirip
BAB II DASAR TEORI. Gambar 2.1 Skema Dinamometer (Martyr & Plint, 2007)

BAB III PERENCANAAN DAN GAMBAR

BAB III PERENCANAAN DAN GAMBAR

BAB III PERENCANAAN DAN GAMBAR

BAB II DASAR TEORI 2.1 Sistem Transmisi 2.2 Motor Listrik

BAB III PERENCANAAN DAN GAMBAR

BAB III PERENCANAAN DAN GAMBAR

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB III PERENCANAAN DAN GAMBAR

BAB III PERENCANAAN DAN GAMBAR

BAB II DASAR TEORI. 2.1 Konsep Perencanaan Sistem Transmisi Motor

BAB III PERANCANGAN DAN PERHITUNGAN

BAB II DASAR TEORI Sistem Transmisi

BAB III PERANCANGAN SISTEM

BAB II DASAR TEORI 2.1 Konsep Perencanaan 2.2 Motor 2.3 Reducer

BAB III TEORI PERHITUNGAN. Data data ini diambil dari eskalator Line ( lampiran ) Adapun data data eskalator tersebut adalah sebagai berikut :

BAB III PERENCANAAN DAN GAMBAR

BAB III PERANCANGAN DAN PERHITUNGAN

BAB III PERENCANAAN DAN GAMBAR

BAB II MOTOR INDUKSI 3 FASA

BAB III PERENCAAN DAN GAMBAR

BAB II MOTOR ARUS SEARAH

BAB II MOTOR INDUKSI TIGA PHASA

PERANCANGAN DAN PEMBUATAN DINAMOMETER KECIL DENGAN MENGGUNAKAN REM ARUS EDDY

BAB III PROSES PERANCANGAN DAN GAMBAR

BAB IV ANALISA DAN PERHITUNGAN

BAB II MOTOR INDUKSI TIGA PHASA

BAB IV PERHITUNGAN RANCANGAN

2.1 Pengertian Umum Mesin Pemipil Jagung. 2.2 Prinsip Kerja Mesin Pemipil Jagung BAB II DASAR TEORI

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. Data yang diperoleh dari eksperimen yaitu berupa tegangan out put

BAB IV PERHITUNGAN PERANCANGAN

BAB II DASAR TEORI. c) Untuk mencari torsi dapat dirumuskan sebagai berikut:

BAB III PERANCANGAN DAN PERHITUNGAN

TUGAS PERTANYAAN SOAL

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

1. Dalam suatu ruang terdapat dua buah benda bermuatan listrik yang sama besar seperti ditunjukkan pada gambar...

BAB III PERENCANAAN DAN GAMBAR

BAB III PERANCANGAN DAN PERHITUNGAN. Mulai

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB 4 HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB IV PROSES PRODUKSI

BAB III PERANCANGAN LAPORAN TUGAS AKHIR. 3.1 Rangkaian Rem. Desain alat yang digunakan pada rangkaian rem merupakan desain alat

BAB IV ANALISA PENGUJIAN DAN PERHITUNGAN BLOWER

BAB II MOTOR ARUS SEARAH. searah menjadi energi mekanis yang berupa putaran. Pada prinsip

BAB III PERANCANGAN SISTEM TRANSMISI RODA GIGI DAN PERHITUNGAN. penelitian lapangan, dimana tujuan dari penelitian ini adalah :

Momentum, Vol. 10, No. 2, Oktober 2014, Hal ISSN

PERHITUNGAN DAYA DAN PENGUJIAN MESIN PENGEPRESS SANDAL

PENDEKATAN RANCANGAN Kriteria Perancangan Rancangan Fungsional Fungsi Penyaluran Daya

BAB II DASAR TEORI 2.1. Sistem Transmisi Motor Listrik

BAB IV PERHITUNGAN DAN PEMBAHASAN

RANCANG BANGUN MESIN PRESS SERBUK KAYU (RANGKA)

PERANCANGAN MINI GENERATOR TURBIN ANGIN 200 W UNTUK ENERGI ANGIN KECEPATAN RENDAH. Jl Kaliurang km 14,5 Sleman Yogyakarta

BAB IV PERHITUNGAN DAN HASIL PEMBAHASAN

BAB II DASAR TEORI. Gambar 2.1 Tumpuan Rol

BAB IV ANALISA PERBANDINGAN DAN PERHITUNGAN DAYA

PENGUJIAN PERFORMANCE MOTOR LISTRIK AC 3 FASA DENGAN DAYA 3 HP MENGGUNAKAN PEMBEBANAN GENERATOR LISTRIK

IV. ANALISIS TEKNIK. Pd n. Besarnya tegangan geser yang diijinkan (τ a ) dapat dihitung dengan persamaan :

PERANCANGAN POROS DIGESTER UNTUK PABRIK KELAPA SAWIT DENGAN KAPASITAS OLAH 12 TON TBS/JAM DENGAN PROSES PENGECORAN LOGAM

3.2 Tempat Penelitian 1. Mototech Yogyakarta 2. Laboratorium Universitas Muhammadiyah Yogyakarta

BAB II. 1. Motor arus searah penguatan terpisah, bila arus penguat medan rotor. dan medan stator diperoleh dari luar motor.

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II LANDASAN TEORI

BAB III PERENCANAAN DAN GAMBAR

TUGAS ELECTRICAL MACHINE SEMESTER 6

BAB III PEMBAHASAN, PERHITUNGAN DAN ANALISA

PERANCANGAN DAN PEMBUATAN ALAT UJI MOTOR LISTRIK INDUKSI AC 3 FASA MENGGUNAKAN DINAMOMETER TALI (ROPE BRAKE DYNAMOMETER)

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB IV PERHITUNGAN DAN PERANCANGAN ALAT. Data motor yang digunakan pada mesin pelipat kertas adalah:

STUDI PENGARUH JUMLAH LILITAN DAN PANJANG KUMPARAN TERHADAP VOLTASE DAN ARUS BANGKITAN PADA MEKANISME PEMANEN ENERGI GETARAN

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II LANDASAN TEORI

BAB III PERENCANAAN DAN PEMBUATAN ALAT. perancangan pembuatan simulasi listrik, Pada perancangan sistem simulasi ini di

Dosen Pembimbing Dr. Bambang Sudarmanta, ST, MT

MESIN PENGAYAK PASIR (RANGKA)

Gaya Lorentz. 1. Menerapkan konsep kelistrikan dan kemagnetan dalam berbagai penyelesaian masalah dan produk teknologi

BAB II MOTOR ARUS SEARAH. searah menjadi energi mekanis yang berupa putaran. Pada prinsip

Mekatronika Modul 7 Aktuator

PETUNJUK PRAKTIKUM MESIN KAPAL JURUSAN TEKNIK SISTEM PERKAPALAN MARINE ENGINEERING

Lampiran 1 Analisis aliran massa serasah

BAB II DASAR TEORI. 2.1 Umum. Motor arus searah (motor DC) ialah suatu mesin yang berfungsi mengubah

Lab Elektronika Industri Fisika 2 BAB 5 MAGNET

PERANCANGAN OVERHEAD TRAVELLING CRANE YANG DIPAKAI DI WORKSHOP PEMBUATAN PABRIK KELAPA SAWIT DENGAN KAPASITAS ANGKAT 10 TON

PERENCANAAN OVERHEAD TRAVELLING CRANE YANG DIPAKAI PADA PABRIK PELEBURAN BAJA DENGAN KAPASITAS ANGKAT CAIRAN 10 TON

BAB III PERANCANGAN ALAT

BAB II DASAR TEORI P =...(2.1)

BAB IV ANALISA & PERHITUNGAN ALAT

BAB II DASAR TEORI. 2.1 Mesin arus searah Prinsip kerja

BAB I PENDAHULUAN. Motor listrik dewasa ini telah memiliki peranan penting dalam bidang industri.

Generator arus bolak-balik dibagi menjadi dua jenis, yaitu: a. Generator arus bolak-balik 1 fasa b. Generator arus bolak-balik 3 fasa

METODE PENELITIAN. Simulasi putaran/mekanisme pisau pemotong tebu (n:500 rpm, v:0.5 m/s, k: 8)

Mulai. Studi Literatur. Gambar Sketsa. Perhitungan. Gambar 2D dan 3D. Pembelian Komponen Dan Peralatan. Proses Pembuatan.

HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB II MOTOR ARUS SEARAH

Jumlah serasah di lapangan

TUGAS AKHIR PERANCANGAN MESIN PENGANGKUT PRODUK BERTENAGA LISTRIK (ELECTRIC LOW LOADER) PT. BAKRIE BUILDING INDUSTRIES

BAB III PERANCANGAN SISTEM DAN PEMBUATAN ALAT

STUDI TEORITIS TENTANG MAINTENANCE MESIN PEMBUAT TEPUNG TAPIOKA

Transkripsi:

15 BAB III PERANCANGAN 3.1 Ketentuan Umum Perancangan teknik merupakan aplikasi dari ilmu pengetahuan, teknologi, dan penemuan-penemuan baru untuk membuat mesin-mesin yang dapat melakukan berbagai pekerjaan dengan ekonomis dan efisien. Banyak kasussangat sulit untuk menciptakan rancangan yang memenuhi semua spesifikasi teknis dan kriteria biaya serta ketahanan sesuai yang kita inginkan. Kita tidak mungkin dapat menciptakan suatu mesin yang murah dan tahan lama dengan mudah. Hal ini terjadi karena mesin yang memiliki umur yang panjang terbuat dari bahan yang berkualitas tinggi sudah pasti tidak murah. Berbagai persyaratan performa mesin harus tetap dipenuhi, namun titik temu antara unsur biaya dan ketahanan dapat diperoleh. Secara umum perancangan tersebut pada prinsipnya mempunyai ketentuanketentuan sebagai berikut : a. Keandalan yang tinggi untuk mengatasi kerusakan dalam batas-batas normal, termasuk dari kesederhanaan suatu sistem, misalnya mudah dimengerti dandioperasikan dalam keadaan normal maupun dalam keadaan darurat. b. Keamanan ditujukan untuk keselamatan manusia dan lingkungan. c. Kemudahan dalam pengoperasian, pemeriksaan, pengawasan, pemeliharaan dan perbaikan. d. Hemat tempat dengan dimensi sesuai yang diharapkan. e. Ketersediaan cadangan. f. Ekonomis. 15

16 3.2 Flow Chart Alur kerja yang direncanakan dalam perancangan dan pembuatan dinamometer arus Eddy terbagi menjadi dua bagian, yaitu : bagian elektrikal dan poros. Alur kerja ditunjukkan pada Gambar 3.1 dan 3.2. Mulai Pengumpulan Data Menentukan parameter tetapan - Kawat - Inti besi - Tegangan sumber - Jumlah lilitan - Putaran - Tahanan jenis kawat - Permeabilitas udara - Permeabilitas inti besi Perhitungan Torsi dan Daya Tidak Ya Desain Produksi Selesai Gambar 3.1. Flow chart perencanaan elektrikal

17 Mulai Pengumpulan Data Desain poros Perhitungandinamom Keamanan Diameter ijin < Diameter aktual Ya Tidak YaKea Produksi Selesai Gambar 3.2. Flow chart perencanaan poros

18 3.3 Skema Alat Dinamometer Arus Eddy memiliki beberapa komponen yang bisa dilihat pada gambar 3.2. 13 Gambar 3.3 Skema Alat Dinamometer Arus Eddy Berikut penjelasan komponen-komponen Dinamometer Arus Eddy beserta fungsinya, yaitu : 1. Motor bensin Merupakan mesin penggerak dinamometer. 2. Stator Merupakan bagian yang tidak ikut berputar dan tempat terpasangnya komponen-komponen, antara lain : a. Intibesi Tempatdipasangnya belitan b. Belitantembaga Penghasil medan magnet ketika dialiri arus listrik c. Sepatu kutup Pengunci belitan tembaga dan sebagai magnet buatan 3. Rotor Merupakan bagian yang berputar memotong medan magnet dan sebagai pendingin dinamometer 4. Lengan penyetimbang Penyetimbang dan penerus beban dari stator

19 5. Universal joint Sebagai sambungan yang meneruskan torsi motor ke dinamometer 6. Timbangan Alat untuk mengetahuibesargaya saat terjadi pengereman rotor akibat medan magnet yang timbul 7. Thachometer Alat untuk menghitung kecepatan putar 8. MCB Pengaman rangkaian listrik dansebagaion/ off rangkaian 9. Voltmeter Alat untuk mengukur tegangan listrik 10. Ampermeter Alat untuk mengukur arus listrik 11. Accumulator Sumber arus listrik 12. Poros Penerus putaran motor yang dihubungkan melalui universal joint 13. Rangka Sebagaipenopangutamasemua komponen dinamometer 3.4 Skema Bagian Utama Dinamometer Arus Eddy Perancangan dinamometer yang dibuat adalah jenis dinamometer arus Eddy berpendingin udara. Bagian utama dari dinamometer seperti terlihat pada gambar 3.3 Gambar 3.4 Bagian Utama Dinamometer Arus Eddy

20 Adapun gambar komponen penyusunnya ditunjukkan pada Gambar 3.4. 3 4 2 5 1 6 9 7 8 Gambar 3.5 Komponen Penyusun Dinamometer Arus Eddy Keterangan Gambar : 1. Piringan Stator 2. Inti Besi 3. Belitan 4. Sepatu Kutub 5. Bearing 6. Poros 7. Lengan Penyetimbang 8. Rotor bagian Kanan 9. Rotor bagian Kiri

21 3.5 Perhitungan Perancangan Untuk mendapatkan produk alat Dinamometer Arus Eddy yang sesuai dengan perencanaan awal dan memiliki standar keamanan yang baik, maka diperlukan perhitungan. Pada kali ini dihitung untuk bagian elektrikal stator dan poros dinamometer. 3.5.1 Stator Stator dinamometer adalah bagian dinamometer yang diam, disini ditempatkannya inti besi silinder solenoid yang di liliti oleh kawat tembaga sebagai penghasil medan magnet yang besar untuk menghambat/ mengerem rotor yang berputar yang dihubungkan dengan motor bakar. a. Kawat Yang dimaksud dengan kawat disini adalah penghantar arus listrik yang dibuat dari tembaga (Cu) dengan ukuran luas penampang dan panjang tertentu untuk menentukan banyaknya lilitan dan kemampuan besaran arus dari dinamometer.berikut perhitungan kawat yang dirancang : - Diameter kawat (Øk) = 0,5 mm - Luas penampang kawat (Ak) Ak = π r = π (0,25 m m ) = 0,196 m m - Panjang kawat (Lk) = 145 m - Tahanan jenis tembaga(ρ) = 0,0175 Ωm m /m - Tahanan coil (Rc) Rc = - Tahanan total (Rt) = 0,0175 Ωmm /m 145 m 0,196 mm = 12, 946 Ω Rt= (Rc Rc)/(Rc+ Rc) /6 = (12,946 12,946)/ ( 12,946 + 12,946)/ 6 = 1,078 Ω

- Tegangan yang digunakan ( V ) adalah 12 volt b. Inti Besi Solenoid V = I R 12 = I 1,078 Ω I= 12 1,078 I= 11,131 Inti besimerupakan bagian utama stator dinamometer yang menghasilkan medan magnet besar dari bahan besi dan dibentuk silinder dengan panjang dan diameter tertentu untuk mendapatkan banyak lilitan. - Panjang inti besi (Ls) = 0,07 m - Jari-jari inti besi (Rs) = 0,025 m - Keliling inti besi (Ks) Ks = 2 π Rs = 2 π 0,025 = 0,157 m - :Luas penampang inti besi (As) As = π Rs As = π 0,025 = 1,963x10 m - Jumlah lilitan (Nllt) = 937 lilitan 22 c. Permeabilitas Permeabilitas adalah adalah kemampuan suatu benda untuk dilewati garis gaya magnet. Permeabilitas dinyatakan dengan simbol µ. Benda yang mudah dilewati garis gaya magnet disebut memiliki permeabilitas tinggi. Pemeabilitas udara dan ruang hampa dianggap sama dengan satu. Untuk benda-benda yang lain, besarnya permeabilitas ditentukan dengan perbandingan terhadap udara atau ruang hampa, didapatkan permeabilitas relatif bahan (relative permeability). µo udara = 12,57 10 Wb /Am µr besi = 150 W b/am

23 d. Medan magnet B = 1 (μ I Nllt)/Ls 2 12 B = 1 (0,000188 11,131 937)/0,07 2 12 B = 1,167 Tesla e. Torsi T = B I As N T = 1,167 11,131 1,963 10 937 T = 23,892 Nm f. Daya Putaran mesin (n) yang dikehendaki adalah 5000 rpm P = T ω P = 23,892 Nm (2π n) P = 23,892 Nm P = 12,5 KW 2π 5000 60 rpd Jadi, dari hasil perhitungan diatas daya yang direncanakan sebesar 12,5 KW. 3.5.2 Poros Diameter poros Dinamometer Arus Eddy yang digunakan dapat ditentukan dengan perhitungan sebagai berikut : Diketahui : - Daya Dinamometer ( P ) = 12,5 KW = 12.500 Watt - Putaran motor bakar ( n ) = 5000 Rpm - Panjang total poros = 40 cm = 400 mm - Massa komponen utama dinamometer keseluruhan = 23 Kg Maka gaya yang terjadi ( F ) = 23 Kg x 10 m/s 2 = 230 Kg.m/s 2 = 230 N - Bahan poros yang digunakan St. 70 - Tegangan lenturultimate (σ ) = 700 N/m m - Tegangan geser ijin ( τ ) = 0,3 σ = 210 N/m m

Gambar penjelasan free body diagram poros dinamometer dapat dilihat pada gambar 3.2 berikut : 24 FBD A y F = 230 N x A B Rax y C 200 mm 200 mm x R AY Gambar 3.6 Free Body Diagram(FBD) R BY Berdasarkan gambar 3.2, reaksi tumpuan pada RAY dan RBY dapat ditentukan dengan persamaan kesetimbangan gaya luar berikut ini : F x = 0 R Ax = 0 F y = 0 R Ay + R BY = 230 N M A = 0 M A = - 230 N (200 mm) + R BY (400 mm) = - 46.000 Nmm + R BY (400 mm) 400 R BY = 46.000 R BY = 115 N Kesetimbangan gaya dalam diperoleh dari gambar potongan x x Potongan x-x M x Potongan kanan (B C) N x = 0.....(1) N x x B V x = - 115......(2) M x = 115 (x)...(3) V x R BY 115 N

25 Kesetimbangan gaya dalam diperoleh dari gambar potongan y - y Potongan y-y M Y 230 N N Y 3.3 C 200 mm B V Y x R BY 115 N Potongan kanan (C A) N Y = 0.......(1) V Y = - 115 + 230 = 115...(2) M Y = 115 (x) 230 (x-200)...(3) Data nilai gaya dalam poros dapat diperoleh dari perhitungan dan gambar diatas seperti yang ditunjukan pada tabel 3.1 berikut : Tabel 3.1 Nilai gaya dalam poros Potongan Posisi Titik Gaya Dalam Normal Geser Lentur (N.mm) x-x X = 0 B 0-115 115 x (0) = 0 X = 200 C 0-115 115 x (200) = 23.000 y-y X = 200 C 0 115 115 x (200) 230 x (200-200) = 23.000 X = 400 A 0 115 115 x (400) 230 x (400-200) = 0

Diagram gaya dalam poros dapat dilihat pada gambar 3.3 dan gambar 3.4 sebagai berikut : 26 SFD 115 N 115 N A C B -115 N -115 N Gambar 3.7 Shear Forst Diagram (SFD) BMD 23.000 Nmm A C B Gambar 3.8Bending Moment Diagram (BMD) Momen maksimum pada poros sebesar 23.000 Nmm diperoleh dari data perhitungan. Nilai momen maksimum tersebut dapat digunakan untuk menentukan ukuran diameter poros dengan tinjauan momen lentur dan pembebanan yang berubah-ubah sebagai berikut : Torsi (T) =... =..... =.., = 23,873 N.m = 23.873 N.mm

27 Torsi ekuivalen ( T ) = M + T = 23.000 + 23.873 = 1.098.920.129 = 33.149,964 N.mm = 33.150 N.mm Mencari diameter poros : T = d 33.150 = 210 d d = 803,959 d = 9,298 mm = 9 mm Diameter poros yang diperoleh dari data hasil perhitungan adalah 9 mmdan hasil perhitungan tersebut berada dibawah diameter poros dinamometer yang digunakan sebesar 17 mm, maka dapat ditulis 17 mm >9 mm sehingga poros dinamometer tersebut aman digunakan. 3.6 Gambar Teknik Maksud, pokok-pokok pemikiran dari perencanaan teknik secara lebih lengkap dapat dinyatakan melalui Gambar teknik. Adapun Gambar teknik dari perancangan Dinamometer Arus Eddy dapat dilihat pada bagian lampiran.