BAB II TINJAUAN PUSTAKA

dokumen-dokumen yang mirip
BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. a. Undang-Undang No. 44 Tahun 2009 tentang Rumah Sakit

pendidikan dan penelitian yang erat hubungannya dengan kehidupan menyelenggarakan pelayanan kesehatan perorangan secara paripurna yang

TINJAUAN PELAKSANAAN STANDAR PELAYANAN MINIMAL (SPM) PENYEDIAAN DOKUMEN RAWAT JALAN di TPPRJ RSUD KRT. SETJONEGORO WONOSOBO TH 2016

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. a. Dokumen adalah berkas yang berisikan data-data identitas, data. dalam suatu pelayanan kesehatan.

BAB I PENDAHULUAN. keseimbangan yang dinamis dan mempunyai fungsi utama melayani

BAB I PENDAHULUAN. Rumah sakit adalah institusi yang menyediakan pelayanan spesialistik,

Walikota Tasikmalaya Provinsi Jawa Barat

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia Nomor : 240/MENKES/PER/III/2010 merupakan intitusi. rawat jalan pasien lama dan gawat darurat.

BAB I PENDAHULUAN. sangat berkaitan erat dengan pelayanan kesehatan. pelayanan kesehatan yang menyelenggarakan pelayanan kesehatan perorangan

TUGAS MANAJEMEN PELAYANAN RUMAH SAKIT

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN LOMBOK UTARA NOMOR 9 TAHUN 2013 SERI D NOMOR 9 TAHUN 2013 PERATURAN DAERAH KABUPATEN LOMBOK UTARA NOMOR 9 TAHUN 2013 TENTANG

BAB I PENDAHULUAN. Kesehatan No 36 tahun 2009 adalah tercapainya derajat kesehatan yang

PERATURAN BUPATI JEMBRANA NOMOR 45 TAHUN 2011 TENTANG STANDAR PELAYANAN MINIMAL (SPM) RUMAH SAKIT UMUM NEGARA KABUPATEN JEMBRANA

BAB II TINJAUAN UMUM RUMAH SAKIT DAN INSTALASI FARMASI RUMAH SAKIT 2.1 Rumah Sakit

PERATURAN BUPATI ACEH TIMUR NOMOR 7 TAHUN 2013 TENTANG

BUPATI BATU BARA PERATURAN DAERAH KABUPATEN BATU BARA NOMOR 2 TAHUN 2013 TENTANG

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. pelanggan terbagi menjadi dua jenis, yaitu: fungsi atau pemakaian suatu produk. atribut yang bersifat tidak berwujud.

2 BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Rumah sakit merupakan institusi pelayanan yang sangat komplek, padat

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. rekam medis harus dijaga kerahasiaannya. (1) c. Rekam medis dalam arti sempit dimaksud kasus-kasus yang tercatat

BAB II KAJIAN PUSTAKA

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Menurut Dep Kes RI (2008), rumah sakit adalah sarana kesehatan

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. pelayanan lain yang telah diberikan kepada pasien. (1)

BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Tinjauan Teori 1. Rekam medis a. Pengertian rekam medis Menurut permenkes No.269/MENKES/PER/III/2008 rekam medis adalah

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. diberikan kepada pasien pada sarana pelayanan kesehatan lain yang

BAB I PENDAHULUAN. meningkatkan kesadaran, kemauan dan kemampuan untuk hidup sehat bagi

BAB I PENDAHULUAN. Rumah Sakit merupakan instansi penyedia layanan kesehatan untuk

GUBERNUR JAWA TIMUR GUBERNUR JAWA TIMUR,

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB I PENDAHULUAN. kesehatan serta pelayanan sosial lainnya yang dilakukan (Putri, 2012).

BUPATI KOTAWARINGIN BARAT PERATURAN BUPATI KOTAWARINGIN BARAT NOMOR 13 TAHUN 2013 TENTANG

GUBERNUR KALIMANTAN TENGAH

BAB I PENDAHULUAN. 340/MENKES/PER/III/2010, Rumah sakit merupakan institusi pelayanan

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Berdasarkan SK Menteri kesehatan Nomor:269/Menkes/Per/III/2008

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Di dalam membahas pengertian rekam medis terlebih dahulu akan

BAB I PENDAHULUAN. Rumah sakit adalah sebuah institusi perawatan kesehatan profesional yang

BAB I PENDAHULUAN. menyediakan pelayanan rawat inap, rawat jalan, dan gawat darurat. 1

PROSEDUR PENERIMAAN PASIEN RAWAT JALAN. Nomor Dokumen SOP-RM-001 Nomor Revisi 004 Halaman 1 s/d 2 PROSEDUR TETAP. Tanggal Terbit : 1 Desember 2012

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. yang telah diberikan kepada pasien. Catatan merupakan tulisan tulisan

BAB I PENDAHULUAN. Pada era globalisasi, sarana pelayanan kesehatan merupakan elemen

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

GUBERNUR BALI PERATURAN GUBERNUR BALI NOMOR 54 TAHUN 2012 TENTANG STANDAR PELAYANAN MINIMAL PADA RUMAH SAKIT INDERA PROVINSI BALI

BAB I PENDAHULUAN. Sakit. Rumah Sakit adalah institusi pelayanan kesehatan yang. menyediakan pelayanan rawat inap, rawat jalan, dan gawat darurat.

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB I PENDAHULUAN. dan dokumen tentang identitas pasien, pemeriksaan, pengobatan, tindakan dan

BAB II LANDASAN TEORI. landasan teori yang digunakan akan dijelaskan di bawah ini.

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. penyakit (preventif) kepada masyarakat. Rumah sakit juga merupakan

BAB I PENDAHULUAN. kesehatan ditetapkan dalam suatu sistem yang kita kenal dengan sistem. berkesinambungan diseluruh wilayah Republik Indonesia.

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. menyelenggarakan pelayanan kesehatan perorangan secara paripurna yang

jaminan kesehatan nasional. (Kemenkes, 2015).

BAB I PENDAHULUAN. sakit memegang peranan penting terhadap meningkatnya derajat kesehatan

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB I PENDAHULUAN. pelayanan rumah sakit, khususnya pada mutu pelayanan rekam medis.

WALIKOTA BLITAR PROVINSI JAWA TIMUR

TINJAUAN FAKTOR PENYEBAB WAKTU TUNGGU PELAYANAN PENDAFTARAN PASIEN UMUM RAWAT JALAN DI RUMAH SAKIT UMUM DAERAH SRAGEN

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Kesehatan merupakan hal yang mendasar bagi setiap individu. Kesehatan juga merupakan topik yang tidak pernah

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Kepuasan pasien adalah suatu perasaan pasien yang timbul akibat kinerja

BAB I PENDAHULUAN. Rumah sakit adalah institusi pelayanan kesehatan yang. menyelanggarakan pelayanan kesehatan perorangan secara paripurna yang

BAB I PENDAHULUAN. upaya kesehatan yang bersifat penyembuhan (kuratif) dan pemulihan

PEMERINTAH KABUPATEN LUWU UTARA

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian

BAB I PENDAHULUAN. Rumah sakit sebagai salah satu fasilitas pelayanan kesehatan. dalam mendukung penyelenggaraan upaya kesehatan.

G U B E R N U R J A M B I

WALIKOTA TANGERANG SELATAN. Menimbang : a. bahwa pembangunan di bidang kesehatan pada. dasarnya ditujukan untuk peningkatan

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. mengapa dan bagaimana pelayanan yang diberikan kepada pasien selama

BAB I PENDAHULUAN. melalui upaya peningkatan (promotif), pencegahan penyakit (preventif),

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. dilingkungan Badan Usaha Milik Negara. Pelayanan publik berbentuk

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Bentuk Usaha, Bidang Usaha, dan Perkembangan Usaha. Klinik Bhakti Mulya Tangerang merupakan salah satu perusahaan bidang

TINJAUAN PROSEDUR PENDAFTARAN PASIEN RAWAT JALAN JAMKESMAS DI RUMAH SAKIT TK IV SLAMET RIYADI SURAKARTA

DRUG RELATED PROBLEMS

BAB I PENDAHULUAN. kesehatan perorangan meliputi pelayanan, promotif, preventif, kuratif, dan

TINJAUAN PENDISTRIBUSIAN DOKUMEN REKAM MEDISRAWAT JALAN DI RUMAH SAKIT UMUM DAERAH Dr. SOEROTO NGAWI TAHUN 2009

PROGRAM PENINGKATAN MUTU DAN KESELAMATAN PASIEN RUMAH SAKIT AR BUNDA PRABUMULIH TAHUN 2017

BAB 1 PENDAHULUAN. Pada era globalisasi, pelayanan prima merupakan elemen utama di rumah

JENIS FORMULIR REKAM MEDIS

BAB I PENDAHULUAN. kuliah pengelolaan system rekam medis 1 yang diberikan dosen pengasuh, juga

BAB I PENDAHULUAN. kesehatan yang bermutu dan terjangkau bagi masyarakat. Pelayanan kesehatan yang

BAB 1 : PENDAHULUAN. menyediakan pelayanan rawat inap, rawat jalan, dan gawat darurat. Selain itu,

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Upaya perbaikan kesehatan masyarakat dikembangkan melalui Sistem

BAB I PENDAHULUAN. Rumah sakit adalah suatu organisasi yang melalui tenaga medis. profesional yang terorganisir serta sarana kedokteran yang permanen

PERATURAN GUBERNUR BANTEN NOMOR 50 TAHUN 2014 TENTANG PEDOMAN PELAKSANAAN SISTEM RUJUKAN PELAYANAN KESEHATAN PERORANGAN DI PROVINSI BANTEN

BAB I PENDAHULUAN. Rumah Sakit adalah institusi pelayanan kesehatan yang. menyediakan pelayanan rawat inap, rawat jalan, dan gawat darurat.

BAB I PENDAHULUAN. diperlukan sarana pelayan kesehatan yang dapat meng-cover. berbagai masalah kesehatan. Pembangunan kesehatan bertujuan

BAB 1 PENDAHULUAN. Rumah Sakit merupakan salah satu sarana kesehatan dan tempat

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. 1204/Menkes/SK/X/2004. pencemaran lingkungan dan gangguan kesehatan. (14) 340/MENKES/PER/III/2010

PEDOMAN PELAYANAN TIM PROMOSI KESEHATAN RUMAH SAKIT RUMAH SAKIT LAVALETTE

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia Nomor 44 Tahun 2009 tentang Rumah Sakit, bahwa rumah. sakit merupakan institusi pelayanan kesehatan bagi masyarakat

BAB I PENDAHULUAN. bidang termasuk bidang Kesehatan yang semakin ketat. Untuk. mempertahankan eksistensinya, setiap organisasi pelayanan Kesehatan dan

PROSEDUR PENERIMAAN PASIEN RAWAT JALAN

BAB II LANDASAN TEORI

BAB I PENDAHULUAN. 1 Universitas Esa Unggul

BAB I PENDAHULUAN. Peraturan Menteri Kesehatan RI Nomor 269/MENKES/PER/III/2008 tentang

S A L I N A N DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI PROBOLINGGO,

BERITA DAERAH KOTA SEMARANG PERATURAN WALIKOTA SEMARANG

Prosedur di Bagian Rekam Medis Standar Operasional Prosedur (SOP) Pengertian Standar Operasional Prosedur (SOP)

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

Transkripsi:

BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Rumah Sakit 1. Pengertian Rumah Sakit Rumah Sakit adalah institusi pelayanan kesehatan yang menyelenggarakan pelayanan kesehatan perorangan secara paripurna yang menyediakan pelayanan rawat inap, rawat jalan, dan gawat darurat. [20] Rumah sakit juga merupakan tempat menyelenggarakan upaya kesehatan yaitu setiap kegiatan untuk memelihara dan meningkatkan kesehatan serta bertujuan untuk mewujudkan derajat kesehatan yang optimal bagi masyarakat. Upaya kesehatan dilakukan dengan pendekatan pemeliharaan, peningkatan kesehatan (promotif), pencegahan penyakit (preventif), penyembuhan penyakit (kuratif) dan pemulihan (rehabilitatif) yang dilaksanakan secara serasi dan terpadu serta berkesinambungan [22] Menurut WHO, rumah sakit adalah institusi yang merupakan bagian integral dari organisasi kesehatan dan organisasi social, berfungsi menyediakan pelayanan kesehatan lengkap, baik kuratif maupun preventif bagi pasien rawat jalan dan rawat inap kegiatan pelayanan medis serta perawatan. Institusi pelayanan ini juga merupakan latihan personil dan riset kesehatan. (3) 9

10 2. Jenis Pelayanan Rumah Sakit a. TPPRJ (Tempat Pendaftaran Pasien Rawat Jalan) Tempat Pendaftaran Pasien Rawat Jalan (TPPRJ) yaitu bagian yang bertanggung jawab terhadap data dan informasi identitas pasien rawat jalan. b. URJ (Unit Rawat Jalan) Unit Rawat Jalan (URJ) yaitu bagian yang bertanggung jawab terhadap data dan informasi medis serta keperawatan pasien rawat jalan. c. UGD (Unit Gawat Darurat) Unit Gawat Darurat (UGD) yaitu bagian ini yang bertanggung terhadap data dan informasi pasien tentang perawata gawat darurat. d. TPPRI (Tempat Pendaftaran Pasien Rawat Inap) Tempat Pendaftaran Pasien Rawat Inap (TPPRI) yaitu bagian ini bertanggung jawab terhadap data dan informasi identitas pasien yang akan datang dirawat inap. e. URI (Unit Rawat Inap) Unit Rawat Inap (URI) yaitu bagian ini bertanggung jawab terhadap data dan pelayanan medis yang akan dirawat inap. f. IPP (Intalasi Pemeriksaan Penunjang) Intalasi Pemeriksaan Penunjang (IPP) yaitu bagian ini bertanggung jawab terhadap data dan informasi hasil pemeriksaan penunjang. Tujuan pemeriksaan penunjang medis:

11 1) Tarapeutik yaitu untuk pengobatan tertentu atau 2) Diagnostik yaitu untuk membantu menegakkan diagnosis tertentu. (21 B. Rekam Medis 1. Pengertian Rekam Medis a. Menurut Dapartemen Kesehatan RI 1994 Rekam medis adalah proses kegiatan yang di mulai pada saat di terimanya pasien di rumah sakit, di teruskan kegiatan pencatatan data medis pasien selama pasien itu mendapatkan pelayanan medik di rumah sakit, dan di lanjutkan dengan penanganan berkas rekam medis yang meliputi penyelenggaraan penyimpanan serta pengeluaran berkas dari tempat penyimpanan untuk melayani permintaan atau peminjaman dari pasien atau untuk keperluan lain. (5) b. Menurut Huffman EK Rekam Medis adalah rekaman atau catatan mengenai siapa, apa, mengapa, dan bagaimana pelaynan yang di berikan kepada pasien selama masa perawatan yang memuat pengetahuan pasien dan pelayanan yang di perolehnya serta memuat informasi yang cukup untuk menemukenali ( mengindentifikasi ) pasien, memberikan diagnosis dan pengobatan serta merekam hasilnya. (1)

12 2. Tujuan dan Kegunaan Rekam Medis Tujuan rekam medis adalah menunjang tercapainya tertib administrasi dalam rangka upaya peningkatan pelayanan kesehatan di rumah sakit. Kegunaan rekam medis dapat di lihat dari beberapa aspek, antara lain : a. Aspek Administrasi Didalam berkas rekam medis mempunyai nilai administrasi, karena isinya menyangkut tindakan berdasarkan wewenang dan tanggung jawab sebagai tenaga medis dan para medis dalam mencapai tujuan pelayanan kesehatan. b. Aspek Medis Suatu berkas rekam medis mempunyai nilai medis, karena catatan tersebut dipergunakan sebagai dasar untuk merencanakan pengobatam dan perawatan yang di berikan kepada seorang pasien dan dalam rangka mempertahankan serta meningkatkan mutu pelayanan melalui audit medis, manajemen resiko klinis serta keaman dan keselamatan pasien dan kendali biaya. c. Aspek Hukum Suatu berkas rekam medis mempunyai nilai hukum, karena isinya menyangkut masalah adanya jaminan kepastian hukum atas dasar keadilan, dalam rangka usaha menegakan hokum serta penyediaan bahan sebagai bukti untuk menegakan keadilan.

13 d. Aspek Keuangan Suatu berkas rekam medis mempunyai nilai uang, karena isinya mengandung data dan informasi yang dapat dipergunakan sebagai aspek keuangan. Kaitannya dalam hal pengobatan, terapi serta tindaka-tindakan apa saja yang diberikan kepada seorang pasien selama menjalankan perawatan di rumah sakit. e. Aspek Penelitian Suatu berkas rekam medis mempunyai nilai penelitian karena isinya menyangkut data dan informasi yang dapat di pergunakan sebagai aspek pendukung penelitian dan pengembangan ilmu pengetahuan di bidang kesehatan. f. Aspek Pendidikan Suatu berkas rekam medis mempunyai nilai pendidikan, karena isinya menyangkut data dan informasi tentang perkembangan kronologis dan kegiatan pelayanan medis yang diberikan kepada pasien, informasi tersebut dapat dipergunakan sebagai bahan referensi pengajaran di bidang profesi pendidikan kesehatan. g. Aspek Dokumentasi Suatu berkas rekam medis mempunyai nilai dokumentasi, karena isinya menyangkut sumber ingatan yang harus didokumentasikan dan dipakai sebagai bahan pertanggungjawabab dan laporan rumah sakit. (7)

14 C. Pelayanan Rekam Medis di Tempat Pendaftaran Pasien Rawat Jalan ( TPPRJ) TPPRJ merupakan unit fungsional yang menangani penerimaan pasien di rumah sakit, baik yang akan berobat jalan maupun yang akan di rawat di rumah sakit. Pemberian pelayanan di TPPRJ pertama kali dilakukan di loket karcis yang dikelola oleh bagian rekam medis rawat jalan. Salah satu dimensi mutu pelayanan kesehatan adalah akses terhadap pelayanan yang di tandai dengan waktu tunggu pasien. (8) Pelayanan rawat jalan adalah salah satu bentuk dari pelayanan kedokteran. Secara sederhana yang di maksud dengan pelayanan kedokteran yang di sediakan untuk pasien tidak untuk rawat inap. Ke dalam pengertian pelayanan rawat jalan ini, termasuk tidak hanya yang di selenggarakan oleh sarana pelayanan kesehatan yang telah lazim dikenal seperti rumah sakit atau klinik, tetapi juga yang di selenggarakan dirumah pasien ( home care ) serta di rumah perawatan ( nursing homes ). (9) Petugas TPPRJ wajib menguasi 5S yaitu Senyum, Salam, Sapa, Sopan, dan Santun. Penerapan 5S di setiap rumah sakit agar pasien merasa di hargai oleh petugas dan pasien merasa puas dan senang saat berkunjung atau berobat sehingga pasien dapat memberikan pencitraan yang baik kepada masyarakat untuk berobat kerumah sakit tersebut karena petugasnya ramah dalam memberikan pelayanan kesehatan. 1) Fungsi pelayanan rekam medis di TPPRJ :

15 a. Pencatatan identitas ke formulir rekam medis rawat jalan, data dasar pasien, KIB, KIUP dan buku register pendaftaran pasien rawat jalan. b. Pemberi dan pencatatan No. RM sesuai dengan kebijakan penomeran yang di tetapkan. c. Penyedia DRM baru untuk pasien baru d. Penyedia DRM lama untuk pasien lama melalui bagian filing e. Penyimpanan dan pengguna KIUP f. Pendistribusian DRM untuk pelayanan rawat jalan g. Penyedia informasi jumlah kunjungan pasien rawat jalan. (3) D. Kebijakan Kebijakan adalah rangkaian konsep dan asas yang menjadi garis besar dasar rencana dipelaksanaan suatu pekerjaan, kepemimpinan, dan cara bertindak (tentang pemerintahan, organisasi, dan sebagainya), pernyataan cita cita, tujuan, prinsip, atau maksut sebagai garis pedoman untuk manajemen diusaha mencapai sasaran. Setiap perencanaan yang akan mencapai sarana dan hasilnya sesuai dengan yang di harapkan. Dalam menjaga agar pengelolaan rekam medis berjalan dengan baik perlu adanya kebijakan yang mengacu pada pedoman yang dapat di gunakan sebagai dasar dalam pengelolaan rekam medis. Pedoman kerja dalam manajemen rekam medis penting karena merupakan salah satu acara mewujudkan

16 kegiatan rekam medis yang berkesinambungan, cepat, tepat apabila di perlukan. (18) E. Standar Pelayanan Minimal Rumah Sakit 1. Pengertian Standar Pelayanan Minimal Standar Pelayanan Minimal ( SPM ) adalah ketentuan tentang jenis dan mutu pelayanan dasar yang merupakan urusan wajib daerah yang berhak di peroleh setiap warga secara minimal juga merupakan spesifikasi tekhnis tentang tolak ukur pelayanan minimum yang di berikan oleh rumah sakit. Standar pelayanan minimal Rumah Sakit hakekatnya merupakan jenis-jenis pelayanan Rumah sakit yang wajib di laksanakan oleh pemerintah dan pemerintah daerah dengan standar kinerja yang di tetapkan. Standar pelayanan minimal dapat di jadikan acuan bagi pengelola Rumah Sakit dan unsur terkait dalam pekayanan di Rumah Sakit dan unsur terkait dalam pelayanan di Rumah Sakit terhadap masyarakat. (6) 2. Menurut Peraturan Pemerintah Republik Indonesia No 65 tahun 2005 Standar Pelayanan Minimal adalah tolak ukur untuk prestasi kuatitatif dan kualitatif yang di gunakan untuk menggambarkan besaran sasaran yang hendak di penuhi dalam dalam pencapaian suatu SPM tertentu, berupa masukan, proses hasil dan atau manfaat pelayanan. (11) Standar menurut kamus besar Bahasa Indonesia yaitu ukuran tertentu yang dipakai sebagai patokan dan menurut Katz & Green (1997)

17 standar adalah pernyataan tertulis tentang harapan spesifik, dari data di atas dapat di artikan bahwa Standar adalah kesepakatan yang telah di dokumentasikan yang di dalamnya terdiri dari spesifikasi teknis atau kriteria yang akurat yang di gunakan sebagai peraturan, petunjuk, atau definisi tertentu untuk menjamin suatu barang, produk, proses, atau jasa sesuai dengan yang telah di nyatakan. (12) 3. Maksud dan Tujuan Standar Pelayanan Minimal di Rumah Sakit Standar pelayanan minimal ini dimaksudkan agar tersedianya panduan bagi daerah dalam melaksanakan perencanaan, pelaksanaan dan pengendalian serta pengawasan dan pertanggung jawaban penyelenggaraan Standar pelayanan minimal Rumah Sakit. Standar pelayanan ini bertujuan untuk menyamakan tentang pemahaman tentang definisi operasional indicator kinerja, ukuran atau satuan, rujukan target nasional untuk tahun 2007 sampai 2012, cara perhitungan, rumus, pembilang, dan penyebut, standar, satuan pencapaian kinerja dan sumber data. Standar pelayanan minimal ini juga dapat dijadikan acuan bagi pengelola Rumah Sakit dan unsur terkait dalam melaksanakan perencanaan, pembiayaan dan pelaksanaan setiap jenis pelayanan agar dapat dukungan. Untuk itu bagi Pemerintah Daerah Propinsi maupun kabupaten/kota dapat menjadikan SPM sebagai bahan verifikasi kepada para Direktur Rumah Sakit diwilayahnya apakah komit dan serius dalam

18 pelaksanaan SPM jikalau ingin mewujudkan pelayanan Rumah Sakit yang lebih bernas dan berkualitas. (11) 4. Fungsi Standar Minimal Rumah Sakit. a. Menjamin terselenggaranya mutu pelayanan dasar kepada masyaratat secara merata. b. Menjamin tercapainya kondisi rata rata minimal yang harus di capai pemerintah sebagai penyedia lapangan kepada masyarakat. c. Pedoman pengukuran kinerja penyelenggaraan bidang kesehatan. d. Acuan pioritas perencanaan daerah dan pembiayaan APBD bidang kesehatan dalam melakukan pengevaluasian dan monitoring pelaksanaan pelayanan kesehatan. 5. Prinsip Penyusupan dan Penetapan Standar Pelayanan Minimal Di dalam penyusunan SPM telah memperhatikan hal hal sebagai berikut : a. Konsensus, berdasarkan kesepakatan bersama berbagai komponen atau sector terkait dari unsur unsur kesehatan dan dapartemen terkait yang secara rinci terlampir dalam daftar tim penyusun. b. Sederhana, SPM di susun dengan kalimat yang mudah di mengerti dan di pahami. c. Nyata, SPM disusun dengan memperhatikan dimensi ruang waktu dan persyaratan atau prosedur teknis. d. Terukur, seluruh indicator dan standar di dalam SPM dapat di ukur baik kualitatif ataupun kuantitatif.

19 e. Terjangkau, SPM dapat dicapai dengan menggunakan sumber daya dan dana yang tersedia. f. Akuntabel, SPM dapat dipertanggunggugatkan kepada publik. g. Bertahap, SPM mengikuti perkembangan kebutuhan dan kemampuan keuangan, kelembagaan dan personil dalam pencapaian SPM. (15) F. Karakteristik Petugas 1. Pengertian Karakteristik Mathiue dan Zajac menyatakan bahwa, Karakteristik personal ( individu ) mencakup usia, jenis kelamin, masa kerja, tingkat pendidikan, suku bangsa, dan kepribadian. (17) Caragih menyatakan bahwa, Karakteristik merupakan ciri atau karakteristik yang secara alamiah terlekat pada diri seseorang yang meliputi umur, jenis kelamin, ras/suku, pengetahuan, agama/kepercayaan dan sebagainya. 2. Faktor-faktor Karakteristik Individu Ada beberapa faktor dari karakteristik individu, antara lain: a. Usia Usia ( Umur ) adalah waktu atau bertambahnya hari sejak lahir sampai akhir hidup, usia sangat mempengaruhi seseorang semakin bertambah usia maka semakin banyak pengetahuan yang di dapat. b. Jenis Kelamin

20 Sebagai makhluk Tuhan Yang Maha Esa, manusia di bedakan menurut jenis kelaminnya yaitu pria dan wanita. c. Pendidikan Menurut Notoadmojo ( 2010 ) pendidikan adalah suatu usaha untuk mengembangkan kepribadian dan kemampuan di dalam dan di luar sekolah dan berlangsung seumur hidup. Pendidikan merupakan proses pengubahan sikap dan tatalaku seseorang atau kelompok orang dalam usaha mendewasakan manusia upaya pengajaran dan pelatihan, proses, cara perbuatan mendidik. (19) Sukmadinata ( 2003 ) menyatakan pendidikan diperlukan untuk mendapatkan informasi misalnya hal hal yang menunjang kesehatan, sehingga dapat meningkatkan kualitas hidup. Pendidikan dapat mempengaruhi seseorang termasuk juga perilaku seseorang akan pola hidup terutama dalam memotivasi untuk siap berperan dalam pembangunan kesehata. Makin tinggi tingkat pendidikan seseorang, makin mudah menerima informasi sehingga makin banyak pula pengetahuan yang di miliki, sebaliknya pendidikan yang kuran akan menggambat perkembangan nya sikap seseorang terhadap nilai nilai yang baru diperkenalkan. (18)

21 G. Quality Assurance Quality Assurance (menjaga mutu) artinya menjamin mutu memastikan mutunya. Menurut Dr.Avedis Donabedian, quality assurance dilihat dari aspek pelayanan kesehatan yang dimaksudkan untuk menjaga keselamatan, memelihara dan meningkatkan mutu pelayanan. (14) Menurut Azrul Anwar Quality Assurance adalah suatu upaya yang di laksanakan secara berkesinambungan, sistematis, obyektif, dan terpadu dalam menetapkan masalah dan penyebab masalah mutu pelayanan berdasarkan standar yang telah di tetapkan menetapkan dan melaksanakan cara penyelesaian masalah sesuai dengan kemampuan yang tersedia, serta menilai hasil yang di capai untuk menyusun saran tindak lanjut untuk lebih meningkatkan mutu pelayanan. (13) Elemen elemen yang mendukung program Quality Assurance yaitu : 1. Pengumpulan data 2. Merakit dan analis data 3. Kegiatan kegiatan untuk penemuan masalah dan sebab sebabnya 4. Mencari solusi dan meyelesaikannya 5. Pelaksanaan kegiatan solusi dengan standar 6. Proses monitoring dan evaluasi H. Mutu Pelayanan Kesehatan Mutu adalah suatu sifat yang di miliki dan merupakan suatu keputusan terhadap unit pelayanan tertentu dan bahwa pelayanan dibagi ke dalam

22 paling sedikit dua bagian : teknik dan interpersonal. Perlu dibedakan apa yang merupakan mutu atau kebaikan dalam masing masing bagian ini. Dan mutu pelayanan kesehatan terdiri dari aplikasi ilmu kedokteran (medical science) dan teknologi dalam suatu cara, yang memaksimalkan manfaatnya terhadap kesehatan, tanpa menambah resikonya. Oleh karenanya, derajat mutu pelayanan yang disediakan diharapkan memberikan keseimbangan yang paling baik antara resiko dan manfaat. (14) Pelayanan bermutu (prima) adalah pelayanan kepada pasien atau pelanggan yang berdasarkan standar kualitas untuk memenuhi kebutuhan dan keinginan pelanggan sehingga pelanggan dapat memperoleh kepuasan yang akhirnya dapat meninggalkan kepercayaan kepada Rumah Sakit. Unsur unsur kualitas pelayanan prima antara lain (19) : 1. Kesederhanaan 2. Kejelasan dan kepastian 3. Keamanan 4. Keterbukaan 5. Ekonomis 6. Ketetapan waktu

23 I. Kerangka Teori Karakteristik Petugas laya 1. Umur 2. Jenis Kelamin 3. Masa Kerja Kebijakan Rumah Sakit Standar Pelayanan Minimal Penyediaan DRM Pelayanan TPPRJ Mutu Pelayanan Gambar 2.1 Kerangka Teori Sumber : 17, 18, 6, 19